Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SITI MARYAM

NIM : 2331611041

1. Pengertian Belajar
A. Pengertian Belajar Secara Umum
Secara umum belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai
hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Reber
(1988) dalam buku psikologi pendidikan (2007: 72) mendefinisikan belajar dalam dua
pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar
sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang
diperkuat. Sedangkan Kimble (1961: 31) mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang
relative permanen didalam behavioral potentiality (potensi behavioral) yang terjadi sebagai
akibat dari reinforced practice (praktik yang diperkuat). Dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan
pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif
permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

B. Pengertian Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku
atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

C. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli


Pada dasarnya ada banyak ahli yang menyatakan pendapat mengenai pengertian belajar baik
secara umum maupun secara khusus, antara lain:
1. Hilhard Bower dalam buku Theories of Learning
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan
tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecendrungan respon pembawaan
kematangan.
2. Winkel
Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-
pemahaman, ketrampilan, dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan
berbekas.
3. Cronbach
Belajar merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman, belajar yang sebaik-
baiknya adalah den gan mengalami sesuatu yaitu mempergunakan panca indera.
4. Gagne
Belajar merupakan kecenderungan perubahan pada diri manusia yang dapat dipertahankan
selama proses pertumbuhan, belajar merupakan peristiwa yang terjadi dalam kondisi-kondisi
tertentu yg dapat diamati, diubah dan dikontrol.
5. Kimpley
Belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada
keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi seperti persepsi, emosi, proses berpikir,
sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi.
6. James O. Whittaker
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.
7. Howard L. Kingskey
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau
latihan.
8. Drs. Slameto
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
9. Robert M. Gagne
Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and
which is not simply ascribable to process a growth. Belajar adalah perubahan yang terjadi
dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan
karena proses pertumbuhan saja. Gagne
berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan
keduanya saling berinteraksi.

2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat
menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Nasution (2005: 12) mendefinisikan
pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya
dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar. Gulo (2004: 24)
mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang
mengoptimalkan kegiatan belajar.
Biggs dalam Sugihartono (2007: 56) membagi konsep pembelajaran menjadi 3
pengertian, yaitu:
1. Pembelajaran dalam Pengertian Kuantitatif
Secara kuantitatif pembelajaran berarti penularan pengetahuan dari guru kepada murid.
Dalam hal ini guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya.
Pembelajaran dalam Pengertian Institusional
Secara institusioanal pembelajaran berarti penataan segala kemampuan mengajar sehingga
dapat berjalan efisien. Dalam pengertian ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasi
berbagai teknik mengajar untuk bermacam-macam siswa yang memiliki berbagai perbedaan
individual.
2. Pembelajaran dalam Pengertian Kualitatif
Secara kualitatif pembelajaran berarti upaya guru untuk memudahkan kegiatan belajar siswa.
Dalam pengertian ini peran guru dalam pembelajaran tidak sekedar menjejalkan pengetahuan
kepada siswa, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang efektif dan efisien.
Dari berbagai pengertian pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan
ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai
metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta
dengan hasil yang optimal.

3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi kegiatan Belajar


Secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu. Sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang ada diluar individu. Muhibbinsyah (1997: 23) membagi faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar menjadi tiga macam, yaitu: 1) faktor internal, yang meliputi keadaan
jasmani dan rohani siswa, 2) faktor eksternal, yeng merupakan kondisi lingkungan di sekitar
siswa, dan 3) faktor pendekatan belajar, yang merupakan jenis upaya belajar dari siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-
materi pembelajaran. Ditinjau dari faktor belajar, terdapat tiga bentuk dasar pendekatan belajar
siswa menurut hasil penelitian Biggs (1991: 79), yaitu:
1. Pendekatan surface, yaitu kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari luar
(ekstrinsik), misalnya seseorang mau belajar karena takut tidak lulus ujian sehingga dimarahi
orangtua. Oleh karena itu gaya belajarnya santai dan tidak mementingkan pemahaman yang
mendalam.
2. Pendekatan deep, yaitu kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari dalam
(intrinsik), misalnya seseorang mau belajar karena memang tertarik dengan materi dan merasa
sangat membutuhkan materi tersebut. Oleh karena itu gaya belajarnya serius dan berusaha
memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Pendekatan achieving, yaitu kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan untuk
mewujudkan ego enhancement yaitu ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi
keakuan dirinya dengan cara meraih prestasi setinggi-tingginya. Gaya belajar siswa ini lebih
serius daripada siswa-siswa yang menggunakan pendekatan belajar lainnya, selain itu siswa
dengan pendekatan belajar ini memiliki perencanaan ke depan yang lebih matang dan memiliki
dorongan berkompetisi tinggi secara positif.

4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Pembelajaran


Secara umum ada enam faktor yang mempengaruhi pembelajaran, diantaranya
adalah:
1. Faktor Guru
Faktor guru dapat dilihat dari dua aspek yaitu fisik dan psikis seorang guru dalam
menyampaikan sebuah materi pada proses pembelajaran.
a. Kondisi fisik
1) Kondisi kesehatan fisik secara umum
2) Kondisi fungsi inderawi
b. Kondisi psikis
1) Suasana kejiwaan guru.
2) Kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, dan professional dari seorang guru.

2. Faktor Siswa
Hampir sama dengan guru, faktor siswa juga dapat ditinjau dari aspek fisik dan psikisnya.
a. Kondisi Fisik
1) Kondisi kesehatan fisik siswa secara umum
2) kondisi fungsi inderawi
b. Kondisi Psikis
Kondisi psikis siswa meliputi bakat, minat, kemampuan, motivasi, dan situasi kejiwaan siswa.

3. Faktor Tujuan
Menetapkan tujuan pembelajaran sebelum proses pembelajaran dilakukan merupakan salah satu
faktor penting dalam kesuksesan suatu proses pembelajaran. Tujuan yang jelas, urgensi, tingkat
kesulitan yang diatur sedemikian rupa serta kesesuaian tujuan dengan tingkat perkembangan
siswa merupakan aspek dalam menentukan tujuan pembelajaran.
4. Faktor Materi
Materi merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran, materi yang baik dapat
menunjang tercapainya tujuan pembelajaran yang sudah diterapkan oleh seorang guru.
Kejelasan materi, kemenarikan materi, sistematika serta jenis materi yang dipilih merupakan
aspek utama dalam proses pembelajaran.jika faktor materi dapat tersedia dengan baik maka
hasil yang didapatkan juga akan lebih baik.
5. Faktor Instrumental
Instrumen menjadi faktor penunjang dalam proses pembelajaran, karena tanpa instrumen proses
pembelajaran akan terhambat. Maka perlu adanya instrumen yang lengkap, baik dari segi
kuantitas dan kualitas, serta kesesuaian instrumen yang
digunakan dengan proses pembelajaran yang berlangsung.
6. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang baik akan mendukung proses pembelajaran kearah yang lebih baik pula, faktor
lingkungan sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik meliputi suhu udara, kelembapan udara, letak bangunan tempat belajar
dan beberapa contoh lain yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
 Lingkungan Sosial
Salah satu contoh lingkungan sosial adalah teman pada saat proses belajar berlangsung.

5. Teori Belajar Kognitif


Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikologi Swiss yang hidup tahun 1896-
1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam psikologiperkembangan dan
berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan. Teori ini membahas munculnya dan
diperoleh secara
Schemata (skema bagaimana seseorang memersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-tahapan
perkembangan dan saa tseseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi
secara mental. Teori kognitif berpendapat bahwa manusia membangun kemampuan kognitif
melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Menurut teori
kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Belajar tidak selalu berbentuk
perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang telah
mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini tertata
dalam bentuk struktur kognitif. Menurut teori ini, proses belajar akan berjalan baik bila materi
pelajaran yang baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa. Prinsip
kognitif banyak dipakai didunia pendidikan khususnya terlihat pada perancangan suatu sistem
intruksional, prinsip-prinsip tersebut antara lain sebagaiberikut :
 Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila
pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu.
 Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks.
 Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik dari pada dengan menghafal
tanpapengertian penyajian
Teori ini lebih menekankan kepada proses belajar dari pada hasil belajar. Bag iyang menganut
aliran kognitivistik, belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Lebih
dari itu, belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Menurut teori kognitivistik,
ilmu pengetahuan dibangun di dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang
berkesinambungan dengan lingkungan. Prosesini tidak hanya berjalan terpatah-patah, terpisah-
pisah, tetapi melalui proses mengalir, bersambung, dan menyeluruh. Penganut psikologi kognitif
meyakini bahwa belajar dihasilkan dari proses mengorganisasi kembali persepsi dan membentuk
keterhubungan antara pengalaman yang baru dialami seseorang dan apa yang sudah tersimpan di
dalam benaknya. Selainitu, dalam psikologi kognitif, manusia melakukan pengamatan secara
keseluruhan lebih dahulu, menganalisisnya, lalu mensintesiskannya kembali. Teori kognitif
menekankan belajar sebagai proses internal dan belajar merupakan aktivitas yang melibatkan
proses berpikir yang sangat kompleks. Konsep-konsep terpenting dalam teori kognitif selain
perkembangan kognitif adalah adaptasi intelektual oleh Jean Piaget, discovery learning oleh
Jerom Brunner, dan reception learning oleh Ausubel.

6. Teori Belajar Psikomotor


Psikomotorik diartikan sebagai suatu aktifitas fisik yang berhubungan dengan proses mental dan
psikologi. Psikomotorik berkaitan dengan tindakan dan keterampilan, seperti lari, melompat, melukis dan
sebagainya. Dalam dunia pendidikan, psikomotorik terkandung dalam mata pelajaran praktik.
Psikomotorik memiliki korelasi dengan hasil belajar yang dicapai melalui menipulasi otot dan fisik.
Psikomotorik tidak bisa dipisahkan dari kognitif dan afektif. Sebaliknya, psikomotorik juga tidak bisa
berdiri sendiri. Setiap apa yang diberikan guru kepada siswa perlu dipahami kemudian diterapkan. Proses
belajar dimulai dari tahap kognitif (berpikir), kemudian afektif (bersikap), baru psikomotorik (berbuat).
Meskipun kognitif dan afektif kini mulai dipisahkan, keduanya masih tetap mengandung psikomotorik.
Sebagai contoh ketergantungan kognitif terhadap psikomotorik tampak pada implementasi ilmu fisika
yang diterapkan dalam suatu eksperimen.fektif yang bergantung pada psikomotorik juga bisa ditemukan
dalam pelajaran agama misalnya praktik tata cara sholat dan berdoa. Dalam suatu pembelajaran biasanya
mempunyai tujuan yang tidak terlepas dari taksonomi bloom. Taksonomi pembelajaran oleh Benyamin S
Bloom yaitu meliputi kawasan Kognitif, Afektif, Psikomotor. Benyamin S Bloom mengonsentrasikan
padadomain kognitif, sementara domain afektif dikembangkaan oleh krathwohl dan domain psikomotor
dikembangkan oleh simpson.
Kemampuan psikomotorik ini erat kaitannya dengan kemampuan anak dalam menggerakkan dan
menggunakan otot tubuhnya, kinerja, imajinasi, kreativitas, dan karya-karya intelektual. Beberapa contoh
kegiatannya yaitu berenang, menari, melukis, menendang, berlari, melakukan gerakan sholat sampai
dengan gerakan ibadah haji, dsb.
Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan pada saat kegiatan
belajar mengajar sedang berlangsung.Dave (1967) dalam penjelasannya mengatakan bahwa hasil belajar
psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu:
a) Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang
dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Contohnya, seorang peserta didik dapat memukul bola
dengan tepat karena pernah melihat atau memperhatikan hal yang sama sebelumnya.
b) Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat tetapi
berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. Sebagai contoh, seorang peserta didik dapat
memukul bola
dengan tepat hanya berdasarkan pada petunjuk guru atau teori yang dibacanya.
c) Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat
sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat. Contoh, peserta didik dapat
mengarahkan bola yang dipukulnya sesuai dengan target yang diinginkan.
d) Kemampuan pada tingkat artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan yang komplek dan
tepat sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh. Sebagai contoh, peserta didik dapat
mengejar bola kemudian memukulnya dengan cermat sehingga arah bola sesuai dengan target
yang diinginkan. Dalam hal ini, peserta didik sudah dapat melakukan tiga kegiatan yang tepat,
yaitu lari dengan arah dan kecepatan tepat serta memukul bola dengan arah yang tepat pula.
e) Kemampuan pada tingkat naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara reflek,
yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. Sebagai contoh tanpa
berpikir panjang peserta didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan cermat
sehingga arah bola sesuai dengan target yang diinginkan.

7. Teori Belajar Efektif


Ranah afeksi adalah materi yang berdasarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan emosi seperti
penghargaan, nilai, perasaan, semangat, minat, dan sikap terhadap sesuatu hal. Pada ranah afeksi, Bloom
menyusun pembagian kategorinya dengan David Krathwol yaitu:
 Penerimaan ( Receiving/Attending)
 Responsif (Responsive)
 Penilaian (Value)
 Organisasi (Organization)
 Karakterisasi (Characterization)

Anda mungkin juga menyukai