PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid. Tema adalah
pokok pikiran atau atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran tematik
terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem
pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individu maupun
kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip
keilmuansecara holistik, bermakna, dan otentik.
Pembelajaran terpadu berawal dari pengembangan skema-skema
pengetahuan yang ada di dalam diri siswa. Hal tersebut merupakan salah
satu pengembangan filsafat konstrustivisme. Salah satu pandangan
tentang konstruktivisme dalam pembelajaran adalah bahwa dalam proses
belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik
kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri (selfregulation).
Pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak
melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan
bahwa pendekatan belajar-mengajar melibatkan beberapa bidang studi
untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Dikatakan
bermakna karena dalam pembelajaran terpadu anak akan memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung
menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Bermakna artinya bahwa pada pembelajaran tematik peserta didik akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman
langsung dan nyata yang menghubungkan antar-konsep dalam intra
maupun antar-mata pelajaran. Jika dibandingkan dengan pendekatan
konvensional, pembelajaran tematik tampak lebih menekankan pada
keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga peserta
didik aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran untuk pembuatan
keputusan.
Kurikulum 2013 SD/Ml menggunakan pendekatan pembelajaran
tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik
integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai
tema. Kata tema berasal dan' kata Yunani tithenai yang berarti
“menempatkan" atau “meletakkan” dan kemudian kata itu mengalami
perkembangan sehingga kata tithenai berubah menjadi tema. Menurut
arti katanya, tema berarti "sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu
yang telah ditempatkan”
Pengertian secara luas, tema merupakan alat atau wadah untuk
mengenalkan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh Dalam
pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum
dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa
anak didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan
tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara
mudah dan jelas. Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan
pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek
kurikulum, dan aspek belajar-mengajar. Jadi pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu
materi dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali
pertemuan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa pembelajaran
tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tama
tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata
pelajaran. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman
implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak
pada peserta didik untuk memunculkan dinamika dalam proses
pembelajaran. Unit yang tematik adalah epitome dari seluruh bahasa
pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk secara produktif
menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa
ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tetang dunia di sekitar
mereka.
Dalam dunia pendidikan, istilah integratif biasanya dikaitkan
dengan sebuah gerakan untuk pendidikan demokratis yang memusatkan
pada persoalan-persoalan aktual sebagai kurikulum inti. Pembelajaran
integratif berpusat pada pengorganisasian persoalan-persoalan penting
dalam kurikulum sekolah dengan dunia yang lebih luas. Integrasi ini akan
menghubungkan persoalan satu dengan persoalan ainnya, sehingga
terbangunkanlah kesatuan (unity) pengetahuan. Sebuah pengetahuan
yang mempresentasikan kesatuan bagian-bagian dengan keseluruhannya
(part-whole relationships).
Pengorganisasian ini menyajikan penyatuan pengetahuan dalam
sebuah kurikulum agar lebih mudah diterima dan bermakna bagi peserta
didik, sehingga peserta didik mampu mengembangkan pengertian
mereka mengenai diri mereka sendiri dan dunia yang lebih luas. Integrasi
dalam pembelajaran diharapkan melahirkan pemahaman yang
komprehensif pada diri peserta didik dan lingkungannya. Hal ini terkait
dengan pemahaman bahwa diri manusia adalah bagian dunia yang lebih
luas, sehingga peserta didik harus mampu memahami pengetahuan yang
diterimanya melalui kurikulum beserta implementasi dan
perkembangannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena, kurikulum yang
tersajikan secara integratif membiasakan dan melatih peserta didik
memahami pengetahuan dan fenomenanya dalam kehidupan secara
komprehensif.
Pola pembelajaran yang mencoba mengintegrasikan kurikulum
atau materinya sangat bervariatif. Tentu saja, pemilihan pola tersebut
sangat bergantung pada tujuan yang ingin dicapainya serta potensi yang
dimilikinya. Jika tujuan pembelajaran telah ditetapkan. guru dapat lebih
mudah menentukan pola apa yang akan dipilihnya sebagai model
pembelajaran.
