Anda di halaman 1dari 4

RESUME MODUL 5 DAN 6

MATA KULIAH PENDIDIKAN ANAK DI SD

NAMA : TRIA ZULJANANTA


NIM 858084664
POKJAR : TERATAI PUTIH KAYONG UTARA
UPBJJ – UT : PONTIANAK
TUTOR : HAMOLA M.Pd
MODUL 5
Pengertian dan Karakteristik Belajar
1. Pengertian Belajar
 Oleh Anita E. Woolfolk ( 1993 ) sebagai perubahan perilaku akibat dari
suatu pengalamant tertentu.
 Menurut Abin Syamsudin ( 2000 ) mendefinisikan bahwa belajar adalah
proses mengalami sesuatu untuk menghasilkan perubahan tingkah laku dan
pribadi.
 Santrock dan Yusen ( 1994 ) menegaskan definisi belajar Ketika menyatakan
“learning as a relatively permanent change in behavior that occurs through
experience”. Belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang relative
permanen yang terjadi karena pengalaman.
2. Karakteristik Belajar
 Perubahan itu bersifat intensional, mengandung arti bahwa perbuatan yang terjadi
harus bertujuan, disengaja dan disadari, bukan kebetulan.
 Perubahan itu bersifat positif, artinya bahwa perubahan belajar menuju kea rah yang
lebih baik atau lebih mantap sesuai dengan norma atau kriteria tertentu yang
diharapkan, atau sesuai dengan norma yang disepakati Bersama guru dan siswa.
 Perubahan dalam arti belajar tersebut harus benar – benar merupakan hasil dari
pengalaman, dalam arti perubahan yang ditunjukkan atau yang dicapai oleh anak itu
karena dia aktif melakukan sesuatu dalam berinteraksi dalam lingkungannya.
 perubahan bersifat efektif, artinya perubahan yang dicapai oleh anak itu fungsonal
atau berguna untuk anak yang bersangkutan baik untuk memecahkan masalah
pelajaran, maupun memecahkan masalah hari – hari dan untuk melanjutkan sekolah
ke tingkat selajanjutnya.
Prinsip – prinsip Belajar
1. Pertama, belajar dapat membantu perkembangan optimal individu sebagai manusia utuh.
Prinsip ini menandakan bahwa belajar memungkinkan anak untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan dirinya secara utuh, menyangkut seluruh aspek intelektual, sosial, moral,
spiritual dan emosional.
2. Kedua, belajar sebagai proses terpadu harus memposisikan anak sebagai titik sentral.
3. Ketiga, aktivitas pembelajaran yang diciptakan harus membuat anak terlibat sepenuh hati,
aktif menggunakan berbagai potensi yang dimilikinya.
4. Keempat, belajar sebagai proses terpadu tidak hanya dapat dilakukan secara individual dan
kompetitif melainkan juga dapat dilaksanakan secara kooperatif.
5. Kelima, pembelajaran yag diupayakan oleh guru harus mendorong anak untuk belajar secara
terus menerus.
6. Keenam, pembelajaran di sekolah harus memberi kesempatan kepada anak untuk maju
berkelenajutan sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kecepatan belajar masing – masing.
7. Ketujuh, belajar sebagai proses yang terpadu memerlukan dukungan fasilitas fisik dan
sekaligus dukungan system kebijakan yang kondusif.
8. Kedelapan, belajar sebagai proses terpadu memungkinkan pembelajaran bidang studi
dilakukan secara terpadu.
9. Kesembilan, belajar sebagai proses terpadu memungkinkan untuk menjalin hubungan yang
baik antara sekolah dengan keluarga.
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar Anak di Sekolah
1. Faktor anak. Faktor ini mencakup usia, kondisi, dan Kesehatan fisik, kecerdasan, bakat,
minat, motivasi dan sebagainya secara sendiri – sendiri atau secara Bersama – Bersama akan
mempengaruhi kegiatan belajar anak SD.
2. Faktor Guru. Guru adalah faktor kunci dalam kegiatan belajar anak di sekolah.
3. Faktor tujuan. Meskipun faktor tujuan pembelajaran itu merupakan tingkah laku yang
dharapkan dicapai setelah anak melakukan proses belajar, namun tujuan ini harus ditetapkan
dan dirumuskan sebelum pembelajaran dilaksanakan, jadi tujuan ini harus ditetapkan pada
tahap perencanaan pembelajaran.
4. Faktor bahan pelajaran. Bahan pelajaran adalah sesuatu yang harus disusun dan disiapkan
sedemikian rupa oleh guru agar mudah diakses dan dipelajari oleh semua anak.
5. Faktor ekonomis dan administrative. Meliputi aspek sarana ruangan kelas, fasilitas dan
peralatan yang diperlukan dalam pembelajaran di sekolah termasuk berbagai sumber
pelajaran.
Kesulitan Belajar Anak SD
1. Kriteria Ketuntasan Belajar
Asumsi mastery learning memiliki dalil, bahwa anak yang memiliki kecakapan rata –
rata ( normal ) jika diberi waktu yang cukup untuk belajar, maka anak tersebut akan dapat
menyelesaikan tugas – tugas belajarnya secara tuntas, sepanjang kondisi belajar yang ada
memadai.
2. Kesulitan Belajar ( pengertian, kriteria, dan gejala )
Pengertian :
 Anak dinyatakan gagal belajar jika dalam waktu tertentu yang ditetapkan oleh guru
tidak mencapai ukuran keberhasilan tingkat penguasaan ( mastery level ) minimal
dalam pelajaran tertentu, misalnya minimal harus 60% benar dari soal yang diberikan.
 Anak yag dinyatakan gagal belajar jika belajarnya juh dibawah potensi yang
diperkirakan lebih tinggi dari yang lainnya.
 Anak SD dinyatakan gagal dalam belajarnya jika yang bersangkutan tidak dapat
mencapai tugas – tugas perkembangan.
 Amak dinyatakan gagal dalam belajarnya jika yang bersangkutan tidak menguasai
pengetahuan prasyarat untuk dapat mempelajari pengetahuan berikutnya.
Kriteria :
 Tujuan Pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan.
 Kedudukan anak di dalam kelompok atau kelasnya.
 Perbandingan antara potensi dan prestasi
 Kepribadian.
Gajala :
• Nilai hasil belajar di bawah rata – rata nilai kelas atau kelompoknya.
• Nilai hasil belajar tidak sesuai dengan nilai – nilai di kelas sebelumnya.
• Nilai hasil belajar tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
• Lambat dalam mengerjakan tugas.
• Menunjukkan sikap – sikap yang tidak wajar seperti acuh taka cu, menentang dan
melawan guru.
• Membolos.
• Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti murung, pemarah mudah
tersinggung.
3. Latar Belakang Penyebab
 Faktor Stimulus, atau pengalaman belajar. Meliputi ; variabel metode, dalam arti
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Variabel tugas, ( task variables ).
 Faktor Organisme, yaitu anak sendiri sebagai individu yang utuh yang meliputi;
karakteristik pribadi, kondisi psikosifik yang sedang dialami oleh anak pada saat
belajar.
 Faktor Respon, sebagaimana telah disinggung di atas, meliputi; tujuan kognitif,
tujuan afektif, dan tujuan Tindakan ( psikomotor ).

MODUL 6
Pengertian Dan Fungsi Pendekatan Pembelajaran Bagi Guru
Menurut Dantes ( 1996 ) mengemukakan bahwa suatu pendekatan pembelajaran biasanya
dibangun atas dasar posisi pemahaman tertentu tentang apa hakikat, focus yang dipentingkan,
bagaimana cara – cara utama pencapainnya serta asumsi – asumsi penerapannya.
Pendekatan Pembealajaran Holistik dan Konstruktivisme
1. Pendekatan Holistik
Di ilhami oleh psikolgi Gestalt yang dipelopori oleh Wertheimer, Koffka, dan Kohler.
Menurut mereka, objek atay peristiwa tertentu akan dipandang oleh individu sebagai suatu
keseluruhan yang terorganisasikan.
2. Pendekatan konstruktivisme
Individu membentuk sendiri pengetahuan yang dipelajarinya. Menurut Von
Glaserfeld, pengeatahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari pikiran
sesorang yang sudah mempunyai pengetahuan ( dalam hal ini adalah guru ) kepada pikiran
orang yang belum memiliki pengetahuan itu ( anak ).
Pendekatan Belajar Berdasarkan Pengalaman ( Experiential Learning )
Menurut Keeton dan Tate ( siti julaeha, 2007 ), pendekatan experiential learning mengacu
pada proses pemebelajaran dimna pembelajar ( anak ) berinteraksi secara langsung dengan realitas
yang dipelajarinya.
Pendekatan Pembelajaran Kecerdasan Jamak ( Multiple Intelligence )
1. Konsep dasar
Ungkapan Howard Gardner dalam bukunya Frames of mind yang berbunyi our
culture defined intelligence too narrowly merupakan dasar pemikiran munculnya pendekatan
multiple intelligence. Ia memandang bahwa ruang lingkup potensi manusia melebihi skor IQ
dan tidak terbatas hanya pada kemampuan memcahkan masalah dan menghasilkan produk.
2. Pendekatan multiple intelligence dan Pembelajaran
Pendekatan multiple intelligence ( kecerdasan jamak ) pada dasarnya menekankan hal
terbaik yang dapat dilakukan guru di kelas selain menggunakan buku teks dan papan tulis
guna membangkitkan pikiran anak. Selain itu, pendekatan ini memberikan pedoman kepada
guru dalam memilih metode mengajar yang terbaik disertai prosedur pengembangannya yang
melibatkan unsur metode, materi dan Teknik mengajar.

Anda mungkin juga menyukai