Anda di halaman 1dari 12

1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN


SIFATNYA DENGAN MEDIA KONKRET SISWA KELAS 1V SD
NEGERI KARANGLO, KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN
BANYUMAS TAHUN 2023/2024

Septi Sulistianingsih1, Makhrus2, Ulia Anisatur Rosidah3


1
Mahasiswa Program Studi PGSD, Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan
2
Dosen Program Studi PGSD, Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan
3
Program Studi PGSD, Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan
Email: sulistianingsihsepti@gmail.com

Abstrak

Kegiatan pembelajaran IPA (ilmu pengetahuan alam) untuk kelas IV SD Negeri Karanglo ternyata
belum bisa menerapkan media pembelajaran secara maksimal, pada kelas IV SD Negeri Karanglo
masih membuat peserta didik pasif karena masih diterapkan metode ceramah serta cenderung
membosankan dan terlalu monoton. Hal itu terlihat dari peserta didik pada saat pembelajaran
terlihat tidak bersemangat serta banyak siswa yang kurang konsentrasi. Meningkatkan hasil belajar,
prestasi dan meningkatkan ketuntasan pembelajaran siswa dengan media konkret pada mata
pelajaran IPA tema benda dan sifatnya merupakan tujuan yang peneliti lalukan dalam penelitian ini.
Rencana dilalukan penelitian akan diterapkan menggunakan dua tahap perbaikan pembelajaran
yaitu perbaikan siklus I dan perbaikan siklus II dengan materi pokok benda dan sifatnya. Penelitian ini
menunjukkan hasil yaitu meningkatnya prestasi belajar peserta didik secara signifikan , yaitu dari
52% pada siklus I, mengalami peningkatan menjadi 86% pada siklus II. Tingkat ketuntasan belajar
klaksikal meningkat yang awalnya 64% ketika siklus I mengalami peningkatan menjadi 90% ketika
siklus II. Menurut evaluasi, prestasi akhir pada pembelajaran juga mencapai ketuntasan yang baik
yaitu dari 74 ketika siklus I, menjadi 95 ketika siklus II. Aktivitas, hasil belajar serta prestasi peserta
didik kelas IV SD Negeri Karanglo Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas mampu ditingkatkan
dengan media konkret pada materi benda dan sifatnya mata pelajaran IPA.

Kata Kunci : hasil belajar, benda dan sifatnya, media konkret


2

Pendahuluan

Materi IPA pada sekolah dasar merupakan materi yang cukup luas, guru diharuskan
untuk bisa menyampaikan materi dengan strategi, media serta metode yang mampu
menciptakan proses belajar yang menyenangkan dan siswa tidak merasa bosan sehingga perlu
dilakukan proses pembelajaran dengan strategi yang tepat. Menurut hasil tes pada awal
proses pembelajaran yang peneliti lakukan pada materi wujud dan sifat benda pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam mendapatkan prestasi belajar yang belum memuaskan. Dalam
kenyataan dikelas peserta didik kelas IV SD Negeri Karanglo Kecamatan Cilongok
kabupaten Banyumas siswa masih kurang menyerap materi pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam. Anak tidak aktif, merasa bosan dalam pembelajaran sehingga tidak memperhatikan
guru. sebagian besar siswa kelas IV SDN Karanglo kecamatan Cilongok belum mengalami
ketuntasan belajar. Kurang maksimalnya pemanfaatan faktor yang bisa meningkatkan hasil
belajar dalam pembelajaran . Sudjaja, (2013:22) mengungkapkan afektif, kognitif dan
psikomotirik merupakan tiga manfaat kegiatan belajar yang merupakan hasil belajar serta
kemampuan pengetahuan individu yang harus tercapai. Dapat dikatakan bahwa hasil akhir
belajar terlihat dari kognitif yang berhubungan dengan kecerdasan atau intelektualitasnya,
misalnya cara berpikir maupun pengetahuan yang dikuasai, afektif berhubungan dengan
aspek emosi dan perasaan, dan psikomotorik terkait dengan kemampuan yang berhubungan
dengan ketrampilan fisik dalam menyelesaikan atau mengerjakan sesuatu. Menjadi seorang
pendidik tentunya memiliki tujuan untuk peserta didiknya supaya mendapatkan prestasi dan
hasil belajar yang memuaskan dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah sebagaimana
yang di sampaikan Gagne (2007:14) yaitu terdapat lima jenis prestasi belajar, yaitu : strattegi
kognitif, sikap, keterampilan, intelektual serta kecakapan.

Berdasarkan informasi yang peneliti kumpulkan, penyebabnya yaitu kurang tepatnya


media pembelajaran yang di pergunakan pada saat proses pembelajaran, dan berakibat pada
siswa yang cepat merasa bosan dan pasif dalam kegiatan belajar di kelas. Guru terlihat
monoton sehingga siswa cenderung banyak bicara dengan sesama teman dan kurang
memperhatikan guru. Dari sejumlah media yang ada, media konkret adalah cara yang tepat
untuk mengatasi masalah. Sanaky (2013) menyampaikan “Media pembelajaran dapat
3

meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.
Pada saat kegiatan belajar memanfaatkan media yang tepat pada saat pembelajaran, maka
siswa akan memusatkan perhatiannya ke dalam bahan pelajaran yang dipaparkan
menggunakan media tersebut, pada akhirnya hasil belajar siswa tentunya akan mengalami
peningkatan”. Djamarah & Zain (2013: 121) juga mengungkapkan ,” media pembelajaran
menjadi alat yang digunakan untuk membantu pada proses belajar yang mampu dimanfaatkan
untuk memaparkan informasi pembelajaran supaya tercapainya tujuan pembelajaran”.

Masalah penelitian yang dapat disimpulkan berdasarkan penjelasan di atas adalah


“Apakah kegiatan belajar dengan memanfaatkan media konkret mampu memperbaiki prestasi
belajar IPA pada materi wujud dan sifat benda siswa kelas IV SD Negeri Karanglo,
Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas?”. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan
tujuan penelitian yaitu “untuk meningkatkan dan memaksimalkan hasil serta prestasi belajar
pada mata pelajaran IPA memanfaatkan media konkret materi wujud dan sifat benda siswa
kelas IV SDN Karanglo kecamatan Cilongok kabupaten Banyumas tahun 2023/2024”. Hasil
penelitian yang dilakukan dapat bermanfaat bagi siswa yaitu mampu membekali siswa
melalui keaktifan siswa dalam proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan guru untuk
meningkatkan kemampuan kecakapan dalam berpikir ilmiah, meningkatkan serta memupuk
kesenangan, kegairahan, kenyamanan, ketertarikan, keterlibatan siswa pada saat kegiatan
belajar di sekolah, prestasi dan hasil belajar siswa bisa meningkat, serta dengan
dilaksanakannya perbaikan pembelajaran maka pengembangan kompetensi siswa di sekolah
dan kurikulum dapat di tingkatkan. Kegiatan penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi
sekolah yaitu dengan adanya perbaikan pembelajaran maka sekolah akan memiliki variasi
model pembelajaran dan mampu meningkatkan alternatif dengan sumbangan pemikiran
untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah. Selain manfaat untuk siswa dan
sekolah, kegiatan perbaikan pembelajaran juga bermanfaat untuk guru yaitu guru akan
merasa lebih percaya diri dengan kesempatan yang diperoleh untuk ikut serta dalam
meningkatkan keterampilan diri dan pengetahuannya, dengan cara guru harus mampu
merefleksi diri menilai serta mampu memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan maka
guru memiliki kesempatan untuk meningkatkan dan memperbaiki kegiatan pembelajaran
melalui suatu kajian dengan sesuatu yang telah terjadi di kelasnya, serta dapat meningkatkan
dan mengembangkan kinerja guru secara profesional.

Kerangka Dasar Teori


4

Media Konkret
Menurut pendapat Ibrahim dan Sukmadinata (2015) Benda sesungguhnya atau benda
nyata adalah suatu objek untuk mempelajari keterampilan tertentu serta dapat menumbuhkan
minat siswa untuk belajar tentang berbagai hal. Media Benda konkret bisa membantu siswa
untuk mudah mengingat dan memahami apa yang di sampaikan guru. Berdasarkan apa yang
kami ketahui bahwa siswa SD cenderung lebih suka dan paham apa yang mereka alami dan
lihat secara nyata. Siswa juga akan lebih aktif karena siswa bisa melihat secara langsung
dengan media Benda konkret dengan materi yang sedang di pelajari. Selain memberikan
pengalaman nyata, media konkret juga bisa memberikan motivasi pada siswa dalam kegiatan
belajar.

Tahapan dalam proses pembelajaran dengan media konkret


Langkah-langkah proses pembelajaran menggunakan benda konkret yaitu (1) Guru
menunjukkan contoh media benda konkret (2) peserta didik diminta untuk menganalisis
benda tersebut (3)mintalah siswa untuk menyampaikan nama benda konkret tersebut (4)
Guru memberikan penguatan dan penjelasan bahwa benda konkret tersebut menunjukkan
suatu wujud benda dan sifatnya. (5) mintalah siswa menganalisis benda konkret yang terletak
di kelas, kemudian kelompokkan ke dalam jenis benda dan sifatnya. (6) Guru memberikan
penguatan.

Kekurangan dan kelebihan media konkret


Media konkret sama halnya dengan media pada umumnya yaitu memiliki kekurangan
atau kelebihan yaitu di antaranya harus menyiapkan tempat dan ruang yang memadai apabila
media yang di gunakan berukuran besar, ketika media konkret yang digunakan susah di
temukan maka akan menyita waktu untuk mencari benda tersebut dan pembelajaran menjadi
kurang efektif, dalam penggunaannya siswa maupun guru harus memahami cara
menggunakan benda konkret tersebut, serta membutuhkan tambahan biaya dalam kegiatan
pembelajaran. Namun, kelemahan yang disebutkan tersebut, tidak akan memberi akibat
kerugian yang besar pada kegiatan pembelajaran serta tidak mengurangi manfaat dan
kelemahan tersebut juga dapat di minimalkan. Selain kekurangan yang di miliki media
konkret, media konkret juga tidak lepas dari kelebihan yang dimiliki yaitu dapat memberi
pemahaman yang sama pada suatu pokok masalah, mengurangi keterbatasan daya indra,
waktu dan ruang, dapat mengurangi kepasifan siswa karena menggunakan media yang
bervariasi serta dapat lebih memperjelas materi supaya tidak verbalistis untuk siswa.
5

Tinjauan Teori Tentang Hasil Belajar


Pengertian Hasil Belajar
Patta Bundu (2013:15) mengatakan, “tanpa individu yang secara efektif
menunjukkan kapasitas yang diperoleh melalui pembelajaran, konsekuensi dari kemajuan
seseorang sering kali tidak akan langsung berubah. Namun, perubahan yang terjadi karena
disebabkan hasil belajar yaitu berubah dalam arti yang berakibat mengubah tingkah laku
manusia tersebut. Bloom mengatakan tentang hasil belajar (Suharsimi Arikunto, 2015:76)
yang di klasifikasikan menjadi 3 ranah yaitu : (1) ranah psikomotorik adalah kemampuan
melakukan aktivitas dengan memanfaatkan bagian tubuh; kemampuan untuk eksis
berhubungan dengan perkembangan aktual. (2) ranah mental adalah kesanggupan berpikir,
kesanggupan memperoleh daya tangkap, berpikir, keterangan, pengakuan, nalar, dan
kepastian. (3) Ranah emosional adalah kemampuan yang berkaitan dengan perasaan,
mentalitas, tingkat mengakui atau menolak suatu kecenderungan dan suatu pasal. Sesuai
dengan pendapat tersebut, dengan demikian hasil belajar adalah berubahnya kemampuan
manusia yang menjadi hasil akhir dalam proses belajar. Maka meningkat pengetahuannya
yang sesuai dengan ranah afektif, psikomotor, maupun kognitif apabila siswa telah
melaksanakan proses pembelajaran secara langsung. Hasil dan prestasi belajar dapat
dikatakan berhasil apabila sudah mencapai atau melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal). Pada materi ini ditetapkan KKM yaitu nilai 70.

Metode Penelitian
Kegiatan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran materi benda dan sifatnya dengan
media konkret dilaksanakan di SD Negeri Karanglo Kecamatan Cilongok Kabupaten
Banyumas. Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri Karanglo yang siswanya
berjumlah 24 siswa. Yaitu 16 siswa yaitu siswa laki-laki, sedangkan 8 siswa yaitu siswa
perempuan. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran yaitu tanggal 10
November 2023 untuk perbaikan siklus I, dan tanggal 17 November 2023 untuk perbaikan
siklus II.