Diklat Teknis harus mampu menghasilkan tenaga-tenaga yang
kompeten yang nantinya dapat menunjukkan sikap profesional dan skill
yang lebih baik dari sebelum mengikuti diklat teknis tersebut. Namun
kenyataan yang terjadi saat ini, sebuah diklat teknis yang dalam
pelaksanaannya melibatkan begitu banyak ide-ide dan aktifitas-aktifitas
positif yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan
pesertanya, akhirnya hanya menjadi ajang ngumpul dan wahana hiburan
sesaat bagi para pesertanya tanpa menyadari bahwa ada hal yang sangat
penting yang terlewatkan oleh mereka, yaitu menjadi individu yang
meningkat kemampuannya. pelaksanaan diklat teknis akan menjadi
optimal jika saja dalam pelaksanaannya tetap mengacu pada aturan
pemerintah dan setiap tahapan dalam pelaksanaan diklat direncanakan
dengan baik dan tidak keluar dari koridor yang telah ditetapkan, dan
pada saatnya diklat teknis akan menjadi “sumber energi” yang
memberikan “kekuatan” baru bagi seluruh pesertanya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 19 Tahun
2020 tentang Penyelenggaaraan Pelatihan Sumber Daya Manusia di
Lingkungan Kementerian Agama, kegiatan pelatiyan yang terencana dan
bernejang perlu dilaksanakan sebagai wadah untuk mewujudkan sumber
daya manusia Kementerian Agama yang memiliki keteladanan, integritas,
profesionalitas, inovasi dan tanggungjawab.
Merujuk juga pada putusan Kepala Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI No. 685 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Diklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan dan
dengan diterbitkannya Surat Keputusan Kepala Badang Litbang dan
Diklat Kementerian Agama RI No. 18 Tahun 2020 tentang Kurikulum
Pelatihan diklat Teknis dan kemudian di paparkan pada POK yang
tercantum damal RKAKL Balai Diklat Keamgaaan Padang Tahun 2021,
maka salah satu kegiatan pelatihan Pelatihan Pembelajaran Tematik MI
pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi
Sumatera Barat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyusun
Laporan Pelatihan Diklat Teknis Pelatihan Pembelajaran Tematik
Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021 di Simpang
Empat.
B. Tujuan Diklat
Adapun tujuan diklat teknis adalah untuk meningkatkan
kompetensi guru yang meliputi:
1. Kompetensi Pedagogik
Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator
esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik.
2. Kompetensi Pribadi
Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan
norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma.
3. Kompetensi Sosial
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik.
4. Kompetensi Profesional
Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi
memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan
yang menaungi atau koheren dengan pembelajaran; memahami
hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Manfaat Diklat
Manfaat dilaksanakannya Diklat Teknis Subtantif Guu adalah
untuk
1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dalam
pengelolaan pembelajaran tematik
2. Meningkatkan sikap mental untuk dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan standar kompetensi sebagai seorang guru
yang professional
BAB II
PELAKSANAAN
C. Jadwal Diklat
Diklat Teknis Pelatihan Pembelajaran Tematik MI di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2021 dilaksanakan berdasarkan jadwal seperti tersebut dalam
lampiran.
D. Tindak Lanjut
1. Pemetaan Tema
Pembelajaran terpadu yang menggunakan tema dalam
mengaitkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan kepada
siswa sebuah pelajaran yang bermakna, itu disebut dengan
pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan
pembelajaran yang proses belajranya lebih menekankan kepada
keaktifan peserta didik didalam proses belajar secara langsung,
sehingga siswa dapat merasakan penglaman secara langsung apa
yang dipelajari dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai
pengetahuan didalam sesuatu yang dipelajarinya.
Dalam proses belajar tematik tersebut bukan berarti peran
guru tidak berfungsi atau mengurangi peran guru. Melainkan guru
harus pandai mengeksprolasi tema untuk menjadikannya alat
pemacu utama dalam pelaksanaan pembelajaran, guru dituntut
memiliki keahlian dalam memilih tema serta menghubungkan satu
tema dengan tema yang lainnya. Hal ini perlu diketahui agar
pembelajaran tematik bisa berjalan sesuai dengan harapan, yang
berarti diantaranya siswa bisa menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran dan menemukan hal-hal bermakna yang menambah
pengetahuan.
a. Menjelaskan Pengertian Jaring-jaring Tema
Tema merupakan salah satu syarat dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu. Dalam menetapkan/memilih tema
hendaknya guru menguasai materi dan metodik khusus
pembelajaran berbagai bidang studi SD. Beberapa kriteria dapat
dipilih oleh guru serta prosedur pemilihannya didasarkan atas
situasi dan kondisi siswa, guru, sekolah dan lingkungan.
