BAB I
PENDAHULUAN
kualitas pendidikan. Oleh karena itu semua lembaga pendidikan dari pendidikan
mempelajari cara belajar yang baik dan pendidikan umum seharusnya untuk
Salah satu tujuan pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah agar
peraga, maka sulit bagi siswa untuk menyerap konsep-konsep pelajaran yang
dalam belajar. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam
proses pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami
oleh siswa.
Fakta di lapangan proses pendidikan sampai saat ini masih banyak yang
bersifat teacher centered bukan student centered yaitu guru sebagai sumber
pendidikan saat ini bahwa: (1) proses pendidikan masih didominasi dengan
dan menerapkan terhadap apa yang dipelajari dan upaya untuk membangun
pengetahuan; (3) proses pendidikan masih didominasi oleh guru yang otoriter,
berdampak negatif dan bertolak belakang dengan konsep tujuan pengajaran IPA
menyebabkan siswa bergantung pada informasi dari guru, daya imajinasi siswa
pasif bahkan siswa menjadi asing dengan lingkungan sendiri. Siswa kurang
mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar peserta didik berjalan
dengan baik. Jadi kegiatan belajar mengajar ditekankan kepada siswa sebagai
pebelajar bukan kepada guru yang bertugas sebagai pengajar. Untuk itu dalam
proses belajar mengajar diperlukan upaya agar siswa dapat belajar bersama
dalam upaya menguasai proses dan hasil belajar yang telah ditentukan.
3
kompetensi dasar.
IPA merupakan salah satu ilmu yang yang sangat penting dalam
memajukan daya pikir manusia di dalam menghadapi era global. Oleh karena itu
pelajaran IPA perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah
Model Think Pair Share merupakan focus dalam pembelajaran IPA kali
ini. Sebab dapat membuat siswa menjadi lebih aktif. Dikarenakan mengajar
dan menafsirkan solusinya. Oleh sebab itu dalam kegiatan pembelajaran dituntut
suatu strategi atau model pembelajaran yang direncanakan oleh guru dengan
meningkatkan motivasi dan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan di
sekolah.
Menurut Suparno, dkk (2002) siswa yang aktif dalam proses pembelajaran
dicirikan oleh dua aktivitas, yaitu aktivitas dalam berpikir (mind-on), dan aktivitas
proses siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dilaksanakan secara terus menerus dan tiada henti. Hal
ini dapat dilakukan apabila interaksi antara guru dan siswa terjalin dengan baik.
Sebab menurut Usman (2002) interaksi dan hubungan timbal balik antara guru
dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar
mengajar.
pendidik dan siswa dimana pendidik menyampaikan pesan dalam bentuk bahan
maksimal.
Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana” telah dilakukan oleh SDN Tahunan III
didik, siswa tampak aktif dan kreatif. Berdasarkan dari pernyataan diatas penulis
Dengan Model Pembelajaran Think Pair Share Siswa Kelas V SDN Tahunan
III Pacitan”.
berikut:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas V pada SDN Tahunan III
4. Prestasi belajar dengan menggunakan model Think Pair Share pada mata
menggunakan model Think Pair Share Pada Siswa Kelas V SDN Tahunan III
model Think Pair Share Pada Siswa Kelas V SDN Tahunan III Kecamatan
1. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan siswa
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan
minat dalam mempelajari IPA, serta sifat ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
7
2. Bagi Guru
sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukan akan lebih baik serta dapat
3. Bagi Sekolah
pembelajaran di sekolah.
dilakukan.
1. Prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah
tujuan dan isi pelajaran, serta dimaksudkan untuk lebih mengefektifkan proses
belajar mengajar.
4. Pesawat Sederhana adalah alat mekanik yang dapat mengubah arah atau
besaran dari suatu gaya. Secara umum, alat ini bisa disebut sebagai
untuk bekerja melawan satu gaya beban. Dengan mengabaikan gaya gesek
yang timbul, maka kerja yang dilakukan oleh beban besarnya akan sama
prestasi belajar IPA pada materi Pesawat Sederhana Siswa Kelas V SDN Tahunan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Belajar
mengajar. Dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli, secara umum belajar
merupakan proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil
” Belajar ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
dkk 2001. 2.3). Berdasarkan pengertian belajar seperti tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa dalam belajar terdapat tiga ciri utama belajar, yaitu : proses,
a. Proses
10
kemampuan seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
siswa atau peserta didik. Salah satu peran yang harus dimiliki oleh seorang guru
untuk melalui tahap ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan
pembelajaran.
b. Perubahan Perilaku
laku dihasilkan dari belajar, misalnya seorang anak dapat merangkak, duduk,
kematangan daripada belajar. Perubahan tingkah laku dalam belajar meliputi tiga
ranah, yaitu : pengetahuan (kognitif), nilai atau sikap (afektif), dan keterampilan
motorik (psikomotor).
c. Pengalaman
tersebut diperoleh dari adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan, baik
sekitar, buku, alat peraga. Lingkungan sosial, misalnya: guru, siswa, kepala
untuk belajar.
11
mengandung makna bahwa ciri utama dari proses relajar adalah perubahan
tingkah laku dalam diri individu. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
telah bertambah.
bersangkutan.
f) Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu tidak terjadi dengan
Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar meliputi semua aspek tingkah laku dan bukan satu atau dua aspek saja.
Perubahan tingkah laku itu meliputi aspek-aspek tingkah laku kognitif, afektif,
dan motorik. Belajar yang hanya menghasilkan satu atau dua aspek saja
disebut sebagai belajar sebagian (partial learning) dan bukan belajar lengkap
(complete learning).
c. Belajar merupakan proses. Prinsip yang ketiga ini mengandung makna bahwa
d. Proses belajar terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada sesuatu
tujuan akan dicapai. Prinsip ini mengandung makna bahwa aktivitas belajar itu
terjadi karena adanya yang mendorong dan sesuatu yang ingin dicapai.
karena adanya tanda isyarat. Misalnya siswa akan masuk kelas bila tanda
bel dipukul 2 kali, atau berhenti di perempatan jalan raya saat lampu merah
menyala.
Belajar jenis ini akan terjadi bila adanya rangsangan dari luar individu.
(S–R) yang dipelajari sebelumnya sehingga melahirkan perilaku yang segera atau
suasana, atau pengalaman yang luas dan mencoba membeda-bedakan hal-hal yang
rangkaian peristiwa atau perangkat data yang terdahulu atau yang diberikan
sebelumnya dan menerapkan kesimpulan dari data tersebut menjadi suatu aturan.
bertahap, dalam arti jenis belajar pertama merupakan dasar dari pada terjadinya
jenis belajar berikutnya. Belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang
daya reaksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (1989:28) yaitu: Belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya suatu perubahan pada diri
kecakapan, kemampuan daya reaksi, daya penerimaan dan aspek yang ada dalam
individu.
tingkah laku dalam diri peserta didik berkat interaksi antara individu dengan
mengantarkan seseorang yang belajar tersebut pada tingkah laku yang positif.
Menurut Slamet (1995:3) ciri-ciri perubahan tingkah laku orang yang telah belajar
adalah:
2.2. Pembelajaran
Berkaitan dengan hal tersebut B.S. Bloom (W.S. Winkel : 2007 hal. 272 -
kognitif, (2) ranah afektif, dan (3) ranah psikomotorik. Tiga pengelompokkan
16
1. Pengetahuan
2. Pemahaman
3. Penerapan
4. Analisis
5. Síntesis
6. Evaluasi
1. Penerimaan
2. Partisipasi
3. Penilaian
4. Organisasi
1. Persepsi
2. Kesiapan
3. Gerakan terbimbing
7. Kreativitas
(1) Pengetahuan : mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan
disimpan dalam ingatan, meliputi : fakta, kaidah dan prinsip serta metode
pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk lain,
metode bekerja pada suatu kasus baru yang dinyatakan dalam aplikasi suatu
rumus pada persoalan yang belum dihadapi atau aplikasi suatu rumus pada
(5) Sintesis : mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola
baru.
antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik
ketrampilan, yang terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, dan tepat.
Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi
lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada
dicapai (dilakukan, dikerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil
pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja
dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah
siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat
diketahui dengan megadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan
oleh guru.
20
belajar IPA adalah nilai yang dipreroleh siswa setelah melibatkan secara
mengajar IPA.
bahwa model ini unggul dalarn membantu siswa memahami konsep-konsep yang
sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan saling belajar dalam
ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang
berpasangan. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dari
memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi peserta didik
waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama
lain. Model Think-Pair-Share sebagai ganti dari tanya jawab seluruh kelas.
tertentu.
Tahap 1 :
Berfikir (Thingking)
Dalam tahap ini peserta didik dituntut lebih mandiri dalam mengolah informasi
22
Tahap 2 :
Berpasangan (Pairing)
Pada tahap ini guru meminta siswa duduk berpasangan dengan siswa lain
untuk mendiskusikan apa yang telah difikirkannya pada tahap pertama. Interaksi
pada tahap ini diharapkan dapat membagi jawaban dengan pasangannya. Biasanya
Tahap 3 :
Berbagi (Share)
Pada tahap akhir guru meminta kepada pasangan untuk berbagi jawaban
dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan. Ini efektif
dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai
siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan
mereka kepada orang lain. Model ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2014.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Kuantitatif
(nilai hasil belajar siswa) dan dianalisis secara deskriptif, misalnya mencari nilai
yang objektif dalam kegiatan penelitian. Beberapa teknik pengumpulan data yang
untuk mendapatkan jawaban dalam bentuk lisan, tulis, atau dalam bentuk
perbuatan. Tes pada umumnya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa,
terutama hasil belajar kognitif. Soal-soal tes dan post tes selengkapnya dapat
dilihat lampiran.
b. Observasi
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Zuriah, 2003). Pengamatan
berlangsungnya peristiwa.
langsung, yaitu observasi yang dilakukan dimana observer berada bersama objek
yang diselidiki, dan (b) Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau
pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang
akan diteliti. Dengan menggunakan teknik ini, melakukan catatan terhadap hasil
c. Wawancara
Guba yang dikutip oleh Moleong (2000), maksud mengadakan wawancara antara
ini ditujukan kepada Siswa Sekolah Dasar Negeri Tahunan III Kecamatan
Tegalombo Kabupaten Pacitan peserta didik kelas V dan guru kelas V di sekolah
dalam pelaksanaan wawancara tersebut tetap mengacu pada Guba dan Lincoln
d. Dokumentasi
Menurut Zuriah (2003) teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui
tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian. Guba & Lincoln (1981) mengatakan bahwa dokumen dan
record dapat digunakan untuk keperluan penelitian karena: (1) merupakan sumber
yang stabil, kaya dan mendorong, (2) berguna sebagai bukti untuk suatu
pengujian, (3) sifatnya alamiah sesuai dengan konteks, (4) hasil pengkajian akan
1. Paparan data, adalah proses penyajian data secara lebih sederhana dalam
bermakna.
bilangan yang menunjukkan nilai dari suatu butir soal dalam tes maupun nilai dari
suatu objek yang diamati. Mengingat skor masih merupakan data mentah, maka
perlu diolah supaya dapat dinterprestasikan lebih lanjut menjadi nilai, sehingga
dapat ditentukan kualitas mengenai objek yang dinilai. Nilai yang dimaksud dapat
berupa bilangan atau dapat pula berupa huruf. Berdasarkan nilai ini
b. Pemberian Skor
c. Pengolahan Skor
28
Ada dua kegiatan pengolahan skor yang dilakukan dalam hal ini, yaitu:
Data penelitian berupa skor hasil observasi ini adalah skor yang diperoleh
dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bersama guru terhadap pelaksanaan
2007:25) yaitu:
skorperolehan
N= ×100
skormaksimal
Keterangan :
N : Nilai yang diperoleh siswa.
Skor perolehan : Skor yang diperoleh siswa dari sejumlah
jawaban yang benar.
Skor Maksimal : Jumlah skor keseluruhan dari indokator
yang telah ditetapkan.
Pengolahan skor hasil post-tes adalah hasil tes akhir pembelajaran. Untuk
menentukan nilai siswa dari hasil tes tersebut adalah didasarkan pada pencapaian
29
skor dalam tes dibagi dengan jumlah skor maksimal yang diharapkan. Rumus
skorperolehan
N= ×100
skormaksimal
Keterangan :
N : Nilai yang diperoleh siswa.
Skor perolehan : Skor yang diperoleh siswa dari sejumlah
jawaban yang benar.
Skor Maksimal : Jumlah skor keseluruhan dari indokator
yang telah ditetapkan.
Persentase N dikonversikan ke dalam kriteria keberhasilan tindakan yang
dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi
semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen
diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada
jumlah variable yang diteliti. Jadi jika variable yang digunakan jumahnya 3, maka
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal post test,
1. Perencanaan
Titik berat penelitian ini adalah meneliti suatu kasus tertentu dan juga untuk
Model ini menjadi acuan dari beberapa model Penelitian Tindakan Kelas karena
Kurt Lewin yang pertama kali memperkenalkan penelitian tindakan yang terdiri
dari empat komponen yaitu : (a) perencanaan (planning), (b) tindakan (acting),
2. Pelaksanaan
adalah sebagai berikut: (1) Menetapkan indikator desain pembelajaran Think Pair
Share yang digunakan dalam proses belajar mengajar, (2) Menyusun strategi
yang meliputi: merancang dan menyusun bahan ajar, merancang satuan pelajaran
yang digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar, (3) Menyusun metode
dan alat perekam data yang terdiri atas catatan lapangan, pedoman observasi,
pedoman analisis, dan catatan harian, dan (4) Menyusun perencanaan teknik
melalui beberapa tahap perencanaan, diantaranya: (1) refleksi awal, (2) peneliti
2. Tahap Perencanaan
pertama, perlu mereview analisis awal yang harus dilakukan, tentang model
pembelajaran Think Pair Share dalam kegiatan belajar mengajar pada Siswa
Pelajaran 2013/2014.
32
Dalam tahap ini diharapkan (a) dapat menterjemahkan gambaran yang jelas
tentang model pembelajaran Think Pair Share dalam proses belajar mengajar,
dan alasan pemilihan tema tersebut, (b) draf kerja tindakan tiap individu dan
kelompok, (c) gambaran tentang pihak yang terlibat, (d) garis besar rencana
program kerja, (e) memonitor perubahan saat penelitian berlangsung, dan (f)
gambaran awal tentang efisiensi data yang terkumpul. Tahap ini memastikan
yang akan di bahas oleh peneliti dan sekaligus peneliti sebagai walikelas di kelas
tersebut.
Tahap ini merupakan tahap penjabaran rencana ke dalam tindakan dan mengamati
berinteraksi dengan subyek secara aktif, sebab observasi adalah kegiatan selektif
dari suatu proses aktif. Dimaksudkan untuk mengetahui keadaan obyek penelitian
Tahap ini terdiri dari: (a) menganalisis, (b) melakukan sintesis, (c) memberikan
berikut:
33
Siklus I
1. Rencana tindakan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Observasi
langsung oleh observer. Dalam hal ini yang bertugas menjadi observer adalah
berikut :
4. Refleksi
Siklus II
siklus I. Dengan mengetahui hasil, kekurangan, serta akibat yang terjadi pada
siklus I yang nantinya akan digunakan sebagai acuan perbaikan pada siklus II.
serta memberikan gambar penghargaan (rewads) kepada siswa yang aktif pada
saat diskusi kelas. Tahap-tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II sama dengan
BAB IV
guru.
b. Guru membimbing jalannya diskusi, dalam hal ini guru sebagai moderator
dalam diskusi.
c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada saat diskusi
2.
kesimpulan.
e. Guru membagikan soal post test (post test dilaksanakan selama 15 menit).
Berdasarkan data hasil belajar siswa pada siklus I diketahui bahwa skor
terendah adalah 40 dan skor tertinggi 82,5. Berdasarkan data tersebut dapat
diketahui bahwa secara klasikal siswa kelas V belum tuntas belajar karena
ketuntasan belajar klasikal yang dicapai adalah 66,67 % sehingga kurang dari
80 %.
37
Berdasarkan data hasil observasi minat belajar siswa pada silkus I masih
Kurangnya tenggang rasa siswa terutama ditunjukan pada saat kegiatan diskusi
presentasi berlangsung. Contoh kurangnya sikap tenggang rasa siswa yaitu: sibuk
berbicara dengan teman saat penyaji membaca hasil jawaban LKS, mengeluarkan
pernyataan yang kurang sopan pada saat proses tanya jawab, dan memanggil
siswa lain dengan sebutan-sebutan yang kurang baik sehingga kelas menjadi
gaduh.
Pada siklus I secara umum siswa terutama penyaji kurang siap melakukan
kegiatan diskusi dan presentasi lisan. Hal ini ditunjukkan, misalnya dengan
penulisan transparasi yang belum selesai saat diskusi akan berlangsung, penyiapan
alat yang digunakan dalam kegiatan diskusi presentasi yang sering terlambat.
jawaban yang benar walaupun jawaban tersebut ada di buku teks. Sebagian besar
siswa masih menunggu perintah dari guru untuk membantu menjawab, sehingga
siswa sendiri.
Berdasarkan hasil observasi dan hasil evaluasi pada siklus I, ada beberapa
a. Guru kurang bisa mengelola kelas sehingga kondisi kelas kurang kondusif
c. Siswa masih kurang paham dalam mengerjakan LKS yang dibagikan oleh
mengerjakan LKS.
d. Siswa kurang termotifasi dan aktif saat diskusi kelas, karena guru tidak
8. Penguatan materi √
39
perbaikan pada siklus II. Adapun rencana perbaikan pada siklus II adalah sebagai
berikut:
a. Peneliti mengubah dan mengatur pasangan siswa. Hal ini menghindari adanya
pasangan siswa yang terlalu aktif dan adanya pasangan siswa yang terlalu
pada siklus I. Harapan peneliti, siswa yang pintar menjadi tutor sebaya bagi
baik.
hadiah (rewads) kepada siswa yang aktif pada saat diskusi kelas, hal ini
bertujuan untuk memotifasi siswa agar lebih berani dalam bertanya dan
menjawab.
guru.
40
siswa duduk sesuai dengan pasangan yang telah ditentukan oleh guru.
siswa.
LKS 2.
pembelajaran.
Berdasarkan data hasil belajar siswa pada siklus II diketahui bahwa skor
terendah adalah 50 dan skor tertinggi 82,5. Dengan demikian jika dibandingkan
dengan retata skor kelas pada siklus I maka rerata skor kelas mengalami kenaikan.
41
diketahui bahwa ketuntasan belajar secara klasikal pada siswa kelas V sebesar
80%. Hal ini berarti siswa kelas V sudah mengalami ketuntasan belajar klasikal.
Pada siklus II siswa lebih tenang dan mengikuti petunjuk yang diberikan
guru. Sikap siswa terutama tenggang rasa mengalami perbaikan ditunjukan oleh
sikap siswa yang lebih memperhatikan siswa lain yang mengemukakan pendapat,
tidak menyela atau mengeluarkan pernyartaan yang kurang sopan pada saat
pembelajaran.
aktif saat diskusi kelas. Siswa berebut saat diberi kesempatan untuk bertanya dan
menjawab. Keadaan kelas pada siklus II lebih kondusif dari pada siklus I.
Pada silkus II secara umum siswa terutama penyaji lebih siap melakukan
siswa lain mendengarkan dan mencatat jawaban LKS yang dipresentasikan oleh
penyaji.
c. Siswa paham dalam mengerjakan LKS yang dibagikan oleh guru, sehingga
guru tidak perlu memberi penjelasan secara lisan petunjuk mengerjakan LKS
kepada siswa.
d. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan dengan jumlah
e. Guru belum memberikan bimbingan secara intensif pada siswa yang belum
f. Guru harus lebih sering memberikan pertanyaan yang bersifat rebutan karena
7. Pemberian motivasi √
8. Penguatan materi √
43
4.3. Pembahasan
Siklus I
1. Ranah Kognitif
Pada penelitian ini hasil belajar yang diukur meliputi tiga ranah yaitu:
Ranah Kognitif, Ranah Afektif, dan Ranah Psikomotor. Gulo (2002: 50) dalam
pengetahuan dan penalaran, sehingga hasil belajar pada ranah ini dapat diketahui
Berdasarkan data hasil belajar siswa sebelum diberi tindakan pada siklus I
pembelajaran model Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar pada
ranah kognitif.
Pada siswa yang kurang bertanggung jawab atau memiliki minat yang
rendah dalam belajar sering kali terlihat jenuh dan tidak jarang membuat gaduh
dalam kelas sehingga mengganggu ketenangan peserta didik lain. Skor yang
rendah dianggap sebagai hal biasa sehingga tidak ditanggapi dengan usaha untuk
memberi perhatian lebih pada siswa tersebut misalnya dengan selalu meminta
partisipasi mereka untuk membantu guru dalam kelas atau untuk bertanya dan
menjawab.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif merupakan bagian dari hasil belajar yang sulit diukur karena
ranah kognitif dan psikomotor sangat dipengaruhi oleh kondisi afektif siswa
siswa untuk mencapai hasil yang optimal dalam pembelajaran. Karena itu dalam
memilih strategi, model pembelajaran yang akan diterapkan pada suatu kelas guru
Berdasarkan data hasil observasi sikap siswa pada siklus I secara umum
peserta didik kelas V masih sangat kurang dalam bersikap tenggang rasa dan
3. Ranah Psikomotor
Dominasi itu dapat berupa sikap yang sok tahu, mendomonasi keadaan, dan sikap
kurang mengharhai pendapat orang lain (Gulo, 2002 dalam yayuk 2005). Kurang
aktifnya siswa dalam kegiatan diskusi juga dapat disebabkan perasaan ragu-ragu
Pada siklus I sebagian siswa yang aktif adalah siswa yang sama yang
Siklus II
1. Ranah Kognitif
Pada siklus II ketuntasan belajar meningkat hal ini berarti juga bahwa minat
2. Ranah Afektif
meningkatnya minat belajar siswa. Siswa lebih aktif melakukan diskusi kelas baik
3. Ranah Psikomotor
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Tahunan III dari siklus I
5.2. Saran
diberikan buku panduan atau petunjuk tertulis karena petunjuk lebih efektif