Anda di halaman 1dari 12

JPD: Jurnal Pedagogiana

P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA


MATERI LUAS BANGUN RUANG MELALUI PENGGUNAAN
MEDIA BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI
KARANG ASIH 04 KECAMATAN CIKARANG UTARA
KABUPATEN BEKASI

HENDRAWATI
SD Negeri Karang Asih 04

ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan media dalam pembelajaran matematika siswa kelas VI SD Negeri Karang Asih
04. Penelitian termasuk Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Karang Asih 04 pahun pelajaran 2018 / 2019
yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 17 siswa siswa putra dan 15 siswa putri, seorang guru
kelas, dan seorang observer. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah teknik observasi dan tes. Data yang diperoleh berupa hasil tes dan hasil
observasi sebagai data pendukung. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan deskripsi
kualitatif untuk menggambarkan hasil observasi dan deskriptif kuantitatif untuk
menggambarkan persentase hasil tes pada masing-masing siklus. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemanfaatan alat peraga bangun ruang dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran Matematika siswa kelas VI SD Negeri Karang Asih 04. Hasil tes kemampuan
awal menunukkan bahwa dari 32 siswa kelas VI hanya 10 siswa yang sudah dapat dinyatakan
tuntas dalam belajar dengan mendapatkan nilai ≥ 75, sedangkan 22 siswa dinyatakan belum
tuntas belajar dengan nilai ≤ 75 dengan nilai rata-rata 60,47. Dari hasil tersebut berarti belum
sesuai dengan target yang ditetapkan oleh peneliti dengan ketuntasan belajar adalah 75%.
Hasil tes siklus I menunukkan bahwa dari 32 siswa kelas VI hanya 27 siswa yang sudah dapat
dinyatakan tuntas dalam belajar dengan mendapatkan nilai ≥ 75, sedangkan 5 siswa
dinyatakan belum tuntas belajar dengan nilai ≤ 75 dengan nilai rata-rata 78,54. Dari hasil
tersebut berarti sudah sesuai dengan target yang ditetapkan oleh peneliti dengan ketuntasan
belajar adalah 75%.

Kata kunci: hasil belajar, volume bangun ruang

Pendidikan adalah usaha sadar dan merupakan suatu upaya ke arah


terencana untuk mewujudkan suasana peningkatan mutu pembelajaran. Banyak
belajar dan proses pembelajaran agar hal yang dapat ditempuh untuk mencapai
peserta didik secara aktif mengembangkan tujuan tersebut, salah satunya adalah
potensi dirinya. Pendidikan dilakukan bagaimana cara menciptakan suasana
untuk memiliki kekuatan spiritual belajar yang baik, mengetahui kebiasaan
keagamaan, pengendalian diri, dan kesenangan belajar siswa agar siswa
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, bergairah dan berkembang sepenuhnya
serta keterampilan yang diperlukan dalam selama proses belajar berlangsung. Untuk
masyarakat, bangsa dan negara. Berbagai itu seharusnya guru mencari informasi
usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan tentang kondisi mana yang dapat
sistem pengajaran, peningkatan kualitas meningkatkan pembelajara di sekolah
kemampuan guru, dan lain sebagainya, dasar.

Volume 8, No. 4, April 2020 | 43


Permasalahan yang umum terjadi di kemampuan berpikir siswa, media yang
SD adalah rendahnya hasil belajar digunakan kurang bervariasi, dan sebagai
matematika siswa. Hal ini terlihat dari akibatnya motivasi belajar siswa menjadi
banyaknya kesalahan siswa dalam sulit ditumbuhkan dan pola belajar
memahami konsep matematika sehingga cenderung menghafal dan mekanistis.
mengakibatkan kesalahan–kesalahan Ditambah lagi dengan penggunaan
dalam mengerjakan soal sehingga pendekatan pembelajaran yang cenderung
mengakibatkan rendahnya prestasi belajar membuat siswa pasif dalam proses belajar-
siswa. Padahal dalam pelaksanaan proses mengajar, yang membuat siswa tidak
pembelajaran di kelas biasanya guru tertarik untuk mengikuti pelajaran. Oleh
memberikan tugas secara kontinu berupa karena itu, dibutuhkan ketekunan,
latihan soal. Hal ini terbukti dari hasil keuletan, perhatian, dan motivasi yang
ulangan harian per pokok bahasan yang tinggi dari guru untuk membantu siswa
sering di bawah bawah rata-rata mata dalam memahami materi yang diajarkan
pelajaran lainnya seperti tertera pada Tabel pada pembelajaran matematika.
1. Untuk mengatasi permasalaha di atas,
Tabel 1. langkah yang perlu dilaksanakan adalah
Rata-rata Nilai Harian Matematika dengan menggunakan media. Media
Mata Pelajaran Nilai Rata-Rata Harian tersebut bernama media bangun ruang
IPA 7,5 yang dapat membelajarkan siswa secara
IPS 7,8
optimal. Penggunaan media dapat
Matematika 6,8
Sumber: Dokumentasi SD Negeri Karang Asih 04 dimanipulasikan sesuai dengan kebutuhan.
Media merupakan lingkungan belajar yang
Beberapa kemungkinan penyebab sangat menunjang untuk tercapainya
rendahnya hasil belajar siswa dalam materi optimalisasi dalam pembelajaran, karena
luas permukaan bangun ruang adalah media merupakan jembatan belajar yang
materi luas permukaan bangun ruang yang awalnya terdapat benda-benda konkret
bersifat abstrak. Siswa sukar membedakan seperti pengalaman anak. Pada jembatan
antara sisi pada bangun datar dengan sisi selanjutnya terdapat semi konkret seperti
pada bangun ruang; tidak mantapnya benda-benda tiruan. Berikutnya lagi
konsep tentang luas bangun datar; dan terdapat semi abstrak berupa gambar-
penggunaan media yang kurang tepat atau gambar, dan selanjutnya terdapat abstrak
tidak menggunakan media sama sekali berupa kata-kata.
yang dapat meningkatkan hasil belajar Melalui media bangun ruang materi
siswa, padahal media amat penting dalam yang bersifat abstrak dapat menjadi
pembelajaran matematika. Higgis dalam konkret. Artinya, siswa akan mengetahui
Ruseffendi (1993: 144) mengatakan bahwa dan melihat komponen – komponen
keberhasilan 60 % lawan 10 % bila bangun ruang. Melalui perantara media
menggunakan media dibandingkan dengan inilah siswa dapat membedakan antara sisi
tidak menggunakan media. Penggunaan pada bangun datar dan sisi pada bangun
media yang tidak tepat dapat mempengarui ruang. Selain itu dengan media siswa dapat
siswa dalam belajar, sehingga kondisi melihat secara langsung bentuk bentuk sisi
kelas menjadi tidak kondusif untuk belajar dan sekaligus mengingat kembali tentang
dan tidak teratur dalam ranah komunikasi luas luas bangun datar. Melalui media
guru dengan siswa sehingga berpengaruh pembelajaran yang efektif dan efisien,
pada prestasi belajar siswa yang rendah. menyebabkan seimbangnya kemampuan
Permasalahan lainnya terdapat pada kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk
guru. Kebanyakan guru dalam mengajar di itu, guru sebagai tenaga pengajar dan
kelas masih kurang memperhatikan pendidik harus selalu meningkatkan

44 | P e d a g o g i a n a
JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

kualitas profesionalismenya yaitu dengan belajar adalah suatu proses perubahan


cara memberikan kesempatan belajar sikap, 4tingkah laku, dan nilai setelah
kepada siswa dengan melibatkan siswa terjadinya interaksi dengan sumber belajar.
secara efektif dalam proses pembelajaran Sumber belajar ini selain guru dapat
dengan memanfaatkan media yang ada. berupa buku, lingkungan, teknologi
Rahmanelli (2005:237) menyatakan informasi dan komunikasi.
apabila anak terlibat dan mengalami Menurut Surakhmad (2002:29),
sendiri serta ikut serta dalam proses pembelajaran—dalam bentuk interaksi
pembelajaran maka hasil belajar siswa belajar mengajar—sebagai proses yang
akan lebih baik, disamping itu pelajaran mengandung tujuh komponen penting
akan lebih lama diserap dalam ingatan yang saling berhubungan satu sama lain,
siswa. Untuk itu, implementasi media yakni guru, siswa, tujuan pembelajaran,
pembelajaran harus dilakukan sebaik bahan atau materi pembelajaran, metode
mungkin untuk menciptkan dan sarana, dan alat evaluasi pembelajaran.
meningkatkan hasil belajar. Dengan media Dapat diartikan bahwa pembelajaran
pembelajaran kepada siswa diharapkan Matematika sangat penting bagi siswa
siswa dapat meningkatkan aktifitas untuk meningkatkan kemampuan mereka.
belajarnya.. Berdasarkan uraian di atas, Pembelajaran merupakan suatu proses
peneliti tertarik melakukan penelitian yang terjadi secara sistematik. Artinya
dengan judul “Meningkatkan Kemampuan bahwa di dalam pembelajaran terkandung
Menghitung Luas Bangun Ruang Melalui berbagai komponen yang saling terkait dan
Penggunaan Media Pembelajaran Pada mendukung untuk mencukupi suatu tujuan
Siswa Kelas VI SD Negeri Karang Asih pembelajaran tertentu.
04.” Pembelajaran matematiaka sangat
Berdasarkan permasalahan di atas, penting untuk dikembangkan dengan
maka perumusan masalah yang akan tujuan untuk meningkatkan kemampuan
dikemukakan adalah: Bagaimana media siswa. Proses ini dapat dilakukan dalam
pembelajaran dapat meningkatkan aktifitas belajar dan mengajar di kelas
kemampuan menghitung luas bangun melalui berbagai kegiatan yang motivasi
ruang pada siswa kelas VI SD Negeri siswa untuk belajar. Menurut Krismanto
Karang Asih 04? (2000:93), perilaku pembelajaran
Sesuai dengan masalah penelitian matematika adalah sebagai berikut:
yang dirumuskan di atas, tujuan yang ingin a. Pemberian informasi, perintah dan
dicapai melalui penelitian ini adalah pertanyaan oleh guru mestinya hanya
meningkatkan hasil belajar siswa dengan sekitar 10 sampai dengan 30 %,
menggunakan media dalam pembelajaran selebihnya berasal dari siswa.
matematika. b. Siswa mencari, memilih serta
Menurut Winataputra (1997:147), menggunakan sumber informasi.
proses belajar adalah interaksi atau c. Siswa mengambil inisiatif lebih banyak.
hubungan timbal balik antara siswa dengan d. Siswa mengajukan pertanyaan.
guru dan antara siswa dalam proses e. Siswa berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Pengertian interaksi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
mengandung unsur saling memberi dan pembelajaran.
menerima. Dalam interaksi belajar Menurut Dimyati (1999:250-251),
mengajar ditandai sejumlah unsur, yaitu hasil belajar merupakan hal yang dapat
tujuan yang hendak dicapai, siswa, guru dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan
dan sumber belajar lainnya, bahan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar
pelajaran, dan (metode yang digunakan merupakan tingkat perkembangan mental
untuk menciptakan situasi belajar. Hakekat yang lebih baik bila dibandingkan pada

Volume 8, No. 4, April 2020 | 45


saat sebelum belajar. Tingkat Setiap siswa memiliki hasil belajar
perkembangan mental tersebut terwujud yang berbeda dengan siswa lainnya.
pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan Perbedaan tngkat hasil belajar siswa dalam
psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil mata pelajaran matematika ini dapat
belajar merupakan saat terselesaikannya disebabkan oleh beberapa faktor.
bahan pelajaran.‖ Sementara itu menurut Menunrut Wina Sanjaya (2008:15), faktor
Hamalik (2006:30), ―hasil belajar yang mempengaruhi hasil belajar adalah
adalah bila seseorang telah belajar akan guru, siswa, sarana, alata dan media yang
terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersedia, serta lingkungan.
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi Faktor Guru, Keberhasilan suatu
tahu, dan dari tidak mengerti menjadi sistem pembelajaran, guru merupakan
mengerti.‖ komponen yang menentukan. Hal ini
Darmansyah (2006:13) menyatakan disebabkan guru merupakan orang yang
bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian secara langsung berhadapan dengan siswa.
terhadap kemampuan siswa yang Dalam sistem pembelajaran guru bisa
ditentukan dalam bentuk angka. Dari berperan sebagai perencana (planer) atau
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa desainer (designer) pembelajaran, sebagai
yang dimaksud dengan hasil belajar adalah implementator dan atau mungkin
hasil penilaian terhadap kemampuan siswa keduanya. Sebaagai perencana guru
setelah menjalani proses pembelajaran. dituntu untuk memahami secara benar
Cece Rahmat (dalam Zainal Abidin, kurikulum yang berlaku, karakteristik
2004:1) mengatakan bahwa hasil belajar siswa, fasilitas dan sumber daya yang ada,
adalah penggunaan angka pada hasil tes sehingga semuanya dijadikan komponen-
atau prosedur penilaian sesuai dengan komponen dalam menyusun rencana dan
aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk desain pembelajaran.
mengetahui daya serap siswa setelah Dalam melaksanakan perannya
menguasai materi pelajaran yang telah sebagai implementator rencana dan desain
diberikan. Nana Sujana (1989:9) belajar pembelajaran guru bukanlah hanya
didefinisikan sebagai proses interaksional berperan sebagai model atau teladan bagi
dimana pribadi menjangkau wawasan – siswa yang diajarkannya akan tepai juga
wawasan baru atau merubah sesuatu yang sebabagai pengelola pembelajaran
lama. (manager of learning). Dengan demikian
Hasil belajar harus didukung oleh efektivitas proses keberhasilan suatu
bimbingan dari guru. Seorang guru harus proses pembelajaran sangat ditentukan
siap dengan tugasnya yaitu mengajar. oleh kualitas atau kemampuan guru.
Dalam pengertian mengajar, diartikan oleh Faktor Siswa, Siswa adalah organism
Muhammad Ali dalam Siti Undari uni yang berkembang sesuai dengan tahap
Suproborini (2003; 16) yaitu segala upaya perkembanggnya. Perkembangan anak
yang sengaja dalam rangka memberi adalah perkembangan seluruh aspek
kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya kepribadiannya, akan tetapi tempo dan
proses belajar mengajar sesuai dengan irama perkembangan masing-masing
kompetensi dasar dan hasil belajar yang anaka pada setiap aspek tidak selalu sama.
telah dirumuskan. Dari pengertian diatas, Proses pembelajaran dapart dipengaruhi
maka guru sebagai pengajar harus mampu oleh perkembangan anak yang tidak sama
menciptakan suatu kondisi yang itu, di samping karakteristik lain yang
memungkinkan siswa dapat memahami melekat pada diri anak.
tentang apa yang diajarkan, sehingga dapat Sikap dan penampilan siswa dalam
mencapai keberhasilan. pembelajaran juga merupakan aspek lain
yang dapat mempengaruhi system

46 | P e d a g o g i a n a
JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

pembelajaran. Adakalanya ditemukan memanfaatkan dan menggunakan


siswa yang sangat aktif dan ada pula siswa semua sumber daya yang ada
yang pendiam, tidak sedikti juga 4) Kepuasan belajar setiap siswa akan
ditemukan siswa yang memjiliki motivasi cenderung menurun. Hal ini disebabkan
yang rendah dalam belajar. Semua itu akan kelompok besar yang terlalu banyak
mepengaruhi proses pembelajaran di akan akan semakin sukar mencapai
dakam kelas. Sebab, bagaimanapun factor kesepakatan
siswa dan guru merupakan factor yang 5) Anggota kelompok yang terlalu banyak
sangat menentukan dalam interaksi erkecenderungan akan semakin banyak
pembelajaran. siswa yang terpaksa menunggu untuk
Faktor Sarana dan Prasarana, Sarana sama- sama majumempelajari materi
adalag segala sesuatu yang mendukung pelajaran baru
secara langsung terhadap kelancaran 6) Anggota kelompok yang terlalu banyak
proses pembelajaran, misalnya media akan cenderung semakin banyaknya
pembelajaran, alat-alat pelajaran, siswa yang enggan berpartisipasi aktif
perlengkapan sekolah, sedangkan dalam setiak kegiatan kelompok.
prasarana adalah segala sesuatu yang
secara tidak langsung dapat mendukung Pengertian Media Pembelajaran
keberhasilan proses pembelajaran Arif. S. Sadiman (1999:6) yang
misalnya, jalan menuku sekolah, mengutip pendapat Gagne menyebut
penerangan sekoalh, kamar kecil, dan bahwa media adalah berbagai jenis
sebagainya. Kelengkapan saranan dan komponen dalam lingkungan siswa yang
prasarana akan membantu guru dalam dapat merangsangnya untuk belajar. Abdul
penyelenggaraan proses pembelajaran; halim (2002:11) mendefinisikan media
dengan demikian sarana dan prasarana sebagai benda yang dapat dimanipulasi,
merupakan komponen penting yang dapat dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan
mempengaruhi proses pembelajaran. dan dipergunakan dalam kegiatan belajar
Faktor Lingkungan, Dilihat dari mengajar.
dimensi lingkungan ada dua fakto yang Berdasarkan pendapat-pendapat di
dapat memengarhi proses pembelajaran atas, dapat disimpulkan bahwa media
yaitu faktor organisasi kelas dan fakto adalah segala sesuatu yang dapat
iklim sosial-psikologis. Faktor organisasi digunakan untuk menyalurkan pesan dari
kelas yang di dalamnya meliputi jumlah pengirim ke penerima, sehingga dapat
siswa dalam satu kelas merupakan aspek merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
penting yang dapat mepengaruhi proses dan minat siswa, diharapkan hasil siswa
pembelajaran. Organisasi kelas yang belajar dapat ditingkatkan setelah
terlalu besar akan kurang efektif untuk menggunakan media.
mencapai tujuan pembelajaran. Kelompok Bangun ruang adalah sejenis benda
belajar yang besar dalam sau kelas ruang beraturan yang memiliki rusuk, sisi
berkecenderunagn: dan titik sudut. Media bangun ruang
1) mendapatkan pelauyanan yang terbatas menyerupai kotak, dengan bentuk massif,
dari guru berongga, dan kerangka. Bentuk–bentuk
2) Perbedaan individu antara anggota akan bangun ruang sudah dikenal siswa dikelas
semakin nampak, sehingga Sumber V adalah kubus, balok, tabung, prisma,
daya kelompok akan bertambah luas kerucut, limas, dan bola. Bentuk-bentuk
sesuai dengan jumalah siswa sehingga tersebut akan dipelajari kembali di kelas
waktu yang tersedia akan semakin VI dengan pembahasannya dititik beratkan
sempit pada penentuan luas pemukaan bangun
3) Kelompok belajar akan kurang mampu ruang, seperti : kubus, balok dan tabung.

