Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMBELAJARAN TEMATIK
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA
Dosen Pengampuh : Fahirah, S.Pd., M.Pd

OLEH :

KELOMPOK IV

ASMAUL HUSNAH .G 19.24.001


HAERUNNISA 19.24.002

JURUSAN TARBIYAH
PROGARAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBDA’YAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL DA’WAH WAL IRSYAD
TAHUN AKADEMIK 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Nikmat,
Taufik serta Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isi yang sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Kami harap, semoga makalah ini akan membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya menjadi lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki masih kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Pangkajene, 12 Oktober 2022

Penyusun

I
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR I

DAFTAR ISI II

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran 2
B. Peran Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran 3
C. Pendekatan Dan Model Pembelajaran 4
D. Mengetahui Pembelajaran Bermakna 5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 6
B. Saran 6

DAFTAR PUSTAKA 7

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar
berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar.Teori
belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar,
sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran.
Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenaiteori belajar, yaitu:
behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme . Behaviorisme hanya berfokus pada
aspek objektif diamati pembelajaran.Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk
menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai
sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau
konsep.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud belajardan pembelajaran ?
2. Untuk mengetahui Bagaimana peran guru dalam kegiatan pembelajaran ?
3. Untuk mengetahui Bagaimana pendekatan atau model dalam pembelajaran ?
4. Apa manfaat Pembelajaran bermakna ?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Mengetahui dan memahami tentang belajar dan pembelajaran.
2. Mengetahui peran guru dalam kegiatan pembelajaran.
3. Mengetahui pendekatan atau model dalam pembelajaran.
4. Mengetahui pembelajaran bermakna.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


1. Pengertian belajar
Pada hakekatnya, adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan
dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Menurut Sudjana,1989 Belajar juga
merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Sedangkan menurut
Witherington, 1952 menyebutkan bahwa Belajar merupakan perubahan dalam
kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu pola-pola respon yang berupa
keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau pemahaman”.

2. Konsep Belajar
Beberapa hal yang berkaitan dengan pengertian belajar yaitu belajar suatu proses
yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat, dalam belajar
terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen, hasil belajar
ditunjukan dengan tingkah laku,dalam belajar ada aspek yang berperan yaitu motivasi,
emosional, sikap,dan yang lainnya. Menurut Gagne dan Briggs (1988), perubahan
tingkah laku dalam proses belajar menghasilkan aspek perubahan seperti kemampuan
membedakan, konsep kongkrit, konsep terdefinisi, nilai, nilai/aturan tingkat tinggi,
strategi kognitif, informasi verbal, sikap, dan keterampilan motorik
Proses belajar terjadi apabila individu dihadapkan pada situasi di mana ia tidak
dapat menyesuaikan diri dengan cara biasa, atau apabila ia harus mengatasi rintangan-
rintangan yang mengganggu kegiatan-kegiatan yang diinginkan. Proses penyesuain diri
mengatasi rintangan terjadi secara tidak sadar, tanpa pemikiran yang banyak terhadap apa
yang dilakukan. Dalam hal ini pelajar mencoba melakukan kebiasaan atau tingkah laku
yang telah terbentuk hingga ia mencapai respon yang memuaskan.
Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang berkesinambungan
antara berbagai unsur dan berlangsung seumur hidup yang didorong oleh berbagai aspek
seperti motivasi, emosional, sikap dan yang lainnya dan pada akhirnya menghasilkan
sebuah tingkah laku yang diharapkan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai
peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan
kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.

3. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar
“ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)
ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti
proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
(KBBI)

2
Dengan kata lain, kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya
terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur
serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga tercapai
tujuan pendidikan. Pembelajaran juga diartikan sebagai usaha sistematis yang
memungkinkan terciptanya pendidikan.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi Proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.
Proses Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara
siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.

B. PERAN GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN


Peran guru dalam pembelajaran yaitu membuat desain instruksional,
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan,
mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran.Selain itu, menurut Djamarah
(2000: 43-48) bahwa tugas dan tanggung jawab guru atau lebih luasnya pendidik adalah
sebagai:
1. Korektor, yaitu pendidik bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang
buruk, koreksi atau penilaian yang dilakukan bersifat menyeluruh dari segi kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda
dalam menerima pelajaran. Ada yang mempunyai kemampuan baik di bidang kognitif
tetapi kurang pada afektifnya, ada pula yang baik pada psikomotorik namun kurang pada
kognitifnya, dan berbagai macam perbedaan peserta didik yang lain. Oleh karena itu,
dalam memberikan penilaian, hendaknya pendidik tidak hanya memberikan penilaian
dari satu aspek saja.
2. Inspirator, yaitu pendidik menjadi inspirator atau ilham bagi kemajuan belajar siswa
atau mahasiswa, petunjuk bagaimana cara belajar yang baik, serta member masukan
dalam menyelesaikan masalah lainnya.
3. Informator, yaitu pendidik harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan peserta didik yang dibekali pengetahuan tentang
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka peserta didik tersebut akan
memiliki daya saing yang tinggi. Sehingga peserta didik tidak akan tertinggal di era
global ini.
4. Organisator, yaitu pendidik harus mampu mengelola kegiatan akademik (belajar), hingga
tercipta kegiatan pembelajaran yang tertib dan menyenangkan.
5. Motivator, yaitu pendidik harus mampu mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif
belajar. Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.

3
Dalam pembelajaran, guru mempunyai tugas-tugas pokok antara lain bahwa ia harus mampu
dan cakap merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan membimbing dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan kata lain, agar para guru mampu menunaikan tugasnya dengan sebaik-
baiknya, ia terlebih dahulu hendaknya memahami dengan seksama hal-hal yang berkaitan
dengan proses pembelajaran.

C. PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN


Belajar dapat dilakukan diberbagai tempat, kondisi, dan waktu. Cepatnya
informasi lewat radio, televisi, film, wisatawan, surat kabar, majalah, yang dapat
mempermudah belajar. Meskipun informasi dengan mudah dapat diperoleh, tidak dengan
sendirinya seseorang terdorong untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan
ketrampilan dari padanya. Guru profesional memerlukan pengetahuan dan ketrampilan
pendekatan pembelajaran agar mampu mengelola berbagai pesan sehingga siswa
berkebiasaan belajar sepanjang hayat.
Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha
meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afekif, dan psikomotorik siswa dalam
pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Dalam belajar tentang pendekatan pembelajaran tersebut, orang dapat melihat:
1. Pengorganisasian siswa,
2. Posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan, dan
3. Pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran dengan pengorganisasian siswa dapat dilakukan dengan:

1. Pambelajaran secara individual,


2. Pembelajaran secara kelompok, dan
3. Pembelajaran secara klasikal.

Pada ketiga keorganisasian siswa tersebut tujuan pengajaran, peran guru dan
siswa, program pembelajaran, dan disiplin belajar berbeda-beda. Pada ketiga
pengorganisasian siswa tersebut siswa tersebut seyogyanya digunakan untuk
membelajarkan siswa yang menghadapi kecepatan informasi pada masa kini.

Sehubungan dengan posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan, guru dapat


menggunakan strategi ekspositori, strategi discovery, dan strategi inkuiri. Strategi
ekpositori, strategi discovery, dan strategi inkuiri. Strategi ekspositori masih terpusat
pada guru; oleh karena itu seyogianya dikurangi. Strategi discovery dan inkuiri
terpusat ada siswa. Dalam kedua strategi ini siswa dirancang aktif belajar, sehingga ia
dapat menemukan, bekerja secara ilmu pengetahuan, dan merasa senang. Pada
tempatnya guru menggunakan strategi discovery dan inkuiri yang sesuai dengan
pendekatan CBSA.

Dalam pembelajaran pada pebelajar terjadi peningkatan kemampuan. Semula, ia


memiliki kemampuan pra-belajar; dalam proses belajar pada kegiatan belajar hal

4
tertentu, ia meningkatkan tingkat atau memperbaiki tingkat ranah-ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Keputusan tentang perbaikan tingkat ranah tersebut
didasarkan atas evaluasi guru dan unjuk kerja siswa dalam pemecahan masalah. Dari
sisi guru, proses pemerolehan pengalaman siswa atau proses pengolahan pesan
tersebut dapat dilakuikan dengan cara dedukatif dan induktif. Pengolahan pesan
secara deduktif dimulai dari generalisasi atau suatu teori yang benar, pencarian data,
dan uji kebenaran generalisasi atau suatu teori tersebut. Pada pengolahan pesan secara
induktif kegiatan bermula dari adanya fakta atau peristiwa khusus, penyusunan
konsep-konsep. Dalam usaha pembelajaran guru dapat menggunakan pengolahan
pesan secara deduktif atau induktif tergantung pada karakteristik bidang studinya.

D. MENGETAHUI PEMBELAJARAN BERMAKNA


Sehubungan dengan hal ini, Dahar (1996) mengemukakan dua persyarat
terjadinya belajar bermakna, yaitu :
1. Materi yang akan dipelajari harus bermakna secara potensial, dan
2. Anak yang akan belajar harus bertujuan belajar bermakna.
Kebermaknaan potensial materi pelajaran bergantung kepada dua faktor, yaitu :
1. Materi itu harus memiliki kebermaknaan logis, dan
2. Gagasan-gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif peserta didik.

Fungsi Pembelajaran Bermakna dan Manfaat Pembelajaran Bermakna menurut


Ausubel dalam Dahar (1989) menggemukakan tiga kebaikan dari belajar bermakna
yaitu:

1. Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.


2. Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses belajar berikutnya
untuk materi pelajaran yang mirip.
3. Informasi yang dipelajari secara bermakna mempermudah belajar hal-hal yang
mirip walaupun telah terjadi “lupa”.

Dalam pembelajaran bermakna siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan


antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting,
sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata,
bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi
yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah
dilupakan. Selain itu, pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan
penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran bermakna menganut
aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan
pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan
belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.

5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pembelajaran bermakna menekankan pada kebutuhan siswa,dimana siswa dengan
sendirinya akan belajar atau mencari informasi yang dibutuhkan.Guru berperan sebagai
fasilitator yang memfasilitasi proses pembelajaran siswa.Pembelajaran bermakana membantu
guru mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.Pembelajaran bermakna mampu membuat susana belajar yang
menyenangkan karena anak dengan sendirinya belajar,dan melakukan sesuatu bukan karena
takut akan hukuman ataupun ingin mendapat pujian,Pembelajran bermakna membuat siswa
mendapat kepuasan saat berhasil mengerjakan suatu tugas.

B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih
belum dapat dikatakan sempurna maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dalam pembuatan makalah
selanjutnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuni, 2016. Pembelajaran bermakna. Medan.


http://wahyuniazyan.blogspot.co.id/2016/03/pembelajaran-bermakna.html
Diakses pada 12 Oktober 2022

Admin,2008. Belajar dan Pembelajaran Bermakna.Cimahi.


https://mgmpips.wordpress.com/2008/04/06/belajar-dan-pembelajaran-bermakna/
Diakses pada 12 Oktober 2022

Saefuddin,usep.2015. Pengertian Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning). Bandung.


http://www.gurusep.com/2015/05/pengertian-pembelajaran-bermakna.html
Diakses pada 12 Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai