tujuan tertentu yang dicirikan dengan keterlibatan sejumlah komponen yang saling
pembelajaran, alat pembelajaran yang mencakup metode, media, dan sumber belajar,
serta alat evaluasi, baik berupa tes maupun non-tes. Aktivitas belajar peserta didik
hanya mungkin berlangsung dalam suatu proses pembelajaran yang dapat memberi
kesempatan bagi mereka untuk belajar dengan baik. Proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik jika mendapat respon dari peserta didik. Keterkaitan antara
Belajar dalam arti luas merupakan suatu proses yang memungkinkan timbulnya
perilaku baru yang bukan disebabkan oleh kematangan dan merupakan sesuatu yang
bersifat sementara sebagai hasil dari terbentuknya respons utama. Perubahan tingkah
laku terjadi secara sadar, bersifat kontinu dan fungsional, bersifat positif dan aktif,
bersifat konstan, terarah, serta mencakup seluruh aspek tingkah laku (Hanafy, 2014).
Sementara itu menurut Skinner dalam Hanafy (2014) belajar adalah menciptakan
bersungguh-sungguh dan lebih giat belajar dengan adanya ganjaran (punishment) dan
pujian (reward) dari guru atas hasil belajarnya. Oleh karena itu pemilihan stimulus
yang deskriminatif dan penggunaan penguatan dapat merangsang individu lebih giat
tujuan belajar atau tujuan individu, yakni suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Hamalik (2001) bahwa belajar
experience).
dan keterampilan (Suyatna, 2011). Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh Kirom
(2017) bahwa belajar merupakan sebuah aktivitas atas proses guna memperoleh
Belajar merupakan sebuah proses atau usaha yang dilakukan individu untuk
mental dan psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan
pada tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar (Uno,
2011).
13
Hasil belajar adalah kemampuan peserta didik yang dapat diamati, dibuktikan,
dan terukur dalam kemampuan atau prestasi yang diperoleh berdasarkan pengalaman
belajar. Hasil belajar menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan
perilaku peserta didik. Perubahan yang terjadi melalui belajar tidak hanya mencakup
berpikir (memecahkan masalah), dan keterampilan sosial, juga tidak kalah penting
menimbulkan perubahan pada diri orang yang belajar, baik perubahan berupa
kecakapan Lestari (2015). Ansori dkk. (2020) juga menambahkan bahwa hasil
belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah mengalami proses
pembelajaran. Pendapat kedua tokoh tersebut diperjelas oleh Sudjana (2005 yang
mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Jika dilihat dari sisi guru, proses
Tujuan pembelajaran jika dilihat dari hasil belajar terdiri dari tiga aspek, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Bloom dalam Hartoto (2016) perubahan
perilaku dalam belajar juga mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
pengetahuan, dan kemampuan intelektual. Ranah afektif mencakup hasil belajar yang
mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan keterampilan fisik atau gerak yang
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik
dan kesehatan. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri peserta didik
yang mempengaruhi hasil belajar seperti keluarga, sekolah dan masyarakat (Ansori,
dkk. 2020). Hal ini juga senada dengan pendapat Gagne (1977) dalam Warsita
(2008) yang mengatakan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar
diri individu yang saling berinteraksi, sehingga kondisi eksternal berupa stimulus
dari lingkungan belajar dan kondisi internal berupa keadaan internal dan proses
kognitif individu yang saling berinteraksi dalam memperoleh hasil belajar yang
pembelajaran, khususnya di kelas, guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab
terhadap hasil belajar peserta didik. Untuk menentukan hasil belajar dan kemajuan
belajar peserta didik, guru sering menggunakan evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif
biasanya dilakukan ketika berakhirnya suatu pokok bahasan (tengah semester, dan
akhir semester atau kenaikan kelas). Evaluasi sumatif ini adalah evaluasi yang
menentukan hasil belajar dan kemajuan kemampuan belajar peserta didik. Maka
15
sebagai guru dituntut tidak hanya menentukan hasil belajar dari peserta didik tetapi
juga harus mampu menentukan kemajuan belajar peserta didik. Sehingga guru
persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya meminta peserta didik
untuk mengutarakan hafalan mereka. Menurut Bloom dalam Amelia dkk. (2015)
(thingking behavior). Masih banyak level lain yang lebih tinggi yang harus dicapai
bidangnya. Dimensi proses kognitif pada taksonomi Bloom yang telah direvisi
atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang ada dalam
(evaluate), yaitu membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang
ada, dan (6) mencipta (create), yaitu menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu
Taksonomi Bloom dapat digunakan sebagai acuan bagi seorang guru dalam
menyusun soal-soal untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik. Soal-soal yang
dirancang harusnya meliputi semua tingkat atau ranah kognitif. Dengan demikian,
guru akan dapat mengetahui ranah kognitif yang telah dicapai peserta didik dan dapat
hasil-hasil yang sudah dicapai maka peserta didik akan lebih berusaha meningkatkan
prestasi belajarnya, dengan demikian peningkatan prestasi belajar dapat lebih optimal
karena peserta didik tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar
yang telah diraih sebelumnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi peserta
didik adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, peserta didik akan belajar lebih
keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar
pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang
sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam mata
memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin
tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka
semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya (Nashar, 2004). Hamdu dan Lisa
(2011) juga mengatakan bahwa motivasi adalah salahsatu faktor yang mempengaruhi
prestasi peserta didik. Motivasi merupakan suatu usaha yang disadari untuk
17
untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
mengarahkan sikap serta perilaku pada individu belajar (Dimyati dan Mudjiono,
2006).
akademik, namun juga penting dalam proses menentukan seberapa jauh peserta didik
akan dapat belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh dapat
menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Peserta didik yang termotivasi
belajar akan dapat menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam
pembelajaran, yaitu dapat mengajar kembali materi sehingga dapat menyerap materi
Motivasi belajar peserta didik dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau
tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar
akan rendah. Oleh karena itu, mutu prestasi belajar pada peserta didik perlu diperkuat
terus-menerus dengan tujuan agar peserta didik memiliki motivasi belajar yang kuat,
sehingga prestasi belajar yang diraihnya dapat optimal. Motivasi belajar dapat
a. Attention (Perhatian)
Perhatian adalah rasa tertarik pada suatu permasalahan yang sedang dipelajari,
dapat pula diartikan dengan konsentrasi. Menurut Keller (1987) strategi untuk
b. Relevance (Relevansi)
maka otomatis dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik karena
peserta didik merasa bahwa materi pelajaran yang disajikan memiliki manfaat dalam
peserta didik
19
Untuk dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik dapat menggunakan
strategi berikut:
sekaligus
peserta didik
dikembangkan
peserta didik mengetahui pemahaman dan prestasi belajar mereka sejauh ini
d. Satisfaction (Kepuasan)
pertanyaan
20
Model pembelajaran adalah salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru
Menurut Joyce dan Weil (1980) dalam Santyasa (2007) model pembelajaran
belajar mengajar, lingkungan belajar, dan bagaimana cara mengelola kelas (Octavia,
2020). Di dalamnya juga terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media, dan alat
pembelajaran yang digunakan agar tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini juga
disampaikan oleh Isrok’atun dan Amelia (2018) bahwa model pembelajaran adalah
salah satu komponen pembelajaran yang dapat digunakan sebagai panduan dalam
wadah dalam melakukan segala bentuk kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
namun dalam prakteknya guru harus menyadari bahwa tidak ada model pembelajaran
yang paling tepat untuk segala siatuasi dan kondisi. Sehingga dalam pemilihan model
pembelajaran harus menyesuaikan dengan kondisi peserta didik, sifat materi bahan
ajar, fasilitas yang tersedia, serta kondisi guru sendiri (Rahman, 2018).
didik lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Hosnan (2014)
dalam Maharani (2017) model pembelajaran Discovery Learning adalah suatu model
menemukan dan menyelidiki sendiri dan hasil yang diperoleh akan mudah diingat
bagi siswa. Dalam proses pembelajaran peserta didik juga menganalisis dan mencoba
memecahkan sendiri masalah yang dihadapi. Hal ini juga disampaikan oleh
Kurniasih dan Sani (2014) dalam Fitriyah dkk (2017) bahwa dalam proses
sendiri. Model ini mengarah kepada peserta didik yang menemukan konsep melalui
serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.
Discovery Learning adalah suatu model dimana ketika proses pembelajaran sedang
Hal ini dikarenakan disini peserta didik dituntut untuk terlibat aktif dalam
22
pembelajaran untuk menemukan sendiri suatu konsep ataupun prinsip yang belum
adalah agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis. Keterampilan berpikir
2015). Hal ini sejalan dengan pendapat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2013)
dirancang agar peserta didik secara aktif mengkontruksi konsep, hukum, atau prinsip
konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Dengan demikian, model Discovery
Learning sangat relevan dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati,
didik.
23
statement), (c) mengumpulkan data (data collecton), (d) mengolah data (data
(Anonymous, 2020).
Istilah media berasal dari bahasa Latin yakni bentuk jamak dari kata "medium"
yang berarti perantara atau pengantar. Secara umum media adalah perantara atau
penyalur informasi sehingga dapat disebut juga sebagai alat komunikasi. Proses
pembelajaran juga termasuk proses komunikasi, oleh karena itu media yang
(Nurseto, 2011).
sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran (Subekti, 2017). Manfaat media
berlangsung, dimana tidak semua materi dapat diterima secara verbal, namun juga
membutuhkan alat yang dapat membantu tersampainya materi ajar dengan baik
24
kepada peserta didik. Selain membantu pendidik dalam proses pembelajaran, media
juga dapat memotivasi peserta didik untuk belajar (Hamid dkk., 2020).
Materi yang rumit dan abstrak dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik
dengan adanya media pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran adalah alat atau
kepada siswa agar mudah dipahami dan ditatap maknanya oleh siswa sehingga dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa (Hamdani, 2011). Namun, Sudjana
dan Rivai (1991) dalam One (2011) menyataan bahwa tidak semua media dapat
Seorang guru tidak hanya dituntut untuk lebih selektif dalam memilih media
pembelajaran, tetapi juga kreatif dalam penggunaan agar lebih bermanfaat bagi
sesama guru dan peserta didik. Media pembelajaran yang paling sering digunakan
selama proses belajar mengajar adalah Power Point. Hendrik (2015 dalam Tsur
(2019) menjelaskan bahwa Powtoon juga tidak kalah hebatnya dengan media Power
Point. Menurut Nanni (2015) media PowToon merupakan sebuah situs web yang
dapat diakses oleh pengguna untuk membuat video pendek dengan memanfaatkan
fitur-fitur yang telah disediakan di web, seperti latar, animasi, musik latar, dan
sehingga tidak terasa asing bagi pengguna baru. Seperti yang telah disebutkan bahwa
diantaranya:
b. Tidak terbatas ruang, waktu, dan alat indera. Misalnya objek yang terlalu
lebih menarik. Selain itu objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-
mengoperasikannya
2020)
Jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama
atau berbeda. Pada tumbuhan, jaringan terbagi atas dua kelompok, yaitu jaringan
apikal (akar dan batang), meristem lateral (prokambium, kambium pembuluh, dan
jaringan dasar, jaringan dermal, dan jaringan pembuluh (Hasanuddin dkk., 2017).
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah diri secara
volume. Berdasarkan letaknya pada tumbuhan, jaringan meristem terbagi atas tiga
macam, meristem apikal yang terdapat di ujung batang dan akar, meristem interkalar
yang terdapat diantara jaringan dewasa atau jaringan yang sudah berdiferensiasi, dan
meristem lateral yang terletak memanjang sejajar permukaan batang atau akar
(Nugroho, 2021). Meristem apikal terletak diujung akar dan tunas serta dalam
tudung akar yang melindungi meristem apikal yang rapuh saat akar menembus tanah
polisakarida yang melumasi tanah di sekeliling ujung akar. Pertumbuhan terjadi tepat
di belakang ujung akar dalam ketiga zona sel pada tahap–tahap pertumbuhan primer
yang berurutan. Dimulai dari bagian ujung, terdapat zona pembelahan sel, zona
atau hampir semua tubuh tumbuhan. Akan tetapi, tumbuhan berkayu juga mengalami
28
penambahan lingkar batang dan akar yang tidak lagi tumbuh memanjang.
aktivitas meristem lateral yang disebut kambium vaskular dan kambium gabus.
epidermis dengan periderm yang lebih tebal dan keras (Campbell, 2008). Gambaran
merupakan lanjutan dari pertumbuhan embrio. Misalnya kuncup ujung batang yang
dibedakan menjadi 3 zona, yaitu zona meristematik, zona pemanjangan sel, dan zona
dari sel initial apikal. Sedangkan bagian pemanjangan sel terdiri dari, protoderm
dasar (bakal jaringan dasar dan empelur). Struktur meristem apikal batang dapat
Meristem sekunder berasal dari sel-sel dewasa yang berubah sifatnya menjadi
menebal yang terjadi jauh dari ujung pucuk atau akar (Hasanuddin dkk., 2017).
membujur melingkari batang atau pada bagian-bagian terpisah yang terdapat dalam
jaringan pembuluh (xilem dan floem). Kambium yang terdapat pada pembuluh
primer disebut kambium vaskuler, sementara kambium yang terdapat diantara berkas
Pembelahan sel ke arah luar membentuk floem sekunder, sedangkan ke arah dalam
yang menggantikan epidermis yang mati. Sel-sel gabus ini berfungsi sebagai
2. Jaringan Non-Meristem
menjadi 4 macam, yaitu jaringan epidermis, jaringan dasar, jaringan penyokong, dan
jaringan pengangkut.
permukaan daun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Jaringan epidermis berfungsi
melindungi jaringan dari lingkungan luar, berperan dalam pengaturan pertukaran gas
pada daun dan bagian permukaan luarnya dilapisi oleh kutikula (Anu dkk, 2017). Sel
31
protoderm. Setiap jenis tumbuhan mempunyai struktur sel epidermis yang berbeda.
Perbedaan struktur sel epidermis yang dimaksud dapat berupa bentuk dan susunan
sel epidermis, letak atau kedudukan stomata terhadap sel tetangga, arah membukanya
stomata, bentuk stomata, jumlah sel epidermis dan stomata, jarak antara stomata,
tambahan lain yang disebut dengan derivat epidermis, seperti stomata, trikoma,
a. Stomata
Permukaan daun yang menghadap ke atas dikenal dengan epidermis atas (sisi
adaksial) dan permukaan yang lain dikenal dengan epidermis bawah (sisi abaksial).
