Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN MATERI

KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Dikumpulkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu: Dr. Nyoman Sridana, M.Si

DISUSUN OLEH:

KHAIRUL WAJDI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2023
PEMBAHASAN

A. BELAJAR
1. Definisi Belajar
Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu
untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai
materi yang telah dipelajari.
Tak cuma itu, pengertian belajar juga diartikan sebagai segala aktivitas
psikis yang dilakukan individu sehingga tingkah lakunya berbeda sebelum dan
sesudah belajar. Hal itu karena adanya kepandaian atau ilmu baru.
2. Arti Belajar Menurut KBBI
Pengertian belajar menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
3. Definisi Belajar Menurut Para Ahli
Berikut ini akan dibahas pengertian dan definisi belajar menurut pendapat
para ahli selengkapnya.
a. Winkel
Pengertian belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
b. Ernest R. Hilgard (1984)
Belajar diartikan sebagai proses perbuatan yang dilakukan dengan
sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda
dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada
keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat,
seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
c. Gagne (1977)
Definisi belajar menurut Gagne merupakan sejenis perubahan yang
diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari
sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan
tindakan yang serupa itu.
Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang hanya
bersifat naluriah.
4. Unsur Unsur Dalam Belajar
a. Tujuan
Tujuan ini muncul karena adanya sesuatu kebutuhan. Perbuatan belajar
atau pengalaman belajar akan efektif bila diarahkan kepada tujuan yang jelas
dan bermakna bagi individu.
b. Kesiapan
Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan baik, anak perlu
memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, psikis maupun kesiapan yang berupa
kematangan untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan pengalaman
belajar.
c. Situasi
Yang dimaksud situasi belajar ini adalah tempat, lingkungan sekitar,
alat dan bahan yang dipelajari, guru, kepala sekolah, pegawai administrasi,
dan seluruh warga sekolah lain.
d. interpretasi
Anak akan melakukan interpretasi yaitu melihat hubungan diantara
komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut
dan menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.
e. Respon
Dari hasil interpretasi dalam pencapaian tujuan belajar, maka anak
akan membuat respon. Respon ini dapat berupa usaha yang terencana dan
sistematis, baik juga berupa usaha coba-coba, (trial and error).
f. konsekuensi
Konsekuensi ini dapat berupa hasil positif (keberhasilan) maupun hasil
negatif (kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih siswa.
g. Reaksi Terhadap Kegagalan
Kegagalan dapat menurunkan semangat dan motivasi usaha belajar
siswa. Namun, dapat juga membangkitkan siswa karena dia mau belajar dari
kegagalannya.
5. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri atau sudah
ada dalam diri siswa itu sendiri. Faktor internal mempengaruhi prestasi belajar
siswa terlepas dari bagaimana proses belajar mengajar di kelas berjalan.
Faktor internal dapat diperinci lagi ke dalam beberapa unsur di bawah ini.
1) Keadaan fisik atau jasmani siswa
Keadaan fisik atau jasmani siswa adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi pembelajaran. Misalnya, posisi tempat duduk seorang
siswa yang memiliki gangguan kesehatan mata minus maupun silinder
amat menentukan proses dan hasil belajar siswa tersebut. Tanpa bantuan
kaca mata, siswa dengan gangguan kesehatan mata akan kesulitan
mengikuti pembelajaran, terutama ketika guru harus menggunakan papan
tulis di depan kelas.
2) Kecerdasan atau inteligensi siswa
Tingkat kecerdasan atau inteligensi seseorang dapat diukur melalui
tes IQ. Guru Pintar tentu tahu, hasil tes IQ setiap siswa pasti berbeda-beda.
Tentu saja, secara umum, siswa dengan tingkat inteligensi yang tinggi
lebih mudah mengikuti proses pembelajaran di kelas dan biasanya mampu
menunjukkan hasil belajar yang baik. Akan tetapi, ada baiknya kita
memandang dengan lebih luas mengenai dampak kecerdasan pada proses
dan hasil belajar, Guru Pintar.
3) Bakat minat dan motivasi siswa
Bakat dan minat individu setiap siswa adalah pembahasan yang tak
bisa sepenuhnya dipisahkan dari Kecerdasan Majemuk. Siswa dengan
kecerdasan logis-matematis yang kuat, misalnya, cenderung lebih mudah
memahami materi pelajaran Matematika. Semakin mudah ia memahami
materi pelajaran, biasanya semakin besar pula semangat dan motivasinya
untuk belajar. Sementara itu, siswa dengan kecerdasan musikal yang
menonjol mungkin kurang tertarik dengan pelajaran Matematika. Hal-hal
seperti ini merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa.
Bersama dengan faktor internal, faktor eksternal juga mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar
dapat dikategorikan ke dalam beberapa bagian berikut.
1) Sekolah
Kita sebagai guru yang terlibat langsung dalam proses belajar
mengajar di kelas merupakan salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Terlepas dari kurikulumnya, metode
pembelajaran yang kita terapkan di kelas turut mempengaruhi proses dan
hasil belajar siswa.
Selain guru, fasilitas yang ada di sekolah juga menjadi bagian dari
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Fasilitas bahkan
mempengaruhi proses dan hasil belajar anak SD di sekolah lantaran
pentingnya peran media pembelajaran bagi peserta didik usia dini.
Meskipun tidak terlihat segamblang fasilitas, budaya yang tumbuh
dan berkembang di sekolah juga merupakan faktor yang mempengaruhi
pembelajaran. Bukan hanya kedisiplinan dan relasi antar individu, tetapi
yang lebih penting lagi adalah nilai-nilai berharga yang diyakini dan
diimplementasikan di lingkungan sekolah. Nilai budaya ini merupakan hal
yang mempengaruhi kematangan dari hasil belajar siswa.
2) Keluarga
Peran orang tua dalam kesuksesan proses dan hasil belajar tak
dapat dielakkan. Siswa yang tumbuh dalam keluarga dengan kesadaran
belajar yang tinggi memiliki peluang untuk lebih sukses dalam proses
belajarnya. Hasil belajar siswa tersebut juga cenderung lebih baik daripada
hasil belajar siswa dari keluarga yang kurang mendukung pentingnya
proses belajar.
Ada banyak faktor dan beragam latar belakang yang
mempengaruhi tingkat dukungan keluarga pada proses belajar siswa. Cara
pengasuhan orang tua, keadaan ekonomi dan finansial keluarga, tingkat
pendidikan orang tua, konflik keluarga, dan lain sebagainya adalah
beberapa contoh faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
Sebagai guru, faktor yang mempengaruhi pembelajaran seperti ini sering
kali tak dapat kita abaikan karena biasanya berdampak langsung pada
keterlibatan siswa di kelas.
3) Sosial masyarakat
Kultur sosial masyarakat di suatu negara tentu mempengaruhi
generasi mudanya. Masyarakat yang dekat dengan buku, misalnya,
menumbuhkan anak-anak yang gemar membaca. Bagaimanapun juga,
anak-anak adalah pengamat dan peniru yang ulung. Dalam hal ini, peran
kita lah, Guru Pintar, untuk menjadi teladan agar dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa secara positif.

B. PEMBELAJARAN
1. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
2. Definisi Menurut Para Ahli
Berikut akan dibahas apa saja pengertian pembelajaran menurut pendapat
para ahli selengkapnya.
a. Gagne (1977)
Pengertian pembelajaran menurut Gagne adalah seperangkat peristiwa-
peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar
yang bersifat internal.
b. Munif Chatib
Pembelajaran merupakan proses tranfer ilmu dua arah, antara guru
sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi.
c. Warsita
Arti pembelajaran menurut Warsita merupakan suatau usaha untuk
membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan
peserta didik.
3. Prinsip Prinsip Pembelajaran
a. Perhatian dan motivasi
Dalam sebuah proses pembelajaran, di sini perhatian sangatlah
berperan penting sebagai awalan dalam memicu kegiatan belajar. Sementara
motivasi memiliki keterkaitan dengan minat siswa, sehingga mereka yang
mempunyai minat tinggi terhadap mata pelajaran tertentu juga bisa
menimbulkan motivasi yang lebih tinggi lagi dalam belajar.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri,
dapat juga bersifat eksternal yakni dari orang lain, guru, teman, orang tua dan
sebagainya. Motivasi dibedakan atas motif intrinsik dan motif ekstrinsik.
Motif Intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan
yang dilakukan. Contoh, seorang siswa yang dengan sungguh-sungguh
mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan
yang dipelajarinya.
Motif Ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada di luar perbuatan
yang dilakukannya tetapi menjadi penyertanya. Contoh, siswa belajar
bersungguh-sungguh bukan disebabkan ingin memiliki pengetahuan yang
dipelajarinya melainkan didorong oleh keinginan naik kelas atau mendapat
ijazah.
b. Prinsip keaktifan
Pada hakikatnya belajar itu merupakan proses aktif yang mana
seseorang melakukan kegiatan untuk mengubah perilaku dan pemikiran
menjadi lebih baik. Ada yang menyebutnya dengan prinsip mental aktif.
Menurut Thomas M. Risk mengajar adalah proses membimbing
pengalaman belajar. Pengalaman tersebut diperoleh apabila peserta didik
mempunyai keaktifan untuk bereaksi terhadap lingkungannya. Apabila
seorang anak ingin memecahkan suatu persoalan dia harus dapat berpikir
sistematis atau menurut langkah-langkah tertentu, termasuk ketika dia
menginginkan suatu keterampilan tentunya harus pula dapat menggerakkan
otot-ototnya untuk mencapainya.
Prinsip aktivitas di atas menurut pandangan psikologis bahwa segala
pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman sendiri.
Jiwa memiliki energi sendiri dan dapat menjadi aktif karena didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan.
Jadi, dalam pembelajaran yang mengolah dan mencerna adalah peserta
didik sesuai dengan kemauan, kemampuan, bakat dan latar belakang masing-
masing, guru hanya merangsang keaktifan peserta didik dengan menyajikan
bahan pelajaran.
c. Prinsip berpengalaman atau keterlibatan secara langsung
Prinsip ini erat kaitannya dengan prinsip aktivitas di mana masing-
masing individu haruslah terlibat langsung untuk merasakan atau
mengalaminya. Adapun sebenarnya di setiap kegiatan pembelajaran itu
haruslah melibatkan diri kita secara langsung.
Keterlibatan langsung merupakan hal yang penting dalam
pembelajaran. Pembelajaran sebagai aktivitas mengajar dan belajar, maka guru
harus terlibat langsung begitu juga peserta didik.
Prinsip keterlibatan langsung ini mencakup keterlibatan langsung
secara fisik maupun non fisik. Prinsip ini diarahkan agar peserta didik merasa
dirinya penting dan berharga dalam kelas sehingga dia bisa menikmati
jalannya pembelajaran.
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh
Jhon Dewey dalam “Learning by Doing”. Walaupun demikian perlu dijelaskan
bahwa keterlibatan itu bukan dalam bentuk fisik semata, bahkan lebih dari itu
keterlibatan secara emosional dengan kegiatan kognitif dalam perolehan
pengetahuan, penghayatan dalam pembentukan afektif dan pada saat latihan
dalam pembentukan nilai psikomotor.
d. Prinsip pengulangan
Prinsip pengulangan di sini memang sangatlah penting yang mana teori
yang bisa kita jadikan petunjuk dapat kita cermati dari dalil yang di
kemukakan Edward L Thorndike mengenai law of learning.
Prinsip pembelajaran yang menekankan pentingnya pengulangan
mungkin adalah yang paling tua seperti yang dikemukakan oleh teori psikologi
daya. Menurut teori ini bahwa belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada
manusia yang terdiri dari daya mengamat, menangkap, mengingat, menghayal,
merasakan, berpikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka
daya-daya tersebut akan berkembang.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori
koneksionisme bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus
dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu
memperbesar timbulnya respons benar.
Selanjutnya teori psikologi conditioning respons sebagai
perkembangan lebih lanjut dari teori koneksionisme ini, yang dimotori oleh
Ivan Pavlov yang mengemukakan bahwa perilaku individu dapat dikondisikan
dan belajar merupakan upaya untuk mengondisikan suatu perilaku atau
respons terhadap sesuatu.
Begitu pula mengajar membentuk kebiasaan, mengulang-ulang sesuatu
perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan dan pembiasaan tidak perlu selalu
oleh stimulus yang sesungguhnya, tetapi dapat juga oleh stimulus penyerta.
Ketiga teori di atas menekankan pentingnya prinsip pengulangan
dalam pembelajaran walaupun dengan tujuan yang berbeda. Teori yang
pertama menekankan pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa, sedangkan
teori yang kedua dan ketiga menekankan pengulangan untuk membentuk
respons yang benar dan membentuk kebiasaan.
e. Prinsip tantangan
Penerapan bahan belajar yang kita kemas dengan lebih menantang
seperti halnya mengandung permasalahan yang harus dipecahkan, maka para
siswa pun juga akan tertantang untuk terus mempelajarinya.
Agar pada diri peserta didik timbul motif yang kuat untuk mengatasi
hambatan dengan baik, maka materi pembelajaran juga harus menantang
sehingga peserta didik bergairah untuk mengatasinya.
Hal ini sejalan dengan prinsip pembelajaran dengan salah satu prinsip
konsep contextual teaching and learning yaitu inkuiri. Di mana dijelaskan
bahwa inkuiri merupakan proses pembelajaran yang berdasarkan pada
pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Jadi,
peserta didik akan bersungguh-sungguh dalam menemukan masalahnya
terlebih dahulu kemudian menemukan sendiri jalan keluarnya.
f. Prinsip penguat dan balikan
Kita tahu bahwa seorang siswa akan lebih semangat jika mereka
mengetahui serta mendapatkan nilai yang baik. Terlebih lagi jika hasil yang
didapat sangat memuaskan sehingga itu bisa menjadi titik balik yang akan
sangat berpengaruh untuk kelanjutannya.
g. Prinsip perbedaan individual
Proses belajar masing-masing individu memang tidaklah sama baik
secara fisik maupun psikis. Untuk itulah di dalam proses pembelajaran
mengandung penerapan bahwa masing-masing siswa haruslah dibantu agar
lebih memahami kelemahan serta kekuatan yang ada pada dirinya dan
kemudian bisa mendapatkan perlakuan yang sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan masing-masing.
Apabila peserta didik memperoleh nilai yang baik dalam ulangan tentu
dia akan belajar bersungguh-sungguh untuk memperoleh nilai yang lebih baik
untuk selanjutnya. Karena nilai yang baik itu merupakan penguatan positif.
Sebaliknya, bila peserta didik memperoleh nilai yang kurang baik tentu
dia merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas, dia terdorong
pula untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif yang
berarti bahwa peserta didik mencoba menghindar dari peristiwa yang tidak
menyenangkan.
Format sajian berupa tanya jawab, eksprimen, diskusi, metode
penemuan dan sebagainya merupakan cara pembelajaran yang memungkinkan
terjadinya balikan dan penguatan. Balikan yang diperoleh peserta didik setelah
belajar dengan menggunakan metode-metode yang menarik akan membuat
peserta didik terdorong untuk belajar lebih bersemangat.

Anda mungkin juga menyukai