Anda di halaman 1dari 19

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAUN PADA MATA


PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 TALANG
PADANG KECAMATAN TALANG PADANG
KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

NAMA MAHASISWA : AYU DIA GISTA


NIM : 857013649

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)

PROGRAM STUDI S-1 PGSD BI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)


UNIVERSITAS TERBUKA (UT)
UPBJJ UT BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini dunia pendidikan memiliki peranan penting bagi
perkembangan suatu bangsa dalam usaha membangun sumber daya manusia yang
unggul dan cerdas sehingga dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lainya.
Pendidikan Nasional mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
seperti yang termaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV.
Rangka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah dan juga masyarakat
diharuskan menyelenggarakan pendidikan. Sementara berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang sistem
Pendidikan Nasional menetapkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
pasal 3 dimana pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh sebab itu,
pelaksanaan pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungin oleh para pendidik,
termasuk pendidikan di Sekolah Dasar (SD). pada hakikatnya merupakan satuan
atau unit lembaga sosial (social institution) yang diberi amanah atau tugas khusus
(specific task) oleh masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan dasar secara
sistematis.
Tujuan pendidikan di SD harus mengacu pada tujuan nasional dan tujuan
pendidikan dasar. Selain itu juga pendidikan di SD perlu memperhatikan tahap
dan karakteristik perkembangan siswa, kesesuaian dengan lingkungan. Pendidikan
SD juga harus memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
kehidupan umat manusia secara global. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi Satuan Dasar
menyatakan bahwa kurikulum SD memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal dan
pengembanagan diri Permendiknas (2006: 9). Salah satu mata pelajaran yang
diberikan di SD adalah IPA. IPA adalah ilmu yang pokok bahasannya adalah alam
dengan segala isinya. IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis untuk menguasai konsep-konsep, prinsip-prinsip, prose penemuan dan
memiliki sifat ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Sejalan dengan uraian di atas, maka dalam pembelajaran IPA para
pendidik harus mampu menghantar peserta didik untuk menguasi konsep-konsep
IPA dan keterkaiatan dengan lingkungan untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam belajar peserta didik tidak sekedar tahu dan hafal
tentang konsep-konsep IPA, tetapi harus menjadikan siswa untuk mengerti dan
memahami konsep-konsep tersebut yang menghubungkan keterkaitan suatu
konsep dengan konsep lainnya melalui penelitian, penyelidikan, eksplorasi, dan
eksperimen sebagai alat pemecahan masalah dengan pola pikir yang kritis.
Perkembangannya saat ini siswa tidak bisa menjawab pertanyaan guru
dengan baik, siswa kesulitan memahami penjelasan dari guru, aktivitas siswa
dalam pembelajaran IPA masih rendah, kegiatan pembelajaran berpusat pada
guru sehingga siswa menjadi pasif, siswa mengalami kejenuhan saat kegiatan
pembelajaran IPA, penyampaian materi oleh guru kurang efektif dan guru
cenderung monoton dalam meyampaikan materi, siswa kurang aktif / siswa pasif
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu para pendidik/ guru di tuntut untuk
lebih kreatif dalam mencari metode pembelajaran dan lebih giat lagi agar dapat
mencapai hasil belajar yang lebih baik lagi, baik bagi peserta didik maupun
pendidik itu sendiri. Hasil belajar peserta didik dapat meningkat atau tidaknya
dapat dilihat dari tes yang diberikan oleh guru.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru
dan dosen menegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, memenuhi kualifikasi
yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah faktor guru dalam proses mengajar karena guru sangat
berperan penting dan berpengaruh bagi peserta didik sehingga dalam kegiatan
pembelajaran guru harus benar-benar memperhatikan sikap peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran berlangsung begitu pun sebaliknya bagi peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran berlangsung dapat ikut serta dan aktif dalam
kegiatan pembelajaran tersebut sehingga guru dan peserta didik ada timbal balik
dan proses belajar pun menjadi lebih aktif lagi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Talang
Padang Kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus, peneliti memperoleh
fakta bahwa saat pembelajaran pendidik mengalami kesulitan karena dalam
melakukan kegiatan pembelajaran yang menunjang tujuan pembelajaran yakni
agar peserta didik dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang materi struktur
daun dan fungsinya.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik yang sebagian
besar belum mencapai nilai KKM yakni 75. Berdasarkan penuturan pendidik kelas
IV yang dirasakan pada saat pembelajaran peneliti dapat menyimpulkan bahwa
dalam kegiatan pembelajaran pendidik tidak melibatkan peserta didik untuk
melakukan pengamatan melainkan pendidik hanya menggunakan metode ceramah
sehingga dalam kegiatan pembelajaran hanya pendidik yang melakukan
percobaan-percobaan dan peserta didik yang mengamati dan mengisi soal.
Sehingga dalam kegiatan pembelajaran terasa membosankan dan tidak menarik
perhatian serta keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sangat
minim.
Sama halnya dengan pendapat dari peserta didik yang mengutarakan
kepada peneliti bahwa mereka merasa sulit untuk memahami materi
perkembangan generatif pada tumbuhan dikarenakan peserta didik tidak
mengalami kegiatan pembelajaran yang memudahkan peserta didik dalam
memahami konsep materi tersebut. Seharusnya yang dilakukan oleh pendidik
dalam pembelajaran adalah memfasilitasi peserta didik dengan media yang
memadai dan dengan aktifitas belajar yang menjadikan peserta didik aktif
menemukan dan menyimpulkan hasil pemikiran peserta didik.
Berdasarkan masalah yang ditemukan, peneliti merasa perlu mencari
solusi dari permasalahan pembelajaran untuk meningkatkan proses hasil belajar
siswa dalam menyimpulkan hasil penelitian. Solusi yang peneliti ajukan adalah
penggunaan media pembelajaran yang dianggap tepat untuk menyelesaikan
permasalahan pembelajaran yaitu dengan melaksanakan pembelajaran sains
dengan menggunakan media gambar daun, sehingga menumbuhkan keaktifan,
tanggung jawab baik individu maupun kelompok, dan membangkitkan suasana
yang menyenangkan. Oleh karena itu, penulis berupaya meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui perbaikan pembelajaran. Dari
berbagai literatur ditemukan salah satu media pembelajaran yang relevan dan
dianggap efektif, yaitu dengan media gambar.
Berdasarkan masalah di atas, peneliti melakukan penelitian untuk
pembelajaran dalam bentuk penelitian tindakan kelas (classroom action research)
dengan judul “peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media
gambar daun pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri 1 Talang Padang
Kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2022/2023 .
Dengan menerapkan media ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa
untuk memahami suatu konsep karena anak bisa memperoleh pengetahuan dan
mengalami langsung sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
permasalahan penelitian yang ada dapat di identifikasi sebagai berikut:
a. Siswa tidak bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik
b. Siswa kesulitan memahami penjelasan dari guru
c. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA masih rendah
d. Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa menjadi pasif
e. Siswa mengalami kejenuhan saat kegiatan pembelajaran IPA
f. Penyampaian materi oleh guru kurang efektif dan guru cenderung monoton
dalam meyampaikan materi.
g. Siswa kurang aktif / siswa pasif dalam proses pembelajaran

2. Analisis Masalah
Dari hasil identifikasi masalah serta hasil diskusi dengan pembimbing dan
supervisor 2 dapat diketahui yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil
belajar siswa adalah :
a. Guru menjelaskan tentang materi daun dan perbedaannya
b. Guru menggunakkan metode ceramah
c. Guru tidak menggunakan alat peraga
d. Guru kurang kreaktivitas dalam kegiatan pembelajaran
e. Guru tidak menguasai kelas dengan baik
f. Anak menjadi bosan dalam proses pembelajan
g. Anak tidak memperhatikan penjelasan dari Guru

B. Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “ Apakah dengan
menggunakan media gambar daun dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Talang Padang Kecamatan Talang
Padang Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2022/2023 ?.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan cara
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan
media gambar daun pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Talang Padang Kecamatan
Talang Padang Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2022/2023 ..
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Siswa
a. Meningkatkan motivasi, daya ingat dan hasil belajarsiswa.
b. Menumbuhkan sikap bekerjasama dan saling membantu antara para
siswa.
c. Meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, menjawab dan
mengemukakan pendapat.
d. Menumbuhkan rasa percaya diri bagi siswa

2. Untuk Guru
a. Meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran
b. Meningkatkan keterampilan menggunakan metode pembelajaran yang
tepat.
c. Menumbuhkan minat untuk terus melakukan penelitian dan inovasi
dalam proses pembelajaran.

3. Untuk Sekolah
Hasil penelitian diharapkan memberi sumbangan yang bermanfaat bagi
sekolah, terutama dalam memperbaiki pembelajaran sehingga
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman, yang artinya belajar adalah suatu proses dan bukan suatu hasil.
Belajar tidak hanya mengingat akan tetapi mengalami. Menurut Arthur J.Gates,
belajar adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan.
Sedangkan menurut Clifford T. Morgan, belajar adalah perubahan tingkah laku
yang relative tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diketahui bahwa belajar mengacu
pada berubahnya perilaku seseorang yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
penggunaan, penilaian mengenaik sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam aspek kehidupan
dan pengalaman. Belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan tingkah laku
atau pribadi seseorang berdasarkan praktik pengalaman yang dialaminya.

B. Hakikat Hasil Belajar


Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar
Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980:25)  hasil belajar siswa bagi kebanyakan
orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk
memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan siswa.
Menurut Purwanto (2011 : 46) hasil belajar adalah perubahan perilaku yang
terjadi setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan  dalam
domain kognitif, afektif dan psikomotorik.  Dalam domain kognitif
diklasifikasikan menjadi kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi.  Dalam domain afektif hasil belajar meliputi level
penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi.  Sedang domain
psikomotorik terdiri dari level persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
terbiasa, gerakan kompleks dan kreativititas.
Menurut Arsyad (2005 : 1) pengertian hasil belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. 
Perubahan diarahkan pada diri peserta didik secara terencana, baik dalam aspek
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Menurut Aqib (2010 : 51) hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik
yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif.  Karena menurut
Driscoll dalam Smaldino (2011 : 11) belajar didefinisikan sebagai perubahan terus
menerus dalam kemampuan yang berasal dari pengalaman pembelajar dan
interaksi pembelajar dengan dunia.

C. Hakikat Media gambar


1. Pengertian media gambar
Media gambar adalah suatu media visual yang hanya dapat dilihat saja,,
akan tetapi tidak mengandung unsur suara atau audio. Atau definisi Media gambar
yang lainnya adalah segala sesuatu yang dapat diwujudkan secara visual kedalam
bentuk 2 “dua” dimensi sebagai curahan ataupun pemikiran yang bermacam-
macam misalnya seperti: potret, slide, lukisan, film, strip, opaque proyektor dan
sebagainya.
Dan disebut dengan gambar seri,, sebab gambar satu dengan gambar
lainnya memiliki hubungan atau saling berkaitan. Yang tujuannya ialah agar
media gambar tersebut dapat membantu dalam menyajikan suatu kejadian atau
peristiwa yang kronologisnya dengan menghadirkan benda, orang dan juga latar.
Menurut Association for Education and Communication Technology
(AECT) sebagaimana disebutkan oleh Asnawir, mendefinisikan media yaitu
segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.
Apabila media itu membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional
atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut media
pembelajaran.
Menurut Gagne yang dikutip oleh Arief S. Sadiman bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk
belajar.
2. Fungsi Media Gambar
Secara garis besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah :
a. Fungsi edukatif artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada
pendidikan.
b. Fungsi sosial artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman
berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada
setiap orang.
c. Fungsi ekonomis artinya memberikan produksi melalui pembinaan
prestasi kerja secara maksimal.
d. Fungsi politis yakni berpengaruh pada politik pembangunan.
e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan
menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi
kemediaan yang modern (Hamalik, 1994 : 12).

3. Manfaat Media Gambar


Adapun manfaat penggunaan gambar sebagai media pendidikan antara lain
sebagai berikut:
a. Media gambar dapat menjelaskan pengertian-pengertian yang tidak dapat
dijelaskan dengan kata-kata. “one picture is worth athousand words” atau
satu gambar sama nilainya dengan seribu kata. Dengan alat bantu gambar
siswa akan lebih mudah dalam memahami pelajaran yaitu dengan
memperlihatkan gambar-gambar dari pada kata-kata atau pengertian
verbal.
b. Gambar dapat membangkitkan minat untuk sesuatu yang baru yang akan
dipelajari. Dengan menggunakan media gambar, horison pengalaman anak
semakin luas, persepsi semakin tajam, dan konsep-konsep dengan
sendirinya semakin lengkap, sehingga keinginan dan minat baru untuk
belajar selalu timbul.
c. Gambar dapat memperbaiki pengertian-pengertian yang salah Media
gambardapat menyampaikan pengertian-pengertian atau informasi dengan
cara yang lebih konkret atau lebih nyata dari pada yang dapat disampaikan
oleh kata-kata yang di ucapkan, di cetak atau di tulis. Karena itulah
gambar membuat sesuatu pengertian atau informasi menjadi lebih berarti.
Kesanggupan berfikir abstrak hanya diperoleh dengan latihan dan
dibangun diatas pengalaman-pengalaman terdahulu dengan realita yang
nyata. Dengan melihat sekaligus mendengar, orang yang menerima
pelajaran, penerangan dan penyuluhan, keragu-raguan atau salah
pengertian dapat dihindarkan secara efektif.
d. Gambar dapat mengatasi batas ruang dan waktu. Melalui gambar dapat
diperlihatkan kepada siswa gambar-gambar benda yang jauh atau yang
terjadi beberapa waktu lalu.
e. Gambar dapat mengatasi kekurangan daya mampu panca indera manusia
Misalnya: benda-benda kecil yang tidak dapat di lihat dengan mata dapat
di perbesar sehingga dapat di lihat dengan jelas.

4. Kelebihan Media Gambar


a. Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibanding dengan media verbal semata.
b. Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua
benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa,
anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat
mengatasinya. Air terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas
lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau,
kemarin atau bahkan menit yang lalu kadang-kadang tak dapat dilihat
seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.
c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau
penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat
disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
d. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk
tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan
kesalah pahaman.
e. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan
peralatan yang khusus ( Sadiman; 1996: 31 ).
5. Kelemahan Media Gambar
a. Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat
dilihat oleh sekelompok siswa.
b. Gambar diinterpretasikan secara personal dan subyektif.
c. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif
dalam pembelajaran

D. Daun
Daun adalah salah satu bagian tumbuhan yang tumbuh pada ranting atau
batang dan biasanya tumbuh berhelai-helai hingga lebat. Daun itu sendiri biasanya
mempunyai warna hijau. Mengapa daun sering berwarna hijau? Hal ini
dikarenakan di dalam daun terdapat zat klorofil. amun, daun pada beberapa
tumbuhan warnanya ada yang kurang hijau bahkan tidak berwarna hijau. Daun
yang kurang atau tidak berwarna hijau disebabkan karena zat klorofil pada daun
tidak banyak.
Bukan hanya itu, daun juga berfungsi sebagai tempat pernapasan bagi
tumbuhan. Di dalam daun terdapat organ yang bernama stomata. Stomata ini
adalah alat pernapasan yang ada pada tumbuhan. Jadi, dapat dikatakan bahwa jika
tumbuhan tidak memiliki daun, maka besar kemungkinan tidak bisa bertahan
lama.

E. Mata Pelajaran IPA


IPA atau yang sering disebut dengan Sains berupaya untuk membangkitkan
minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang
alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. BSNP (2011)
menyatakan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Menurut Hendro Darmojo menyatakan
bahwa “IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta
dengan segala isinya” (Samatowa 2010:2).
IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum
pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Susanto
(2013:166), IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan
dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
Dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (2006), bahwa ”IPA
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Dari uraian tentang
pengertian IPA tersebut, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pembelajaran
berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang dapat menumbuhkan sikap ilmiah
siswa terhadap konsep-konsep IPA melalui pengamatan, diskusi dan penyelidikan
sederhana.
Pada hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen yaitu sikap ilmiah, proses
ilmiah, dan produk ilmiah (Carin dan Sund dalam Winarni 2009:15). IPA
berkembang melalui langkah-langkah yang beruntun, yaitu observasi, klasifikasi,
dan eksprimentasi. Fase observasi karena sesuatu yang ditemukan kelihatan (nyata
dapat dilihat) baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat
dipelajari dan dimengerti. Hasil studi dari observasi dengan jelas dapat
dikomunikasikan.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Informasi Subjek Penelitian


1. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa siswi kelas IV SD Negeri 1 Talang
Padang Kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus Tahun
Pelajaran 2022/2023 .
1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di kelas IV SD Negeri 1 Talang Padang
Kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran
2022/2023 .
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 1
Talang Padang Kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus dimulai
dari tanggal 13 Oktober 2022 sampai dengan 26 Oktober 2022 dengan
perincian jadwal sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Hari Tanggal Mata Pelajaran Keterangan
Kamis 13 Oktober 2022 IPA Pra Siklus
Senin 18 Oktober 2022 IPA Siklus 1

Rabu 26 Oktober 2022 IPA Siklus 2

B. Pelaksanaan Persiklus
Penelitian ini dimulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan dilanjutkan dengan refleksi. Hasil dari siklus I akan dilanjutkan
dengan siklus II yang perencanaannya direvisi berdasarkan hasil refleksi siklus I.
Adapun rencana tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan ini dibuat agar pelaksanaan tindakan dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapakan. Perencanaan ini meliputi:
a. Membuat silabus.
b. Membuat skenario pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran
c. Membuat lembar observasi keaktifan siswa untuk melakukan penilaian
keaktifan siswa.
d. Membuat lembar pretest dan posttest siklus I untuk mengukur hasil
belajar kognitif siswa pada materi pembelajaran beserta kisi-kisi dan
kunci jawabannya.
e. Mempersiapkan lembar kerja siswa untuk melakukan exsperimen

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan berupa kegiatan pembelajaran IPA dengan
menggunakan media gambar daun sesuai dengan RPP yang telah disusun.
Dengan menggunakan media gambar daun yang diharapkan dapat digunakan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi struktur daun dan
fungsinya. Kegiatan pembelajaran ini meliputi pembelajaran dengan
menggunakan media gambar daun dengan menggunakan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut :
a. Siklus 1
1) Kegiatan awal
 Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran siswa.
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang siswa.
Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa yang hari ini
datang paling awal. (Religius dan Integritas)
 Untuk menjaga semangat nasionalisme menyanyikan salah satu lagu
wajib atau nasional.
 Mengulas sedikit materi yang telah disampaikan sebelumnya
 Guru mengulas tugas belajar dirumah bersama orang tua yang telah
dilakukan. (Mandiri)
 Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

2).      Kegiatan inti
 Siswa diminta untuk mengamati daun yang dibawa dari rumah.
 Guru mengadakan tanya jawab yang berkaitan dengan bagian-
bagian daun beserta fungsinya, dan peserta didik di suruh melihat
daun yang dibawa.
 Guru menempelkan beberapa gambar bentuk tulang daun, siswa
diminta untuk mengamati gambar.
 Guru menunjukkan beberapa contoh bentuk tulang daun yang
telah dipersiapkan. Siswa diminta mengamati dan
mengidentifikasi gambar dan bentuk tulang daun.
 Guru membagikan LKS untuk diisi siswa sesuai dengan hasil
pengamatan dan identifikasi.
 Siswa berdiskusi sesuai kelompoknya tentang identifikasi gambar
dan bentuk tulang daun.
 Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi

3).      Penutup
 Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
 Guru melakukan refleksi dengan mengajukan beberapa
pertanyaan yaitu :
 Bentuk tulang daun nangka adalah ....
 Bentuk tulang daun tebu adalah ....
 Tulang daun menyirip dimiliki oleh ....
 Tulang daun melengkung dimiliki oleh ....
 Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
 Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam
 Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
(Religius).

b. Siklus 2
1) Kegiatan awal
 Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran siswa.
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang siswa.
Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa yang hari ini
datang paling awal. (Religius dan Integritas)
 Untuk menjaga semangat nasionalisme menyanyikan salah satu lagu
wajib atau nasional.
 Mengulas sedikit materi yang telah disampaikan sebelumnya
 Guru mengulas tugas belajar dirumah bersama orang tua yang telah
dilakukan. (Mandiri)
 Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

2).      Kegiatan inti
 Siswa diminta untuk mengamati daun yang dibawa dari rumah.
 Guru mengadakan tanya jawab yang berkaitan dengan bagian-
bagian daun beserta fungsinya, dan peserta didik di suruh melihat
daun yang dibawa.
 Guru memberikan sedikit penjelasan mengenai bagian-bagian daun
beserta fungsinya.
 Guru mempersiapkan gambar-gambar daun.
 Siswa diminta menyebutkan jenis-jenis tulang daun yang ada pada
gambar daun yang ditunjukan oleh guru.
 Guru menanyakan kepada siswa, beberapa contoh daun yang telah
dibawa siswa tersebut termasuk jenis tulang daun apa?. Beberapa
anak di suruh menyebutkan dan menjelaskan.
 Guru membentuk kelompok, yang terdiri dari 2 bangku menjadi 1
kelompok atau 4-5 anak per kelompok.
 Guru membagikan gambar daun dan lembar pertanyaan kepada
siswa.
 Siswa berdiskusi dalam kelompoknya kemudian menyatukan
jawaban terhadap pertanyaan dan meyakinkan tiap anggota dalam
kelompokny amengetahui jawaban kelompok
 Guru membimbing jalannya diskusi kelompok serta menentukan
berapa lama waktu diskusi.
 Guru menyebutkan salah satu nama siswa, kemudian di suruh
membacakan jawaban nomor 1 di kelompoknya dengan berdiri.
 Guru mempersilahkan kelompok lain untuk menanggapi jawaban
dari kelompok yang menjawab

3).      Penutup
 Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
 Guru melakukan refleksi dengan mengajukan beberapa
pertanyaan yaitu :
 Bentuk tulang daun nangka adalah ....
 Bentuk tulang daun tebu adalah ....
 Tulang daun menyirip dimiliki oleh ....
 Tulang daun melengkung dimiliki oleh ....
 Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
 Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam
 Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
(Religius).

3. Pengamatan / Observasi
Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa
yang melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar
daun. Adapun hasil observasi berupa keterlaksanakan media gambar daun dan
hasil evaluasi yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran pada tiap pertemuan.

4. Refleksi
Pada refleksi menggunakan hasil atau data yang diperoleh, pada akhir siklus
untuk dianalisa yang selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki
tindakan pada siklus berikutnya.Dari hasil refleksi ini, dijadikan acuan untuk
rencana tindakan pada siklus berikutnya. Karena penelitian ini hanya dilaksanakan
dalam dua siklus, maka kelemahan dan kekurangan yang ada pada prasiklus akan
di perbaiki pada siklus I. Begitu juga kelemahan dan kekurangan pada siklus I
akan di perbaiki pada siklus II. Pada tahap ini peneliti bersama dengan guru
membahas kendala- kendala yang muncul pada saat siklus I.
Berdasarkan hasil yang peneliti peroleh pada siklus I peneliti merasa
belum cukup puas sehingga peneliti berupaya untuk melaksanakan siklus II
dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang muncul pada siklus I. Kendala-
kendala yang muncul pada siklus I digunakan sebagai acuan untuk perbaikan
dalam merencanakan siklus II.

Anda mungkin juga menyukai