PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran diartikan sebagai suatu konsep yang bisa
berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan yang
berkaitan dengan kemajuan ilmu. Permendiknas No. 20 Tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 menjelaskan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran yang
diberikan nantinya harus disesuaikan dengan pemikiram karakteristik
peserta didik agar dapat tercapai dalam tujuan pembelajaran. Salah satu
pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik diartikan sebagai pembelajaran yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Keterpaduan pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses, aspek
kurikulum, dan aspek pelaksanaan pembelajaran. Salah satu upaya yang
tepat untuk melaksanakan pembelajaran yang menggunakan
keterpaduan pembelajaran di sekolah dasar adalah dengan melaksanakan
pembelajaran tematik.
Pada penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pembaruan dalam
proses pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah sudah menjadi ketentuan
dari Pemerintah, terutama pada kelas bawah yang menjadikan landasan
dalam pembentukan kemampuan dasar peserta didik. Permasalahan ini
telah diatur oleh Pemerintah dengan menetapkan pendekatan tematik
sebagai pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik
Madrasah Ibtidaiyah terutama pada kelas rendah (1,2,3), sedangkan kelas
atas (4,5,6) dilakukan dengan pendekatan mata pelajaran. Dengan
demikian proses pembelajaran masih bergantung kepada objek konkret
dan pengalaman yang dialami siswa secara langsung. Sebelumnya,
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IV menggunakan pendekatan
mata pelajaran, dengan diberlakukannya kurikulum 2013 ini pelaksanaan
pembelajaran di kelas IV disajikan dengan pembelajaran integratif.
Pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran yang
menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa Pembelajaran
tematik integratif diartikan sebagai penggabungan materi kebeberapa
mata pelajaran ke dalam satu tema atau topik pembahasan, serta
pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Idealnya,
pembelajaran ini seharusnya bertolak pada kurikulum yang memisahkan
mata pelajaran yang satu dan lainnya. Dari penjelasan tersebut dapat
diketahui bahwa pembelajaran tematik dilakukan sebagai upaya untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan terutama untuk
mengimbangi padatnya pergantian kurikulum, sehingga dalam satu tema
yangterdiri dari beberapa mata pelajaran mampu teralokasikan dalam
satu hari.
Pada prinsip pembelajaran tematik lebih menekankan pada proses
penerapan belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh
karena itu, diperlukan guru yang kreatif dalam menyiapkan
kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi
dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran
menjadi lebih bermakna, menarik menyenangkan dan utuh. Pengalaman
belajar tersebut menunjukkan adanya kaitan unsur-unsur konseptual
menjadi proses PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan). Kaitannya konsep dengan mata pelajaran yang dipelajari
akan membentuk sebuah skema mengenai pelaksanaan pembelajaran
tematik.
Kurikulum 2013 mulai diimplementasikan bagi madrasah atau
sekolah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama mulai tahun
ajaran 2014/2015. Berbeda dengan sekolah yang berada dalam naungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mulai memberlakukan
kurikulum 2013 sejak awal tahun ajaran 2013/2014, tentu banyak
kendala yang dihadapi madrasah di lapangan. Kendala yang dihadapi
dapat bersifat konseptual berkaitan dengan masih rendahnya
pemahaman terhadap kurikulum 2013 seperti: rasional, landasan,
pendekatan dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, metodologi
pembelajaran serta penilaian hasil belajar khususnya pengembangan
instrumen penilaian otentik. Sedangkan kendala yang bersifat teknis
mengarah pada bagaimana mengaktualialisasikan Kurikulum 2013
kedalam kegiatan pembelajaran.
Standar Kompetensi Lulusan adalah seperangkat kompetensi
lulusan yang dibakukan dan diwujudkan dengan hasil belajar peserta
didik Standar ini harus dapat diukur dan diamati untuk memudahkan
pengambilan keputusan bagi guru, peserta didik, orang tua dan penentu
kebijaksanaan. Standar Kompetensi Lulusan bermanfaat sebagai dasar
penilaian dan pemantauan proses kemajuan dan hasil belajar peserta
didik. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan.
