Anda di halaman 1dari 27

Upaya Peningkatan Pembelajaran IPA Materi Alat

Pernapasan Manusia Melalui Media Gambar


Siswa Kelas V SDN 117516 Karangsari
Tahun Ajaran 2018/2019

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Pendidikan Profesi
Oleh
RUSTINI ELYSAFITRI
NO.PESERTA : 19072502710036

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

IPA berasal dari bahasa asing “science” berasal dari kata lain “scientia” yang

berarti saya tahu. Kata science sebenarnya semula berarti ilmu pengetahuan yang

meliputi baik ilmu pengetahuan sosial (social science) maupun ilmu pengetahuan

alam (natural science). Lama kelamaan, bila seseorang mengatakan “science”

maka yang dimaksud adalah “natural science” atau dalam bahasa Indonesia

disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA sendiri terdiri dari ilmu-ilmu fisik

(physical science) yang antara lain adalah ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu astronomi

dan geofisika, serta ilmu-ilmu biologi (life science).

Untuk mengidentifikasi IPA dengan kata-kata atau kalimat yang singkat

tidak mudah, karena sering kurang dapat menggambarkan secara lengkap

pengertian IPA tersebut. Menurut H. W. Fowler “IPA adalah pengetahuan alam

yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala

kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi”. Menurut

Robert B. Sund “IPA adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses”,

dalam definisi ini IPA mengandung dua unsur yaitu sebagai sekumpulan

pengetahuan dan sebagai suatu proses untuk memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan tersebut. Dari definisi tersebut syarat-syarat IPA adalah obyektif,

sistematik, mengandung metode tertentu yaitu metode ilmiah.

Dalam perkembangan jaman yang semakin pesat ini, pembelajaran

IPA sangat penting karena pada hakikatnya IPA adalah produk proses dan

penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.


Banyak orang berpendapat bahwa menguasai IPA sangat penting, karena dalam

pembelajaran IPA siswa diberi kesempatan dan bekal untuk memproses IPA dan

menerapkannya dalam kehidupan sehari –hari melalui cara – cara yang benar dan

mengikuti etika keilmuan dan etika yang berlaku dalam masyarakat.

Sejalan dengan adanya upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia, dalam kurikulum 1994 proses dan konsep IPA

diintegrasikan dalam setiap rumusan tujuan pembelajaran (umum) yang harus

diukur pencapaiannya. Oleh karena itu guru diharapkan untuk dapat mengambil

keputusan, baik ketika merencanakan maupun ketika melaksanakan pembelajaran,

termasuk memecahkan masalah – masalah yang ditemukan dalam kegiatan

pembelajaran di sekolah. Dalam melaksanakan pembelajaran unsur terpenting

adalah merangsang dan mengarahkan siswa untuk belajar. Mengajar tidak lebih

dari sekedar menolong para siswa untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan,

sikap, serta idealisme dan apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah

laku dan pertumbuhan siswa.

Dalam pembelajaran IPA di SD, mengajar yang baik menurut Gagne

meliputi delapan langkah yang sering disebut kejadian – kejadian instruksional

(instruksional events) meliputi mengaktifkan siswa, memberitahu pelajar tentang

tujuan-tujuan belajar, mengarahkan perhatian, merangsang ingatan, menyediakan

bimbingan belajar, meningkatkan retensi, membantu transfer belajar,

mengeluarkan pendapat, memberi umpan balik.

Dengan langkah – langkah tersebut diharapkan k0ualitas dan kuantitas

kegiatan belajar mengajar lebih meningkat. Bagi kita kalangan pendidikan untuk

dapat menyiapkan generasi masyarakat yang bermodal literasi (melek) sains, yaitu
masyarakat yang mampu membuka kepekaan diri, mencermati, menyaring,

mengaplikasikan, serta turut serta berkontribusi bagi perkembangan sains

(teknologi) itu sendiri untuk peningkatan kesejahteraan dan kemaslahatan

masyarakat. Literasi sains amat penting bagi kehidupan saat ini. Sains dengan

karakteristik dan metodologi keilmuannya bagi pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi, menjadi peradaban modern. Menurut Carin (1997), masyarakat

yang bermodal literasi sains dan teknologi mesti memiliki pemahaman terhadap

aspek-aspek sains dan teknologi yang berarti dan sesuai dengan perkembangan

mental kognitif mereka, dapat menemukan sains secara menyenangkan dan

menghargainya, menggunakan pengetahuan sains dan teknologi untuk memenuhi

dan menikmati kehidupannya.

