Anda di halaman 1dari 46

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Landasan Teori

1. Hakikat Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Rosyid Moh. Zaiful, dkk (2019: 9) mengartikan

prestasi belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,

huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

dicapai oleh setiap mahasiswa dalam periode tertentu dan dapat

dinyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari suatu

kegiatan pembelajaran yang disertai perubahan yang dicapai

mahasiswa.

Istilah prestasi di Kamus Ilmiah Populer di definisikan

sebagai hasil yang telah dicapai. Menurut Wahab (2015: 242)

menyimpulkan bahwa belajar dalam arti luas dapat di artikan

sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau

berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya

respons utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya

tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau

oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.

16
Menurut Djamarah (2012: 23) menyatakan bahwa prestasi

belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang

17
17

mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari

aktivitas dalam belajar. Pendapat lain dari Helmawati (2018: 36)

menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari pembelajaran.

Prestasi diperoleh dari evaluasi atau penilaian. Setiap anak akan

memiliki hasil belajar atau prestasi yang berbeda antara satu

dengan yang lain. Prestasi yang diperoleh dari hasil pembelajaran

setelah dinilai dan di evaluasi dapat saja rendah, sedang ataupun

tinggi. Sependapat dengan ahli tersebut, Susanti (2019: 32-33)

menyatakan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan

menyelesaikan hal sulit, menguasai, mengungguli, menandingi,

dan melampaui mahasiswa lain sekaligus mengatasi hambatan dan

mencapai standar yang tinggi.

Dari beberapa pengertian prestasi belajar, dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil atau perubahan

pembelajaran yang dicapai dan suatu proses yang memungkinkan

timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari

terbentuknya respons utama, dengan syarat bahwa perubahan atau

munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya

kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu

hal.

b. Aspek – aspek Prestasi Belajar


18

Tohirin (2011 : 151) mengemukakan bahwa pencapaian

prestasi belajar atau hasil belajar mahasiswa. Merujuk kepada

aspek – aspek :

1) Kognitif adalah kegiatan mental (otak), yaitu : pengetahuan,

pemahaman, penerapan, dan penilain.

2) Afektif adalah ranah yang berakaitan dengan sikap dan nilai,

mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi

dan nilai

3) Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan

(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima

pengalamn belajar tertentu.

Syah Muhibbin (2015:217) mengemukakan bahwa aspek –

aspek prestasi belajar, yaitu :

1) Ranah cipta (kognitif), yaitu : pengalaman, ingatan,

pemahaman, aplikasi/penerapan, analisis, sintesis.

2) Ranah rasa (afektif), yaitu : penerimaan, sambutan,

apresiasi, internalisasi, karakterisasi.

3) Ranah karsa (psikomotor), yaitu : keterampilan bergerak

dan bertindak, kecakapan ekspresi verbal dan non-verbal.

Selain itu Wahab (2015:242) menyatakan bahwa aspek –

aspek belajar yaitu :

1) Perubahan adalah keadaan yang berubah dan peralihan

keadaan yang sebelumnya seperti pola piker, perilaku sebelumnya.


19

2) Tingkah baru adalah hal – hal yang baru saja dilakukan.

3) Kematangan merupakan suatu keadaan atau tahap

pencapaian proses pertumbuhan atau perkembangan.

Sementara itu Helmawati (2018:37) menyatakan bahwa

aspek – aspek prestasi belajar yaitu : ranah afektif (rasa/ sikap/

perilaku/ akhlak) dan ranah psikomotor ( keterampilan ).

Febrini (2017 : 215) menyatakan bahwa aspek – aspek

prestasi belajar yaitu :

1) Ranah Kognitif Seperti pengetahuan, pemahaman,

penerapan dan penilaian.

2) Ranah afektifMencakup watak perilaku seperti perasaan,

minat, sikap, emosi dan nilai.

3) Ranah psikomotor Berisi perilaku – perilaku yang

menekankan pada keterampilan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek

yang prestasi belajar adalah aspek kognitif (pengamatan, ingatan,

pemahaman, aplikasi/penerapan, analisis, sintesis), afektif

(penerimaan, sambutan, apresiasi, internalisasi, karakterisasi) dan

psikomotor (keterampilan bergerak dan bertindak, kecakapan

ekspresi verbal dan non-verbal).

c. Fungsi Prestasi Belajar

Menurut Purwanto (2003:155), “prestasi belajar merupakan

masalah yang bersifat perennial (abadi) dalam sejarah manusia


20

karena rentang kehidupannya, manusia selalu mengejar prestasi

sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing”.

Kemudian masih menurut Purwanto (2003 : 155), fungsi

prestasi belajar yaitu :

1) Prestasi belajar sebagai indicator kualitas dan kuantitas

pengetahuan anak didik.

Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa menunjukkan sejauh

mana siswa mampu memahami dan menguasai bahan ajar atau

materi yang telah disampaikan oleh guru. Dengan melihat

prestasi belajar tersebut maka dapat segera dievaluasi hal – hal

yang menyebabkan siswa kurang memahami atau menguasai

bahan ajar atau materi pelajaran.

2) Prestasi belajar sebagai lembaga kepuasan hasrat ingin tahu.

Para ahli psikologi biasanya menyebutkan hal ini sebagai

tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum

manusia, termasuk didalamnya adalah seorang siswa yang

ingin mencapai kepuasan dengan cara memperoleh prestasi

belajar yang baik.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi

pendidikan.

Asumsinya bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong

bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan


21

teknologi serta berperan sebagai bahan evaluasi dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indicator intern dan ekstern

Sebagai indikator intern artinya prestasi belajar yang telah

diraih daopat digunakan sebagai tolak ukur tingkat

produktifitas suatu institusi pendidikan. Sedangkan sebagai

indikator ekstern artinya tinggi rendahnya prestasi belajar dapat

dijadikan indikator kesuksesan siswa dalam masyarakat.

d. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa yang kurang baik tidak selalu

dikarenakan siswa itu bodoh atau mempunyai IQ yang rendah.

Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.

Guru dan orangtua merupakan pendidik disekolah maupun

dirumah harus dapat mengetahui dan mengidentifikasi berbagai

kendala yang dihadapi siswa. Adapun menurut Syah (2006:144)

bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh setidaknya tiga

faktor yakni :

1) Faktor Internal

Yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,

faktor intern terdiri dari :

a) Faktor jasmani yang meliputi Kesehatan dan cacat tubuh

b) Faktor psikologis yang meliputi tingkat intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.


22

c) Faktor kelelahan

2) Faktor Eksternal

Yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari :

a) Faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik relasi antara

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang

kebudayaan.

b) Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar

guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung,

metode belajar dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat,

teman terpaut, dan bentuk kehidupan masyarakat.

3) Faktor Pendekatan Belajar

Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan

metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

pembelajaran materi – materi pembelajaran.

Dari pendapat diatas dijelaskan bahwa faktor yang

mempengaruhi siswa berasal dari dalam siswa itu sendiri dan dapat

berasal dari luar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut guru dan

orang tua harus dapat memahami dan membantu menyelesaikan

masalah yang dihadapi siswa agar prestasi belajar yang mereka


23

peroleh dapat optimal. Guru dan orang tua tidak boleh beranggapan

bahwa prestasi kurang baik diakibatkan karena siswa bodoh,

sebagai pendidik dirumah maupun sekolah guru dan orang tua

harus mengerti bahwa kemampuan setiap siswa dan lingkungan

kehidupan mereka tidaklah sama.

e. Indikator – indikator Prestasi Belajar

Menurut syah (2002 : 105 – 151), terdapat beberapa

indikator prestasi belajar dalam ranah psikologi yaitu ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik, yang dapat diperoleh melalui :

Tabel 2.1
Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi
Ranah/Jenis
Indikator Cara Evaluasi
Prestasi
A. Ranah Kognitif

1. Dapat Menunjukkan 1. Tes Lisan

1. Pengamatan 2. Dapat Membandingkan 2. Tes Tertulis

3. Dapat Menghubungkan 3. Observasi

1. Dapat Menyebutkan 1. Tes Lisan

2. Ingatan 2. Dapat Menunjukkan 2. Tes Tertulis

Kembali 3. Observasi

1. Dapat Menjelaskan 1. Tes Lisan


3. Pemahaman 2. Dapat Mendefinisikan
2. Tes Tertulis
dengan lisan sendiri
1. Dapat Memberikan
1. Tes Tertulis
contoh
4. Penerapan 2. Pemberian
2. Dapat Menggunakan Tugas
secara tepat
3. Observasi
5. Analisis 1. Dapat Menguraikan 1. Tes Tertulis
24

(Pemeriksaan dan
2. Dapat 2. Pemberian
Pemilihan secara
Mengklasifikasikan Tugas
teliti)
1. Dapat Menghubungkan 1. Tes Tertulis
6. Sintesis
(Membuat Paduan 2. Dapat Menyimpulkan
2. Pemberian
Baru dan Utuh) 3. Dapat Tugas
Menggeneralisasi
B. Ranah Rasa/Afektif
1. Menunjukkan sikap
1. Tes Tertulis
menerima
1. Penerimaan
2. Menunjukan sikap 2. Tes Skala
menolak 3. Observasi
1. Kesediaan
1. Tes Tertulis
berpartisipasi/terlibat
2. Sambutan
2. Kesediaan 2. Tes Skala Sikap
memanfaatkan 3. Observasi
1. Menganggap penting 1. Tes Skala
dan bermanfaat Penilaian/Sikap
3. Apresiasi (sikap 2. Menganggap Indah dan 2. Pemberian
menghargai) Harmonis Tugas

3. Mengagumi 3. Observasi
1. Mengakui dan
1. Tes Skala Sikap
menyakini
2. Pemberian
4. Internalisasi Tugas Ekspresif
(Pedalaman) (yang menyatakan
2. Mengingkari sikap dan
proyektif)
3. Observasi
1. Pemberian
1. Melembagakan atau
Tugas Ekspresif
meniadakan
5. Karakteristik dan Proyektif
(penghayatan) 2. Menjelmakan dalam
pribadi dan perilaku 2. Observasi
sehari - hari
C. Ranah Karsa/Psikomotor
1. Mengkoordinasikan
1. Keterampilan 1. Observasi
gerak mata, tangan, kaki
bergerak dan
dan anggota tubuh
bertindak 2. Tes Tindakan
lainnya
2. Kecakapan 1. Mengucapkan 1. Tes Lisan
25

ekspresi verbal dan 2. Membuat mimik dan 2. Observasi


nonverbal gerak jasmani 3. Tes Tindakan
Keterangan :

Indikator prestasi belajar dalam penelitian ini seperti pada

table diatas, dalam penelitian ini indikator prestasi belajar akan

diukur melalui hasil prestasi belajar ilmu pengetahuan alam yang

telah didapat oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran

selama satu semester dari hasil raport siswa pada mata pelajaran

ilmu pengetahuan alam.

2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pengetahuan alam merupakan mata pelajaran yang

mempelajari tentang alam, makhluk hidup, dan gejala-gejala alam

yang ada disekitar maupun yang ada di alam semesta. Depdiknas

2002 (Wayan 2013: 4) ilmu pengetahuan alam merupakan sarana

yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau

situasi melalui abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk suatu

studi atau pemecahan masalah agar mampu meningkatkan

kemampuan untuk berpikir dengan jelas, logis, teratur dan

sistematis.

Menurut Trianto (2010: 137) pada hakikatnya ilmu

pengetahuan alam dibangun atas dasar produk ilmiah, proses

ilmiah dan sikap ilmiah. Ilmu pengetahuana alam sebagai produk


26

karena isinya merupakan kumpulan pengetahuan yang meruoakan

hasil dari proses kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuan

atau para ahli selama berabad-abad. Ilmu pengetahuan alam

sebagai proses yaitu bagaimana mengumpulkan fakta atau cara

yang digunakan untuk mengumpulkan fakta-fakta suatu objek yang

diteliti guna penyempurnaan pengetahuan yang sudah ada maupun

untuk menemukan pengetahuan baru.

Ilmu pengetahuan alam sebagai sikap ilmiah adalah

bagaimana dalam memecahkan masalah seorang ilmiah bersikap

secara ilmiah yaitu dengan berusaha mengambil sikap tertentu

yang memungkinkan agar tercapai hasil yang diharapkan. Contoh

sikap ilmiah ilmu pengetahuan alam adalah teluiti, jujur,

cermatrasa ingin tau dan didiplin (Wisudawati 2015: 182).

Ilmu pengetahuan alam berhubungan erat dengan alam dan

makhluk hidup, belajar ilmu pengetahuan alam berarti mencari

tahu tentang alam dan makhluk hidup secara sistematis, tidak

hanya mempelajari pengetahuan yang berupa fakta, konsep, dan

prinsip saja melainkan juga dengan proses mengamati, menemukan

dan mengkomunikasikan. Bagi siswa SMP pembelajaran ilmu

pengetahuan alam bukan merupakan pembelajaran yang mudah,

karena dalam mempelajarinya kita membutuhkan suatu

pemahaman dan memecahkan suatu masalah. Karena itulah perlu

diciptakan pembelajaran ilmu pengetahuan alam yang dapat


27

mengaktifkan siswa untuk dapat berfikir kritis dan memecahkan

suatu masalah dengan benar.

b. Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut (Trianto 2010: 138) fungsi dan tujuan IPA

berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi DEPDIKNAS 2003

adalah sebagai berikut:

1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2) Mengembangkan keterampilan sikap, dan nilai ilmiah.

3) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains

dan teknologi

4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan

melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.

3. Hakikat Kecerdasan Intrapersonal

a. Pengertian Kecerdasan

Manusia akan selalu melakukan kegiatan atau beraktivitas

dalam kehidupannya. Aktivitas tersebut didukung oleh seperangkat

alat-alat kejiwaan yang bekerja dalam diri manusia baik yang

bersifat fisik maupun psikis. Salah satu perangkat tersebut adalah

kecerdasan atau disebut juga inteligensi.

Menurut Sunaryo, 2004 : 179. Kecerdasan disebut juga

dengan intelegensi. Intelegensi berasal dari kata “inteliligere” yang

mempunyai arti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain.


28

Kecerdasan juga dapat diartikan sebagai kecakapan atau

kemampuan dasar yang bersifat umum.

Kecerdasan/Inteligensi berasal dari bahasa Latin

“Intelligence” yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu

sama lain (to organize, to relate, to bind together) 2 . Dalam Kamus

Ilmiah Populer karya Pius A. Partanto, intelegensi adalah

kecerdasan, ketajaman pikiran.

Menurut Nyanyu Khodijah, 2014 : 89. Istilah intelegensi

berasal dari kata latin “intelligere” yang berarti menghubungkan

atau menyatukan satu sama lain. Dalam bahasa Arab, intelegensi

disebut dengan “ad-dzaka” yang berarti pemahaman, kecepatan,

dan kesempurnaan sesuatu. Dalam arti, kemampuan (al qudrah)

dalam memahami sesuatu secara cepat dan sempurna

Gardner (Agus Efendi, 2005: 81), kecerdasan adalah suatu

kemampuan untuk memecahkan dan kemampuan untuk

menghasilkan produk yang memiliki nilai budaya. Berdasarkan

konsep ini Gardne, menemukan bahwa kecerdasan manusia tidak

tunggal tapi ganda bahkan tak terbatas. Gardner menemukan 8

kecerdasan yang dimiliki manusia, yang disebutnya dengan

kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Kedelapan kecerdasan

tersebut adalah kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis,

kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik,


29

kecerdasan naturalis, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan

interpersonal.

Menurut Stern (Djaali 2015:63) mengatakan bahwa,

“Kecerdasan/inteligensi berasal dari bahasa kata “intelligere” yang

berarti hubungkan atau menyatukan satu sama lain ”. Menurut

Piaget (Djaali 2015:65) mengartikan bahwa inteligensi adalah

sejumlah struktur psikologis yang ada pada tingkat perkembangan

khusus, Sedangkan Super dan Cites (Djaali 2015:65)

mendefinisikan inteligensi adalah kemampuan menyesuaikan diri

dengan lingkungan atau belajar dari pegalaman.

Ada beberapa definisi kecerdasanatau inteligensi yang

dikemukakan oleh beberapa ahli, namun secara umum terdapat tiga

kelompok besar yang menerjemahkan definisi intelegensia secara

berbeda, sebagai berikut:

1) Intelegensia Sebagai Kemampuan Untuk Menyesuaikan Diri

Menurut Wechler intelegensia merupakan kumpulan

kemampuan seseorang untuk secara totalitas bertindak sesuai

dengan tujuan, berpikir secara rasional dan kemampuan untuk

menghadapi situasi lingkungan secara efektif.

Dengan demikian kelompok ini menerjemahkan konsep

intelegensia sebagai sebuah kemampuan seseorang untuk dapat

menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan lingkungannya yang

baru dan pada situasi yang dihadapi.


30

2) Intelegensia Sebagai Kemampuan Untuk Belajar

Menurut Freeman, kelompok ini yang lebih memandang

intelegensia pada individu sebagai sebuah kemampuan

seseorang untuk belajar. Oleh sebab itu semakin tinggi tingkat

inteligensia yang dimiliki seseorang, orang tersebut akan

semakin mudah untuk dilatih, untuk belajar dari lingkungan

dan pengalaman.

3) Intelegensia Sebagai Kemampuan Untuk Berpikir Abstrak

Menurut Mehrens intelegensia merupakan sebuah kemampuan

seseorang untuk berpikir secara abstrak, hal abstrak yang

dimaksud disini adalah berupa ide-ide, simbol-simbol verbal,

numerikal, dan matematika

Menurut Dusek ( 2012) kecerdasan dapat didefinisikan

melalui dua jalan yaitu secara kuantitatif dan kualitatif. Secara

kuantitatif, kecerdasan adalah proses belajar untuk memecahkan

masalah yang dapat diukur dengan tes inteligensi, sedangkan

secara kualitatif kecerdasan merupakan suatu cara berpikir dalam

membentuk konstruk bagaimana menghubungkan dan mengelola

informasi dari luar yang disesuaikan dengan dirinya. Howard

Gardner dalam Akyas (2014) berpendapat kecerdasan adalah

kemampuan untuk memecahkan atau menciptakan sesuatu yang

bernilai bagi budaya tertentu.

1) Jenis – jenis Kecerdasan


31

Gardner membagi kecerdasan manusia menjadi 9 kategori,

yaitu (Baharudin, 2012):

a) Kecerdasan Linguistik, ini merupakan kemampuan

seseorang dalam menggunakan kata-kata, baik secara lisan

maupun tulisan, untuk mengekspresikan ide-ide atau

gagasan-gagasan yang dimiliknya. Kemampuan ini

berkaitan dengan pengembangan bahasa secara umum.

b) Kecerdasan matematis logis, merupakan kecerdasan yang

berkaitan dengan kemampuan penggunaan bilangan dan

logika secara efektif.

c) Kecerdasan ruang, merupakan kemampuan untuk

menangkap dunia ruang visual secara tepat. Yang termasuk

dalam kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mengenal

bentuk benda secara tepat, melakukan perubahan bentuk

benda dalam pikiran dan mengenali perubahan tersebut,

menggambar suatu hal/benda dalam pikiran dan

mengubahnya dalam bentuk nyata serta mengungkapkan

data dalam suatu grafik

d) Kecerdasan kinestetik, merupakan kemampuan seseorang

untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh

tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah.

e) Kecerdasan musikal, merupakan kemampuan untuk

menembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-


32

bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme dan intonasi

serta memiliki kemampuan memainkan alat musik atupu

bernyanyi.

f) Kecerdasan interpersonal, merupakan kemampuan

seseorang untuk mengerti dan menjadi peka terhadap

perasaan, intensi, motivasi, watak dan tempramen orang

lain.

g) Kecerdasan intrapersonal, merupakan seseorang dalam

memahami diri sendiri, mereka mempunyai kepekaan yang

tinggi di dalam memahami suasana hatinya, emosi – emosi

yang muncul didalam dirinya dan menyadari perubahan

yang terjadi pada dirinya.

h) Kecerdasan naturalis, merupakan kemampuan dalam

memahami gejala – gejala alam, memperlihatkan kesadaran

ekologis dan menunjukkan kepekaan terhadap bentuk –

bentuk alam.

i) Kecerdasan eksistensial, merupakan kemampuan seseorang

dalam menjawab persoalan – persoalan terdalam mengenai

eksistensi manusia.

2) Faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan

Menurut Djaali (2015:74-75) faktor yang mempengaruhi

kecerdasan Inteligensi atau kecerdasan orang satu dengan yang

lainnya cenderung berbeda- beda. Hal ini karena adanya


33

beberapa faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor yang

mempengaruhinya sebagai berikut:

a) Aktor bawaan, dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang

di bawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan

seseorang dalam pemecahan masalah antara lain

ditentukan oleh faktor bawaan.

b) Faktor minat dan pembawaan yang khas, dimana minat

mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan

merupakan dorongan bagi perbuatan itu. dalam diri

manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong

manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar, sehingga

apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan

dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.

c) Faktor pembentukan, dimana pembentukan adalah segala

keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi

perkembangan inteligensi. Faktor pembentukan disini

dibedakan antara pembentukan sengaja, seperti yang

dilakukan di sekolah dan pembentukan tidak disengaja,

seperti pengaruh alam disekitarnya.

d) Faktor kematangan, dimana tiap organ dalam tubuh

manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Setiap organ manusia baik fisik maupun psikis dapat

dikatakan telah matang jika ia telah tumbuh dan


34

berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan

fungsinya masing-masing.

e) Faktor kebebasan, yang berarti manusia dapat memilih

metode tertentu dalam memecahkan masalah yang

dihadapi. Disamping kebebasan memilih metode juga

bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan

kebutuhannya.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan

masalah yang dihadapi, dalam hal ini adalah masalah yang

menuntut kemampuan fikiran serta dapat diukur secara kuantitatif

dan kualitatif.

b. Pengertian Kecerdasan Intrapersonal

Gunawan (2003:238) mengemukakan bahwa “kecerdasan

intrapersonal adalah kecerdasan yang berhubungan dengan

kesadaran dan pengetahuan diri sendiri”. Kecerdasan ini

melibatkan kemampuan untuk secara akurat dan realistis

menciptakan gambaran mengenai diri sendiri (kekuatan dan

kelemahan), keadaan akan mood atau kondisi emosi dan mental

diri sendiri, kesadaran akan tujuan , motivasi, keinginan, proses

berfikir dan kemampuan melakukan disiplin diri, mengerti diri

sendiri dan harga diri.


35

Efendi (2005:156) mengemukakan bahwa “ kecerdasan

intrapersonal adalah kecerdasan yang bergerak kedalam; acces to

one’s own feeling life (akses kepada kehidupan perasaan diri

sendiri); kecerdasan dalam membedakan persaan - perasaan secara

instan”

Lebih rinci Hoerr (2007:113) menjelaskan bahwa

kecerdasan adalah kecerdasan kunci. Kecerdasan intrapersonal

yang kuat membuat kita berhasil mengendalikan situasi dan

memperkecil kelemahan kita. Apapun kekuatan dan kelemahan itu,

kita dapat memanfaatkan semaksimal mungkin bakat kita melalui

kecerdasan intrapersonal. Sebaliknya, kecerdasan intrapersonal

yang lemah menyebabkan kita terus menerus melakukan

kesalahan yang sama dan menghambat kita belajar memecahkan

atau menghindari masalah. Kita ketahui bahwa rata-rata murid

masih kurang bisa menyebutkanapa saja kelebihan dan

kekuranganyang dimilikinya. Kurangnya pehamanan mengenai diri

tersebut dapat menyebabkan murid kurang mengembangkan

kelebihan serta mengatasi kelemahan yang dimilikinya.

Menurut Gardner (Safaria 2005:23) mengatakan bahwa,

“Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang menunjukkan

kemampuan anak dalam memahami diri sendiri. Mereka

mempunyai kepekaan yang tinggi didalam

memahamisuasanahatinya, emosi-emosi yang muncul didalam


36

dirinya dan merekajuga mampu menyadari perubahan-perubahan

yang terjadi di dirinya sendiri baik secara fisikmaupun psikologis”.

Kemampuan ini kadang disebut dengan pengetahuandiri. Ia

melibatkan kesadaran diri atau identitas dan proses berpikir,

terkadangia melibatkan objektivitas dan kemampuan untuk

berdiam diri sejenak dan melihat berbagai sudut pandang yang

berbeda.

Menurut Masterson (Armstrong 2002:118) mengatakan

bahwa kemampuan diri sejati mempunyai sejumlah komponen,

antara lain:

1) Kemampuan untuk mengalami berbagai perasaan secara

mendalam dengan gairah, semangat dan spontanitas

2) Kemampuan bersikap tegas

3) Pengakuan terhadap harga diri

4) Kemampuan untuk merendahkan perasaan sakit pada diri

sendiri.

5) Mempunyai segala sesuatu yang dipelukan untuk

mempertahankan niat dalam pekerjaan maupun relasi.

6) Kemampuan untuk berkreasi dan berhubungan secara dekat

7) Kemampuan untuk menyendiri

Untuk mengetahui lebih mendalam terkait dengan

kecerdasan intrapersonal ada tiga aspek utama yang dapat

dijadikan sebagai patokan. Tiga aspek utama itu adalah:


37

1) Mengenali diri anda

2) Mengetahui apa yang diinginkan

3) Mengetahui apa yang penting

Susanti (2001:23)Berikut ini ciri-ciri anak dengan

kecerdasan intrapersonal, yaitu:

1) Memperlihatkan sikap independent kemauan kuat

2) Bekerja atau belajar dengan baik seorang diri

3) Memiliki rasa percaya diri yang tinggi

4) Banyak belajar dari kesalahan masa lalu

5) Berpikir fokus terarah pada pencapaian tujuan

6) Banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri

c. Aspek – aspek Kecerdasan Intrapersonal

Aspek pertama yang terdapat dalam kecerdasan

intrapersonal adalah mengenali diri sendiri. Ada beberapa

karakteristik cara mengenali diri sendiri, diantaranya:

1) Kesadaran diri emosional

Kesadaran diri emosional adalah bagian dari bebas buta

emosi dan sebuah tanda keseimbangan dan kedewasaan. Ini

berarti bersikap jujur terhadap diri sendiri dan terhadap orang

lain. Kecakapan pribadi ini memberi kebebasan untuk

mengenali diri anda, kemampuan berbagi dan

mengungkapakan kesadaran tersebut.Selain itu kemampuan

untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu adalah hal


38

yang penting bagi pemahaman kejiwaan secara mendalam dan

pemahaman diri. Misal kita ambil contoh, ada seseorang

yangsedangberkabung, mungkin ia mengetahui dengan sangat

baik bahwa ia sedang bersedih, tetapi ia gagal mengenali

bahwa ia juga marahkepadaorang yang meninggal tersebut.

Suatu perasaan yang tampaknya tidak layak tetapi dirasakan

oleh pikiran bawah sadar.

Orang yang tidak memiliki kesadaran diri seperti ini

sering „meledak‟ secara emosional jika berada dibawah

tekanan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi pada mereka atau

bagaimana menangani perasaan-perasaan mereka. Perasaan-

perasaan ini tidak hilang, mereka mungkin bersembunyi tetapi

ada kemungkinan mereka akan muncul kembali kecuali mereka

sudah diatasi. Berikut ini ada panduan yang akan membantu

dalam pengenalan diri sendiri, yaitu :

a) Beri waktu untuk diri kita sendiri

b) Beri perhatian dan penghargaan khusus pada diri sendiri

c) Pikirkan, renungkan, pertimbangan dan bayangkan

d) Ingat Kembali kenang – kenangan yang positif dan

membangun dan perhatian bagaimana anda sekarang

merasa lebih baik.

2) Keaserifan
39

Sikap asertif sering disalahartikan dengan sikap agresif.

Menurut Alder (2001:83)Kearesifan adalah melakukan sesuatu

dengan cara anda sendiri tanpa peduli apa atau siapapun yang

menghalanginya. Sedangkan keasertifan adalah

keterampilanemosionaluntuk secara bebas dan tepat

mengungkapkan pikiran, perasaan, pendapat dan keyakinan

anda. Dengan kemampuan seperti itu kita dapat mendapatkan

apa yang kita inginkan dengan hasil yang lebih efektif serta

kita dapat melindungi dan mengembangkan hubungan dengan

sesama.

3) Harga Diri

Menurut Ghufron (2016:39), Harga diri adalah penilaian

diri yang dilakukan seseorang terhadap dirinya yang di

dasarkan pada hubungannya dengan orang lain. Harga diri yang

di miliki masing-masing individu bervariasi, ada yang rendah

dan ada yang tinggi. Hal ini berkaitan erat dengan mekanisme

pembentukan harga diri.

Dikemukakan oleh Coopersmith (Ghufron 2016:42)

bahwa pembentukan harga diri di pengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu:

a) Keberartian Individu

Keberartian individu menyangkut seberapa besar

individu percaya bahwa dirinya mampu, berarti, dan


40

berharga menurut standar dan nilai pribadi. Penghargaan

inilah yang dimaksud dengan keberartian diri.

b) Keberhasilan Seseorang

Keberhasilan yang berpengaruh terhadap

pembentukan harga diri adalah keberhasilan yang

berhubungan dengan kekuatan atau kemampuan individu

dalam mempengaruhi dan mengendalikan diri sendiri

maupun orang lain.

c) Kekuatan Individu

Kekuatan individu terhadap aturan – aturan, norma,

dan ketentuan – ketentuan yang ada dalam masyarakat.

Semakin taat terhadap hal – hal yang sudah ditetapkan

dalam masyarakat, maka semakin besar kemampuan

individu untuk dianggap sebagai panutan masyarakat.

4) Kemandirian

Menurut Alder (2001:86), Kemandirian adalah sebuah

sifat yang kita hubungkan dengan orang-orang yang suka

memulai. Orang yang bebas (tidak bergantung) memiliki ciri-

ciri sebagai berikut:

a) Orang yang mengarahkan diri sendiri dan mengendalikan

diri sendiri.

b) Memiliki inisiatif

c) Tampak bebas dan tidak bergantung secara emosional


41

d) Bersikap dewasa dan orang lain tampaknya suka mengikuti

dan mempercayai mereka

e) Tahu bagaimana mengurus diri

f) Percaya diri dalam membuat rencana

g) Dapat membuat keputusan – keputusan penting untuk diri

mereka sendiri

h) Tidak hancur berantakan dan menunggu orang lain

menolong mereka

5) Aktualisasi diri

Maslow (Jarvis 2007:95) mengatakan bahwa,

“menggambarkan manusia yang sudah mengaktualisasikan diri

sebagai orang yang sudah terpenuhi semua kebutuhannya dan

melakukan apapun yang bisa mereka lakukan”. Berikut ini

Maslow mengidentifikasikan 15 ciri orang yang telah

mengaktualisasika diri.

a) Memiliki persepsi akurat tentang realitas

b) Menikmati pengalaman baru

c) Memiliki kecenderungan untuk mencapai pengalaman

puncak

d) Memiliki standar moral yang jelas

e) Memiliki selera humor

f) Merasa bersaudara dengan sesama manusia

g) Memiliki hubungan pertemanan yang erat


42

h) Bersikap demokratis dalam menerima orang lain

i) Membutuhkan privasi

j) Bebas dari budaya dan lingkungan

k) Kreatif

l) Spontan

m) Lebih berpusat pada permasalahan, bukan pada diri sendiri

n) Mengakui sifat dasar manusia

o) Tidak selalu ingin menyamakan diri dengan orang lain

Aspek kedua yang terkandung dalam kecerdasan

intrapersonal adalah mengetahui apa yang kita inginkan. Orang

yang cerdas cenderung mengetahui apa yangmereka inginkan

dan kemana tujuan hidup mereka. Selain itu untuk

meningkatkan peluang keberhasilan dan menghindarkan diri

dari mengejar sasaran yang tidak begitu diinginkan perlu

ditambah keterampilan menetapkan tujuan yang jelas,

sehingga ada patokan-patokan yangjelas untuk mencapainya.

Menurut Alder (2001:89), Untuk memudahkan diri

mengetahui apa yang diinginkan serta supaya tidak mengejar

hal yang tidak begitu diinginkan ada beberapa langkah

sederhana yang dapat membantu hal tersebut yaitu:

a) Membuat daftar tujuan – tujuan anda


43

b) Menerapkan kriteria SMART (Specific, Measurable,

Achievable, Realistic, and Timely)

c) Mengungkapkan tujuan – tujuan anda dalam bentuk positif

d) Membuat indra pendeteksi tujuan – tujuan anda

e) Meluruskan tujuan – tujuan anda

f) Menghargai orang lain

g) Menanyakan pertanyaan – pertanyaan yang mengikuti

tujuan anda.

Aspek terakhir yang terkandung dalam kecerdasan

intrapersonal adalah mengetahui apa yang penting. Setelah

melewati aspek kedua, mengetahui apa yang diinginkan, tidak

hanya tujuan-tujuan yang menjadi lebih jelas dan kurang

bermasalah, kita juga akan memiliki kecenderungan untuk

menilai kembali nilai-nilai yang sudah kita dapatkan.Tujuan-

tujuan yang kita pertimbangkan dan nilai-nilai yang

mendasarinya akan menemukan urutan kepentingannya sendiri.

Untuk mengetahui apa yang penting, pada bagian ini akan

memusatkan pada nilai-nilai yang dimiliki oleh pribadi.

Sebuah nilai adalah sesuatu yang penting bagi kita. Misalnya,

jika kita mempunyai sebuah nilai “kejujuran”, itu berarti bahwa

kita menganggap penting untuk bersikap jujur. Nilai ini

merupakan sebuah tujuan atau maksud yang utama. Artinya

semua tujuan kita harus cocok dengan nilai ini. Jika tidak, kita
44

tidak akanmengalami perasaan puas dan bahagia meskipun

kita melakukannnya dengan sungguh-sungguh dan tulus

ikhlas.

Jika kita ingin mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam

aspek inteligensi ini, kita dapat belajar tentang memasang

keadaan-keadaan yang memberi kekuatan seperti yang ditulis

oleh Alder (2001:103) yang berjudul NLP in 21 Day yang

isinya,

Sangatlah bijaksana untuk belajar tanpa henti.


Bijaksana juga untuk tak berhenti mempelajari diri sendiri.
Mempelajari diri sendiri adalahinteligensi intrapersonal.
Saat anda menerapkannya untuk menetapkan dan mengejar
tujuan-tujuan, mengenali dan meluruskan nilai-nilai anda
dengan tujuan-tujuan tersebut, dan mengatur keadaan
pikiran anda, anda dapat memindahkan jenis inteligensi ini
kesemua hal yang baik dalam hidup anda.
d. Indikator Kecerdasan Intrapersonal

Campbell (2004: 203) merumuskan 10 indikator tentang

kecerdasan intrapersonal sebagai berikut:

1) Sadar akan wilayahnya emosinya

Seseorang murid yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang

tinggi memiliki kemampuan untuk mengontrol emosinya dalam

memotivasi diri, ketahanan menghadapi kegagalan,

mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur

keadaan jiwa.
45

2) Menemukan cara – cara dan jalan keluar untuk

mengekspresikan perasaan dan pemikirannya

Apabila mengalami masalah pelik (rumit) dia mampu

memotivasi dirinya agar segera bangkit dan mendorong diri

sendiri mencapai cita – cita atau target diri untuk

mengekspresikan fikiran dan perasaanya.

3) Mengembangkan model diri yang akurat

Murid yang cerdas secara intrapersonal dapat melakukan

pengenalan diri yang lebih akurat dan lengkap tentang

kelebihan, kekurangan, kebutuhan, dan keunikan dirinya.

4) Termotivasi untuk mengidentifikasi dan memperjuangkan

tujuannya

Murid yang memiliki kecerdasan intrapersonal akan berupaya

sekuat tenaga untuk mencapai tujuan dan mengidentifikasi

masalah tersebut.

5) Membangun dan hidup dengan suatu system nilai etik (agama)

Cerdas secara intrapersonal berarti senantiasa hidup dengan

nilai – nilai etika dan agama sebagai landasan.

6) Bekerja mandiri

Dengan kecerdasan intrapersonal seseorang mampu bekerja

tanpa diperintah dan diawasi dan lebih bertanggung jawab atas

pekerjaannya.
46

7) Mengatur secara kontinu Pembelajaran dan perkembangan

tujuan persoalannya dengan kecerdasan intrapersonal seorang

murid memiliki kemampuan untuk secara berkelanjutan

mengatur pembelajarannya dan memiliki target yang jelas.

8) Berusaha mencari dan memahami pengalaman “batinnya”

sendiri dengan kecerdasan intrapersonal seorang murid akan

senantiasa melakukan self reflecting (refleksi diri / muhasabah)

sehingga dia memahami pengalaman batinnya sendiri.

9) Mendapatkan wawasan dalam kompleksitas dan eksistendi diri

10) Berusaha mengaktualisasikan diri

Seseorang dengan kecerdasan intrapersonal berusaha untuk

memenuhi kebutuhan yang mencakup pemenuhan diri (self

filfillment), realisasi seluruh potensi, dan kebutuhan untuk

menjadi kreatif. Mereka menjadi lebih manusiawai, lebih asli

dalam mengekspresikan diri, dan tidak terpengaruh dengan

budaya.

e. Pentingnya Kecerdasan Intrapersonal

Lwin (2008:234) menyebutkan ada 5 alasan mengapa

kecerdasan intrapersonal penting, diantaranya :

1) Mengembangkan pemahaman yang kuat mengenai diri yang

membimbingnya kepada kestabilan emosional.

Orang-orang dengan pemahaman yang lemah terhadap

diri sendiri cenderung dengan mudah menjadi tidak stabil


47

secara emosional dibawah tekanan atau penderitaan. Karena itu

mereka tidak dapat mengatasi banyak tantangan hidup,

memilih untuk menderitatekanan emosional dan menyerah

dengan mudah.

2) Mengendalikan dan mengarahkan emosi

Orang – orang yang tidak pernah belajar untuk

mengarahkan emosi mereka akan merasa sangat terikat oleh

perasaan ini. Mereka tahu bahwa mereka harus menemukan

pekerjaan yang lebih baik tetapi terhambat oleh ketakutan akan

penolakan dan kegagalan. Mereka tahu bahwa mereka dapat

mengubah kehidupan mereka tetapi depresi selalu menghambat

mereka.

Akan tetapi, orang yang memiliki kecerdasan

intrapersonal yang tinggi memiliki pemahaman yang dalam

mengenai perasaan mereka dan dapat mengarahkan emosi

tersebut sedemikian rupa sehigga mereka dapat

memperdayakannya untuk mencapai tindakan. Mereka tahu

bagaimana memotivasi diri mereka dan mencapai perasaan

mereka dan dapat mengarahkan emosi tersebut sedemikian

rupa sehingga mereka dapat memberdayakannya untuk

mencapai tindakan. Mereka tahu bagaimana memotivasi diri

mereka dan mencapai perasaan nyaman yang

memungkinkannya mengendalikan situasi yang buruk dan


48

mengubahnya menjadi sebaliknya. Mereka adalah orang –

orang yang tetap santai, tenang, dan tegar selama masa – masa

krisi. Mereka dapat dengan cepat menguasai keadaan dan

mengendalikannya.

3) Mengatur dan memotivasi diri.

Biasanya, apa yang membedakan orang – orang yang

berhasil dengan orang lainnya adalah kemapuan mereka untuk

memotivasi diri mereka dan orang lain untuk melakukan hal –

hal yang harus dilakukan. Sebaliknya, orang – orang dengan

kecerdasan intrapersonal yang rendah harus bersadar pada

orang lain untuk memotivasi mereka.

4) Bertanggung jawab atas kehidupan diri sendiri.

Orang – orang dengan kecerdasan intrapersonal yang

tinggi cenderung bertanggung jawab dan menjadi pemilik

kehidupan mereka sendiri. Mereka merasa bertanggung jawab

atas akibat dari apa yang mereka hasilkan. Ketika ada hal – hal

yang tidak beres, mereka cepat mengambil tanggung jawab.

Sebaliknya, orang dengan kecerdasan intrapersonal

yang rendah umumnya cenderung mengambil peran sebagai

korban. Apabila ada sesuatu yang tidak beres, mereka akan

menyalahkan orang lain. Yang salah selalu orang lain karena

mereka tidak mau bertanggung jawab. Mereka juga banyak


49

mencari alasan karena ketidak berhasilan dalam hal yang

mereka lakukan.

5) Mengembangkan harga diri yang tinggi yang merupakan dasar

bagi keberhasilan

Orang – orang dengan harga diri yang rendah sukar

mengatasi tekanan, masalah, dan kegagalan. Mereka adalah

orang – orang yang cenderung mudah menyerah, menjadi

sangat negatif dan bahkan benci. Karena orang dengan harga

diri yang rendah tidak begitu yakin dengan diri sendiri dan

takut gagal. Mereka cenderung tidak melihat – lihat keluar dan

mencoba hal baru dalam kehidupan. Mereka malu berteman

baru dan tidak berani mengambil resiko ikut peran dalam

aktivitas baru karena dalam benak mereka, mereka yakin akan

gagal.

Karena itu, bila seseorang memiliki harga diri yang

tinggi maka dia akan tetap menetapkan tujuan yang tinggi dan

berjuang untuk meraihnya. Orang – orang dengan herga diri

rendah mereasa mereka tidak pantas berhasil dan tidak pernah

menetapkan target bagi diri mereka. Sebagai akibatnya, mereka

menjalin kehidupan rata – rata.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulka bahwa

seseorang yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang tinggi

kebanyakan ialah seorang yang cenderung pemikir, ia


50

memikirkan apa konsekuensi bila melakukan sesuatu dan juga

memikirkan konsekuensi dari tidaknya melakukan sesuatu. Ciri

uitama yang dimiliki seseorang yang memiliki kecerdasann

yang tinggi ialah penuh percaya diri dan mandiri, disiplin dan

sangat berhati-hati dalam memahami emosinya.

4. Hakikat Kemandirian Belajar

Menurut Desmita (2014 : 185) Istilah kemandirian belajar terdiri

dari dua suku kata, yaitu kemandirian dan belajar. Istilah

“kemandirian” berasal dari kata dasar “diri” yang mendapat awalan

“ke” dan akhiran “an”, kemudian membentuk satu kata keadaan atau

kata benda. Karena kemandirian berasal dari kata “diri”, maka

pembahasan mengenai kemandirian tidak bisa lepas dari pembahasan

tentang perkembangan diri itu sendiri, yang dalam konsep disebut

dengan istilah self, karena diri itu merupakan inti dari kemandirian.

Eti Nurhayati (2011 : 131) juga mengatakan bahwa istilah

kemandirian menunjukan adanya kepercayaan akan sebuah

kemampuan diri dalam menyelesaikan masalah tanpa bantuan dari

orang lain. Individu yang mandiri sebagai individu yang dapat

menyelesaikan masalah – masalah yang dihadapinya, mampu

mengambil keputusan sendiri, mempunyai inisiatif dan kreatif, tanpa

mengabaikan lingkungan disekitarnya. Menurut beberapa ahli

“kemandirian” menunjukkan pada kemampuan psikososial yang

mencakup kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung dengan


51

kemampuan orang lain, tidak terpengaruh lingkungan, dan bebas

mengatur kebutuhan sendiri.

Kemudian Mohammad Ali (2005 : 114) mengartikan

kemandirian diartikan sebagai suatu kekuatan internal individu dan

diperoleh melalui proses individuasi, yang berupa proses realisasi

kedirian dan proses menuju kesempurnaan.

Hamzah B.Uno (2011 : 51) mengartikan kemandirian sebagai

kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri dalam

berpikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain

secara emosional. Pada intinya, orang yang mandiri itu mampu bekerja

sendiri, tanggung jawab, percaya diri, dan tidak bergantung pada orang

lain. Kemandirian belajar menurut Hamzah B.Uno yaitu metode

belajar dengan kecepatan sendiri, tanggung jawab sendiri, dan belajar

yang berhasil. Jadi berhasil, tidaknya dalam belajar semuanya

ditentukan oleh pribadi tersebut.

Menurut Schunk dalam Sumarmo (2004 : 87) mendefinisikan

kemandirian belajar sebagai self regulated (SRL) yaitu sebagai proses

belajar yang terjadi karena pengaruh dari pemikiran, perasaan,

strategis, dan perilaku sendiri yang berorientasi pada pencapaian tujuan

belajar yakni merancang belajar, memantau kemajuan belajar selama

menerapkan rancangan dan mengevaluasi hasil belajarnya secara

lengkap.
52

Menurut Umar Tirta (2000:50) kemandirian dalam belajar

diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong

oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri, dari

pembelajar. Kemandirian disini, berarti lebih ditekankan pada individu

yang belajar dan kewajibannya dalam belajar dilakukan secara mandiri

dan sepenuhnya dikontrol sendiri.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

kemandirian belajar merupakan sikap individu khususnya siswa dalam

pembelajaran yang mampu secara individu untuk menguasai

kompetensi, tanpa tergantung dengan orang lain dan tanggung jawab.

Siswa tersebut secara individu memiliki sikap tanggung jawab, tidak

tergantung orang lain, percaya diri dan mampu mengontrol dirinya

sendiri. Kemandirian belajar ini sangat diperlukan siswa agar

pencapaian prestasi belajar dapat optimal. Kemandirian belajar adalah

dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas belajar

dengan penuh keyakinan dan percaya diri akan kemampuanya dalam

menuntaskan aktivitas belajarnya tanpa adanya bantuan orag lain.

a. Ciri – ciri Kemandirian Belajar

Pada hakikatnya, kemandirian belajar lebih menekankan pada

cara individu untuk belajar tanpa tergantung orang lain, tanggung

jawab dan mampu mengontrol dirinya sendiri. Agar siswa dapat

mandiri dalam belajar maka Siswa harus mampu berfikir kritis

beranggung jawab atas tindakanya, tidak mudah terpengaruh pada


53

orang lain, bekerjakeras dan tidak bergantung pada orang lain. Ciri-ciri

kemandirian belajar merupakan faktor pembentukan dari kemandirian

belajar Siswa. Thoha (2006 : 50) membagi ciri kemandirian dalam

delapan jenis, yaitu :

1) Mampu berpikir secara kritis, kreatif, dan inovatif

2) Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain

3) Tidak lari atau menghindari masalah.

4) Memecahkan masalah dengan berpikir yang mendalam

5) Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta

bantuan orang lain.

6) Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain.

7) Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan.

8) Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.

Menurut Babari (2002 : 145) membagi ciri – ciri kemandirian

dalam lima jenis, yaitu :

1) Percaya diri

2) Mampu bekerja sendiri

3) Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya

4) Menghargai waktu

5) Bertanggung jawab

Dari uraian maka disimpulkan bahwa kemandirian belajar

memiliki indicator diantaranya, tidak bergantung pada orang lain,


54

memiliki sikap tanggung jawab, percaya diri, mampu mengontrol

dirinya sendiri, mengevaluasi sendiri dan mempunyai kesadaran untuk

belajar. Kemandirian belajar penting guna tercapainya prestasi belajar

siswa yang optimal. Siswa yang memiliki indicator kemandirian

belajar tersebut akan lebih baik dalam proses belajarnya. Ciri – ciri

kemandirian belajar pada setiap siswa akan nampak jika siswa telah

menunjukkan perubahan dalam belajar untuk bertanggung jawab

terhadap tugasnya secara mandiri.

b. Aspek – aspek Kemandirian Belajar Siswa

Dalam keseharian sering dihadapkan pada permasalahan yang

menuntut siswa untuk mandiri dan menghasilkan suatu keputusan yang

baik. Hcvghurst dalam Mu’tadin (2002 : 54) menyebut bahwa

kemandirian belajar terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

1) Aspek intelektual, aspek ini mencakup pada kemampuan berpikir.

menalar, memahami beragam kondisi, situasi dan gejala – gejala

masalah sebagai dasar usaha mengatasi masalah.

2) Aspek sosial, berkenan dengan kemampuan untuk berani secara

aktif membina relasi sosial, namun tidak tergantung pada

kehadiran orang lain di sekitarnya.

3) Aspek emosi, mencakup kemampuan individu untuk mengelola

serta mengendalikan emosi dan reaksinya dengan bergantung

secara emosi pada orang tua.


55

4) Aspek ekonomi, mencakup kemandirian dalam mengatur ekonomi

dan kebutuhan – kebutuhan ekonomi tidak lagi bergantung pada

orang tua.

c. Keterampilan – keterampilan Belajar Secara Mandiri

Menurut Suparno (2001 : 106 – 112 ) ada beberapa

keterampilan – keterampilan belajar yang harus dimiliki oleh siswa

agar dapat meningkatkan kemandirian dalam belajar, yaitu :

1) Mengenali diri sendiri

Memahami diri sendiri itu sangat penting karena banyak orang

yang salah dalam menafsirkan kemampuan – kemampuan yang ada

dalam dirinya. Dengan mengenali diri sendiri seorang menjadi tau

apa kemampuan yang dimiliki untuk mencapai cita – cita yang

diinginkan.

2) Memotivasi diri sendiri

Memotivasi diri sendiri itu sangatlah penting dengan selalu

berpikir positif. Motivasi ada yang bersifat instrinstik dan bersifat

ekstrinsik, peran orang tua, guru, teman dan lingkungan sekitar kita

sangatlah penting dengan memberikan kesan positf dalam diri

seseorang.

3) Mempelajari cara – cara belajar efektif

Tipe atau gaya orang untuk belajar merupakan hal yang unik untuk

dirinya dan makin sangat berbeda dengan gaya belajar orang lain.

d. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar


56

Menurut Basri (2013 : 75-79) kemandirian belajar siswa

dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu factor yang terdapat di dalam

dirinya sendiri (factor endogen) dan faktor – faktor yang terdapat di

luar dirinya (faktor eksogen).

1) Faktor Endogen (Internal)

Faktor endogen (internal) adalah semua pengaruh yang

bersumber dari dalam dirinya sendiri, seperti keadaan teturunan

dan konstitusi tubuhnya sejak dilahirkan dengan segala

perlengkapan yang melekat padanya. Segala sesuatu yang dibawa

sejak lahir merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan

perkembangan individu selanjutnya. Bermacam-macam sifat dasar

dari ayah dan ibu mungkinkan didapatkan dalam diri seseorang,

seperti bakat dan potensi pertumbuhan tubuhnya.

2) Faktor Eksogen (Eksternal)

Faktor eksogen (eksternal) adalah semua keadaan atau

pengaruh yang berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan

dengan faktor lingkungan. Lingkungan juga sangat mempengaruhi

kepribadian seseorang baik yang negatife ataupun yang positif.

Lingkungan keluarga dan masyarakat adalah peran penting dalam

nilai-nilai kebiasaan hidup dan dari situ akan terbentuk

kepribadian, termasuk dalam kemandirianya.

B. Kerangka Berpikir
57

1. Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal dan Kemandirian Belajar

Secara Bersama – sama Terhadap Prestasi Belajar Ilmu

Pengetahuan Alam

Prestasi dimaksudkan sebagai suatu hasil yang dicapai

(Sufyarma, 2004:212) mengemukakan belajar adalah berusaha

mengetahui sesuatu, berusaha memperoleh ilmu pengetahuan

(kepandaian dan keterampilan). Jadi Prestasi belajar adalah suatu

usaha belajar untuk memperoleh hasil atau keberhasilan dalam

pembelajaran yang dicapai.setelah ia menerima pengalaman

belajarnya. Arifin (2011:12) mengemukakan prestasi belajar pada

umumnya berkaitan dengan aspek pengetahuan yang dapat

diketahui melalui evaluasi dan diwujudkan dalam bentuk angka atau

nilai.

Kecerdasan intrapersonal dimaksudkan sebagai kecerdasan yang

terletak pada diri seseorang yang ditandai dengan kemampuan untuk

memahami diri sendiri, dan bertindak berdasarkan pemahaman

tersebut. Gardner (2013 : 24) menjelaskan bahwa kecerdasan

intrapersonal yaitu kemampuan yang berkaitan, tetapi mengarah ke

dalam. Hal tersebut merupakan kemampuan membentu model yang

akurat, dapat dipercayai diri sendiri dan mampu menggunakan model

itu untuk beroperasi secara efektif dalam hidup kecerdasan intra-

pribadi menggambarkan pengetahuan aspek – aspek internal meliputi

akses pada merasa hidup dari diri sendiri, rentang emosi – emosi itu
58

menggunakannya sebagai cara untuk memahami dan menjadi pedoman

tingkah laku sendiri.

Kemandirian belajar merupakan tingkah laku yang terbentuk karena

dilakukan berulang – ulang sepanjang hidup individu dan biasanya

mengikuti cara atau pola tertentu, sehingga akan terbentuk

kemandirian belaja. Jadi yang dimaksud dengan kemandirian belajar di

sini adalah cara – cara belajar yang paling sering dilakukan oleh siswa

dan cara atau kebiasaan belajar dapat terbentuk dari aktifitas belajar,

baik secara sengaja ataupun tidak sengaja.

Berdasarkan acuan teoritis, jelaskan bahwa kemandirian belajar,

kecerdasan intrapersonal memiliki daya dukung terhadap peningkatan

prestasi belajar dan akan memperluas pengetahuan siswa tentang

bagaimana memperoleh informasi berupa data / fakta seoptimal

mungkin dengan demikian, kemandirian belajar dan kecerdasan

intrapersonal memiliki pengaruh yang kuat dengan prestasi belajar

tersebut secara bersama – sama saling berpengaruh kuat artinya,

kemandirian belajar dan kecerdasan intrapersonal memiliki pengaruh

dengan prestasi belajar yang dimiliki siswa terbentuk tidak secara

kebetulan. Ketiganya bisa dibuktikan melalui penelitian yang seksama.

Dari uraian di atas maka diduga terdapat pengaruh kecerdasan

intrapersonal dan kemandirian belajar secara bersama – sama terhadap

prestasi belajar ilmu pengetahuan alam


59

2. Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal Terhadap Prestasi Belajar

Ilmu Pengetahuan Alam

Prestasi belajar merupakan hasil atau tingkat kemampuan

seseorang setelah melakukan proses belajar. Prestasi belajar seseorang

sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran

yang dinyatakan dalam bentuk nilai setiap mata pelajaran setelah

mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat

diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat

memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan untuk

menganalisis diri sendiri, tahu dengan baik tentang dirinya sendiri, apa

yang diinginkan, apa yang akan dilakukan, apa yang terbaik bagi

dirinya, bagaimana memberikan respon terhadap situasi tertentu, dan

menyikapinya dengan baik, serta intropeksi diri. Dari uraian di atas

maka penulis menduga terdapat pengaruh kecerdasan intrapersonal

terhadap prestasi belajar.

3. Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ilmu

Pengetahuan Alam

Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena

prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan belajar yang merupakan

proses pembelajaran. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2011:787)

mengemukakan prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan


60

atas ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya

ditujukan dengan tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Kemandirian belajar menunjukkan adanya kepercayaan akan

sebuah kemampuan diri dalam menyelesaikan masalah tanpa bantuan

dari orang lain. Individu yang mandiri sebagai individu yang dapat

menyelesaikan masalah – masalah yang dihadapinya, mampu

mengambil keputusan sendiri, mempunyai inisiatif dan kreatif, tanpa

mengabaikan lingkungan disekitarnya. Dari uraian di atas maka

penulis menemukan adanya pengaruh kemandirian belajar terhadap

prestasi belajar IPA.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir yang diturunkan dalam penelitian,

maka hipotesis penelitiannya yakni :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan intrapersonal dan

kemandirian belajar secara bersama – sama terhadap prestasi belajar

ilmu pengetahuan alam.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan intrapersonal terhadap

prestasi belajar ilmu pengetahuan alam.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan kemandirian belajar terhadap

prestasi belajar ilmu pengetahuan alam.

Anda mungkin juga menyukai