Disusun Oleh :
Pendidikan merupakan hal yang paling dasar untuk semua manusia di dunia. Setiap
manusia tidak bisa terlepas dari pendidikan mulai dari dalam kandungan sampai menjadi
manusia dewasa nantinya. Pendidikan bersifat dinamis, setiap waktu selalu ada perubahan
dalam dunia pendidikan mulai dari kurikulum, model pembelajaran, strategi pembelajaran,
media pembelajaran, dan materi yang disampaikan pun mengalami perubahan. Proses
pembelajaran selalu mengikuti perkembangan siswa dan diikuti dengan perkembangan
teknologi. Pembelajaran terbaik bagi siswa di sekolah akan memberikan dampak luar
biasa bagi pengembangan potensi siswa dalam proses pendidikan, Guru berperan tidak
hanya sebagai penyampaian pesan kepada siswa namun guru berperan sebagai pendidik
yang memberikan pendidikan terbaik dan bermakna bagi siswa.
Pada masa sekarang pendidikan berpusat pada siswa, lebih menekankan aspek proses
bagaimana siswa belajar dan efek dari proses belajar tersebut bagi perkembangan siswa itu
sendiri. Proses pembelajaran melibatkan keaktifan siswa, baik aktivitas fisik maupun
aktivitas mental dan berfokus pada siswa, yang berdasarkan pada pengalaman keseharian.
Sering dijumpai di kelas tidak semua siswa memiliki keaktifan yang sama akan tetapi mereka
memiliki keatifan dan aktivitas yang berbeda-beda. Sebagai aktor utama dalam menjalankan
roda pendidikan nasional seorang guru hendaknya memahami bahwa setiap anak itu unik,
mereka memiliki mimpi, intelegensi, bakat, dan kemampuan yang berbeda.
Oleh karena itu, tujuan penulisan artikel ini untuk mengetahui penerapan
pembelajaran berdiferensiasi untuk pemenuhan kebutuhan siswa yang beragam di kurikulum
2013. Harapan penulisan artikel ini dapat menjadi penunjang literasi pembelajaran
diferensiasi yang dapat mencakup kebutuhan siswa, keragaman dan tahap perkembangan
siswa sesuai dengan kurikulum 2013 yang berpusat pada siswa.
Pembelajaran berdiferensiasi sudah bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan.
Profil siswa yang memiliki berbagai karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda merupakan
salah satu dasar mengapa pembelajaran berdiferensiasi harus dilaksanakan dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut untuk mendukung agar siswa mendapatkan pelayanan yang maksimal
sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Oleh karena itu diperlukan penerapan
kurikulum yang baik di sekolah agar proses pembelajaran berdiferensiasi dan penerapan target
kurikulum terpenuhi dengan baik dan maksimal. Berikut hasil dan pembahasan penerapan
pembelajaran berdiferensiasi untuk pemenuhan kebutuhan siswa yang beragam di kurikulum.
Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi awalnya dikenalkan oleh (Carol Ann Tomlinson & Moon,
2014) ; (Carol Ann Tomlinson, 1999) yang menyatakan pembelajaran berdiferensiasi adalah
pembelajaran yang mengakomodir, melayani, dan mengakui keberagaman siswa dalam belajar
sesuai dengan kesiapan, minat, dan preferensi belajar siswa. Pembelajaran berdiferensiasi
merupakan salah satu stretegi yang dibahas dalam modul program guru penggerak. Guru
penggerak merupakan salah satu program dari pemerintah dalam menerapkan kurikulum
paradigma baru atau kurikulum prototipe (Faiz, dll, 2022).
Pada LMS Modul 2.1 PGD (2022), pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian
keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang beroirientasi kepada
keutuhan siswa. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut terkait dengan :
Pembelajaran berdiferensiasi adalah cara atau upaya yang dilakukan guru untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan peserta didik (Herwina, 2021: 177). Pembelajaran diferensiasi
memiliki keterkaitan terhadap pendekatan student centered learning. Pembelajaran diferensiasi
adalah sebagai solusi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang
beragam. Peserta didik pada dasarnya memiliki minat belajar, profil belajar, dan kesiapan belajar
yang berbeda-beda. Marlina (2019: 8), mengungkapkan pembelajaran berdiferensiasi diterapkan
dengan tujuan peserta didik:
1. Membantu peserta didik dalam belajar. Proses pembelajran yang dilakukan guru
diharapkan mampu meningkatkan kesadaran peserta didik terhadap kemampuan yang
dimiliki sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai seluruh peserta didik.
2. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Peserta didik mampu memperoleh hasil
belajar yang sesuai dengan tingkat kesulitan materi yang diberikan guru sehingga
diperlukan pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Pengajaran
dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik mondorong peningkatan
motivasi belajar.
3. Menjalin hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik. Pembelajaran
berdiferensiasi meningkatkan relasi yang kuat antara guru dan peserta didik. Membangun
hubungan positif dalam proses pembelajaran meningkatkan semangat belajar peserta
didik.
4. Membantu peserta didik menjadi pelajar yang mandiri. Pembelajaran diferensiasi
menekankan proses pembelajaran berpusat kepada peserta didik (student center).
Pendekatan student center dipercaya lebih efektif meningkatkan kualitas belajar peserta
didik. Student center melibatkan peserta didik memahami materi secara aktif sehingga
diharapkan mampu belajar secara mandiri.
5. Meningkatkan target guru. Guru mampu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi
memiliki tantangan untuk mengembangkan kemampuan mengajar sehingga guru menjadi
kreatif dan inovatif.
1. Kesiapan belajar siswa (readiness), kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk
mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan siswa
akan membawa siswa keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan
belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi
baru tersebut.
2. Minat Siswa, Kita tahu bahwa seperti juga kita orang dewasa, siswa juga memiliki minat
sendiri. Ada siswa yang minat nya sangat besar dalam bidang seni, matematika, sains,
drama, memasak, dsb. Minat adalah salah satu motivator penting bagi siswa untuk dapat
‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran. Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa
mempertimbangkan minat siswa dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan
diantaranya: a) membantu siswa menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan
keinginan mereka sendiri untuk belajar; b) menunjukkan keterhubungan antara semua
pembelajaran; c) menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi siswa sebagai
jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau baru bagi
mereka, dan; 4) meningkatkan motivasi siswa untuk belajar
3. Profil belajar siswa, Profil belajar siswa terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa,
budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan
berhubungan dengan gaya belajar seseorang. Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar
siswa berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar secara natural dan efisien.
Ditinjau dari ketiga aspek tersebut guru harus mengetahui kesiapan belajar, minat, dan
profis siswa di setiap kelas. Hal tersebut merupakan hal yang harus dilaksanakan pada saat awal
pembelajaran. Di awal pembelajaran guru melakukan asesmen diagnostic untuk mengetahui
kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa. Asesmen diagnostic adalah asesmen yang
dialkukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik,
sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi harus direncanakan secara matang. Mulai dari
membuat rencana awal, diadakan asesmen diagnostic untuk siswa, analisis hasil asemsen
diagnostic, menentukan strategi pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, evaluasi, dan
refleksi.
1. Konten/ isi, Konten merupakan materi yang diajarkan atau disampaikan pada siswa
tentunya dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar siswa baik itu dalam
aspek kesiapan belajar, aspek minat siswa dan aspek profil belajar siswa atau
kombinasi dari ketiganya.
2. Proses, siswa akan mendapatkan informasi tentang pembelajaran yang baru dan
mendapatkan cara belajar sesuai dengan kemampuan siswa.
3. Produk, diferensiasi produk berupa variasi hasil dari tugas pembelajaran, atau variasi
untuk penilaian hasil belajar siswa. Tugas dan penilaian masing-masing siswa s=dibuat
beragama namu tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang sama.
4. Lingkungan belajar, merupakan salah alah satu hal yang penting untuk diperhatikan
berkaitan dengan keberlangsungan suatu proses pembelajaran dalam kelas. Berkaitan
dengan hal ini, apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah suatu kondisi,
pengaruh, serta rangsangan yang berasal dari luar, yang memberi pengaruh pada peserta
didik, dimana hal-hal tersebut juga meliputi beberapa hal seperti pengaruh fisik, sosial
dan intelektual (Suprayogi, 2022).
Pada tahun 2022 dunia pendidikan Indonesia menerapkan sistem kurikulum yang baru
yaitu kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka menciptakan pembelajaran aktif dan kreatif.
Program tersebut merupakan perbaikan sistem yang sudah berjalan. Kurikulum merdeka baru
berjalan satu semester di Indonesia. Masih banyak sekolah yang belum sepenuhnya menerapkan
kurikulum merdeka di sekolah. Oleh karena itu pemenuhan target kurikulum pada pembelajaran
berdiferensiasi masih berbeda-beda, maksudnya ada yang menggunakan kurikulum merdeka dan
ada juga yang masih menerapkan kurikulum 2013. Di berbagai sekolah rata-rata hanya satu
jenjang kelas yang menerapkan kurikulum merdeka yaitu kelas X (sepuluh) untuk jenjang SMA.
Selain kelas X, masih menggunakan kurikulum 2013 yaitu kelas XI dan kelas XII.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Faiz, A., Pratama, A., & Kurniawaty, I. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Program
Guru Penggerak pada Modul 2.1. Jurnal Basicedu, 6(2), 2846-2853.
Herwina, W. (2021). Optimalisasi kebutuhan murid dan hasil belajar dengan pembelajaran
berdiferensiasi. PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan, 35(2), 175-182.
LMS Mata Kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi PPG Prajabatan Gel.1 (2022) SEL.07.2-T2-2
Eksplorasi Konsep (simpkb.id)