Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan bagian integrasi dalam pengembangan. Setiap
pendidikan itu memiliki tingakatan dasar sesuai dalam peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 26 Ayat 1 pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri,
mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalyono(2009) pendidikan sudah tentu tidak
dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk
mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, agar sumber daya
manusia itu dapat bersaing diera yang modern serta bisa berpikir lebih maju lagi
dan dapat bersaing di masa-masa berikutnya.Sedangkan manusia yang
berkualitas itu, dilihat dari segi pendidikan, yang mana telah terkandung di dalam
tujuan pendidikan telah kita ketahui bersama (Hartanto, 2011, hal. 82).
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang
memadukan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam berbagai
tema. Dalam pembelajaran tematik terpadu, tema yang dipilih berkenaan dengan
alam dan kehidupan manusia. Melalui pembelajaran tematik terpadu peserta didik
dapat mengembangkan kreatifitasnya masingmasing, siswa tidak hanya
bergantung pada penjelasan guru saja tetapi mereka bisa belajar sendiri untuk
memecahkan masalah mereka masingmasing. Selain itu siswa menjadi lebih aktif
tidak terkesan pasif seperti pada kurikulum sebelumnya. Untuk menciptakan
pembelajaran tematik terpadu yang berhasil maka guru dan siswa harus saling
berkesinambungan agar tercipta tujuan pendidikan yang diinginkan oleh guru dan
siswa. (Majid, 2014,hal. 49).
Saat ini pembelajaran masih belum sempurna karena masih terdapat
kendala dalam proses pembelajaran yang masih terfokus kepada guru. Siswa
hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu diciptakanlah
dan dikembangkanlah Kurikulum 2013 atau tematik terpadu yang dapat membantu
para guru dalam proses pembelajaran.

1
Oleh karena itu, guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap
terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Guru yang berkualitas
akan selalu menyusun suatu perencanaan untuk proses pembelajarannya,
sehingga tidak ada alasan guru ketika mengajar di kelas tanpa perencanaan
pembelajaran. Salah satu aspek dalam perencanaan pembelajaran yaitu guru
menyusun suatu perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses
pembelajarannya.
Pembelajaran tematik sangat membantu dalam meningkatkan ketempilan
berpikir menyeluruh dan kebermaknaan belajar.pengetahuan yang diterima siswa
dapat tersimpan dengan lebih baik karena onformasi yang masuk kedalam bawah
sadar pikirin siswa melalui proses yang logis dan alami dari tema-tema yang di
sajikan. Pembelajaran tematik juga menbantu siswa agar lebih dekat dengan
objek yang sedang dipelajarinya. lebih menekankan pada keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga
siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang di pelajarinya.melalui
pengalaman langsung siswa akan memahami konsepkonsep yang mereka pelajari
dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui problematika pada pembelajaran tematik di kelas V B di
SDN 106806 Cinta Rakyat dimasa pandemi
2. Untuk mengetahui kendala dalam pembelajaran tematik di kelas V B di SDN
106806 Cinta Rakyat dimasa pandemi.
3. Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi problematika pembelajaran
tematik di kelas V B di SDN 106806 Cinta Rakyat dimasa pandemi.
C. Manfaat
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan manfaat
bagi kepentingan ilmu pendidikan khususnya dalam dunia pendidikan penelitian ini
adalah sebagai upaya untuk mengetahui apa saja problematika pada
pembelajaran tematik di kelas V B di SDN 106806 Cinta Rakyat dimasa pandemic.
Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru apa saja

2
problematika yang dihadapi dan apa yang harus dilakukan guru untuk mengatasi
problematika tersebut.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Pembelajaran Tematik


Ada banyak ahli yang memberikan pengertian tentang pembelajaran
tematik, diantaranya adalah menurut Joni.T.R (1996;3) yang mengartikan
pembelajaran tematik sebagai suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan
siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan
menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.
Pembelajaran tematik akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik atau
eksplorasi tema menjadi pengendali dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
berpartisipasi dalam eksplorasi tema maka siswa akan sekaligus belajar tentang
proses dan isi beberapa mata pelajaran secara serempak.
Senada dengan pendapat di atas, menurut Hadi Subroto (2000;9),
pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu tema
tertentu yang mengaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan
dengan konsep lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan baik dalam
satu bidang studi atau lebih dan dengan beragam pengalaman belajar sehingga
pembelajaran menjadi semakin bermakna. Sedangkan menurut Sukmadinata
(2004;197) lebih memandang pembelajaran tematik sebagai suatu model
pembelajaran dengan fokus pada bahan ajaran. Bahan ajaran disusun secara
terpadu dan dirumuskan dalam bentuk tema-tema pembelajaran.
Adapun menurut Sukandi dkk (2001:3), pembelajaran tematik pada
dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran dengan memadukan
materi dari beberapa mata pelajaran dalam suatu tema. Dengan demikian,
pelaksanaan dalam pembelajaran tematik dapat dilakukan dengan mengajarkan
beberapa materi pelajaran yang disajikan dalam satu pertemuan. Pembelajaran
tematik sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar
yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa.
Dari beragam pengertian di atas tentang model pembelajaran tematik, maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang

4
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman belajar bermakna kepada peserta didik di SD kelas
rendah. Pembelajaran tematik akan terjadi jika eksplorasi dari suatu tema yang
merupakan inti dalam pembelajaran berjalan secara wajar. Selain itu dibutuhkan
juga peran aktif siswa dalam eksplorasi tema tersebut agar dapat dipelajari
dengan mudah. Kegiatan pembelajaran akan berlangsung diseputar tema
kemudian akan membahas konsep-konsep pokok yang terkait dengan tema yang
diusung.
B. Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 adalah
pembelajaran tematik terpadu. Kegiatan pembelajaran berbasis tematik
didasarkan pada sebuah tema yang didalam tema tersebut terdiri dari beberapa
mata pelajaran yang digabungkan menjadi sebuah tema. Pembelajaran tematik
adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema- tema tertentu, dalam
pengertian lain Pembelajaran tematikadalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Melalui pembelajaran
tematik penyampaian mata pelajaran yang ada dikaitkan dengan menggunakan
tema-tema yang dekat dengan lingkungan siswa sehingga diharapkan bisa
memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan atau Kemendikbud berpendapat bahwa proses pembelajaran
menggunakan pendekatan scientific dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi, menyadari bahwa
informasi bisa berasal darimana saja, kapan saja, dan tidak bergantung pada
informasi yang diberikan olehguru. Selain itu, perlu diingat bahwa penilaian
pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa dalam pembelajaran tematik
dilakukan dengan mengkonversi nilai yang diperoleh siswa. Kegiatan
pembelajaran harus melibatkan berbagaiketrampilan siswa seperti ketrampilan
fisik, intelektual dan juga mata pelajaran.
Model pembelajaran tematik di sekolah dasar lebih menekankan pada
keterlibatan siswadalam proses belajar atau mengarahkan siswa secara aktif
terlibat dalamproses pembelajaran. Melalui pembelajaran tematik siswa dapat

5
memperolehpengalamanlangsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri
berbagai pengetahuan yangdipelajari secara holistik, bermakna, autentik dan aktif.
Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh
terhadap kebermaknaanbelajar siswa. Pengalaman belajar menunjukan kaitan
unsur-unsur konseptual menjadi proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan
konseptual antara mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema,
sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan.
Pentingnya pembelajaran tematik diterapkan disekolah dasar karena pada
umumnya siswa pada tahap ini masih melihatsegala sesuatu sebagai satu
keutuhan (holistik), perkembangan fisiknya tidakpernah bisa dipisahkan dengan
perkembangan mental, sosial, dan emosional.
Dalam pembelajarantematik ini, siswa diharapkan dapat memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yangberkaitan dengan pembelajaran
tematik ini, sekiranya dapat memberikankeuntungan bagi siswa maupun bagi guru
sendiri,yaitu :(1) siswa lebih memusatkan perhatiannya pada suatu tema tertentu,
(2) siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi dasar antara matapelajaran dalam tema yang sama,(3) pemahaman
terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan,(4) kompetensi dasar
dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan
pengalaman pribadi siswa,(5) guru dapat menghemat waktu karena mata
pelajaran disajikan secara terpadu, sehingga materi dapat dipersiapkan sekaligus
dan dapat diberikan dalam dua atau tiga pertemuan,(6) siswa lebih bergairah
belajar atau termotivasi, dan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa
karenadapat berkomunikasi dalam situasi nyata.
C. Implikasi Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar
a. Implikasi bagi guru
Dalam pembelajaran tematik memerlukan guru yang lebih kreatif
baik dalam hal menyiapkan kegiatan pembelajaran, juga dalam hal
pemilihan kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya
agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan
utuh.

6
b. Implikasi bagi siswa
Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran tematik memberikan
peluang untuk pengembangan kreativitas. Hal ini disebabkan,
pembelajaran tematik menekankan pada pengembangan kemampuan
analitik terhadap konsep-konsep yang dipadukan. Aktivitas pembelajaran
lebih banyak berpusat kepada siswa sehingga menuntut siswa untuk lebih
aktif. Siswa harus siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang
dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara
individual, berpasangan, kelompok ataupun klasikal. Siswa juga harus
memiliki kesiapan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi
secara aktif, misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan
penelitian sederhana dan pemecahan masalah.
c. Implikasi bagi sarana dan prasarana
Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa
baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali
dan menemukan konsep serta prinsipprinsip secara holistik dan otentik.
Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan
prasarana belajar. Pembelajaran tematik perlu memanfaatkan berbagai
sumber belaajr baik yang sifatnya didesain secara khusus untuk
keperluan pelaksanaaan pembelajaran (by design) maupun sumber
belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by
utilization). Pembelajaran tematik juga perlu mengoptimalkan penggunaan
media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa
dalam memahami konsep-konsep yang abstrak. Dalam pelaksanaannya,
pembelajaran tematik di SD masih dapat menggunakan buku ajar yang
sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan
dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang
memuat bahan ajar yang terintegrasi.
d. Implikasi terhadap pengaturan ruang
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu untuk melakukan
pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan
ruang tersebut meliputi penataan yang disesuaikan dengan tema yang

7
sedang diajarkan, susunan bangku yang dapat diubah-ubah disesuaikan
dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung dan ada
kalanya jika diperlukan peserta didik tidak selalu duduk di kursi akan tetapi
dapat juga duduk di tikar atau karpet. Kegiatan pembelajaran tematik
hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Dinding kelas dapat juga dimanfaatkan untuk
memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber
belajar. Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga
memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya
kembali.
e. Implikasi terhadap proses pembelajaran
Pembelajaran tematik dalam implementasinya menuntut
dilakukan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan ulti metode.
Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik misalnya
percobaan, bermain peran, penelitian sederhana, demonstrasi, tanya
ajwab dan bercakap-cakap.
D. Problematika Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar
Sumber permasalahan pada pelaksanaan pembelajaran tematik yaitu:
a. Kendala merancang RPP masih dijadikan permasalahan di kalangan para
guru.
b. Media pembelajaran di sekolah masih kurang lengkap.
c. Pemahaman guru mengenai pembelajaran tematik terintegrasi dapat
menunjukkan seberapa besar kesiapan guru mengimplementasikan
pembelajaran tematik terintegrasi.
d. Penggunaan media teknologi informasi digunakan dalam proses penilaian
E-raport.
Permasalahan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
yaitu:
a. Guru tidak menyusun RPP secara mandiri, melainkan dengan menyalin
atau mendownload RPP di internet. RPP hasil mendownload dari internet
maupun menyalin milik guru lain kemudian diedit, diperbaiki identitasnya.

8
Guru beberapa kali menyusun RPP secara mandiri namun guru
menyatakan kesulitan dalam menyusun indikator dan tujuan pembelajaran.
b. Media pembelajaran kurang bervariatif. Media pembelajaran di sekolah
masih kurang lengkap. Sekolah belum mempunyai LCD, sehingga guru
menggunakan media pembelajaran seadanya yang tersedia di sekolah.
c. Guru kesulitan dalam mengaitkan antar materi pembelajaran. Guru
kesulitan mencari topik yang tepat supaya semua mata pelajaran dapat
berkesinambungan antara satu mapel dengan yang lainnya.
d. Guru kesulitan dalam menggunakan aplikasi E-raport. Salah satu guru tidak
bisa mengoperasikan dengan lancar. Alhasil ketika menginput data guru
meminta bantuan guru lain untuk memasukkan data pada komputer.
Sedangkan guru yang mampu mengoperasikan komputer tidak ada kendala
dalam proses penilaian dengan menggunakan aplikasi E-raport, hanya saja
guru harus benar-benar teliti dalam menginput data karena data yang
diinput cukup banyak.

9
BAB III

METODE PENELITIAN

a) Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian


Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 106806 Cinta Rakyat, Jl Rela Dusun
X Desa Cinta Rakyat, Cinta Rakyat, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang,
Sumatera Utara. Lokasi tersebut dipilih karena memiliki aspek- aspek pendukung,
agar penelitian dapat berjalan dengan baik.Alokasi waktu penelitian ini dilakukan
pada Rabu,13 April 2022 pukul 11.00 WIB.
b) Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Menurut Suharsimi (2005:234) “penelitian deskriprif
kualitatif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya
mengambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan”.
Abdurrahmat Fatohi (2006:97) mengemukakan penelitian deskriptif yaitu suatu
penelitian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan dan mengadakan
pengukuran terhadap gejala tertentu. Penelitian ini berusaha untuk
mengungkapkan bagaiamana Problematika guru dalam pembelajaran tematik di
SD Negeri 106806 Cinta Rakyat khusus pada kelas 5 dimasa pandemi.
c) Sumber Data
Subjek penelitian merupakan sasaran yang diteliti. Yang menjadi subjek
sasaran dalam penelitian ini adalah adalah Guru Kelas V di SD Negeri 106806
Cinta Rakyat, yang bernama Ibu Sri Harian, S.Pd dan Obyek Penelitian adalah
siswa Kelas V di SD. N 035935 Pancuran.
d) Teknik Pengumpulan Data
Dalam Penelitian ini untuk memperoleh data tentang masalah yang akan diteliti
penulis menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut :
a. Observasi

10
Observasi menurut Usman dalam bukunya Metodologi Penelitian
Sosial adalah pengamatan dan penentuan sistematis terhadap gejala-
gejala yang diteliti. Observasi langsung adalah pengamatan dan
pencatatan terhadap objek ditempat kejadian atau berlangsungnya
peristiwa, sehingga observasi berada bersama obyek yang
diselidiki.Peneliti akan mengamati secara langsung dan mencatat segala
permasalahan yang diteliti, melalui teknik ini gambaran tentang
bagaimana Problematika guru dalam pembelajaran tematik di SD Negeri
106806 Cinta Rakyat khusus pada kelas 5 dimasa pandemi.
b. Wawancara
Wawancara menurut Meleong dalam bukunya Metodologi
Penelitian Kualitatif adalah penelitian dengan maksud tertentu .
percakapan ini dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviever) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (internever) yang
memberikan jawaban atas pertanyan itu. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan percakapan langsung untuk mendapatkan informasi atau
keterangan dari sumber data dan respond tentang masalah yang
berhubungan dengan penelitian. Melalui teknik wawancara ini, peneliti
ingin menggali data-data sebagai berikut:
 Pelaksanaan pembelajaran tematik di masa pandemi
 Perubahan/penyesuaian pembelajaran tematik dimasa pandemi dengan
pembalajaran tematik sebelum pandemi.
 Respon siswa pada pembelajaran tematik sebelum dan sesudah masa
pandemi.
 Kesulitan atau kendala dalam pembelajaran tematik dimasa pandemi.
 Solusi untuk meminimalisir kesulitan pembelajaran tematik di masa
pandemi.
 Hal yang harus diperbaiki atau diubah untuk menunjang pembelajaran
tematik khususnya dimasa pandemi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu setiap bahan yang ditulis, film dan gambar
yang dapat memberikan informasi.Melalui teknik ini penulis berusaha

11
untuk memperoleh data dari hasil sumber tertulis, melalui dokumen ini
atau tulisan simbolik yang memiliki relevansi dengan penelitian sehingga
dapat melengkapi data yang diperoleh dilapangan.Pada penelitian ini
peneliti mengambil dokumentasi dengan bentuk rekaman dan foto.
e) Teknik Analisis Data
Penulis menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan oleh Mines
dan Hubberman yang dikutip Qodir (1999) bahwa teknik analisis data penelitian
kualitatif ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
a. Collecting data (pengumpulan data) yaitu penulis melakukan pengumpulan
data-data yang diperlukan melalui observasi,wawancara dokumentasi.
b. Data Reduction (Pemilihan data), yaitu semua data yang dikumpulkan dan
dipilih antara yang relevan dan yang tidak relevan dalam penelitian.
c. Data Display (penampilan data), yaitu penulis menyajikan data dalam bentuk
laporan secara sistematik dan mudah, dibaca serta dipahami.
d. Conclusion (menarik kesimpulan), berdasarkan data relevan yang
dikumpulkan dan ditampilkan tersebut, kemudian ditarik satu kesimpulan
untuk memperoleh hasil akhir penelitian.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada bab ini berisi uraian dan penjelasan mengenai data hasil penelitian
tentang permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran tematik seperti yang
sudah dirumuskan pada bab 1. Penelitian ini dilakukan dengan metode
wawancara /interview yang merupakan proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden/ orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara. Adapun hasil dari wawancara yang
dilakukan sebagai berikut;

1. Sudah Berapa lama ibu mengajar diSDN 106806 Cinta rakyat ini ?
Jawaban: Saya mengajar di sekolah ini dari tahun 2000, jadi 22 tahun.

2. Berapa lama ibu mengajar di kelas ini ?, Berapa jumlah peserta didik yang
belajar di kelas ibu saat ini ?
Jawaban : Mulai mengajar di kelas 5 mulai tahun 2020. Jumlah siswa ada 35
orang.

3. Bagimana pelaksanaan pembelajaran tematik kelas ibu?, bagaimana ibu


mengaitkan mata pelajaran dengan menggunakan satu topik/tema?
Jawaban : Tematik itu seperti yang kita ketahui dia berkaitan antara bidang studi
yang sama dengan bidang studi lain. Misalnya hari ini kita belajar bahasa
indonesia ada kaitannya dengan agama bisa, nah solat kan 5 waktu disitu
kan ada matematika. Nah memang matematika ini kan sudah lepas, kalo dulu
itu masih di gabung sekarang sudah sendiri. Nah masukkan nya itu seperti
misalnya ips, kita belajar kebudayaan nanti ada pembelajaran pkn tentang

13
toleransi. Intinya dalam pembelajaran tematik tidak pernah hanya belajar satu
mata pelajaran saja. Semua tergantung gurunya dalam menarik benang
benang untuk membuat pelajaran saling terhubung.

4. Apa saja Perubahan/penyesuaian pembelajaran tematik dimasa pandemi


dengan pembalajaran tematik sebelum pandemic.
Jawaban : Yang pertama mengenai lokasi waktu mengajar, jam biasanya
sebelum pandemi dimulai dari setengah 8 pulang jam 12 : 15, tapi pada masa
pandemi sudah ada 3 kali perubahan. Yang pertama tidak boleh belajar sama
sekali tapi saya siasati dengan kerumah rumah, karna nggak semua anak
punya hp jadi di bagi sampe 4 kelompok dengan rumah yang berdekatan.

5. Bagaimana respon siswa pada pembelajaran tematik, apakah ada perbedaan


respon dengan pembelajaran tematik sebelum pandemi ?.
Jawaban : Responnya ya waktu sebelum pandemi responnya bagus walaupun
intelegensi nya kurang tapi kan kami ada les, pulang sekolah dia nggak
langsung pulang kami ajarin dulu. Nah setelah pandemi jadi parah karena
banyak yang nggak datang, muridnya nggak pernah full, misalnya kami itu
sekelompok ada 8 orang, ada aja yang nggak datang.

6. Apa saja kesulitan kesulitan atau kendala yang ibu rasakan dalam
pembelajaran Tematik dimasa pandemi ?
Jawaban : Kesulitan pelajaran tematim di masa pandemi ini ya anak anak kan
pake gelombang belajarnya. Misalnya saya sudah menerangkan dengan
semangat dan maksimal di kelompok A, nanti masuk kelompom B
semangatnya saya sudah berkurang tidak bisa maksimal. Makanya solusi
saya kepada anak anak itu dengan minjam catatan dari anak anak yang
sudah belajar. Nanti saat di sekolah saya kan meminta catatan itu, jadinya
saya ingat apa yang harus saya terangkan. Kendala lainnya saya tidak
paham teknologi

14
7. Bagaimana cara atau solusi yang ibu terapkan untuk meminimalisir kesulitan
pembelajaran tematik di masa pandemi ini?
Jawaban : Solusinya itu tadi saya meminta kepada anak anak untuk minjam
catatan dari anak anak yang sudah belajar. Nanti saat di sekolah saya kan
meminta catatan itu, jadinya saya ingat apa yang harus saya terangkan.
Untuk hal hal yang berkaitan dengan IT bisa minta tolong dengan guru guru
yang masih muda muda karna saya di ajari ya sudah susah.

8. Menurut ibu hal positif apa yang dapat diterima dalam pembelajaran tematik
dimasa pandemi?
Jawaban: Hal positif nya ada, anak jadi pandai pake hp.

9. Menurut ibu apa saja yang harus diperbaiki atau diubah untuk menunjang
pembelajaran tematik khususnya dimasa pandemi saat ini?
Jawaban : Menurut saya tematik itu sudah bagus. Tapi sebelum tematik yaitu
KTSP yang lama itu lebih enak belajarnya dari pada tema tema ini. Apalagi
saya ini punya kendala yaitu kurang paham tehnologi. Memang ada
bimbingan untuk belajar tekhnologi bagi guru guru tapi kami unjuk yang muda
muda saja.

10.Apakah ada perubahan penilaian dalam pelajaran tematik sebelum dan


sesudah pandemi?
Jawaban : Perubahan sistem penilain tematik sebelum dan sesudah pandemi
ada, saat pandemi banyak pake perasaan gurunya.

11.Apa saja sumber pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tematik


ini? Jawaban : Sumber belajar tematik yang digunakan adalah internet dan
buku tematik.

B. Pembahasan
Kemunculan wabah penyakit Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
menimbulkan adanya tatanan gaya hidup baru secara global, salah satunya dalam

15
dunia pendidikan. Berbagai macam perubahan dan peraturan dibuat demi
menimalisir dampak covid 19 yang menghambat proses pendidikan. Perubahan
dan penyesuaian yang dilakukan tentunya akan mempengaruhi proses
pendidikan, khususnya dalam pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah
pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik.
Tema yang dimaksud dalam hal ini adalah adalah pokok pikiran atau gagasan
pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
SDN 106806 Cinta rakyat, menjadi lokasi untuk melakukan penelitian.
Penelitian ini difokuskan untuk pembelajaran tematik di kelas tinggi pada masa
pandemi covid 19, dengan Ibu Sri Hariati S.Pd wali kelas V-B sebagai informan.
Berdasarkan hasil wawancara Ibu Sri sudah mengajar di SDN 106806 Cinta rakyat
sejak tahun 2000 dan ditempatkan menjadi wali kelas V-B mulai 2020 sampai
sekarang. Jadi dapat diketahui bahwa ibu ini sudah mengajar 22 tahun di sekolah
dan 2 tahun menjadi wali kelas V-B dan tentunya sudah memiliki banyak
pengalaman dalam mengajarkan pembelajaran tematik baik sebelum dan sesudah
mewabahnya covid 19.
Pelaksanaan pembelajaran tematik dikelas V-B kurang lebih sama, baik
sebelum maupun sesudah mewabahnya masa pandemi covid 19, dimana guru
mengaitkan beberapa mata pelajaran kedalam satu tema. Pada pembelajaran
tematik dikelas tinggi beberapa pembelajaran sudah berdiri sendiri, artinya mata
pelajaran tersebut tidak dimuat lagi dalam pembelajaran tematik. Matematika atau
pun agama adalah salah satu contoh mata pelajaran yang berdiri sendiri,
meskipun berdiri sendiri guru atau informan tetap menggaitkan tema kedalam
mata pelajaran tersebut. Misalnya hari ini belajar tentang sholat ada kaitannya
dengan pkn dan agama seperti solat 5 waktu disitu juga ada kaitannya dengan
matematika.
Pembelajaran tematik mengalami beberapa perubahan/penyesuaian
sesuasi kondisi pandemi covid 19. Berdasarkan hasil wawancara
perubahan/penyesuaian pembelajaran tematik dikelas ini mengenai alokasi waktu
belajar mengajar. Sebelum masa pandemi pembelajaran dimulai pada pukul 8.30
dan berakhir pada pukul 12.15, kemudian setelah pandemi waktu pembelajaran

16
dipercepat masuk pukul 8.30 dan berakhir pukul 10.00. Selama masa pademi
proses pembelajaran ini sudah 3 kali mengalami perubahan, dimana perubahan
pertama yaitu proses pembelajaran dilakukan secara daring dari rumah,
perubahan kedua yaitu pembelajaran dilakukan secara bergantian 2 sampai 3 kali
seminggu. Perubahan ketiga yaitu proses pembelajaran dilakukan di sekolah
dengan waktu yang relatif singkat.
Perubahan atau penyesuaian yang turut mewarnai pembelajaran tematik di kelas
v ini adalah adanya perubahan sistem belajar homevisit berkelompok. Dikelas v
ini kelompok belajar dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing masing 8 dan 9
peserta didik. Ibu mengunjungi rumah salah satu anak didiknya, kemudian
anggota kelompok yang sudah ditentukan datang ke tempat tersebut untuk
belajar. Satu hari ibu dapat mengajar di 4 tempat yang berbeda.
Perubahan atau penyesuaian yang selanjutnya adalah perubahan dalam
sistem penilaian. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa penilaian dalam
pembelajaran tematik adalah penilaian Autentik yaitu penilaian terhadap
kompetensi yang benar benar diperoleh peserta didik berdasarkan aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Penilaian Autentik ini dapat berupa tes
tertulis, tes lisan, penugasan, penilaian praktek, proyek, portofolio, observasi
langsung, dan sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara, penilaian pada
pembelajaran tematik dikelas ini lebih ke penilaian pengetahuan dengan tes
tertulis. Selain itu penilaian yang diberikan lebih ke perasaan guru. pembelajaran
di masa pandemi ini banyak kendala dan kesulitan yang dialami oleh anak didik,
kesulitan dan hamatan ini yang membuat guru memberikan penilaian tidak
sepenuhnya berdasarkan kompetensi peserta didik.
Selain perubahan alokasi waktu belajar, sistem pembelajaran dan sistem
penilaian , respon siswa dalam pembelajaran tematik juga mengalami perubahan.
Respon siswa terhadap pembelajaran tematik sebelum pandemi baik meskipun
intelegensi anak didik kurang, kami berusaha untuk memberikan les tambahan
sepulang sekolah dan anak itu mau mengikuti les tersebut. Sedangkan respon
siswa dimasa pandemi kurang baik, banyak siswa yang tidak datang. Setiap
pembelajaran anak didik tidak pernah hadir semua. Jumlah siswa di kelas V-B ada
35 anak didik, artinya setiap pembelajaran anak didik tidak pernah full 35 orang.

17
Adanya perubahan dan penyesuaian terhadap pembelajaran tematik
dimasa pandemi ini membuat pembelajaran tidak optimal. Banyak kendala dan
kesulitan yang dialami guru ataupun pendidik. Berdasarkan hasil wawancara
kendala dan kesulian guru yang pertama adalah guru kelelahan atau kecapean
mengajar materi yang sama di 4 tempat yang berbeda setiap hari. Dalam hal ini
Terkadang ibu ini hanya memberikan catatan kepada anak di kelompok belajar A
untuk di catat anak di kelompok belajar C atau D.
Kendala atau kesulitan yang kedua adalah ketidakmampuan guru dalam
pemanfaatan teknologi untuk menunjang proses pembelajaran. ibu ini sudah
memiliki usia 56 tahun sehingga tidak memiliki pemahaman yang cukup baik
dalam memanfaatkan teknologi seperti membuat video pembelajaran dan
sebagainya. Ibu hanya menggunakan teknologi seperti hp untuk berkomunikasi
dengan anak didik melalui WA group kelas. Dinas pendidikan yang terkait sudah
memberikan alternatif untuk membantu guru dalam pemanfaatan teknologi seperti
pelatihan atau sosialisasi. Namun biasanya guru yang diberangkatkan ke sana
adalah guru yang lebih muda, yang bisa menangkap ilmu atau informasi yang
diberikan.
Diantara banyaknya kendala dan kesulitan yang dialami guru ataupun
anak didik, ternyata pembelajaran tematik di masa pandemi ini juga mampu
memberikan dampak yang postif. Dampat positif tersebut adalah anak didik
mampu menggunakan teknologi seperti handphone untuk membantu menunjang
proses pembelajaran. Hal ini juga menjadi peran penting orang tua dalam
mengawasi dan memberikan batasan untuk anak didik sehingga penggunaan
teknologi tersebut tidak salah digunakan. Pemanfaaatan teknologi dalam proses
pembelajaran untuk anak didik dapat dirasakan langsung oleh guru ketika guru
menyuruh anak didik untuk mencari informasi ataupun materi di google, banyak
anak didik yang mampu memberikan materi yang lengkap melebihi yang
diharapkan guru. Berdasarkan hal ini sumber belajar tematik tidak hanya buku
tematik saja, melainkan internet.
Berdasarkan hasil wawancara, pembelajaran tematik itu sudah sangat
bengus diterapkan disekolah dasar. Namun untuk proses mengajarkannya KTSP

18
menjadi pilihan yang lebih enak karena guru tidak perlu kesusahan dalam
mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SDN 106806
Cinta Rakyat Kecamatan Percut Sei Tuan ditemukan bahwa pembelajaran tematik
di sekolah pada masa pandemi mengalami banyak perubahan, baik dalam alokasi
waktu belajar, sistem pembelajaran dan sistem penilaian , dan respon siswa
dalam pembelajaran tematik juga mengalami perubahan. Adanya perubahan dan
penyesuaian terhadap pembelajaran tematik dimasa pandemi ini membuat
pembelajaran tidak optimal. Banyak kendala dan kesulitan yang dialami guru dan
peserta didik. Kendala dan kesulitannya seperti ketidakmampuan guru dalam
pemanfaatan teknologi untuk menunjang proses pembelajaran, guru merasa lelah
karena mengajar materi yang sama sebanyak 4 kali dalam sehari, dan anak didik
kesulitan belajar karena tidak mempunyai handphone. Pembelajaran tematik di
masa pandemi ini juga mampu memberikan dampak yang postif. Dampak positif
tersebut adalah anak didik mampu menggunakan teknologi seperti handphone.
B. Saran
Dari observasi yang telah dilakukan maka penulis memberikan saran
bahwa pembelajaran tematik di SD ini harus terus dioptimalkan agar peserta didik
dapat memahami pembelajaran dengan baik walaupun ditengah keadaan
pandemic Covid-19. Untuk itu, guru harus dapat menyesuaikan kebutuhan siswa,
metode pembelajaran, serta model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
seperti ini. Guru juga harus meningkatkan kemampuan dalam pengguaan

19
teknologi seperti handphone dan sebagainya agar pembelajaran pada masa
pandemi Covid-19 dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

ALIYAH, A. (2017). PERAN GURU KELAS DALAM PENANAMAN NILAI KARAKTER


SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III B SD MUHAMMADIYAH
AMBARBINANGUN TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN
AJARAN 2016/2017 (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA).

Majid, A. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Prastowo, A. (2019). Analisis pembelajaran tematik terpadu. Prenada Media.

Ratulangi, T. (2016). Analisis Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Tematik


Menurut Kurikulum 2013 di SD Negeri 1 Sopai Kabupaten Toraja Utara. Daya
Matematis: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika, 4(1), 13-19.

Undang-Undang. 2006. Undang-undang R.I. no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Jakarta: BP. Cipta Jaya

Uno, Hamzah .B 2008. Profesi Kependidikan : Problema, Solusi, dan Reformasi


Pendidikan di Indonesia. Jakarta : PT Bumi Aksara.

20
LAMPIRAN

21
22
23

Anda mungkin juga menyukai