Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran diartikan sebagai suatu konsep yang bisa
berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan yang
berkaitan dengan kemajuan ilmu. Permendiknas No. 20 Tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 menjelaskan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran yang
diberikan nantinya harus disesuaikan dengan pemikiram karakteristik
peserta didik agar dapat tercapai dalam tujuan pembelajaran. Salah satu
pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik diartikan sebagai pembelajaran yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Keterpaduan pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses, aspek
kurikulum, dan aspek pelaksanaan pembelajaran. Salah satu upaya yang
tepat untuk melaksanakan pembelajaran yang menggunakan
keterpaduan pembelajaran di sekolah dasar adalah dengan melaksanakan
pembelajaran tematik.
Pada penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pembaruan dalam
proses pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah sudah menjadi ketentuan
dari Pemerintah, terutama pada kelas bawah yang menjadikan landasan
dalam pembentukan kemampuan dasar peserta didik. Permasalahan ini
telah diatur oleh Pemerintah dengan menetapkan pendekatan tematik
sebagai pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik
Madrasah Ibtidaiyah terutama pada kelas rendah (1,2,3), sedangkan kelas
atas (4,5,6) dilakukan dengan pendekatan mata pelajaran. Dengan
demikian proses pembelajaran masih bergantung kepada objek konkret
dan pengalaman yang dialami siswa secara langsung. Sebelumnya,
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IV menggunakan pendekatan
mata pelajaran, dengan diberlakukannya kurikulum 2013 ini pelaksanaan
pembelajaran di kelas IV disajikan dengan pembelajaran integratif.
Pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran yang
menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa Pembelajaran
tematik integratif diartikan sebagai penggabungan materi kebeberapa
mata pelajaran ke dalam satu tema atau topik pembahasan, serta
pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Idealnya,
pembelajaran ini seharusnya bertolak pada kurikulum yang memisahkan
mata pelajaran yang satu dan lainnya. Dari penjelasan tersebut dapat
diketahui bahwa pembelajaran tematik dilakukan sebagai upaya untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan terutama untuk
mengimbangi padatnya pergantian kurikulum, sehingga dalam satu tema
yangterdiri dari beberapa mata pelajaran mampu teralokasikan dalam
satu hari.
Pada prinsip pembelajaran tematik lebih menekankan pada proses
penerapan belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh
karena itu, diperlukan guru yang kreatif dalam menyiapkan
kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi
dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran
menjadi lebih bermakna, menarik menyenangkan dan utuh. Pengalaman
belajar tersebut menunjukkan adanya kaitan unsur-unsur konseptual
menjadi proses PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan). Kaitannya konsep dengan mata pelajaran yang dipelajari
akan membentuk sebuah skema mengenai pelaksanaan pembelajaran
tematik.
Kurikulum 2013 mulai diimplementasikan bagi madrasah atau
sekolah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama mulai tahun
ajaran 2014/2015. Berbeda dengan sekolah yang berada dalam naungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mulai memberlakukan
kurikulum 2013 sejak awal tahun ajaran 2013/2014, tentu banyak
kendala yang dihadapi madrasah di lapangan. Kendala yang dihadapi
dapat bersifat konseptual berkaitan dengan masih rendahnya
pemahaman terhadap kurikulum 2013 seperti: rasional, landasan,
pendekatan dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, metodologi
pembelajaran serta penilaian hasil belajar khususnya pengembangan
instrumen penilaian otentik. Sedangkan kendala yang bersifat teknis
mengarah pada bagaimana mengaktualialisasikan Kurikulum 2013
kedalam kegiatan pembelajaran.
Standar Kompetensi Lulusan adalah seperangkat kompetensi
lulusan yang dibakukan dan diwujudkan dengan hasil belajar peserta
didik Standar ini harus dapat diukur dan diamati untuk memudahkan
pengambilan keputusan bagi guru, peserta didik, orang tua dan penentu
kebijaksanaan. Standar Kompetensi Lulusan bermanfaat sebagai dasar
penilaian dan pemantauan proses kemajuan dan hasil belajar peserta
didik. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan.
Standar Kompetensi Lulusan berfungsi sebagai kriteria dalam
menentukan kelulusan peserta didik pada setiap satuan pendidikan,
rujukan untuk penyusunan standar-standar pendidikan lain, dan
merupakan arah peningkatan kualitas pendidikan secara mendasar dan
holistik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta merupakan
pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik yang
meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran, serta mencakup
aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Kompetensi inti menjadi salah satu bahasan yang dipakai dalam
pembelajaran pada Kurikulum 2013. Kompetensi inti memiliki
kedudukan yang sama dengan Standar Kompetensi yang digunakan pada
kurikulum KTSP 2006. Kompetensi inti merupakan elemen baru dalam
pendidikan yang tidak dimiliki oleh kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Kompetensi inti dapat diartikan sebagai kualitas yang harus dicapai
seorang siswa melalui proses pembelajaran secara aktif. Dalam
pengertian lain juga disebutkan bahwa kompetensi inti adalah tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Komptensi Lulusan yang harus
dimiliki seorang siswa pada setiap tingkat kelas atau program.
Kompetensi inti merupakan standar kompetensi lulusan dalam
bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu yang
menggambarkan kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
sikap, ketrampilan, pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi inti
harus menggambarkan kualitas yag seimbang antara pencapaian hard
skills dan soft skills.
Kompetensi inti dijadikan batas kemampuan yang harus dilakukan
dan dimiliki oleh setiap peserta didik pada saat pembelajaran. Untuk
mempermudah operasionalnya, kompetensi inti pada ranah sikap
dipecah menjadi dua. Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan
pendidikan nasional untuk membentuk peserta didik yang beriman dan
bertakwa. Kedua, sikap sosial yang berkaitan dengan tujuan pendidikan
nasional untuk membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab.
Sedangkan Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata
pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber pada kompetensi inti
yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Analisis SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan
pembelajaran. Perlu dipahami kerangka berpikir terkait analisis SKL KI
KD ini agar pembelajaran yang disajikan berjalan sesuai skema besar
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013. Berangkat dari
cita-cita dan impian penerapan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013
diterapkan bukan sekedar update pengetahuan dan keterampilan saja.
Kurikulum 2013 diterapkan untuk menyiapkan siswa agar memiliki
kompetensi baik sikap spiritual, sikap sosial , pengetahuan dan
keterampilan agar nantinya unggul dalam persaingan global abad 21 ini.
Keunggulan ini ditunjang dengan pengembangan keterampilan abad 21
seperti critical thinking, creative thinking, collaborating dan
communicating (4 C). Keunggulan-keunggulan ini sudah dicanangkan dan
dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Pada ranah operasional, pembentukan kompetensi lulusan
dilakukan melalui pembelajaran yang dilakukan oleh guru di seluruh
mata pelajaran. Dalam konteks ini, materi pembelajaran dan proses
pembelajaran menjadi instrumen penting menuju tercapainya Standar
Kompetensi Lulusan yang dicita-citakan. Materi pembelajaran yang tidak
linier dengan Standar Kompetensi Lulusan yang diinginkan jelas menjadi
penyebab tidak tercapainya kompetensi yang diinginkan. Demikian juga
dengan proses pembelajaran. Terbentuknya kompetensi lulusan pada
siswa tergantung juga dengan proses pembentukan kompetensi yang
dilakukan pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat berjalan
optimal jika guru memahami Kompetensi Dasar (KD), dan menerapkan
kompetensi pedagogik nya agar kompetensi dasar yang dirumuskan
dalam kalimat-kalimat dapat diwujudkan pada diri siswa atau peserta
didik. Analisis SKL KI KD inilah wujud langkah guru meluruskan dan
melinierkan perencanaan proses pembelajaran untuk pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan yang diinginkan.
Diklat Teknis harus mampu menghasilkan tenaga-tenaga yang
kompeten yang nantinya dapat menunjukkan sikap profesional dan skill
yang lebih baik dari sebelum mengikuti diklat teknis tersebut. Namun
kenyataan yang terjadi saat ini, sebuah diklat teknis yang dalam
pelaksanaannya melibatkan begitu banyak ide-ide dan aktifitas-aktifitas
positif yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan
pesertanya, akhirnya hanya menjadi ajang ngumpul dan wahana hiburan
sesaat bagi para pesertanya tanpa menyadari bahwa ada hal yang sangat
penting yang terlewatkan oleh mereka, yaitu menjadi individu yang
meningkat kemampuannya. pelaksanaan diklat teknis akan menjadi
optimal jika saja dalam pelaksanaannya tetap mengacu pada aturan
pemerintah dan setiap tahapan dalam pelaksanaan diklat direncanakan
dengan baik dan tidak keluar dari koridor yang telah ditetapkan, dan
pada saatnya diklat teknis akan menjadi “sumber energi” yang
memberikan “kekuatan” baru bagi seluruh pesertanya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 19 Tahun
2020 tentang Penyelenggaaraan Pelatihan Sumber Daya Manusia di
Lingkungan Kementerian Agama, kegiatan pelatiyan yang terencana dan
bernejang perlu dilaksanakan sebagai wadah untuk mewujudkan sumber
daya manusia Kementerian Agama yang memiliki keteladanan, integritas,
profesionalitas, inovasi dan tanggungjawab.
Merujuk juga pada putusan Kepala Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI No. 685 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Diklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan dan
dengan diterbitkannya Surat Keputusan Kepala Badang Litbang dan
Diklat Kementerian Agama RI No. 18 Tahun 2020 tentang Kurikulum
Pelatihan diklat Teknis dan kemudian di paparkan pada POK yang
tercantum damal RKAKL Balai Diklat Keamgaaan Padang Tahun 2021,
maka salah satu kegiatan pelatihan Pelatihan Pembelajaran Tematik MI
pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi
Sumatera Barat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyusun
Laporan Pelatihan Diklat Teknis Pelatihan Pembelajaran Tematik
Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021 di Simpang
Empat.