Standar Kompetensi Lulusan berfungsi sebagai kriteria dalam
menentukan kelulusan peserta didik pada setiap satuan pendidikan,
rujukan untuk penyusunan standar-standar pendidikan lain, dan
merupakan arah peningkatan kualitas pendidikan secara mendasar dan
holistik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta merupakan
pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik yang
meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran, serta mencakup
aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Kompetensi inti menjadi salah satu bahasan yang dipakai dalam
pembelajaran pada Kurikulum 2013. Kompetensi inti memiliki
kedudukan yang sama dengan Standar Kompetensi yang digunakan pada
kurikulum KTSP 2006. Kompetensi inti merupakan elemen baru dalam
pendidikan yang tidak dimiliki oleh kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Kompetensi inti dapat diartikan sebagai kualitas yang harus dicapai
seorang siswa melalui proses pembelajaran secara aktif. Dalam
pengertian lain juga disebutkan bahwa kompetensi inti adalah tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Komptensi Lulusan yang harus
dimiliki seorang siswa pada setiap tingkat kelas atau program.
Kompetensi inti merupakan standar kompetensi lulusan dalam
bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu yang
menggambarkan kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
sikap, ketrampilan, pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi inti
harus menggambarkan kualitas yag seimbang antara pencapaian hard
skills dan soft skills.
Kompetensi inti dijadikan batas kemampuan yang harus dilakukan
dan dimiliki oleh setiap peserta didik pada saat pembelajaran. Untuk
mempermudah operasionalnya, kompetensi inti pada ranah sikap
dipecah menjadi dua. Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan
pendidikan nasional untuk membentuk peserta didik yang beriman dan
bertakwa. Kedua, sikap sosial yang berkaitan dengan tujuan pendidikan
nasional untuk membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab.
Sedangkan Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata
pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber pada kompetensi inti
yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Analisis SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan
pembelajaran. Perlu dipahami kerangka berpikir terkait analisis SKL KI
KD ini agar pembelajaran yang disajikan berjalan sesuai skema besar
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013. Berangkat dari
cita-cita dan impian penerapan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013
diterapkan bukan sekedar update pengetahuan dan keterampilan saja.
Kurikulum 2013 diterapkan untuk menyiapkan siswa agar memiliki
kompetensi baik sikap spiritual, sikap sosial , pengetahuan dan
keterampilan agar nantinya unggul dalam persaingan global abad 21 ini.
Keunggulan ini ditunjang dengan pengembangan keterampilan abad 21
seperti critical thinking, creative thinking, collaborating dan
communicating (4 C). Keunggulan-keunggulan ini sudah dicanangkan dan
dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Pada ranah operasional, pembentukan kompetensi lulusan
dilakukan melalui pembelajaran yang dilakukan oleh guru di seluruh
mata pelajaran. Dalam konteks ini, materi pembelajaran dan proses
pembelajaran menjadi instrumen penting menuju tercapainya Standar
Kompetensi Lulusan yang dicita-citakan. Materi pembelajaran yang tidak
linier dengan Standar Kompetensi Lulusan yang diinginkan jelas menjadi
penyebab tidak tercapainya kompetensi yang diinginkan. Demikian juga
dengan proses pembelajaran. Terbentuknya kompetensi lulusan pada
siswa tergantung juga dengan proses pembentukan kompetensi yang
dilakukan pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat berjalan
optimal jika guru memahami Kompetensi Dasar (KD), dan menerapkan
kompetensi pedagogik nya agar kompetensi dasar yang dirumuskan
dalam kalimat-kalimat dapat diwujudkan pada diri siswa atau peserta
didik. Analisis SKL KI KD inilah wujud langkah guru meluruskan dan
melinierkan perencanaan proses pembelajaran untuk pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan yang diinginkan.
Diklat Teknis harus mampu menghasilkan tenaga-tenaga yang
kompeten yang nantinya dapat menunjukkan sikap profesional dan skill
yang lebih baik dari sebelum mengikuti diklat teknis tersebut. Namun
kenyataan yang terjadi saat ini, sebuah diklat teknis yang dalam
pelaksanaannya melibatkan begitu banyak ide-ide dan aktifitas-aktifitas
positif yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan
pesertanya, akhirnya hanya menjadi ajang ngumpul dan wahana hiburan
sesaat bagi para pesertanya tanpa menyadari bahwa ada hal yang sangat
penting yang terlewatkan oleh mereka, yaitu menjadi individu yang
meningkat kemampuannya. pelaksanaan diklat teknis akan menjadi
optimal jika saja dalam pelaksanaannya tetap mengacu pada aturan
pemerintah dan setiap tahapan dalam pelaksanaan diklat direncanakan
dengan baik dan tidak keluar dari koridor yang telah ditetapkan, dan
pada saatnya diklat teknis akan menjadi “sumber energi” yang
memberikan “kekuatan” baru bagi seluruh pesertanya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 19 Tahun
2020 tentang Penyelenggaaraan Pelatihan Sumber Daya Manusia di
Lingkungan Kementerian Agama, kegiatan pelatiyan yang terencana dan
bernejang perlu dilaksanakan sebagai wadah untuk mewujudkan sumber
daya manusia Kementerian Agama yang memiliki keteladanan, integritas,
profesionalitas, inovasi dan tanggungjawab.