Volume 8, No. 4, April 2020 | 47


Untuk lebih jelasnya penulis akan kubus, balok, dan tabung, dan
menjelaskan pengertian bnagun ruan satu (h) Membimbing siswa menggunakan
persatu. Sartono Wirodikromo (2:2003) rumus-rumus debgab memberikan
mendefinisikan kubus, balok, dan tabung latihan-latihan.
sebagai berikut.
1) Kubus yaitu sebuah benda ruang yang Hipotesis Tindakan
dibatasi oleh 6 bidang datar yang Berdasarkan kajian teori dan kerangka
masing-masing berbentuk persegi yang berpikir di atas, maka hipotesis yang
sama dan sebangun atau kongruen. diajukan dalam penelitian ini adalah:
Yang mempunyai 6 sisi 12 rusuk dan 8 Penggunaan media pembelajaran bangun
titik sudut serta diagonalnya sama ruang dapat meningkatkan kemampuan
panjang. menghitung luas bangun ruang pada siswa
2) Balok yaitu sebuah benda ruang yang kelas VI SD Negeri Karang Asih 04 .
dibatasi oleh 6 sisi datar yang masing-
masing berbentuk persegi panjang yang METODE
terdiri dari mempunyai 6 sisi 12 rusuk Jenis penelitian ini adalah penelitian
dan 8 titik sudut. tindakan kelas (action research). Menurut
3) Tabung yaitu sebuah benda ruang yang Wardani ( 2002:1.4), penelitian tindakan
dibatasi oleh 2 sisi datar yang berbentuk kelas adalah penelitian yang dilakukan
lingkaran dan 1 sisi lengkung yang guru dalam kelasnya dan berkolaboratif
berbentuk persegi panjang antara peneliti dengan praktisi (guru dan
Penggunaan media bangun ruang kepala sekolah). Prosedur penelitian ini
dalam pembelajaran matematika dapat dilaksanakan dalam dua siklus (siklus I
membantu guru menjelaskan hal yang dan II) dengan setiap siklusnya meliputi
bersifat abstrak menjadi lebih konkrit identifikasi masalah, pembuatan
sehingga siswa mudah belajar matematika. perencanaan, tindakan dan observasi, serta
Namun dalam pelaksanaan guru refleksi dan perubahan perencanaan.
hendaknya memilih media yang cocok Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah
untuk menyampaikan materi pembelajaran untuk mengetahui penggunaan media
kepada siswa, sehingga siswa dapat terlibat pembelajaran bangun ruang dapat
secara fisik, mental dan social, dalam meningkatkan kemampuan menghitung
pembelajara. luas bangun ruang pada siswa kelas VI SD
Dalam penelitian ini, penulis akan Negeri Karang Asih 04.
menggunakan bangun ruang dalam Penelitian tindakan kelas ini
kegiatan pembelajaran luas pemukaan dilaksanakan di SD Negeri Karang Asih 04
adalah sebagai berikut: Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten
(a) Mengamati model bangun ruang Bekasi. Di lokasi tersebut dilakukan
berongga, dan mode kerangka. penelitian untuk mengetahui tingkat
(b) Memberi nama bangun ruang, dan efektifitas penggunaan media
mengguankan media bangun ruang pembelajaran untuk meningkatkan
berongga untuk menunjukkan sisi. kemampuan menghitung luas bangun
(c) Menggunakan model kerangka untuk ruang.
menunjukkan rusuk. Subjek penelitian ini adalah siswa
(d) menghitung sisi, rusuk, dan titik sudut. kelas VI SD Negeri Karang Asih 04 pahun
(e) Mengukur pada model bangun ruang pelajaran 2018 / 2019 yang berjumlah 32
pada : rusuk, panjang, lebar, tinggi, jari- siswa terdiri dari 17 siswa siswa putra dan
jari dan diameter. 15 siswa putri, seorang guru kelas, dan
(f) mencari luas sisi bangun ruang. seorang observer.
(g) Menemukan rumus luas permukaan

48 | P e d a g o g i a n a
JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

Menurut Suharto (2003:159), sehingga tidak perlu diuji tingkat validitas


penelitian tindakan kelas dilaksanakan dan reliabilitasnya.
dalam bentuk siklus berulang sampai dua Setelah data terkumpul, kemudian
siklus yaitu jika pada siklus 1 setelah data dianalisis. Data penelitian ini
direfleksi kriteria keberhasilan tindakan dianalisis dengan menggunakan teknik
belum tercapai, maka akan diperbaiki pada analisis kualitatif. Teknik analisis kualitatif
siklus berikutnya. Atau jika pada siklus 1 ini diterapkan dalam proses penafsiran dan
kriteria keberhasilan tindakan telah penyampaian simpulan secara deskriptif
tercapai, maka kriteria keberhasilan yang didasarkan pada hasil penelitian yang
tindakan pada siklus berikutnya akan diperoleh dari setiap siklus tindakan, baik
ditingkatkan agar lebih baik dari siklus 1. siklus I dan siklus II. Teknik ini juga
secara umum menjelaskan secara rinci
Siklus 1 temuan yang diperoleh dari kegiatan
a. Perencanaan pembelajaran sampai pada proses
b. Pelaksanaan pencapian yang ditargetkan oleh peneliti.
c. Pengamatan ( Observing )
d. Refleksi ( Reflecting ) Indikator Keberhasilan
Sebagai tolak ukur keberhasilan
Siklus II pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
a. Perencanaan dapat dilihat dari:
b. Pelaksanan Tindakan 1. Meningkatnya rata-rata hasil belajar
c. Pengamatan ( Observasi ) siswa, mencapai skala 75%.
d. Refleksi 2. Sebanyak 75% siswa telah
mendapatkan nilai ≥ 70.
Beberapa teknik diperlukan untuk
mengumpulkan data. Beberapa teknik HASIL PENELITIAN
yang digunakan untuk mengumpulkan Hasil penelitian ini merupakan kerja
data dalam penelitian ini adalah teknik kolaborasi antara observer dan peneliti
observasi dan tes. yang juga sebagai guru mata pelajaran
Instrumen yang digunakan dalam yang terlibat dalam penelitian ini.
penelitian ini adalah lembar observasi dan Penelitian ini sebagai upaya untuk
tes. Lembar observasi digunakan untuk meningkatkan keaktifan belajar dan
mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa. Penelitian tindakan
keterampilan siswa pada saat kegiatan kelas ini meliputi satu siklus yang terdiri
pembelajaran materi luas bangun ruang atas tahap perencanaan tindakan,
melalui penggunaan media bangun ruang. pelaksanaan tindakan, observasi dan
Untuk tabel observasi, dibagi menjadi dua refleksi. Data hasil penelitian ini diperoleh
bagian meliputi lembar observasi untuk dari observasi terhadap proses
guru dan obserbasi untuk siswa. pembelajaran yang dilakukan oleh guru
Instrumen yang kedua adalah tes. Pada bidang studi sebagai pengajar dan peneliti
penelitian ini, tes bertujuan untuk juga dibantu satu orang teman sebagai
mengukur kemampuan siswa setelah penulis dan pengamat (observer) untuk
mereka mengikuti proses belajar mengajar melakukan observasi selama proses
dengan menggunakan media bangun pembelajaran berlangsung. Sebelum
ruang. Tes berisi tentang materi yang telah penelitian dilakukan, peneliti melakukan
diajarkan oleh guru di kelas, yaitu materi pra tindakan.
luas bangun ruang. Tes diambil dari bank
soal sekolah sebanyak 10 pertanyaan,

Volume 8, No. 4, April 2020 | 49


Pra Tindakan mendapatkan nilai ≥ 75, sedangkan 22
Peneliti terlebih dahulu melakukan siswa dinyatakan belum tuntas belajar
pengamatan di kelas VI SD Negeri Karang dengan nilai ≤ 75 dengan nilai rata-rata
Asih 04 sebelum penelitian dilaksanakan. 60,47. Dari hasil tersebut berarti belum
Pengamatan ini dilakukan pada saat proses sesuai dengan target yang ditetapkan oleh
pembelajaran berlangsung dan bertujuan peneliti dengan ketuntasan belajar adalah
untuk mengetahui tingkat keberhasilan 75%.
siswa dalam belajar. Hasil pengamatan Penyebab rendahnya nilai kemampuan
menunjukkan bahwa kondisi awal siswa awal siswa dikarenakan tidak ada
kurang tertarik dengan pembelajaran. keaktifan siswa dalam proses belajar,
Pembelajaran guru masih monoton dengan meskipun sekedar bertanya. Siswa lebih
guru berperan penting dalam setiap banyak main sendiri atau bercerita dengan
pembelajaran di kelas. Tidak ada keaktifan temannya sehingga proses pembelajaran
siswa dalam proses belajar, meskipun masih bersifat pasif. Hal ini
sekedar bertanya. Siswa lebih banyak main mengakibatkan hasil belajar siswa tidak
sendiri atau bercerita dengan temannya sesuai dengan yang diharapkan. Untuk
sehingga proses pembelajaran masih membantu siswa meningkatkan hasil
bersifat pasif. Hal ini mengakibatkan hasil belajarnya, guru berusaha menjelaskan
belajar siswa tidak sesuai dengan yang materi luas bangun ruangbeberapa kali
diharapkan. dengan memberikan contoh soal kepada
Untuk mengukur kemampuan awal siswa. Hal ini dilakukan agar siswa
siswa, peneliti mengadakan tes awal (pre memahami materi dan juga dapat
test) sebelum penelitian berlangsung untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
mengetahui sejauh mana penguasaan siswa
terhadap materi materi sistem rem. Siswa Tindakan Siklus I
dibagikan soal tes awal dan diminta Kegiatan pembelajaran di sekolah
menyelesaikannya selama satu jam umumnya masih menggunakan model
pelajaran. Hasil tes kemudian dianalisis pembelajaran konvensional, dengan
untuk mengetahui jumlah siswa yang metode ceramah, tanya jawab dan
tuntas dan belum tuntas belajar sesuai pemberian tugas. Dalam pembelajaran
dengan target yang diharapkan yaitu 75%. pendidik masih menjadi pusat (teacher
Hasil tes kemampuan awal siswa dapat centered). Pendidik kurang memberi
dilihat pada tabel 1. motivasi kuat, sehingga aktifitas belajar
Tabel 1. siswa kurang dalam proses
Data Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa mengidentifikasi masalah.
No. Tes Kemampuan Awal Berdasarkan pengalaman guru kelas
VI selama mengajar. Berikut iana adalah
1 Nilai Rata-rata 60,47 masalah-masalah yang terdapat di kelas VI
2 Nilai Tertinggi 75 selama kegiatan pembelajaran.
1) Siswa masih kesulitan memahami dan
3 Nilai Terendah 50 menghafalkan materi yang diberikan
4 Siswa Tuntas 10 (31,25%) oleh guru meskipun siswa sudah
mencatat materi tersebut.
5 Siswa Belum Tuntas 22 (68,75%) 2) Ketertiban siswa secara aktif dalam
pembelajaran kurang.
Hasil tes kemampuan awal pada tabel 3) Banyak siswa yang malu dan takut
1 di atas menunukkan bahwa dari 32 siswa bertanya, walaupun guru sering
kelas VI hanya 10 siswa yang sudah dapat meminta untuk bertanya tentang materi
dinyatakan tuntas dalam belajar dengan yang belum jelas.

50 | P e d a g o g i a n a
JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

4) Siswa tidak mau menjawab pertanyaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan
dari guru, jika tidak ditunjuk. untuk mengukur kemampuan siswa setelah
5) Keaktifan siswa dalam mengemukakan mempelajari materi tersebut. Tes penting
ide tidak terlihat. untuk diberikan kepada siswa karena
Berdasarkan permasalahan yang dengan hasil tes penelitian dapat
disimpulkan peneliti adalah cara untuk menentukan ketuntasan belajar mencapai
meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar 75%. Tes ini dikerjakan oleh siswa secara
siswa pada pembelajaran menghitung individu. Pada waktu siswa mengerjakan
bangun ruang, maka direncanakan tes, peneliti selalu mengingatkan agar
penelitian tindakan dengan menggunakan siswa mengerjakan secara individu dan
media pembelajaran bangun ruang sebagai tidak bekerjasama dengan siswa lain. Hasil
solusi pemecahan masalah. tes siklus I dapat dilihat pada tabel 2.
Agar pelaksanaan penelitian berjalan berikut.
dengan baik sesuai yang direncanakan Tabel 2.
maka peneliti mengadakan perencanaan Data Hasil Tes Kemampuan Siklus I
yang akan dilakukan pada proses kegiatan No. Tes Kemampuan Awal
belajar. 1 Nilai Rata-rata 78,54
Penelitian tindakan kelas pada 2 Nilai Tertinggi 85
pertemuan pertama dilaksanakan pada 3 Nilai Terendah 70
Senin 29 Oktober 2018 sesuai dengan 4 Siswa Tuntas 27 (84,38%)
ketentuan yang disetujui oleh sekolah. 5 Siswa Belum Tuntas 5 (15,62%)
Materi yang disajikan adalah pengukuran,
luas permukaan kubus, dan luas Hasil tes kemampuan awal pada tabel
permukaan balok. Kegiatan pembelajaran 2 di atas menunukkan bahwa dari 32 siswa
dimulai pukul 07.00 dan berlangsung kelas VI hanya 27 siswa yang sudah dapat
selama 2 x 35 menit. Pada pelaksanaan dinyatakan tuntas dalam belajar dengan
tindakan ini siswa hadir semua yang mendapatkan nilai ≥ 75, sedangkan 5
berjumlah 32 siswa. siswa dinyatakan belum tuntas belajar
Dalam penelitian ini yang bertindak dengan nilai ≤ 75 dengan nilai rata-rata
sebagai pemberi tindakan atau pengajar 78,54. Dari hasil tersebut berarti sudah
adalah guru dan observer. Langkah yang sesuai dengan target yang ditetapkan oleh
dilakukan pada tahap ini adalah guru peneliti dengan ketuntasan belajar adalah
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai 75%.
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran Observasi dilakukan oleh peneliti
(RPP) meliputi kegiatan awal, kegiatan inti sendiri dengan menggunakan lembar
dan kegiatan penutup dan menyampaikan observasi yang telah dibuat. Hal-hal yang
tujuan pembelajaran. Mata pelajaran yang diobservasi adalah kegiatan yang
disampaikan pada siklus I pertemuan dilakukan oleh siswa selama proses
pertama adalah luas persegi dan bangun pembelajaran berlangsung. Hasil
ruang kubus. pengamatan pada siklus I dijelaskan
Penelitian tindakan kelas pada sebagai berikut:
pertemuan kedua dilaksanakan pada 1) Saat ketua kelas memberi aba-aba
tanggal Senin 5 November 2018. Materi salam, ada beberapa murid yang masih
yang disajikan adalah menjumlahkan dan ngobrol, tidak menjawab salam.
mengurangkan bilangan bulat. Kegiatan 2) Setelah mendengarkan penjelasan guru
pembelajaran dimulai pukul 07.00 dan ada beberapa siswa yang bertanya
berlangsung selama 2 x 35 menit. tentang kesulitannya.
Pada akhir siklus I dilakukan 3) Belajar kelompok berjalan dengan baik.
pengambilan data tingkat pemahaman 4) Setelah waktu habis untuk soal pertama,

Volume 8, No. 4, April 2020 | 51


4 orang wakil dari kelompok maju Tabel 3.
bersama-sama untuk mengerjakan hasil Hasil Observasi Aktifitas belajar siswa
diskusi atau kerja kelompok di papan siklus I
tulis. No Aktifitas Jumlah Persentase
5) Dari beberapa soal yang diajukan oleh Siswa
1 Aktif dalam berdiskusi 32
guru, ternyata kelompok yang aktif
2 Mencatat 30
hanya itu-itu saja dan orang yang berani 62,5%
maju hanya anak-anak tertentu dari 3 Bertanya 15
kelompok yang aktif. 4 Menjawab pertanyaan 10
Hasil di atas didukung dengan hasil Jumlah 80
pengamatan terhadap proses pembelajaran. Jumlah Siswa Yang Beraktifitas
Pr esentasi Aktifitas Siswa =
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui Jumlah Seluuruh Siswa x Jenis Aktifitas
80
keatifan siswa dalam mengikuti kegiatan = = 100% = 62,5%
32 x 4
pembelajaran. Kesulitan yang dihadapi
siswa yaitu sikap kurang antipati terhadap Dari tabel 3 diatas dapat dilihat
pelajaran luas pemukaan balok dan kubus aktifitas belajar siswa siklus I, siswa yang
karena pada saat pembelajaran, guru kelas aktif dalam berdiskusi ada 32 siswa, untuk
VI sering memberi hukuman kepada siswa aktifitas mencatat 30 siswa, aktifitas
yang tidak mengerjakan. Hal ini menurut bertanya 15 siswa, dan aktifitas menjawab
pengamatan peneliti merupakan sikap yang pertanyaan 10 siswa dengan persentase
harus diubah oleh guru itu sendiri. aktifitas dalam siklus I sebesar 65,3%.
Hasil observasi yang dilakukan guru Dalam proses pembelajaran siswa yang
peneliti, diperoleh informasi bahwa pada ramai semakin sedikit, karena guru dan
saat pembelajaran siklus I, guru belum observer menegur dengan mendatangi
melakukan pembelajaran sesuai yang siswa yang ramai, sehingga pembelajaran
direncanakan dalam RPP. Penggunaan menjadi kondusif dan saat presentasi
pembelajaran media pembelajaran bangun hanya kelompok dua dan tiga yang masih
ruang yang dijelaskan guru perlu salah dalam memahami materi.
ditingkatkan kembali dan seharusnya guru Setelah siklus I selesai dilaksanakan,
menjelaskan secara urut langkah-langkah kemudian diadakan refleksi terhadap
media pembelajaran bangun ruang untuk proses belajar mengajar dengan materi luas
menghitung luas bangun ruang. pemukan balok dan kubus. Refleksi
Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan untuk mengevaluasi semua
guru memperbanyak tugas dan latihan program atau perencanaan yang telah
yang diberikan kepada siswa, dilaksanakan pada siklus I. Berdasarkan
membimbing siswa yang masih kesulitan pengamatan yang dilakukan pada siklus I,
belajar dan mengelola kelas agar lebih siswa mampu menguasai materi dengan
kondusif. Pada tahap ini guru dan peneliti baik dan bisa mengerjakan soal-soal
telah menyusun perencanaan dengan baik, latihan secara kelompok dengan baik serta
alat peraga yang digunakan cukup baik, dapat mengerjakan soal-soal post test pada
dan penguasaan materi pelajaran sangat siklus I dengan hasil yang sangat
bagus. Perencanaan, pelaksanaan dan memuaskan. Hal ini terlihat pada hasil tes
evaluasi dapat dikatakan cukup baik, yang dikerjakan siswa dimana ada
hanya saja kemampuan siswa perlu peningkatan dibandingkan pada tes siklus
ditingkatkan sehingga lebih menguasai I. Dengan demikian dapat disimpulkan
materi yang diberikan. Di bawah ini dapat bahwa materi bangun ruang meningkat
dilihat hasil aktifitas belajar siswa siklus I. dengan ketuntasan belajar di atas 75%.

52 | P e d a g o g i a n a
JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

PEMBAHASAN tersebut sudah tepat digunakan karena


Berdasarkan hasil penelitian yang mencapai ketuntasan belajar yang
dilaksaanakan pada siswa kelas VI SD diharapkan peneliti, yaitu mencapai 80%.
Negeri Karang Asih 04 terlihat bahwa Artinya, siswa dapat memahami materi
pembelajaran kompetensi luas bangun dengan baik dengan ketuntasan belajar di
ruang dengan menggunakan model atas 75%. Dengan demikian, pembelajaran
pembelajaran mampu meningkatkan hasil dengan menggunakan media pembelajaran
belajar siswa yang diwujudkan dari hasil bangun ruang tepat digunakan untuk
tes pada siklus I. Hasil tes kemampuan meningkatkan kemampuan siswa
awal menunukkan bahwa dari 32 siswa menghitung luas bangun ruang.
kelas VI hanya 10 siswa yang sudah dapat
dinyatakan tuntas dalam belajar dengan KESIMPULAN
mendapatkan nilai ≥ 75, sedangkan 22 Berdasarkan hasil penelitian yang
siswa dinyatakan belum tuntas belajar telah diuraikan pada bab sebelumnya,
dengan nilai ≤ 75 dengan nilai rata-rata dapat ditarik kesimpulan Pemanfaatan alat
60,47. Dari hasil tersebut berarti belum peraga bangun ruang dapat meningkatkan
sesuai dengan target yang ditetapkan oleh kualitas pembelajaran Matematika siswa
peneliti dengan ketuntasan belajar adalah kelas VI SD Negeri Karang Asih 04. Hasil
75%. tes kemampuan awal menunukkan bahwa
Penyebab belum tercapainya tingkat dari 32 siswa kelas VI hanya 10 siswa
ketuntasan belajar sebesar 75% karena yang sudah dapat dinyatakan tuntas dalam
rendahnya kemampuan siswa dalam belajar dengan mendapatkan nilai ≥ 75,
menerapkan konsep pembelajaran sistem sedangkan 22 siswa dinyatakan belum
rem. Hal ini terlihat dari banyaknya tuntas belajar dengan nilai ≤ 75 dengan
kesalahan siswa dalam memahami konsep nilai rata-rata 60,47. Dari hasil tersebut
pembelajaran sehingga mengakibatkan berarti belum sesuai dengan target yang
rendahnya minat siswa untuk mempelajari ditetapkan oleh peneliti dengan ketuntasan
mata pelajaran tersebut yang berdampak belajar adalah 75%. Hasil tes siklus I
pada semakin rendahnya hasil belajar menunukkan bahwa dari 32 siswa kelas VI
siswa. Padahal dalam pelaksanaan proses hanya 27 siswa yang sudah dapat
pembelajaran di kelas biasanya guru dinyatakan tuntas dalam belajar dengan
memberikan tugas berupa latihan-latihan mendapatkan nilai ≥ 75, sedangkan 5
dan praktik langsung. siswa dinyatakan belum tuntas belajar
Hasil tes siklus I menunukkan bahwa dengan nilai ≤ 75 dengan nilai rata-rata
dari 32 siswa kelas VI hanya 27 siswa 78,54. Dari hasil tersebut berarti sudah
yang sudah dapat dinyatakan tuntas dalam sesuai dengan target yang ditetapkan oleh
belajar dengan mendapatkan nilai ≥ 75, peneliti dengan ketuntasan belajar adalah
sedangkan 5 siswa dinyatakan belum 75%.
tuntas belajar dengan nilai ≤ 75 dengan Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
nilai rata-rata 78,54. Dari hasil tersebut menyampaikan beberapa saran untuk guru
berarti sudah sesuai dengan target yang dan siswa yaitu sebagai berikut.
ditetapkan oleh peneliti dengan ketuntasan 1. Bagi Sekolah, Bagi sekolah disarankan
belajar adalah 75%. untuk melengkapi sarana dan sarana
Berdasarkan hasil perhitungan tes bagi siswa dalam melakukan kegiatan
pada siklus I yang mencapai tingkat praktik di sekolah, sehingga siswa dapat
ketuntasan belajar 75%, metode meningkatkan keterampilan secara
pembelajaran bangun ruang dapat berkelanjutan.
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI
SD Negeri Karang Asih 04. Metode

Volume 8, No. 4, April 2020 | 53


2. Bagi Guru Marsigit.2009. Pembudyaan Matematika
a. Guru hendaknya menciptakan di Sekolah untuk Mencapai
pembelajaran yang menyenangkan Keunggulan Bangsa. Makalah
dan bahkan mengasyikkan bagi Disajikan pada Seminat Nasioanl
siswa, sehingga siswa dapat belajar Pembelajaran Matematika Sekolah,
dengan nyaman tanpa adanya Minggu 6 Desember 2009.
tekanan yang berlebihan. Nana Sujana 2002. Dasar-dasar Proses
b. Guru hendaknya memilih model Belajar Mengajar. Bandun: Sinar
pembelajran yang sesuai dengan Baru. Oemar Hamalik. 2006.
kebutuhan pembelajaran di kelas, Kurikulum dan Pembelajaran.
dan tidak perlu mendewakan salah Jakarta: Bumi Aksara.
satu model pembelajaran karena Ruseffendi. 1993. Pengantar kepada
setiap model pembelajaran pasti Membantu Guru Mengembangkan
memiliki kelemahan dan kekuatan. Kompetensinya dalam Pengajaran
3. Bagi Siswa. Kuantitas dan kualitas Matematika untuk Meningkatkan
belajar perlu ditingkatkan dan tentu saja CBSA.Bandung: Tarsito.
keyakinan siswa akan kemampuan diri Sardiman, A.M. 2012. Interaksi dan
sendiri untuk dapat menguasai materi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
merupakan hal yang sangat penting. PR Jara Grafindo Persada.
4. Bagi Orang Tua. Bagi orang tua Sartono Wirodikromo. 2003 Matematika
diharapkan memberikan perhatian 2000. Jakarta : penerbit erlangga
kepada anak dengan cara memberikan Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-
fasilitas belajar yang cukup untuk faktor Yang Mempengaruhinya.
mendukung pengetahuan dan Jakarta: Rineka Cipta.
keterampilan siswa. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
DAFTAR PUSTAKA Praktek. Jakarta : Rineka Cipta..
Suharto, G. 2003. Metodologi Penelitian
Abdul Halim. 2002. Matematika Hakikat Pendidikan Basaha. PBI UNY
dan Logika. Jogjakarta: AR-Ruzz. Yogyakarta.
Arif. Wardani. 2002. Penelitian Tindakan
Sadiman. 1999. Media Pendidikan. Kelas. Jakarta: UT
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan dan
Arnis amar. 2002. Strategi Pembelajaran. Desain Sastra Pembelajaran.
Jakarta. Kencan Darmansyah. 2006. Jakarta: Kencana Prenanada Media
Penelitian Tindakan Kelas. UNP. Group.
Dimyati dan Mudjiono.1999. Belajar dan Winarno Surakhmad. 2002. Penghantar
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka. Penelitian (Ilmiah Dasar Metida
Cipta. Tekhnik. Tarsito, Bandung
Krismanto. 2000. Beberapa Zaenal Abidin. 2004. Evaluasi
Teknik, Model dan Strategi Pengajaran. Padang. UN.
Dalam Pembelajaran.

54 | P e d a g o g i a n a

Anda mungkin juga menyukai