BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Belajar
mengajar. Dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli, secara umum belajar
merupakan proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil
” Belajar ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
dkk 2001. 2.3) Berdasarkan pengertian belajar seperti tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa dalam belajar terdapat tiga ciri utama belajar, yaitu : proses,
a. Proses
2
fikiran dan emosional hanya dapat dirasakan oleh yang bersangkutan. Seorang
siswa yang diam ketika menyimak penjelasan guru belum tentu siswa tersebut
belajar, karena guru tidak tahu apa yang ada pada benaknya. Untuk mengetahui
bahwa siswa tersebut belajar, guru dapat melakukan pengamatan dari kegiatan
yang dilakukan siswa sebagai akibat adanya aktifitas fikiran dan perasaan.
b. Perubahan Perilaku
laku dihasilkan dari belajar, misalnya seorang anak dapat merangkak, duduk,
kematangan daripada belajar. Perubahan tingkah laku dalam belajar meliputi tiga
ranah, yaitu : pengetahuan (kognitif), nilai atau sikap (afektif), dan keterampilan
motorik (psikomotor).
c. Pengalaman
misalnya : alam sekitar, buku, alat peraga. Lingkungan sosial, misalnya : guru,
belajar.
3
secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui
rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar itu dilakukan
mengandung makna bahwa ciri utama dari proses relajar adalah perubahan
tingkah laku dalam diri invidu. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
yang bersangkutan.
perkembangannya.
sebagai hasil belajar akan secara kekal dalam diri individu, setidak-
Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar meliputi semua aspek tingkah laku dan bukan satu atau dua aspek saja.
afektif , dan motorik (konatif). Belajar yang hanya menghasilkan satu atau dua
aspek saja disebut sebagai belajar sebgagian (partial learning) dan bukan
c. Belajar merupakan proses. Prinsip yang ketiga ini mengandung makna bahwa
d. Proses belajar terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada sesuatu
tujuan akan dicapai. Prinsip ini mengandung makna bahwa aktivitas belajar itu
terjadi karena adanya yang mendorong dan sesuatu yang ingin dicapai.
karena adanya tanda isyarat. Misalnya siswa akan masuk kelas bila tanda bel
dipukul 2 kali, atau berhenti di perempatan jalan raya saat lampu merah menyala.
Belajar jenis ini akan terjadi bila adanya rangsangan dari luar individu.
(S–R) yang dipelajari sebelumnya sehingga melahirkan perilaku yang segera atau
suasana, atau pengalaman yang luas dan mencoba membeda-bedakan hal-hal yang
data yang kemudian ditafsirkan ke dalam suatu pengertian atau makna yang
abstrak.
rangkaian peristiwa atau perangkat data yang terdahulu atau yang diberikan
sebelumnya dan menerapkan atau menarik kesimpulan dari data tersebut menjadi
suatu aturan.
sifatnya hierarkis/bertahap, dalam arti jenis belajar pertama merupakan dasar dari
pada terjadinya jenis belajar berikutnya, misalnya, seorang individu tidak akan
dapat belajar konsep bila belum menguasai belajar membedakan, asosiasi verbal,
rangkaian, dan seterusnyaBelajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang
7
daya reaksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (1989:28) yaitu: Belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya suatu perubahan pada diri
kecakapan, kemampuan daya reaksi, daya penerimaan dan aspek yang ada
dalam individu.
tingkah laku dalam diri peserta didik berkat interaksi antara individu dengan
mengantarkan seseorang yang belajar tersebut pada tingkah laku yang positif.
Menurut Slamet (1995:3) ciri-ciri perubahan tingkah laku orang yang telah belajar
adalah:
2.2 Pembelajaran
tertentu pula.
Berkaitan dengan hal tersebut B.S. Bloom (W.S. Winkel : 2007 hal. 272
kognitif, (2) ranah afektif, dan (3) ranah psikomotorik. Tiga pengelompokkan
tersebut biasa dikenal dengan ”Taksonomi Bloom”. Lebih jelas klasifikasi atau
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Pemahaman (comprehensip)
3. Penerapan (application)
4. Analisis (análisis)
9
5. Síntesis (síntesis)
6. Evaulasi (evaluation)
taraf yang menjadi semakin bersifat kompleks, mulai dari (1) ke atas. Taraf (6)
1. Penerimaan (receiving)
2. Partisipasi (responding)
3. Penilaian (valuing)
4. Organisasi (organizing)
complex)
1. Persepsi (perception)
2. Kesiapan (set)
7. Kreativitas ( creative)
(1) Pengetahuan : mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan
10
disimpan dalam ingatan, meliputi : fakta, kaidah dan prinsip serta metode yang
yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok
dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk lain, seperti rumus
metode bekerja pada suatu kasus yang konkret dan baru yang dinyatakan dalam
aplikasi suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapi atau aplikasi suatu
dengan baik.
(5) Sintesis : mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola
baru.
antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik
ketrampilan, yang terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepat, dan
efisien.
berpendapat bahwa model ini unggul dalarn membantu siswa memahami konsep
konsep yang sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model
belajar akademik, dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
Robert Slavin dan pakar lain telah berusaha untuk mengubah norma ini melalui
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan saling belajar dalam
kemampuan.
ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang
dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung sama
mengajar berpasangan. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman
memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi peserta didik
waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama
langkah tertentu.
ada tiga yaitu : Berpikir ( Thingking ), berpasangan ( Pair ), dan berbagi ( Share ).
Tahap 1 :
Berfikri (Thingking)
Dalam tahap ini peserta didik dituntut lebih mandiri dalam mengolah
Tahap 2 :
Berpasangan (Pairing)
Pada tahap ini guru meminta siswa duduk berpasangan dengan siswa lain
Tahap 3 :
Berbagi (Share)
Pada tahap akhir guru meminta kepada pasangan untuk berbagi jawaban
dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan. Ini efektif
melaporkan.
siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan
mereka kepada orang lain. Model ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran