Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fuji Sri Rahayu

Nim : 858395244

Jawaban :

1. Komponen - komponen kurikulum pembentuk pembelajaran berkualitas yaitu

Komponen-komponen yang berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu :guru, siswa, tujuan, metode,
materi, alat pembelajaran (media), evaluasi. Interaksi yang terjadi antara komponen guru dan siswa itu
harus adil, yakni adanya komunikasi yang timbal balik di antara keduanya, baik secara langsung maupun
tidak langsung atau melalui media. Siswa jangan selalu dianggap sebagai subjek belajar yang tidak tahu
apa- apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan, serta kemampuan yang berbeda.
Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai
pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan
belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai sebuah sistem, masing-masing
komponen tersebut membentuk sebuah integritas atau satu kesatuan yang utuh. Masing- masing
komponen saling berinteraksi yaitu saling berhubungan secara aktif dan saling mempengaruhi. Misalnya
dalam menentukan bahan pembelajaran merujuk pada tujuan yang telah ditentukan, serta bagaimana
materi itu disampaikan akan menggunakan strategi yang tepat yang didukung oleh media yang sesuai.
Dalam menentukan evaluasi pembelajaran akan merujuk pada tujuan pembelajaran, bahan yang
disediakan media dan strategi yang digunakan, begitu juga dengan komponen yang lainnya saling
bergantung (interdevedensi) dan saling terobos (interpenetrasi).

2. Ciri kurikulum berkualitas yang sesuai dengan era masa kini adalah

1). Memiliki tujuan yang jelas

Ciri pertamanya adalah memiliki tujuan yang jelas yaitu berorientasi pada peserta didik. Mengingat
inspirasi kurikulum merdeka adalah Ki Hajar Dewantara, maka tujuan yang digariskan dalam kurikulum
merdeka melalui pembelajaran berdiferensiasi adalah menjadikan peserta didik sebagai subjek
pembelajaran yang mempunyai keunikan. Maka pembelajaran harus dirancang dengan memperhatikan
keunikan peserta didik agar mereka dapat mengembangan kreativitasnya dan mengenali potensi diri
sejak dini.

2). Mampu membawa peserta didik pada pengertian dan pendalaman  tentang materi pelajaran yang
dibahas.

Tugas penting yang perlu dipahami guru adalah tentang peran yang harus dimainkan dalam
pembelajaran berdiferensiasi. Peran guru dalam menggelar aksi pembelajaran harus diubah dari langkah
instruktif menjadi kolaboratif dan partisipatif.

3). Terlibatnya peserta didik dalam proses pembelajaran


Ciri kualitas berikutnya adalah terlibatnya peserta didik dalam proses pembelajaran. Secara proses
kurikulum sebelumnya juga merekomendasikan agar pembelajaran dapat melibatkan peserta didik.
Bahkan secara khusus pada kurikulmum 2013 merekomendasikan Projec Based Learning, Problem Based
Learning, Discovery Learning dan Inquiry Learning. Empat rekomendasi kurikulum 2013 tersebut
memosisikan peserta didik terlibat/berpartisipasi  dalam pembelajaran.

4). Bersifat teaching up (tidak satupun peserta didik berhenti dalam proses pembelajaran)

Ada tuntutan kualitas kurikulum dalam pembelajaran berdiferensiasi yaitu adanya jaminan guru bahwa
tidak satupun peserta didik yang berhenti (tertinggal) dalam proses pembelajaran. Kondisi demikian
disebut dengan teaching up. maka dalam pembelajaran berdiferensiasi guru dituntut menuntaskan
semua peserta didiknya melalui bimbingan dan pendampingan secara personal. Inilah yang menjadi
karakteristik special pembelajaran berdiferensiasi. Maka konsep kualitas kurikulum juga ditandai dengan
tuntasnya semua peserta didik dalam proses pembelajaran.

5). Menantang semua peserta didik

Ciri kualitas kurikulum berikutnya adalah bagaimana guru bisa merancang dan melaksanakan proses
pembelajaran yang bisa menantang semua peserta didiknya yang mempunyai perbedaan. Untuk
mewujudkan langkah tersebut guru perlu memberikan tugas-tugas pendalaman materi dari tingkat
mudah sampai tingkat rumit. 

3. Karakteristik dan prasyarat penerapan kurikulum 2013

Pemerintah Daerah diharapkan menunjang pelaksanaan kurikulum PAUD untuk seluruh satuan PAUD di
wilayahnya, dengan ketentuan:

1). Satuan PAUD yang akan melaksanakan kurikulum 2013 diwajibkan mengikuti pelatihan implementasi
kurikulum yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun biaya individu.

2).Satuan PAUD yang telah dilatih dilengkapi dengan pedoman penerapan kurikulum untuk
memperdalam pemahaman tentang Kurikulum 2013 PAUD dan penerapannya.

3). Kurikulum sebagai acuan minimal yang dapat dikembangkan oleh satuan PAUD sesuai dengan
karakteristik, keunggulan, dan potensi yang dimilikinya.

4). Ditetapkan minimal satu satuan PAUD yang dijadikan sebagai rujukan untuk penerapan kurikulum.

5). Mengoptimalkan gugus untuk pembahasan kurikulum lebih lanjut. Satuan PAUD yang gurunya sudah
dilatih dan memiliki pedoman bukan berarti sudah mumpuni, tetapi perlu penajaman melalui praktek
baik untuk memantapkan di dalam satuan PAUD mapun saling membelajarkan di Gugus PAUD.

6). Dilakukan pemantauan dan evaluasi serta pembinaan dan pendampingan terhadap pelaksanaan
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini yang dilakukan oleh pengawas dan atau penilik PAUD.
7). Petugas monev, pembinaan dan atau pendampingan program harus dilatih sehingga mereka dapat
menjalankan tugasnya sebagai penjamin mutu dan evaluasi dampak.

Anda mungkin juga menyukai