Anda di halaman 1dari 14

Pelatihan Tutor

TTM 2023

PROSES BELAJAR ANAK SD DAN


PENDEKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Disusun Oleh :

Jayen Aldi 857031156

Mella Kristina 857031758

Mita Saputri 857034058

Rahma Yulia 859541063

Cindy Wulandari 859538628


Modul 5
KB. 3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Proses dan Hasil Belajar Anak di Sekolah

Dengan menggunakan pendekatan sistem, Abin Syamsuddin Makmun (1995) mengemukakan 3


faktor yang memengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah yaitu: faktor input, faktor proses
dan faktor output.
1. Faktor input ( masukan) meliputi:
a. raw input atau masukan dasar yang menggambarkan kondisi individual anak dengan segala
karakteristik fisik dan psikis yang dimilikinya,
b. instrumental input ( masukan instrumental) yang mencakup guru, kurikulum, materi dan
metode, sarana dan fasilitas,
c. environmental input ( masukan lingkungan) yang mencakup fisik, geografis, sosial, dan
lingkungan budaya.
2.Faktor proses menggambarkan bagaimana ketiga jenis input tersebut saling berinteraksi satu sama
lain terhadap aktivitas belajar anak.
3.faktor output adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi pada anak setelah anak
melakukan aktivitas belajar.
Unsur-unsur yang memengaruhi kegiatan belajar siswa di sekolah menurut Rochman Natawidjaja
(1984) adalah sebagai berikut:
1. Faktor anak 3. Faktor tujuan
Anak harus diposisikan sebagai titik sentral dari Tujuan adalah sesuatu yang harus dicapai setelah
seluruh proses pembelajaran di sekolah. Faktor anak anak melakukan aktivitas belajar. Tujuan harus
dalam unsur ini mencakup usia, kondisi dan dirumuskan sebelum pembelajaran dilaksanakan, hal
kesehatan fisik, kecerdasan, bakat. Minat, motivasi, ini dilakukan agar guru dapat memotivasi anak untuk
dan sebagainya yang secara sendiri-sendiri atau mencapainya, serta dapat diukur dan menilai tingkat
secara bersama-sama akan memengaruhi kegiatan keberhasilan belajar anak.
belajar anak di SD.
4. Faktor bahan pelajaran
2. Faktor guru Bahan pelajaran adalah sesuatu yang harus disusun
Guru adalah manajer pembelajaran, dia harus dan disiapkan sedemikian rupa oleh guru agar mudah
menetapkan tujuan pembelajaran, membuat rencana diakses dan dipelajari oleh semua anak. Materi
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran secara pelajaran harus dikemas dengan baik dengan
efektif, menguasai materi dan metode pembelajaran, menggunakan metode pembelajaran yang inovatif
mengevaluasi proses dan hasil belajar, memotivasi dan kreatif sehingga menantang anak untuk belajar
dan membantu tiap anak untuk mencapai prestasi dengan serius tetapi menyenangkan.
belajar secara optimal sesuai dengan tingkat  
perkembangan dan kesempatan yang dimiliki anak.
5. Faktor ekonomis dan administratif
Faktor ekonomis dan administratif meliputi semua aspek sarana ruangan
kelas, fasilitas, dan peralatan yang diperlukan dalam pembelajaran di sekolah,
termasuk berbagai sumber pelajaran. Semuanya harus mudah diakses dan
digunakan oleh anak SD agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
optimal.
KB. 4 Kesulitan Belajar Anak SD

Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu b. Nilai hasil belajar tidak sesuai dengan nilai-nilai di
kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan kelas sebelumnya.
adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan c. Nilai hasil belajar tidak sesuai dengan potensi yang
atau hasil belajar yang ditetapkan. dimilikinya.
Menurut konsep mastery learning, ada 4 patokan d. Lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar.
yang digunakan untuk menyatakan bahwa anak SD e. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar.
mengalami kesulitan belajar yaitu: f. Menunjukkan tingkah laku berkelainan.
a.Tujuan pendidikan atau pembelajaran yang g. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar.
ditetapkan.
b.Kedudukan anak di dalam kelompok atau kelasnya.
2. Latar belakang atau faktor-faktor yang menimbulkan
c.Perbandingan antara potensi dan prestasi, dan kesulitan belajar,dapat dikembalikan pada faktor-faktor
d.Kepribadian. yang mempengaruhi proses dan hasil belajar anak,
Menurut Abin Syamsuddin (2002) faktor-faktor yang
melatarbelakangi kesulitan belajar mencakup sebagai
1. Gejala-gejala atau indikator anak mengalami
berikut:
kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
a. Faktor Stimulus atau pengalaman belajar yang
a. Nilai hasil belajar di bawah patokan atau dibawah
meliputi, Variabel metode, dalam arti metode
rata-rata nilai kelas atau kelompoknya. pembelajaran yang digunakan oleh guru, dan
Variabel tugas (tesks variables).
b. Faktor Organisme, yaitu anak itu sendiri sebagai individu
yang utuh yang meliputi, karakteristik pribadi, kondisi
psikofisik yang sedang dialami oleh anak pada saat belajar.
c. Faktor Respon, sebagaimana telah disinggung di atas,
meliputi tujuan kognitif, tujuan afektif, dan tujuan tindakan
(psikomotor).
Modul 6
KB.1 Pendekatan Pembelajaran Holistik dan Konstruktivisme

A. Pengertian dan fungsi pendekatan pembelajaran Pendekatan ini merupakan aplikasi pendekatan dari
bagi guru. psikologi Gestalt. Dalam pendekatan pembelajaran,
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi pendekatan Gestalt dapat dilihat, seperti
suatu cara pandang tentang fokus dan strategi berikut:
pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai kerangka a. Wawasan pengetahuan yang mendalam (insight).
acuan dalam praktik pembelajaran. Fungsi dari Berdasarkan percobaannya, kohler menyatakan
pendekatan pembelajaran adalah memberikan suatu bahwa wawasan memegang peran penting dalam
pemahaman tentang sesuatu atau cara pembelajaran perilaku.
yang dianggap efektif dan memberi panduan yang b. Pembelajaran yang bermakna (meaningful
dapat diuji kecocokannya dengan kondisi nyata. learning) kebermaknaan unsur-unsur yang terkait
dalam suatu objek atau peristiwa, akan menunjang
B. Pendekatan Pembelajaran Holistik dan pembentukan insight dalam proses pembelajaran.
Konstruktivisme. c. Perilaku bertuan (purposive behavior). Prinsip
1. Pendekatan holistik ini dikembangkan oleh Edward Tolman yang
meyakini bahwa pada hakikatnya perilaku itu terarah
Dalam pendekatan holistik atau terpadu, suatu objek
kepada suatu tujuan.
akan terlihat maknanya apabila diamati secara
menyeluruh, bukan terpisah-pisah.
Kedua, pembelajaran merupakan aktivitas belajar anak untuk
memperoleh pengalaman yang menempatkan anak sebagai pusat.
Ketiga, Pembelajaran diarahkan untuk memberikan ruang gerak
anak secara aktif dan intensif. Keempat, pembelajaran harus
d. Prinsip ruang hidup (life space).
menjamin setiap anak pada posisi yang baik dalam suasana
Konsep ini menyatakan bahwa perilaku
kebersamaan untuk menyelesaikan proses yang dihadapi. Kelima,
individu mempunyai keterkaitan
pembelajaran sebagai proses terpadu mendorong anak untuk terus
dengan lingkungan atau Medan dimana
menerus belajar. Keenam, belajar secara terpadu memberikan
ia berada.
kemungkinan yang luas agar anak belajar dengan irama dan
e. Transfer dalam pembelajaran. Yaitu gayanya masing-masing. Ketujuh, pembelajaran terpadu dapat
pemindahan pola-pola perilaku dari berfungsi dan berperan secara efektif yang menciptakan
suatu situasi pembelajaran tertentu lingkungan belajar yang melihat berbagai aspek. Kedelapan,
kepada situasi lain. pembelajaran terpadu memungkinkan agar pembelajaran bidang
studi tidak harus secara terpisah. Kesembilan, pembelajaran
Selanjutnya untuk dapat terpadu memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan
memperlihatkan proses belajar sebagai keuangan.
proses yang terpadu, ada 9 hal yang
perlu diperhatikan. 2. Pendekatan pembelajaran Konstruktivisme
Pertama, pembelajaran berfungsi Pada pendekatan Konstruktivisme, individu membentuk sendiri
secara penuh untuk membantu pengetahuan yang dipelajarinya. Menurut Von Glaserfeld,
perkembangan individu seutuhnya. pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari
pikiran seseorang yang sudah mempunyai pengetahuan kepada
pikiran orang yang belum memiliki pengetahuan itu (anak).
a. Orientasi pengajar tidak hanya pada segi pencapaian prestasi
akademik.
Konstruktivisme dibedakan atas 3 level b. Untuk membuat pelajaran bermakna bagi anak, topik-topik
yaitu: Konstruktivisme radikal, realisme yang dipilih dan dipelajari didasarkan pada pengalaman-
hipotesis, dan Konstruktivisme yang pengalaman anak yang relevan.
biasa (jika dikaitkan dengan hubungan c. Metode mengajar yang digunakan harus membuat anak
antara pengetahuan dan kenyataan). terlibat dalam suatu aktivitas langsung dan bersifat bermain yang
Selain itu pandangan Konstruktivisme menyenangkan dan bukan sekedar membuat anak mengikuti
juga menghendaki guru untuk pelajaran yang alami dan bermakna.
menerapkan pendekatan mengajar yang d. Dalam proses belajar kesempatan anak untuk bermain dan
berpusat pada anak. Beberapa hal yang bekerja sama dengan orang lain juga perlu diprioritaskan.
diperlukan untuk menyokong e. Bahan-bahan pembelajaran yang digunakan hendaknya bahan-
pendekatan berorientasi pada anak. bahan yang konkret.
f. Dalam menilai hasil belajar anak, para guru tidak hanya
menekankan aspek kognitif dengan menggunakan tes tulis.
g. Ide ke enam hal terdahulu membawa implikasi bagi guru yang
harus menampilkan diri sebagai guru dalam proses pembelajaran
dan bukan hanya sekedar mentransformasikan pengetahuan
kepada anak.
KB. 2 Pendekatan Belajar Experiential Learning dan Multiple Intelligence
A. Pendekatan Belajar Berdasarkan Pengalaman (Experiential Learning)
Pendekatan ini mengacu pada proses pembelajaran dimana pembelajar (anak) berinteraksi secara langsung dengan
realitas yang dipelajarinya. Dalam spektrum yang lebihluas, belajar berdasarkan pengalaman diasosiasikan dengan
magang, studi lapangan, prakteklapangan, atau sejenisnya, yang memberikan kesempatan kepada anak untuk menerapkan
pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh dalam situasi nyata di lapangan.Proses belajar merupakan siklus dari
empat kegiatan yaitu :
1. anak mengalami pengalaman konkret.
2. anak melakukan observasi dan rfleksi terhadap pengalaman.
3. anak membentuk konsep abstrak an generalisari dan.
4. anak melakukan eksperimentasi atau pengujian konsepdalam situasi baru.Maka dari itu, anak akan memperoleh atau
bertambah pengetahuannya apabila anaktersebut aktif dalam penemuan melalui pengalamannya.

B. Pendekatan Pembelajaran Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligence)


1. Konsep Dasar Multiple IntelligenceUngkapan Howard Gadner, ia memandang bahwa ruang lingkup potensi
manusiamelebihi skor IQ dan tidak terbatas hanya pada kemampuan memecahkan masalah danmenghasilkan
produk.Gadner (Amstrong 1994) telah melakukan kemampuan pemetaan kemampuan manusiakedalam tujuh kategori
kecerdasan yang lebih komperensif, yaitu :
a. Kecerdasan bahasa adalah kapasitas menggunakan 2. Pendekatan Multiple Intelligence
kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun dan PembelajaranPendekatan ini pada dasarnya
tulisan. menekankan hal terbaik yang dapat dilakukan guru
b. kecerdasan matematika dan logika, adalah dikelas, seperti pada unsur metode, materi, dan teknik
kapasitas menggunakan angkasecara efektif. mengajar, selain menggunakan buku teksdan papan
c. kecerdasan pemahan ruang adalah kemampuan tulis guna membangkitkan pikiran anak.Sebagai
mengamati ruang dan visualsecara akurat serta contoh pendekatan terbaik untuk mengembangkan
melakukan transformasi terhadap persepsi. pembelajaran berdasarkan pendekatan yaitu
mentransformasikan simbol bahasa ke gambar,
d. kecerdasan adalah kemampuan menggunakan ekspresi fisik atau musik,simbol logika, interaksi
anggota tubuh untukmengekspresikan ide dan sosial dan relasi intrapersonal.Ada 7 cara yang harus
perasaan dan menggunakan tangan ditempuh dalam mengembangkan kurikulum yang
mentransformasikansesuatu. berbasis pendekatan multiple intelligence, yaitu
e. kecerdasan musical. sebagai berikut:
f. kecerdasan interpersonal. a.Fokuskan topik atau tujuan khusus.
g. kecerdasan intrapersonal. b.Munculkan pertanyaan, misalnya, “Bagaimana saya
melibatkan anak dengan rekansebaya?”
c.Mempertimbangkan segala kemungkinan, baik
yang tepat dan tidak tepat.
d. Curah pendapat, mengkemukakan segala gagasan yang d. strategi pembelajaran untuk Kecerdasan Kinestetik.
ada dipikiran.
e. strategi pembelajaran untuk Kecerdasan Musikal.
e. Pilihlah aktivitas yang cocok.
f.strategi pembelajaran untuk Kecerdasan
f. Kembangkan urutan tindakan, rencana pelajaran dan
Intrapersonal.
alokasi waktu.
g. Implementasikan rencana.
4. Multiple Intelligence dan Manajemen Kelas.
3. Strategi PembelajaranPendekatan kecerdasan jamak Kelas merupakan miniatur lingkungan sosial yang
memberikan peluang kepada guru. dipenuhi oleh anak dengankebutuhan dan minat yang
untukmengembangkan strategi pembelajaran yang lebih berbeda-beda.Berikut ini dikemukakan aplikasi
inovatif dalam pendidikan. Berikut ini beberapa strategi operasional pendekatan untuk menarik perhatian anak:
pembelajaran kecerdasan jamak yang dapat diadaptasi. •Untuk menarik perhatian anak gunakan, strategi
•strategi pembelajaran bahasa. bahasa, strategi musikal, strategi kinestetik, strategi
•strategi pembelajaran untuk kecerdasan Matematika dan matematika, dan strategi interpersonal.
Logika. •Untuk mengomunikasikan aturan gunakan,
•strategi pembelajaran untuk Kecerdasan Pemahaman komunikasi bahasa, komunikasimatematika-logika,
Ruang. komunikasi pemahaman ruang, komunikasi kinestetik,
komunikasi musikal, komunikasi interpersonal, komunikasi
intrapersonal.
c. Untuk membentuk kelompok gunakan, strategi bahasa, strategi
matematika-logika, strategi pemahaman ruang, strategi kinestetik,
strategi musikal.
d. Untuk manajemen perilaku individual gunakan, metode disiplin
dengan bahasa, metode matematika-logika, metode pemahaman
ruang, metode kinestetik, metode musik, metode interpersonal,
metode intrapersonal.
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai