BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Teoritis
yang ada pada diri siswa dalam proses pembelajaran. Terutama pikiran,
15
Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, 2010, hlm. 86
16
Ramlan, dani firmansyah dan hamzah zubair, pengaruh gaya belajar dan keaktifan siswa
terhadap prestasi belajar matematika (survey pada smp negeri dikecamatan klari) jurnal ilmiah
solusi vol 1 no. 3 september-november 2014
17
Dimyanti dan Mudjiono, Op.Cit, hlm.62
18
Dasim Bumansyah, PAKEM, Pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan,
Bandung, PT.Genesindo, 2010, hlm. 70
9
10
tingkah laku dan belajar itu harus beraktivitas karena tidak ada belajar
yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar, oleh karena itu
berikut:
19
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar,Bandung, Sinar Baru, 2010,hlm. 69
11
perorangan.
aktif, seperti:
20
Sadirman, Loc, Cit, hlm. 101
12
secara integral. Tak hanya itu, siswa yang memiliki keaktifan akan
keharmonisan diantaranya.
21
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bandung, Rosda Karya, 2011, hlm. 15
13
Faktor eksternal adalah segala faktor yang ada diluar diri siswa
faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), faktor eksternal (faktor
22
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung, Alfabeta, 2012, hlm. 177
23
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta, Rieka Cipta, 2012, hlm. 146
15
diantaranya :
berikut :
24
Martinis,Belajar dan Pembelajaran, Bandung, Bumi Aksara, 2010, hlm. 84
16
berlangsung, dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator pada saat
proses pembelajaran.
25
Mayasa, Proses Belajar Mengajar, Bandung, Rosda Karya, 2012, hlm. 45
26
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Yogyakarta, Aswaja Pressindo,
2012, hlm. 94
27
Didi Supriadie, Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, Bandung, PT Rosdakarya,
2011, hlm. 156
17
penuh partisipasi.29
28
Hamid, Darmadi, Kemampuan Dasar Pengajar, Bandung , Alfabeta,1010, hlm. 54
29
Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung, Pt. Remaja Rosdakarya,
2013, hlm.84
30
Wina Sanjaya, Loc. Cit, hlm. 25
18
31
Wina Sanjaya,Op.Cit, hlm 38-40
20
pembelajaran.
sebagai berikut:
32
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Loc. Cit, hlm. 126
22
33
Dr. Hj. Helmiati, Loc. Cit, hlm. 66
23
1.) Suara guru (voice variations) tekanan tinggi rendah dan cepat lambat
2.) Memusatkan peserta didik (verbal focussing) pada hal yang
dianggap penting dapat dilakukan guru dengan kata-kata seperti,
perhatian baik, peka, sekaligus dilakukan dengan gerakan tangan.
3.) Mengadakan diam sejenak (slience) pada saat yang tepat membuat
pembicaraan guru lebih jelas, karena ini berfungsi sebagai koma,
titik, atau tanda seru yang membagi pelajaran dalam kelompok-
kelompok kecil.
4.) Intonasi dan bunyi-bunyian lain (extra-verbal cues) seperti guru
menanggapi pekerjaan peserta didik dengan kata-kata aah, eeh,
hmm, wah, pintar sekali disampaikan sesuai dengan nada suara,
dengan kata-kata ini membuat emosional peserta didik lebih akrab.
5.) Guru menguasai dengan kontak mata (eye contact), kalau ada kontak
mata guru dengan peserta didik, kata-kata yang diucapkan guru
terasa lebih meyakinkan dan memperkuat informasi. Sebaiknya guru
menatap peserta didik secara keseluruhan , tidak diarahkan kearah
tertentu saja sepeti yang duduk didepan saja, tengah sehingga yang
duduk di samping tidak dilihat.
6.) Ekspresi raut muka (facial expression), ekspresi raut wajah guru
perlu ceri ceria dan bahkan ini sangat penting dalam berkomunikasi
dengan peserta didik. Wajah yang punya ekspresi akan memberikan
kesan tersendiri bagi peserta didik, sebaliknya wajah yang suram
akan membosankan bagi peserta didik. Semuanya ini diikuti dengan
tersenyum, mengerutkan bibir, mengedipkan mata dan sebagainya.
7.) Gerak gerik tangan (gestures) variasi dengan gerakan tangan, mata
kepala dan badan dapat memperkuat ekspresi guru,
sebaliknyagerakan yang aneh dapat mengganggu situasi perhatian
dalam proses pembelajaran.
8.) Tempat berdirinya guru dikelas (movement) variasi penggantian
posisi guru dalam kelas akan mendapat perhatian oleh peserta didik,
seperti gerakan kearah depan belakang, kanan, kiri dan sebagainya
(tidak selalu duduk dalam kelas). Jika guru melakukan tanya jawab
sebaiknya dekatilah pelan-pelan peserta didik. Kalau guru mendekati
peserta didik mengandung arti yang sangat dalam bagi mereka.
9.) Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan peserta didik, hindari guru
banyak bicara atau terlalu lama-lama sehingga kehilangan perhatian
dan minat peserta didik. Justru berikan pekerjaan yang lebih banyak
kepada mereka dalam bentuk mengarang, membaca buku,
mengerjakan soal, diskusi, membuat laporan, membaca dalam hati,
dan sebagainya.
10.) Variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran,
sebaiknya guru membuat skema dipapan tulis atau dengan memakai
media lain seperti rekaman, gambar, slide, infokus, laptop, dan
24
sebagai berikut :
34
Zainal Asril, Loc. Cit, hlm. 87
35
Jj Hasibuan dkk, Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2010, hlm.66
25
sebagai berikut :
ditentukan pula oleh faktor kualitasnya. Oleh karena itu agar penerapan
1) Bertujuan
Tujuan variasi harus sejalan dan diarahkan untuk menunjang
pencapaian tujuan pembelajaran.Oleh karena itu variasi juga harus
memperhatikan kesesuaiannya dengan sifat materi, karakteristik
36
Zainal Asril, Log Cit, hlm. 89
37
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Log Cit, hlm. 125
26
4) Wajar/tidak dibuat-buat
Variasi dalam pembelajaran tidak dibuat-buat sehingga tidak
terkesan seperti dipaksakan.Oleh karena itu setiap jenis atau bentuk
yang dikembangkan sebaiknya berjalan secara wajar, alamiah dan
terkait langsung dengan konteks pembelajaran yang sedang
dibahas.
5) Pengelola yang matang
Adakalanya jenis atau bentuk variasi yang akan diterapkan
dalam pembelajaran itu bersifat rumit dan kompleks, membutuhkan
beberapa tenaga atau personil. Penerapan variasi yang seperti itu
tentu saja harus direncanakan dan dikelola secara lebih matang agar
semuanya dapat berjalan sehingga tidak akan merusak perhatian
siswa dan tidak menganggu proses belajar mengajar.38
Kegiatan yang dilakukan guru adalah menciptakan lingkungan
bersemangat siswa menjadi aktif dan kreatif dalam belajar tentu guru
38
Dr. Hj. Helmiati, M.Ag, 2013, Log Cit, hlm. 72
27
terhadap siswa.
39
Drs. Moh. Uzer Usman, Loc.Cit, hlm. 84
40
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Loc.Cit, hlm. 125
28
variasi mengajar ini juga dapat memberikan manfaat yang baik terhadap
dirinya ada rasa ingin tahu dan memiliki kesadaran sendiri untuk
41
Dr. Hj. Helmiati, M.Ag, Log Cit, hlm. 71
42
Zainal Asril,Log Cit, hlm. 86
29
pelajaran. Selain itu siswa akan terlibat dalam kegiatan belajar dan
positif.
B. Penelitian Relevan
sebelumnya, peneliti menemukan karya ilmiah dengan salah satu judul yang
Luluk IlMakhsunah ini dengan penelitian yang penulis tulis terletak dijenis
pembelajaran Al-qur’an hadist, hal ini dapat dilihat dari hasil korelasi
koefisien phi (Q) lebih besar dari pada “r” tabel, baik pada taraf signifikan
43
Luluk Il Maksunah, Analisis Keterampilan Guru Dalam Mengadakan Variasi Pada
Pembelajaran Kelas V Disd Gugus Budi Utomo Kecamatan Mijen Kota Semarang, Semarang:
Stain Salatiga, 2013 (Tidak diterbitkan)
44
Muhammad Alfaradi yang berjudul, Korelasi Antara Penerapan Keterampilan
Mengadakan Variasi Menagajar dan Aktifitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Al-Qur’an
Hadist di Madrasah Tsanawiyah Taufiq Walhidayah, Pekanbaru: Skripsi UIN Suska, 2009 (Tidak
diterbitkan).
31
C. Fokus Penelitian
ekonomi
45
Pirdawati, Pengaruh Keterampilan Mengajar Mengadakan Variasi Terhadap Minat
Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Disekolah Menegah Atas Negeri 2 Tapung Hilir, Pekanbaru:
Skripsi UIN Suska, 2012 (Tidak diterbitkan)
32
dengan verbal)
duduk, berdiri)
pelajaran ekonomi
saja
ekonomi
berlangsung
f. Kesenyapan
film, dsb)
ekonomi
ekonomi
generalisasi
pelajaran ekonomi
temannya
belajar
yang tersedia
8. Ada upaya dari siswa untuk bertanya kepada guru dan meminta
kerjakan.