B. Tujuan Diklat
Adapun tujuan diklat teknis adalah untuk meningkatkan
kompetensi guru yang meliputi:
1. Kompetensi Pedagogik
Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator
esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik.
2. Kompetensi Pribadi
Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan
norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma.
3. Kompetensi Sosial
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik.
4. Kompetensi Profesional
Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi
memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan
yang menaungi atau koheren dengan pembelajaran; memahami
hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Manfaat Diklat
Manfaat dilaksanakannya Diklat Teknis Subtantif Guu adalah
untuk
1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dalam
pengelolaan pembelajaran tematik
2. Meningkatkan sikap mental untuk dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan standar kompetensi sebagai seorang guru
yang professional
BAB II
PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan Diklat Pelatikan Pembelajaran Tematik MI
dilaksanakan pada Tanggal 23 s/d 18 September 2021 yang bertempat di
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi
Sumatera Barat di Simpang Empat

B. Pokok Program Diklat


Adapun pokok-pokok program materi diklat yang akan disajikan
pada Diklat Pelatikan Pembelajaran Tematik MI dan Kompetensi
Mengimplementasikan Pembelajaran Tematik MI.
Jam
No Mata Pelatihan
Pelatihan
A KELOMPOK DASAR
1 Pembangunan Bidang Agama 3
2 Nilai-nilai Dasar Sumber Daya Manusia (SDM) 3
Kementerian Agama
3 Sistem Pelatihan dan Pengembangan SDM 3
Kementerian Agama
Jumlah 9
B KELOMPOK INTI
1 Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu 3
2 Analisis SKL, KI dan KD 6
3 Pemetaan Tema 9
4 Teknik Penilaian Pembelajaran Tematik 6
5 Penyusunan Desain Pembelajaran Tematik 10
6 Simulasi Pembelajaran Tematik 10
Jumlah 44
Jam
No Mata Pelatihan
Pelatihan
C KELOMPOK PENUNJANG
1 Overview 1
2 Building Learning Commitment 3
3 Rencana Tindak Lanjut 1
4 Evaluasi Program 1
5 Ujian 1
Jumlah 7
Total 60

C. Jadwal Diklat
Diklat Teknis Pelatihan Pembelajaran Tematik MI di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2021 dilaksanakan berdasarkan jadwal seperti tersebut dalam
lampiran.

D. Tindak Lanjut
1. Analisis SKL, KI dan KD
Analisis SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan
pembelajaran. Kerangka berpikir analisis SKL KI KD perlu dipahami
agar pembelajaran yang disajikan berjalan sesuai skema besar
pencapaian SKL kurikulum. Berangkat dari cita-cita dan impian,
penerapan kurikulum nasional diterapkan bukan sekedar update
pengetahuan dan keterampilan saja. Namun untuk menyiapkan
peserta didik agar memiliki kompetensi baik sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, maupun keterampilan agar nantinya unggul
dalam persaingan global abad 21 ini. Keunggulan ini ditunjang
dengan pengembangan keterampilan abad 21 seperti critical thinking,
creative thinking, collaborating, dan communicating (4 C).
Keunggulan-keunggulan ini sudah dicanangkan dan dirumuskan
dalam SKL.
Pada ranah operasional, pembentukan kompetensi lulusan
dilakukan melalui pembelajaran yang dilakukan oleh guru di seluruh
mata pelajaran. Dalam konteks ini, materi dan proses pembelajaran
menjadi instrumen penting menuju tercapainya SKL yang dicita-
citakan. Materi pembelajaran yang tidak linier dengan SKL akan
menjadi penyebab tidak tercapainya kompetensi yang diinginkan.
Demikian juga dengan proses pembelajaran, terbentuknya
kompetensi lulusan pada peserta didik tergantung juga pada proses
pembentukan kompetensi yang dilakukan pada proses pembelajaran.
Proses pembelajaran dapat berjalan optimal jika guru memahmi KD,
dan menerapkan kompetensi pedagogiknya agar KD yang
dirumuskan dalam kalimat-kalimat dapat diwujudkan pada diri
peserta didik.
Analisis SKL, KI, dan KD inilah wujud langkah guru
meluruskan dan melinierkan perencanaan pembelajaran untuk
pencapaian SKL yang diinginkan. Analisis SKL, KI, dan KD adalah
kegiatan menguraikan keterkaitan SKL, KI, dan KD atas berbagai
bagiannya, menelaah bagian itu sendiri serta hubungan antar-bagian
untuk memperoleh berbagai informasi pedagogis yang berguna untuk
membuat perencanaan pembelajaran yang benar.
Analisis SKL, KI, dan KD menjabarkan komponen SKL, KI, dan
KD baik KD Pengetahuan maupun KD Keterampilan. Selain aktivitas
menjabarkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, analisis SKL-KI,
dan KD menjabarkan hubungan dan keterkaitan antar-komponen
yang dianalisis tersebut.
a. Menganalisis SKL
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria
mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
keterampilan dan pengetahuan. Standar Kompetensi Lulusan
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi
Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik
yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan.
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian dan ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan.
Kesesuaian Standar Kompetensi Lulusan dimonitor dan dievaluasi
secara berkala dan berkelanjutan terhadap kebutuhan lulusan
pendidikan dan kebutuhan peserta didik, baik lokal, nasional,
maupun global.
Ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan dimonitor dan
dievaluasi secara berkiala terhadap lulusan dari masing-masing
satuan pendidikan. Evaluasi dilkukan terhadap kesesuaian
sumber daya dan proses pembelajaran yang digunakan pada
satuan pendidikan tertentu. Hasil yang diperoleh dari monitoring
dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi
penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan
datang

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SD/MI MENURUT


KURIKULUM 2013

Sikap Memiliki [melalui menerima, menjalankan,


menghargai, menghayati, mengamalkan] perilaku
yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia [jujur, santun, peduli, disiplin,
demokratis], percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam , di sekitar rumah,
sekolah, dan tempat bermain
Keterampilan Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyaji, menalar, mencipta]
kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai
dengan yang ditugaskan kepadanya.
Pengetahuan Memiliki [melalui mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi]
pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian di
lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain

b. Menganalisis Kompetensi Inti


Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau
operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk
kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau
jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi
utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard
skills dan soft skills.
Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising
element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi,
Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal
dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal
Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi
Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu
akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari
peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara
konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten
Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu
pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses
saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang
saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan
(Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2),
pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan
(Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari
Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap
peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang
berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan
secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu
peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3)
dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).

c. Menganalisis Keterkaitan SKL, KI dan KD


SKL adalah profil kompetensi lulusan yang akan dicapai
oleh peserta didik setelah mempelajari semua mata pelajaran
pada jenjang tertentu yang mencakup ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Sedangkan Kompetensi Inti merupakan tangga
pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada
tingkat kelas tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap
mata pelajaran dirinci dalam rumusan Kompetensi Dasar.
Kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar
dicapai melalui proses pembelajaran dan penilaian yang dapat
diilustrasikan dengan skema berikut.
Gambar 1
Skema Hubungan SKL, K-I, KD,

Penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi


beberapa Tingkat Kompetensi, yang diartikan sebagai kriteria
capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus dipenuhi
oleh peserta didik pada setiap tingkat kelas dalam rangka
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan.
Kompetensi Inti pada ranah sikap (sikap spiritual dan
sikap sosial) merupakan kombinasi reaksi afektif, kognitif, dan
konatif (perilaku). Gradasi kompetensi sikap meliputi menerima,
merespon/menanggapi, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan

Gambar 2.
Gradasi dan Taksonomi Ranah Sikap
Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki
dua dimensi dengan batasan-batasan yang telah ditentukan pada
setiap tingkatnya.
1) Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan kognitif
(cognitive process dimension) peserta didik, yakni
perkembangan kognitif pada tingkat low order thinking skills
(LOTS) dan tingkat high order thinking skills (HOTS). Untuk
tingkat LOTS perkembangan berpikir peserta didik ada pada
tahap mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3).
Sedangkan tingkat HOTS perkembangan berpikir mereka
berada pada tahap menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan
mengkreasi (C6).
2) Dimensi kedua adalah dimensi pengetahuan (knowledge
dimension): Dimensi pengetahuan ini berbicara bentuk dari
pengetahuan itu sendiri, yakni meliputi faktual, konseptual,
procedural, dan metakognitif.
a) Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi atau
pengetahuan detail yang spesifik dan elemen.
b) Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang
lebih kompleks berbentuk klasifikasi,
c) Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan
bagaimana melakukan sesuatu termasuk pengetahuan
keterampilan, algoritma (urutan langkah-langkah logis
pada penyelesaian masalah yang disusun secara
sistematis)
d) Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang
kognisi (mengetahui dan memahami) yang merupakan
tindakan atas dasar suatu pemahaman meliputi kesadaran
dan pengendalian berpikir, serta penetapan keputusan
tentang sesuatu.
Gambar 3.
Dimensi pada Kompetensi Inti Pengetahuan

Pengembangan berfikir peserta didik yang dikenal dengan


dimensi proses kognitif pada rumusan Kompetensi Dasar
pengetahuan (KD-3) memiliki hubungan dengan bentuk
pengetahuan (knowledge dimension). Sebagai contoh mengingat
(C-1) bentuk pengetahuannya adalah fakta, menjelaskan (C2)
berkaitan dengan konsep; menerapkan (C3) berkaitan dengan
bentuk pengetahuan prosedural. Adapun perkembangan berfikir
menganalisis (C4) sampai dengan mengkreasi (C6) memiliki
hubungan dengan bentuk pengetahuan metakognitif.
Kompetensi Inti pada ranah keterampilan (KI-4)
mengandung keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret.
Keterampilan abstrak lebih bersifat mental skill, yang cenderung
merujuk pada keterampilan menyaji, mengolah, menalar, dan
mencipta dengan dominan pada kemampuan mental
keterampilan berpikir. Sedangkan keterampilan kongkret lebih
bersifat fisik motorik yang cenderung merujuk pada kemampuan
menggunakan alat, dimulai dari persepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan gerakan mahir, menjadi gerakan alami, menjadi
tindakan orisinal.

Gambar 4.
Dimensi Kompetensi Keterampilan

Kompetensi Inti sikap religius dan sosial memberi arah


tentang tingkat kompetensi sikap yang harus dimiliki oleh peserta
didik, dibentuk secara tidak langsung melalui pembelajaran KI-3
dan KI-4.
Kompetensi Inti pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan
KI-4) memberi arah tentang tingkat kompetensi pengetahuan dan
keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik.
Berdasarkan KD dari KI-3 dan KI-4, pendidik dapat
mengembangkan proses pembelajaran dan cara penilaian yang
diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran langsung,
sekaligus memberikan dampak pengiring (nurturant effect)
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) yaitu pengembangan sikap spiritual dan sikap
social.
Keterkaitan antara SKL, KI, KD dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut.
(1) Melakukan linearisasi antara KI dan KD dari pengetahuan (KI-
3), dengan cara: Melihat level kognitif pada KD dan KI, dan
Melihat hubungan antara level kognitif dan dimensi
pengetahuan.
(2) Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dan KD dari KI-4;
(3) Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan
sesuai rumusan KD dari KI- 4; apakah termasuk keterampilan
abstrak atau konkrit.
(4) Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam
kegiatan yang dilakukan mengacu pada rumusan KD dari sikap
spiritual dan sikap social.

d. Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK


Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Indikator
pencapaian kompetensi merupakan rumusan kemampuan yang
harus dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD). Indikator
pencapaian kompetensi merupakan tolok ukur ketercapaian suatu
KD. Hal ini sesuai dengan maksud bahwa indikator pencapaian
kompetensi menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Setelah
membuat IPK dari setiap KD dilanjutkan dengan menentukan
materi pembelajaran.
Untuk merumuskan IPK dapat digunakan rambu-rambu
sebagai berikut.
1) Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari
KI-3) dan perilaku keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat
diukur dan atau diobservasi.
2) Perilaku sikap spiritual dari KI-1 dan sikap sosial dari KI-2
tidak diturunkan ke dalam KD dan juga tidak memiliki
indikator pencapaian kompetensi pada RPP, tetapi perilaku
sikap spiritual dan sikap sosial harus dikaitkan pada
perumusan tujuan pembelajaran.
3) Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
menggunakan dimensi proses kognitif (dari memahami
sampai dengan kreasi jika ketercapaian hasil belajar siswa di
atas rata-rata) dan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif) yang sesuai dengan KD, namun
tidak menutup kemungkinan perumusan indikator dimulai
dari serendah-rendahnya C2/Memahami sampai setara
dengan KD hasil analisis dan rekomendasi.
4) IPK dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a) Tentukan kedudukan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4
berdasarkan gradasinya dan tuntutan KI;
b) Tentukan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual,
prosedural, metakognitif);
c) Tentukan bentuk keterampilan, apakah keterampilan
abstrak atau keterampilan konkret;
d) Untuk keterampilan kongkret bisa menggunakan kata
kerja operasional sampai tingkat membiasakan/
manipulasi. Atau minimal sampai pada tingkat
mahir/presisi.;
e) rumusan IPK pada setiap KD dari KI-3 dan pada KD dari KI-
4 minimal memiliki 2 (dua) indikator.

e. Jenis Kegiatan Belajar Sesuai Indikator


Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model
pembelajaran utama yang diharapkan dapat membentuk perilaku
saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa
keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model
Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan
model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan
(Discovery/Inquiry Learning). Disamping model pembelajaran di
atas dapat juga dikembangkan model pembelajaran Production
Based Education/Production Based Trainning (PBE/PBT).
Memilih atau menentukan model pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh karakteristik Indikator, tujuan yang akan dicapai
dalam pengajaran, sifat dari materi yang akan diajarkan, dan
tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu, setiap model
pembelajaran mempunyai tahap-tahap (fase) yang dapat
dilakukan peserta didik dengan bimbingan guru.
Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk
semua Indikator/materi pembelajaran. Model pembelajaran
tertentu hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran
tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan dapat
berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran
tertentu. Oleh karenanya guru harus menganalisis rumusan
pernyataan setiap Indikator, apakah cenderung pada
pembelajaran melalui penyingkapan/penemuan
(Discovery/Inquiry Learning), atau model pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Learning), dan atau model pembelajaran
berbasis projek (Project Based Learning).
Rambu-rambu penentuan model pembelajaran
penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning):
1) Pernyataan KD di KI-3 dan KD di KI-4 mengarah Indikator
kepencarian atau penemuan;
2) Pernyataan KD di KI-3 lebih menitikberatkan pada Indikator
pemahaman pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
dimungkinkan sampai metakognitif;
3) Pernyataan KD di KI-4 pada Indikator mengolah dan menalar.
Rambu-rambu model pembelajaran berbasis masalah dan
model hasil karya (problem based learning dan project based
learning)
1) Pernyataan KD dari KI-3 dan KD di KI-4 mengarah pada
Indikator hasil karya berbentuk jasa atau produk;
2) Pernyataan KD di KI-3 pada Indikator bentuk pengetahuan
metakognitif;
3) Pernyataan KD di KI-4 pada Indikator menyaji dan mencipta
4) Pernyataan KD di KI-3 dan KD di KI-4 yang memerlukan
persyaratan Indikator penguasaan pengetahuan konseptual
dan prosedural.

2. Diseminasi
Diseminasi adalah suatu kegiatan penyebaran informasi yang
ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka
memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, mengubah
perilaku sasaran, dan akhirnya mereka mampu memanfaatkan
informasi tersebut. Perubahan yang diharapkan dari kegiatan
diseminasi adalah akan terjadi pada aspek kognitif (pengetahuan – P),
afektif (sikap – S) dan psikomotorik (keterampilan – K). Perubahan
tersebut menuju ke arah yang sesuai dengan konsep dan cara yang
benar atau seharusnya.
Adapun pelaksanaan diseminasi dari Pelatihan Pembelajaran
Tematik MI di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat
yang telah penulis laksanakan maka dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu untuk Guru yang difokuskan pada analisis SKL, KI dan KD
sedangkan pada peserta didik difokuskan pada kegiatan
pembelajaran dengan penyusunan Indikator dari SKL, KI dan KD yang
telah dianalisis.
a. Guru-guru MIS Masjid Raya Ujung Gading
Pada pelaksanaan kegiatan Diseminasi bagi Guru-guru MIS
Masjid Raya Ujung Gading melalui tahapan :
1) Perencanaan
Perencanaan dilaksanakan untuk membuatkan materi-
materi pelatihan yang akan disampaikan kepada Guru-guru
berhubungan dengan Analisis SKL, KD. Perencanaan ini
dilaksanakan pada Hari Senin Tanggal 20 September 2021.
Analisis SKL KI KD dikerjakan sekurang-kurangnya
dilakukan melalui dua tahapan, yakni menganalisis kesesuaian
antara KI-Pengetahuan dengan KI-Keterampilan dan
menganalisis KD-3 Pengetahuan dan KD-4 Keterampilan.
a) Menganalisis kesesuaian antara KI-Pengetahuan dengan KI-
Keterampilan yakni dengan cara mengisi tabel sebagai
berikut:
Tabel 1
Format Analisis Kesesuaian dan
Rekomendasi KI-Pengetahuan dan KI-Keterampilan

KI- 3 KI- 4 ANALISIS DAN


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN) REKOMENDASI KI
1 2 3
Pada kolom 1 dan kolom 2 diisi KI-3 dan KI-4, Kemudian
kolom ketiga menjelaskan peruntukan KI-3 dan KI- 4
tersebut dan menjelaskan kesesuaian antara keduanya, bila
ada ketidaksesuaian bisa dibuatkan rekomendasi
perubahannya, lihat contoh pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2
Contoh Format Analisis Kesesuaian dan
Rekomendasi KI-Pengetahuan dan KI-Keterampilan
(Bahasa Indonesia Kelas IV)

KI- 3 KI- 4 ANALISIS DAN


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN) REKOMENDASI KI
1 2 3
Memahami pengetahuan Menyajikan pengetahuan KI-3 pengetahuan dan KI-4
faktual dengan cara faktual dalam bahasa yang keterampilan adalah untuk
mengamati dan menanya jelas, sistematis dan logis, program pendidikan 6
berdasarkan rasa ingin dalam karya yang estetis, tahun.
tahu tentang dirinya, dalam gerakan yang
makhluk ciptaan Tuhan mencerminkan anak sehat, KI-3 dan KI-4 tersebut
dan kegiatannya, dan dan dalam tindakan yang sesuai menjadi rujukan KD-
benda-benda yang mencerminkan perilaku KD Muatan Pembelajaran
dijumpainya di rumah, di anak beriman dan Bahasa Indonesia Pada
sekolah dan di tempat berakhlak mulia kompetensi pengetahuan
bermain dan keterampilan kelas I-6,