Langkah dalam pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran akan dilakukan


menggunakan tahap per siklus yaitu sebanyak dua siklus, dan kedua siklus terdiri dari empat
langkah, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi. (Suharsini Arikunto,
2017).
6

Siklus PTK (Suharsini Arikunto, 2017).

Perencanaan, yaitu terdiri dari Menyusun rencana atau skenario proses belajar
sesuai dengan materi yang dijelaskan, menyusun jadwal pembelajaran, menyiapkan metode
atau menggunakan media dalam proses belajar, menyiapkan dan membuat perangkat
pembelajaran, serta menyiapkan catatan lapangan dan lembar observasi. Tahap atau langkah
yang kedua yaitu Pelaksanaan, yang di lakukan pada tahap ini yaitu melaksanakan semua
yang ada pada tahap perencanaan, yang terdiri dari guru menyampaikan kegiatan awal
pembelajaran yaitu tujuan pelajaran yang hendak dicapai disampaikan, guru memberikan
motivasi pada siswa, guru menjelaksan materi yang sudah ditentukan. Tahap yang ketiga
adalah Pengamatan, pada tahap ini guru melakukan pengamatan pada kegiatan pembelajaran
ketika sedang berlangsung dan guru menyampaikan penjelasan pada siswa, siswa diminta
melakukan pengamatan pada benda konkret yang terdapat di dalam kelas, kemudian dari
salah satu siswa maju ke depan dan mempresentasikan hasil pekerjaan dari pengamatannya
dan guru meluangkan waktu untuk digunakan pada peserta didik yang lain untuk memberikan
tanggapan, siswa bersama dengan guru memberikan kesimpulan pada proses belajar yang
telah berlangsung, guru melakukan evaluasi dengan memberikan tes tertulis yang dikerjakan
secara individu pada akhir siklus dan siswa yang masih di bawah nilai 70 dengan rata-rata
nilai yang masih kurang dari ketentuan minimal, maka siswa tersebut akan mengikuti
kegiatan perbaikan dan yang sudah tuntas atau mendapat nilai 70 ke atas akan diberikan
tambahan untuk pengayaan. Tahap yang menjadi puncak yaitu Refleksi, pada kegiatan
Refleksi ini akan dilakukan suatu proses dalam memahami, menganalisis dan memberikan
kesimpulan sesuai dengan catatan lapangan dan hasil pengamatan. Melakukan Refleksi untuk
7

mengidentifikasi hasil observasi serta tes, dan menganalisis perkembangan kelebihan dan
kekurangan yang terjadi dalam pembelajaran, untuk landasan perbaikan terhadap siklus
selanjutnya.

Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil Perbaikan Proses Belajar pada siklus I
Proses kegiatan perbaikan kegiatan belajar pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 10
bulan November 2023. Berdasarkan hasil evaluasi dan perencanaan yang sudah dilakukan,
dalam perbaikan kegiatan belajar, peneliti harus menggunakan dan memanfaatkan media
konkret. Setelah dilakukan kegiatan belajar di kelas dengan memanfaatkan media konkret,
dapat ditarik kesimpulan bahwa mulai ada kenaikan hasil belajar yang terjadi pada siswa.

Namun, siswa masih terlihat pasif dalam proses pembelajaran. Walaupun begitu hasil
belajar dan motivasi peserta didik sudah lebih ada peningkatan setelah penggunaan media
benda konkret pada pembelajaran. Hal tersebut dapat peneliti lihat dari nilai yang sudah
dicapai siswa, yang belum mencapai KKM berkurang yaitu dari 13 siswa ketika pra siklus,
sekarang hanya ada 9 siswa ketika siklus 1. Sedangkan yang memperoleh nilai di atas KKM
bertambah dari 11 siswa ketika pra siklus dan bertambah menjadi 15 siswa ketika siklus 1.

Setelah proses pembelajaran selesai dan nilai yang didapatkan sudah bisa mewakili
hasil kegiatan siklus 1. Peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran. Peneliti
harus menyampaikan materi dengan rinci dan tidak terlalu cepat, kemudian peneliti juga
harus memantapkan penerapan dengan media Benda konkret tersebut dengan memperhatikan
langkah atau tahapan pembelajaran dan mempersiapkan materi untuk setiap kelompok lebih
efektif. Peneliti juga harus bisa membuat suasana kelas tidak monoton sehingga siswa tidak
cenderung bosan dan bisa aktif dalam proses pembelajaran.

