PENDAHULUAN
IPA berasal dari bahasa asing “science” berasal dari kata lain “scientia” yang
berarti saya tahu. Kata science sebenarnya semula berarti ilmu pengetahuan yang
meliputi baik ilmu pengetahuan sosial (social science) maupun ilmu pengetahuan
maka yang dimaksud adalah “natural science” atau dalam bahasa Indonesia
disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA sendiri terdiri dari ilmu-ilmu fisik
(physical science) yang antara lain adalah ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu astronomi
Robert B. Sund “IPA adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses”,
dalam definisi ini IPA mengandung dua unsur yaitu sebagai sekumpulan
IPA sangat penting karena pada hakikatnya IPA adalah produk proses dan
pembelajaran IPA siswa diberi kesempatan dan bekal untuk memproses IPA dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari –hari melalui cara – cara yang benar dan
diukur pencapaiannya. Oleh karena itu guru diharapkan untuk dapat mengambil
adalah merangsang dan mengarahkan siswa untuk belajar. Mengajar tidak lebih
sikap, serta idealisme dan apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah
kegiatan belajar mengajar lebih meningkat. Bagi kita kalangan pendidikan untuk
dapat menyiapkan generasi masyarakat yang bermodal literasi (melek) sains, yaitu
masyarakat yang mampu membuka kepekaan diri, mencermati, menyaring,
masyarakat. Literasi sains amat penting bagi kehidupan saat ini. Sains dengan
yang bermodal literasi sains dan teknologi mesti memiliki pemahaman terhadap
aspek-aspek sains dan teknologi yang berarti dan sesuai dengan perkembangan
a)Faktor internal,yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi
aspek:
3) Motivasi belajar
4) Bakat siswa
b) Faktor eksternal,yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi
pembelajaran.
hal ini terlihat dalam tes yang diberikan guru pada materi pokok organ pernapasan
manusia artinya pembelajaran yang penulis laksanakan belum tuntas. Oleh sebab
diwujudkan dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan diberi judul
pembelajaran yang dilakukan dalam dua siklus PTK untuk pelajaran IPA.
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas dan dari hasil
Kesehatan “.
2. Analisis Masalah
lain:
- Guru kurang optimal dalam memanfaatkan sarana dan media pembelajaran
B. Rumusan Masalah
pelajaran 2018/2019.
C. Tujuan Penelitian
Pelajaran 2018/2019.
2. Untuk mencari model pembelajaran yang efektif dan mudah dipahami oleh
pernapasan manusia.
D. Manfaat Penelitian
baik bagi peserta didik/siswa, guru, maupun bagi sekolah. Penulis dalam hal ini
akan menguraikan manfaat perbaikan tersebut secara umum dan secara khusus.
1. Bagi siswa :
d. Model bagi para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya
2. Bagi guru :
ketrampilan.
3. Bagi sekolah :
a. Meningkatkan kualitas pendidikan
sekolah
1. Bagi siswa
didasarkan pada teori Expectasy Value menurut teori ini motivasi dapat dilihat
2. Bagi guru
3. Bagi sekolah
guru di sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat
didalamnya. Produk sains yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan
teori dapat dicapai melalui penggunaan proses sains, yaitu melalui metode-metode
sains atau metode ilmiah (scientific methods), bekerja ilmiah (scientific inquiry).
Raka Joni mengutip Marzano (1992) bahwa titik pusat hakikat belajar,
orang yang mau belajar berbuat, berpikir dan bertindak seperti ilmuwan
dalam IPA sejak kurikulum 1975. Selanjutnya dalam kurikulum 1994, lingkup
terutama atas pengamatan dan deduksi”. Menurut Robert B. Sund “IPA adalah
pengetahuan, fakta, siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Pendidikan
IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan
berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Filosofi IPA sebagai cara untuk mencari tahu yang berdasarkan pada
layak, sesuai konteks, serta didukung oleh ketersediaan waktu, keahlian, sarana
dan prasarana merupakan kegiatan yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Seorang
guru dituntut memiliki kemampuan dan kreativitas yang cukup agar pembelajaran
dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting
kecakapan hidup.
C. Media dalam Pembelajaran IPA
1. Pengertian Media
umum adalah saluran komunikasi, yaitu segala sesuatu yang membawa informasi
kekhususan tertentu.
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku siswa dengan tujuan yang akan dicapai
melalui pembelajaran, menentukan metode dan format media yang cocok atau
ditunjukkan, misalnya berupa clip charts, slide, audio, film, video, atau komputer
multi media, yang dapat bersifat visual tidak bergerak, visual bergerak, kata-kata
- Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
lebih baik.
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam
pelajaran.
- Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
- Media tidak diproyeksikan (non projected media) seperti objek nyata, model,
bahan tercetak, bahan ilustrasi
- Media audio seperti kaset, rekaman fonograf, compact disk, audio cards
- Komputer
- Media radio
lambang verbal dan visual, agar diperoleh makna yang terkandung didalamnya.
pesan yang disampaikan guru. Menurut Schramm, klasifikasi media ada dua
jenis,yaitu media sederhana (papan tulis, gambar, poster, peta) dan media canggih
(radio, film, televise, komputer). Jadi, gambar merupakan media visual sederhana,
konkret..
dansebagainya
- Terkadang ukuran gambar terlalu kecil jika digunakan pada kelas besar
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
Kelas :V
Jumlah Siswa : 27
c. Karakteristik Siswa
- Kebiasaan siswa tidak masuk kelas karena kurangnya perhatian orang tua.
- Siswa sering tidak mengerjakan PR karena kurangnya pantauan dari orang tua
- Siswa banyak mengikuti kegiatan diluar jam sekolah pada sore hari, sehingga
Prosedur Penelitian
Prosedur PTK
tahap yaitu
- Melakukan perencanaan (planning)
- Mengamati (observasi)
- Refleksi (reflecting)
Menurut Dagne dan Briggs (dalam Runa Ristata dan Prayitno, 2006 : 47)
- Menyimpulkan
Dari prosedur di atas, urutan pembelajaran dimulai dari awal sampai akhir.
merumuskan hipotesa.
Pra Siklus
Metode : ceramah
Perencanaan Kegiatan
Eksplorasi, guru :
- Elaborasi, siswa :
Konfirmasi :
Pengamatan Kegiatan
Pengamatan kegiatan dilakukan oleh guru dan dibantu oleh teman sejawat.
Refleksi
Pada waktu guru memberikan pelajaran dengan metode ceramah, banyak siswa
yang kurang aktif untuk mengikutinya, ada yang diam saja, ada yang tidak
berpendapat, bahkan ada yang mengantuk. Setelah melihat hasil tes formatif yang
media gambar dan diskusi, dengan harapan keaktifan dan pemahaman anak
menjadi meningkat.
Perencanaan Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Inti
Eksplorasi, guru :
Elaborasi, siswa :
Konfirmasi :
pernapasan manusia dan diskusi. Dalam kegiatan diskusi anak dibagi menjadi 4
LKS. Ternyata keaktifan siswa meningkat, soal-soal LKS banyak yang dapat
dijawab.
Observasi Kegiatan
Pada pembelajaran siklus I (satu) ini, terdapat peningkatan keaktifan siswa yang
semula 25,9 % menjadi 59,25 %. Hal ini dikarenakan dalam diskusi kelompok
Refleksi
Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran pada akhir siklus I (satu) ini,
siswa. Namun demikian guru belum puas dengan hasil pada siklus pertama ini.
Guru akan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam berdiskusi.
didiskusikan.
Perbaikan Siklus
Perencanaan Kegiatan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan rencana
Pelaksanaan Kegiatan
Eksplorasi, guru :
Elaborasi, siswa :
Konfirmasi :
- Guru memberikan penguatan materi.
pernapasan manusia dan demonstrasi dan diskusi. Dalam kegiatan diskusi anak
diberi LKS .
LKS. Ternyata keaktifan siswa meningkat, soal-soal LKS banyak yang dapat
dijawab.
Observasi Kegiatan
Pada pembelajaran siklus II (dua) ini, terdapat peningkatan keaktifan siswa yang
semula 59,25 % menjadi 96,26 %. Hal ini dikarenakan dalam demonstrasi guru
pengerjaan LKS, siswa diharuskan untuk menjawab soal dengan pemahaman yang
dimilikinya, kemudian kegiatan dalam diskusi ditambah satu kegiatan yaitu setiap
pernapasan dengan menggunakan tubuhnya. Dalam hal ini guru dapat mengetahui
siklus II berhasil.
Refleksi
Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran pada akhir siklus II (dua) ini,
Pratama
Sumardi, Yosep, dkk, 2008, Konsep Dasar IPA di SD, Jakarta: Universitas
Terbuka.
Rustaman, Nuryani, 2011, Materi dan Pembelajaran IPS SD, Jakarta: Universitas
Terbuka.
Terbuka.
Hamalik. Oemar, 2010, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung :Sinar Baru
Algersindo