Abstract. This study aims to describe the validity, practicality and effectiveness of
Javanese culture-based learning devices through the Culturally Responsive Teaching
approach by applying learning tools based on Javanese culture. This research is Research
and Development (R & D) using a 4-D model covering the stages of define, design, develop,
and disseminate. This research was conducted in MAS PAB Helvetia schools with a sample
of 38 students in class XI-MIA 1. Instruments and Techniques for collecting data using
learning device validation sheets, namely Learning Implementation validation sheet, Student
Activity Sheet validation sheet, learning practicality assessment sheet, effectiveness sheet
learning, and learning activity instruments. The results of the study showed that the Javanese
culture-based learning device valid category according to experts, practically in terms of the
implementation of learning. And effective in terms of the value of the activities and
responses of students. So the Javanese culture-based learning tool through the Culturally
Responsive Teaching approach that is fulfilled meets the criteria of valid, practical and
effective.
13 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf
Jurnal Pendidikan Fisika Maryono., dkk: Pengembangan Perangkat Pembel..
Volume 10, No. 1, Juni 2021, pp 13-24
mana materi pembelajaran telah disajikan, indikator – tidak menarik untuk dikuasai. Peserta didik kurang
indikator apa sajakah yang ingin dicapai, hingga berminat belajar fisika. Peserta didik cenderung takut
bagaimana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh kalau mulai belajar fisika, dan peserta didik menjauhi
guru. guru-guru fisika. Pembelajaran fisika cenderung
Dampak dari penyusunan perangkat bersifat matematis sehingga membuat peserta didik
pembelajaran yang belum maksimal dapat berpengaruh menjadi bosan.
pada proses pembelajaran di kelas. Hal ini sesuai Menanggapi permasalahan di atas perlu
dengan kenyataan di lapangan bahwa pembelajaran adanya perangkat pembelajaran yang melibatkan
fisika hanya mendorong peserta didik untuk menghafal pembelajaran aktif peserta didik dan pendekaatan
konsep dan kurang mampu menggunakan konsep pembelajaran yang mendukung perangkat
tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata pembelajaran sehingga mudah diterapkan dikelas.
yang berhubungan dengan konsep tersebut. Lebih jauh Pendekatan keterampilan Culturally
lagi, peserta didik kurang mampu memahami dan Responsive Teaching yaitu pengajaran responsif secara
mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah serta kultural merupakan pengajaran yang mengakui dan
menentukan solusi-solusi untuk menyelesaikan mengakomodasi keragaman kultural di dalam ruang
masalah atau situasi baru yang dihadapi. kelas. Culturally Responsive Teaching mengakui dan
Selain itu perangkat pembelajaran juga menanamkan budaya pada siswa ke dalam kurikulum
bertujuan membantu para peserta didik untuk sekolah dan membuat hubungan yang bermakna
mengikuti proses pembelajaran fisika. Hal tersebut dengan budaya masyarakat. Culturally Responsive
sesuai dengan Permendukbud RI No. 21 Tahun 2016 Teaching dirancang untuk membantu memberdayakan
menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat anak-anak dan remaja dengan menggunakan hubungan
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan budaya bermakna untuk menyampaikan akademik,
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pengetahuan sosial dan sikap.
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran Pendekatan keteramplan Culturally
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Responsive Teaching juga melibatkan seluruh
Dampak dari penyusunan perangkat siswa untuk berpartisipasi aktif di dalam belajar,
pembelajaran yang tidak valid, praktis dan efektif dapat elemen mendasar dari pengajaran yang efektif.
berpengaruh pada proses pembelajaran di kelas. Hal ini Selain siswa menjadi aktif dalam pembelajaran juga
sesuai dengan kenyataan di lapangan bahwa menjadikankan siswa yang mandiri, artinya siswa
pembelajaran fisika hanya mendorong peserta didik belajar mandiri, tanggung jawab, torelansi yang
untuk menghapal rumus dan cenderung menggunakan tinggi, dan menghargai perbedaan peserta didik lain.
persamaan matematis dalam menyelesaikan masalah Memadukan pembelajaran dan budaya jawa
fisika. Sehingga hanya sebagian peserta didik saja dalam proses pembelajaran akan menciptakan suasana
yang mampu melampaui KKM nilai 70 mata pelajaran belajar yang bermakna serta memiliki nilai tambah
fisika di MAS PAB 2 Helvetia. Dan masih ada yang sebab bersama dengan itu diharapkan karakter peserta
memperoleh dibawah KKM. didik untuk menyelesaikan masalah fisika juga
Kemampuan peserta didik dalam meningkat.