Stomata merupakan modifikasi dari sel epidermis daun berupa sepasang sel penjaga
yang bisa menimbulkan celah sehingga uap air dan gas dapat dipertukarkan antara
bagian dalam dari stomata dengan lingkungan. Saat membuka dan menutupnya
bentuk sel penjaga serta pembukaan dan penutupan stomata dapat dilihat pada
Gambar-2.4.
32
ginjal. Stomata dikelilingi oleh sel penutup dengan jumlah dan kedudukan terhadap
porus stomata dapat berbeda. Demikian halnya dengan sel-sel epidermis (sel
tetangga) dapat memiliki bentuk sel yang bervariasi. Stomata biasanya ditemukan
pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara terutama di daun. Stomata
tidak ditemukan di akar dan seluruh permukaan beberapa tumbuhan parasit yang
tanpa klorofil. Stomata dapat juga ditemukan pada daun mahkota, tangkai sari, daun
buah dan biji tetapi biasanya stomata tersebut tidak berfungsi (Sarjani dkk., 2017).
Stomata umumnya terdapat pada bagian bawah daun, tetapi ada beberapa jenis
tumbuhan, stomata dapat dijumpai pada permukaan atas dan bawah daun. Ada pula
tumbuhan yang hanya mempunyai stomata pada permukaan atas daun, yaitu pada
33
bunga lili air. Bentuk atau tipe stomata pada tumbuhan dikotil dibedakan atas empat
Tipe anomositik, yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang bentuk
maupun ukurannya sama dengan sel epidermis disekitarnya. Tipe ini umumnya
Malvaceae. Tipe anisositik, yaitu sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel tetangga
yang tidak sama besar. Tipe ini umumnya dijumpai pada tumbuhan anggota familia
Cruciferae, dan Solanaceae. Tipe parasitik, yaitu sel penutup diiringi sebuah sel
tetangga atau lebih dengan sumbu panjang sel tetangga sejajar dengan sumbu sel
penutup serta celah. Tipe ini umumnya dijumpai pada tumbuhan anggota familia
Rubiaceae, Magnoliaceae, dan Mimosaceae. Tipe diasitik, yaitu stoma dikelilingi dua
sel tetangga. Dinding bersama dari kedua sel tetangga itu tegak lurus terhadap sumbu
panjang sel penutup serta celah. Tipe ini umumnya dijumpai pada tumbuhan anggota
familia Caryophyllaceae dan Acanthaceae (Sutrian, 2011). Empat bentuk atau tipe
Pada monokotil ada dua tipe stomata yang paling umum, yaitu gramineuous
dan tetrasitik. Gramineous memiliki bentuk stomata yang ditempeli sel epidermis di
bagian luar vakuola dengan bagian tengah mengembung. Sementara tetrasitik adalah
stomata yang dikelilingi epidermis di bagian kanan dan kiri sekaligus atas dan bawah
vakuola. Menurut Stebbins dan Kush (1961) dalam Mulyani (2006) ada empat tipe
1) Sel penutup terdiri dari 4 sampai 6 sel tetangga, biasanya terdapat pada
Zingiberaceae
35
bulat dan lebih kecil dari yang lain, terletak pada ujung sel penutup.
3) Sel penutup didampingin oleh 2 sel tetangga. Tipe ini terdapat pada
Orchidales.
b. Trikoma
Trikoma merupakan salah satu derivate dari epidermis yang berasal dari bahasa
yunani yang artinya rambut-rambut yang tumbuh dan berasal dari sel-sel epidermis
dengan bentuk, susunan serta fungsinya yang memang bervariasi. Trikoma pada
jaringan epidermis mempunyai sifat khusus sebagai daya pertahanan dari serangga,
yang ditentukan oleh adanya kelenjar (glandula) atau tidak (nonsecretory), kerapatan,
panjang, bentuk, dan ketegakan trikoma. Trikoma biasanya muncul pada permukaan
luar hampir seluruh organ tumbuhan baik organ vegetatif seperti daun, cabang, daun
pelindung dan akar maupun organ reproduksi seperti sepal, petal, stamen, ginosium,
terdiri dari satu sel, sedangkan multiseluler merupakan trikoma yang bersel banyak.
Trikoma dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu trikoma non glandular yang
tidak mempunyai sekresi dan trikoma glandular yang mempunyai hasil sekresi
berupa garam, larutan gula, racun, atau terpen (minyak) (Fajri, 2013). Trikoma non-
berbentuk pipih, dan multisel, trikoma bercabang (bintang), dan trikoma kasar
c. Emergensia
epidermis dan jaringan di bawah epidermis atau sub epidermis ( sel-sel yang terdapat
di daerah korteks). Contohnya pada duri pada bunga mawar ( Rose sp) (Murida,
2018).
d. Spina
Duri (spina) merupakan modikasi sel epidermis yang terdapat pada tumbuhan
tertentu. Duri tumbuhan terbagi dalam dua jenis, yaitu duri asli dan duri palsu. Duri
asli dibentuk oleh jaringan di dalam stele batang. Misalnya, duri pada tanaman bunga
37
epidermis yaitu jaringan korteks batang. Contohnya, duri pada batang tumbuhan
mawar.
e. Sel kipas
Sel kipas adalah sel epidermis yang terspesialisasi di permukaan bawah daun
pada semua ordo pada tumbuhan Liliopsida kecuali Helobiae. Penyusutan sel kipas
pada bagian permukaan bawah (adaxial) daun dekat tulang daun bagian tengah
dikaitkan dengan penggulungan daun pada padi dan jenis rerumputan lainnya. Sel
kipas merupakan sederet sel yang lebih besar daripada sel epidermis lainnya,
berdinding tipis, bervakuola besar dan berisi air. Fungsi sel kipas sendiri adalah
melindungi bawahnya agar tidak mengalami kerusakan akibat kehilangan air yang
lebih besar serta membuka dan menutupnya daun dalam proses penggulungan daun
(Ai dan Lenak, 2014). Anatomi sel kipas dapat dilihat pada Gambar-2.7.
Sel kersik adalah bagian sel epidermis yang berbentuk bulat, elips, halter atau
pelana. Sel kersik mengandung zat kersik atau silika (SiO2). Adanya sel kersik pada
38
(Saccharum officinarum).
g. Velamen
Velamen merupakan modifikasi sel epidermis yang terdapat pada akar udara
tanaman anggrek. Epidermis dan akar anggrek disebut epidermis ganda atau multi
epidermis. Velamen berfungsi sebagai tempat menyimpan air. Velamen tersusun dari
sel-sel mati yang terdapat di bagian dalam epidermis akar gantung (akar udara) pada
tumbuhan epifit (tumbuhan menempel pada benda atau tumbuhan lain). Velamen
terdapat pada tumbuhan famili Orchidaceae (anggrek), sehingga anggrek dapat hidup
memanfaatkan embun dan udara lembap. Velamen beserta epidermis disebut sebagai
epidermis ganda.
h. Litokis
mengandung sistolit. Litokis menyerupai bangunan sarang lebah yang tersusun dari
tangkai selulosa dengan deposisi atau endapan kristal kalsium karbonat (CaCO3). Sel
litokis berukuran lebih besar daripada sel-sel epidermis di sekitarnya. Sel tersebut
terdapat pada permukaan bawah atau atas daun tumbuhan. Acanthaceae, Moraceae
Jaringan dasar atau jaringan parenkim merupakan jaringan yang dapat dijumpai
di hampir setiap bagian tumbuhan, seperti empulur, korteks akar dan batang, mesofil
39
daun, endosperm biji, buah berdaging, jari-jari empulur, juga terdapat sebagai
elemen xilem dan floem, baik primer maupun sekunder. Parenkim tersusun dari sel
hidup dengan dinding tipis, mempunyai variasi bentuk dan aspek fisiologis. Bentuk
sel bermacam-macam, antara lain isodimetris, bulat seperti tiang, seperti bunga
Pada daun bentuknya ada dua macam, yaitu jaringan tiang/palisade dan
udara, misalnya pada daun Canna, pada empelur batang Juncus. Biasanya
terdapat pada endosperm, daun lembaga, tuber atau umbi, dan lain-lain
d. Parenkim air, sebagai tempat penyimpanan air, sel-selnya penuh dengan air
memiliki sel-sel dengan bentuk tidak teratur dan ruang antarsel yang besar.
sklerenkim.
hidup, dinding sel merupakan dinding primer yang mengandung selulosa, pektin, dan
organ tumbuha yang sedang tumbuh. Namun pada tumbuhan herba, kolenkim dapat
dijumpai pula pada organ dewasa. Kolenkim dapat dijumpai pada perifer batang,
tangkai daun, tangkai bunga, ibu tulang daun, dan jarang dijumpai pada akar, kecuali
pada akar yang terpapar sinar matahari. Kolenkim tidak dapat dijumpai pada batang
dan daun tumbuhan monokotil apabila sklerenkim sudah terdiferensiasi sejak awal
pertumbuhan.
menebal secara merata. Tipe kolenkim ini hanya ditemukan pada daun
Sklerenkim dapat berasal dari kolenkim yang mengalami penebalan lebih lanjut.
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat pada organ tumbuhan yang sudah
dikelompokkan menjadi 2 yaitu serabut dan sklereid (Wasis dan Irianto, 2008). Dua
kelompok sel ini tidak dibedakan secara detail, tetapi secara umum serabut lebih
langsing dan panjang, sedangkan sklereid bervariasi dalam hal bentuk, dari
padat pada bagian dalam parenkim yang lunak. Pada organ tertentu, misalnya pada
kulit kenari, seluruhnya terbentuk oleh sel sklereid. Sedangkan pada beberapa
tumbuhan tertentu sklereid akan tampak sebagai idioblas, yaitu sekumpulan sel yang
dengan mudah dapat dibedakan dari sel yang ada di sekitarnya karena ukuran,
memiliki satu percabangan yang teratur, dan dapat dijumpai pada daun
tumbuhan tertentu.
Serabut adalah sel panjang dengan dinding sekunder yang tebal, lumen sempit,
dan berujung runcing. Serabut dapat ditemui di berbagai tempat pada tumbuhan,
jaringan dasar di akar, batang, daun, dan buah. Berdasarkan struktur dinding sel,
serabut dibedakan menjadi serabut keras (dinding berkayu dan mengandung lignin)
berfungsi mengangkut air dan garam mineral, serta zat hasil fotosintesis. Keberadaan
jaringan pengangkut adalah salah satu struktur yang membedakan antara tumbuhan
tingkat tinggi dengan tumbuhan tingkat rendah (lumut dan alga) (Aryulina dkk.,
2006). Pada lumut belum dijumpai adanya jaringan pengangkut sehingga air masuk
pengangkut berupa xilem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis) (Gambar-
2.10). Xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri atas berbagai macam tipe
sel, dapat bersifat hidup ataupun mati namun umumnya tersusun dari sel-sel mati
a. Unsur trakeal, merupakan bagian yang terdiri atas sel-sel memanjang, tidak
noktah. Noktah adalah bagian dari dinding sel yang tidak ikut menebal dan
berfungsi sebagai tempat lewatnya zat dari sel ke sel. Unsur trakeal ada
dua, yaitu :
dan pangkalnya
lignin. Ada dua macam serat xilem, yaitu serat trakeid dan serat libriform.
mendistribusikan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh
tumbuhan. Floem tersusun dari sel-sel hidup dan sel-sel mati. Komponen penyusun
a. Unsur tapis, merupakan bagian yang terdiri atas sel-sel panjang dengan
c. Serat floem, merupakan serat yang dapat berupa sel hidup atau mati
Sel albumin adalah sel-sel jari-jari empulur dan parenkim buluh tapis yang
mengandung banyak zat putih telur (albumin). Sel albumin memiliki fungsi
Gambar-2.9.
pengangkut pada tumbuhan dikotil tersusun melingkar, terdapat di antara korteks dan
empulur. Jaringan pengangkut pada akar berbeda dengan batang karena xilem
di sebelah luar xilem. Berdasarkan letak floem terhadap xilem, dibedakan beberapa
a. Koleteral, xilem dan floem berdampingan. Tipe ini dibedakan menjadi tipe
koleteral terbuka jika xilem dan floem terdapat kambium dan tipe koleteral
b. Bikolateral, jika xilem diapit oleh floem luar dan floem dalam. Batas antara
xilem dan floem luar adalah kambium, sedangkan antara xilem dan floem
Apocynaceae.
c. Konsentris, dibedakan menjadi dua tipe, yaitu jika konsentris amvisal jika
d. Radial, merupakan jaringan pengangkut pada akar, letak xilem dan floem
Jaringan sekretori merupakan jaringan tumbuhan yang terdiri atas satu sel atau
dalam tumbuhan, sepeerti air, mineral, lender, getah minyak, dan lemak. Jaringan ini
terdapat pada semua bagian tumbuhan dengan bentuk, ukuran, dan produk yang
menjadi sekretori internal yang merupakan jaringan yang terdapat di antara berbagai
jaringan dalam tubuh tumbuhan, contohnya sel sekretori, saluran sekretori, dan ruang
49
sekretori. Jaringan sekretori yang berada di permukaan tubuh tumbuhan di antara sel
nektar.
Organ merupakan kumpulan dari beberapa jaringan yang memiliki tujuan dan
peranan tertentu dalam tubuh. Organ dibedakan menjadi organ vegetatif, yaitu akar,
batang, dan daun, dan organ generatif, yaitu bunga, buah, dan biji.
1. Akar
unsur hara yang terlarut di dalamnya dari dalam tanah, serta terkadang sebagai
tempat untuk menyimpan cadangan makanan. Akar terdiri dari beberapa bagian yaitu
pangkal akar yaitu bagian akar yang bersambungan dengan pangkal batang, ujung
akar yaitu bagian akar yang terdiri dari jaringan meristem, batang akar yaitu bagian
yang terdapat antara leher dan ujung akar, cabang-cabang akar yaitu bagian yang
keluar dari akar pokok, serabut akar yaitu cabang akar berbentuk serabut, bulu-bulu
akar yaitu penonjolan sel-sel epidermis yang sesungguhnya, dan tudung akar
(kaliptra) yaitu bagian akar yang terletak paling ujung sebagai pelindung ujung akar
yang muda. Tudung akar berperan dalam menentukan arah pertumbuhan akar dan
melindungi meristem serta mengurangi gesekan antara ujung akar dan butir-butir
tanah saat menembus tanah. Tudung akar terdiri dari sel-sel parenkim berdinding
tipis, kaya akan protoplasma dan sedikit vakuola. Di belakang tudung akar terdapat
titik tumbuh berupa sel-sel meristem yang selalu membelah (Hasanah dkk., 2021).
a. Epidermis, terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat, dengan dinding sel
yang mudah dilewati air. Disebut juga epiblem atau lapisan pilifer.
penyimpanan makanan
Endodermis tersusun atas sel-sel yang mengalami penebalan dari zat gabus
(suberin) dan lignin membentuk deretan seperti pita yang disebut pita
Caspary
d. Silinder pusat, merupakan bagian terdalam dari akar. Silinder pusat terdiri
1) Akar monokotil, umumnya adalah akar serabut, dengan batas antara ujung
akar dan tudung akar yang tampak jelas. Struktur dalam akar monokotil
adalah:
- Epidermis, terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat. Epidermis memiliki
- Korteks, terdiri atas beberapa lapis sel parenkim yang tersusun longgar
sehingga banyak terdapat ruang antarsel. Fungsi utama korteks adala untuk
mengalami penebalan dari zat suberin, kecuali beberapa sel yang tidak
2) Akar dikotil, berupa akar tunggang, dengan batas antara ujung akar dan
tudung akar yang tidak jelas. Struktur dalam dari akar dikotil adalah:
- Epidermis, merupakan bagian terluar yang tersusun dari selapis sel yang
berdinding tipis. Pada bagian ini, terdapat sel-sel yang membentuk rambut
lateral
menempati porsi paling besar pada akar. Korteks terdiri atas beberapa lapis
akar
Endodermis terdiri atas sel-sel berbentuk kotak yang tersusun rapat tanpa
ruang antarsel
tumbuhan, serta menghubungkan bagian akar dan daun. Berfungsi untuk menopang
daun, bunga, dan buah. Bagian batang tempat munculnya daun disebut nodus (buku).
Sementara bagian di antara dua buku disebut ruas (internodus). Pada batang yang
Batang memiliki tiga bagian pokok, yaitu epidermis, korteks, dan stele (silinder
pusat).
a. Epidermis, terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel.
Pada batang, dinding sel bagian luar dilengkapi dengan kutikula yang dapat
melindungi batang dari kekeringan. Sementara itu, pada tumbuhan kayu yang
telah tua, terdapat kambium gabus yang menggantikan fungsi dari jaringan
53
lapisan epidermis yang telah rusak, terdiri atas sel-sel mati yang membantu
lentisel. Fungsi lentisel adalah sebagai tempat pertukaran gas antara bagian
c. Silinder pusat (stele), terletak di sebelah dalam batang. Silinder pusat terdiri
atas dua bagian, yaitu perisikel (perikambium), merupakan lapisan terluar dari
1) Batang Monokotil
ruas-ruas batang. Batang monokotil juga tidak memiliki kambium sehingga batang
tidak membesar seperti pada batang dikotil. Struktur dalam batang monokotil adalah:
pelindung
54
sehingga terdapat ruang antarsel. Jaringan dasar pada batang monokotil tidak
- Berkas pengangkut, terdiri atas xilem dan floem. Pada batang monokotil, tipe
berkas pengangkutnya adalah kolateral tertutup, yaitu letak xilem dan floem
2) Batang dikotil
- Kayu merupakan struktur yang terletak antara kambium vaskuler dan empulur
makanan, ditemukan pada batang yang masih muda. Pada batang yang sudah
tua, sudah jarang ditemukan lagi. Pada batang dikotil, tipe berkas
a) b)
Gambar-2.12 Struktur Anatomi (a) Batang Dikotil dan (b) Batang Monokotil
(Campbell et.al, 2008)
3. Daun
fotosintesis. Berdasarkan ada tidaknya jaringan palisade, ada dua tipe daun, yaitu
daun dorsiventral merupakan daun yang hanya memiliki jaringan palisade (jaringan
tiang) pada sisi atas saja. Akibatnya, daun bagian atas tampak lebih gelap
1) Daun monokotil
pertulangan daun sejajar, daun memiliki bentuk seperti pita, misalnya pada daun
bentuk bulat atau seperti hati, misalnya pada daun. Struktur dalam daun monokotil
terdiri atas:
daun monokotil tersusun dari selapis sel, dengan dinding sel yang
pada batangnya, yaitu kolateral tertutup. Xilem yang terdiri atas trakea
menghadap ke permukaan atas daun. Sementara floem yang terdiri atas sel
buluh tapis dan sel pengiring menghadap ke permukaan bawah daun. Setiap
2) Daun dikotil
tersusun dari selapis sel, kecuali pada daun Ficus, terdapat : epidermis
ganda
57
dekat atau di pusat ibu tulang daun. Xilem terletak di dekat permukaan atas
4. Bunga
berbiji yang berasal dari modifikasi tunas (batang dan daun). Bunga yang lengkap
generatif yang menjadi tempat bersatunya gamet jantan dan gamet betina untuk
menghasilkan biji. Bunga sebagai organ seksual tumbuhan memiliki alat kelamin
jantan berupa benang sari dan alat kelamin betina berupa putik dengan bakal buah.
Bagian-bagian bunga dapat dibedakan menjadi bagian steril dan bagian fertil. Bagian
steril terdiri atas tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, dan mahkota bunga.
epidermis atas dan epidermis bawah. Struktur anatomi bunga terdiri atas:
58
struktur pada daun, sel-sel daun kelopak ini juga mengandung klorofil
b. Daun mahkota, mempunyai satu atau banyak berkas pengangkut yang kecil-
c. Benang sari, terdiri atas tangkai sari dan kepala sari. Tangkai sari dibentuk
oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang mempunyai vakuola dan
tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Pada epidermis tangkai sari, terdapat
d. Putik, kepala putik dan tangkai putik mempunyai struktur khusus dan sifat
fisiologi yang dapat membuat butir serbuk sari berkecambah pada stigma.
Selain itu, sifat ini juga membuat buluh serbuk sari dapat menembus ovulum.
Bunga pada tumbuhan monokotil dan dikotil memiliki perbedaan, yaitu pada
5. Buah
Buah merupakan perkembangan lebih lanjut dari bakal buah. Buah biasanya
membungkus dan melindungi biji. Berdasarkan asalnya, buah dibagi menjadi dua
macam, yaitu:
59
a. Buah sejati, berasal dari perkembangan bakal buah. Ada tiga macam, yaitu:
- Buah sejati tunggal, adalah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dan
satu bakal buah saja. Contohnya adalah buah mangga (Mangifera indica,
L.). Buah sejati tunggal dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu buah
sejati tunggal kering, misalnya buah kacang tanah dan buah sejati tunggal
- Buah sejati ganda, dalah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dan
beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain. Masing-masing bakal
buah akan menjadi satu buah. Contohnya adalah buah cempaka (Michelia
golongan, yaitu buah kurung ganda, seperti buah mawar, buah batu ganda,
seperti buah arbei, buah bumbung ganda, seperti buah cempak, buah buni
- Buah sejati majemuk, adalah buah yang berasal dari suatu bunga majemuk,
satu buah saja. Contohnya adalah buah pandan (Pandanus tectorius.). Buah
majemuk, seperti buah nanas, buah batu majemuk, seperti buah pandan,
b. Buah semu, adalah buah yang bukan berasal dari perkembangan bakal buah.
Terbentuk dari bagian-bagian bunga lain yang menyatu dengan bakal buah.
60
Akan tetapi, bagian lain dari bunga tersebut justru menjadi bagian utama dari
- Buah semu tunggal, adalah buah yang terjadi dari satu bagian bunga dan
satu bakal buah. Pada buah ini, bagian lain dari bunga akan ikut
membentuk buah, misalnya tangkai bunga pada buah jambu monyet dan
- Buah semu ganda, adalah buah yang terjadi jika pada satu bunga terdapat
lebih dari satu bakal buah yang bebas satu sama lain. Kemudian, masing-
masing bakal buah tersebut dapat tumbuh menjadi buah. Di samping itu,
ada bagian lain dari bunga yang ikut tumbuh serta menjadi bagian buah
vesca L.).
- Buah semu majemuk adalah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk,
tetapi dari luar tampak seperti satu buah saja. Contohnya adalah buah
Forst.).
6. Biji
Biji merupakan perkembangan lebih lanjut dari bakal biji. Biji umumnya terdiri
1. Kulit biji atau spermodermis, berasal dari selaput bakal biji (integumentum).
Kulit biji pada Gymnospermae terdiri atas tiga lapisan, yaitu kulit luar
merupakan kulit yang kuat dan keras, berkayu, serta menyerupai kulit dalam
(endokarpium) pada buah batu. Kulit dalam (endotesta), lapisan kulit ini
biasanya melekat pada bagian biji dan berbentuk seperti selaput tipis
3. Inti biji merupakan bagian inti pada biji yang dikelilingi oleh kulit biji. Inti
4. Lembaga (embrio), merupakan calon individu baru yang akan tumbuh dari
lembaga adalah calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang
lembaga (kaulikulus)
5. Calon akar, disebut juga akar lembaga. Pada tumbuhan dikotil, akar ini akar
7. Batang lembaga, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batang lembaga yang
terletak di atas daun lembaga (epikotil) dan batang lembaga yang terletak di
8. Putih lembaga, merupakan bagian biji yang berisi cadangan makanan yang
individu baru yang sempurna. Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman
dengan cara mengisolasi bagian tanaman (akar, batang, daun, dan mata tunas),
kemudian menumbuhkannya pada media buatan yang kaya nutrisi dan zat pengatur
tumbuh (hormon) secara aseptic, dalam wadah tertutup yang tembus cahaya, pada
63
suhu tertentu sehingga tanaman dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi
muda
Anther culture, menggunakan eksplan dari serbuk sari atau benang sari
Sterilisasi
Pembuatan media
Pengakaran
Dengan waktu yang singkat mendapatkan bibit dalam jumlah yang banyak