Anda di halaman 1dari 12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Belajar dan Pembelajaran

a. Belajar

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang

sepanjang hidup. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah

satu pertanda bahwa sesorang belajar yaitu dengan adanya perubahan tingkat

pengetahuan, ketrampilan atau sikap (Arsyad, 2014). Proses belajar diselenggarakan

secara formal di sekolah bertujuan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa baik

dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap. Interaksi selama proses belajar

dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

Rusman (2005) menyatakan belajar merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.

Sebagian besar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar

merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis dan fisiologis.

Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu aktivitas proses mental, misalnya aktivitas

berpikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, membandingkan. Sedangkan aktivitas

yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik,

misalnya melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik, membuat

karya (produk).
Burton dalam Rusman (2005) mengartikan bahwa belajar sebagai perubahan

tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu,

dan individu dengan lingkungan. Makna yang terkandung dalam belajar menurut Burton

adalah interaksi atau proses. Hasil belajar diukur melalui bagaimana proses itu dilakukan,

karena proses yang benar kelak akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat ketika

kembali ke masyarakat.

Slameto (2010), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut :

a. Faktor Internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor

internal terdiri dari ; faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh),

b. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, kematangan, dan kesiapan).

c. Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal terdiri dari ;

faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan

ekonomi keluarga, latar belakang budaya), faktor sekolah (metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

waktu sekolah, keadaan gedung dan tugas rumah), faktor masyarakat (kegiatan siswa

dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat secara umum).
b. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang

saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi,

metode dan evalauasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh

guru dalam memilih dan menentukan media, metode, strategi dan pendekatan apa yang

akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan

proses interaksi antara guru dengan peserta didik, baik interaksi secara langsung seperti

kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan berbagai

media pembelajaran (Rusman, 2005).

Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung

proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang

berperan terhadap rangkaian kejadiankejadian intern yang berlangsung dialami peserta

didik (Winkel dalam Siregar dan Nara, 2010).

Ciri-ciri pembelajaran Siregar dan Nara (2010) adalah sebagai berikut:

1. Merupakan upaya sadar dan disengaja

2. Pembelajaran harus membuat siswa belajar

3. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum poses dilaksanakan

4. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun

Hasilnya.
2.2. Metode inkuiri

a. Pengertian inkuiri

Herdian (2010) mengatakan inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta,

atau terlibatdalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan

penyelidikan. Pembelajaran inkuiri bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk

membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses

berpikir reflektif. Dalam pembelajaran inkuiri siswa terlibat langsung dalam proses

kegiatan pembelajaran, hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan

mengenmbangkan sikap percaya diri.

Herdian (2010) berpendapat bahwa pendekatan inkuiri terbagi menja-di tiga

jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang

diberikan oleh guru kepada siswa. Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah inkuiri

terbimbing (guided inquiry approach), inkuiri bebas (free inquiry approach), inkuiri

bebas yang dimodifikasikan (modified free inquiry approach). Tangkas (2012)

mengatakan bahwa, tujuan umum dari model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided

inquiry) adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan intelektual dan

keterampilan-keterampilan lain. Keteram-pilan lain yang dimaksud diantaranya,

mengajukan pertanyaan dan menemukan (mencari) jawaban yang berasal dari

keingintahuan siswa. Pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) memiliki 6

karakteristik yaitu:

1. Peserta didik belajar dengan aktif dan memikirkan sesuatu berdasarkan pengalaman.

2. Peserta didik belajar dengan aktif membangun apa yang telah diketahuinya.
3. Peserta didik mengembangkan daya pikir yang lebih tinggi melalui petunjuk atau

bimbingan pada proses belajar.

4. Perkembangan Peserta didik terjadi pada serangkaian tahap.

5. Peserta didik memiliki cara belajar yang berbeda satu sama lainnya.

6. Peserta didik belajar melalui interaksi sosial dengan lainnya.

Berdasarkan pernyataan di atas, ciri pada pembelajaran inkuiri yaitu menekankan

pada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan informasi. Aktifitas

yang dilakukan oleh siswa di arahkan mencari dan menemukan jawaban sendiri dari

sesuatu yang di pertanyakan. Melalui kegiatan penemuan siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir sistematis, logis, kritis, dan lebih percaya diri.

a. Peranan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (guided inquiry)

Pelaksanaan penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing

(guidedInquiry) mempunyai peranan penting baik bagi guru maupun siswa antara

lain sebagai berikut:

1. Menekankan kepada proses perolehan informasi oleh peserta didik.

2. Membuat konsep dari peserta didik bertambah dengan penemuan-penemuan yang

telah diperoleh.

3. Memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan memperluas penguasaan

keterampilan dalam proses memperoleh kognitif para peserta didik.

4. Penemuan-penemuan yang diperoleh peseerta didik dapat menjamin kepemilikan

dan sangat sulit dilupakan.

5. Tidak menjamin guru sebagai satu-satunya sumber belajar.

c. Karakteristik Pemebelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)


Orlich dalam Dessy (2010) menyatakan ada beberapa karakteristik dan inkuiri

yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

1. Peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi spesifik

hingga membuat infers atau generalisasi.

2. Sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau objek kemudian

menyusun generalisasi yang sesuai.

3. Guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnnya kejadian, data,

materi dan berperan sebagai pemimpin kelas.

4. Tiap-tiap peserta didik berusaha untuk membangun pola yang bermakna

berdasarkan hasil observasi di dalam kelas.

5. Kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran.

6. Guru memotivasi semua peserta didik untuk mengkomunikasikan hasil

generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh peserta didik di dalam

kelas.

d. Ciri Utama Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Pelaksanaan penggunaan model pembelajaran Inkuiri terbimbing (Guided

Inquiry) mempunyai ciri utama dalam menjalankan proses pembelajaran pada peserta

didik antara lain sebagai berikut :

1. Strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas peserta didik secara maksimal

mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan peserta didik

sebagai subjek belajar.


2. Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik, diarahkan untuk mencari dan

menemukan sendiri dari suatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat

menumbuhkan sikap percaya diri.

3. Tujuan dan penggunaan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inkuiry),

adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari mental,

dampaknya dalam pembelajaran inkuiri peserta didik tidak hanya dituntut agar

menguasai pelajaran, akan tetapi peserta didik dapat menggunakan setiap potensi

yang dimiliki.

e. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri terbimbing (Guided Inquiry)

Hamiyah dan Jauhar (2014) mengatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada

inkuiri terbimbing dengan karakteristik sebagai berikut:

1). Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan

awal yang mengarahkan siswa pada proses diskusi.

2). Beroreintasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru sehingga dapat memahami

konsep-konsep pelajaran.

3). Siswa dihadapkan pada tugas-tugas relevan untuk diselesaikan baik secara individu

ataupun kelompok.

Adapun tahapan/sintaks dari pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided

Inquiry) sebagai berikut :

Fase
Indikator Kegiatan Guru
ke-
1 Perumusan Masalah  Guru membimbing siswa mengidentifikasi
masalah
 Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok
2 Membuat Hipotesis  Guru meminta siswa untuk mengajukan
jawaban sementara tentang masalah yang
dihadapi
 Guru membimbing siswa dalam menentukan
hipotesis.
3 Merancang  Guru memberikan kesempatan pada siswa
Percobaan untuk menentukan langkah-langkah yang
sesuai dengan hipotesis yang akan dicapai
 Guru membimbing siswa dalam menentukan
langkah-langkah percobaan
4 Melakukan  Guru membimbing siswa mendapatkan data
Percobaan melalui percobaan dan pengamatan
langsung
5 Mengumpulkan  Guru memberikan kesempatan kepada tiap
data dan kelompok untuk menuliskan hasil percobaan
menganalisa data kedalam sebuah media pembelajaran dan
menyampaikan hasil pengelolaan data yang
terkumpul
6 Membuat  Guru membimbing siswa dalam membuat
Kesimpulan kesimpulan berdasarkan data yang telah
diperoleh.
Sumber: (Tangkas , 2012 )

Pembelajaran inkuiri terbimbing lebih berpusat kepada siswa sehingga siswa aktif

dalam belajar mengajar, dapat membangun pengetahuan dari hal yang telah diperoleh

sebelumnnya. Siswa memliliki berbagai cara untuk memperoleh pengetahuan baik dari

lingkungan sekolah maupun lingkungan masnyarakat. Penelitian Lati (2012) menyimpulkan

bahwa pemebelajaran inkuiri mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan mampu melatih

keterampilan proses sains (kategori baik). Setiowati, dkk (2015) menyatakan bahwa prestasi

siswa pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan mengalami peningkatan setelah

penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry).

2.3. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar adaah sesuatu yang diperoleh siswa setelah melakukan aktifitas

beajar. Syamsuduha dan Rapi (2012), hasil belajar yang dimaksudkan untuk mengukur

keberhasilan siswa yang berkaitan dengan aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu dapat diketahui dengan melakukan

pengukuran yang dikenal dengan istilah pengukuran hasil belajar. Pengukuran hasil belajar

ialah suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan intruksional dapat

dicapai oleh siswa setelah menampilkan proses belajar mengajar. Berdasarkan pengertian

hasil belajar yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh tujuan pembelajaran yang telah dicapai dan

ditunjukan degan perolehan nilai siswa.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Syamsuduha dan Rapi, (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

adalah sebagai berikut : faktor internal adalah faktor yang timbul dari diri individu, baik

secara pendidik maupun sebagai siswa. Kedua unsure ini sangat berpengaruh terhadap

hasil belajar. Keduanya merupakan unsur yang tak terpisahkan dalam kegiatan

pembelajaran. Yang termasuk faktor internal yaitu : aspek fisiologi (yang bersifat jasmani),

aspek psikologis (yang bersifat rohani). Selanjutnya faktor eksternal adalah : lingkungan

sosial yang terdiri atas : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat dan

kelompok, dan lingkungan non sosial yang terdiri atas : lingkungan sekolah, rumah tempat

tinggal siswa, alat-alat belajar.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain ; minat untuk belajar,

semangat, perhatian serta lingkungan. Yunita dkk (2015) mengatakan bahwa seseorang

mempunyai minat terhadap sesuatu hal, akan merasa tertarik dan terdorong untuk

melakukan kegiatan yang berkaitan dengan hal tersebut. Adanya rasa senang dan tertarik

meyebabkan manusia /siswa untuk melibatkan diri dalam kegiatan tersebut agar mendapat

hasil sesuai yang diharapkan.


Perhatian atau antusiasme siswa dalam proses pembelajaran

dibangkitkan/dimotivasi oleh guru. Guru menciptakan suasana belajar yang kondusif dan

menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan secara optimal.

Demikian juga perhatian yang baik dari guru akan berpengaruh terhadap semangat siswa

mengikuti mata pelajaran Biologi.

Lingkungan merupakan faktor eksternal yang berhubungan dengan pembelajaran

ilmu Fisika. Pendekatan lingkungan., merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang

berusaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan

sebagai sumber belajar.

Pendekatan berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian siswa

jika ada yang dipelajari, diangkat dari lingkungan, berhubungan dengan kehidupan dan

berfaedah bagi lingkungan. Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti siswa

mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri apa yang ada

dilingkungan sekitar, baik dilingkungan rumah maupun lingkungan sekolah.

2.4. Gelombang Mekanis

a. Pengertian

Gelombang mekanik merupakan sebuah gelombang yang dalam perambatannya

memerlukan medium, yang menyalurkan energi untuk keperluan proses penjalaran

sebuah gelombang. Suara ialah salah satu contoh gelombang mekanik yang merambat

melalui suatu perubahan tekanan udara dalam ruang (rapat-renggangnya molekul-

molekul udara). Tanpa udara, suara tidak akan dapat dirambatkan. Di pantai kita bisa
dilihat ombak, yang merupakan suatu gelombang mekanik yang memerlukan air sebagai

mediumnya. Contoh lain seperti gelombang pada tali.

Gelombang mekanik merupakan suatu gelombang yang membutuhkan medium

untuk berpindah tempat. Gelombang laut, gelombang tali atau gelombang bunyi termasuk

juga kedalam gelombang mekanik. Kita dapat melihat gulungan gelombang laut karena

gelombang menggunakan laut sebagai perantara. Kita dapat mendengarkan musik

dikarenakan gelombang bunyi merambat melalui udara hingga sampai ke telinga kita.

Tanpa udara kita tidak akan bisa mendengarkan bunyi. Dalam hal ini udara berperan

sebagai media perambatan bagi gelombang bunyi.

b. Jenis-Jenis Gelombang Mekanis

Berdasarkan arah rambat dan arah getarnya, gelombang dapat dibedakan menjadi

2 yaitu ;

 Gelombang transversal merupakan jenis gelombang yang arah rambatnya tegak

lurus dengan arah getarnya. Contoh gelombang jenis ini ialah gelombang pada tali.

 Gelombang longitudinal merupakan jenis gelombang yang memiliki arah rambat

sejajar dengan arah getarnya. Contoh gelombang longitudinal ialah gelombang

pada slinky.

2.4. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah :

Gelombang Mekanis INKUIRI

Meningkatkan Hasil Belajar siswa


2.5. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika guru menerapkan metode inkuiri pada
pelajaran Fisika materi Gelombang Mekanis maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
XI SMAN 1 Nagawutung.

Anda mungkin juga menyukai