menyelesaikan masalah fisika beserta aplikasinya Berdasarkan uraian di atas, dalam mengatasi
dalam kehidupan sehari – hari dijadikan sebagai permasalahan-permasalahan fisika maka sangat penting
gambaran baik atau tidaknya kualitas pendidikan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berbasis
disamping sikap serta akhlak peserta didik. budaya jawa, maka penelitian ini berfokus dengan
Diperlukan suatu sarana berupa perangkat judul” Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika
pembelajaran yang mampu menumbuhkan Berbasis Kultur Budaya Jawa Melalui Pendekatan
terjalinnya kepercayaan diri diantara peserta didik Culturally Responsive Teaching”.
melalui diskusi kelompok untuk memecahkan masalah
yang ada. Budaya jawa memiliki sistem sosial sesepuh, METODE PENELITIAN
pini sepuh, aji sepuh dan wong cilik yang mengajarkan Jenis penelitian pengembangan (development
tata karma dan sopan santun dalam diskusi kelompok. of research) dengan menggunakan model
Perangkat pembelajaran yang baik, guru dapat pengembangan Thiagaraian, Semmel dan Semmel
lebih mudah melakukan inovasi – inovasi dengan yaitu model 4-D (four D Model). Penelitian
berbagai variasi pembelajaran sebagai pedoman untuk pengembangan berorientasi pada pengembangan
kegiatan pembelajaran di kelas yang dapat dipadukan produk dimana proses pengembangannya
dengan budaya yang dimiliki oleh peserta didik dideskripsikan seteliti mungkin dan produk akhirnya
sehingga peserta didik merasa tertarik dan menambah dievaluasi. Desain penelitian yang digunakan adalah
minat peserta didik belajar.Inilah yang menjadi alasan one-shot case study atau disebut dengan one-group
peneliti untuk mengembangkan perangkat posttest only design.
pembelajaran dengan harapan dapat meningkatkan
selain pemahaman fisika peserta didik dan terjadi Tabel 3. One-Group Posttest Only Design.
pembelajaran yang bermakna sehingga peserta didik
Treatment Posttest
cinta dengan fisika.
X O
Permasalahan di atas akhirnya mengerucut
pada penilaian fisika adalah pelajaran yang sulit dan
15 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf
Jurnal Pendidikan Fisika Maryono., dkk: Pengembangan Perangkat Pembel..
Volume 10, No. 1, Juni 2021, pp 13-24
Keterangan:
X: Perlakuan pembelajaran menggunakan perangkat
pembelajaran berbasis kultur budaya Jawa yang
telah dikembangkan.
O: instrumen keterlaksanaan perangkat pembelajaran.
16 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf
Jurnal Pendidikan Fisika Maryono., dkk: Pengembangan Perangkat Pembel..
Volume 10, No. 1, Juni 2021, pp 13-24
Tabel 6. Rata-Rata Nilai Pengamatan Keterlaksanaan Berdasarkan tabel 7 diperoleh bahwa rata-rata
Perangkat Pembelajaran Uji Coba I keterlaksanaan pembelajaran pada uji coba II adalah
No Pertemuan Nilai Pengamat 4,09 maka berdasarkan skala penilaian pada
1 Pertemuan I 2,93 keterlaksanaan pembelajaran nilai rata-rata ini berada
2 Pertemuan II 3,14 pada kategori sangat tinggi yaitu (4 ≤ 𝑃̅ ≤ 5). Untuk
3 Pertemuan III 3,21 lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram yang
4 Pertemuan IV 3,21 disajikan pada gambar 4.2.
Rata-Rata Pertemuan 3,12
Kategori Praktis
17 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf
Jurnal Pendidikan Fisika Maryono., dkk: Pengembangan Perangkat Pembel..
Volume 10, No. 1, Juni 2021, pp 13-24
merespon positif terhadap komponen perangkat Aktivitas Peserta Didik Uji Coba II
pembelajaran berbasis kultur budaya Jawa Melalui Aktivitas Peserta Didik selama proses
Pendekatan Culturally Responsive Teaching. pembelajaran melalui perangkat pembelajaran
Berikut ini akan disajikan pembahasan untuk kooperatif berbasis budaya Jawa dilakukan dengan
masing-masing indikator dalam mengukur keefektifan observasi. Observasi dilakukan oleh observer dan
perangkat pembelajaran berbasis kultur budaya Jawa berlangsung selama kegiatan pembelajaran yang terdiri
Melalui Pendekatan Culturally Responsive Teaching dariempat kali pertemuan. Hasil perkembangan
aktivitas belajar Peserta Didik dapat ditunjukkan pada
Nilai Aktivitas Peserta Didik. Tabel dibawah ini.
Nilai Aktivitas Peserta Didik Uji Coba I
Observasi dilakukan untuk mengamati Tabel 9. Perkembangan Aktivitas Peserta Didik Kelas
aktivitas Peserta Didik selama proses pembelajaran Uji Coba II
melalui perangkat pembelajaran berbasis kultur budaya Pertemuan Rata-rata Kriteria
Jawa Melalui Pendekatan Culturally Responsive Ke- Aktivitas
Teaching. Hasil perkembangan aktivitas belajar Peserta I 71,05 Aktif
Didik dapat ditunjukkan pada Tabel dibawah ini. II 74,69 Aktif
III 81,83 Aktif
Tabel 8. Perkembangan Aktivitas Belajar Peserta Didik IV 87,47 Sangat Aktif
Kelas Uji Coba I Rata-Rata 78,76 Aktif
Pertemuan Rata-rata Kriteria
Ke- Aktivitas Nilai Perkembangan Aktivitas Belajar Peserta Didik
I 65,08 Cukup Aktif Kelas Uji Coba I secara rinci dapat ditunjukkan pada
II 69,20 Cukup Aktif Grafik dibawah ini.
III 70,79 Aktif
IV 75,55 Aktif
Rata – Rata 70,15 Aktif
18 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf
Jurnal Pendidikan Fisika Maryono., dkk: Pengembangan Perangkat Pembel..
Volume 10, No. 1, Juni 2021, pp 13-24
19 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf
Jurnal Pendidikan Fisika Maryono., dkk: Pengembangan Perangkat Pembel..
Volume 10, No. 1, Juni 2021, pp 13-24
pembelajaran berbasis kultur budaya Jawa. layak/berkualitas setelah melalui tahap validasi,
Pengembangan perangkat pembelajaran yang ujicoba lapangan dan implementasi. Hasil penelitian
dikembangkan disusun saling melengkapi antara RPP Dimas (2015) diperoleh bahwa hasil analisa data yang
dan LKPD serta artikel etnofisika yang disesuaikan telah dilakukan oleh validator menyatakan bahwa
dengan pembelajaran berbasis budaya Jawa. Seperti handout fisika dinyatakan memenuhi kriteria
dikemukakan Validator dibawah ini valid.sehingga berdasarkan metode analisa yang
“perangkat pembelajaran berbasis kultur budaya digunakan handout berbasis cultural dan instrumen
jawa ini sudah baik namun perlu penekanan materi penelitian dikategorikan baik dan dapat digunakan
fisika pada artikel etnofisika dan rumus –rumus fisika untuk tahap uji pengembangan. Hasil Penelitian Shofia
yang berkaitan harus dicantumkan. (Hasil Diskusi Ummi (2017) diperoleh bahwa perangkat pembelajaran
Validator, September 2018)” yang dikembangkan baik RPP, LKS modul siswa,
Perangkat Pembelajaran berbasis budaya jawa modul guru dan tes keterampilan pemecahan masalah
setiap tahap kegiatan pembelajaran harus terintegrasi serta angket kemandirian belajar telah memenuhi
dengan budaya jawa. Hal ini senada dengan masukan kriteria kevalidan.
dosen pendidikan fisika Pascasarjana Unimed: Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Berbasis
“dalam penyusunan perangkat pembelajaran Kultur Budaya Jawa Melalui Pendekatan Culturally
berbasis kultur budaya jawa yang harus diperhatikan Responsive Teaching.
adalah pada setiap langkah kegiatan pembelajaran Hasil dari penilaian valiadator tentang
harus memuat budaya jawa oleh karena itu perangkat pembelajaran yang didapat dari penilaian
dibutuhkan suatu pendekatan yang berkaitan antara ahli/praktisi yang menyatakan bahwa perangkat
proses pembelajaran dengan budaya jawa (Dosen pembelajaran yang dikembangkan dapat digunakan
pendidkan fisika pascasarjana unimed, September dengan sedikit revisi atau tanpa revisi. Berdasarkan
2018).” hasil penilaian ahli, komponen-kompenen perangkat
Perangkat Pembelajaran yang baik itu harus pembelajaran yang dikembangkan berupa RPP dan
diperhatikan penyusunan kalimatnya. Seperti LKPD adalah praktis dan dapat digunakan dengan
dikemukakan Validator dibawah ini sedikit revisi.
”struktur kalimat dalam perangkat pembelajaran Kriteria penilaian kepraktisan selanjutnya
berbasis kultur budaya jawa yang dikembangkan ditinjau dari hasil pengamatan keterlaksanaan
harus diperhatikan struktur kalimat. Struktur kalimat perangkat pembelajaran pada uji coba dikelas kecil.
yang salah harus diperbaiki dan gunakan kalimat Hal ini senada dengan masukan dosen pendidikan
yang mudah diterapkan dan dipahami. (Hasil Diskusi fisika Pascasarjana Unimed:
Validator, September 2018)”
Pada Lembar Kerja Peserta Didik perlu “Perangkat Pembelajaran yang telah dibuat sebelum
menambahkan informasi budaya Jawa pada diuji coba dahulu sebelum digunakan pada penelitian
landasan teori yang terkait dengan praktikum. (Hasil supaya diketahui kelemahan dan kekurangannya
Diskusi Validator, September 2018)” sehingga temuan-temuan pada uji coba bisa menjadi
“Dalam penyusunan rencana pelaksanaan referensi untuk memberbaiki kesalahan perangkat
pembelajaran harus diperhatikan dengan seksama pembelajaran yang dikembangkan” (Dosen pendidkan
dalam menentukan alokasi waktu pada setiap tahap fisika pascasarjana unimed, September 2018).”
dalam langkah-langkah pembelajaran yang akan Pada uji coba I diperoleh nilai keterlaksanaan
diterapkan (Hasil Diskusi Validator, September perangkat pembelajaran sebesar 3,12 Kategori Tinggi
2018)” dan pada uji coba II diperoleh nilai keterlaksanaan
Aspek validitas seperti yang telah diutarakan perangkat pembelajaran sebesar 4,09 Kategori Sangat
di atas, sejalan dengan pendapat Rohman dan Amri Tinggi. Hal ini mengacu pada Kriteria penilaian
(2013) yang menyatakan bahwa, aspek validitas kepraktisan yaitu dalam kategori tinggi (3 ≤ 𝑃̅ < 4)
mengacu pada sejauh mana desain dari perangkat atau sangat tinggi (4 ≤ 𝑃̅ < 5). Pada uji coba I dan uji
yang dikembangkan didasarkan pada validitas isi dan coba II Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua
validitas konstruk. Menurut Nieveen (1997). Kriteria masih banyak Peserta Didik masih terkejut dengan
kualitas perangkat pembelajaran dinilai berdasarkan penggunaan perangkat pembelajaran yang
aspek kevalidan (validity) kepraktisan (practicality dikembangkan yang menuntut aktivitas Peserta Didik,
dan keefektifan (efectiveness). Menurut Arikunto namun, pada pertemuan ketiga dan pertemuan ke empat
(2012) yang menyatakan bahwa, validitas isi yang Peserta Didik menjadi lebih terbiasa dan senang dalam
baik adalah apabila suatu perangkat pembelajaran melaksanakan skenario perangkat pembelajaran yang
dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dikembangkan.
dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Beberapa hal yang mendukung kepraktisan
Validitas isi ini juga sering disebut dengan validitas adalah: (1) RPP yang disusun mudah dipahami dan
kurikulum. mudah digunakan oleh guru dan Peserta Didik dalam
Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat di proses pembelajaran; (2) langkah-langkah
atas, serta didukung oleh penelitian pengembangan pembelajaran berbasis kultur budaya Jawa Melalui
yang dilakukan oleh Sudarmini., dkk (2016) yang Pendekatan Culturally Responsive Teaching mudah
menunjukkan bahwa Perangkat pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru; (3) LKPD yang disusun mudah
dikembangkan memenuhi kriteria perangkat yang
20 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf
Jurnal Pendidikan Fisika Maryono., dkk: Pengembangan Perangkat Pembel..
