Dosen pengampu
Ridwan Haris, Ph.D
DISUSUN OLEH:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu
perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Perubahan yang terjadi itu
sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan individu, perubahan ini adalah hasil
yang telah dicapai dari proses belajar, untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk
perubahan harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dan dalam individu dan
diluar individu, proses ini tidak dapat dilihat karena bersifat psikologis, kecuali bila terjadi
dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya, karena aktifitas belajar yang
telah dilakukan.
B. Rumusan Masalah
1) Pengertian hasil Belajar
2) Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
3) Menguasai Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
_* Faktor Motivasi
_* Faktor Bimbingan dan Arahan
_* Faktor Pengaruh (internal dan eksternal)
_* Faktor Contoh dan Pengalaman
C. Tujuan
1) Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud dengan Menguasai faktor hasil
belajar
2) Memahami pengimplikasian dari teori Faktor hasil belajar dengan lebih luas
3) Mampu memahami apa saja yang dibahas dalam makalah ini dengan tenang dan teliti.
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Dari pengertian tadi dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh
siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. Gagne mengungkapkan ada
lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, kecakapan
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :
1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi
belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi,
faktor fisik dan psikis.
2. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas
pengajaran
Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (1990:56), melalui proses belajar
mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut.
pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan
berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa
yang telah dicapai.
5.Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama
dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan
usaha belajarnya. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.
Pada bagian lain Ngalim Purwanto (2002: 85) mengemukakan ciri-ciri dan prinsip-
prinsip balajar. Ciri-ciri belajar tersebut meliputi empat hal yang hampir sama dengan
pendapat ahli sebelumnya yaitu:
e. Tingkah laku yang mengalami perubahan oleh karena belajar menyangkut berbagai
aspek kepribadian baik fisik maupun psikis.
Dengan adanya uraian-uraian diatas maka seorang guru seharusnya sudah dapat
menyusun sendiri prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi
yang berbeda dan setiap siswa secara individual. Adapun prinsip-prinsip belajar itu
adalah sebagai berikut:
Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan
membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.
Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang
sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. Belajar harus dapat
menimbulkan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional.
Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.
Belajar memerlukan sarana cukup, sehingga anak dapat belajar dengan tenang.
Belajar perlu ada interaksi anak dengan lingkungannya
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
proses atau serangkaian kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang
yang terjadi melalui latihan dan pengalaman sebagai hasil interaksi tersebut
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, sikap, tingkah
laku, keterampilan serta kebiasaan. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya
merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan.
Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang individu
dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dengan lingkungan.
faktor faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga
menentukan kualitas hasil belajar.
A. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan
dibahas menjadi tiga faktor, yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor
kelelahan.
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga
terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus
atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh
kecacatannya itu.
B. Faktor eksternal
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan,
yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas
dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah.
Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi
dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
2) Lingkungan nonsosial.
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak
dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang
sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak
mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam.
Pertama, hardware, seperti gedung sekolah alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan
olahraga, dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-
peraturan sekolah, buku panduan, silabus, dan lain sebagainya.
c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya
disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar
guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus
menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan
sesuai dengan kondisi siswa.
C. Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang
mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kesiapan.
a) Intelegensi
Menurut J. P. Chaplin, intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
b) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-
mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka
timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar
dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara
mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.
c) Minat
d) Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hillgard adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
Orang yang berbakat mengetik, misalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan
lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang/tidak berbakat di bidang itu.
e) Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam
menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan
itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri
sebagai daya penggerak/pendorong f) Kematangan Kematangan
adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat
tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan
kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk
menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak, dan lain-lain. Kematangan
belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu
diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap
(matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan
lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki
kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.
g) Kesiapan
D. Faktor Motivasi
motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari dalam diri siswa (intrinsik) dan dari
luar diri siswa (ekstrinsik) untuk melakukan sesuatu. Motivasi instrinsik meliputi
hasrat dan keinginan untuk berhasil, dorongan kebutuhan untuk belajar, dan harapan
akan cita-cita siswa. Sedangkan motivasi ekstrinsik yang meliputi adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, kegiatan belajar yang menarik, dan
adanya upaya guru dalam membelajarkan siswa. Motivasi belajar Menurut Djamarah
(2008: 149), motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang disebut “motivasi
intrinsik”, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar. Hal ini dikarenakan di dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar diri
seseorang disebut “motivasi ekstrinsik”, yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar motivasi belajar mempengaruhi aspek kognitif,
afektif dan psikomotor dan motivasi belajar juga dipengaruhi oleh aspek kognitif,
afektif dan psikomotor jadi dapat dikatakan antara aspek-aspek tesebut memiliki
korelasi. motivasi belajar berperan sebagai stimulus untuk merangsang minat dan
gairah belajar peserta didik khususnya di Sekolah Dasar.
c. Guru yang kurang kreatif saat mengajar sehingga siswa merasa jenuh dan bosan
A. Faktor intrinsik
Adapun menurut ahli yang menjadi faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi
belajar siswa adalah Faktor Motivasi instrinsik adalah (Purwanto,2008):
1. Minat
2. Cita-cita
Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan
nilai-nilai kehidupan serta oleh perkembangan kepribadian. Cita-cita untuk menjadi
sesorang (gambaran ideal) akan memperkuat semangat belajar. Seseorang dengan
kemauan besar serta didukung oleh cita-cita yang sesuai maka akan menimbulkan
semangat dan dorongan yang besar untuk bisa meraih apa yang diinginkan.
3. Kondisi siswa
Keadaan emosional dan sosial berupa perasaan tertekan, yang selalu dalam keadaan
takut akan kegagalan, yang mengalami kegoncangan karena emosi-emosi yang kuat
tidak dapat belajar efektif. Demikian pula anak yang tidak disukai oleh teman dan
lingkungan sosialnya akan menemui kesulitan belajar.
Sejalan dengan pendapat yang dkemukakan oleh ahli diatas bahwa faktor intrinsik
memang dipengaruhi oleh minat, cita-cita dan kondisi siswa sehingga apabila seorang
pendidik mampu mengakumulasi ketiga hal tersebut maka dapat dipastikan bahwa
pendidik tersebut mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.
Bimingan dan arahan membantu individu untuk memahami dan menggunakan secara
luas kesempatan-kesempatan pendidik, jabatan, dan pribadi yang mereka miliki atau
dapat mereka kembangkan dan sebagai satu bentuk yang sistematik melalui peserta
didik dibantu untuk memperoleh penyesuaian yang baik terhadap sekolah dan
terhadap kehidupan.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang diberikan secara
berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia
sanggup mengarahkan diri dan bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan
keluarga dan masyarakat dengan demikian ia dapat memberikan sumbangan-
sumbangan yang berarti.
Bimbingan sebagai pertolonganyang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam
hal bantuan pilihan-pilihan penyesuaian diri dan pemecahan problem-problem. Tujuan
bimbingan ialah membantu orang tersebut untuk tumbuh dalam hal kaemandirian dan
kemampuan bertanggung jawab kepada dirinya sendiri.
Dengan bantuan tersebuat individu atau sekelompok orang pada akhirnya dapat
mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya, baik sekarang maupun yang akan
datang, sehingga individu atau sekelompok masyarakat dapat menjadi lebih mampu
dan berkembang dalam hal mengatasi masalah dan keresahan-keresahan yang
dihadapinya, sehingga orang yang memberikan bantuan (konselor sekolah/guru
pembimbing) beranggapan bahwa individu/sekelompok masyarakat mampu
menemukan dirinya sendiri.
Maka, seorang guru dalam merancang pembelajaran tentunya akan bertanya dalam
hati, pengalaman belajar apa yang tepat bagi peserta didiknya agar mereka dapat
menguasai kompetensi yang diajarkan. Guru dituntut untuk kreatif memilih
pengalaman belajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Baik kondisi siswa maupun
kemampuan sekolah. Penggunaan multi metode dan multi media sangat membantu
guru dalam memberikan pengalaman belajar peserta didiknya.
Pembelajaran tradional yang berpusat pada guru sangat membosankan bagi anak.
Kelas yang tenang, anak-anak tidak boleh berisik dan harus duduk manis, hanya
menjadikan anak terbelenggu kreatifitasnya. Guru hanya memposisikan anak sebagai
objek. Kondisi demikian justru akan membuat anak merasa jenuh berlama-lama di
sekolah.
Untuk mengusir kejenuhan itu guru harus pandai mengemas pembelajaran agar enak
dikonsumsi peserta didik. Pendekatan tematik terpadu sesuai tuntutan Kurikulum
2013, memberikan ruang gerak bagi guru untuk kreatif menciptakan pengalaman
belajar yang menarik bagi anak. Contoh pengalaman belajar yang bisa diterapkan
pada peserta didik SD antara lain :
Peserta didik diajak ke mengamati langsung tanaman untuk Muatan Pelajaran IPA.
Misalnya diajak ke kebun, atau balai benih, atau balai penyuluh pertanian. Anak bebas
menghirup udara segar sambil mengamati berbagai jenis tanaman di alam terbuka
sebagai media pembelajaran.
Peserta didik mengukur tinggi badan dan berat badan untuk Muatan Pelajaran
Matematika kompetensi pengumpulan data. Anak secara berkelompok ada yang
mengukur, mengamati, mencatat dan membuat tabel hasil pengukuran.
Peserta didik diajak pergi ke pasar untuk kegiatan pembelajaran yang berkaitan
dengan kompetensi Muatan Pelajaran IPS atau Bahasa Indonesia.
Peserta didik diajak ke balai desa. Bisa tentang materi pemerintahan untuk Muatan
Pelajaran IPS atau latihan wawancara dengan tokoh untuk Muatan Pelajaran Bahasa
Indonesia. Jadi balai desa bisa jadi tempat belajar sekaligus sumber belajar. Peserta
didik diajak mewarnai berbagai bentuk bangun datar. Bisa untuk kompetensi bangun
segibanyak atau luas bangun datar.
Tentunya masih banyak lagi kegiatan yang bisa dirancang oleh guru sebagai bentuk
pengalaman belajar peserta didik. Harapannya pembelajaran akan lebih
menyenangkan, menantang, dan bermakna.. Sebagaimana pendapat para ahli
pendidikan yang mengatakan bahwa, belajar dengan mendengar akan mudah lupa,
dengan melihat akan ingat, dan dengan melakukan akan memahami.
PENUTUP
Kesimpulan
KESIMPULAN
Belajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang
menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk ketrampilan,
pengetahuan, maupun sikap. Selama berlangsungnya terjadilah proses interaksi antara orang
yang melakukan kegiatan belajar, yaitu warga belajar dengan sumber belajar
Pendidikan untuk anak-anak dan orang dewasa yang dilaksanakan pada saat ini terjadi dari
berbagai situasi dan melalui berbagai kegiatan. Sekolah dan lembaga sejenis bukan satu-
satunya yang berhak untuk mendidik, tetapi masih banyak institusi lain seperti keluarga,
tempat ibadah, tempat kerja, media masa, perpustakaan dan masih banyak institusi yang lain.
Pendidikan seharusnya berada di semua institusi dan saling berinteraksi untuk membantu
individu dalam meningkatkan diri selama hidupnya.
Orang dewasa mempunyai keterbatasan yang sangat mempengaruhi proses pembelajaran.
Secara umum ada dua factor yang mempengaruhi proses pembelajaran orang dewasa, yaitu
faktor psikologis dan faktor fisiologis. Factor fisiologis menyangkut ketahanan fisik orang
seperti pendengaran dan penglihatan, sedangkan factor psikologis menyangkur tentang
bakat/kecerdasan, motivasi, perhatian, berfikir, dan daya ingat.
Untuk itu pembelajaran bagi orang dewasa harus memperhatikan berbagai hal yang
menyangkut dengan prinsip-prinsip dasar pembelajaran orang dewasa. Prinsip-prinsip
tersebut seperti nilai manfaat, sesuai dengan pengalaman, sesuai dengan masalah yang
dihadapi, praktis, sesuai dengan kebutuhan, menarik, dan fartisisipasi aktif dalam belajar.
Ada beberapa masalah yang perlu diperhatikan pada pembelajaran orang dewasa yaitu
masalah motivasi, kesulitan melupakan kebiasaan, daya ingat yang buruk, dan kecenderungan
menolak terhadap hal yang baru.
DAFTAR PUSTAKA