Disusun oleh:
(220203003) Fila Maharani
2023
I. Identitas Buku
Judul Buku : Belajar dan Pembelajaran
Penulis : Dra.Hj.Andi Ebe, M.Pd.
Tahun Terbit : 2023 (cetakan ke-2)
Jumlah Halaman : 206 halaman
Tempat Terbit : Sengkang, Universitas Puangrimaggalatung
BAB I
A. Pengertian Belajar
Belajar dapat diartikan sebagai aktifitas mental atau (psikhis) yang terjadi
karena adanya interaksi aktif antara individu dengan lingkungannya yang
menghasilkan perubahan-perubahan yang bersifat relativ tetap dalam aspek-aspek:
kognitif, psikomotor dan afektif. Perubahan tersebut dapat berubah sesuatu yang sama
sekali baru atau penyempurnaan / penigkatan dari hasil belajar yang telah di peroleh
sebelumnya.
Proses belajar dapat dikenali melalui beberapa karakteristiknya. Mengacu
pada definisi di atas, berikut ini adalah beberapa hal yang menggambarkan ciri- ciri
belajar:
a. Terjadi perubahan tingkah laku (kognitif, afektif, psikomotor, dan
campuran) baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati
secara langsung.
b. Perubahan tingkah laku hasil belajar pada umumnya akan menetap atau
permanen.
c. Proses belajar umumnya membutuhkan waktu tidak sebentar dimana
hasilnya adalah tingkah laku individu.
d. Beberapa perubahan tingkah laku yang tidak termasuk dalam belajar
adalah karena adanya hipnosa, proses pertumbuhan, kematangan, hal gaib,
mukjizat, penyakit, kerusakan fisik.
e. Proses belajar dapat terjadi dalam interaksi sosial di suatu lingkungan
masyarakat dimana tingkah laku seseorang dapat karena lingkungannya.
B. Pengertian Pembelajaran
Secara umum pengertian pembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk
membantu seseorang atau sekelompok orang sedemikian rupa dengan maksud supaya
di samping tercipta proses belajar juga sekaligus supaya proses belajar menjadi lebih
efesien dan efektif. Itulah sebabnya Darsono (2000) mengemukakan bahwa
pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik.
Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut:
a. Merupakan upaya sadar dan disengaja;
b. Pembelajaran harus membuat peserta didik;
c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan;
d. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasil.
C. Tujuan Belajar
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa peserta
didik/siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh peserta
didik/siswa. Tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang
diharapkan tercapai oleh peserta didik/siswa setelah berlangsungnya proses belajar.
D. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada hakekatnya adalah tentang perilaku hasil belajar
(kognitif, psikomotor, dan afektif) yang diharapkan untuk dimiliki (dikuasai) oleh si
pelajar setelah si pelajar mengalami proses belajar dalarn jangka waktu tertentu.
Menurut Abudin Nata (2009) Tujuan pembelajaran adalah faktor yang sangat
penting dalam proses pembelajaran. Dengan adanya tujuan, maka guru memiliki dan
sasaraan yang akan dicapai dalam kegiatan mengajar. Apabila tujuan pembelajaran
sudah jelas dan tegas, maka langkah dan kegiatan pembelajaran akan lebih terarah.
Tujuan dalam pembelajaran yang telah dirumus kan hendaknya disesuaikan dengan
ketersediaan waktu, sarana prasarana dan kesiapan peserta didik. Sehubungan hal itu,
maka seluruh kegiatan guru dan peserta didik harus diarahkan pada tercapainya tujuan
yang telah diharapkan.
BAB II
SERTA IMPLIKASINYA
c) Keterlibatan langsung
Bagi siswa: Dituntut agar peserta didik/siswa mengerjakan sendiri tugas
yang diberikan guru kepada mereka.
Bagi guru : Melibatkan peserta didik/siswa dalam mencari informasi,
merangkum informasi dan menyimpulkan informasi.
d) Pengulangan
Bagi siswa: Kesadaran peserta didik/siswa dalam mengerjakan latihan-
latihan yang berulang- ulang
Bagi guru : Merancang hal-hal yang perlu di ulang.
e) Tantangan
Bagi siswa: Diberikan suatu tanggungjawab untuk mempelajari sendiri
dengan melakukan eksperimen, belajar mandiri dan mencari pemecahan
sendiri dalam menghadapi permasalahan.
Bagi guru: Memberikan tugas pada peserta didik/siswa dalam memecahan
permasa- lahan.
f) Balikan dan Penguatan
Bagi siswa: Mencocokan jawaban antara peserta didik/siswa dengan guru.
Bagi guru: Memberikan jawaban yang benar dan memberikan kesimpulan
dari materi yang telah dijelaskan atau di bahas.
g) Perbedaan Individual
Bagi siswa: Belajar menurut tempo kecepatan masing-masing peserta
didik/siswa.
Bagi guru: Menentukan metode sehingga dapat melayani seluruh peserta
didik/siswa.
BAB III
2. Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi
komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara
efektif antara guru dan peserta didik/siswa. Proses ini berisi penentuan status awal
dari pemaha man peserta didik/siswa, perumusan tujuan pembel ajaran, dan
merancang “perlakuan” berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi.
Idealnya proses ini ber dasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji
secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau
dalam latar berbasis komunitas. Hasil dari pembelajaran ini dapat diamati secara
dan dapat diukur ilmiah atau benar-benar tersembunyi dan hanya berupa asumsi.
3. Model Pembelajaran
a) Model David Merril
Model pembelajaran David Merril ini dimulai dengan model desain
instruksional yang menunjukkan lingkungan belajar yang efektif adalah
berbasis masalah dan melibatkan peserta didik/siswa dalam empat tahap yang
berbeda dari pembelajaran:
1) Aktivasi pengalaman sebelumnya,
2) Demonstrasi keterampilan,
3) Penerapan keterampilan dan
4) Integrasi atau keterampilan ke dalam kegiatan dunia nyata.
b) Model Robert Gagne
Peristiwa pengembangan model pembelajaran yang dikembangkan
Gagne berdasarkan empat fase yaitu:
1) Fase perhatian
2) Fase retensi
3) Fase reproduksi
4) Fase motivasi
Model pengembangan pembelajaran Robert Gagne adalah hasil sintesis
ide dari behaviorisme dan kogniti visme untuk menghasilkan hasil belajar
dengan domain kognitif, afektif dan psikomotor. Proses pembelajaran
selanjutnya adalah serangkaian peristiwa pembelajaran (conditions of
learning) yang mencerminkan peristiwa- peristiwa pembelajaran.
c) Model Gerlach dan Ely
Model Gerlach dan Ely dikembangkan sejak tahun 1971 dan cocok
diterapkan untuk lembaga pendidikan karena produk model Gerlach dan Ely
ini merupakan produk teknologi pendidikan yang menghasilkan perencanaan
pembelajaran yang sistematis. Tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien
melalui media Pendidikan.
d) Model ASSURE
Model desain pembelajaran ASSURE dikembangkan oleh Sharon
Smaldino, Robert Henich, James Russell dan Michael Molenda dan model ini
dapat digunakan untuk menetapkan pengalaman belajar yang dapat membantu
peserta didik/siswa dalam mencapai kompetensi yang diinginkan. Langkah
awalnya mengenal peserta didik/ siswa dengan mengenal dan mengetahui
profil peserta didik/siswa yang akan menempuh proses belajar, guru,
instruktur, pelatih dan perancang program pembelajaran dapat menentukan
kompetensi yang sesuai dan perlu dicapai.
e) Model ADDIE (Analytic, Design, Development, Implementation,
Evaluation)
Model pembelajaran ADDIE ini prosedurnya cocok untuk
pengembangan model pembelajaran kelas yang sederhana, dan untuk
mengetahui pencapaian pembel ajaran dengan menerapkan evaluasi sederhana
yaitu evaluasi formatif bagi peserta didik/siswa.
f) Model Dick and Carey
Model Dick and Carey Model Dick and Carey dalam bukunya The
Systematic Design of Instruction bahwa sistem model pengembangan
pembelajaran mengacu pada 10 sepuluh tahapan pengembangan yaitu:
1) Identifikasi tujuan Pembelajaran
2) Analisis pembelajaran
3) Identifikasi perilaku awal
4) Menuliskan tujuan
5) Mengembangkan tes
6) Mengembangkan strategi pembelajaran
7) Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran
8) Mengembangkan evaluasi formatif
9) Mengembangkan evaluasi somatif
10) Revisi
A. Teknik Pembelajaran
Teknik-teknik yang dikembangkan oleh Paulson dan Faust (dalam Ahdar
Djamaluddin, 2019) antara lain sebagai berikut:
1) Teknik Pembelajaran Kertas Satu Menit (One Minute Paper)
2) Teknik Pembelajaran Butir Terjelas (Clearest Point)
3) Teknik Pembelajaran Tanggapan Aktif (Active Response)
4) Teknik Pembelajaran Jurnal Harian (Daily Journal)
5) Teknik Pembelajaran Kuis Bacaan (Reading Quiz)
6) Teknik Pembelajaran Ringkasan Mahasiswa atau Peserta Didik/Siswa (Student
Summary)
B. Pengembangan Model Pembelajaran Aktif
1. Pembelajaran Individual (Individual Learning)
Menurut Wina Sanjaya (2010) strategi pembelajaran individual dilakukan
oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran
siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu yang bersangkutan. Bahan
pembelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.
Model pembelajaran individual antara lain:
a) Distance learning (pembelajaran jarak jauh)
b) Resource-based learning (pembelajaran langsung dari sumber)
c) Computer-based training (pelatihan berbasis komputer)
d) Directed private study (belajar secara privat langsung)
2. Pembelajaran Kelompok (Cooperative learning)
Menurut Wina Sanjaya (2010) Pembelajaran kelom pok merupakan model
pembelajaran dengan mengguna kan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara
empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,
jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Menurut Kokom
Komalasari dalam Ahdar Djamaluddin & Wardana (2019), model pembelajaran
kooperatif meliputi Kepala bernomor, skrip kooperatif, tim siswa kelompok
prestasi, berpikir berpasangan berbagi, model jigsaw, melempar bola salju, tim
TGT, kooperatif terpadu membaca dan menulis, dan dua tinggal dua tamu.
3. Teacher Centered Learning (TCL)
Pada sistem pembelajaran model Teacher Centered Learning, guru lebih
banyak melakukan kegiatan belajar mengajar dengan bentuk ceramah (lecturing).
Sejauh ini model-model pembelajaran yang bersifat teacher centered terlihat pada
model pembelajaran komando atau banking learning concept.
Kelebihan
a) Sejumlah besar informasi dapat diberikan dalam waktu singkat.
b) Informasi dapat diberikan ke sejumlah besar siswa.
c) Pengajar mengendalikan sepenuhnya organisasi, bahan ajar, dan irama
pembelajaran.
d) Mimbar utama bagi pengajar dengan kualifikasi pakar.
e) Bila kuliah diberikan dengan baik, menimbulkan inspirasi dan
stimulasi bagi siswa.
f) Metode assessment cepat dan mudah.
Kekurangan
a) Pengajar mengendalikan pengetahuan sepenuhnya,tidak ada partisipasi
dari pembelajar terjadi komunikasi satu arah, tidak merangsang siswa
untuk mengemukakan pendapatnya.
b) Tidak kondusif terjadinya critical thinking.
c) Mendorong pembelajaran pasif.
d) Suasana tidak optimal untuk pembelajaran secara aktif dan mandiri.
4. Student Centered Learning (SCL)
Sedangkan student centered learning (SCL) adalah proses yang berpusat
pada siswa (learner centered) diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat
secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku.
Kelebihan
a) Mengaktifkan siswa
b) Mendorong siswa menguasai pengetahuan
c) Mengenalkan hubungan antara pengetahuan dan dunia nyata
d) Mendorong pembelajaran secara aktif dan berpikir kritis
e) Mengenalkan berbagai macam gaya belajar
f) Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang Pembelajar
Kekurangan
a) Sulit diimplementasikan pada kelas besar.
b) Memerlukan waktu lebih banyak. Tidak efektif untuk semua jenis
kurikulum.
c) Tidak cocok untuk peserta didik/siswa yang tidak terbiasa aktif,
mandiri, dan demokratis.
BAB V