Hasil Perbaikan Proses Belajar Siklus II

Proses perbaikan kegiatan belajar pada siklus II dilaksanakan tanggal 17 bulan


November 2023. Sesuai dengan hasil pengamatan pada siklus sebelumnya, dalam perbaikan
proses belajar pada siklus I, peneliti harus memaksimalkan Proses belajar dengan
memanfaatkan media benda konkret serta memperhatikan langkah dan tahapan dan
mempersiapkan materi yang efektif. Setelah dilakukan pemaksimalan pembelajaran dengan
menggunakan media konkret, dapat peneliti simpulkan bahwa sudah terjadi perubahan yaitu
8

hasil dan prestasi belajar peserta didik menjadi naik. Dapat diamati dari nilai yang dicapai
siswa, yang belum bisa mencapai KKM berkurang dari 9 siswa ketika siklus I, menjadi 4
siswa ketika siklus II. Jumlah siswa yang mendapat nilai diatas KKM bertambah dari 15
siswa ketika siklus 1 menjadi 20 siswa ketika siklus 2, sehingga ketuntasan pembelajaran
mencapai 87,9%.

Dari hasil pada siklus II, dapat di simpulkan bahwa kegiatan pembelajaran
menggunakan media benda konkret materi wujud dan sifat benda pada mata pelajaran IPA
mampu memberikan peningkatan pada hasil dan prestasi belajar peserta didik. Kemudian,
ketuntasan prestasi belajar peserta didik sudah mencukupi. Sehingga, peneliti mengakhiri
siklus pada penelitian yang dibuat ini.

Pembahasan
Penggunaan Media konkret untuk materi wujud dan sifat benda yang peneliti lakukan
pada siswa kelas IV SD Negeri Karanglo menunjukkan peningkatan yang baik di amati dari
perbandingan nilai antara pra siklus, siklus I dan siklus II. Hal ini tentu saja berdampak
sangat baik pada tingkat pemahaman siswa materi wujud dan sifat benda pada mata pelajaran
IPA. Meningkatnya nilai tentu saja berdampak positif pada ketuntasan belajar siswa baik
secara individu maupun klaksikal.
Media benda konkret terbukti sesuai dengan karakteristik Siswa SD, terlihat siswa
yang begitu antusias untuk menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa juga sangat
bersemangat untuk mengerjakan apa yang menjadi evaluasi peneliti. Hal ini bisa menjadikan
motivasi pada siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya dengan rasa ingin tahu dan
pengalaman nyata yang diperoleh karena penggunaan media benda konkret tersebut.
Sesuai penjelasan tersebut dan hasil akhir penelitian yang diperoleh, memperlihatkan
yaitu dengan menggunakan dan memanfaatkan media konkret mulai pada siklus I sampai
dengan siklus II terjadi peningkatan yang baik dalam prestasi dan hasil belajar peserta didik
pada materi benda dan sifatnya di kelas IV. Dibawah ini disajikan tabel yang memuat
Peningkatan rata-rata hasil atau prestasi belajar siswa selama proses belajar menggunakan
media konkret dengan menggunakan tes sebagai evaluasi siswa pada pembelajaran yang di
laksanakan pada kegiatan penelitian ini :
Rata-Rata Prestasi Belajar
9

Kegiatan Rata-Rata
Prasiklus 55,66
Siklus I 70,66
Siklus II 88,66

Dari penjelasan dan penyajian tabel tersebut terlihat peningkatan terjadi pada
setiap siklusnya dengan KKM di sekolah hanya 70. Karena hasil dan prestasi belajar
siswa pada materi benda dan sifatnya pada mata pelajaran IPA meningkat , maka target
peneliti sudah tercapai.
Dapat dilihat pada siklus I bahwa masih banyak siswa yang nilainya dibawah
KKM dan belum mencapai KKM karena presentase rata-rata hanya mencapai 70,66%.
Artinya pada siklus I siswa masih belum mampu mencapai ketuntasan belajar untuk
materi benda dan sifatnya. Sedangkan ketika siklus II siswa telah terlihat meningkat
motivasi dalam proses belajar dibuktikan dengan ketika siklus II sudah mengalami
penigkatan rata-rata kelas mencapai 88.66%. Hal tersebut membuktikan bahwa telah
terjadi peningkatan hasil dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA materi benda dan
sifatnya siswa kelas IV. Meskipun pada hakikatnya masih banyak media dan metode
yang mampu di manfaatkan pada mata pelajaran IPA. Namun pada kenyataannya pada
penelitian ini media konkret dapat membuat siswa lebih memahami mata pelajaran IPA.
Akan tetap terjaga perlu adanya dukungan dari pihak siswa yaitu dengan adanya motivasi
dalam diri siswa dan semangat peserta didik untuk belajar dan memahami Ilmu
Pengetahuan Alam dengan lebih tekun dan semanagat supaya motivasi dalam diri siswa
mampu mengaplikasikan untuk kehidupan setiap harinya tentang materi benda dan
sifatnya yang di telah dipelajari.
Dapat kita lihat dari peningkatan rata-rata pada pra siklus, siklus 1 dan siklus
2. Nilai rata-rata siswa untuk untuk pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada
grafik dibawah ini:

Grafik Nilai Rata-Rata Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

100
88.66
90
80
70.66
70
55.66
60
50
40
30
10
0
10 Prasiklus Siklus I Siklus II

Sesuai dengan pemaparan diatas yang memperlihatkan bahwa dengan media benda
konkret pada materi wujud dan sifat benda mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I dan siklus II.

Kesimpulan

Sesuai hasil perbaikan pembelajaran dapat peneliti simpulkan bahwa penggunaan


media benda konkret pada materi benda dan sifatnya peserta didik kelas IV SD Negeri
Karanglo Tahun 2023/2024 sudah mengalami peningkatan hasil belajar atau prestasi belajar
dan ketuntasan belajar siswa dalam mendiskripsikan materi benda dan sifatnya. Dengan
melihat hasil data yang dikumpulkan ketika akhir proses belajar yaitu meningkat dari 82%
ketika Siklus I menjadi 87,9% ketika Siklus II.

Dengan menggunakan media konkret, membuat siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran karena penggunaan media konkret akan memupuk rasa ingin tahu siswa
menjadi muncul. Siswa juga akan lebih memahami dengan memanfaatkan media konkret
karena siswa bisa membuktikan secara langsung tentang materi yang dijelaskan guru.

Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran ada beberapa saran dan masukan untuk
setiap guru: (1) guru, menggunakan media benda konkret untuk menciptakan pembelajaran
yang efektif, efisien dan terarah, (2) guru, menyiapkan media pembelajaran yang relevan,
menarik dan melibatkan peserta didik secara langsung. (3) Guru harus mampu
mengembangkan media sehingga pembelajaran tidak terkesan monoton dan membuat siswa
cepat bosan.
11

Daftar Pustaka

Sudjaja. 2013. Tujuan Pengajaran dalam Sekolah.Edukatif Ilmu Pendidikan


Ibrahim, Sukmadinata.2015. Pengaruh Penggunaan Media Benda Konkret Terhadap Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas IV Di SDN Sumberejo 01.Prosiding Ilmu
Pendidikan.
Wahyuningtyas, Rizqi, Sulasmon,BaSulasmo.2020. Pentingnya Media dalam pembelajaran
guna meningkatkan hasil belajar di sekolah dasar. Edukatif Jurnal Ilmu
Pendidikan.
Ba’doriyatun,2022. Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui media benda konkret.Artikel
Guru.
Widyasari.2017. Penggunaan Media benda konkret pada materi wujud benda untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas II. Penggunaan Media benda
konkret untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Hadiyati,Nurrohmah, Wijayanti,Artilia.2017. Keefektifan metode eksperimen berbantu
media benda konkret terhadap hasil belajar ipa siswa kelas V sekolah
dasar. Jurnal Pendidikan IPA Veteran
Heri Suprapto.2017. Media Benda konkret untuk pembelajaran IPA di SD.Cilacap : Penerbit
Adab.
Sudibyo.2019.Benda dan Sifatnya.Jakarta Timur : Penerbit Erlangga.
Heri Sulistyanto.Edi Wiyono.2020. Buku Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI kelas
V.Jakarta Pusat: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan.
Manto.2017. Media Benda Konkret Pada Pembelajaran Matematika Materi
Pecahan.Sleman:Pustaka Egaliter.
Yogi Agung Prasetyo.2019. Motivasi Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Course
Review Horay.Semarang : Yogi Agung Prasetyo.
12

Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai