LOGO
DISUSUN OLEH:
HENDRA APRIANSYAH (
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dan lingkungan. Kriteria keberhasilan dalam belajar
diantaranya ditandai dengan terjadinya peubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar.
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang
cukup berat. Mengajar juga merupakan suatu perbuatan atau pekerjaan unik, tetapi sederhana.
Dikatakan unik berkenaan dengan manusia yang belajar yakni siswa, dan yang mengajar
yakni guru dan berkaitan erat dengan manusia di dalam masyarakat.
Secara umum factor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan atas dua kategori
yaitu factor internal dan factor eksternal.
1. Factor internal
Factor internal adalah factor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
dapat mempengaruhi hasil belajar individu.
Factor-faktor internal ini meliputi factor fisiologis dan psikologis.
a) Factor fisiologis
b) Factor psikologis
Factor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi
proses belajar mengajar. Beberapa factor psikologis yang utama adalah kecerdasan
siswa, motivasi, minat, sikap, bakat, dan percaya diri.
Kecerdasan/ intelegensi siswa
Kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psikologis dalam mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkuang dengan cara yang tepat. kecerdasan tidak hanya
berkaitan dengan otak saja tetapi dengan organ-organ tubuh yang lain.
Motivasi
Motivasi adalah salah satu factor yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa.
motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan
terhadap intesitas dana rah prilaku seseorang.
Dari sudut pandang sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, motivasi intrinsic dan
motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik
Adalah semua factor yang berasal dari dalam diri individu dan memebrikan
dorongan untuk melakukan sesuatu.
Motivasi ekstrinsik
Adalah factor yang datang dari luar diri individu tetapi memberikan pengaruh
terhadap kemauan untuk belajar.
Minat
Secar sederhana, minat (interest), berarti kecendrungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Sesorang yang tidak memiliki minat
untuk belajar, ia tidak akan bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Untuk
membengkitkan minat belajar siswa, banyak cara yang digunakan, antara lain:
pertama, dengan membuat materi semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik
dari bentuk buku materi, desain pemeblajaran yang membebaskan siswa untuk
mengeksplor apa yang dipelajari. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi.
Alangkah baiknya jika jurusan dan bidang studi dipilih sensiri oleh siswa sesuai
dengan minatnya.
Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afekti berupa kecendrungan untuk
mereaksi dan merespon dengan cara relative tetap terhadap objek, orangpristiwa dan
sebagainya, baik secara positif maupun negtif. Dan untuk mengantisipasi untuk
munculnya sikap negative dalam belajar guru sebaiknya, guru harus berusaha menjadi
guru yang professional dan bertanggng jawab terhadap profesi yang dipilihnya.
Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang di miliki seseorang untuk mencapai
kebrhasilan pada masa yang akan datang. Artinya bahwa semua orangdari semua
Kalanga memiliki bakat masing-masing yang akan mengantarkan pribadinya pada
suatu kemapanan tertentu sesuatu sesuai bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa
yang berbakat dibidang Bahasa akan lebih mudah mempelajari Bahasa-bahasa lain
selain Bahasa nya sendiri.
Rasa percaya diri
Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari
lingkungan.
2. Factor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Bersama dengan
faktor internal, faktor eksternal juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berbagai
faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar dapat dikategorikan ke dalam beberapa
bagian berikut.
a. Sekolah
Selain guru, fasilitas yang ada di sekolah juga menjadi bagian dari faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar. Fasilitas bahkan mempengaruhi proses dan hasil
belajar anak SD di sekolah lantaran pentingnya peran media pembelajaran bagi peserta
didik usia dini. Bukan hanya kedisiplinan dan relasi antar individu, tetapi yang lebih
penting lagi adalah nilai-nilai berharga yang diyakini dan diimplementasikan di
lingkungan sekolah. Nilai budaya ini merupakan hal yang mempengaruhi kematangan
dari hasil belajar siswa.
b. Keluarga
Ada banyak faktor dan beragam latar belakang yang mempengaruhi tingkat
dukungan keluarga pada proses belajar siswa. Cara pengasuhan orang tua, keadaan
ekonomi dan finansial keluarga, tingkat pendidikan orang tua, konflik keluarga, dan lain
sebagainya adalah beberapa contoh faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar
siswa. Sebagai guru, faktor yang mempengaruhi pembelajaran seperti ini sering kali tak
dapat kita abaikan karena biasanya berdampak langsung pada keterlibatan siswa di kelas.
c. Sosial masyarakat
1) Tujuan Pembelajaran
2) Guru
Peran guru di sekolah juga sangat penting dalam meningkatkan kemauan belajar anak
anak. Seorang guru dapat memotivasi dan memberikan pengarahan kepada anak anak
bagaimana cara belajar yang baik dan mengembangkan potensi lebih yang terdapat pada
anak.
Ada beberapa aspek yang menentukan keberhasilan guru dalam proses belajar
mengajar yaitu:
Kepribadian
Hal ini akan mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru perlihatkan ketika
melaksanakan tugas didalam kelas
Pandangan terhadap anak didik
Proses belajar dari guru yang memandang anak didik sebagai mahluk individual dengan
yang memiliki pandangan anak didik sebagai mahluk sosial akan berbeda. Karena
prosesnya berbeda, hasil proses belajarnya pun akan berbeda.
Latar belakang dan Pengalaman guru
Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekolah, karena ia sudah dibekali dengan seperangkat teori sebagai
pendukung pengabdiannya.
3) Anak Didik
Aspek dari anak didik yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar adalah :
Psikologis anak didik
Biologis anak didik
Intelektual anak didik
Kesenangan terhadap pelajaran
Cara belajar anak didik
Hal diatas yang menyebabkan perbedaan karakteristik anak didik, misalnya pendiam,
aktif, keras kepala, kreatif , manja dan sebagainya. Angka-angka dirapor menunjukkan bukti
nyata dari keberhasilan belajar mengajar. Hal ini sebagai bukti bahwa tingkat penguasaan
anak terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru, karena itu dikenalilah tingkat
keberhasilan maksimal (istimewa), Optimal (baik sekali), minimal (baik) dan kurang untuk
setiap bahan yang dikuasai anak didik.
4) Media Pembelajaran
5) Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak
didik dengan bahan pelajaran sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak didik yang
belajar. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak didik. Ada 3 aspek yang dapat
dilihat dari kegiatan pengajaran untuk keberhasilan belajar mengajar yaitu:
Penggunaan strategi belajar dapat digunakan lebih dari 1 metode pengajaran misalnya
penggunaan metode Ceramah dengan metode Tanya jawab untuk mata pelajaan IPS. Jarang
guru menggunakan 1 metode dalam melaksanakan pengajaran, hal ini disebabkan rumusan
tujuan yang dibuat guru tidak hanya satu, tetapi bisa lebih dari dua rumusan.
6) Evaluasi
Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses
belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, adalah:
Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara
individu maupun kelompok,
Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai siswa baik individu
maupun klasikal.
Penilaian keberhasilan dalam belajar mengajar dapat menggunakan tes prestasi belajar
untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan. Tes prestasi belajar dapat
digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut:
1. Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk menguur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu
dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak didik terhadap pokok
bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses balajar mengajar
bahan tertentu dalam waktu tertentu.
2. Tes Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu
tertentu, bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap anak didik untuk meningkatkan
tingkat prestasi belajar anak didik. Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
3. Tes Sumatif
Tes ini dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap bahan pokok-
pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua tahun pelajaran, Tes ini
bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar anak didik dalam suatu
periode belajar tertentu. Hasil tes ini digunakan untuk kenaikan kelas, menyusun rangking
atau sebagai ukuran mutu sekolah.
E. TINGKAT KEBERHASILAN
Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses
belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar
guru, kita dapat menggunakan tingkat acuan sebagai berikut:
Istimewa / maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai
siswa,
Baik sekal / optimal: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan pelajaran yang
diajarkan dapat dikuasai siswa,
Baik / minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s/d 84% dikuasai
siswa
Kurang: apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa.
F. PROGRAM PERBAIKAN
Tingkat keberhasilan proses mengajar dapat ddigunakan dalam berbagai usaha antara
lain dengan kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri. Ada dua point yang dapat
dilihat dari hasil tingkat keberhasilan proses belajar mengajar:
Apabila 75 % anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai tingkat
keberhasilan minimal, optimal atau maksimal, maka dapat dilanjutkan ke proses belajar
untuk pokok bahasan yang baru.
Apabila 75 % anak didik kurang (dibawah taraf minimal) dalam mencapai tingkat
keberhasilan , maka proses belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan.
Pengukuran tentang tingkatan keberhasilan proses mengajar sangat penting karena itu
pengukuran harus betul-betul Sahih (Valid), Andal (reliable) dan Lugas (Objective). Hal ini
dapat tercapai apabila alat ukurnya disusun berdasarkan kaidah, aturan, hukum atau ketentuan
penyusunan tes. Pengajaran perbaikan mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
KESIMPULAN
Keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi berbagai aspek baik guru, anak didik,
evaluasi, media pembelajaran dan suasana lingkungan belajar mengajar di sekolah.
Indikator keberhasilannya ditentukan berapa besar daya serap siswa terhadap bahan
pelajaran yang diajarkan.
Apabila 75% siswa masih dibawah taraf minimal dalam mencapai tingkat keberhasilan,
maka proses belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan.
“ TERIMAKASIH”