NIM : 856486349
TUGAS 2
JUDUL PTK
KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar
yaitu :
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,
yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan,
jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3. Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada
enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar,
ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik,
ketrampilan komplek dan komunikasi.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu:
b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas
pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana, melalui proses belajar
mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.
1.
1.
2. Strategi SAL
1. Deskripsi Strategi SAL.
Pembelajaran SAL adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses
belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar
siswa yang bersifat internal menurut Gagne dan Briggs (dalam Suyatno, 2011:
10).
Pembelajaran aktif (Active Learning) adalah pembelajaran yang melibatkan
peserta didik untuk melakukan sesuatu dan berfikir mengenai apa yang
dikerjakannya. Dengan demikian esensi pembelajaran aktif sesungguhnya
adalah belajar bagaimana belajar (lear how to learn). Bruce Lee menegeskan
bahwa “learning is definitely not more imitation, nor is it the ability to accumulate
and regurgitate fixed knowledge. Learning is constant process of discovery, a
process without end”. (Beattie, 2005)
Definisi ini memberikan pengertian bahwa pembelajaran bukan hanya sekedar
menirukan, mmengakumulasikan dan mengulang informasi dan pengetahuan
yang telah diterima, akan tetapi belajar itu lebih kepada proses yang
berkelanjutan untuk menemukan sesuatu informasi. Belajar adalah sebuah
proses tiada henti. Pengertian ini memberikan arti bahwa belajar adalah aktifitas
yang dilakukan siswa bukan apa yang dilakukan oleh guru.
Lebih detail, Ujang dkk mendefinisikan active learning atau pembelajaran aktif
sebagai kegiatan membangun makna/pengertian terhadap pengalaman dan
informasi (peristiwa, fakta, persepsi, pendapat, perspektif, sikap, perilaku, data,
proposisi, kaidah, norma, nilai, paradigma) yang dilakukan oleh si pembelajar,
bukan oleh si pengajar. Kegiatan menciptakan suasana yang mengembangkan
inisiatif dan tanggungjawab belajar si pembelajar, sehingga berkeinginan terus
untuk belajar selama hidupnya dan tidak tergantung pada guru/orang lain
apabila mereka mempelajari hal-hal baru (Sukandi, 2002).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif
adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Kesimpulan ini memberikan pemahaman bahwa:
1. Pengalaman
Anak belajar banyak melalui berbuat. Pengalaman langsung/nyata
mengaktifkan lebih banyak indera. Ada interaksi dengan lingkungan
sekitarnya. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan oleh guru agar siswa
mendapat pengalaman belajar.
Siswa Guru
2. Interaksi
Ada suasana diskusi, saling bertanya dan saling mempertanyakan pendapat,
ide dan gagasan, agar dapat membangun hubugan?hubungan baru dan
berani mengungkapkan pendapat tanpa rasa takut.
Pada saat orang lain mempertanyakan pendapat kita atau apa yang kita
kerjakan, maka kita akan terpacu untuk menjelaskan lebihh lanjut sehingga
kualitas pendapat itu menjadi lebih baik. Berikut adalah hal-hal yang
dilakukan oleh guru agar siswa dapat melakukan interaksi:
Siswa Guru
Langkah-langkah :
1. Setelah pembelajaran satu topik tertentu, carilah topik-topik yang menurut siswa
untuk mencoba/mempraktikkan keterampilan yang baru diterangkan.
2. Bagilah siswa ke dalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan jumlah mereka.
Kelompok-kelompok ini akan mendemonstrasikan suatu keterampilan tertentu
sesuai dengan skenario yang dibuat.
3. Beri siswa waktu 10 - 15 menit untuk menciptakan skenario kerja.
4. Beri waktu 5 - 7 menit untuk berlatih.
5. Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja masingmasing.
Setelah demonstrasi selesai, beri kesempatan kepada kelompok yang lain untuk
memberikan masukan kepada setiap demonstrasi yang dilakukan.
6. Guru memberi penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi
Variasi:
1. Jumlah anggota bisa lebih banyak dengan menambah peran sebagai pengarang
skenario, sutradara dan penasehat.
2. Ciptakan skenario spesifik dan tujuan tertentu (Suyatno, 2011 : 45).
1.
3. Materi Budaya Demokrasi
1. Pengertian Budaya Demokrasi
a. Demokrasi langsung
Demokrasi langsung terjadi bila rakyat mewujudkan kedaulatannya pada suatu
negara secara langsung. Pada demokrasi langsung, lembaga legislatif hanya
berfungsi sebagai lembaga pengawas jalannya pemerintahan. Pemilihan pejabat
eksekutif (presiden, wapres, gubernur, dan walikota) dilakukan oleh rakyat
secara langsung melalui pemilu. Pemilihan anggota parlemen atau legislatif
(DPR dan DPD) juga dilakukan rakyat secara langsung.
Secara etimologis, demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani,
yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk dan kratos atau kratein yang berarti
kekuasaan atau kedaulatan. Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan negara
yang kedaulatannya berada di tangan rakyat.
2. Prinsip-Prinsip Budaya Demokrasi
Demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat. Negara yang menganut demokrasi dicirikan oleh adanya pemerintahan
berdasarkan kedaulatan rakyat.
B. Masyarakat Madani
1. Pengertian Masyarakat Madani (Civil Society)
Ukuran demokrasi yang mapan menuntut adanya civil society (masyarakat madani).
Apakah masyarakat madani itu?
Istilah madani secara umum dapat diartikan sebagai “adab atau beradab”.
Masyarakat madani dapat didefinisikan sebagai suatu masyarakat yang beradab
dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya. Untuk dapat mencapai
tata masyarakat seperti ini, persyaratan yang harus dipenuhi antara lain adanya
keterlibatan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan bersama,
kontrol masyarakat dalam jalannya proses pemerintahan, serta keterlibatan dan
kemerdekaan masyarakat dalam mernilih pemimpinnya. Ketiga hal tersebut
merupakan sebuah jembatan yang akan menghubungkan suatu negara dengan
kehidupan masyarakat yang demokratis.
a. Free public sphere (ruang publik yang bebas) Ruang publik diartikan sebagai
wilayah di mana masyarakat sebagai warga negara memiliki akses penuh terhadap
setiap kegiatan publik. Warga negara berhak melakukan kegiatan secara merdeka
dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta memublikasikan
informasi kepada publik. Dengan demikian, tidak mungkin terjadi pembungkaman
kebebasan warga negara dalam menyalurkan aspirasinya yang berkenaan dengan
kepentingan umum oleh pemerintah yang berkuasa.
b. Demokratisasi
Menurut Neera Candoke, masyarakat sosial berkaitan dengan wacana kritik
rasional masyarakat yang secara ekplisit mensyaratkan tumbuhnya demokrasi.
Dalam kerangka itu, hanya negara demokratis yang mampu menjamin
masyarakat madani. Pelaku politik dalam suatu negara (state) cenderung
menyumbat masyarakat sipil. Mekanisme demokrasilah yang memiliki kekuatan
untuk mengoreksi kecenderungan itu.
Sementara itu, untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota
masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian. Syarat-
syarat tersebut berbanding lurus dengan kesediaan untuk menerima dan
memberi secara berimbang. Dengan demikian, mekanisme demokrasi
antarkomponen bangsa, terutama pelaku politik praktis, merupakan bagian
terpenting dalam menuju masyarakat madani.
c. Toleransi
Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan
politik dan sikap sosial yang berbeda. Toleransi merupakan sikap yang
dikembangkan dalam masyarakat madani untuk menunjukkan sikap saling
menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh
orang atau kelompok masyarakat lain yang berbeda.
d. Pluralisme
Pluralisme adalah sikap mengakui dan menerima kenyataan disertai sikap tulus
bahwa masyarakat itu majemuk. Kemajemukan itu bernilai positif dan merupakan
rahmat Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada masyarakat yang tunggal, monolitik,
sama, dan sebangun dalam segala segi.