Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
                                                                            

A. Latar Belakang
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu
(integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali
dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,
bermakna, dan otentik. Menilik perkembangan konsep pendekatan terpadu di
Indonesia, pada saat ini model pembelajaran yang dipelajari dan berkembang
adalah model pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh Fogarty yang
berawal dari konsep pendekatan interdisipliner yang dikembangkan oleh
Jacob. Pendekatan interdisiplin menekankan pada keterkaitan (linkages) dan
keterhubungan (relationship) antar-disiplin.
Pembelajaran terpadu berawal dari perkembangan skema-skema
pengetahuan yang ada di dalam diri siswa. Pada dasamya pembelajaran
terpadu dikembangkan untuk menciptakan pembelajaran yang di dalamnya
siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya yang dilandasi
oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya. Pendidik lebih berperan sebagai
fasilitator dan mediator pembelajaran.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai
pendekatan belajar-mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Kegiatan
pembelajaran terpadu memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu
tema.
Dari pembahasan di atas, berikut penulis paparkan tema tersebut di atas
sebagai bahan kajian.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran tematik?
2. Apa sajakah landasan pembelajaran tematik?
3. Bagaimanakah karakteristik pembelajaran tematik?
4. Bagimanakah rambu-rambu pembelajaran tematik?

C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan pembelajaran
tematik.
2. Untuk mendeskripsikan landasan pembelajaran tematik.
3. Untuk mendeskripsikan bagaimana karakteristik pembelajaran tematik.
4. Untuk mendeskripsikan bagaimana rambu-rambu pembelajaran tematik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Tematik


Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran
dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob tahun 1989 dengan konsep
pembelajaran interdisipliner dan Fogarty pada ahun 1991 dengan konsep
pembelajaran tepadu. Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan
dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik
dalam intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran. Dengan adanya
pemaduarn itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi peserta tem didik.
Bermakna artinya bahwa pada pembelajaran tematik peserta didik akan
dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman
lansung dan nyata yang menghubungkan antar-konsep dalam intra maupun
antar-mata pelajaran. Jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional,
pembelajaran tematik tampak lebih menekankan pada keterlibatan peserta
didik dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik aktif terlibat dalam
proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan.
BNSP (2006:35) menyatakan bahwa pengalaman belajar peserta
menempati posisi penting dalam usaha meningkatkan kualitas illusan. Untuk
itu, pendidik dituntut harus mampu merancang melaksanakan pengalaman
belajar dengan tepat. Setiap peserta didik memerlukan bekal pengetahuan dan
kecakapan agar dapat hidup di masyarakat, dan bekal ini diharapkan
diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh sebab itu, pengalaman
belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal bagi peserta didik
dalam mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut dengan

3
kecakapan hidup cakupannya lebih luas dibandingkan hanya sekadar
keterampilan.
Kurikulum 2013 SD/MI menggunakan pendekatan pembelajuran tematik
integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbogal tema.
Kata tema berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti “menempatkan"
atau "meletakkan" dan kemudian kata itu mengalami perkembangan sehingga
kata tithenai berubah menjadi tema. Menurut arti katanya, tema berarti
"sesuatu yang telah diuraikan" atau "sesuatu yang telah ditempatkan".
Pengertian secara luas, tema merupakan alat atau wadah untuk
mengenalkan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. Dalam
pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isí kurikulum
dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak
didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Pengpunaan tema
dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan
jelas. Pembelajaran tematik meupakan suatu strategi pembelajaran yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang
bermakna kepada siswa. Keterpaduan pembelajaran ini dapat dilihat dari
aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar-mengajar Jadi
pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam
satu kali pertemuan.
Pengertian pembelajaran tematik dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat yang
digunakan untuk memanami gejala-gejala, dan konsep-konsep, baik yane
berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi
lainnya.
2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang
studi yang mencerminkan dunia ril di sekeliling dan dalam rentang
kemampuan dan perkembangan anak cara untuk mengembangkan
pengetahuan.

4
3. Suatu keterampilan anak secara simultan.
4. Menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda
dengan harapan anak akan belajar lebih baik dan bermakna.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa pembelajaran tematik
adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tama tertentu. Dalam
pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai
contoh, tema "Air" dapat ditinjau dari mata pelajaran fisika, kimia, biologi,
dan matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain,
seperti ips bahasa, agama, dan seni. Pembelajaran tematik menyediakan
keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkarn kesempatan
yang sangat banyak pada peserta didik untuk memunculkan dinamika dalam
proses pembelajaran. Unit yang tematik adalah epitome dari seluruh bahasa
pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk secara produktif
menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin
tahu dengan penghayatan secara alamiah tetang dunia di sekitar mereka.

B. Landasan Pembelajaran Tematik


Adapun landasan pembelajaran tematik, yaitu sebagai berikut:
1. Landasan Filosofis
Dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran
filsafat yaitu progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme.
Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu
ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan,
suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikarn pengalaman siswa.
Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct
experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini,
pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia
mengonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek,
fenomena pengalaman, dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat
ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus
diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa pengetahuan bukan
sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus-

5
menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya
sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya,
potensinya dan motivasi yang dimilikinya.
2. Landasan Psikologis
Pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi
perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi
perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/ materi
pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan
dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.
Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi
pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana
pula siswa harus mempelajarinya.
3. Landasan Yuridis
Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan
atau perat tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun1945, Pasal 31
menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan
pendidikan yang layak.
b. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang
menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9).
c. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan
pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).

C. Karakteristik Pembelajaran Tematik


Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar pembelajaran tematik
memiliká karakieristik- karakteristik sebagai berikut:

6
1. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered) Hal ini
sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitatoryaitu memberikan kemudahan-kemudahan
kepada siswe untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa (direct experiences) Dengan pengalaman langsung ini,
siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkren sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajaran
menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan
siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demíkian, siswa
mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi dalanm kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes fleksibel) di mana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.
6. Menggunakan prinsip PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif,Efektif
dan Menyenangkan)
Pembelajaran tematik berangkat dari prinsip bahwa belajar itu harus
melibatkan anak didik secara aktif dalam mengembangkan kretivitas
anak didik tetapi juga mencapai sasaran. Semua prinsip tersebut harus

7
ditata dalam suasana yang menyenangkan supaya tetap menggaraikan
anak dan tidak membosankan. Pembelajaran yang demikian akhirnya
akan menimbulkan dorongan minat dan motivasi anak didik.
Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik ini menurut TIM
Pengembang PGSD adalah:
1. Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
2. Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek,
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar skemata yang
dimiliki oleh siswa, yang pada gilirannya nanti. Akan memberikan
dampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
3. Otentik, pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara
langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari.
4. Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar pada
pendekatan inquiry discovery di mana siswa terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran, mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga proses
evaluasi

D. Rambu-rambu Pembelajaran Tematik


Adapun rambu-rambu pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
1. Tidak semua mata pelajaran harus disatukan.
2. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester.
Dipadukan. Dibelajarkan secara tersendiri.
3. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, tidak harus Kompetensi
dasar yang tidak dapat dintegrasikan.
4. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap
diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
5. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis,
dan berhitung serta pananaman nilai-nilai moral.

8
6. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa,
lingkungan, dan daerah setempat. Prinsip-prinsip pemilihan tema adalah
sebagai berikut:
a. Kedekatan artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema yang
terdekat dengan kehidupan anak kepada tema yang semakin jauh dari
kehidupan anak.
b. Kesederhanaan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-
tema yang sederhana, ke tema-tema yang lebih rumit bagi anak.
c. Kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema
yang menarik minat anak kepada tema-tema yang kurang menarik
minat anak.
d. Keinsidentalan, artinya peristiwa atau kejadian di sekitar (sekolah)
yang terjadi pada saat pembelajaran hendaknya dimasukkan dalam
pembelajaran walaupun sesuai dengan tema yang dipilih pada hari
itu.

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan
tema-tama tertentu yang dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari
berbagai mata pelajaran.
Landasan filosofis pembelajaran tematik bersandar pada filsafat
pendidikan konstruktivisme, progresivisme dan humanisme. Sedangkan
landasan psikologisnya adalah psikologi perkembangan dan psikologi belajar
diantaranya behavioristik dan gestalt. Landasan yuridisnya adalah UUD 1945,
Undang-Undang Perlindungan Anak, Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional.
Karakterisitk pembelajaran tematik antara lain yaitu berpusat pada siswa,
memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak begitu
jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel,
menggunakan prinsip PAKEM, holistik, bermakna, otentik, dan aktif.

B. Saran
1. Bagi teman – teman mahasiswa/i, materi ini bisa dijadikan bahan
penunjang materi perkuliahan terutama pada mata kuliah pendidikan IPS.

10
2. Bagi masyarakat umum dan pendidik, materi ini dapat dijadikan bahan
bacaan untuk menambah wawasan keilmuan berkaitan dengan
pendidikan IPS.

DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


Offset, 2014.

11

Anda mungkin juga menyukai