Disusun oleh:
Salma Nurafifah
Dede Iklima Nurul Al-fiyah
Andin Ariezta
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan menurut undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan
pribadi dan perilaku individu.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan belajar ?
2. Bagaimana ciri-ciri belajar ?
3. Apa saja jenis-jenis belajar ?
Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi Belajar dan isi-isinya
2. Untuk mengetahui Ciri-ciri dari Belajar dan Pembelajaran
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis dari Belajar dan Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian belajar
Menurut para pakar kamus besar bahasa indonesia (2017:17) mendefinisikan kata “pembelajaran”
berasal dari kata “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan oleh orang supaya diketahui atau
diturut, sedangkan “pembelajaran” berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar. Menurut kimbe dan garmezy (dalam pringgawidagda, 2002: 20)
pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik
yang di ulang-ulang. Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar harus di belajarkan
bukan diajarkan.
Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk di dalamnya belajar bagaimana
seharusnya belajar. Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap jenjang pendidikan.
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan setiap individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai
yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
dipelajari.
Belajar menurut para ahli ;
Morgan
Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (purwanto, 2002:84)
Travers
Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku (suprijono, 2009:2)
Ernest r. Hillgard
Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, kemudian
menimbulkan perubahan, keadaanya berbeda dari perubahan yang di timbulkan oleh
lainnya (sumardi suryabrata, 1984:252)
(2) Langkah dua : Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut. Hal ini
dibimbing dengan pertanyaan seperti :
a) Dapatkah kegiatan itu menimbulkan pertanyaan siswa?
b) Dapatkah kegiatan siswa itu memperkaya konstruk yang sudah dipelajari?
(3) Langkah tiga : Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan
yang menunjang prosespemecahan masalah. Bimbingan pertanyaan berupa :
a) Memperbandingkan materi apakah yang cocok untuk menimbulkan pertanyaan spontan?
(4) Langkah empat : Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan
melakukan revisi. Bimbingan pertanyaan seperti :
a) segi kegiatan manakah yang tak menarik, dan apakah alternatifnya?
b) segi kegiatan apakah yang menghasilkan minat dan keterlibatan siswa yang besar?
d. Belajar Menurut Rogers
Rogers menyayangkan praktek pendidikan di sekolah tahun 1960-an. Menurut
pendapatnya, praktek pendidikan menitikberatkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang
belajar. Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya menghafalkan
pelajaran.
Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Dalam
kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan merespon dengan tindak belajar. Siswa
mengalami suatu proses belajar . dalam proses belajar tersebut, siswa menggunakan
kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Adanya informasi tentang sasaran
belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasidan keberhasilan belajar, menyebabkan
siswa semakin sadar akan kemampuan dirinya. Hal ini akan memperkuat keinginan untuk
semakin mandiri.
Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa sendiri. Dalam desain intruksional guru
merumuskan tujuan intruksional khusus atau sasaran belajar siswa. Kesejajaran tindak guru
untuk mencapai sasaran belajar, dan tindak siswa yang belajar untuk mencapai tujuan belajar
sampai lulus dan mencapai tingkat kemandirian.(1) Guru menyusun acara pembelajaran dan
berusaha mencapai sasaran belajar, suatu perilaku yang dapat dilakukan oleh siswa. (2) Siswa
melakukan tindak belajar, yang meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Akibat belajar tersebut siswa mencapai tujuan belajar tertentu. Dengan makin
meningkatnya kemampuan maka secara keseluruhan siswa dapat mencapai tingkat kemandirian.
Dari segi guru,guru memberikan informasi tentang sasaran belajar.Bagi siswa,sasaran belajar tersebut
merupakam tujua belajarnya"sementara".Dengan belajar,maka kemampuan siswa untuk mencapai
tujuan belajar yang baru.
Dari kegiatan interaksi mengajar-belajar,guru membelajarkan siswa dengan harapan bahwa siswa
belajar.
(1 )Pengetahuan,mencapau kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam
ingatan.Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta,peristiwa,pengertian,kaidah,teori,prinsip,atau
metode.
(2) Pemahaman,mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.
(3) Penerapan,mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah
yang nyata dan baru.Misalnya,menggunakan prinsip.
(4) Analisis,mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur
keseluruhan dapat dipahami dengan baik.Misalnya,mengurangi masalah menjadi bagian yang telah
kecil.
(6) Evaluasi,mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria
tertentu.Misalnya,kemampuan menilai hasil karangan.
(1) Penerimaan,yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal
tersebut.Misalnya,kemampuan mengetahui adanya perbedaan-perbedaan.
(4) Organisasi,yang mencakuo kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan
pegangan hidup.Mislanya,menempatkan nilai dalam suatu skala nilai dan dijadikan pedoman bertindak
secara bertanggung jawab.
(5) Pembentukan pola hidup,yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi
pola nilai kehidupan pribadi.Misalnya,kemampuan mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan yang
berdisiplin.
(2) Kesiapan,kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau
rangkaian gerakan.
(5) Gerakan Kompleks,kemampuan melakukan gerakam atau keterampilan yang terdiri dari banyak
tahap,secara lancar efisien,dan tepat.
(6) Penyesuaian pola gerakan,kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik
dengan persyaratan khusus yang berlaku.
(7) Kreativitas,kemampuan melahirkan pola gerak-gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri.
Dari segi siswa,maka bila siswa memiliki motivasi berprestasi dan motivasi intristik diduga siswa
akan berusaha belajar segiat mungkin.Pada motivasi instristik ditemukan sifat perilaku berikut;
(2) Perasaan dan keterlibatan ranah afekrif tinggi dalam hal guru memelihara keterlibatan belajar siswa.
Peran guru dalam kegiatan pembelajaran disekolah relatif tinggi.Peran guru tersebut terkait dengan
peran siswa dalam belajar.
Menurut Biggs dan Telfer di antara motivasi belajar siswa ada yang dapat diperkuat dengan cara-cara
pembelajaran.
a. Bahan Belajar
Bahan belajar dapat berwujud benda dan isi pendidikan.Isi pendidikan tersebut dapat berupa
pengetahuan,perilaku,nilai,sikap,dan metode pemerolehan.
Guru memiliki peranan penting dalam memilih bahan belajar pertimbangan-pertimbangan yang
perlu diperhatikan oleh guru.
b. Suasana Belajar
Kondisi gedung sekolah,tata ruang kelas,alat-alat belajar mempunyai pengaruh pada kegiatan
belajar.Disamping kondisi tersebut,suasana pergaulan di sekolah juga berpengaruh pada kegiatan
belajar.
Media dan sumber belajar dapat ditemukan dengan mudah.Sawah percobaan,kebun bibit,kebun
binatang,tempat wisata,museum,perpustakaan umum,surat kabar,majalah,radio,sanggar seni,sanggar
olah raga,televis dapat ditemukan di dekat kampus,sekolah.Di samping itu buku pelajaran,buku
bacaan,dan laboratorium sekolah juga tersedia semakin baik.
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa guru dapat membantu program pembelajaran dengan
memanfaatkan media dan sumber belajar di luar sekolah.
Guru adalah subjek pembelajaran siswa.Sebagai subjek pembelajaran guru berhubungan langsung
dengan siswa.Siswa SLTP dan SLTA adalah merupakan pribadi-pribadi yang sedang berkembang.Siswa
SLTP dan SLTA memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda.
Guru memiliki peranan penting dalam acara pembelajaran.Di antara perana guru tersebut adalah
sebagai berikut;
(5)Melakukan pembelajaran sesuai dengan berbagai model pembelajaran yang disesuaikan dengan
kondisi siswa,bahan belajar,dan kondisi sekolah setempat.
(6)Dalam berhadapan dengan siswa,guru berperan sebagai fasilitas belajar,pembimbing belajar dan
pemberi balik
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hakikat belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir
hingga akhir hayat, dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif
permanen, hasil belajar ditunjukan dengan tingkah laku.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.