Volume 10, No. 1, Juni 2021, pp 13-24
dimengerti oleh Peserta Didik karena petunjuk yang Siti Arfianawati (2016) Diperoleh bahwa
diberikan jelas, mudah dibaca serta gambar maupun Penerapan Model Pembelajaran Kimia Berbasis
tabel yang digunakan mudah dipahami dan menarik; Etnosains dapat meningkatkan kemampuan kognitif
(4) artikel etnofisika yang digunakan disusun dengan dan berpikir kritis karena model pembelajaran
kalimat yang mudah dimengerti dan diintegrasikan mengaitkan pembelajaran di kelas dengan apa yang
antara budaya jawa dan materi pembelajaran fisika. siswa temui di kehidupan sehari-hari dan juga
Menurut Fibrianti (2018) selaku fasilitator mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses
Tanoto Fondation mengatakan bahwa dalam proses belajarnya. Mujadi (2015) belajar fisika sangat menarik
pembelajaran Harus bisa Memotivasi, Apresiasi, dan mudah untuk dipelajari, serta dapat memotivasi
terdapat sumber belajar, umpan balik, dan komunikasi siswa menjadi sangat menyenangkan jika pada proses
yang dikenal dengan istilah MASUK. Hal ini didukung pembelajaran IPA-fisika nilai-nilai seni dan budaya
dengan hasil penelitian Selanjutnya hasil penelitian Sri dilibatkan di dalamnya, atau meng-Indiginasikan Seni
Sumarti (2015), yang menunjukkan bahwa perangkat dan Budaya dalam pembelajaran Fisika.
pembelajaran yang dikembangkan berkategori praktis Respon Peserta Didik
ditinjau dari keterlaksanaan RPP, aktivitas Peserta Berdasarkan hasil analisis data hasil uji coba I
Didik sesuai dengan tahap-tahap pembelajarandan dan II diperoleh bahwa persentase rata-rata respon
Peserta Didik merespon positif perangkat yang Peserta Didik pada masing-masing uji coba bernilai
dikembangkan dan implementasinya. Hasil penelitian positif. Artinya Peserta Didik memberikan respon
Rena Revita (2017) berhasil merancang perangkat positif terhadap komponen-komponen perangkat
pembelajaran yang sudah dapat dikatakan valid dan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa, perangkat
telah layak digunakan. pembelajaran berbasis Kultur budaya Jawa Melalui
Pendekatan Culturally Responsive Teaching yang
Efektivitas Perangkat Pembelajaran Berbasis dikembangkan telah memenuhi kriteria efektif ditinjau
Kultur Budaya Jawa dari respon Peserta Didik. Pembelajaran berbasis kultur
Berdasarakan hasil uji coba I dan II, perangkat budaya Jawa dapat membangkitkan minat Peserta
pembelajaran berbasis Kultur budaya Jawa Melalui Didik dalam pembelajaran sehingga menyebabkan
Pendekatan Culturally Responsive Teaching telah kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif. Hal ini
memenuhi kategori efektif ditinjau dari: (1) aktivitas senada dengan pernyataan peserta didik dari objek
siwa dan (2) Peserta Didik memberikan respon positif penelitian.
terhadap komponen perangkat pembelajaran yang
dikembangkan. Aspek dari setiap kategori efektif di Dengan menerapkan perangkat pembelajaran berbasis
atas dijelaskan sebagai berikut. kultur budaya jawa peserta didik mendapatkan
Aktivitas Peserta Didik pengalaman belajar fisika yang baru
Bila ditinjau dari aktivitas Peserta Didik pada “Belajar fisika dengan mengkombinasikan dengan
uji coba I dan II diperoleh bahwa semua aspek kategori budaya jawa sangat menyenangkan kami mendapat
aktivitas Peserta Didik telah memenuhi kriteria waktu pengalaman baru pertama kali. budaya jawa memang
ideal yang ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan unik mengajarkan kita dalam pergaulan dan bersikap
bahwa aktivitas Peserta Didik dengan menggunakan kepada orang yang dituakan, kepada teman sebaya,
perangkat pembelajaran berbasis Kultur budaya Jawa dan kepada orang yang lebih muda. (Wawancara
Melalui Pendekatan Culturally Responsive Teaching Peserta Didik, November 2018).
telah memenuhi kriteria efektif baik pada uji coba I Dengan menerapkan perangkat pembelajaran berbasis
maupun uji coba II. kultur budaya jawa mengajarkan peserta didik untuk
Keterangan di atas memberikan gambaran membudayakan siswa untuk membaca.
bahwa pada saat pembelajaran Peserta Didik aktif dan "Sebelum kami melakukan debat dalam pembelajaran,
memiliki semangat yang tinggi dalam mengikuti kami diberikan bahan bacaan tentang budaya jawa
pembelajaran. Peserta Didik lebih banyak melakukan yang diintegrasikan dengan konsep fisika hal ini
kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran senada dengan program madrasah tentang program
dibandingkan dengan yang tidak relevan dengan budaya baca setiap hari jum’at " (Wawancara Peserta
pembelajaran. Didik, November 2018).
Hasil penelitian yang mendukung adalah Dengan memadukan pebelajaran fisika dengan budaya
Dimas (2015) diperoleh bahwa pembelajaran fisika jawa mampu menumbuhkan pembelajaran bermakna.
yang berbasis cultural memotivasi minat dan "Setelah melakukan percobaan untuk
pemahaman siswa serta berperan aktif pada materi membuktikan artikel saya memperoleh pengetahuan
fisika dipelajari serta mengingatkan kembali siswa baru seperti ketika kue klepon dimasak tidak
terhadap budaya Indonesia dan karakter bangsa. Hasil mempengaruhi massa kue klepon. Massa kue klepon
Penelitian Miranita Khusniati (2016) dituliskan bahwa sewaktu mentah, sudah masak, dan sewaktu dingin
model pembelajaran sains berbasis kearifan local adalah tetap." (Wawancara Peserta Didik, November
dengan melakukan observasi terhadap suatu 2018).
kebudayaan yang ada di masyarakat untuk selanjutnya " kue klepon mengapung karena pada saat kue klepon
direkonstruksi konsep-konsep sainsnya yang pada direbus ukuran kue klepon bertambah sehingga
akhirnya mampu menumbuhkan nilai karakter mempengaruhi massa jenis kue. " (Wawancara Peserta
konservasi peserta didik. Didik, November 2018).
21 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf
Jurnal Pendidikan Fisika Maryono., dkk: Pengembangan Perangkat Pembel..
Volume 10, No. 1, Juni 2021, pp 13-24
Setelah membahas artikel etnofisika dan membantu sesepuh. " (Wawancara Peserta Didik,
melakukan percobaan kami mengetahui manfaat November 2018).
tarangan itu sebagai alat pengawet alami melalui Hasil Penelitan Dimas (2015) menyatakan
radiasi dan konveksi yang terjadi dipawon. bahwa Respon siswa terhadap pembelajaran fisika
(Wawancara Peserta Didik, November 2018). yang dikembangkan dapat dikatakan memenuhi kriteria
Pembelajaran berbasis kultur budaya jawa mengajarkan positif dan dikategorikan perangkat yang baik sesuai
siswa berinteraksi dan berkolaborasi dalam kelompok. dengan teori yang menyatakan bahwa perangkat yang
"Pembelajaran fisika dengan memadukan baik seharusnya dapat memberikan respon positif
budaya jaga itu bingung dan mengasyikkan terkadang terhadap siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan
kelompok kami sesepuh melakukan tugas wong cilik perangkat yang dikembangkan.
atau sebaliknya namun setelah terbiasa rupanya Rika Sari Indah Harahap (2018) diperoleh
diskusi seperti ini menyenangkan kami diajarkan bahwa perangkat pembelajaran menggunakan model
manusia tidak bisa hidup sendiri" (Wawancara Peserta pembelajaran kooperatif berbasis budaya Batak yang
Didik, November 2018). dikembangkan telah memenuhi kriteria efektif ditinjau
Seorang peserta didik lain berkata, dari respon siswa. Menurut Maya Syafitri (2017)
"Belajar bekerja sama dan berdiskusi pada menunjukkan bahwa siswa merespon positif terhadap
pembelajaran ini sangat menyenangkan, bahkan perangkat pembelajaran berdasarkan masalah berbasis
terkadang kami sesama wong cilik berselisih pendapat budaya Jawa berkontribusi positif terhadap aktivitas
namun sesepuh pengambil keputusan atas masukan siswa dalam pembelajaran.
dari pinisepuh dan aji sepih" (Wawancara Peserta
Didik, November 2018). KESIMPULAN
] Kami dalam kelompok berperan aktif Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
menyampaikan ide kreatif dalam memecahkan masalah dalam penelitian ini, dikemukakan beberapa simpulan
pada artikel banyak pengetahuan yang langsung kami sebagai berikut. (1) Validitas perangkat pembelajaran
temukan disini. (Wawancara Peserta Didik, November denganmodel pembelajaran kooperatif berbasis budaya
2018). Jawa yang dikembangkan sudah valid untuk digunakan
Dengan menerapkan perangkat pembelajaran berbasis berdasarkan penilaian oleh validator ahli. Nilai rata-
kultur budaya jawa mengajarkan peserta didik untuk rata total validitas perangkat pembelajaran adalah
berani menyampaikan hasil diskusi kelompok. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah 4,31 dan
"Dalam presentasi diskusi adalah tugas Lembar Kerja Peserta Didik adalah 4,38. (2)
sesepuh awalnya minder namun dengan adanya Kepraktisan perangkat pembelajaran melalui model
dukungan dari anggota kelompok saya jadi pembelajaran kooperatif berbasiskultur budaya Jawa
bersemangat dan senang presentase diskusi kelompok. melalui pendekatan Culturally Responsive
" (Wawancara Peserta Didik, November 2018). Teachingadalah mudah untuk digunakan dalam
Dengan menerapkan perangkat pembelajaran berbasis pembelajaran. Data dari Nilai Alat Penilaian Kinerja
kultur budaya jawa mengajarkan peserta didik berpikir Guru (APKG) diperoleh bahwa keterlaksanaan
kritis. pembelajaran uji coba I sebesar 3,12 dan
"Ketika saya melakukan debat tentang artikel keterlaksanaan pembelajaran uji coba II sebesar 4,09.
budaya jawa banyak masukan dan kritikan dari (3) Keefektifan perangkat pembelajaran telah
kelompok lain tetapi semua anggota kelompok memenuhi kriteria efektif ditinjau dari: (1) aktivitas
mencoba untuk mengemukakan argumen masing- siswa dalam setiap pertemuan pembelajaran mengalami
masing sebagai masukan dalam memutuskan sehingga peningkatan; (2) respon positif siswa mencapai
diskusi berjalan lebih hidup " (Wawancara Peserta 86,23%.
Didik, November 2018).
"Berdiskusi dengan kelompok itu DAFTAR PUSTAKA
menyenangkan mendengarkan pernyataan kelompok Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran.
lain, saya suka menyanggah pernyataan mereka. Tapi Bandung: Remaja Rosdakarya.
saya juga menghargai dan menghormati pendapat Akker.J.V.D. 1999. Design Approaches and Tools in
yang berbeda." (Wawancara Peserta Didik, November Education and Training. Kluwer Academic
2018). Publisher.
Dengan menerapkan perangkat pembelajaran berbasis Al Musanna.2012.Artikulasi Pendidikan Guru Berbasis
kultur budaya jawa mengajarkan peserta didik rasa Kearifan Lokaluntuk Mempersiapkan Guru
percaya diri. Peserta didik mengembangkan argumen Yang Memiliki Kompetensi Budaya.Jurnal
dan pertukaran gagasan, seperti pernyataan peserta Pendidikan dan Kebudayaan.18(3); 328-341.
didik berikut: Amir.Z. dkk. 2016. Psikologi Pembelajaran
"Meskipun peran saya sebagai wong cilik Matematika.Yogyakarta;Aswaja Pressindo.
suatu kebanggaan masukan saya diterima dan semua Arends, R. I., 2008. Learning to Teach Belajar Untuk
anggota kelompok. " (Wawancara Peserta Didik, Mengajar (edisi ketujuh Buku Satu).Yokyakarta:
November 2018). Pustaka Pelajar.
"Sebagai sesepuh menghargai pendapat Arfianawati, S.dkk 2016.Model pembelajaran kimia
anggota kelompok itu sangat penting sehingga berbasis etnosains untuk Meningkatkan
menumbuhkan kepercayaan diri yang baik dalam
22 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf
Jurnal Pendidikan Fisika Maryono., dkk: Pengembangan Perangkat Pembel..
Volume 10, No. 1, Juni 2021, pp 13-24
24 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf