Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid. Tema adalah
pokok pikiran atau atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran tematik
terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem
pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individu maupun
kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip
keilmuansecara holistik, bermakna, dan otentik.
Pembelajaran terpadu berawal dari pengembangan skema-skema
pengetahuan yang ada di dalam diri siswa. Hal tersebut merupakan salah
satu pengembangan filsafat konstrustivisme. Salah satu pandangan
tentang konstruktivisme dalam pembelajaran adalah bahwa dalam proses
belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik
kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri (selfregulation).
Pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak
melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan
bahwa pendekatan belajar-mengajar melibatkan beberapa bidang studi
untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Dikatakan
bermakna karena dalam pembelajaran terpadu anak akan memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung
menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Bermakna artinya bahwa pada pembelajaran tematik peserta didik akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman
langsung dan nyata yang menghubungkan antar-konsep dalam intra
maupun antar-mata pelajaran. Jika dibandingkan dengan pendekatan
konvensional, pembelajaran tematik tampak lebih menekankan pada
keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga peserta
didik aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran untuk pembuatan
keputusan.
Kurikulum 2013 SD/Ml menggunakan pendekatan pembelajaran
tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik
integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai
tema. Kata tema berasal dan' kata Yunani tithenai yang berarti
“menempatkan" atau “meletakkan” dan kemudian kata itu mengalami
perkembangan sehingga kata tithenai berubah menjadi tema. Menurut
arti katanya, tema berarti "sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu
yang telah ditempatkan”
Pengertian secara luas, tema merupakan alat atau wadah untuk
mengenalkan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh Dalam
pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum
dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa
anak didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan
tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara
mudah dan jelas. Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan
pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek
kurikulum, dan aspek belajar-mengajar. Jadi pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu
materi dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali
pertemuan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa pembelajaran
tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tama
tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata
pelajaran. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman
implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak
pada peserta didik untuk memunculkan dinamika dalam proses
pembelajaran. Unit yang tematik adalah epitome dari seluruh bahasa
pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk secara produktif
menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa
ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tetang dunia di sekitar
mereka.
Dalam dunia pendidikan, istilah integratif biasanya dikaitkan
dengan sebuah gerakan untuk pendidikan demokratis yang memusatkan
pada persoalan-persoalan aktual sebagai kurikulum inti. Pembelajaran
integratif berpusat pada pengorganisasian persoalan-persoalan penting
dalam kurikulum sekolah dengan dunia yang lebih luas. Integrasi ini akan
menghubungkan persoalan satu dengan persoalan ainnya, sehingga
terbangunkanlah kesatuan (unity) pengetahuan. Sebuah pengetahuan
yang mempresentasikan kesatuan bagian-bagian dengan keseluruhannya
(part-whole relationships).
Pengorganisasian ini menyajikan penyatuan pengetahuan dalam
sebuah kurikulum agar lebih mudah diterima dan bermakna bagi peserta
didik, sehingga peserta didik mampu mengembangkan pengertian
mereka mengenai diri mereka sendiri dan dunia yang lebih luas. Integrasi
dalam pembelajaran diharapkan melahirkan pemahaman yang
komprehensif pada diri peserta didik dan lingkungannya. Hal ini terkait
dengan pemahaman bahwa diri manusia adalah bagian dunia yang lebih
luas, sehingga peserta didik harus mampu memahami pengetahuan yang
diterimanya melalui kurikulum beserta implementasi dan
perkembangannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena, kurikulum yang
tersajikan secara integratif membiasakan dan melatih peserta didik
memahami pengetahuan dan fenomenanya dalam kehidupan secara
komprehensif.
Pola pembelajaran yang mencoba mengintegrasikan kurikulum
atau materinya sangat bervariatif. Tentu saja, pemilihan pola tersebut
sangat bergantung pada tujuan yang ingin dicapainya serta potensi yang
dimilikinya. Jika tujuan pembelajaran telah ditetapkan. guru dapat lebih
mudah menentukan pola apa yang akan dipilihnya sebagai model
pembelajaran.
Diklat Teknis harus mampu menghasilkan tenaga-tenaga yang
kompeten yang nantinya dapat menunjukkan sikap profesional dan skill
yang lebih baik dari sebelum mengikuti diklat teknis tersebut. Namun
kenyataan yang terjadi saat ini, sebuah diklat teknis yang dalam
pelaksanaannya melibatkan begitu banyak ide-ide dan aktifitas-aktifitas
positif yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan
pesertanya, akhirnya hanya menjadi ajang ngumpul dan wahana hiburan
sesaat bagi para pesertanya tanpa menyadari bahwa ada hal yang sangat
penting yang terlewatkan oleh mereka, yaitu menjadi individu yang
meningkat kemampuannya. pelaksanaan diklat teknis akan menjadi
optimal jika saja dalam pelaksanaannya tetap mengacu pada aturan
pemerintah dan setiap tahapan dalam pelaksanaan diklat direncanakan
dengan baik dan tidak keluar dari koridor yang telah ditetapkan, dan
pada saatnya diklat teknis akan menjadi “sumber energi” yang
memberikan “kekuatan” baru bagi seluruh pesertanya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 19 Tahun
2020 tentang Penyelenggaaraan Pelatihan Sumber Daya Manusia di
Lingkungan Kementerian Agama, kegiatan pelatiyan yang terencana dan
bernejang perlu dilaksanakan sebagai wadah untuk mewujudkan sumber
daya manusia Kementerian Agama yang memiliki keteladanan, integritas,
profesionalitas, inovasi dan tanggungjawab.
Merujuk juga pada putusan Kepala Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI No. 685 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Diklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan dan
dengan diterbitkannya Surat Keputusan Kepala Badang Litbang dan
Diklat Kementerian Agama RI No. 18 Tahun 2020 tentang Kurikulum
Pelatihan diklat Teknis dan kemudian di paparkan pada POK yang
tercantum damal RKAKL Balai Diklat Keamgaaan Padang Tahun 2021,
maka salah satu kegiatan pelatihan Pelatihan Pembelajaran Tematik MI
pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi
Sumatera Barat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyusun
Laporan Pelatihan Diklat Teknis Pelatihan Pembelajaran Tematik
Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021 di Simpang
Empat.

B. Tujuan Diklat
Adapun tujuan diklat teknis adalah untuk meningkatkan
kompetensi guru yang meliputi:
1. Kompetensi Pedagogik
Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator
esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik.
2. Kompetensi Pribadi
Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan
norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma.
3. Kompetensi Sosial
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik.
4. Kompetensi Profesional
Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi
memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan
yang menaungi atau koheren dengan pembelajaran; memahami
hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Manfaat Diklat
Manfaat dilaksanakannya Diklat Teknis Subtantif Guu adalah
untuk
1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dalam
pengelolaan pembelajaran tematik
2. Meningkatkan sikap mental untuk dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan standar kompetensi sebagai seorang guru
yang professional
BAB II
PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan Diklat Pelatikan Pembelajaran Tematik MI
dilaksanakan pada Tanggal 23 s/d 18 September 2021 yang bertempat di
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi
Sumatera Barat di Simpang Empat

B. Pokok Program Diklat


Adapun pokok-pokok program materi diklat yang akan disajikan
pada Diklat Pelatikan Pembelajaran Tematik MI dan Kompetensi
Mengimplementasikan Pembelajaran Tematik MI.
Jam
No Mata Pelatihan
Pelatihan
A KELOMPOK DASAR
1 Pembangunan Bidang Agama 3
2 Nilai-nilai Dasar Sumber Daya Manusia (SDM) 3
Kementerian Agama
3 Sistem Pelatihan dan Pengembangan SDM 3
Kementerian Agama
Jumlah 9
B KELOMPOK INTI
1 Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu 3
2 Analisis SKL, KI dan KD 6
3 Pemetaan Tema 9
4 Teknik Penilaian Pembelajaran Tematik 6
5 Penyusunan Desain Pembelajaran Tematik 10
6 Simulasi Pembelajaran Tematik 10
Jumlah 44
Jam
No Mata Pelatihan
Pelatihan
C KELOMPOK PENUNJANG
1 Overview 1
2 Building Learning Commitment 3
3 Rencana Tindak Lanjut 1
4 Evaluasi Program 1
5 Ujian 1
Jumlah 7
Total 60

C. Jadwal Diklat
Diklat Teknis Pelatihan Pembelajaran Tematik MI di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2021 dilaksanakan berdasarkan jadwal seperti tersebut dalam
lampiran.

D. Tindak Lanjut
1. Pemetaan Tema
Pembelajaran terpadu yang menggunakan tema dalam
mengaitkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan kepada
siswa sebuah pelajaran yang bermakna, itu disebut dengan
pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan
pembelajaran yang proses belajranya lebih menekankan kepada
keaktifan peserta didik didalam proses belajar secara langsung,
sehingga siswa dapat merasakan penglaman secara langsung apa
yang dipelajari dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai
pengetahuan didalam sesuatu yang dipelajarinya.
Dalam proses belajar tematik tersebut bukan berarti peran
guru tidak berfungsi atau mengurangi peran guru. Melainkan guru
harus pandai mengeksprolasi tema untuk menjadikannya alat
pemacu utama dalam pelaksanaan pembelajaran, guru dituntut
memiliki keahlian dalam memilih tema serta menghubungkan satu
tema dengan tema yang lainnya. Hal ini perlu diketahui agar
pembelajaran tematik bisa berjalan sesuai dengan harapan, yang
berarti diantaranya siswa bisa menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran dan menemukan hal-hal bermakna yang menambah
pengetahuan.
a. Menjelaskan Pengertian Jaring-jaring Tema
Tema merupakan salah satu syarat dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu. Dalam menetapkan/memilih tema
hendaknya guru menguasai materi dan metodik khusus
pembelajaran berbagai bidang studi SD. Beberapa kriteria dapat
dipilih oleh guru serta prosedur pemilihannya didasarkan atas
situasi dan kondisi siswa, guru, sekolah dan lingkungan.
Tema hendaknya dikaitkan dengan materi dalam
kurikulum SD dan disesuaikan dengan karakteristik siswa SD
serta tingkat perkembangan anak usia anak SD. Disamping itu
tema yang bersifat problematik akan memberikan kemungkinan
luas bagi anak untuk berpikir komprehensif. Tema merupakan
wadah atau wahana untuk mengenalkan berbagai konsep materi
kepada anak didik secara menyeluruh.Tematik diberikan dengan
maksud menyatukan konten kurikulum dalam unit-unit/satuan-
satuan yang utuh dan membuat pembelajaran lebih terpadu,
bermakna dan mudah dipahami oleh siswa SD/MI.
Dalam pembelajaran terpadu pada dasarnya tema adalah
sebuah pokok pikiran yang menjadi pembicaraan dalam
pembelajaran. Penggunaan tema dimaksudkan sebagai
wadah/alat agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara
lebih utuh, bermakna, mudah dan jelas. Dalam konteks
pembelajaran di SD tersedia berbagai jenis tema yang dapat
dipilih, seperti diri sendiri, keluarga, lingkungan, transportasi,
kesehatan, kebersihan dan keamanan, hewan dan tumbuh-
tumbuhan, pekerjaan, gejala alam dan peristiwa, rekreasi, negara
dan alat komunikasi
Tema dalam pembelajaran tematik terpadu merupakan
pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan. Tema dapat diambil dari konsep atau pokok
bahasan yang ada di lingkungan sekitar peserta didik. Sehingga
tema dapat dikembangkan berdasarkan minat dan kebutuhan
peserta didik yang berangkat dari lingkungan terdekatnya
kemudian menuju ke lingkungan kerja peserta didik.
Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam
menentukan tema yaitu:
1) Tema memiliki kemungkinan keterkaitan yang kaya dengan
konsep lain, biasanya berupa pola atau siklus.
2) Tema sebaiknya dikenal oleh peserta didik atau bersifat
familiar sehingga mudah dipahami dan bersifat fungsional
bagi peserta didik.
3) Tema memungkinkan untuk dieksplorasi dari kejadian yang
ada pada lingkungan keseharian peserta didik, sehingga
pengembangan pengetahuan dan keterampilan dapat
dilakukan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan
untuk menentukan tema yang bermakna yaitu pemikiran
konseptual, pengembangan keterampilan dan sikap, sumber
belajar, hasil belajar yang terukur dan terbukti, kesinambungan
tema, kebutuhan peserta didik, keseimbangan pemilihan tema,
serta aksi nyata.
1) Pemikiran konseptual, tema yang baik memungkinkan untuk
mengajak peserta didik untuk menggunakan keterampilan
berpikir lebih tinggi.
2) Pengembangan keterampilan dan sikap, tema yang ditentukan
sebaiknya bisa mengakomodasi berbagai keterampilan dan
pembentukan sikap peserta didik.
3) Sumber belajar. Pada pembelajaran tematik terpadu, sumber
belajar yang digunakan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
sumber utama dan tambahan. Sumber utama bisa berasal dari
para ahli atau orang-orang yang mempunyai profesi atau
kompetensi dalam suatu bidang dan tempat-tempat yang bisa
dipelajari. Sedangkan sumber tambahan bisa berasal dari
literatur, program komputer, materi audio-visual serta
internet.
4) Hasil belajar yang terukur dan terbukti, dari hasil tersebut
akan digunakan sebagai bahan untuk evaluasi dan laporan
pada setiap pihak yang terkait dengan peserta didik terutama
orang tua atau wali peserta didik.
5) Kesinambungan tema, tema yang baik bisa mengakomodasi
pengetahuan awal dengan pengetahuan baru yang akan
dipelajari oleh peserta didik.
6) Kebutuhan peserta didik, hal ini perlu dipertimbangkan dan
diperhatikan berdasarkan perkembangan psikologi, sosiologi,
motorik, dan bahasa peserta didik.
7) Keseimbangan pemilihan tema, tema yang dipilih hendaknya
bisa mengakomodasi seluruh disiplin ilmu pengetahuan dalam
mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik.
8) Aksi nyata, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperkaya peserta didik dengan pengetahuan lain serta
memberikan dampak bagi kehidupan orang lain dan
lingkungan dimana peserta didik tinggal.
Jaringan tema adalah rancangan yang digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik, rancangan ini merupkan alat
yang digunakan untuk mengetahui keterkaitan isi antara satu
mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Maka demikian,
penggunaan jaringan tema tersebut merupakan jalan pembuka
yang menghasilkan upaya terjadinya belajar bermakna.
Pembuatan jaringan tema merupakan implementasi dari
penerapan pembelajaran terpadu model Webbed. Pembelajaran
terpadu model Webbed adalah pembelajaran terpadu
menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini
pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu.
Tema dapat ditetapkan antara negosiasi antara guru dan peserta
didik, tetapi dapat pula dengn cara diskusi sesama guru. Setelah
tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan
memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi.
Pengambangan tema menjadi sub-sub tema serta membuat pola
keterkaitannya inilah yang kemudian membentuk jaringan tema.
Jaringan tema dijadikan sebagai pola hubungan antar
tema-tema yang submateri dalam tujuh mata pelajaran, seperti:
PPKn, BI, MM, IPA, IPS, SBdP, dan PIOK. Hal ini yang dikatakan
sebagai tematik, karena didalamnya terdpat tema-tema yang
berisikan tujuh mata pelajaran sehingga tema tersebut dapat
terintegrasi. Setiap kelas memiliki jumlah subtema yang berbeda
beda, ada yang berisikan empat subtema dalam satu tema dan ada
yang berisikan tiga subtema dalam satu tema. Maka dari itu
jaringan tema sangat perlu dipahami oleh guru agar dapat
mengetahui tema yang harus diajarkan kepada peserta didik.
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu
yang menggunakan “Jaraingan Tema” sebagai dasar
mengembangkan muatan dan materi pembelajaran untuk
mencapai Kompetensi Dasar (KD). Jaraingan tema bukan tujuan
ataupun materi yang akan dipelajari oleh peserta didik. Jaringana
Tema merupakan sarana untuk mengintegrasikan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang ingin
dibangun. Jaringan Tema juga berperan sebagai payung yang
memiliki fungsi membingkai keseluruhan materi pembelajaran.
Jaringan tema ini merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam pengembangan pembelajaran tematik integratif. Jaringan
tema dapat disebut sebagai basis dan muara dalam pembelajaran
tematik; disebut sebagai basis karena dalam pengembangan
pembelajaran tematik integratif harus didasarkan pada jaringan
tema yang sudah ada; sedangkan sebagai muara karena melalui
pembelajaran tematik integratif ini diharapkan peserta didik
mampu berpikir integratif dalam menyelesaikan berbagai
persoalan.
Adapun tujuan dan manfaat dari Jaringan Tema adalah:
1) Menyatukan semua program pengembangan yang meliputi
sikap, pengetahuan dan keterampilan
2) Menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan
pengetahuan baru.
3) Memudahkan guru mengembangkan kegiatan belajar sesuai
dengan muatan/materi dan sarana yang tersedia di
lingkungan.
Jaringan tema merupakan pola hubungan antara suatu
tema dengan sub-sub pokok bahasan yang diambil dari bidang
studi atau mata pelajaran terkait. Jaringan tema diharapkan
memudahkan peserta didik dalam memahami sub tema tertentu
dengan pendekatan interdisipliner. Selain itu, dengan penggunaan
jaringan tema diharapkan peserta didik terbiasa berpikir secara
integratif dan holistik.
Jaringan tema dalam pembelajaran tematik integratif
memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya
yaitu:
1) Penentuan tema sesuai dengan minat, akan memotivasi anak
dalam belajar.
2) Lebih mudah dilakukan untuk guru yang belum
berpengalaman.
3) Memudahkan dalam perencanaan.
4) Pendekatan tematik integratif dapat memotivasi peserta didik.
5) Memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam melihat
kegiatan dan ide-ide berbeda yang saling terkait.
Sedangkan kekurangan pembuatan jaringan tema dalam
pembelajaran tematik integratif yaitu:
1) Sulit dalam menyeleksi tema.
2) Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal.
3) Guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada
pengembangan konsep dalam pembelajaran.
Jaringan tema memiliki beberapa kriteria, yakni:
1) Simpel. Oleh karena jaringan tema dibuat untuk
mempermudah dalam penyusunan perencanaan
pembelajaran, maka jaringan tema dibuat sesederhana
mungkin dan tidak berbelit-belit dalam mengilustrasikan
keterkaitan antara tema dengan materi pembelajaran yang
ada di dalamnya.
2) Sinkron. Perlu diperhatikan bahwa jaringan tema yang baik
adalah yang memiliki keterkaitan antara tema pengikat
dengan materi yang ada di dalamnya. Hal tersebut juga
penting untuk mengajarkan ambiguisitas kepada peserta
didik.
3) Logis. Jaringan tema yang logis mengandung makna materi
pembelajaran harus betul-betul merupakan bagian dari tema
yang diangkat sebagai bahan pembelajaran. Hal tersebut juga
akan mengajarkan pola pikir yang logis kepada peserta didik.
4) Mudah dipahami. Jaringan tema yang dibuat diupayakan harus
mudah dipahami oleh semua orang, terutama peserta didik.
Mengingat hal ini merupakan bagian dari bahan pembelajaran,
apabila susah dipahami maka akan menghambat kegiatan
pembelajaran.
5) Terpadu. Pembuatan jaringan tema diharapkan dapat
menampilkan gambaran keterpaduan antara tema dan meteri
menjadi satu bagian yang utuh yang akan dikembangkan
menjadi skenario pembelajaran tematik.

b. Mengidentifikasi KD kedalam Tema


Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh
gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata
pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.
Pemetaan kompetensi yang mencakup KI, KD didalam
mata pelajaran yang dipadukan menggunakan tema yang telah
dipilih, selanjutnya perlu dilakukan penjabaran KI, KD ke dalam
indikator dengan memperhatikan penggunaan kata, kesesuaian
dengan peserta didik serta karakteristik mata pelajaran
Setelah penjabaran dilakukan, tahap selanjutnya adalah
menentukan tema pemersatu. Tema yang ditentukan dipilih
berdasarkan hal yang mudah ke yang sukar, dari sederhana ke
yang kompleks, dari konkret ke abstrak. selain itu perlu
diperhatikan pula lingkungan terdekat siswa dan karakteristik
serta kebutuhan siswa yang menjadi bagian dari bahan
pertimbangan untuk penentuan tema. Proses pemetaan ini
mencakup pengkajian kompetensi secara mendalam dan
pengembangan tema-tema yang relevan dengan peserta didik dan
kompetensi yang diacu, sehingga dapat ditemukan tema yang
tepat dan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
Pemetaan kompetensi dasar dan indikator ke dalam tema.
Adapun tahapan pemetaan kompetensi dasar dan tema
pembelajaran yaitu:
1) Memetakan semua mata pelajaran yang akan dipelajari.
Karena inti dari pembelajaran tematik terpadu adalah
keterhubungan berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran.
2) Mendidentifikasi kompetensi inti yang akan dipelajari dalam
setiap mata pelajaran.
3) Mengidentifikasi kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang
akan dipelajari.
4) Menjabarkan kompetensi dasar yang akan dipelajari ke dalam
indikator pembelajaran.
5) Mengidentifikasi tema-tema berdasarkan keterhubungan dan
keterpaduan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator
dari semua mata pelajaran yang akan dipelajari.
Tahapan yang bisa dilakukan untuk pemetaan tema ke
dalam kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator yakni:
1) Mengidentifikasi tema-tema yang akan digunakan sebagai
pengikat keterpaduan berbagai mata pelajaran.
2) Memetakan semua mata pelajaran yang akan dipelajari.
3) Mengidentifikasi kompetensi inti yang akan dipelajari dalam
setiap mata pelajaran.
4) Menjabarkan kompetensi dasar yang akan dipelajari ke dalam
indikator pembelajaran.
5) Menganalisis keterhubungan tema-tema dengan dengan
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator dari semua
mata pelajaran.

c. Menjabarkan Tema Menjadi Subtema dan Subsub Tema


Pembelajaran tematik berfungsi untuk memberikan
kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami
konsep materi yang terkandung dalam tema serta dapat
menambah semangat belajar peserta didik, karena materi yang
dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan
bermakna bagi peserta didik. Oleh karena itu, setiap tema akan
dijabarkan menjadi sub tema dan apabila sub tema tersebut masih
terlalu luas, maka dijabarkan lagi menjadi sub-sub tema.
Penjabaran tema menjadi sub tema dan atau sub-sub tema
dimaksudkan agar cakupan materi/bahan yang dipelajari tidak
terlalu luas.
Daftar tema merupakan tema/sub tema yang bisa
digunakan dalam Kurikulum 2013 di sekolah masing-masing,
akan tetapi tema/sub tema dimaksud bukan hal yang baku, Boleh
dianggap tema-tema tersebut merupakan pilihan/alternatif untuk
memudahkan para pendidik dalam mengembangkan program
pembelajarannya. Sebagai guru diharapkan terlebih dahulu
melakukan kajian atau analisis kesesuaian dan kerkaitan antara
tema dan sub tema / sub-sub tema, serta latar belakang konteks
sosial budaya daerah masing masing.
Selama ini tema pembelajaran telah disediakan di dalam
kurikulum, seringkali dianggap tema baku sehingga para Pendidik
tinggal menggunakannya. Namun sesungguhnya, tema-tema dan
sub-sub tema tersebut disediakan sebagai alternatif, artinya
apabila diperlukan sekolah/pendidik dapat membuat tema
sendiri sesuai karakteristik peserta didik, lingkungan terdekat,
serta persyaratan sebuah tema (antara lain harus mengandung
konsep-konsep dan kegiatan). Hal ini penting dipahami para
Pendidik, mengingat tema pembelajaran harus bermakna bagi
peserta didik itu sendiri, setiap daerah atau wilayah tentu
memiliki karakteristik, budaya, konteks lingkungan masing-
masing. Inilah sebabnya para Pendidik diharapkan mampu
mengembangkan tema dan sub tema pembelajaran sendiri.
Pendidik harus memiliki kepekaan untuk memilih mana
tema yang sesuai dengan karakteristik, minat dan kebutuhan
belajar anak karena pemilihan tema merupakan salah satu hal
yang mendasar dalam proses pembelajaran.
Apabila tema-tema yang sudah disediakan di dalam
kurikulum dianggap sangat sesuai/relevan, cocok dan fleksibel
untuk digunakan di berbagai ragam konteks sosial budaya, seperti
tema Diri Sendiri, Lingkungan, Profesi/Pekerjaan, maka Pendidik
bisa memilih dan menetapkan subtema dan sub-sub tema sesuai
minat peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam
memilih tema/sub tema maka para Pendidik dapat menempuh
langkah berikut:
1) Curah Pendapat
Pendidik melakukan kegiatan curah pendapat dimana
masingmasing pendidik misalnya mengusulkan 5 tema/sub
tema/subsub tema yang dianggap menarik minat anak sesuai
konteks lingkungan dan budaya setempat
2) Mengkaji Tema
Apakah tema yang dipilih tersebut dapat digunakan untuk
mengajarkan atau mengandung konsep pengetahuan yang
meluas yang dapat di ekplorasi/digali oleh anak, seperti
mengenalkan konsep bilangan, bahasa, sains dan teknologi,
ilmu sosial, dan seni. Apakah tema tersebut mengandung sub
tema, dan atau sub-sub tema. Apabila tema tersebut cukup
luas maka lingkupnya akan menjadi seperti ini: Tema- sub
tema- sub sub tema
3) Menjabarkan tema, dengan langkah yang dilakukan yaitu:
a) Tema harus dijabarkan sehingga peserta didik memiliki
pengetahuan yang komprehensif tentang satu materi.
b) Penentuan sub-sub tema akan menentukan kedalaman dan
keluasan materi yang akan diberikan kepada peserta didik.
c) Penetapan tema besar hanya digunakan sebagai acuan,
tidak sebagai pedoman yang harus dilaksanakan secara
penuh. Artinya, tema berfungsi sebagai wadah, payung
media pemersatu atau pemandu, untuk dijabarkan menjadi
sub tema dan sub- sub tema. Dengan demikian sub tema
atau sub-sub tema bisa ditetapkan secara fleksibel atau
berbeda bagi setiap sekolah atau wilayah/daerah.
d) Program pembelajaran tahunan dalam pembelajaran
dengan strategi inkuiri hanya berisi tema-tema besar yang
mungkin akan dipergunakan dalam proses pembelajaran
dalam satu tahun.
e) Tema-tema yang telah ditetapkan tersebut hanya sebagai
acuan, sebagai titik awal pembahasan, dan tidak berarti
bahwa tema ini akan benar-benar seluruhnya digunakan
dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,
berdasarkan hasil pengamatan pendidik dan “diskusi”
dengan peserta didik, tema-tema ini dapat berkembang
dan berganti dengan tema-tema yang disesuaikan dengan
minat belajar peserta didik.
f) Penggunaan tema pembelajaran juga dapat digunakan
dalam waktu yang panjang. Tema tersebut dimaksudkan
sebagai pijakan awal bagi pendidik dalam mengembangkan
program dan pelaksanaan pembelajaran. Ketika peserta
didik senang dengan tema-tema yang dikembangkan oleh
pendidik, maka satu tema dapat berkembang menjadi
pembahasan dalam satu semester atau satu tahun ajaran.
Tema ini akan berkembang sesuai dengan minat anak.
Ketika pembahasan satu tema menarik bagi anak-anak,
maka tema ini dapat dikembangkan, tetapiketika
pembahasan tidak menarik maka dapat digantikan dengan
tema atau sub tema berikutnya.
Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa tema
pembelajaran bukan merupakan tujuan, tetapi tema pembelajaran
merupakan wahana untuk mendukung ketercapaian kompetensi
dasar. Oleh karena itu, tema pembelajaran perlu dikembangkan
atau dijabarkan kedalam sub tema dan atau sub-sub tema sampai
dengan menetapkan cakupan materi/ bahan pengembangan.
Untuk itu, perlu ditempuh langkah atau tahapan berikut:
1) Mempelajari dan menetapkan Kompetensi Dasar yang harus
dicapai peserta didik
2) Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip
pemilihan tema
3) Menjabarkan tema ke dalam sub-sub tema agar cakupan tidak
terlalu luas pada setiap pembelajaran harian.
4) Menetapkan cakupan materi pembelajaran.
Untuk mempermudah pemahaman tentang tahapan/ langkah di
atas dapat dicermati bagan berikut:
Gambar 1.
Pengembangan Tema

d. Membuat Jaring-jaring Tema


Pembelajaran terpadu model webbed adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini
pengembangnnya dimulai dengan menentukan tema tertentu.
Tema bisa ditetapkan dengan negoisasi antara guru dan siswa,
tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema
tersebut disepakati, dikembangkan sub-subtemanya dengan
memerhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-
sub tema ini dikembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan
siswa.
Dalam menentukan jaringan tema ada beberapa langkah
kerja yang harus dilakukan, yaitu menentukan tema,
menginventarisasi materi yang masuk dalam tema,
mengelompokkan materi ke dalam rumpun mata pelajaran,
menghubungkan materi dengan tema:
1) Menentukan tema
Dalam menentukan tema, dapat ditentukan oleh
penentu kebijakan pendidikan, atau juga ditentukan dengan
diskusi antara guru dan siswa hingga disepakati sebuah tema
yang akan dipelajari. Lazimnya kini dengan buku ajar guru dan
buku siswa sudah terdapat tema-tema kontekstual yang akan
dikaji bersama dalam proses pembelajaran.
Dalam menentukan tema ada dua cara, yaitu :
a) Cara induktif, yaitu dengan cara mempelajari kompetensi
yang ada pada masing-masing mata pelajaran kemudian
menentukan tema yang sesuai dengan tuntutan kompetensi
tersebut.
b) Cara deduktif, menentukan tema terlebih dahulu sebagai
pengikat keterpaduan, kemudian dilanjutkan dengan
menghubungkan dengan materi pelajaran yang ada. Dalam
menentukan tema ini guru dapat melakukannya bersama
peserta didik, sehingga sesuai kebutuhan dan kesenangan
mereka.
2) Menginventarisasi materi yang sesuai dengan tema yang
sudah ditentukan.
3) Mengelompokkan materi-materi yang sudah diinventarisir ke
dalam rumpun mata pelajarannya masing-masing. Hal
demikian dimaksudkan untuk mempermudah keterkaitan
antar tema masing-masing mata pelajaran.
4) Menghubungkan materi-materi yang telah dikelompokkan
dalam rumpun mata pelajaran dengan tema.
Model Jaring Laba-laba ini menggunakan pendekatan
tematik untuk mengintegrasikan beberapa pelajaran. Tema yang
ditetapkan memberi kesempatan kepada guru untuk menemukan
konsep, keterampilan atau sikap yang akan diintegrasikan. Untuk
membantu memahami model ini, dapat disajikan sebagai berikut;

Gambar 2
Jaring-jaring Tema Model Webbed

2. Diseminasi
Diseminasi adalah suatu kegiatan penyebaran informasi yang
ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka
memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, mengubah
perilaku sasaran, dan akhirnya mereka mampu memanfaatkan
informasi tersebut. Perubahan yang diharapkan dari kegiatan
diseminasi adalah akan terjadi pada aspek kognitif (pengetahuan – P),
afektif (sikap – S) dan psikomotorik (keterampilan – K). Perubahan
tersebut menuju ke arah yang sesuai dengan konsep dan cara yang
benar atau seharusnya.
Adapun pelaksanaan diseminasi dari Pelatihan Pembelajaran
Tematik MI di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat
yang telah penulis laksanakan maka dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu untuk Guru yang difokuskan pada Menyusun Desain
Pembelajaran Tematik Terpadu sedangkan pada peserta didik
difokuskan pada kegiatan pembelajaran dari Penyusunan Desain
Pembelajaran Tematik Terpadu tersebut.
a. Guru-guru MIS Al-Mukhlisin
Pada pelaksanaan kegiatan Diseminasi bagi Guru-guru MIS
Al-Mukhlisin melalui tahapan :
1) Perencanaan
Perencanaan dilaksanakan untuk membuatkan materi-
materi pelatihan yang akan disampaikan kepada Guru-guru
berhubungan dengan Pemetaan Tema. Perencanaan ini
dilaksanakan pada Hari Senin Tanggal 20 September 2021.
Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 Tema
“Keluargaku”. Dalam buku yang diterbitkan oleh
Permendikbud, implementasi pembelajaran tematik kelas I
semester gasal tema “Keluargaku” terdiri dari empat subtema,
antara lain:
a) Subtema 1 Anggota Keluargaku
b) Subtema 2 Kegiatan Keluargaku
c) Subtema 3 Keluarga Besarku
d) Subtema 4 Kebersamaan dalam Keluargaku
Dalam subtema 1-4 memetakan beberapa Kompetensi Dasar
(KD):
a) KD 1 dan KD 2 yang terdiri dari mata pelajaran: Bahasa
Indonesia, PPKn, Matematika, SBDP, PJOK.
b) KD 2 dan KD 3 yang terdiri dari mata pelajaran: Bahasa
Indonesia, PPKn, Matematika, SBDP, PJOK.
Dalam setiap satu subtema terdiri dari enam pembelajaran,
satu pembelajaran memetakan beberapa indikator mata
pelajaran. Jadi, guru memetakan KD dalam pembelajaran yang
dibuat dengan indikator dari tiap-tiap KD mata pelajaran
tersebut sesuai dengan tema terkait.
Gambar 3
Pemetaan KD-KI 3 dan 4

Model pembelajaran yang diterapkan kurikulum 2013


yaitu model pembelajaran webbed dikembangkan oleh Lyndon
B. Johnson, dalam pengembangannya dimulai dengan
menentukan tema. Tema bisa ditetapkan dengan negoisasi
antara guru dan siswa tetapi dapat pula dengan cara diskusi
sesama guru. Setelah tema disepakati kemudian dikembangkan
sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan
bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan
aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa.
Model pembelajaran terpadu yaitu model pembelajaran
tematik yang dalam hal ini dengan kurikulum 2013, yaitu
dengan model webbed (jaring laba-laba). Contoh rancangan
pembelajaran tematik kurikulum 2013 model webbed dalam
tema keluargaku sub tema anggota keluargaku: (1) Tema:
Keluargaku (2) Sub-sub tema yang berkaitan: Subtema 1:
Anggota keluargaku Subtema 2: Kegiatan Keluargaku Subtema
3: Keluarga Besarku Subtema 4: Kebersamaan dalam keluarga
(3) Aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa pada
subtema anggota keluargaku: a) Bernyanyi dan Mendengarkan
Cerita Tentang Keluargaku b) Berkreasi Menghias Bingkai Foto
Keluargaku
Rancangan pembelajaran tematik kurikulum 2013
sangat mengedepankan potensi siswa dan berlandaskan
dengan humanisme, serta menyesuaikan sisi psikologis siswa
sehingga pembelajaran ini selaras dan relevan dengan
psikologi siswa dengan menyesuaikan psikologi belajar.
Seperti halnya kelas I yang psikologi perkembangannya
masih ingin bermain-main sehingga untuk mengasah
kreativitas anak dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013
buku guru, aktivtas siswa dituntut untuk benyanyi dan
berkreasi. Sehingga mereka bermain juga sambil belajar.
Dengan memasuki dunia mereka, belajarpun menjadi
menyenangkan dan juga lebih mudah untuk memahamkan
siswa
JARINGAN TEMA
TEMA 4 : KELUARGAKU

SUBTEMA 1 : ANGGOTA KELUARGAKU

Matematika SBdP Bahasa Indonesia


3.6 Mengenal bangun ruang 3.2 Mengenal elemen musik 3.9 Merinci kosakata dan
dan bangun datar dengan melalui lagu. ungkapan perkenalan diri,
menggunakan berbagai benda 4.2 Menirukan elemen musik keluarga, dan orang-orang di
konkret. melalui lagu. tempat tinggalnya secara
4.6 Mengelompokkan bangun lisan dan tulis yang dapat
ruang dan bangun datar dibantu dengan kosakata
berdasarkan sifat tertentu bahasa daerah.
dengan menggunakan 3.10 Menguraikan kosakata
berbagai benda konkret. hubungan kekeluargaan
melalui gambar/bagan
silsilah keluarga dalam
bahasa Indonesia atau bahasa
daerah.
4.9 Menggunakan kosakata
Subtema 1
dan ungkapan yang tepat
Anggota Keluargaku untuk perkenalan diri,
keluarga, dan orang-orang di
tempat tinggalnya secara
sederhana dalam bentuk lisan
PPKn dan tulis.
1.1 Mensyukuri 4.10 Menggunakan kosakata
ditetapkannya bintang, rantai, yang tepat dalam percakapan
pohon beringin, kepala tentang hubungan
banteng, dan padi kapas kekeluargaan dengan
sebagai gambar pada PJOK menggunakan bantuan
lambang negara “Garuda 3.1 Memahami gerak dasar gambar/ bagan silsilah
Pancasila”. lokomotor sesuai dengan keluarga.
2.1 Bersikap santun, rukun, konsep tubuh, ruang, usaha,
mandiri, dan percaya diri dan keterhubungan dalam
sesuai dengan sila-sila berbagai bentuk permainan
Pancasila dalam lambang sederhana dan atau
negara “Garuda Pancasila” tradisional.
dalam kehidupan seharihari. 4.1 Mempraktikkan gerak
3.1 Mengenal simbol sila-sila dasar lokomotor sesuai
Pancasila dalam lambang dengan konsep tubuh, ruang,
negara “Garuda Pancasila”. usaha, dan keterhubungan
4.1 Menceritakan simbol- dalam berbagai bentuk
simbol sila Pancasila pada permainan sederhana dan
Lambang Garuda sila atau tradisional.
Pancasila.

SUBTEMA 2 : KEGIATAN KELUARGAKU


Matematika SBdP Bahasa Indonesia
3.5 Mengenal pola bilangan 3.3.Mengenal gerak anggota 3.8 Merinci ungkapan
yang berkaitan dengan tubuh melalui tari. penyampaian terima kasih,
kumpulan 4.3.Memeragakan gerak permintaan maaf, tolong, dan
benda/gambar/gerakan atau anggota tubuh melalui tari. pemberian pujian, ajakan,
lainnya. pemberitahuan, perintah, dan
4.5 Memprediksi dan petunjuk kepada orang lain
membuat pola bilangan yang dengan menggunakan bahasa
berkaitan dengan kumpulan yang santun secara lisan dan
benda / gambar / gerakan tulisan yang dapat dibantu
atau lainnya. dengan kosakata bahasa
daerah.
4.8 Mempraktikan ungkapan
terima kasih, permintaan
maaf, tolong, dan pemberian
Subtema 2 pujian, dengan menggunakan
Kegiatan Keluargaku bahasa yang santun kepada
orang lain secara lisan dan
tulis.

PJOK PPKn
3.1 Memahami gerak dasar 1.2 Menunjukkan sikap patuh
lokomotor sesuai dengan aturan agama yang dianut
konsep tubuh, ruang, usaha, dalam kehidupan sehari-hari
dan keterhubungan dalam di rumah.
berbagai bentuk permainan 2.2 Melaksanakan aturan
sederhana dan atau yang berlaku dalam
tradisional. kehidupan sehari-hari di
4.1 Mempraktikkan gerak rumah.
dasar lokomotor sesuai 3.2 Mengidentifikasi aturan
dengan konsep tubuh, ruang, yang berlaku dalam
usaha, dan keterhubungan kehidupan sehari- hari di
dalam berbagai bentuk rumah.
permainan sederhana dan
4.2 Menceritakan kegiatan
atau tradisional.
sesuai dengan aturan yang
berlaku dalam kehidupan
sehari-hari di rumah.
SUBTEMA 3 : KELUARGA BESARKU

Matematika SBdP Bahasa Indonesia


3.8 Mengenal dan 3.1 Mengenal karya ekspresi 3.9 Merinci kosakata dan
menentukan panjang dan dua dan tiga dimensi ungkapan perkenalan diri,
berat dengan satuan tidak 4.1 Membuat karya ekspresi keluarga, dan orang-orang di
baku menggunakan benda / dua dan tiga dimensi tempat tinggalnya secara
situasi konkret lisan dan tulis yang dapat
4.8 Melakukan pengukuran dibantu dengan kosakata
panjang dan berat dalam bahasa daerah.
satuan tidak baku dengan 4.9 Menggunakan kosakata
menggunakan benda/situasi dan ungkapan yang tepat
konkret untuk perkenalan diri,
keluarga, dan orang-orang di
tempat tinggalnya secara
sederhana dalam bentuk lisan
dan tulis.
Subtema 3
Keluarga Besarku

PJOK PPKn
3.1 Memahami gerak dasar 1.3 Menerima keberagaman
lokomotor sesuai dengan karakteristik individu sebagai
konsep tubuh, ruang, usaha, anugerah Tuhan Yang Maha
dan keterhubungan dalam Esa di rumah.
berbagai bentuk permainan 2.3 Menampilkan
sederhana dan atau kebersamaan dalam
tradisional. keberagaman karakteristik
4.1 Mempraktikkan gerak individu di rumah
dasar lokomotor sesuai 3.3 Mengidentifikasi
dengan konsep tubuh, ruang, keberagaman karateristik
usaha, dan keterhubungan individu di rumah.
dalam berbagai bentuk 4.3 Menceritakan pengalaman
permainan sederhana dan kebersamaan dalam
atau tradisional. keberagaman kehidupan
individu di rumah
SUBTEMA 4 : KEBERSAMAAN DALAM KELUARGA

Matematika SBdP Bahasa Indonesia


3.8 Mengenal dan 3.4 Mengenal bahan alam 3.8 Merinci ungkapan
menentukan panjang dan dalam berkarya penyampaian terima kasih,
berat dengan satuan tidak 4.4 Membuat karya dari permintaan maaf, tolong, dan
baku menggunakan bahan alam pemberian pujian, ajakan,
benda/situasi konkret. pemberitahuan, perintah, dan
4.8 Melakukan pengukuran petunjuk kepada orang lain
panjang dan berat dalam dengan menggunakan bahasa
satuan tidak baku dengan yang santun secara lisan dan
menggunakan benda/situasi tulisan yang dapat dibantu
konkret. dengan kosakata bahasa
daerah.
4.8 Mempraktikan ungkapan
terima kasih, permintaan
maaf, tolong, dan pemberian
Subtema 4 pujian, dengan menggunakan
Kebersamaan dalam bahasa yang santun kepada
Keluarga orang lain secara lisan dan
tulis

PJOK PPKn
3.1 Memahami gerak dasar 1.3 Menerima keberagaman
lokomotor sesuai dengan karakteristik individu sebagai
konsep tubuh, ruang, usaha, anugerah Tuhan Yang Maha
dan keterhubungan dalam Esa di rumah
berbagai bentuk permainan 2.3 Menampilkan
sederhana dan atau kebersamaan dalam
tradisional. keberagaman karakteristik
4.1 Mempraktikkan gerak individu di rumah.
dasar lokomotor sesuai 3.2 Mengidentifikasi aturan
dengan konsep tubuh, ruang, yang berlaku dalam
usaha, dan keterhubungan kehidupan sehari-hari di
dalam berbagai bentuk rumah.
permainan sederhana dan
4.2 Menceritakan kegiatan
atau tradisional.
sesuai aturan yang berlaku
dalam kehidupan sehari-hari
di rumah
Pembelajaran tematik terpadu menyajikan konsep-
konsep dari berbagai mata pelajaran yang terdapat pada
Kompetensi Dasar (KD) KI-3 dan juga keterampilan yang
tergambar pada KD KI-4 dalam suatu proses pembelajaran.
Implementasi KD KI-3 dan KD KI-4 diharapkan akan
mengembangkan berbagai sikap yang merupakan cerminan
dari KI-1 dan KI-2. Melalui pemahaman konsep dan
keterampilan secara utuh akan membantu peserta didik dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
Sehingga dari pemetaan tersebut muncul beberapa
materi dari masing-masing mata pelajaran, antara lain: (a)
Bahasa Indonesia : Teks narasi (b) Matematika : Bilangan asli
(c) SBDP: Lagu anak-anak, keterampilan hiasan foto keluarga
Penerapan kurikulum 2013 menggunakan
pembelajaran tematik model jaring laba-laba. Dalam proses
tahap awal ialah menentukan tema, kemudian mengaitkan
beberapa indikator dari kompetensi dasar (KD) tiap-tiap mata
pelajaran sehingga menjadi tema yang utuh
Pendekatan sains di Kelas I, menyebabkan semua mata
pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk
kemudahan pengorganisasiannya, kompetensi-kompetensi
dasar kedua mata pelajaran ini diintegrasikan ke mata
pelajaran lain (integrasi interdisipliner).
Integrasi inter-disipliner dilakukan dengan
menggabungkan kompetensi-kompetensi dasar beberapa mata
pelajaran agar terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat
saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang tindih,
dan menjaga keselarasan pembelajaran.
Pembelajaran integratif interdisipliner merupakan
pembelajaran integratif yang disarankan penggunaan dalam
konteks pembelajaran kurikulum 2013. Hal ini berarti
pembelajaran integratif ini tidak menghubungkan seluruh mata
pelajaran di sekolah, melainkan menghubungkan keterampilan
dan kompetensi beberapa mata pelajaran yang terjadwal
dalam satu hari yang sama. Konsep ini nantinya akan
berimplikasi pada penyusunan rencana pembelajaran
integratif untuk satu hari pembelajaran bukan untuk
pembelajaran dalam jangka waktu berminggu-minggu
Selain itu, pembelajaran tematik-terpadu ini juga
diperkaya dengan penempatan mata pelajaran Bahasa
Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai penghela mata pelajaran
lain. Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai pengikat
berbagai mata pelajaran dalam satu kelas dan tema sebagai
pokok bahasannya, sehingga penempatan mata pelajaran
Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain
menjadi sangat memungkinkan.
Penguatan peran mata pelajaran Bahasa Indonesia
dilakukan secara utuh melalui penggabungan kompetensi
dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu
Pengetahuan Alam ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kedua ilmu pengetahuan tersebut menyebabkan pelajaran
Bahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga pembelajaran
Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik
Kompetensi dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam diintegrasikan ke kompetensi dasar mata pelajaran
Bahasa Indonesia dan kompetensi dasar mata pelajaran
Matematika seperti halnya jaring-jaring laba di atas.
2) Pelaksanaan
Nama Kegiatan : Desiminasi Penyusunan Desain Pembelajaran
Tematik Sebagai Tindak Lanjut dari Diklat
Pelatihan Pembelajaran Tematik MI
Oleh : KHAIRUNNISAK
Jabatan : Guru Kelas
Lokasi : MIS Al-Mukhlisin Ujung Gading
Hari / Tanggal : Selasa / 21 September 2021

Jalannya Pelaksanaan Kegiatan Desiminasi


a. Pembukaan
Dalam kegiatan pembukaan, moderator membuka
pelaksanaan Desiminasi yang dimulai dengan acara
pembukaan, dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala MIS
Al-Mukhlisin Ujung Gading, seterusnya Paparan Singkat
Desiminasi dan tanggapan dari peserta desminasi.
b. Sambutan dari Kepala MIS Al-Mukhlisin Ujung Gading
Desiminasi dari Pelaksanaan Diklat Pelatihan Pembelajaran
Tematik MI di Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Pasaman Barat dengan guru yang melaksanakan pelatihan
tersebut sebagai sarana penimba ilmu bagi guru-guru yang
lain dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dari
kegiatan yang kita lakukan menjadi acuan dalam
pembelajaran.
c. Paparan Singkat Oleh Penyaji
Pembuatan jaringan tema merupakan implementasi dari
penerapan pembelajaran terpadu model Webbed.
Pembelajaran terpadu model Webbed adalah pembelajaran
terpadu menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini
pengembangannya dimulai dengan menentukan tema
tertentu. Tema dapat ditetapkan antara negosiasi antara
guru dan peserta didik, tetapi dapat pula dengn cara diskusi
sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati,
dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan
kaitannya dengan bidang-bidang studi. Pengambangan
tema menjadi sub-sub tema serta membuat pola
keterkaitannya inilah yang kemudian membentuk jaringan
tema.
d. Tanggapan, pertanyaan, kritik/ saran, masukan dari Peserta
Desiminasi dan Tanggapan dari Penyaji
e. Moderator menutup kegiatan Desiminasi tersebut.

b. Siswa Kelas I MIS Al-Mukhlsin Ujung Gading


1) Perencanaan
Perencanaan pelaksanaan Desiminasi terhadap Peserta
Didik di Kelas I MIS Al-Mukhlisin Ujung Gading dilaksanakan
pada hari Rabu, 22 September 2021. Pelaksanaan
implementasi Pemetaan Tema yang dipadukan dalam bentuk
Pembelajaran

2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada hari Kamis, 23
September 2021. Untuk menarik perhatian siswa dalam
pembelajaran digunakan langkah-langkah Experiential
Learning dalam Muatan Pembelajaran PPKn Tema 4
“Keluargaku” diharapkan hasil belajar siswa menjadi lebih
meningkat dan siswa juga lebih bersemangat.
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru telah memasuki
langkah-langkah pembelajaran
Oientasi
1. Guru mengucapkan salam dan mengajak semua siswa
berdoa;
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan menanyakan kabar;
Aperpepsi
1. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
2. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan
bertanya.
3. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
1. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Apabila materi ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik
diharapkan mencapai tujuan pembelajaran
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung
b) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru melaksanakan langkah
pembelajaran selanjutnya yaitu:
Mengamati
Langkah 1. Pengalaman Konkret
1. Guru meminta siswa mengamati materi pembelajaran
2. Siswa menceritakan daerah asal dari orang tua masing-
masing siswa.
3. Guru menjelaskan materi pembelajaran
Menanya
Langkah 2. Refleksi Observasi
1. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang
daerah asal orang tua masing-masing siswa
2. Siswa menjawab pertanyaan tersebut untuk
menstimulai rasa ingin tahu siswa tentang topik yang
akan di pelajari.
Mengumpulkan Informasi
Langkah 3. Konseptualisasi Abstrak
1. Guru membagi siswa menjadi berkelompok.
Pembentukan kelompok didasarkan pada kemampuan
siswa di dalam kelas. Dalam setiap kelompok, ada siswa
yang pintar, ada siswa yang berkemampuan sedang,
dan ada siswa yang berkemampuan rendah. Hal ini
dilakukan agar pembagian kelompok seimbang.
2. Guru mengkoordinasikan siswa dalam kelompok
dengan membagikan LKS
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang LKS
4. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok tentang
pengisian LKS .
5. Guru membimbing siswa dalam melaksanakan diskusi
kelompok
Mengkomunikasikan
Langkah 4. Eksperimen Aktif
1. Setiap kelompok siswa melaporkan hasil diskusi di
depan kelas
2. Kelompok yang tidak tampil memberikan tanggapan
terhadap hasil diskusi kelompok yang tampil.
3. Guru membimbing siswa dalam melaksanakan diskusi
kelas
4. Guru membimbing siswa dalam melaksanakan
presentasi hasil diskusi
5. Guru memberikan umpan balik hasil diskusi siswa
terhadap materi pembelajaran
6. Guru memberi tugas soal evaluasi sebagai hasil akhir
dari pembelajaran
c) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup guru melaksanakan langkah
pembelajaran yaitu:
1. Guru bersama siswa membuat rangkuman atau
kesimpulan hasil pembelajaran;
2. Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan;
3. Mengagendakan materi atau tugas kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam
sekolah atau dirumah.
4. Guru mengajak semua siswa berdo’a untuk menutup
pelajaran; dan guru mengucapkan salam.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kegiatan Diklat Pelatihan Pembelajaran Tematik MI ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dalam
pengelolaan pembelajaran dan sikap mental untuk dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan standar
kompetensi sebagai seorang guru yang profesional. Diklat ini dimulai
dari tanggal 13 s/d 18 September 2021 yang bertempat pada Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera
Barat di Simpang Empat.
2. Pembuatan jaringan tema merupakan implementasi dari penerapan
pembelajaran terpadu model Webbed. Pembelajaran terpadu model
Webbed adalah pembelajaran terpadu menggunakan pendekatan
tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan
menentukan tema tertentu. Tema dapat ditetapkan antara negosiasi
antara guru dan peserta didik, tetapi dapat pula dengn cara diskusi
sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-
sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang
studi. Pengambangan tema menjadi sub-sub tema serta membuat pola
keterkaitannya inilah yang kemudian membentuk jaringan tema.

B. Saran
Melihat urgensinya Peningkatan Kompetensi Guru dalam
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pengelola pembelajaran
dan ditambah dengan penggunaan teknologi informasi, maka penulis
menyarankan pelaksanaan pelatihan ini dapat dilaksanakan kembali
serta lebih mendapatkan perhatian dari pihak madrasah sehingga
pelaksanaannya dapat lebih optimal.
LAPORAN
DIKLAT PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI DI KANTOR
KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PASAMAN BARAT
PROVINSI SUMATERA BARAT

MATA PELATIHAN
PEMETAAN TEMA

Oleh :

KHAIRUNNISAK

GURU KELAS
MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA (MIS) AL-MUKHLISIN
UJUNG GADING KECAMATAN LEMBAH MELINTANG
KABUPATEN PASAMAN BARAT
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Diklat Pelatihan Pembelajaran Tematik MI di Kantor


Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat
Provinsi Sumatera Barat

Mata Pelatihan
Pemetaan Tema

Oleh

KHAIRUNNISAK

Ujung Gading, 25 September 2021

Disahkan Oleh
Kepala MIS Al-Mukhlisin Ujung Gading

MUHAMMAD IZHAR
KATA PENGANTAR

   


Puji sukur penulis aturkan kepada Allah SWT atas segala hidayah dan
rahmat-Nya sehingga penulis diberikan kemampuan dan kekuatan untuk
dapat menyelesaikan Laporan Diklat Pelatihan Pembelajaran Tematik MI
di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi
Sumatera Barat pada Mata Pelatihan Pemetaan Tema.
Penulis menemukan banyak kesulitan dalam penulisan dan
penyelesaian laporan ini. Dengan adanya bantuan, arahan dari berbagai
pihak akhirnya penulis dapat mengatasi segala kesulitan yang ditemukan
dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa penulisan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan krtik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan ini

Ujung Gading, 25 September 2021


Penulis

KHAIRUNNISAK
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan Diklat......................................................................................... 5
C. Manfaat Diklat....................................................................................... 6

BAB II PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat.............................................................................. 7
B. Pokok Program Diklat........................................................................ 7
C. Jadwal Diklat.......................................................................................... 8
D. Tindak Lanjut........................................................................................ 8
1. Pemetaan Tema............................................................................. 8
a. Menjelaskan Pengertian Jaring-jaring Tema.............. 9
b. Mengidentifikasi KD kedalam Tema.............................. 15
c. Menjabarkan Tema Menjadi Subtema dan Subsub
Tema........................................................................................... 17
d. Membuat Jaring-jaring Tema............................................ 21
2. Diseminasi....................................................................................... 23
a. Guru-guru MIS Al-Mukhlisin............................................ 24
b. Siswa Kelas I MIS Al-Mukhlsin Ujung Gading............. 34

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................................. 38
B. Saran............................................................................................................ 38

LAMPIRAN
1. DAFTAR HADIR PESERTA DISEMINASI
2. PHOTO KEGIATAN
DAFTAR HADIR GURU
PESERTA DISEMINASI PELAKSANAAN TINDAK LANJUT
DIKLAT PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI

Hari : Selasa
Tanggal : 21 September 2021
Tempat : MIS Al-Mukhlisin Ujung Gading

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1 1.

2 2.

3 3.

4 4.

5 5.

6 6.

7 7.

8 8.

9 9.

10 10.

11 11.

12 12.
DOKUMENTASI
DISEMINASI PELAKSANAAN TINDAK LANJUT DIKLAT
PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
PADA GURU MIS AL-MUKHLISIN

Gambar : Peserta Desiminasi

Gambar : Penyaji Menyampaikan Materi


Gambar : Peserta Memberikan Tanggapan

Gambar : Penyaji Berinteraksi dengan Peserta Diseminasi

Gambar : Penyaji Menutup Pelaksanaan Diseminasi


DAFTAR HADIR SISWA KELAS I
PESERTA DISEMINASI PELAKSANAAN TINDAK LANJUT
DIKLAT PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI

Hari : Kamis
Tanggal : 23 September 2021
Tempat : Kelas I MIS Al-Mukhlisin Ujung Gading

No. Nama Siswa Tanda Tangan

1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
DOKUMENTASI
DISEMINASI PELAKSANAAN TINDAK LANJUT DIKLAT
PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
SISWA KELAS I MIS AL-MUKHLISIN

Gambar : Guru Sedang Menerangkan Pembelajaran

Gambar : Siswa Sedang Melaksanakan Diskusi Kelompok


Gambar : Guru Membimbing Pelaksanaan Diskusi Kelompok

Gambar : Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi

Gambar : Siswa Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai