Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

PADA KERAGAMAN SISWA DAN PEMENUHAN TARGET KURIKULUM


Disusun dalam rangka memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi

Dosen Pengampu: 1. Dra. Isnaeni Praptanti, M.Pd.


2. Dra. Tutut Tugiati, M.Hum

Disusun Oleh :

Kurnia Eva Wulandari 2201640122

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN 1


PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
Pendahuluan

Pendidikan merupakan hal yang paling dasar untuk semua manusia di dunia. Setiap
manusia tidak bisa terlepas dari pendidikan mulai dari dalam kandungan sampai menjadi
manusia dewasa nantinya. Pendidikan bersifat dinamis, setiap waktu selalu ada perubahan
dalam dunia pendidikan mulai dari kurikulum, model pembelajaran, strategi pembelajaran,
media pembelajaran, dan materi yang disampaikan pun mengalami perubahan. Proses
pembelajaran selalu mengikuti perkembangan siswa dan diikuti dengan perkembangan
teknologi. Pembelajaran terbaik bagi siswa di sekolah akan memberikan dampak luar
biasa bagi pengembangan potensi siswa dalam proses pendidikan, Guru berperan tidak
hanya sebagai penyampaian pesan kepada siswa namun guru berperan sebagai pendidik
yang memberikan pendidikan terbaik dan bermakna bagi siswa.

Pada masa sekarang pendidikan berpusat pada siswa, lebih menekankan aspek proses
bagaimana siswa belajar dan efek dari proses belajar tersebut bagi perkembangan siswa itu
sendiri. Proses pembelajaran melibatkan keaktifan siswa, baik aktivitas fisik maupun
aktivitas mental dan berfokus pada siswa, yang berdasarkan pada pengalaman keseharian.
Sering dijumpai di kelas tidak semua siswa memiliki keaktifan yang sama akan tetapi mereka
memiliki keatifan dan aktivitas yang berbeda-beda. Sebagai aktor utama dalam menjalankan
roda pendidikan nasional seorang guru hendaknya memahami bahwa setiap anak itu unik,
mereka memiliki mimpi, intelegensi, bakat, dan kemampuan yang berbeda.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu cara berfikir yang sangat penting


tentang proses belajar mengajar pada abad ke-21 ini. Pembelajaran berdiferensiasi mulai
diterapkan pada kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka. Proses pembelajaran tersebut
mengutamakan peserta didik sebagai komponen utama dalam pembelajaran. Guru harus
menyesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang pada dasarnya
memiliki perbedaan. Menurut Schollhorn (2000) pembelajaran berdiferensiasi adalah model
pembelajaran motorik yang dicangkokkan pada pentingnya variabilitas gerakan dan berakar
pada teori sistem dinamis gerakan manusia.

Pembelajaran berdiferensiasi sejalan dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar


Dewantara, bahwa pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang
dimiliki anak agar anak mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu,
pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup serta menumbuhkan
kekuatan kodrat anak.

Pembelajaran berdiferensiasi juga harus diimbangi dengan penerapan kurikulum yang


baik di sekolah. Salah satu pondasi pendidikan adalah kurikulum sehingga apabila terjadi
perkembangan zaman dari berbagai bidang dapat mempengaruhi sistem pendidikan, maka
terjadi pula perkembangan kurikulum. Kurikulum dikembangkan dengan tujuan
meningkatkan kualitas pendidikan dikarenakan jantung dari suatu pendidikan adalah
kurikulum. Kurikulum merdeka menciptakan pembelajaran aktif dan kreatif. Program ini
bukanlah pengganti dari program yang sudah berjalan, namun untuk memberikan perbaikan
sistem yang sudah berjalan(Achmad et al., 2022). Berdasarkan Undang-undang No.20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan untuk mencapai sebuah tujuan
pendidikan nasional maka penyelengggara pendidikan memerlukan kurikulum sebagai
program yang memuat seperangkat rencana pembelajaran serta berkaitan dengan tujuan, isi,
bahan ajar dan cara yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu, tujuan penulisan artikel ini untuk mengetahui penerapan
pembelajaran berdiferensiasi untuk pemenuhan kebutuhan siswa yang beragam di kurikulum
2013. Harapan penulisan artikel ini dapat menjadi penunjang literasi pembelajaran
diferensiasi yang dapat mencakup kebutuhan siswa, keragaman dan tahap perkembangan
siswa sesuai dengan kurikulum 2013 yang berpusat pada siswa.

Hasil dan Pembahasan

Pembelajaran berdiferensiasi sudah bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan.
Profil siswa yang memiliki berbagai karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda merupakan
salah satu dasar mengapa pembelajaran berdiferensiasi harus dilaksanakan dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut untuk mendukung agar siswa mendapatkan pelayanan yang maksimal
sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Oleh karena itu diperlukan penerapan
kurikulum yang baik di sekolah agar proses pembelajaran berdiferensiasi dan penerapan target
kurikulum terpenuhi dengan baik dan maksimal. Berikut hasil dan pembahasan penerapan
pembelajaran berdiferensiasi untuk pemenuhan kebutuhan siswa yang beragam di kurikulum.
Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi awalnya dikenalkan oleh (Carol Ann Tomlinson & Moon,
2014) ; (Carol Ann Tomlinson, 1999) yang menyatakan pembelajaran berdiferensiasi adalah
pembelajaran yang mengakomodir, melayani, dan mengakui keberagaman siswa dalam belajar
sesuai dengan kesiapan, minat, dan preferensi belajar siswa. Pembelajaran berdiferensiasi
merupakan salah satu stretegi yang dibahas dalam modul program guru penggerak. Guru
penggerak merupakan salah satu program dari pemerintah dalam menerapkan kurikulum
paradigma baru atau kurikulum prototipe (Faiz, dll, 2022).

Pada LMS Modul 2.1 PGD (2022), pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian
keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang beroirientasi kepada
keutuhan siswa. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut terkait dengan :

1. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang” siswa untuk


belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.
2. Bagaiman guru menanggapu atau merespon kebutuhan belajar siswanya. Bagaimana ia
akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi target kebutuhan belajar
siswa tersebut.
3. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, dan
metode yang flesibel akan tetapi proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik dan
lancar.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah cara atau upaya yang dilakukan guru untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan peserta didik (Herwina, 2021: 177). Pembelajaran diferensiasi
memiliki keterkaitan terhadap pendekatan student centered learning. Pembelajaran diferensiasi
adalah sebagai solusi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang
beragam. Peserta didik pada dasarnya memiliki minat belajar, profil belajar, dan kesiapan belajar
yang berbeda-beda. Marlina (2019: 8), mengungkapkan pembelajaran berdiferensiasi diterapkan
dengan tujuan peserta didik:

1. Membantu peserta didik dalam belajar. Proses pembelajran yang dilakukan guru
diharapkan mampu meningkatkan kesadaran peserta didik terhadap kemampuan yang
dimiliki sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai seluruh peserta didik.
2. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Peserta didik mampu memperoleh hasil
belajar yang sesuai dengan tingkat kesulitan materi yang diberikan guru sehingga
diperlukan pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Pengajaran
dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik mondorong peningkatan
motivasi belajar.
3. Menjalin hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik. Pembelajaran
berdiferensiasi meningkatkan relasi yang kuat antara guru dan peserta didik. Membangun
hubungan positif dalam proses pembelajaran meningkatkan semangat belajar peserta
didik.
4. Membantu peserta didik menjadi pelajar yang mandiri. Pembelajaran diferensiasi
menekankan proses pembelajaran berpusat kepada peserta didik (student center).
Pendekatan student center dipercaya lebih efektif meningkatkan kualitas belajar peserta
didik. Student center melibatkan peserta didik memahami materi secara aktif sehingga
diharapkan mampu belajar secara mandiri.
5. Meningkatkan target guru. Guru mampu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi
memiliki tantangan untuk mengembangkan kemampuan mengajar sehingga guru menjadi
kreatif dan inovatif.

Dapat disimpulkan pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang sesuai dengan


kebutuhan dan karakteristik siswa dalam proses pembelajaran karena pada dasarnya setiap siswa
berbeda-beda dan memiliki minat, motivasi, dan gaya belajar, masing-masing. Pembelajaran
berdiferensiasi sangat baik jika dilaksanakan sesuai dengan alur dan keadaan lingkungan sekolah
tempat mengajar.

Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi pada Pemenuhan Kebutuhan Siswa yang


Beragam

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang sangat baik jika


dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan siswa dan lingkungan sekolah. Beberapa sekolah di
Indonesia sudah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Kebutuhan dan karakteristik siswa
yang berbeda-beda menjadikan hal dasar dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di
sekolah. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar siswa
dan bagaimana guru memberikan timbal balik terkait kebuthan belajar siswa tersebut. Dengan
demikian guru perlu melakukan identifikasi kebutuhan belajar dengan lebih komprehensif, agar
dapat memberikan umpan balik kepada siswa dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar
siswa.

Tomlinson (2001) menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar


siswa, berdasarkan 3 aspek. Ketiga aspek tersebut yaitu:

1. Kesiapan belajar siswa (readiness), kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk
mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan siswa
akan membawa siswa keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan
belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi
baru tersebut.
2. Minat Siswa, Kita tahu bahwa seperti juga kita orang dewasa, siswa juga memiliki minat
sendiri. Ada siswa yang minat nya sangat besar dalam bidang seni, matematika, sains,
drama, memasak, dsb. Minat adalah salah satu motivator penting bagi siswa untuk dapat
‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran. Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa
mempertimbangkan minat siswa dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan
diantaranya: a) membantu siswa menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan
keinginan mereka sendiri untuk belajar; b) menunjukkan keterhubungan antara semua
pembelajaran; c) menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi siswa sebagai
jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau baru bagi
mereka, dan; 4) meningkatkan motivasi siswa untuk belajar
3. Profil belajar siswa, Profil belajar siswa terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa,
budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan
berhubungan dengan gaya belajar seseorang. Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar
siswa berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar secara natural dan efisien.

Ditinjau dari ketiga aspek tersebut guru harus mengetahui kesiapan belajar, minat, dan
profis siswa di setiap kelas. Hal tersebut merupakan hal yang harus dilaksanakan pada saat awal
pembelajaran. Di awal pembelajaran guru melakukan asesmen diagnostic untuk mengetahui
kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa. Asesmen diagnostic adalah asesmen yang
dialkukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik,
sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi harus direncanakan secara matang. Mulai dari
membuat rencana awal, diadakan asesmen diagnostic untuk siswa, analisis hasil asemsen
diagnostic, menentukan strategi pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, evaluasi, dan
refleksi.

Pembelajaran berdiferensiasi harus disesuaikan dengan keragaman siswa di kelas dan


menyesuaikan lingkungan sekolah. Di berbagai sekolah Indonesia sudah mulai diterapkan
pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai dengan karakteristik siswa. Guru sebagai komponen
utama harus mengetahui berbagai aspek yang diperlukan dalam pembelajaran berdiferensiasi.
Sesuai dengan sumber ajar mata Kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi terdapat beberapa aspek
yang harus diperhatikan guru saat melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas yaitu
konten/isi, proses, produk, dan lingkungan belajar.

1. Konten/ isi, Konten merupakan materi yang diajarkan atau disampaikan pada siswa
tentunya dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar siswa baik itu dalam
aspek kesiapan belajar, aspek minat siswa dan aspek profil belajar siswa atau
kombinasi dari ketiganya.
2. Proses, siswa akan mendapatkan informasi tentang pembelajaran yang baru dan
mendapatkan cara belajar sesuai dengan kemampuan siswa.
3. Produk, diferensiasi produk berupa variasi hasil dari tugas pembelajaran, atau variasi
untuk penilaian hasil belajar siswa. Tugas dan penilaian masing-masing siswa s=dibuat
beragama namu tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang sama.
4. Lingkungan belajar, merupakan salah alah satu hal yang penting untuk diperhatikan
berkaitan dengan keberlangsungan suatu proses pembelajaran dalam kelas. Berkaitan
dengan hal ini, apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah suatu kondisi,
pengaruh, serta rangsangan yang berasal dari luar, yang memberi pengaruh pada peserta
didik, dimana hal-hal tersebut juga meliputi beberapa hal seperti pengaruh fisik, sosial
dan intelektual (Suprayogi, 2022).

Aspek-aspek tersebut dapat digunakan guru sebagai acuan untuk melaksanakan


proses pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan siswa yang beragam
disesuaikan dengan konten/isi, proses, produk dan lingkungan belajar siswa. Karena pada
dasarnya siswa memiliki kebutuhan yang beragam dan guru ataupun sekolah sebagai
fasilitator untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
peserta didik.

Pemenuhan Target Kurikulum pada Pembelajaran Berdiferensiasi

Pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi juga harus diimbangi dengan sistem dan


kebijakan yang baik dari sekolah ataupun pemerintah. Sehingga diperlukan penerapapn sistem
pendidikan yang baik. Pemilihan dan penerapan kurikulum yang baik di sekolah mempengaruhi
hasil belajar siswa. Kebijakan-kebijakan yang telah dibuat pemerintah dengan berjalannya waktu
telah mengalami berbagai perubahan dan penyempurnaan, salah satunya kebijakan dalam bidang
pendidikan khususnya penerapan sistem kurikulum di sekolah. Kurikulum dikembangkan dengan
tujuan meningkatkan kualitas pendidikan dikarenakan jantung dari suatu pendidikan adalah
kurikulum (Siregar et al., 2021).

Pada tahun 2022 dunia pendidikan Indonesia menerapkan sistem kurikulum yang baru
yaitu kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka menciptakan pembelajaran aktif dan kreatif.
Program tersebut merupakan perbaikan sistem yang sudah berjalan. Kurikulum merdeka baru
berjalan satu semester di Indonesia. Masih banyak sekolah yang belum sepenuhnya menerapkan
kurikulum merdeka di sekolah. Oleh karena itu pemenuhan target kurikulum pada pembelajaran
berdiferensiasi masih berbeda-beda, maksudnya ada yang menggunakan kurikulum merdeka dan
ada juga yang masih menerapkan kurikulum 2013. Di berbagai sekolah rata-rata hanya satu
jenjang kelas yang menerapkan kurikulum merdeka yaitu kelas X (sepuluh) untuk jenjang SMA.
Selain kelas X, masih menggunakan kurikulum 2013 yaitu kelas XI dan kelas XII.

Pemenuhan target kurikulum merdeka di sekolah sudah mulai dilaksanakan seperti


pelaksanaan P5 yang dilakukan selama 17 hari di sekolah sesuai dengan tema yang dipilih seperti
tema kewirausahaan, kretivitas, pembuatan film dan lain sebagainya. Hal tersebut menjadi salah
satu pemenuhan target kurikulum merdeka yaitu memberikan kebebasan kepasa siswa untuk
melakukan hal yang sesuai denga kebutuhan dan keberagaman siswa. Untul pemenuhan target
dalam kurikulum 2013 terlihat dalam pembelajaran di kelas, guru membebaskan siswa untuk
membuat produk yang sesuai dengan gaya belajar mereka bisa auditory, visual, dan kinestetik.
Hal tersebut membuat keberagama siswa difasilitasi oleh guru dan sekolah. Pemenuhan target
kurikulum pada pembelajaran berdiferensiasi di sekolah sudah mulai dilaksanakan sesuai dengan
alur. Akan tetapi masih banyak sekolah yang belum melakukan secara maksimal karena
permasalahan internal dari lingkungan sekolah tersebut.

Kesimpulan

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan


karakteristik siswa dalam proses pembelajaran karena pada dasarnya setiap siswa berbeda-beda
dan memiliki minat, motivasi, dan gaya belajar, masing-masing. Aspek-aspek tersebut dapat
digunakan guru sebagai acuan untuk melaksanakan proses pembelajaran berdiferensiasi sesuai
dengan kebutuhan siswa yang beragam disesuaikan dengan konten/isi, proses, produk dan
lingkungan belajar siswa. Karena pada dasarnya siswa memiliki kebutuhan yang beragam dan
guru ataupun sekolah sebagai fasilitator untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik peserta didik. . Pemenuhan target kurikulum pada pembelajaran
berdiferensiasi di sekolah sudah mulai dilaksanakan sesuai dengan alur. Akan tetapi masih
banyak sekolah yang belum melakukan secara maksimal karena permasalahan internal dari
lingkungan sekolah tersebut.

Daftar Pustaka

Fajri, K. N. (2019). Proses pengembangan kurikulum. Islamika, 1(2), 35-48.

Faiz, A., Pratama, A., & Kurniawaty, I. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Program
Guru Penggerak pada Modul 2.1. Jurnal Basicedu, 6(2), 2846-2853.

Herwina, W. (2021). Optimalisasi kebutuhan murid dan hasil belajar dengan pembelajaran
berdiferensiasi. PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan, 35(2), 175-182.

LMS Mata Kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi PPG Prajabatan Gel.1 (2022) SEL.07.2-T2-2
Eksplorasi Konsep (simpkb.id)

LMS Modul 2.1 PGP (2020).


https://bantuan.simpkb.id/books/simlms-pgp-instruktur/ch01/1-1-cara-akses-lms.html
Marlina, M. (2020). Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah Inklusif.

Schöllhorn, W. I. (2000). Applications of systems dynamic principles to technique and strenght


training. Acta Academiae Olympiquae Estoniae, 8, 67–8

Suwartiningsih, S. (2021). Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan
di Kelas IXb Semester Genap SMPN 4 Monta Tahun Pelajaran 2020/2021. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Indonesia (JPPI), 1(2), 80-94.

Anda mungkin juga menyukai