Tema hendaknya dikaitkan dengan materi dalam
kurikulum SD dan disesuaikan dengan karakteristik siswa SD
serta tingkat perkembangan anak usia anak SD. Disamping itu
tema yang bersifat problematik akan memberikan kemungkinan
luas bagi anak untuk berpikir komprehensif. Tema merupakan
wadah atau wahana untuk mengenalkan berbagai konsep materi
kepada anak didik secara menyeluruh.Tematik diberikan dengan
maksud menyatukan konten kurikulum dalam unit-unit/satuan-
satuan yang utuh dan membuat pembelajaran lebih terpadu,
bermakna dan mudah dipahami oleh siswa SD/MI.
Dalam pembelajaran terpadu pada dasarnya tema adalah
sebuah pokok pikiran yang menjadi pembicaraan dalam
pembelajaran. Penggunaan tema dimaksudkan sebagai
wadah/alat agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara
lebih utuh, bermakna, mudah dan jelas. Dalam konteks
pembelajaran di SD tersedia berbagai jenis tema yang dapat
dipilih, seperti diri sendiri, keluarga, lingkungan, transportasi,
kesehatan, kebersihan dan keamanan, hewan dan tumbuh-
tumbuhan, pekerjaan, gejala alam dan peristiwa, rekreasi, negara
dan alat komunikasi
Tema dalam pembelajaran tematik terpadu merupakan
pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan. Tema dapat diambil dari konsep atau pokok
bahasan yang ada di lingkungan sekitar peserta didik. Sehingga
tema dapat dikembangkan berdasarkan minat dan kebutuhan
peserta didik yang berangkat dari lingkungan terdekatnya
kemudian menuju ke lingkungan kerja peserta didik.
Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam
menentukan tema yaitu:
1) Tema memiliki kemungkinan keterkaitan yang kaya dengan
konsep lain, biasanya berupa pola atau siklus.
2) Tema sebaiknya dikenal oleh peserta didik atau bersifat
familiar sehingga mudah dipahami dan bersifat fungsional
bagi peserta didik.
3) Tema memungkinkan untuk dieksplorasi dari kejadian yang
ada pada lingkungan keseharian peserta didik, sehingga
pengembangan pengetahuan dan keterampilan dapat
dilakukan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan
untuk menentukan tema yang bermakna yaitu pemikiran
konseptual, pengembangan keterampilan dan sikap, sumber
belajar, hasil belajar yang terukur dan terbukti, kesinambungan
tema, kebutuhan peserta didik, keseimbangan pemilihan tema,
serta aksi nyata.
1) Pemikiran konseptual, tema yang baik memungkinkan untuk
mengajak peserta didik untuk menggunakan keterampilan
berpikir lebih tinggi.
2) Pengembangan keterampilan dan sikap, tema yang ditentukan
sebaiknya bisa mengakomodasi berbagai keterampilan dan
pembentukan sikap peserta didik.
3) Sumber belajar. Pada pembelajaran tematik terpadu, sumber
belajar yang digunakan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
sumber utama dan tambahan. Sumber utama bisa berasal dari
para ahli atau orang-orang yang mempunyai profesi atau
kompetensi dalam suatu bidang dan tempat-tempat yang bisa
dipelajari. Sedangkan sumber tambahan bisa berasal dari
literatur, program komputer, materi audio-visual serta
internet.
4) Hasil belajar yang terukur dan terbukti, dari hasil tersebut
akan digunakan sebagai bahan untuk evaluasi dan laporan
pada setiap pihak yang terkait dengan peserta didik terutama
orang tua atau wali peserta didik.
5) Kesinambungan tema, tema yang baik bisa mengakomodasi
pengetahuan awal dengan pengetahuan baru yang akan
dipelajari oleh peserta didik.
6) Kebutuhan peserta didik, hal ini perlu dipertimbangkan dan
diperhatikan berdasarkan perkembangan psikologi, sosiologi,
motorik, dan bahasa peserta didik.
7) Keseimbangan pemilihan tema, tema yang dipilih hendaknya
bisa mengakomodasi seluruh disiplin ilmu pengetahuan dalam
mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik.
8) Aksi nyata, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperkaya peserta didik dengan pengetahuan lain serta
memberikan dampak bagi kehidupan orang lain dan
lingkungan dimana peserta didik tinggal.
Jaringan tema adalah rancangan yang digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik, rancangan ini merupkan alat
yang digunakan untuk mengetahui keterkaitan isi antara satu
mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Maka demikian,
penggunaan jaringan tema tersebut merupakan jalan pembuka
yang menghasilkan upaya terjadinya belajar bermakna.
Pembuatan jaringan tema merupakan implementasi dari
penerapan pembelajaran terpadu model Webbed. Pembelajaran
terpadu model Webbed adalah pembelajaran terpadu
menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini
pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu.
Tema dapat ditetapkan antara negosiasi antara guru dan peserta
didik, tetapi dapat pula dengn cara diskusi sesama guru. Setelah
tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan
memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi.
Pengambangan tema menjadi sub-sub tema serta membuat pola
keterkaitannya inilah yang kemudian membentuk jaringan tema.
Jaringan tema dijadikan sebagai pola hubungan antar
tema-tema yang submateri dalam tujuh mata pelajaran, seperti:
PPKn, BI, MM, IPA, IPS, SBdP, dan PIOK. Hal ini yang dikatakan
sebagai tematik, karena didalamnya terdpat tema-tema yang
berisikan tujuh mata pelajaran sehingga tema tersebut dapat
terintegrasi. Setiap kelas memiliki jumlah subtema yang berbeda
beda, ada yang berisikan empat subtema dalam satu tema dan ada
yang berisikan tiga subtema dalam satu tema. Maka dari itu
jaringan tema sangat perlu dipahami oleh guru agar dapat
mengetahui tema yang harus diajarkan kepada peserta didik.
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu
yang menggunakan “Jaraingan Tema” sebagai dasar
mengembangkan muatan dan materi pembelajaran untuk
mencapai Kompetensi Dasar (KD). Jaraingan tema bukan tujuan
ataupun materi yang akan dipelajari oleh peserta didik. Jaringana
Tema merupakan sarana untuk mengintegrasikan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang ingin
dibangun. Jaringan Tema juga berperan sebagai payung yang
memiliki fungsi membingkai keseluruhan materi pembelajaran.
Jaringan tema ini merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam pengembangan pembelajaran tematik integratif. Jaringan
tema dapat disebut sebagai basis dan muara dalam pembelajaran
tematik; disebut sebagai basis karena dalam pengembangan
pembelajaran tematik integratif harus didasarkan pada jaringan
tema yang sudah ada; sedangkan sebagai muara karena melalui
pembelajaran tematik integratif ini diharapkan peserta didik
mampu berpikir integratif dalam menyelesaikan berbagai
persoalan.
Adapun tujuan dan manfaat dari Jaringan Tema adalah:
1) Menyatukan semua program pengembangan yang meliputi
sikap, pengetahuan dan keterampilan
2) Menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan
pengetahuan baru.
3) Memudahkan guru mengembangkan kegiatan belajar sesuai
dengan muatan/materi dan sarana yang tersedia di
lingkungan.
Jaringan tema merupakan pola hubungan antara suatu
tema dengan sub-sub pokok bahasan yang diambil dari bidang
studi atau mata pelajaran terkait. Jaringan tema diharapkan
memudahkan peserta didik dalam memahami sub tema tertentu
dengan pendekatan interdisipliner. Selain itu, dengan penggunaan
jaringan tema diharapkan peserta didik terbiasa berpikir secara
integratif dan holistik.
Jaringan tema dalam pembelajaran tematik integratif
memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya
yaitu:
1) Penentuan tema sesuai dengan minat, akan memotivasi anak
dalam belajar.
2) Lebih mudah dilakukan untuk guru yang belum
berpengalaman.
3) Memudahkan dalam perencanaan.
4) Pendekatan tematik integratif dapat memotivasi peserta didik.
5) Memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam melihat
kegiatan dan ide-ide berbeda yang saling terkait.
Sedangkan kekurangan pembuatan jaringan tema dalam
pembelajaran tematik integratif yaitu:
1) Sulit dalam menyeleksi tema.
2) Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal.
3) Guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada
pengembangan konsep dalam pembelajaran.
Jaringan tema memiliki beberapa kriteria, yakni:
1) Simpel. Oleh karena jaringan tema dibuat untuk
mempermudah dalam penyusunan perencanaan
pembelajaran, maka jaringan tema dibuat sesederhana
mungkin dan tidak berbelit-belit dalam mengilustrasikan
keterkaitan antara tema dengan materi pembelajaran yang
ada di dalamnya.
2) Sinkron. Perlu diperhatikan bahwa jaringan tema yang baik
adalah yang memiliki keterkaitan antara tema pengikat
dengan materi yang ada di dalamnya. Hal tersebut juga
penting untuk mengajarkan ambiguisitas kepada peserta
didik.
3) Logis. Jaringan tema yang logis mengandung makna materi
pembelajaran harus betul-betul merupakan bagian dari tema
yang diangkat sebagai bahan pembelajaran. Hal tersebut juga
akan mengajarkan pola pikir yang logis kepada peserta didik.
4) Mudah dipahami. Jaringan tema yang dibuat diupayakan harus
mudah dipahami oleh semua orang, terutama peserta didik.
Mengingat hal ini merupakan bagian dari bahan pembelajaran,
apabila susah dipahami maka akan menghambat kegiatan
pembelajaran.
5) Terpadu. Pembuatan jaringan tema diharapkan dapat
menampilkan gambaran keterpaduan antara tema dan meteri
menjadi satu bagian yang utuh yang akan dikembangkan
menjadi skenario pembelajaran tematik.
Gambar 2
Jaring-jaring Tema Model Webbed
2. Diseminasi
Diseminasi adalah suatu kegiatan penyebaran informasi yang
ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka
memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, mengubah
perilaku sasaran, dan akhirnya mereka mampu memanfaatkan
informasi tersebut. Perubahan yang diharapkan dari kegiatan
diseminasi adalah akan terjadi pada aspek kognitif (pengetahuan – P),
afektif (sikap – S) dan psikomotorik (keterampilan – K). Perubahan
tersebut menuju ke arah yang sesuai dengan konsep dan cara yang
benar atau seharusnya.
Adapun pelaksanaan diseminasi dari Pelatihan Pembelajaran
Tematik MI di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat
yang telah penulis laksanakan maka dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu untuk Guru yang difokuskan pada Menyusun Desain
Pembelajaran Tematik Terpadu sedangkan pada peserta didik
difokuskan pada kegiatan pembelajaran dari Penyusunan Desain
Pembelajaran Tematik Terpadu tersebut.
a. Guru-guru MIS Al-Mukhlisin
Pada pelaksanaan kegiatan Diseminasi bagi Guru-guru MIS
Al-Mukhlisin melalui tahapan :
1) Perencanaan
Perencanaan dilaksanakan untuk membuatkan materi-
materi pelatihan yang akan disampaikan kepada Guru-guru
berhubungan dengan Pemetaan Tema. Perencanaan ini
dilaksanakan pada Hari Senin Tanggal 20 September 2021.
Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 Tema
“Keluargaku”. Dalam buku yang diterbitkan oleh
Permendikbud, implementasi pembelajaran tematik kelas I
semester gasal tema “Keluargaku” terdiri dari empat subtema,
antara lain:
a) Subtema 1 Anggota Keluargaku
b) Subtema 2 Kegiatan Keluargaku
c) Subtema 3 Keluarga Besarku
d) Subtema 4 Kebersamaan dalam Keluargaku
Dalam subtema 1-4 memetakan beberapa Kompetensi Dasar
(KD):
a) KD 1 dan KD 2 yang terdiri dari mata pelajaran: Bahasa
Indonesia, PPKn, Matematika, SBDP, PJOK.
b) KD 2 dan KD 3 yang terdiri dari mata pelajaran: Bahasa
Indonesia, PPKn, Matematika, SBDP, PJOK.
Dalam setiap satu subtema terdiri dari enam pembelajaran,
satu pembelajaran memetakan beberapa indikator mata
pelajaran. Jadi, guru memetakan KD dalam pembelajaran yang
dibuat dengan indikator dari tiap-tiap KD mata pelajaran
tersebut sesuai dengan tema terkait.
Gambar 3
Pemetaan KD-KI 3 dan 4
PJOK PPKn
3.1 Memahami gerak dasar 1.2 Menunjukkan sikap patuh
lokomotor sesuai dengan aturan agama yang dianut
konsep tubuh, ruang, usaha, dalam kehidupan sehari-hari
dan keterhubungan dalam di rumah.
berbagai bentuk permainan 2.2 Melaksanakan aturan
sederhana dan atau yang berlaku dalam
tradisional. kehidupan sehari-hari di
4.1 Mempraktikkan gerak rumah.
dasar lokomotor sesuai 3.2 Mengidentifikasi aturan
dengan konsep tubuh, ruang, yang berlaku dalam
usaha, dan keterhubungan kehidupan sehari- hari di
dalam berbagai bentuk rumah.
permainan sederhana dan
4.2 Menceritakan kegiatan
atau tradisional.
sesuai dengan aturan yang
berlaku dalam kehidupan
sehari-hari di rumah.
SUBTEMA 3 : KELUARGA BESARKU
PJOK PPKn
3.1 Memahami gerak dasar 1.3 Menerima keberagaman
lokomotor sesuai dengan karakteristik individu sebagai
konsep tubuh, ruang, usaha, anugerah Tuhan Yang Maha
dan keterhubungan dalam Esa di rumah.
berbagai bentuk permainan 2.3 Menampilkan
sederhana dan atau kebersamaan dalam
tradisional. keberagaman karakteristik
4.1 Mempraktikkan gerak individu di rumah
dasar lokomotor sesuai 3.3 Mengidentifikasi
dengan konsep tubuh, ruang, keberagaman karateristik
usaha, dan keterhubungan individu di rumah.
dalam berbagai bentuk 4.3 Menceritakan pengalaman
permainan sederhana dan kebersamaan dalam
atau tradisional. keberagaman kehidupan
individu di rumah
SUBTEMA 4 : KEBERSAMAAN DALAM KELUARGA
PJOK PPKn
3.1 Memahami gerak dasar 1.3 Menerima keberagaman
lokomotor sesuai dengan karakteristik individu sebagai
konsep tubuh, ruang, usaha, anugerah Tuhan Yang Maha
dan keterhubungan dalam Esa di rumah
berbagai bentuk permainan 2.3 Menampilkan
sederhana dan atau kebersamaan dalam
tradisional. keberagaman karakteristik
4.1 Mempraktikkan gerak individu di rumah.
dasar lokomotor sesuai 3.2 Mengidentifikasi aturan
dengan konsep tubuh, ruang, yang berlaku dalam
usaha, dan keterhubungan kehidupan sehari-hari di
dalam berbagai bentuk rumah.
permainan sederhana dan
4.2 Menceritakan kegiatan
atau tradisional.
sesuai aturan yang berlaku
dalam kehidupan sehari-hari
di rumah
Pembelajaran tematik terpadu menyajikan konsep-
konsep dari berbagai mata pelajaran yang terdapat pada
Kompetensi Dasar (KD) KI-3 dan juga keterampilan yang
tergambar pada KD KI-4 dalam suatu proses pembelajaran.
Implementasi KD KI-3 dan KD KI-4 diharapkan akan
mengembangkan berbagai sikap yang merupakan cerminan
dari KI-1 dan KI-2. Melalui pemahaman konsep dan
keterampilan secara utuh akan membantu peserta didik dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
Sehingga dari pemetaan tersebut muncul beberapa
materi dari masing-masing mata pelajaran, antara lain: (a)
Bahasa Indonesia : Teks narasi (b) Matematika : Bilangan asli
(c) SBDP: Lagu anak-anak, keterampilan hiasan foto keluarga
Penerapan kurikulum 2013 menggunakan
pembelajaran tematik model jaring laba-laba. Dalam proses
tahap awal ialah menentukan tema, kemudian mengaitkan
beberapa indikator dari kompetensi dasar (KD) tiap-tiap mata
pelajaran sehingga menjadi tema yang utuh
Pendekatan sains di Kelas I, menyebabkan semua mata
pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk
kemudahan pengorganisasiannya, kompetensi-kompetensi
dasar kedua mata pelajaran ini diintegrasikan ke mata
pelajaran lain (integrasi interdisipliner).
Integrasi inter-disipliner dilakukan dengan
menggabungkan kompetensi-kompetensi dasar beberapa mata
pelajaran agar terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat
saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang tindih,
dan menjaga keselarasan pembelajaran.
Pembelajaran integratif interdisipliner merupakan
pembelajaran integratif yang disarankan penggunaan dalam
konteks pembelajaran kurikulum 2013. Hal ini berarti
pembelajaran integratif ini tidak menghubungkan seluruh mata
pelajaran di sekolah, melainkan menghubungkan keterampilan
dan kompetensi beberapa mata pelajaran yang terjadwal
dalam satu hari yang sama. Konsep ini nantinya akan
berimplikasi pada penyusunan rencana pembelajaran
integratif untuk satu hari pembelajaran bukan untuk
pembelajaran dalam jangka waktu berminggu-minggu
Selain itu, pembelajaran tematik-terpadu ini juga
diperkaya dengan penempatan mata pelajaran Bahasa
Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai penghela mata pelajaran
lain. Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai pengikat
berbagai mata pelajaran dalam satu kelas dan tema sebagai
pokok bahasannya, sehingga penempatan mata pelajaran
Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain
menjadi sangat memungkinkan.
Penguatan peran mata pelajaran Bahasa Indonesia
dilakukan secara utuh melalui penggabungan kompetensi
dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu
Pengetahuan Alam ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kedua ilmu pengetahuan tersebut menyebabkan pelajaran
Bahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga pembelajaran
Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik
Kompetensi dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam diintegrasikan ke kompetensi dasar mata pelajaran
Bahasa Indonesia dan kompetensi dasar mata pelajaran
Matematika seperti halnya jaring-jaring laba di atas.
2) Pelaksanaan
Nama Kegiatan : Desiminasi Penyusunan Desain Pembelajaran
Tematik Sebagai Tindak Lanjut dari Diklat
Pelatihan Pembelajaran Tematik MI
Oleh : KHAIRUNNISAK
Jabatan : Guru Kelas
Lokasi : MIS Al-Mukhlisin Ujung Gading
Hari / Tanggal : Selasa / 21 September 2021
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada hari Kamis, 23
September 2021. Untuk menarik perhatian siswa dalam
pembelajaran digunakan langkah-langkah Experiential
Learning dalam Muatan Pembelajaran PPKn Tema 4
“Keluargaku” diharapkan hasil belajar siswa menjadi lebih
meningkat dan siswa juga lebih bersemangat.
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru telah memasuki
langkah-langkah pembelajaran
Oientasi
1. Guru mengucapkan salam dan mengajak semua siswa
berdoa;
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan menanyakan kabar;
Aperpepsi
1. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
2. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan
bertanya.
3. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
1. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Apabila materi ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik
diharapkan mencapai tujuan pembelajaran
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung
b) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru melaksanakan langkah
pembelajaran selanjutnya yaitu:
Mengamati
Langkah 1. Pengalaman Konkret
1. Guru meminta siswa mengamati materi pembelajaran
2. Siswa menceritakan daerah asal dari orang tua masing-
masing siswa.
3. Guru menjelaskan materi pembelajaran
Menanya
Langkah 2. Refleksi Observasi
1. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang
daerah asal orang tua masing-masing siswa
2. Siswa menjawab pertanyaan tersebut untuk
menstimulai rasa ingin tahu siswa tentang topik yang
akan di pelajari.
Mengumpulkan Informasi
Langkah 3. Konseptualisasi Abstrak
1. Guru membagi siswa menjadi berkelompok.
Pembentukan kelompok didasarkan pada kemampuan
siswa di dalam kelas. Dalam setiap kelompok, ada siswa
yang pintar, ada siswa yang berkemampuan sedang,
dan ada siswa yang berkemampuan rendah. Hal ini
dilakukan agar pembagian kelompok seimbang.
2. Guru mengkoordinasikan siswa dalam kelompok
dengan membagikan LKS
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang LKS
4. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok tentang
pengisian LKS .
5. Guru membimbing siswa dalam melaksanakan diskusi
kelompok
Mengkomunikasikan
Langkah 4. Eksperimen Aktif
1. Setiap kelompok siswa melaporkan hasil diskusi di
depan kelas
2. Kelompok yang tidak tampil memberikan tanggapan
terhadap hasil diskusi kelompok yang tampil.
3. Guru membimbing siswa dalam melaksanakan diskusi
kelas
4. Guru membimbing siswa dalam melaksanakan
presentasi hasil diskusi
5. Guru memberikan umpan balik hasil diskusi siswa
terhadap materi pembelajaran
6. Guru memberi tugas soal evaluasi sebagai hasil akhir
dari pembelajaran
c) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup guru melaksanakan langkah
pembelajaran yaitu:
1. Guru bersama siswa membuat rangkuman atau
kesimpulan hasil pembelajaran;
2. Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan;
3. Mengagendakan materi atau tugas kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam
sekolah atau dirumah.
4. Guru mengajak semua siswa berdo’a untuk menutup
pelajaran; dan guru mengucapkan salam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kegiatan Diklat Pelatihan Pembelajaran Tematik MI ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dalam
pengelolaan pembelajaran dan sikap mental untuk dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan standar
kompetensi sebagai seorang guru yang profesional. Diklat ini dimulai
dari tanggal 13 s/d 18 September 2021 yang bertempat pada Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera
Barat di Simpang Empat.
2. Pembuatan jaringan tema merupakan implementasi dari penerapan
pembelajaran terpadu model Webbed. Pembelajaran terpadu model
Webbed adalah pembelajaran terpadu menggunakan pendekatan
tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan
menentukan tema tertentu. Tema dapat ditetapkan antara negosiasi
antara guru dan peserta didik, tetapi dapat pula dengn cara diskusi
sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-
sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang
studi. Pengambangan tema menjadi sub-sub tema serta membuat pola
keterkaitannya inilah yang kemudian membentuk jaringan tema.
B. Saran
Melihat urgensinya Peningkatan Kompetensi Guru dalam
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pengelola pembelajaran
dan ditambah dengan penggunaan teknologi informasi, maka penulis
menyarankan pelaksanaan pelatihan ini dapat dilaksanakan kembali
serta lebih mendapatkan perhatian dari pihak madrasah sehingga
pelaksanaannya dapat lebih optimal.
LAPORAN
DIKLAT PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI DI KANTOR
KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PASAMAN BARAT
PROVINSI SUMATERA BARAT
MATA PELATIHAN
PEMETAAN TEMA
Oleh :
KHAIRUNNISAK
GURU KELAS
MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA (MIS) AL-MUKHLISIN
UJUNG GADING KECAMATAN LEMBAH MELINTANG
KABUPATEN PASAMAN BARAT
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN
Mata Pelatihan
Pemetaan Tema
Oleh
KHAIRUNNISAK
Disahkan Oleh
Kepala MIS Al-Mukhlisin Ujung Gading
MUHAMMAD IZHAR
KATA PENGANTAR
KHAIRUNNISAK
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan Diklat......................................................................................... 5
C. Manfaat Diklat....................................................................................... 6
BAB II PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat.............................................................................. 7
B. Pokok Program Diklat........................................................................ 7
C. Jadwal Diklat.......................................................................................... 8
D. Tindak Lanjut........................................................................................ 8
1. Pemetaan Tema............................................................................. 8
a. Menjelaskan Pengertian Jaring-jaring Tema.............. 9
b. Mengidentifikasi KD kedalam Tema.............................. 15
c. Menjabarkan Tema Menjadi Subtema dan Subsub
Tema........................................................................................... 17
d. Membuat Jaring-jaring Tema............................................ 21
2. Diseminasi....................................................................................... 23
a. Guru-guru MIS Al-Mukhlisin............................................ 24
b. Siswa Kelas I MIS Al-Mukhlsin Ujung Gading............. 34
LAMPIRAN
1. DAFTAR HADIR PESERTA DISEMINASI
2. PHOTO KEGIATAN
DAFTAR HADIR GURU
PESERTA DISEMINASI PELAKSANAAN TINDAK LANJUT
DIKLAT PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
Hari : Selasa
Tanggal : 21 September 2021
Tempat : MIS Al-Mukhlisin Ujung Gading
1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
DOKUMENTASI
DISEMINASI PELAKSANAAN TINDAK LANJUT DIKLAT
PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
PADA GURU MIS AL-MUKHLISIN
Hari : Kamis
Tanggal : 23 September 2021
Tempat : Kelas I MIS Al-Mukhlisin Ujung Gading
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
DOKUMENTASI
DISEMINASI PELAKSANAAN TINDAK LANJUT DIKLAT
PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
SISWA KELAS I MIS AL-MUKHLISIN