Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMBELAJARAN TEMATIK
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TEMATIK
Dosen Pengampuh : Fahirah, S.Pd., M.Pd

OLEH :

KELOMPOK II
HAERUNNISA 19.24.002
IRMA DAMAYANTI 19.24.003

JURUSAN TARBIYAH
PROGARAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBDA’YAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL DA’WAH WAL IRSYAD
TAHUN AKADEMIK 2022 / 2023
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Nikmat,
Taufik serta Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isi yang sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Kami harap, semoga makalah ini akan membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya menjadi lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki masih kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

    Pangkajene, 26 september 2022


Penyusun
                                                                                                              

I
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR I

DAFTAR ISI II

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Pembelajaran Tematik 2
B. Karakteristik Pembelajaran Tematik 3
C. Landasan Pembelajaran Tematik 4
D. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik 5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 7
B. Saran 7

DAFTAR PUSTAKA 8

II
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengkaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
murid. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated
instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara
individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip
keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.. Pada makalah ini penulis akan membahas
tentang hakikat, karakteristik, prinsip pembelajaran tematik.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa Hakikat Pembelajaran Tematik?
2. Apa Karakteristik Pembelajaran Tematik?
3. Apa Landasan Pembelajaran Tematik?
4. Apa Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Hakikat Pembelajaran Tematik?
2. Untuk Mengetahui Karakteristik Pembelajaran Tematik?
3. Untuk Mengetahui Landasan Pembelajaran Tematik?
4. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT PEMBELAJARAN TEMATIK


Pada dasarnya pembelajaran terpadu dikembangkan untuk menciptakan pembelajaran yang
di dalamnya siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya yang dilandasi oleh
struktur kognitif yang telah dimilikinya. Pendidik lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator
pembelajaran.
Berikut beberapa pengertian pembelajaran tematik terpadu menurut para ahli yaitu
a. Menurut Poerwadarminta (dalam Abdul Majid, 2014:80) pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid. Tema adalah
pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
b. Menurut Hadisubroto (dalam Trianto, 2010:57) pembelajaran terpadu adalah
pembelajarana yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang
dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang
dilakukan secara spontan atau direncangakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih,
dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih
bermakna.
c. Menurut Abdul Majid (2014:80) pembelajaran tematik merupakan salah satu model
pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu system pembelajaran
yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistic, bermakna, dan otentik.
d. Menurut Abdul Majid (2014:85) pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang
berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat yang digunakan untuk memahami
gejala-gejala, dan konsep-konsep, baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan
maupun dari bidang studi lainnya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa.
Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum,
menawarkan kesempatan yang sangat banyak kepada siswa untuk memunculkan dinamika dalam
pendidikan. Pembelajaran tematik adalahpembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Sesuai
dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan
pembelajaran bermakna, kegiatan pembelajaran anak kelas awal SD/MI sebaiknya dilakukan
dengan pembelajaran tematik.

4
B. LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Landasan filosofi dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat
yaitu :
a. progresivisme,
b. konstruktivisme, dan
c. humanisme.
Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada
pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan
memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa
(direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah
hasil konstruksi atau bentuk oleh manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui
interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya.
Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi
harus diinterprestasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang
sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Keaktifan siswa yang
diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang
dimilikinya.
Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi
perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama
dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik dengan tahap perkembangan peserta didik.
Psikologi belajar memberikan konstribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik
tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa mempelajarinya.
Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau
peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan
yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal
9) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab V pasal 1-b menyatakan
bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar
secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung
dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui
pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para
tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah
bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil
melakukan seuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang
pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar
yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.

5
Kaitan koseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga
siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan
pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap
perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

C. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK


Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain :
a. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan anak usia sekolah dasar;
b. . Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari
minat dan kebutuhan siswa;
c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar
dapat bertahan lebih lama;
d. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa;
e. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang
sering ditemui siswa dalam lingkungannya;
f. Mengembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerjasama, toleransi, komunikasi dan
tanggap terhadap gagasan orang lain.
Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa
manfaat yaitu :
a. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata
pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi
bahkan dihilangkan;
b. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran
lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir;
c. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses
dan materi yang tidak terpecah-pecah;
d. Dengan adanya pemanduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin
baik dan meningkat.\
Menurut Depdiknas (2006), sebagai model pembelajaran di sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah, pembelajaran tematik mempunyai karakteristik-karakteristik antara lain berpusat pada
siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas,
menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa, dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.
a. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek
belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
b. Memberikan pengalaman langsung

6
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct
experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang
nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antra matapelajaran menjadi tidak begitu jelas.
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat
berkaitan dengan kehidupan siswa.
d. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai matapelajaran dalam
suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa siswa mampu memahami konsep-
konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
e. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar
dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya
dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki sesuai dengan
minat dan kebutuhannya.
g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

D. PRINSIP-PRINSIP DASAR PEMBELAJARAN TEMATIK


Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran tematik menurut Triatno (2009) dapat
diklasifikasikan menjadi :
a. Prinsip Penggalian Tema
Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus) dalam pembelajaran tematik.
Artinya tema-tema saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam
pembelajaran. Dengan demikian dalam penggalian tema tersebut hendaklah
memperhatikan beberapa persyaratan :
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun mudah dapat digunakan untuk
memadukan banyak matapelajaran.
2. Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji harus
memberikan bekal siswa untuk belajar selanjutnya.
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
4. Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak.
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik
yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.
6. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta
harapan masyarakat (atas relevansi).
7. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber
belajar.
b. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran

7
Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan
dirinya dalam keseluruhan proses. Artinya guru harus mampu menempatkan diri sebagai
fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran.
1. Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan
dalam proses belajar mengajar;
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap
tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok;
3. Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam perencanaan.
c. Prinsip Evaluasi
Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Dalam
melaksanakan pembelajaran tematik, diperlukan beberapa langkah-langkah positif, yaitu :
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self
evaluation/self assessment) di samping bentuk evaluasi lainnya;
2. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang
telah dicapai berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan
dicapai.
d. Prinsip Reaksi
Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak
mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna.
Pembelajaran tematik memungkinkan hal inui dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat
untuk memunculkan ke permukaan hal-hal yang dicapai.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
a. pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu baik dalam intra mata pelajaran
maupun antar mata pelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
b. Landasan filosofi dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat
yaitu :
1. progresivisme,
2. konstruktivisme, dan
3. humanisme.
c. Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain :
1. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan anak usia sekolah dasar;
2. . Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak
dari minat dan kebutuhan siswa;
3. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar
dapat bertahan lebih lama;
4. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa;
5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan
yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya;
6. Mengembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerjasama, toleransi, komunikasi
dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
d. Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran tematik menurut Triatno (2009) dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Prinsip Penggalian Tema.
2. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
3. Prinsip Evaluasi
4. Prinsip Reaksi

B.     SARAN
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa  makalah ini masih
belum dapat dikatakan sempurna maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dalam pembuatan makalah
selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Masnur Muslich. (2008) KTSP Pembelajaran berbabasis kompetensi dan kontekstual.


Jakarta:Bumi aksara.
Trianto. (2009). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : PT Prestasi
Pustakakarya.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar.
Jakarta : Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan.
Ujang Sukandi. (2003). Belajar Aktif & Terpadu. Surabaya : Duta Graha Pustaka
Udin Syaefudin dkk. (2006). Pembelajaran Terpadu. Bandung : UPI Press.

10

Anda mungkin juga menyukai