TTM 2023
Disusun Oleh :
Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu b. Nilai hasil belajar tidak sesuai dengan nilai-nilai di
kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan kelas sebelumnya.
adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan c. Nilai hasil belajar tidak sesuai dengan potensi yang
atau hasil belajar yang ditetapkan. dimilikinya.
Menurut konsep mastery learning, ada 4 patokan d. Lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar.
yang digunakan untuk menyatakan bahwa anak SD e. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar.
mengalami kesulitan belajar yaitu: f. Menunjukkan tingkah laku berkelainan.
a.Tujuan pendidikan atau pembelajaran yang g. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar.
ditetapkan.
b.Kedudukan anak di dalam kelompok atau kelasnya.
2. Latar belakang atau faktor-faktor yang menimbulkan
c.Perbandingan antara potensi dan prestasi, dan kesulitan belajar,dapat dikembalikan pada faktor-faktor
d.Kepribadian. yang mempengaruhi proses dan hasil belajar anak,
Menurut Abin Syamsuddin (2002) faktor-faktor yang
melatarbelakangi kesulitan belajar mencakup sebagai
1. Gejala-gejala atau indikator anak mengalami
berikut:
kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
a. Faktor Stimulus atau pengalaman belajar yang
a. Nilai hasil belajar di bawah patokan atau dibawah
meliputi, Variabel metode, dalam arti metode
rata-rata nilai kelas atau kelompoknya. pembelajaran yang digunakan oleh guru, dan
Variabel tugas (tesks variables).
b. Faktor Organisme, yaitu anak itu sendiri sebagai individu
yang utuh yang meliputi, karakteristik pribadi, kondisi
psikofisik yang sedang dialami oleh anak pada saat belajar.
c. Faktor Respon, sebagaimana telah disinggung di atas,
meliputi tujuan kognitif, tujuan afektif, dan tujuan tindakan
(psikomotor).
Modul 6
KB.1 Pendekatan Pembelajaran Holistik dan Konstruktivisme
A. Pengertian dan fungsi pendekatan pembelajaran Pendekatan ini merupakan aplikasi pendekatan dari
bagi guru. psikologi Gestalt. Dalam pendekatan pembelajaran,
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi pendekatan Gestalt dapat dilihat, seperti
suatu cara pandang tentang fokus dan strategi berikut:
pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai kerangka a. Wawasan pengetahuan yang mendalam (insight).
acuan dalam praktik pembelajaran. Fungsi dari Berdasarkan percobaannya, kohler menyatakan
pendekatan pembelajaran adalah memberikan suatu bahwa wawasan memegang peran penting dalam
pemahaman tentang sesuatu atau cara pembelajaran perilaku.
yang dianggap efektif dan memberi panduan yang b. Pembelajaran yang bermakna (meaningful
dapat diuji kecocokannya dengan kondisi nyata. learning) kebermaknaan unsur-unsur yang terkait
dalam suatu objek atau peristiwa, akan menunjang
B. Pendekatan Pembelajaran Holistik dan pembentukan insight dalam proses pembelajaran.
Konstruktivisme. c. Perilaku bertuan (purposive behavior). Prinsip
1. Pendekatan holistik ini dikembangkan oleh Edward Tolman yang
meyakini bahwa pada hakikatnya perilaku itu terarah
Dalam pendekatan holistik atau terpadu, suatu objek
kepada suatu tujuan.
akan terlihat maknanya apabila diamati secara
menyeluruh, bukan terpisah-pisah.
Kedua, pembelajaran merupakan aktivitas belajar anak untuk
memperoleh pengalaman yang menempatkan anak sebagai pusat.
Ketiga, Pembelajaran diarahkan untuk memberikan ruang gerak
anak secara aktif dan intensif. Keempat, pembelajaran harus
d. Prinsip ruang hidup (life space).
menjamin setiap anak pada posisi yang baik dalam suasana
Konsep ini menyatakan bahwa perilaku
kebersamaan untuk menyelesaikan proses yang dihadapi. Kelima,
individu mempunyai keterkaitan
pembelajaran sebagai proses terpadu mendorong anak untuk terus
dengan lingkungan atau Medan dimana
menerus belajar. Keenam, belajar secara terpadu memberikan
ia berada.
kemungkinan yang luas agar anak belajar dengan irama dan
e. Transfer dalam pembelajaran. Yaitu gayanya masing-masing. Ketujuh, pembelajaran terpadu dapat
pemindahan pola-pola perilaku dari berfungsi dan berperan secara efektif yang menciptakan
suatu situasi pembelajaran tertentu lingkungan belajar yang melihat berbagai aspek. Kedelapan,
kepada situasi lain. pembelajaran terpadu memungkinkan agar pembelajaran bidang
studi tidak harus secara terpisah. Kesembilan, pembelajaran
Selanjutnya untuk dapat terpadu memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan
memperlihatkan proses belajar sebagai keuangan.
proses yang terpadu, ada 9 hal yang
perlu diperhatikan. 2. Pendekatan pembelajaran Konstruktivisme
Pertama, pembelajaran berfungsi Pada pendekatan Konstruktivisme, individu membentuk sendiri
secara penuh untuk membantu pengetahuan yang dipelajarinya. Menurut Von Glaserfeld,
perkembangan individu seutuhnya. pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari
pikiran seseorang yang sudah mempunyai pengetahuan kepada
pikiran orang yang belum memiliki pengetahuan itu (anak).
a. Orientasi pengajar tidak hanya pada segi pencapaian prestasi
akademik.
Konstruktivisme dibedakan atas 3 level b. Untuk membuat pelajaran bermakna bagi anak, topik-topik
yaitu: Konstruktivisme radikal, realisme yang dipilih dan dipelajari didasarkan pada pengalaman-
hipotesis, dan Konstruktivisme yang pengalaman anak yang relevan.
biasa (jika dikaitkan dengan hubungan c. Metode mengajar yang digunakan harus membuat anak
antara pengetahuan dan kenyataan). terlibat dalam suatu aktivitas langsung dan bersifat bermain yang
Selain itu pandangan Konstruktivisme menyenangkan dan bukan sekedar membuat anak mengikuti
juga menghendaki guru untuk pelajaran yang alami dan bermakna.
menerapkan pendekatan mengajar yang d. Dalam proses belajar kesempatan anak untuk bermain dan
berpusat pada anak. Beberapa hal yang bekerja sama dengan orang lain juga perlu diprioritaskan.
diperlukan untuk menyokong e. Bahan-bahan pembelajaran yang digunakan hendaknya bahan-
pendekatan berorientasi pada anak. bahan yang konkret.
f. Dalam menilai hasil belajar anak, para guru tidak hanya
menekankan aspek kognitif dengan menggunakan tes tulis.
g. Ide ke enam hal terdahulu membawa implikasi bagi guru yang
harus menampilkan diri sebagai guru dalam proses pembelajaran
dan bukan hanya sekedar mentransformasikan pengetahuan
kepada anak.
KB. 2 Pendekatan Belajar Experiential Learning dan Multiple Intelligence
A. Pendekatan Belajar Berdasarkan Pengalaman (Experiential Learning)
Pendekatan ini mengacu pada proses pembelajaran dimana pembelajar (anak) berinteraksi secara langsung dengan
realitas yang dipelajarinya. Dalam spektrum yang lebihluas, belajar berdasarkan pengalaman diasosiasikan dengan
magang, studi lapangan, prakteklapangan, atau sejenisnya, yang memberikan kesempatan kepada anak untuk menerapkan
pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh dalam situasi nyata di lapangan.Proses belajar merupakan siklus dari
empat kegiatan yaitu :
1. anak mengalami pengalaman konkret.
2. anak melakukan observasi dan rfleksi terhadap pengalaman.
3. anak membentuk konsep abstrak an generalisari dan.
4. anak melakukan eksperimentasi atau pengujian konsepdalam situasi baru.Maka dari itu, anak akan memperoleh atau
bertambah pengetahuannya apabila anaktersebut aktif dalam penemuan melalui pengalamannya.