b) Menganalisis KD-3 Pengetahuan dan KD-4 Keterampilan


Caranya mengikuti alur isian tabel berikut ini:
Tabel 3
Format Analisis dan Rekomendasi KD-Pengetahuan dan KD-Keterampilan
Analisis SKL,KI, KD
Rekomendasi KD-KD
KD KD Analisis Rekomendasi Analisis Rekomendas
mada Muatan
Pengetahuan Keterampilan KD-3 KD-3 KD-4 i KD-4
Pembelajaran
 Ketercapaian
Dimensi Kognitif
Tingkat Kesetaraan
Kesesuaian Bentuk dan Bentuk
Dimensi Taksonomi
Dimensi Taksonomi Pengetahuan
Kognitif dan KD
KD-3 KD-4 Kognitif dan semua KD-3 dalam
Bentuk dari KI-3
Dengan Bentuk Tingkat Mapel
Dimensi dengan KD
Pengetahuan Taksonomi  Ketercapaian
Pengetahuan dari KI-4
Taksonomi semua
KD-4 dalam Mapel
1 2 3 4 5 6 7
Langkah-langkah pengisian tabel di atas adalah sebagai
berikut:
a) Pada kolom 1, masukan ‘Kompetensi Dasar Pengetahuan’
(KD-3) sesuai mata pelajaran
b) Pada kolom 2, masukan ‘Kompetensi Dasar Keterampilan’
(KD-4) sesuai mata pelajaran
c) Pada kolom 3, menentukan tingkat dimensi/proses
kognitif dan bentuk pengetahuan dari kompetensi dasar
pengetahuan (analisis KD-3).
d) Pada kolom 4, menentukan rekomendasi kesesuaian
tingkat dimensi/proses kognitif dengan bentuk
pengetahuan dari kompetensi dasar. Bila tidak ada
rekomendasi, tidak apa-apa, tulis saja “tidak ada
rekomendasi perubahan” pada kolom tersebut.
e) Pada kolom 5, menentukan tingkat taksonomi dan bentuk
taksonomi dari kompetensi dasar keterampilan (analisis
KD-4).
f) Pada kolom 6, menentukan ‘kesetaraan’ taksonomi KD
Pengetahuan dan taksonomi KD Keterampilan dan
rekomendasinya.
g) Pada kolom 7, tuliskan rekomendasi di antara KD-3 dari
KD-KD pengetahuan mata pelajaran yang harus mencapai
tingkat taksonomi (KKO) tertinggi sesuai KI-3, dan tuliskan
rekomendasi diantara KD-4 dari KD-KD keterampilan mata
pelajaran yang harus mencapai tingkat taksonomi (KKO)
tertinggi sesuai KI-4. Kolom 7 ini diisi setalah semua KD
pengetahuan dan semua KD keterampilan untuk suatu mata
pelajaran telah dianalisis dalam kolom 1 sampai dengan 6.
Langkah-langkah analisis sebagaimana dijelaskan di atas, bisa
dilihat contoh pengisiannya pada tabel berikut:
Tabel 4
Contoh Format Analisis dan Rekomendasi KD-Pengetahuan dan KD-Keterampilan
(Bahasa Indonesia Kelas IV)

Analisis SKL,KI, KD
KD Analisis Rekomendasi KD-KD mada
KD Pengetahuan Rekomendasi KD-3 Analisis KD-4 Rekomendasi KD-4
Keterampilan KD-3 Muatan Pembelajaran
1 2 3 4 5 6 7
3.1 Mencermati gagasan 4.1 Menata informasi yang Tingkat dimensi kognitif Dimensi kognitif (C.4, Menata informasi KD-3.1 ‘mencermati KD-3 dari KD-KD pengetahuan
pokok dan gagasan didapat dari teks adalah “menganalisis” menganalisis) dipasangkan sesuai dengan teks (C.4) MEMILIKI mata pelajaran Bahasa
pendukung yang berdasarkan (C.4) dan pengetahuan dengan bentuk pengetahuan adalah bentuk KESETARAAN dengan Indonesia sudah memenuhi
diperoleh dari teks keterhubungan tentang “Informasi yang metakognitif (informasi ) taksonomi KD-4.1 karena dimensi kognitif tuntutan KI-3,
lisan, tulis, atau visual antargagasan ke dalam didapat dari Teks ...” MEMILIKI KESESUAIAN, jadi ‘keterampilan konkret’ ada pada tingkat yaitu memahami menerapkan,
kerangka tulisan adalah bentuk tidak ada rekomendasi dan tingkatnya adalah ‘presisi/mahir’ menganalisis, dan mengevaluasi.
pengetahuan perubahan ‘presisi’ atau tingkat (setingkat K.4), jadi Sedangkan bentuk pengetahuan
metakognitif ‘mahir’ tidak ada rekomendasi juga sudah terpenuhi yaitu,
perubahan. konseptual, prosedural, dan
metakognitif.
2) Pelaksanaan
Nama Kegiatan : Desiminasi Analisis SKL, KI dan KD Sebagai
Tindak Lanjut dari Diklat Pelatihan
Pembelajaran Tematik MI
Oleh : SARINEM LUBIS, S.Pd
NIP : 19830514 200901 2 012
Jabatan : Guru Kelas
Lokasi : MIS Masjid Raya Ujung Gading
Hari / Tanggal : Selasa / 21 September 2021

Jalannya Pelaksanaan Kegiatan Desiminasi


a. Pembukaan
Bertindak sebagai moderator dalam pelaksanaan
Desminiasi ini adalah Ibu DARLINA, S.Pd, dalam kegiatan
tersebut moderator membuka pelaksanaan Desiminasi
yang dimulai dengan acara pembukaan, dilanjutkan dengan
sambutan dari Kepala MIS Masjid Raya Ujung Gading,
seterusnya Paparan Singkat Desiminasi dan tanggapan dari
peserta desminasi.
b. Sambutan dari Kepala MIS Masjid Raya Ujung Gading
Dengan bangganya selaku Kepala MIS Masjid Raya, dimana
pada rentang waktu yang tidak terlalu lama kita masih bisa
hadir dalam pelaksaan Desiminasi dari Pelaksanaan Diklat
Pelatihan Pembelajaran Tematik MI di Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Pasaman Barat dengan guru yang
melaksanakan pelatihan tersebut sebagai sarana penimba
ilmu bagi guru-guru yang lain dalam melaksanakan
pembelajaran sehingga dari kegiatan yang kita lakukan
menjadi acuan dalam pembelajaran.
c. Paparan Singkat Oleh Penyaji
Analisis SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan
pembelajaran. Perlu dipahami kerangka berpikir terkait
analisis SKL KI KD ini agar pembelajaran yang disajikan
berjalan sesuai skema besar pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013. Berangkat dari cita-
cita dan impian penerapan Kurikulum 2013. Kurikulum
2013 diterapkan bukan sekedar update pengetahuan dan
keterampilan saja. Kurikulum 2013 diterapkan untuk
menyiapkan siswa agar memiliki kompetensi baik sikap
spiritual, sikap sosial , pengetahuan dan keterampilan agar
nantinya unggul dalam persaingan global abad 21 ini.
Keunggulan ini ditunjang dengan pengembangan
keterampilan abad 21 seperti critical thinking, creative
thinking, collaborating dan communicating (4 C).
Keunggulan-keunggulan ini sudah dicanangkan dan
dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
d. Tanggapan, pertanyaan, kritik/ saran, masukan dari Peserta
Desiminasi dan Tanggapan dari Penyaji
e. Moderator menutup kegiatan Desiminasi tersebut.

b. Siswa Kelas IV MIS Masjid Raya Ujung Gading


1) Perencanaan
Perencanaan pelaksanaan Desiminasi terhadap Peserta
Didik di Kelas IV MIS Masjid Raya Ujung Gading dilaksanakan
pada hari Rabu, 22 September 2021.
Guru merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), kemudian menentukan tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Setelah menentukan tujuan pembelajaran
kemudian guru menetapkan sarana dan prasarana seperti alat
peraga yang dibutuhkan saat proses belajar mengajar yang
akan berlangsung.
Kompetensi Dasar dalam pelaksanaan penyajian ini
dengan Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching
meliputi :
3.2 Menjelaskan berbagai bentuk pecahan (biasa, campuran,
desimal, dan persen) dan hubungan di antaranya.
4.2 Mengindetifikasi berbagai bentuk pecahan (biasa,
campuran, desimal, dan persen) dan hubungan di
antaranya.
Sedangkan indikator pencapaian kompetensi dalam
penelitian ini yaitu :
3.2.1 Peserta didik menjelaskan hubungan antara pecahan
biasa dan pecahan desimal.
4.2.1 Peserta didik mengidentifikasi pecahan biasa dan
pecahan desimal dan hubungan di antaranya.

2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada hari Kamis, 23
September 2021 dengan materi pembelajaran yang
disampaikan yaitu “Pecahan Biasa dan Pecahan Desimal”
melaksanakan model pembelajaran Quantum dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Langkah 1. Tumbuhkan
Apersepsi
1. Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa
berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing.
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran
3. Guru Menginformasikan materi yang akan di pelajari
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tahapan
kegiatan pembelajaran
5. Guru mengajukan pertanyaan terkait materi
pembelajaran dengan pengalaman sehari-hari untuk
menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Langkah 2. Alami
Mengamati
1. Guru menginformasikan kepada siswa tentang model
pembelajaran
2. Guru menjelaskan materi ajar dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran.
3. Siswa mengamati guru dalam menjelaskan materi
pembelajaran.
Langkah 3. Namai
Menanya
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
belajar.
2. Guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok
3. Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus
dikerjakan dalam pengisian LKS
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang langkah- dalam pengisian LKS
Langkah 4. Demonstrasi
Mengumpulkan Informasi
1. Siswa mendiskusikan materi pembelajaran dengan
mengisi Lembaran Kerja Siswa (LKS) pada Kegiatan
Ayo Mencoba
2. Guru mengobservasi kegiatan siswa dari kelompok satu
ke kelompok yang lainnya
3. Guru membimbing siswa untuk menemukan dan
menyelesaikan sendiri masalah dan mendorong siswa
untuk aktif dan komunikatif dalam pembelajaran
berkelompok
Langkah 5. Ulangi
Mengasosiasikan
1. Guru membimbing siswa untuk meninjau ulang hasil
diskusi secara mendalam sehingga materi tersebut
benar-benar dipahami oleh siswa
2. Guru mempersiapkan kelompok untuk tampil dalam
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Langkah 6. Rayakan
Mengkomunikasikan
1. Siswa mempresentasekan hasil diskusi di depan kelas
2. Kelompok yang tidak tampil memberikan tanggapan
atas presentasi kelompok yang sedang tampil
3. Guru membimbing siswa dalam pelaksanaan diskusi
kelas.
4. Guru memberi penguatan dan meluruskan
kesalahpahaman yang didapat siswa
5. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
mendapatkan nilai tertinggi.
3) Kegiatan Penutup
Menyimpulkan
1. Guru bersama dengan siswa membuat rangkuman
materi pembelajaran
2. Guru Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian
materi)
3. Guru melakukan penilaian hasil belajar
4. Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kegiatan Diklat Pelatihan Pembelajaran Tematik MI ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dalam
pengelolaan pembelajaran dan sikap mental untuk dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan standar
kompetensi sebagai seorang guru yang profesional. Diklat ini dimulai
dari tanggal 13 s/d 18 September 2021 yang bertempat pada Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera
Barat di Simpang Empat.
2. Analisis SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan pembelajaran.
Kerangka berpikir analisis SKL KI KD perlu dipahami agar
pembelajaran yang disajikan berjalan sesuai skema besar pencapaian
SKL kurikulum. Berangkat dari cita-cita dan impian, penerapan
kurikulum nasional diterapkan bukan sekedar update pengetahuan
dan keterampilan saja. Namun untuk menyiapkan peserta didik agar
memiliki kompetensi baik sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,
maupun keterampilan agar nantinya unggul dalam persaingan global
abad 21 ini. Keunggulan ini ditunjang dengan pengembangan
keterampilan abad 21 seperti critical thinking, creative thinking,
collaborating, dan communicating (4 C).

B. Saran
Melihat urgensinya Peningkatan Kompetensi Guru dalam
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pengelola pembelajaran
dan ditambah dengan penggunaan teknologi informasi, maka penulis
menyarankan pelaksanaan pelatihan ini dapat dilaksanakan kembali
serta lebih mendapatkan perhatian dari pihak madrasah sehingga
pelaksanaannya dapat lebih optimal.
LAPORAN
DIKLAT PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI DI KANTOR
KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PASAMAN BARAT
PROVINSI SUMATERA BARAT

MATA PELATIHAN
ANALISIS SKL, KI DAN KD

Oleh :

SARINEM LUBIS, S.Pd


NIP. 19830514 200901 2 012

GURU KELAS
MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA (MIS) MASJID RAYA
UJUNG GADING KECAMATAN LEMBAH MELINTANG
KABUPATEN PASAMAN BARAT
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Diklat Pelatihan Pembelajaran Tematik MI di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat
Provinsi Sumatera Barat

Mata Pelatihan
Analisis SKL, KI dan KD

Oleh

SARINEM LUBIS, S.Pd


NIP. 19830514 200901 2 012

Ujung Gading, 25 September 2021

Disahkan Oleh
Kepala MIS Masjid Raya Ujung Gading

ZULHADIA, SP
KATA PENGANTAR

   


Puji sukur penulis aturkan kepada Allah SWT atas segala hidayah dan
rahmat-Nya sehingga penulis diberikan kemampuan dan kekuatan untuk
dapat menyelesaikan Laporan Diklat Pelatihan Pembelajaran Tematik MI
di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi
Sumatera Barat pada Mata Pelatihan Analisis SKL, KI dan KD.
Penulis menemukan banyak kesulitan dalam penulisan dan
penyelesaian laporan ini. Dengan adanya bantuan, arahan dari berbagai
pihak akhirnya penulis dapat mengatasi segala kesulitan yang ditemukan
dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa penulisan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan krtik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan ini

Ujung Gading, 25 September 2021


Penulis

SARINEM LUBIS, S.Pd


NIP. 19830514 200901 2 012

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan Diklat......................................................................................... 7
C. Manfaat Diklat....................................................................................... 8

BAB II PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat.............................................................................. 9
B. Pokok Program Diklat........................................................................ 9
C. Jadwal Diklat.......................................................................................... 10
D. Tindak Lanjut........................................................................................ 10
1. Analisis SKL, KI dan KD.............................................................. 10
a. Menganalisis SKL................................................................... 11
b. Menganalisis Kompetensi Inti.......................................... 13
c. Menganalisis Keterkaitan SKL, KI dan KD................... 14
d. Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK....................... 19
e. Jenis Kegiatan Belajar Sesuai Indikator........................ 21
2. Diseminasi....................................................................................... 22
a. Guru-guru MIS Masjid Raya Ujung Gading.................. 23
b. Siswa Kelas IV MIS Masjid Raya Ujung Gading..........28

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................................. 32
B. Saran............................................................................................................ 32

LAMPIRAN
1. DAFTAR HADIR PESERTA DISEMINASI
2. PHOTO KEGIATAN
DAFTAR HADIR GURU
PESERTA DISEMINASI PELAKSANAAN TINDAK LANJUT
DIKLAT PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI

Hari : Selasa
Tanggal : 21 September 2021
Tempat : MIS Masjid Raya Ujung Gading

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1 Zulhadia, SP K. Madrasah 1.

2 Jumiarti, S.Pd.I Guru Kelas 2.

3 Yulisna, S.Pd Guru Kelas 3.

4 Mihasni, S.Pd.I Guru Kelas 4.

5 Sarinem Lubis, S.Pd Guru Kelas 5.

6 Halmiati, S.Pd Guru Kelas 6.

7 Darlina, S.Pd.I Guru Kelas 7.

8 Hapdaini, S.Pd Guru B. Study 8.

9 Isti Zaitun, S.Pd Guru Kelas 9.

10 Lisda, S.Pd.I Guru B. Study 10.

11 Nadia Purnama Sari, S.Pd Guru B. Study 11.

12 Rahmad Habibi, S.sos.I Guru B. Study 12.

13 Niftahul Khoiroh, S.Pd T. Kep/ Guru Kelas 13.


DOKUMENTASI
DISEMINASI PELAKSANAAN TINDAK LANJUT DIKLAT
PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
PADA GURU MIS MASJID RAYA

Gambar : Peserta Desiminasi

Gambar : Penyaji Menyampaikan Materi


Gambar : Penyaji Berinteraksi dengan Peserta Diseminasi

Gambar : Penyaji Menutup Pelaksanaan Diseminasi


DAFTAR HADIR SISWA KELAS IV
PESERTA DISEMINASI PELAKSANAAN TINDAK LANJUT
DIKLAT PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI

Hari : Kamis
Tanggal : 23 September 2021
Tempat : Kelas IV MIS Masjid Raya Ujung Gading

No. Nama Siswa Tanda Tangan


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
DOKUMENTASI
DISEMINASI PELAKSANAAN TINDAK LANJUT DIKLAT
PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
SISWA KELAS IV MIS MASJID RAYA

Gambar : Guru Sedang Menerangkan Pembelajaran

Gambar : Siswa Sedang Melaksanakan Diskusi Kelompok


Gambar : Guru Membimbing Pelaksanaan Diskusi Kelompok

Gambar : Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi


Gambar : Siswa Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai