Dosen Pengampu :
MARLINA, M.Pd
Fakhriani (2211102108006)
Jumiati (2211102108010)
Yulistina (2211102108007)
BANJAR 2022
KATA PENGANTAR
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
B. KOMPONEN – KOMPONEN PEMBELAJARAN
C. MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar dan pembelajaran adalah dua hal yang saling berhubungan erat dan tidak dapat
dipisahkan dalam kegiatan edukatif. Belajar dan pembelajaran dikatakan sebuah bentuk
edukasi yang menjadikan adanya suatu interaksi antara guru dengan siswa. Kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan dalam hal ini diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru secara sadar merencanakan kegiatan
pengajarannya. Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil interaksi
individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku terhadap hasil belajar bersifat continiu,
fungsional, positif, aktif, dan terarah. Proses perubahan tingkah laku dapat terjadi dalam
berbagai kondisi berdasarkan penjelasan dari para ahli pendidikan dan psikologi. Adapun
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dengan bahan pelajaran,
metode penyampaian, strategi pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan
belajar. Kemudian, keberhasilan dalam proses belajar dan pembelajaran dapat dilihat melalui
tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan tercapainya tujuan
pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Dengan
demikian, efektivitas sebuah proses belajar dan pembelajaran ditentukan oleh interaksi
diantara komponen-komponen tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hakikat belajar dan pembelajaran?
2. Apa komponen - komponen pembelajaran?
3. Apa model – model pembelajaran Kooperatif?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti hakikat belajar dan pembelajaran
2. Memahami komponen – komponen pembelajaran
3. Mengetahui model – model pembelajaran kooperatif
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kegiatan belajar dan mengajar, peserta didik adalah subjek dan
objek dari kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, makna dari proses pengajaran
adalah kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran.
Tujuan pengajaran akan dicapau apabila peserta didik berusaha secara aktif
untuk mencapainya. Keaktifan anak didik tidak hanya dituntut dari segi fisik,
tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya dari segi fisik saja yang aktif dan
mentalnya tidak aktif, maka tujuan dari pembelajaran belum tercapai. Hal ini
sama saja dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak
belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang disadari atau disengaja.
Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan aspek mental yang
memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian, dapat dipahami juga
bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan baik apabila intensitas keaktifan jasmani maupun
mental seseorang semakin tinggi. Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan belajar,namun
jika keaktifan jasmaniah dan mentalnya rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak secara
nyata memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar.
a. Behaviorisme, teori ini meyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-
kejadian di dalam lingkungannya yang memberikan pengalaman tertentu kepadanya.
Behaviorisme menekankan pada apa yang dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang
memperhatikan apa yang terjadi di dalam pikiran karena tidak dapat dilihat.
b. Kognitivisme, merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai pembahasan juga
sering disebut model kognitif. Menurut teori belajar ini tingkah laku seseorang ditentukan
oleh persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan. Oleh
karena itu, teori ini memandang bahwa belajar itu sebagai perubahan persepsi dan
pemahaman.
c. Teori Belajar Psikologi Sosial, menurut teori ini proses belajar bukanlah
proses yang terjadi dalam keadaan menyendiri, akan tetapi harus melalui
interaksi.
terjadi secara alamiah, akan tetapi hanya terjadi dengan kondisi tertantu.
e. Teori Fitrah, pada dasarnya peserta didik lahir telah membawa bakat dan
dalam diri seorang anak. Artinya adalah, teori fitrah dalam pendidikan
teori belajar psiko sosial, teori gagne serta yang terakhir adalah teori
betambah
2. Pengertian Pembelajaran
seperti adanya peserta didik yang mampu mencerna materi pelajaran, ada
pula peserta didik yang lambah dalam mencerna materi pelajaran. Kedua
pembelajaran yang sesuai dengan keadaan setiap peserta didik. Oleh karena
adalah “pengaturan”.
terjadi, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan. Interaksi ini berakar dari
pihak pendidik (guru) dan kegiatan belajar secara paedagogis pada diri
menfasilitasi peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Dengan adanya
dengan sumber belajar lain) dengan maksud agar tujuannya dapat tercapai.
Dari uraiannya tersebut, maka terlihat jelas bahwa pembelajaran itu adalah
interaksi dua arah dari pendidik dan peserta didik, diantara keduanya
ditetapkan.
diberikan guru atau yang ada pada buku pelajaran saja. Adapun menurut
(a) siswa terlibat aktif dalam belajarnya. Siswa belajar materi secara bermakna
dengan bekerja dan berpikir, dan (b) informasi baru harus dikaitkan dengan
oleh siswa.
oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar
dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar
anak, sekarang kalian kelas tiga. Ingat, pesan Bapak saat kelas satu
semester lima, pada semester ke enam aka nada evaluasi belajar tahap
akhir Nasional/ UN. Kalian semua hanya punya waktu sepuluh bulan
lagi. Maka aturlah jadwal belajar kalian di rumah!” ajak Pak Ahmad
Annisa adalah siswa kelas tiga SMA. Ia anak yang rajin dan pandai.
melibatkan berbagai komponen yang satu sama lain saling berinteraksi, dimana
1989 dijelaskan, bahwa guru terlibat langsung dalam proses pendidikan. Oleh
karena itu guru memegang peranan yang sangat menentukan bagi tujuan
pendidikan di sekolah.
peserta didik.
proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa yang memiliki latar belakang
Sikap dan penampilan siswa di dalam kelas juga merupakan aspek lain yang
dengan siswa adalah konsep pendidikan yang memposisikan para guru atau
guru (teacher centered) atau terpusat pada siswa (student centered). Dalam
rohaniah dan jasmaniah manusia, baik berupa sifat dasar moral atau bakat
bakat yang dimiliki siswa akan dapat dilakukan apabila siswa tersebut
diketahui oleh siswa dapat diperoleh dengan sendirinya tanpa bantuan guru.
Siswa dan guru, masing-masing mempunyai kedaulatan yang sama dalam hal
ataukah terpusat pada siswa (student centered). Jika dilihat dari posisi guru
jika dilihat dari posisi siswa yang juga pelaku aktif, maka dapat juga diberi
siswa.
2. Tujuan Pembelajaran
kesiapan peserta didik. Sehubungan dengan hal itu, maka seluruh kegiatan
guru dan peserta didik harus diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah diharapkan
pemilihan metode, alat, sumber dan alat evaluasi. Oleh Karena itu, maka
a. Tujuan yang dirumuskan secara spesifik oleh guru yang bertolak dari
dalam rencana pengajaran yang disiapkan oleh guru. Tujuan khusus yang
mengajar tidak akan berjalan. Oleh karena itu, guru yang akan mengajar pasti
siswa. Materi pelajaran merupakan satu sumber belajar bagi siswa. Materi
yang disebut sebagai sumber belajar ini adalah sesuatu yang membawa pesan
tidak boleh lupa harus memikirkan sejauh mana bahan-bahan yang topiknya
tertera yang berhubungan dengan kebutuhan siswa pada usia tertentu dan
tidak sesuai dengan perkembangan bahkan jiwa siswa, dengan begitu maka
materi pembelajaran juga perlu dipilih secara tepat agar tidak salah
mengajarkannya.
adalah inti dari proses belajar mengajar yang disampaikan kepada siswa.
4. Metode Pembelajaran
Menurut J.R David dalam Teaching Strategies for College Class Room yang
dikutip oleh Abdul Majid, mengatakan bahwa pengertian metode adalah cara
maka metode pembelajaran menjadi ssalah satu unsure dalam strategi belajar
implementatif. Dengan kata lain, metode dapat sama, akan tetapi tekhniknya
berbeda.
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat
yang bervariasi akan memberikan suasana belajar yang menarik, dan tidak
membosankan bagi peserta didik. Akan tetapi, bisa saja penggunaan metode
5. Alat pembelajaran
Alat pembelajaran adalah media yang berfungsi sebagai alat bantu untuk
berupa orang, makhluk hidup, benda-benda, dan segala sesuatu yang dapat
digunakan guru sebagai perantara untuk menyajikan bahan pelajaran.
kelemahan. Hal itu sejalan dengan fungsi dari alat tersebut dalam setiap
pembelajaran tertentu.
a. Manusia
b. Buku
d. Lingkungan
e. Alat pengajaran (buku pengajaran, peta, gambar, kaset, tape, papan tulis,
digunakan harus sesuai dengan materi yang diajarkan, dengan adanya media
atau alat pembelajaran ini sudah seharusnya dapat memudahkan guru dalam
7. Evaluasi
pembelajaran, akan tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik guru atas
pembelajaran.
Apabila dalam proses pembelajaran tidak ada evaluasi, maka guru, siswa,
orangtua/ wali siswa, serta lembaga tidak akan mengetahui hasil yang
Sesuai dengan namanya, pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebagai kegiatan belajar
bersama-sama. Pembelajaran ini dilakukan agar siswa dapat saling membantu antara satu
dengan yang lain dalam belajar. Keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada
kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara
kelompok. Ada banyak hal yang perlu diketahui terkait pembelajaran kooperatif ini agar bisa
dijalankan dengan efektif.
Berikut adalah beberapa tujuan dari pelaksanaan kegiatan belajar dengan model
pembelajaran kooperatif.
Menjadikan teman sebaya sebagai sumber belajar selain guru dan buku.
Menjadikan siswa yang lebih mampu sebagai narasumber bagi siswa yang kurang mampu,
yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama.
Memberi peluang agar siswa dapat menerima teman–temannya yang mempunyai berbagai
perbedaan latar belajar. Perbedaan itu tersebut antara lain perbedaan suku, agama,
kemampuan akademik dan tingkat sosial.
Tahap pertama ini digunakan oleh guru untuk menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Menyajikan Informasi
Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara membentuk kelompok belajar dan
membantu kelompok dalam melakukan transisi agar efisien.
Pada tahap ini, guru berperan dalam membantu kelompok-kelompok belajar selama kegiatan
mengerjakan tugas kelompok.
5. Evaluasi
Guru menguji pengetahuan siswa terkait berbagai materi pembelajaran yang ditugaskan atau
melalui presentasi oleh kelompok-kelompok masing-masing.
Guru memberikan apresiasi terkait apa yang sudah dilakukan siswa secara individu maupun
kelompok.
Terdapat jenis-jenis model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran. Setiap model memiliki karakteristik masing-masing yang bisa disesuaikan
dalam pembelajaran atau situasi tertentu. Pemilihan model pembelajaran ini juga harus
disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materi yang akan disampaikan.
1. Jigsaw
Model pembelajaran jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif di mana siswa
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa secara heterogen. Pada
pembelajaran jigsaw ini terdapat kelompok asal dan kelompok ahli.
Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan
dan latar belakang yang beragam. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari
anggota kelompok asal yang berbeda dan ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik
tertentu dan menyampaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian
dijelaskan kepada kelompok asal.
Student Team Achievement Division (STAD) adalah salah satu jenis kooperatif yang
menekankan adanya aktivitas serta interaksi antara siswa agar saling memotivasi dan
membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Jenis model pembelajaran kooperatif TGT ini dilakukan dengan menempatkan siswa ke
dalam kelompok belajar dengan adanya permainan pada setiap meja turnamen. Permainan
tersebut akan menggunakan kartu berisi soal dan kunci jawabannya.
4. GI (Group Investigation)
Group Investigation (GI) adalah model pembelajaran kooperatif yang kompleks. Model
pembelajaran ini memadukan antara prinsip belajar kooperatif dan pembelajaran berbasis
konstruktivisme serta proses pembelajaran demokrasi.
Model pembelajaran ini juga mengharapkan agar siswa mampu terlibat aktif dari tahap awal
sampai akhir pembelajaran. Pembelajaran kooperatif model ini menjadikan siswa mampu
berfikir secara analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif.
Tipe pembelajaran model ini dikembangkan oleh Frank T. Lyman (1981) dan
memungkinkan setiap anggota pasangan siswa mampu berkontemplasi terhadap sebuah
pertanyaan yang diajukan. Siswa bersama kelompoknya diminta untuk mendiskusikan apa
yang telah dipikirkan. Setelah diskusi selesai, selanjutnya guru mengumpulkan tanggapan
atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan dari seluruh kelas.
Demikian informasi terkait model pembelajaran kooperatif yang bisa dibagikan. Apakah
bapak/ibu tertarik untuk menggunakan model pembelajaran ini di kelas? Atau justru
bapak/ibu guru sudah menggunakan model pembelajaran ini? Mana jenis pembelajaran
kooperatif yang paling disukai siswa?
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
yang saling berinteraksi satu sama lain, yang terdiri dari: guru, siswa, tujuan,
materi, media, metode, dan evaluasi. Hasil yang diharapkan dari penggunaan metode ini
adalah siswa mampu meningkatkan kemampuan akademik, keterampilan sosial,serta
kemampuan interpersonal.
Saran
hubungan yang erat satu sama lain tanpa dapat dipisahkan. Dengan demikian,
salah satu komponen tidak digunakan, maka pembelajaran tidak akan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014.
Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009.
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Pukul: 14:38
Muh. Sain Hanafy, Jurnal Pendidikan: Konsep Belajar dan Pembelajaran, Lentera
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006.
Kencana, 2010.
https://ujione.id