Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar
Sepanjang Hidupnya manusia selalu memalui proses belajar untuk
menambah pengetahaun dan keterampilannya. Menurut Hilgard & Bowner
(1987 : 12) Belajar merupakan suatu proses yang mana suatu kegiatan
berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi dengan
karakteristik-karakteristik dari perubahan aktifitas tersebut yang tidak
dapat dijelaskan dengan dasar kecenderungan-kecenderungan reaksi asli,
kematangan atau perubahan-perubahan sementara dari organisme.
Sedangkan menurut Hudoyo(1990) : Belajar merupakan kegiatan bagi
setiap orang. Seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam
diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu
perubahan tingkah laku atau perbuatan. Dari kegiatan belajar maka
diperoleh penilaian dari hasil belajar sehingga muncul istilah hasil belajar.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar dan mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan
instruksional. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh
peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar diperlukan
untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai pembelajaran yang
diperoleh dari kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan yang dicapai oleh
peserta didik berupa hasil belajar biasa disimbolkan dalam bentuk angka,
huruf, maupun simbol tertentu sesuai dengan ketentuan penyelenggara
pendidikan.
Hasil belajar hakikatnya adalah perubahan tingkah laku peserta
didik sebagai hasil dari proses belajar yang efektif dengan mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang nantinya menjadi tolak ukur dalam
menentukan prestasi belajar peserta didik.46 Menurut Sudjana (1989) dalam
Arifin, dkk (2021), menyatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Selain itu, R. Gagne mengemukakan bahwa
hasil belajar harus didasarkan pada pengamatan tingkah laku, melalui
stimulus respon dan hasil belajar bersyarat.
b. Ranah hasil belajar
Sasaran penilaian terhadap hasil belajar peserta didik menurut
Benyamin Bloom (dalam Sudjana, 2012:22) dibagi atas tiga ranah, yaitu:
a. Ranah kognitif, adalah aspek tingkah laku yang meliputi hasil belajar
intelektual (pengetahuan) yang terdiri dari enam aspek, diantaranya:
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah afektif, adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, tanggapan, penghargaan,
organisasi, dan karakterisasi berdasarkan nilai – nilai .
c. Ranah psikomotorik, adalah aspek tingkah laku yang berkenaan
dengan hasil belajar keterampilan motorik dan kemampuan bertindak.
Ranah ini meliputi: persepsi, kesiapan, tanggapan , mekanisme,
penyesuaian dan penciptaan.
Berdasarkan ketiga ranah hasil belajar tersebut, ranah kognitif
merupakan ranah yang menjadi pusat perhatian guru, peserta didik, dan
orang tua peserta didik untuk menentukan peserta didik tersebut
mengalami peningkatan atau tidak setelah mengalami proses belajar.
Untuk itu dalam penelitian ini hanya fokus pada ranah kognitif
(pengetahuan).
c. Ciri-ciri hasil belajar
Peserta didik yang telah menyelesaikan pembelajaran akan
mencapai keberhasilan dalam belajar apabila dalam dirinya terjadi
perubahan tingkah laku baik dari segi kognitif, afektif maupun
psikomotorik. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar pada
peserta didik tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Perubahan yang disadari
2) Perubahan yang bersifat kontinu (berkesinambungan)
3) Perubahan yang bersifat positif dan aktif
4) Perubahan yang bersifat fungsional
5) Perubahan yang bersifat permanen (mantap)
6) Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Selain itu, hasil belajar juga memiliki tiga ciri yaitu: 1) hasil
belajar memiliki kapasitas berupa pengetahuan, kebebasan,
keterampilan, sikap, dan cita-cita, 2) adanya perubahan mental dan
jasmani, 3) memiliki dampak pengajaran dan dampak pengiring.
Berdasarkan ciri-ciri hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa
peserta didik yang telah mengikuti proses belajar mengajar dan
memperoleh hasil belajar akan mengalami berbagai perubahan dalam
dirinya khususnya tingkah laku yang sifatnya disadari sebagai akibat
dari pengalaman yang diperoleh.
d. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
1) Faktor Internal
Hasil belajar yang dicapai dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
dari dalam diri (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Faktor yang
bersifat internal terdiri atas kecerdasan, motivasi, minat dan perhatian,
sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik
dan faktor psikis. Sedangkan faktor yang bersifat eksternal terdiri dari
sistem pengajaran, cara belajar, sumber-sumber belajar, keluarga,
media dan teknologi.
1) Faktor Internal.
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri peserta didik yang
berpengaruh dalam meraih hasil belajar. Faktor internal tersebut
adalah:
a) Faktor Inteligensi (Kecakapan)
Faktor Inteligensi merupakan faktor pembawaan, walaupun
dapat juga diupayakan dengan latihan-latihan tertentu. Ranah
kejiwaan
yang berkedudukan pada otak ini, dalam perspektif psikologis
kognitif adalah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah
kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif (rasa) dan ranah
psikomotor (karsa). Ada dua hal yang berkaitan dengan
kecakapan kognitif ini yaitu (a) menghafal prinsip-prinsip yang
terkandung dalam materi, (b) mengaplikasikan prinsip-prinsip
materi. Dengan kecakapan ini peserta didik dapat memecahkan
masalah belajar, dan permasalahan-permasalahan lain yang
terjadi dalam kehidupan.
b) Faktor Minat dan Motivasi
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Sedangkan motivasi sebagai sesuatu yang kompleks, yang
akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada
pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan
gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi. Untuk kemudian
bertindak atau melakukan sesuatu. Peserta didik mempunyai
minat
pada pelajaran tertentu akan senang mempelajarinya, sehingga
akan memudahkan proses pembelajaran dan akan berdampak
pada peningkatan hasil belajar. Sedangkan motivasi
merupakan dorongan berbuat sesuatu. Peserta didik yang
mempunyai
motivasi kuat dalam belajar tentu akan semangat belajar. Dan
hal ini akan berpengaruh juga terhadap hasil yang akan dicapai.
c) Faktor Cara Belajar
Cara belajar adalah bagaimana seseorang
melaksanakan belajar. Hal ini mencakup: 1) konsentrasi dalam
belajar, 2) usaha mempelajari kembali materi yang telah
dipelajari, 3) membaca dengan teliti dan berusaha menguasai
dengan baik, 4) selalu mencoba menyelesaikan dan berlatih
mengerjakan soal.
2) Faktor Eksternal
Yang termasuk dalam faktor eksternal yaitu faktor keluarga
dan sekolah dan faktor masyarakat.
a) Lingkungan Keluarga
Keluarga memiliki peran yang cukup besar dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Sebagian besar waktu
peserta didik
berada dalam keluarga dibandingkan di sekolah. Sehingga
keluarga dapat berpotensi dalam memberikan pengaruh pada
proses belajar peserta didik baik pengaruh positif maupun negatif.
Orang tua yang aktif memberikan bimbingan kepada anak akan
mampu meningkatkan hasil belajar anak tersebut. Namun
dengan tetap memperhatikan faktor kesulitan dan kemampuan
dari anak.

b) Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua setelah
keluarga yang menjadi tempat belajar bagi peserta didik. Faktor di
lingkungan sekolah yang mampu mempengaruhi belajar peserta
didik
meliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan
peserta didik, hubungan peserta didik dengan peserta didik, mata
pelajaran dan
waktu sekolah, standar pelajaran, sarana dan prasarana.
Lingkungan sekolah yang kondusif dikatakan mampu
membantu mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta
didik.
Sehingga semakin kondusif lingkungan sekolah, maka semakin
besar hasil belajar yang dicapai peserta didik.
2. Minat Belajar
a. Pengertian minat belajar
Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan.
Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat
memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan seseorang, karena
dengan adanya minat seseorang akan melakukan sesuatu yang
diinginkannya. Sedangkan tanpa adanya minat, seseorang tidak
mungkin melakukan sesuatu. Minat merupakan seberapa besar
seseorang merasa suka/tertarik atau tidak suka/mengabaikan kepada
suatu rangsangan. Atau disebut juga dorongan yang kuat bagi
seseorang untuk melakukan segala sesuatu yang menjadi
keinginannya.37
Menurut Slameto (1995) dalam Mangunwijaya (2019), minat
adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan. Sedangkan menurut
Kartono, minat merupakan momen-momen dari kecenderungan jiwa
yang terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap paling
efektif (berupa perasaan, emosional) yang di dalamnya terdapat
elemen-elemen efektif (emosi) yang kuat.38
Minat dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya
sebagai berikut:
1) Minat pribadi, yaitu ciri pribadi individu yang relative stabil. Minat
pribadi ditunjukkan pada suatu kegiatan atau topik yang spesifik,
misalnya minat pada musik, kesenian, ilmu pengetahuan, computer,
olahraga, dan lain-lain.
2) Minat situasional, yaitu minat yang ditumbuhkan oleh kondisi atau
faktor lingkungan, misalnya peran pendidikan formal, informasi
yang diperoleh melalui buku, internet atau televisi.
3) Minat sebagai keadaan psikologis, yaitu bila seseorang memiliki
penilaian yang tinggi untuk suatu kegiatan dan pengetahuan yang
tinggi terhadap kegiatan tersebut.39
Sedangkan belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil interaksi antara peserta pembelajaran dengan lingkungannya.
Menurut Fontana, belajar merupakan rangkaian proses perubahan tingkat laku
yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman masing-masing individu.40
Sehingga berdasarkan pengertian antara minat dan belajar, dapat disimpulkan
bahwa minat belajar adalah suatu ketertarikan hati seseorang terhadap
tindakan perubahan tingkah laku yang dilakukan sehingga terdapat perasaan
senang dalam diri orang
tersebut. Karena minat tidak dibawa sejak lahir, namun diperoleh dari
suatu pengalaman, maka minat belajar dapat diartikan sebagai
ketertarikan dan kecenderungan seseorang untuk tetap terlibat dalam
suatu aktivitas pembelajaran karena adanya kesadaran dalam diri
seseorang akan pentingnya hal yang dipelajari.
b. Fungsi minat belajar
Seseorang dengan minat belajar yang tinggi akan memiliki
keinginan belajar yang tinggi pula. Minat belajar sangat berperan
penting pada kegiatan belajar mengajar, yang mana hal tersebut dapat
menjadi faktor penunjang keberhasilan proses belajar pada seseorang
khususnya peserta didik. Salah satu syarat agar peserta didik dapat
berhasil belajar adalah minat yang tinggi. Apabila peserta didik mempunyai
minat yang tinggi terhadap suatu materi pembelajaran, maka peserta didik
akan mempelajari materi tersebut dengan perasaan senang dan akan
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Menurut Totok Susanto (1998) dalam (2019), faktor yang
memengaruhi minat belajar siswa antara lain: (1) Motivasi dan Citacita, (2)
Keluarga, (3) Peranan Guru, (4) Sarana dan Prasarana, (5)
Teman Pergaulan, dan (6) Media Massa.43 Faktor yang mampu
memengaruhi minat belajar juga dibedakan menjadi faktor internal dan
eksternal. Faktor internal adalah sesuatu minat dalam diri peserta didik
yang berasal dari dalam diri, yang terdiri atas perhatian, ketertarikan,
motivasi, dan pengetahuan. Pertama, perhatian. Adalah konsentrasi
atau aktivitas jiwa seseorang terhadap pengamatan. Kedua,
ketertarikan. Yaitu perasaan tertarik peserta didik terhadap suatu
pelajaran. Ketiga, motivasi. Merupakan usaha atau dorongan yang
dilakukan secara sadar untuk belajar dan mewujudkan tindakan yang
terarah dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Keempat,
pengetahuan. Peserta didik yang memiliki minat untuk belajar akan
memiliki pengetahuan yang luas mengenai pelajaran yang diminatinya
dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan faktor eksternal dari minat belajar diantaranya adalah
keluarga, guru dan lingkungan. Faktor eksternal juga dapat dilihat dari
beberapa aspek, antara lain: (1) Aspek Kognitif, yaitu minat yang
didasarkan pada perkembangan anak yang berhubungan dengan
manfaat dari suatu aktivitas yang dilakukannya. (2) Aspek Afektif,
yaitu minat yang ditampilkan dalam sikap maupun emosi yang
mendalam seseorang terhadap aktivitas yang diminatinya. (3) Aspek
Psikomotorik, yaitu minat yang berorientasi pada proses tingkah laku
atau aplikasi nyata sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat melalui
aspek kognitif dan internalisasi melalui aspek afektif.
3. Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa latin “ medium “ yang secara harfiah
berarti perantara atau pengantar. Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,
2014:3) menyatakan bahwa media apabila difahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta
didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dari
pengertian tersebut guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media
pembelajaran bagi peserta didik (Arsyad, 2014:3).
Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder,
kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto,
gambar, grafik, televisi, dan komputer (Gagne & Briggs dalam Arsyad,
2014:4). Sedangkan Asyhar (2012:8) menyimpulkan bahwa media
pembelajaran dapat difahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan
atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi
lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efektif dan efisien.
Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2014:19) pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik . Media sangat
diperlukan dalam pembelajaran untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di
kelas.
Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran sangat bervariasi. Menurut Sudjana dan Rivai (2013: 3-4), ada
beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu: Media grafis, Media tiga dimensi, Media proyeksi dan
Lingkungan. Media yang berasal dari lingkungan di sekitar peserta didik
merupakan media yang sangat tepat digunakan dalam pembelajaran, karena
media tersebut mudah diperoleh dan peserta didik sudah mengenal dengan
benda-benda yang ada di sekitar mereka. Untuk itu dalam penelitian ini
menggunakan media Kantong Hitung Perkalian. Media ini berasal dari
lingkungan di sekitar peserta didik sehingga mudah didapat, selain itu media
ini juga diolah sedemikian rupa hingga bentuknya lebih menarik
4. Matematika pada Jenjang Sekolah Dasar
Matematika adalah salah satu cabang ilmu dasar yang sangat berperan
dalam perkembangan pengetahuan dunia. Matematika merupakan ilmu yang
mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya
(Subarinah, 2006:1). Dapat dikatakan matematika merupakan ilmu yang
mempelajari tentang gambaran bilangan, simbol, dan berhitung. Sehingga
dapat dengan mudah digunakan untuk menyelesaikan permasalahan sehari –
hari secara logis dan terstruktur.
Sedangkan menurut Kurikulum Tingkat Stuan Pendidikan (KTSP)
matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan
dibangun melalui proses penalaran deduktif , yaitu kebenaran suatu konsep
diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima
sehingga keterkaitan antara konsep dalam matematika bersifat kuat dan jelas.
Dalam pembelajarannya, matematika merupakan konsep dasar yang digunakan
untuk mempelajari konsep-konsep lain pada jenjang selanjutnya. Pemahaman
konsep matematika sangat penting ditanamkan mulai dari jenjang pendidikan
rendah sehingga dapat dijadikan bekal untuk melanjutkan ke jenjang
selanjutnya yaitu ke jenjang pendidikan tinggi. Dalam perkembangan dan
kegunaannya, tujuan pembelajaran matematika adalah melatih dan
menumbuhkan cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif, dan
konsisten, serta mengembangkan sikap gigih dan percaya diri dalam
menyelesaikan masalah (Depdiknas dalam Prihandoko, 2006:21). Sedangkan
tujuan pembelajaran matematika di SD adalah memberi bekal berupa
pemahaman terhadap konsep, keterampilan berhitung dan keterampilan dalam
memecahkan masalah kepada peserta didik untuk menghadapi materi
selanjutnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Prihandoko, 2006:5).
Pembelajaran matematika di SD sebaiknya menjadi pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan agar pemahaman konsep tentang materi pada
muatan matematika dapat tertanam dengan benar dalam benak masing-masing
peserta didik. Karena peserta didik tidak hanya menjumpai mutan matematika
di SD saja melainkan di jenjang pendidikan yang lebih tingg
5. Media Al-khawarismi Pocket (Kantong hitung bilangan)
a. Pengertian
Media kantong hitung Perkalian merupakan salah satu media
pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas.
Media kantong hitung Perkalian ini berbentuk seperti permainan congklak
yang diberi beberapa perubahan pada bentuk dan cara kerjanya. Congklak
adalah suatu permainan tradisional sejenis cangkang kerang digunakan
sebagai biji congklak atau dapat pula menggunakan biji-bijian dari
tumbuhan dan batu-batu kecil (Wikipedia). Sedangkan Pitajeng
(2006:108) mengungkapkan bahwa permainan dakon merupakan
permainan tradisional sejak zaman kerajaan, namun sampai sekarang
masih dikenal dan digunakan oleh orang dewasa maupun anak-anak.
Permainan congklak dimainkan oleh dua orang pemain yang
masing-masing memiliki rumah untuk menampung biji congklak. Pemain
yang dapat mengumpulkan biji paling banyak yang menjadi pemenang.
Pada dasarnya permainan congklak menggunakan prinsip penjumlahan
dan pengurangan. Oleh karena itu, permainan ini cocok digunakan sebagai
media pembelajaran matematika. Dengan melakukan sedikit perubahan
pada prinsip dan cara memainkan permainan congklak, permainan ini
dapat juga dijadikan media dalam pembelajaran perkalian yang dikemas
dalam bentuk media kantong hitung Perkalian.
b. Spesifikasi media
Media kantong hitung Perkalian ini terdiri dari sepuluh kantong
dan pion hitung dari stik es krim. Bahan yang digunakan untuk membuat
media ini, diantaranya: 1) Papan Triplek berikuran 70cm x 70 cm; 2) Kain
Flanel warna warni; 3) stik es krim sebagai pion ; dan 4) felcrow dan lem
Langkah membuat media keranjang biji-bijian adalah sebagai
berikut:
a. Tutup Papan Triplek menggunakan kain flannel kemudian lem bagian
belakang dengan rapi
b. Potong kain flannel warna warni menjadi 10 bagian sebagai kantong.
Kemudian tempel ke papan triplek berjajar dengan menggunakan lem
c. Beri lubang dikedua sisi atas papan agar bisa di pajang didinding.
d. Buat angka pada kain planel kemudian tempel felcrow di bagian
bekang agar dapat di ganti sesuai dengan soal yang diinginkan.
e. Siapkan beberapa stik es krim , gunakan sebagai pion. Dan hiasi agar
tampak lebih menarik
c. Langkah-langkah penggunaan media

Langkah – langkah penggunaan media kantong Hitung Perkalian sangat


sederhana. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pesert didik
menggunakan media dalam pembelajaran dan membantu peserta didik
memahami materi yang dipelajari. Langkah penggunaan media Kantong
Hitung Perkalian pada muatan matematika materi perkalian adalah
sebagai berikut :
Misalnya untuk menyelesaikan perkalian 3 x 4 3 x 4 = 4 +4 +4
1. Langkah pertama tentukan jumlah kantong yang
akan diisidengan stik atau pion

Gambar 1. Contoh kantong yang akan diisi stik atau pion

2. Lalu isikan pion stik es krim yang sudah disiapkan


sebanyak4 biji pada masing – masing kantong.

Gambar 2. Stik es krim yang


diisi stiksesuai angka
yang dihitun

3. Lalu isikan pin stik es krim yang sudah disiapkan


sebanyak4 buah pada masing – masing kantong
4. Terakhir, hitung jumlah pion yang ada didalam
kantong.Jumlah semua pion yang terdapat pada
kantong yaitu 12.
Jadi, 3 x 4 = 12

d. Kelebihan dan kekurangan media


Media Kantong Hitung Perkalian memiliki beberapa kelebihan jika
digunakan dalam pembelajaran di kelas, diantaranya:
a. Membuat materi yang abstrak menjadi konkret.
b. Memudahkan guru menyampaikan materi kepada peserta didik .
c. Memudahkan peserta didik memahami materi dan menggalih
pengetahuan peserta didik berdasarkan pengalamannya.
d. Dapat menarik keinginan peserta didik untuk belajar, karena
selain
belajar mereka juga bisa bermain.
Selain kelebihan, media Kantong Hitung Perkalian ini juga
memiliki
kekurangan, adalah Penggunaan media Kantong Hitung
Perkalian ini
terbatas untuk perkalian 1-10.
Agar media tersebut tetap dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran di kelas, diperlukan suatu upaya untuk menyiasati
kekurangan-kekurangan tersebut. Upaya menyiasati kekurangan
media
Kantong Hitung Perkalian adalah Saat peserta didik sudah
memahami
konsep dasar perkalian yang merupakan penjumlahan berulang,
pembelajaran materi perkalian selanjutnya dapat dilakukan
dengan metode
lain, misalnya menggunakan metode menghafal atau
menggunakan
metode mengitung bersusun.

B. Kerangka Berpikir
1. Metode pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Membuat
peserta didik merasa kurang antusias dan bosan ketika pembelajaran
berlangsung.
2. Pembelajaran hanya menggunakan media buku sebagai sumber belajar
sehingga media pembelajaran kurang variatif dan kurang menarik minat
peserta didik dalam pembelajaran.
3. Pembelajaran yang masih konvensional dan kurang menarik minat
peserta didik dalam pembelajaran dapat mengakibatkan rendahnya
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran sehingga hasil belajar
yang diperoleh rendah.

Perkembangan kurikulum Pembelajaran Matematika di


yang digunakan sekolah kelas II

Metode pembelajaran yang


digunakan oleh guru masih
konvensional

Media pembelajarn yang


digunakan kurang variatif

Kemauan belajar peserta


didik yang rendah

Diperlukan suatu upaya


untuk mengatasi rendahnya
kemauan peserta didik
dalam pembelajaran

Media Al-khawarismi
pocket

Peningkatan minat dan hasil


belajar peserta didik
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


1. Pendekatan Kuantitatif
2. Penelitian Eksperimen

B. Lokasi Penelitian

C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : media pembelajaran (menggunakan media kantong
hitung)
2. Variabel terikat : minat dan hasil belajar
3. Variabel kontrol : jumlah peserta didik, materi dan metode
pembelajaran

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi : peserta didik sekolah....
2. Sampel : kelas 2A sekolah ... dan kelas 2B sekolah ...

E. Data dan Sumber Data


Sumber data dalam penelitian merupakan ini subyek dari mana data
berasal. Sumber data pada penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua
jenis
yaitu :
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data dari penelitian ini
berupa nilai hasil tes dan hasil angket minat yang diperoleh pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data yang memberikan data
kepada peneliti secara tidak langsung. Data sekunder dari penelitian
ini berupa data mengenai informasi jumlah peserta didik dan informasi
nilai ulangan harian peserta didik, maupun informasi mengenai profil
sekolah yang berasal dari guru maupun kepala sekolah, serta
dokumentasi dari fakta.
F. Kisi - Kisi Instrumen
Kisi kisi instrumen minat belajar
Kisi kisi instrumen soal
G. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa angket untuk
mengukur minat belajar siswa dan instrumen soal untuk mengukur hasil
belajar siswa. Setiap instrumen yang digunakan disusun sesuai dengan
indikator yang telah ditentukan.
1. Lembar Angket Minat
Angket adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam membantu dan
memudahkan untuk mengumpulkan data. Angket ini digunakan dalam
mengukur variabel minat belajar siswa yang berisi beberapa pertanyaan
yang sesuai dengan indikator, yang kemudian diisi oleh responden baik
pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
2. Lembar Tes
Lembar tes merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengukur
pemahaman siswa dalam pembelajaran. Pedoman tes terdiri atas lembar
pres-test dan post-test yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran dengan media
pembelajaran kantong hitung bilangan
3. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data mengenai berbagai informasi keadaan sekolah seperti jumlah guru,
peserta didik, susunan organisasi dan sebagainya.

H. Teknik Pengumpulan Data


Sumber data dalam penelitian merupakan ini subyek dari mana data
berasal. Sumber data pada penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data dari penelitian ini
berupa nilai hasil tes dan hasil angket minat yang diperoleh pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data yang memberikan data
kepada peneliti secara tidak langsung. Data sekunder dari penelitian ini
berupa data mengenai informasi jumlah peserta didik dan informasi nilai
ulangan harian peserta didik, maupun informasi mengenai profil sekolah
yang berasal dari guru maupun kepala sekolah, serta dokumentasi dari
fakta.

I. Analisis Data
J. Prosedur penelitian

Anda mungkin juga menyukai