Jadi, betapa pentingnya peran guru dalam proses pembelajaran untuk

memperoleh prestasi yang baik dan dalam kehidupan bermasyarakat.Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa,yaitu:

a)Faktor internal,yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi

faktor fisiologis dan faktor psikologis.Faktor fisiologis ini menyangkut kondisi

jasmani/kondisi fisik selama belajar.Sedangkan faktor psikologis meliputi

aspek:

1)Minat belajar siswa.Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan

prestasi yang tinggi,sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan

prestasi belajar yang rendah.

2) Kecerdasan/ Intelegensi.Seseorang yang memiliki intelegensi yang baik

umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik.

3) Motivasi belajar
4) Bakat siswa

5) Kemampuan kognitif siswa

6) Sikap siswa terhadap mata pelajaran.

b) Faktor eksternal,yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi

lingkungan fisik dan sosial serta instrumen yang berupa

kurikulum,program,metode mengajar,guru,sarana dan fasilitas.

Faktor-faktor tersebut termasuk permasalahan yang sering terjadi dalam

pembelajaran.

Sedangkan masalah yang dialami penulis dalam pembelajarannya

walaupun sudah berusaha sebaik- baiknya ternyata hasilnya belum memuaskan,

hal ini terlihat dalam tes yang diberikan guru pada materi pokok organ pernapasan

manusia artinya pembelajaran yang penulis laksanakan belum tuntas. Oleh sebab

itu perlu diadakan perbaikan.

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran penulis mencoba

mengupayakan / mencari jalan keluar untuk perbaikan pembelajaran IPA yang

diwujudkan dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan diberi judul

“Upaya Peningkatan Pembelajaran IPA Materi Alat Pernapasan Manusia

Melalui Media Gambar Siswa Kelas V Semester 1 SDN 117516 Karangsari

Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten LABURA Tahun Ajaran

2018/2019.Laporan ini disusun berdasarkan catatan ketika merancang kegiatan

perbaikan selama pelaksanaan, observasi, dan diskusi pelaksanaan perbaikan

pembelajaran yang dilakukan dalam dua siklus PTK untuk pelajaran IPA.

1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas dan dari hasil

pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas V semester 1 SDN 117516

Karangsari Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten LABURA,mata pelajaran IPA

dengan kompetensi dasar “Mengidentifikasi Fungsi Organ Pernapasan Manusia

dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan”,identifikasi masalah yang

ditemukan antara lain :

-          Rendahnya penguasaan materi IPA dengan kompetensi dasar “Mengidentifikasi

Fungsi Organ Pernapasan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan

Kesehatan “.

-   Penyampaian materi terlalu cepat

-   Media yang kurang tepat

-  Siswa bosan dan tidak tertarik dengan penjelasan guru

-   Metode yang kurang tepat

-   Siswa kurang berani bertanya meskipun mengalami kesulitan

2. Analisis Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dianalisis penyebab

rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran IPA yang diajarkan

oleh guru dengan Kompetensi Dasar “ Mengidentikasi Fungsi Organ Pernapasan

dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan “ di kelas V semester 1 antara

lain:

Penyebab dari sisi guru :

-   Penggunaan metode yang kurang bervariasi

-   Kurangnya penjelasan guru


-   Pembelajaran kurang menarik perhatian siswa

-   Metode pembelajaran yang diberikan kurang tepat

-   Guru kurang optimal dalam memanfaatkan sarana dan media pembelajaran

Penyebab dari sisi siswa :

-   Siswa kurang berani mengajukan pertanyaan kepada guru

-   Siswa masih banyak yang belum menguasai materi

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merencanakan untuk

melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), agar hasil belajar yang

dilaksanakan mengalami peningkatan sesuai dengan yang kita harapkan. Adapun

masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah “ Apakah penggunaan media

gambar dapat meningkatkan pembelajaran materi organ pernapasan manusia dan

hubungannya dengan makanan dan kesehatan” pada siswa kelas V semester 1 di

SDN 117516 Karangsari Kecamatan Kualuh Hulu Kabupataen LABURA tahun

pelajaran 2018/2019.

C. Tujuan Penelitian

Secara operasional tujuan perbaikan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendiskripsikan proses pembelajaran IPA Kompetensi Dasar

“Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia “pada siswa kelas V semester

1 SDN 117516 Karangsari Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten LABURA Tahun

Pelajaran 2018/2019.

2.      Untuk mencari model pembelajaran yang efektif dan mudah dipahami oleh

siswa pada Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan


manusia “ siswa kelas V Semester 1 SDN 117516 Karangsari Kecamatan Kualuh

Hulu Kabupaten LABURA Tahun Pelajaran 2018/2019..

3.Untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA

Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia siswa

kelas V semester 1 SDN 117516 Karangsari Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten

LABURA Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan menggunakan media gambar alat

pernapasan manusia.

D. Manfaat Penelitian

Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru sangat besar manfaatnya

baik bagi peserta didik/siswa, guru, maupun bagi sekolah. Penulis dalam hal ini

akan menguraikan manfaat perbaikan tersebut secara umum dan secara khusus.

Manfaat Secara Umum

1. Bagi siswa :

a. Meningkatkan motivasi belajar

b. Meningkatkan prestasi belajar

c. Menumbuhkan rasa senang terhadap pelajaran IPA

d. Model bagi para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya

2. Bagi guru :

a. Membantu guru memperbaiki pelajaran

b. Membantu guru berkembang secara professional

c. Meningkatkan rasa percaya diri guru

d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan

ketrampilan.

3. Bagi sekolah :
a. Meningkatkan kualitas pendidikan

b. Pengelolaan kegiatan sekolah secara keseluruhan

c. Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk memajukan

sekolah

Manfaat Secara Khusus

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan rasa percaya diri siswa

b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berbagi kepandaian

c.Pembelajaran berlangsung komunikatif karena keaktifan siswa dalam

pembelajaran alat pernapasan manusia menggunakan prinsip motivasi yang

didasarkan pada teori Expectasy Value menurut teori ini motivasi dapat dilihat

dari usaha siswa.

2. Bagi guru

a.Menimbulkan rasa puas karena telah melaaksanakan sesuatu untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas yang dikelolanya

3. Bagi sekolah

Terciptanya suasana kerja yang kondusif, karena dalam setiap kesempatan

dapat digunakan untuk membahas usaha –usaha dalam meningkatkan kinerja

guru di sekolah.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.  Hakikat Pembelajaran IPA

Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk,

proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat

didalamnya. Produk sains yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan

teori dapat dicapai melalui penggunaan proses sains, yaitu melalui metode-metode

sains atau metode ilmiah (scientific methods), bekerja ilmiah (scientific inquiry).

Raka Joni mengutip Marzano (1992) bahwa titik pusat hakikat belajar,

pengetahuan pemahaman terwujud dalam bentuk pemberian makna oleh siswa

kepada pengalaman melalui berbagai keterampilan kognitif di dalam mengolah

informasi yang diperolehnya melalui alat indera.

Banyak orang berpendapat bahwa sains memberikan kesempatan bagi

orang yang mau belajar berbuat, berpikir dan bertindak seperti ilmuwan

(scientist). Dengan demikian, belajar memproses sains dan menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari melalui cara-cara yang benar dan mengikuti etika

keilmuwan dan etika yang berlaku dalam masyarakat.

Pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Alam (sains) sangat bermanfaat dalam

kehidupan masyarakat melalui teknologi, karena teknologi sangat erat

hubungannya dengan bekerja ilmiah. Bekerja ilmiah sesungguhnya adalah

perluasan dari metode ilmiah. Di Indonesia metode ilmiah sudah ditekankan

dalam IPA sejak kurikulum 1975. Selanjutnya dalam kurikulum 1994, lingkup

proses dan konsep diintegrasikan dalam setiap rumusan tujuan pembelajaran

(umum) yang harus diukur pencapaiannya.


B. Pengertian IPA

Menurut H. W. Fowler “IPA adalah pengetahuan alam yang sistematis dan

dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan

terutama atas pengamatan dan deduksi”. Menurut Robert B. Sund “IPA adalah

sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses”.

Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai

pengetahuan, fakta, siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Pendidikan

IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan

berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Filosofi IPA sebagai cara untuk mencari tahu yang berdasarkan pada

observasi. Dengan demikian, pengetahuan dalam IPA merupakan hasil observasi.

Kebenaran harus dibuktikan secara empiris berdasarkan observasi atau

eksperimen. Pengembangan pembelajaran IPA yang menarik, menyenangkan,

layak, sesuai konteks, serta didukung oleh ketersediaan waktu, keahlian, sarana

dan prasarana merupakan kegiatan yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Seorang

guru dituntut memiliki kemampuan dan kreativitas yang cukup agar pembelajaran

dimiliki seorang guru adalah tentang pemahaman dan penguasaan terhadap

pendekatan pembelajaran. Menurut Herawati Susilo (1998) mengemukakan

bahwa pendekatan berifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan

keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.

Berdasarkan kurikulum 2004, IPA seharusnya dibelajarkan secara inkuiri

ilmiah (scientivic inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja,

dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting

kecakapan hidup.
C. Media dalam Pembelajaran IPA

1. Pengertian Media

Menurut Heinich dkk. (1996), media (jamak)/medium (tunggal) secara

umum adalah saluran komunikasi, yaitu segala sesuatu yang membawa informasi

dari sumber informasi untuk disampaikan kepada penerima informasi. Contohnya

adalah film, televisi, diagram, materi pembelajaran, komputer, dan instruktur.

Media dipandang sebagai media instruksional apabila membawa pesan yang

mengandung tujuan instruksional.

Sedangkan tujuan penggunaan media secara umum adalah untuk

memfasilitasi komunikasi. Dalam pembelajaran tujuan penggunaan media antara

lain untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas pembelajaran, memudahkan guru

dalam melaksanakan pembelajaran, memberikan arahan tentang tujuan yang akan

dicapai, menyediakan evaluasi mandiri, member rangsangan kepada guru untuk

kreatif, menyampaikan materi pembelajaran, membantu pelajar yang memiliki

kekhususan tertentu.

2. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Heinich dkk. (1996), dalam merencanakan dan menyelenggarakan

pembelajaran perlu melakukan hal berikut, yaitu memahami karakteristik siswa,

menentukan tujuan pembelajaran, menentukan jembatan atau penghubung antara

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku siswa dengan tujuan yang akan dicapai

melalui pembelajaran, menentukan metode dan format media yang cocok atau

tepat, menggunakan media, melibatkan siswa untuk berpartisipasi dalam

pembelajaran, melakukan evaluasi dan revisi terhadap pembelajaran.


Format media adalah bentuk fisik yang berisi pesan untuk disampaikan atau

ditunjukkan, misalnya berupa clip charts, slide, audio, film, video, atau komputer

multi media, yang dapat bersifat visual tidak bergerak, visual bergerak, kata-kata

yang tercetak, atau kata-kata yang disampaikan secara lisan.

3. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam

pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar

yang dicapainya. Adapun manfaat media pembelajaran antara lain :

-   Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

-    Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran yang

lebih baik.

-    Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan

guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam

pelajaran.

-   Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

4. Jenis Media Pembelajaran

Ada beberapa jenis media pembelajaran menurut Heinich yang biasa

digunakan dalam proses pembelajaran antara lain :

-    Media tidak diproyeksikan (non projected media) seperti objek nyata, model,
bahan tercetak, bahan ilustrasi

-   Media diproyeksikan (projected viual) seperti transparansi, slide

-    Media audio seperti kaset, rekaman fonograf, compact disk, audio cards

-    Media gerak seperti film atau video

-     Komputer

-     Media radio

Dalam laporan ini,penulis dalam melakukan perbaikan pembelajaran

menggunakan media gambar untuk memperjelas pemahaman siswa. Media

gambar termasuk media visual, supaya pembelajaran terencana dalam membina

pengetahuan sikap dan keterampilan siswa melalui interaksi siswa dengan

lingkungan belajar yang diatur guru pada hakikatnya mempelajari lambang-

lambang verbal dan visual, agar diperoleh makna yang terkandung didalamnya.

Lambang-lambang tersebut dicerna, disimak oleh para siswa sebagai penerima

pesan yang disampaikan guru. Menurut Schramm, klasifikasi media ada dua

jenis,yaitu media sederhana (papan tulis, gambar, poster, peta) dan media canggih

(radio, film, televise, komputer). Jadi, gambar merupakan media visual sederhana,

adapun keunggulan dan kelemahannya adalah

Keunggulannya antara lain

-   Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi

konkret..

-    Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender,

dansebagainya

-  Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain

-    Tidak mahal, bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya


-    Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua tema

Sedangkan kelemahannya adalah:

-  Terkadang ukuran gambar terlalu kecil jika digunakan pada kelas besar
BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

A.    Subjek Penelitian

a  Tempat Perbaikan Pembelajaran

Nama Sekolah : SDN 117516 Karangsari

Alamat : SDN 117516 Karangsari

Kec. Kualuh Hulu Kab.Labura

Kelas :V

Jumlah Siswa : 27

Mata Pelajaran: IPA

b.      Waktu Pelaksanaan

-    Tanggal:18 februari 2019 Pelaksanaan siklus I

c.   Karakteristik Siswa

-          Kebiasaan siswa tidak masuk kelas karena kurangnya perhatian orang tua.

-          Siswa sering tidak mengerjakan PR karena kurangnya pantauan dari orang tua

dalam hal kegiatan belajar siswa.

-          Siswa banyak mengikuti kegiatan diluar jam sekolah pada sore hari, sehingga

pada waktu belajar siswa sudah kecapekan.

Prosedur Penelitian

  Prosedur PTK

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam proses berdaur yang terdiri dari 4

tahap yaitu
-   Melakukan perencanaan (planning)

-     Melakukan tindakan (acting)

-     Mengamati (observasi)

-      Refleksi (reflecting)

Hasil refleksi yang dilakukan penulis dijadikan pedoman untuk melakukan

perbaikan selanjutnya, jika tindakan yang dilakukan dianggap belum berhasil,

perbaikan dapat dilaksanakan beberapa kali sampai pembelajaran tercapai dengan

baik dan hasil nilainya meningkat serta memuaskan.

  Informasi tentang observer

Prosedur pelaksanaan PTK dilaksanakan dalam tiga siklus perbaikan. Dalam

pelaksanaannya peneliti dibantu oleh :

Nama : Ratna Juwita Panjaitan

Jabatan : Guru Kelas

Tugas : Mengobservasi kegiatan perbaikan pembelajaran

b.      Prosedur Umum

  Prosedur umum pembelajaran

Menurut Dagne dan Briggs (dalam Runa Ristata dan Prayitno, 2006 : 47)

menyebutkan bahwa prosedur pembelajaran ada 9 kegiatan :

-   Memberikan motivasi atau menarik perhatian

-   Menjelaskan tujuan pembelajaran pada peserta

-    Mengingatkan potensi pra syarat

-   Memberikan stimulus (masalah, topic, konsep)

-    Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari)

-     Menimbulkan penampilan peserta didik


-    Memberi umpan balik

-   Menilai penampilan

-    Menyimpulkan

Dari prosedur di atas, urutan pembelajaran dimulai dari awal sampai akhir.

Pembelajaran dilaksanakan harus secara unit agar proses pembelajaran berjalan

dengan baik dan hasilnya memuaskan.

  Prosedur umum perbaikan pembelajaran

merumuskan hipotesa.

- Merumuskan cara pemecahan atau tindakan perbaikan.

- Merancang scenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam Rencana

Perbaikan Pembelajaran (RPP).

c.       Prosedur Khusus Untuk Pembelajaran.

Pra Siklus

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok : Alat Pernapasan Pada Manusia

Metode : ceramah

Hari/ Tgl : Senin,4 Maret 2019

Pengamatan : Ratna Juwita Panjaitan

1.      Skenario Pelaksanaan

  Perencanaan Kegiatan

Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan rencana

pembelajaran yang dilengkapi dengan skenario tindakan. Skenario tindakan ini

berisi langkah-langkah yang harus ditempuh guru dan siswa.


  Pelaksanaan Kegiatan

a)      Pra Kegiatan

Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi

b)     Kegiatan Awal

Guru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi

materi pelajaran dengan Tanya jawab.

  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c)      Kegiatan Inti

  Eksplorasi, guru :

-   Menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan manusia.

-   Menjelaskan bagian tubuh yang berperan sebagai alat pernapasan.

-   Menjelaskan proses pernapasan dada dan perut.

-  Elaborasi, siswa :

-   Menyebutkan alat pernapasan manusia.

-   Menjelaskan proses pernapasan.

-   Menjelaskan pernapasan dada dan perut.

  Konfirmasi :

-   Guru memberikan penguatan materi.

-    Guru menyimpulkan materi.

d)     Kegiatan Akhir

- Guru memberikan perbaikan dan pengayaan.

- Guru memberikan pekerjaan rumah.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode ceramah .


Pada akhir pembelajaran guru mengadakan tes formatif secara tertulis untuk

mengetahui tingkat pemahaman anak terhadap materi yang disampaikan tadi.

Ternyata ketuntasan belajar baru mencapai 25,9 %.

  Pengamatan Kegiatan

Pengamatan kegiatan dilakukan oleh guru dan dibantu oleh teman sejawat.

Ternyata dengan hanya menggunakan metode ceramah tidak dapat memotivasi

siswa, banyak siswa yang kurang aktif dan merasa bosan.

  Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, guru seharusnya melakukan refleksi diri.

Pada waktu guru memberikan pelajaran dengan metode ceramah, banyak siswa

yang kurang aktif untuk mengikutinya, ada yang diam saja, ada yang tidak

berpendapat, bahkan ada yang mengantuk. Setelah melihat hasil tes formatif yang

nilainya rendah, guru akan mengubah strategi pembelajaran dengan menggunakan

media gambar dan diskusi, dengan harapan keaktifan dan pemahaman anak

menjadi meningkat.

2.  Rencana perbaikan untuk siklus berikutnya :

  Guru akan menggunakan media gambar untuk memotivasi siswa agar

pemahaman siswa meningkat.


PERBAIKAN SIKLUS I

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok : Alat Pernapasan Pada Manusia

Metode : Ceramah dan Diskusi

Media : Gambar alat pernapasan manusia

Hari/ Tgl : Senin/ 18 Maret 2019

Pengamat : Ratna Juwita Panjaitan

1.      Skenario Pelaksanaan

  Perencanaan Kegiatan

Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan rencana

pembelajaran yang dilengkapi dengan scenario tindakan. Skenario tindakan ini

berisi langkah-langkah yang harus ditempuh guru dan siswa.

  Pelaksanaan Kegiatan

a)      Pra Kegiatan

Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi

b)     Kegiatan Awal

-  Guru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi

pelajaran dengan Tanya jawab.

  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti

  Eksplorasi, guru :

-     Menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan manusia dengan

menggunakan media gambar.


-   Menjelaskan bagian tubuh yang berperan sebagai alat pernapasan.

-    Menjelaskan proses pernapasan dada dan perut.

  Elaborasi, siswa :

-   Menyebutkan alat pernapasan manusia melalui media gambar

-   Menjelaskan proses pernapasan melalui media gambar

-   Menjelaskan pernapasan dada dan perut.

  Konfirmasi :

-  Guru memberikan penguatan materi.

-   Guru menyimpulkan materi.

d)     Kegiatan Akhir

  Guru memberikan tes akhir.

Guru memberikan perbaikan dan pengayaan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan media gambar alat

pernapasan manusia dan diskusi. Dalam kegiatan diskusi anak dibagi menjadi 4

kelompok dan diberi LKS .

Dalam diskusi kelompok, guru memberikan bimbingan secara kelompok atau

perorangan, sehingga setiap siswa dapat ikut berpartisipasi dalam mengerjakan

LKS. Ternyata keaktifan siswa meningkat, soal-soal LKS banyak yang dapat

dijawab.

  Observasi Kegiatan

Pada pembelajaran siklus I (satu) ini, terdapat peningkatan keaktifan siswa yang

semula 25,9 % menjadi 59,25 %. Hal ini dikarenakan dalam diskusi kelompok

dalam pengerjaan LKS, siswa diharuskan untuk menjawab soal dengan


pemahaman yang dimilikinya. Dalam hal ini guru dapat mengetahui pemahaman

siswa terhadap materi.

  Refleksi

Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran pada akhir siklus I (satu) ini,

guru melakukan refleksi diri. Ternyata dengan menggunakan metode ceramah

dan diskusi dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan pemahaman

siswa. Namun demikian guru belum puas dengan hasil pada siklus pertama ini.

Guru perlu memperbaiki proses pembelajaran.

2. Adapun rencana perbaikan selanjutnya adalah

  Guru akan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam berdiskusi.

didiskusikan.

Guru akan menggunakan metode demonstrasi dan menggunakan media gambar.

  Guru akan memberikan penguatan terhadap keberhasilan siswa .

Perbaikan Siklus

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok : Alat Pernapasan Pada Manusia

Metode : Ceramah dan Demonstrasi dan Diskusi

Media : Gambar alat pernapasan manusia

Hari/ Tgl : Senin/ 1 April 2019

Pengamat : Ratna Juwita Panjaitan

3.   Skenario Pelaksanaan

  Perencanaan Kegiatan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan rencana

pembelajaran yang dilengkapi dengan skenario tindakan. Skenario tindakan ini

berisi langkah-langkah yang harus ditempuh guru dan siswa.

  Pelaksanaan Kegiatan

e)      Pra Kegiatan

Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi

f)       Kegiatan Awal

 Guru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi

pelajaran dengan Tanya jawab.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

g)      Kegiatan Inti

  Eksplorasi, guru :

-   Menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan manusia dengan

menggunakan media gambar.

-   Melakukan demonstrasi dengan menggunakan pipa kecil bercabang tiga

(PKBT), sedotan dan toples.

-   Menjelaskan bagian tubuh yang berperan sebagai alat pernapasan.

-   Menjelaskan proses pernapasan dada dan perut.

  Elaborasi, siswa :

-   Menyebutkan alat pernapasan manusia.

-   Menjelaskan proses pernapasan.

-   Menjelaskan pernapasan dada dan perut.

  Konfirmasi :
-   Guru memberikan penguatan materi.

-   Guru menyimpulkan materi.

h)     Kegiatan Akhir

  Guru memberikan tes akhir.

  Guru memberikan perbaikan dan pengayaan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan media gambar alat

pernapasan manusia dan demonstrasi dan diskusi. Dalam kegiatan diskusi anak

diberi LKS .

Dalam diskusi kelompok, guru memberikan bimbingan secara kelompok atau

perorangan, sehingga setiap siswa dapat ikut berpartisipasi dalam mengerjakan

LKS. Ternyata keaktifan siswa meningkat, soal-soal LKS banyak yang dapat

dijawab.

  Observasi Kegiatan

Pada pembelajaran siklus II (dua) ini, terdapat peningkatan keaktifan siswa yang

semula 59,25 % menjadi 96,26 %. Hal ini dikarenakan dalam demonstrasi guru

dapat menjelaskan cara manusia bernapas. Dalam diskusi kelompok dalam

pengerjaan LKS, siswa diharuskan untuk menjawab soal dengan pemahaman yang

dimilikinya, kemudian kegiatan dalam diskusi ditambah satu kegiatan yaitu setiap

kelompok dengan perwakilan kelompoknya menunjukkan bagian-bagian alat

pernapasan dengan menggunakan tubuhnya. Dalam hal ini guru dapat mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi, jadi dapat dikatakan perbaikan pembelajaran

siklus II berhasil.
  Refleksi

Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran pada akhir siklus II (dua) ini,

guru melakukan refleksi diri. Ternyata dengan menggunakan metode ceramah

disertai demonstrasi dan diskusi dengan menggunakan media gambar dapat

meningkatkan pemahaman siswa.

Penggunanan metode yang tepat, penggunaan media gambar dapat membantu

guru dalam melaksanakan pembelajaran dan pemahaman siswa dapat meningkat.


DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, 2004, Sains untuk SD Kelas V, Erlangga, Jakarta: PT Glora Aksara

Pratama

Sumardi, Yosep, dkk, 2008, Konsep Dasar IPA di SD, Jakarta: Universitas

Terbuka.

Rustaman, Nuryani, 2011, Materi dan Pembelajaran IPS SD, Jakarta: Universitas

Terbuka.

Sapriyati. Amalia, 2008, Pembelajaran IPA di SD, Jakarta:Universitas Terbuka

Wardhani IGAK, dkk, 2010, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas

Terbuka.

Sudjana.Nana, 2009, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algersindo.

Sudjana. Nana, 2003, Teknologi Pengajaran, Bandung :Sinar Baru Algersindo.

Hamalik. Oemar, 2010, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung :Sinar Baru

Algersindo

Anda mungkin juga menyukai