Merujuk juga pada putusan Kepala Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI No. 685 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Diklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan dan
dengan diterbitkannya Surat Keputusan Kepala Badang Litbang dan
Diklat Kementerian Agama RI No. 18 Tahun 2020 tentang Kurikulum
Pelatihan diklat Teknis dan kemudian di paparkan pada POK yang
tercantum damal RKAKL Balai Diklat Keamgaaan Padang Tahun 2021,
maka salah satu kegiatan pelatihan Pelatihan Pembelajaran Tematik MI
pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi
Sumatera Barat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyusun
Laporan Pelatihan Diklat Teknis Pelatihan Pembelajaran Tematik
Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021 di Simpang
Empat.
B. Tujuan Diklat
Adapun tujuan diklat teknis adalah untuk meningkatkan
kompetensi guru yang meliputi:
1. Kompetensi Pedagogik
Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator
esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik.
2. Kompetensi Pribadi
Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan
norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma.
3. Kompetensi Sosial
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik.
4. Kompetensi Profesional
Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi
memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan
yang menaungi atau koheren dengan pembelajaran; memahami
hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Manfaat Diklat
Manfaat dilaksanakannya Diklat Teknis Subtantif Guu adalah
untuk
1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dalam
pengelolaan pembelajaran tematik
2. Meningkatkan sikap mental untuk dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan standar kompetensi sebagai seorang guru
yang professional
BAB II
PELAKSANAAN
C. Jadwal Diklat
Diklat Teknis Pelatihan Pembelajaran Tematik MI di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2021 dilaksanakan berdasarkan jadwal seperti tersebut dalam
lampiran.
D. Tindak Lanjut
1. Analisis SKL, KI dan KD
Analisis SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan
pembelajaran. Kerangka berpikir analisis SKL KI KD perlu dipahami
agar pembelajaran yang disajikan berjalan sesuai skema besar
pencapaian SKL kurikulum. Berangkat dari cita-cita dan impian,
penerapan kurikulum nasional diterapkan bukan sekedar update
pengetahuan dan keterampilan saja. Namun untuk menyiapkan
peserta didik agar memiliki kompetensi baik sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, maupun keterampilan agar nantinya unggul
dalam persaingan global abad 21 ini. Keunggulan ini ditunjang
dengan pengembangan keterampilan abad 21 seperti critical thinking,
creative thinking, collaborating, dan communicating (4 C).
Keunggulan-keunggulan ini sudah dicanangkan dan dirumuskan
dalam SKL.
Pada ranah operasional, pembentukan kompetensi lulusan
dilakukan melalui pembelajaran yang dilakukan oleh guru di seluruh
mata pelajaran. Dalam konteks ini, materi dan proses pembelajaran
menjadi instrumen penting menuju tercapainya SKL yang dicita-
citakan. Materi pembelajaran yang tidak linier dengan SKL akan
menjadi penyebab tidak tercapainya kompetensi yang diinginkan.
Demikian juga dengan proses pembelajaran, terbentuknya
kompetensi lulusan pada peserta didik tergantung juga pada proses
pembentukan kompetensi yang dilakukan pada proses pembelajaran.
Proses pembelajaran dapat berjalan optimal jika guru memahmi KD,
dan menerapkan kompetensi pedagogiknya agar KD yang
dirumuskan dalam kalimat-kalimat dapat diwujudkan pada diri
peserta didik.
Analisis SKL, KI, dan KD inilah wujud langkah guru
meluruskan dan melinierkan perencanaan pembelajaran untuk
pencapaian SKL yang diinginkan. Analisis SKL, KI, dan KD adalah
kegiatan menguraikan keterkaitan SKL, KI, dan KD atas berbagai
bagiannya, menelaah bagian itu sendiri serta hubungan antar-bagian
untuk memperoleh berbagai informasi pedagogis yang berguna untuk
membuat perencanaan pembelajaran yang benar.
Analisis SKL, KI, dan KD menjabarkan komponen SKL, KI, dan
KD baik KD Pengetahuan maupun KD Keterampilan. Selain aktivitas
menjabarkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, analisis SKL-KI,
dan KD menjabarkan hubungan dan keterkaitan antar-komponen
yang dianalisis tersebut.
a. Menganalisis SKL
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria
mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
keterampilan dan pengetahuan. Standar Kompetensi Lulusan
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi
Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik
yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan.
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian dan ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan.
Kesesuaian Standar Kompetensi Lulusan dimonitor dan dievaluasi
secara berkala dan berkelanjutan terhadap kebutuhan lulusan
pendidikan dan kebutuhan peserta didik, baik lokal, nasional,
maupun global.
Ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan dimonitor dan
dievaluasi secara berkiala terhadap lulusan dari masing-masing
satuan pendidikan. Evaluasi dilkukan terhadap kesesuaian
sumber daya dan proses pembelajaran yang digunakan pada
satuan pendidikan tertentu. Hasil yang diperoleh dari monitoring
dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi
penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan
datang
Gambar 2.
Gradasi dan Taksonomi Ranah Sikap
Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki
dua dimensi dengan batasan-batasan yang telah ditentukan pada
setiap tingkatnya.
1) Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan kognitif
(cognitive process dimension) peserta didik, yakni
perkembangan kognitif pada tingkat low order thinking skills
(LOTS) dan tingkat high order thinking skills (HOTS). Untuk
tingkat LOTS perkembangan berpikir peserta didik ada pada
tahap mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3).
Sedangkan tingkat HOTS perkembangan berpikir mereka
berada pada tahap menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan
mengkreasi (C6).
2) Dimensi kedua adalah dimensi pengetahuan (knowledge
dimension): Dimensi pengetahuan ini berbicara bentuk dari
pengetahuan itu sendiri, yakni meliputi faktual, konseptual,
procedural, dan metakognitif.
a) Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi atau
pengetahuan detail yang spesifik dan elemen.
b) Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang
lebih kompleks berbentuk klasifikasi,
c) Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan
bagaimana melakukan sesuatu termasuk pengetahuan
keterampilan, algoritma (urutan langkah-langkah logis
pada penyelesaian masalah yang disusun secara
sistematis)
d) Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang
kognisi (mengetahui dan memahami) yang merupakan
tindakan atas dasar suatu pemahaman meliputi kesadaran
dan pengendalian berpikir, serta penetapan keputusan
tentang sesuatu.
Gambar 3.
Dimensi pada Kompetensi Inti Pengetahuan
Gambar 4.
Dimensi Kompetensi Keterampilan
2. Diseminasi
Diseminasi adalah suatu kegiatan penyebaran informasi yang
ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka
memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, mengubah
perilaku sasaran, dan akhirnya mereka mampu memanfaatkan
informasi tersebut. Perubahan yang diharapkan dari kegiatan
diseminasi adalah akan terjadi pada aspek kognitif (pengetahuan – P),
afektif (sikap – S) dan psikomotorik (keterampilan – K). Perubahan
tersebut menuju ke arah yang sesuai dengan konsep dan cara yang
benar atau seharusnya.
Adapun pelaksanaan diseminasi dari Pelatihan Pembelajaran
Tematik MI di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat
yang telah penulis laksanakan maka dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu untuk Guru yang difokuskan pada analisis SKL, KI dan KD
sedangkan pada peserta didik difokuskan pada kegiatan
pembelajaran dengan penyusunan Indikator dari SKL, KI dan KD yang
telah dianalisis.
a. Guru-guru MIS Masjid Raya Ujung Gading
Pada pelaksanaan kegiatan Diseminasi bagi Guru-guru MIS
Masjid Raya Ujung Gading melalui tahapan :
1) Perencanaan
Perencanaan dilaksanakan untuk membuatkan materi-
materi pelatihan yang akan disampaikan kepada Guru-guru
berhubungan dengan Analisis SKL, KD. Perencanaan ini
dilaksanakan pada Hari Senin Tanggal 20 September 2021.
Analisis SKL KI KD dikerjakan sekurang-kurangnya
dilakukan melalui dua tahapan, yakni menganalisis kesesuaian
antara KI-Pengetahuan dengan KI-Keterampilan dan
menganalisis KD-3 Pengetahuan dan KD-4 Keterampilan.
a) Menganalisis kesesuaian antara KI-Pengetahuan dengan KI-
Keterampilan yakni dengan cara mengisi tabel sebagai
berikut:
Tabel 1
Format Analisis Kesesuaian dan
Rekomendasi KI-Pengetahuan dan KI-Keterampilan
Analisis SKL,KI, KD
KD Analisis Rekomendasi KD-KD mada
KD Pengetahuan Rekomendasi KD-3 Analisis KD-4 Rekomendasi KD-4
Keterampilan KD-3 Muatan Pembelajaran
1 2 3 4 5 6 7
3.1 Mencermati gagasan 4.1 Menata informasi yang Tingkat dimensi kognitif Dimensi kognitif (C.4, Menata informasi KD-3.1 ‘mencermati KD-3 dari KD-KD pengetahuan
pokok dan gagasan didapat dari teks adalah “menganalisis” menganalisis) dipasangkan sesuai dengan teks (C.4) MEMILIKI mata pelajaran Bahasa
pendukung yang berdasarkan (C.4) dan pengetahuan dengan bentuk pengetahuan adalah bentuk KESETARAAN dengan Indonesia sudah memenuhi
diperoleh dari teks keterhubungan tentang “Informasi yang metakognitif (informasi ) taksonomi KD-4.1 karena dimensi kognitif tuntutan KI-3,
lisan, tulis, atau visual antargagasan ke dalam didapat dari Teks ...” MEMILIKI KESESUAIAN, jadi ‘keterampilan konkret’ ada pada tingkat yaitu memahami menerapkan,
kerangka tulisan adalah bentuk tidak ada rekomendasi dan tingkatnya adalah ‘presisi/mahir’ menganalisis, dan mengevaluasi.
pengetahuan perubahan ‘presisi’ atau tingkat (setingkat K.4), jadi Sedangkan bentuk pengetahuan
metakognitif ‘mahir’ tidak ada rekomendasi juga sudah terpenuhi yaitu,
perubahan. konseptual, prosedural, dan
metakognitif.
2) Pelaksanaan
Nama Kegiatan : Desiminasi Analisis SKL, KI dan KD Sebagai
Tindak Lanjut dari Diklat Pelatihan
Pembelajaran Tematik MI
Oleh : SARINEM LUBIS, S.Pd
NIP : 19830514 200901 2 012
Jabatan : Guru Kelas
Lokasi : MIS Masjid Raya Ujung Gading
Hari / Tanggal : Selasa / 21 September 2021
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada hari Kamis, 23
September 2021 dengan materi pembelajaran yang
disampaikan yaitu “Pecahan Biasa dan Pecahan Desimal”
melaksanakan model pembelajaran Quantum dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Langkah 1. Tumbuhkan
Apersepsi
1. Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa
berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing.
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran
3. Guru Menginformasikan materi yang akan di pelajari
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tahapan
kegiatan pembelajaran
5. Guru mengajukan pertanyaan terkait materi
pembelajaran dengan pengalaman sehari-hari untuk
menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Langkah 2. Alami
Mengamati
1. Guru menginformasikan kepada siswa tentang model
pembelajaran
2. Guru menjelaskan materi ajar dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran.
3. Siswa mengamati guru dalam menjelaskan materi
pembelajaran.
Langkah 3. Namai
Menanya
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
belajar.
2. Guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok
3. Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus
dikerjakan dalam pengisian LKS
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang langkah- dalam pengisian LKS
Langkah 4. Demonstrasi
Mengumpulkan Informasi
1. Siswa mendiskusikan materi pembelajaran dengan
mengisi Lembaran Kerja Siswa (LKS) pada Kegiatan
Ayo Mencoba
2. Guru mengobservasi kegiatan siswa dari kelompok satu
ke kelompok yang lainnya
3. Guru membimbing siswa untuk menemukan dan
menyelesaikan sendiri masalah dan mendorong siswa
untuk aktif dan komunikatif dalam pembelajaran
berkelompok
Langkah 5. Ulangi
Mengasosiasikan
1. Guru membimbing siswa untuk meninjau ulang hasil
diskusi secara mendalam sehingga materi tersebut
benar-benar dipahami oleh siswa
2. Guru mempersiapkan kelompok untuk tampil dalam
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Langkah 6. Rayakan
Mengkomunikasikan
1. Siswa mempresentasekan hasil diskusi di depan kelas
2. Kelompok yang tidak tampil memberikan tanggapan
atas presentasi kelompok yang sedang tampil
3. Guru membimbing siswa dalam pelaksanaan diskusi
kelas.
4. Guru memberi penguatan dan meluruskan
kesalahpahaman yang didapat siswa
5. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
mendapatkan nilai tertinggi.
3) Kegiatan Penutup
Menyimpulkan
1. Guru bersama dengan siswa membuat rangkuman
materi pembelajaran
2. Guru Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian
materi)
3. Guru melakukan penilaian hasil belajar
4. Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kegiatan Diklat Pelatihan Pembelajaran Tematik MI ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dalam
pengelolaan pembelajaran dan sikap mental untuk dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan standar
kompetensi sebagai seorang guru yang profesional. Diklat ini dimulai
dari tanggal 13 s/d 18 September 2021 yang bertempat pada Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera
Barat di Simpang Empat.
2. Analisis SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan pembelajaran.
Kerangka berpikir analisis SKL KI KD perlu dipahami agar
pembelajaran yang disajikan berjalan sesuai skema besar pencapaian
SKL kurikulum. Berangkat dari cita-cita dan impian, penerapan
kurikulum nasional diterapkan bukan sekedar update pengetahuan
dan keterampilan saja. Namun untuk menyiapkan peserta didik agar
memiliki kompetensi baik sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,
maupun keterampilan agar nantinya unggul dalam persaingan global
abad 21 ini. Keunggulan ini ditunjang dengan pengembangan
keterampilan abad 21 seperti critical thinking, creative thinking,
collaborating, dan communicating (4 C).
B. Saran
Melihat urgensinya Peningkatan Kompetensi Guru dalam
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pengelola pembelajaran
dan ditambah dengan penggunaan teknologi informasi, maka penulis
menyarankan pelaksanaan pelatihan ini dapat dilaksanakan kembali
serta lebih mendapatkan perhatian dari pihak madrasah sehingga
pelaksanaannya dapat lebih optimal.
LAPORAN
DIKLAT PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI DI KANTOR
KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PASAMAN BARAT
PROVINSI SUMATERA BARAT
MATA PELATIHAN
ANALISIS SKL, KI DAN KD
Oleh :
GURU KELAS
MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA (MIS) MASJID RAYA
UJUNG GADING KECAMATAN LEMBAH MELINTANG
KABUPATEN PASAMAN BARAT
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Diklat Pelatihan Pembelajaran Tematik MI di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat
Provinsi Sumatera Barat
Mata Pelatihan
Analisis SKL, KI dan KD
Oleh
Disahkan Oleh
Kepala MIS Masjid Raya Ujung Gading
ZULHADIA, SP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan Diklat......................................................................................... 7
C. Manfaat Diklat....................................................................................... 8
BAB II PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat.............................................................................. 9
B. Pokok Program Diklat........................................................................ 9
C. Jadwal Diklat.......................................................................................... 10
D. Tindak Lanjut........................................................................................ 10
1. Analisis SKL, KI dan KD.............................................................. 10
a. Menganalisis SKL................................................................... 11
b. Menganalisis Kompetensi Inti.......................................... 13
c. Menganalisis Keterkaitan SKL, KI dan KD................... 14
d. Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK....................... 19
e. Jenis Kegiatan Belajar Sesuai Indikator........................ 21
2. Diseminasi....................................................................................... 22
a. Guru-guru MIS Masjid Raya Ujung Gading.................. 23
b. Siswa Kelas IV MIS Masjid Raya Ujung Gading..........28
LAMPIRAN
1. DAFTAR HADIR PESERTA DISEMINASI
2. PHOTO KEGIATAN
DAFTAR HADIR GURU
PESERTA DISEMINASI PELAKSANAAN TINDAK LANJUT
DIKLAT PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
Hari : Selasa
Tanggal : 21 September 2021
Tempat : MIS Masjid Raya Ujung Gading
1 Zulhadia, SP K. Madrasah 1.
Hari : Kamis
Tanggal : 23 September 2021
Tempat : Kelas IV MIS Masjid Raya Ujung Gading