Anda di halaman 1dari 12

PRINSIP PENGAJARAN DAN ASESMEN

TUGAS PAPER
ASESMEN DALAM PROSES PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
YANG BERPUSAT PADA PESERTA DIDIK

Dosen Pengampu : Dr. Noor Hudallah, M.T.

Disusun Oleh :

Annisa Suci Ferdiana - 2398011018

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN GELOMBANG 1


PENGEMBANG PERANGKAT LUNAK DAN GIM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam pembangunan suatu negara, dan
pentingnya pendidikan berkualitas telah diakui secara luas. Salah satu pendekatan yang telah
mendapatkan perhatian yang meningkat dalam konteks pendidikan adalah pendekatan
pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi pembelajaran yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan individual peserta didik dengan mengakui perbedaan
dalam kemampuan, minat, dan gaya belajar mereka. Dalam konteks ini, asesmen memainkan
peran kunci dalam mengukur kemajuan peserta didik dan memastikan efektivitas
pembelajaran berdiferensiasi.
Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui
kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Asesmen dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti tes, kuis, observasi, percakapan, dan portofolio.
Asesmen dalam proses pembelajaran berdiferensiasi adalah praktik yang mencakup
penggunaan berbagai metode dan instrumen asesmen untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran peserta didik yang memiliki kebutuhan, minat, dan kemampuan yang beragam.
Dalam konteks pembelajaran berdiferensiasi, asesmen dimaksudkan untuk memastikan
bahwa setiap peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
kemampuan mereka, sambil memberikan umpan balik yang mendukung perkembangan
mereka.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan strategi pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya
masing-masing. Hal ini penting dilakukan karena setiap peserta didik memiliki karakteristik
dan kecepatan belajar yang berbeda-beda. Proses pembelajaran berdiferensiasi membutuhkan
asesmen yang tepat untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik.
Asesmen yang tepat dapat membantu guru untuk memberikan pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
Pentingnya asesmen dalam konteks pembelajaran berdiferensiasi adalah bagian
integral dalam memahami apakah pendekatan ini efektif dalam mencapai tujuan pendidikan.
Oleh karena itu, tugas paper ini bertujuan untuk memahami peran asesmen dalam proses
pembelajaran berdiferensiasi pada peserta didik.
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam tugas paper ini
adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana asesmen pada proses pembelajaran berdiferensiasi dapat mengukur


ketercapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik?
2. Apa saja jenis-jenis asesmen yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
berdiferensiasi?
3. Bagaimana cara mengimplementasikan asesmen dalam proses pembelajaran
berdiferensiasi?

C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan tugas paper ini adalah untuk:
1. Mengetahui bagaimana asesmen pada proses pembelajaran berdiferensiasi dapat
mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik.
2. Memahami jenis-jenis asesmen yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
berdiferensiasi.
3. Mempelajari cara mengimplementasikan asesmen dalam proses pembelajaran
berdiferensiasi.

D. METODE

Metode yang digunakan dalam tugas paper ini adalah studi literatur. Studi literatur
dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti jurnal, buku, dan artikel.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. KONSEP PEMBELAJARAN BERDIFERENSASI

Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi proses belajar mengajar yang


mengakomodir, melayani, dan mengakui keberagaman peserta didik dalam belajar sesuai
dengan kesiapan, minat dan preferensi belajarnya. Pada pembelajaran berdiferensiasi siswa
dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, apa yang disukai dan
kebutuhannya sehingga mereka tidak frustrasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajar-
nya.Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu upaya memenuhi kebutuhan peserta didik
dalam mengembangkan potensi. Upaya yang dilakukan tanpa menyamaratakan perbedaan
potensi dan kompetensi, sehingga tujuan pembelajaran dapat terpenuhi dengan baik. Dalam
pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, pendidik memerlukan tindakan yang tepat karena
pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau
aktivitas yang berbeda pada setiap peserta didik.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu usaha bagaimana pendidik
memberdayakan peserta didik untuk menggali semua potensi yang dimilikinya. Pembelajaran
berdiferensiasi bukanlah pembelajaran yang diindividualkan. Namun, lebih cenderung kepada
pembelajaran yang mengakomodir kekuatan dan kebutuhan belajar peserta didik dengan
strategi pembelajaran yang independen. Dalam merencanakan pembelajaran berdiferensiasi,
guru harus memahami secara mendalam peserta didik-nya, baik dalam hal kesiapan belajar,
minat, maupun gaya atau profil belajar-nya.
Pembelajaran berdiferensiasi bertujuan untuk meningkatkan potensi yang dimiliki
peserta didik sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar. Melalui pembelajaran
berdiferensiasi peserta didik bisa mendapatkan kebebasan belajar sesuai dengan potensi dan
kemampuannya. Menurut Marlina (2020), pembelajaran berdiferensiasi memiliki beberapa
tujuan, antara lain yaitu sebagai berikut:

1. Untuk membantu peserta didik dalam belajar. Pendidik memberikan bantuan bagi
semua peserta didik dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Untuk meningkatkan motivasi dan pemcapaian hasil belajar peserta didik.
Pendidik dapat meningkatkan motivasi peserta didik dengan bantuan rangsangan
pembelajaran, sehingga hasil belajar peserta didik meningkat.
3. Untuk menjalin hubungan harmonis terhadap pendidik dan peserta didik.
Menjalin hubungan harmonis dalam pembelajaran agar peserta didik lebih
bersemangat dalam belajar.
4. Untuk membantu peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri. Menstimulus
peserta didik agar menjadi pelajar yang mandiri dan memiliki sikap menghargai
terhadap perbedaan.
5. Untuk meningkatkan kepuasan pendidik. Meningkatkan kepuasan pendidik karena
merasa tertantang untuk mengembangkan kemampuan mengajar-nya dan menjadikan
pendidik lebih kreatif dan inovatif.

B. ASPEK-ASPEK PEMBELAJARAN BERDIFERENSASI

Menurut Bayumi (2021), dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, terdapat


aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemetaan kebutuhan belajar peserta didik, yaitu
sebagai berikut:

1. Kesiapan belajar
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah
tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan peserta didik akan membawa peserta
didik keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat
dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.
Kesiapan belajar siswa harus diketahui untuk menentukan pengetahuan awal yang
dimiliki siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Guru perlu bertanya, apa yang
dibutuhkan oleh siswa sehingga mereka dapat berhasil dalam pelajarannya. Kesiapan
siswa harus berhubungan erat dengan cara pikir guru-guru yaitu bahwa setiap siswa
memiliki potensi untuk bertumbuh baik secara fisik, mental dan kemampuan
intelektualnya. Kemudian, guru dapat menanyakan kepada siswa apa yang mereka
minati.
2. Minat peserta didik
Minat adalah salah satu motivator penting bagi peserta didik untuk terlibat aktif dalam
proses pembelajaran. Mengetahui minat siswa juga menjadi hal penting bagi guru
agar mampu mengelompokkan siswa berdasarkan minat. Minat siswa mengacu pada
hal-hal yang menarik perhatian, rasa ingin tahu dan melibatkan siswa. Guru dapat
menanyakan kepada siswa apa yang mereka minati, hobi atau pelajaran yang disukai
oleh siswa. Tentu saja siswa akan mempelajari dengan tekun hal-hal yang menarik
minat mereka masing-masing.
3. Profil belajar
Tujuan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan profil belajar adalah untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara natural dan efisien.
Profil belajar merupakan pendekatan yang disukai peserta didik untuk belajar, yang
dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan
lain-lain. Profil belajar siswa mengacu pada pendekatan atau bagaimana cara yang
paling disenangi siswa agar mereka dapat memahami pelajaran dengan baik. Ada
siswa yang senang belajar dalam kelompok besar, ada yang senang berpasangan atau
kelompok kecil atau ada juga yang senang belajar sendiri.

C. ASESMEN PADA PROSES PEMBELAJARAN BERDIFERENSASI

Asesmen pada proses pembelajaran berdiferensiasi memiliki peran kunci dalam


mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik yang mungkin memiliki
berbagai tingkat kemampuan dan kecepatan belajar. Penting untuk diingat bahwa asesmen
dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah alat yang mendukung pembelajaran, bukan alat
penilaian semata. Tujuan utamanya adalah memastikan peserta didik mencapai potensi
mereka secara individual dan bahwa mereka mendapatkan pengalaman pembelajaran yang
bermakna. Berikut adalah beberapa cara asesmen dapat digunakan untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran dalam konteks pembelajaran berdiferensiasi:
1. Identifikasi Kebutuhan Individu: Asesmen dalam pembelajaran berdiferensiasi
dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan individu peserta didik. Ini dapat
melibatkan asesmen awal untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, minat, dan
gaya belajar masing-masing peserta didik. Hasil asesmen ini digunakan untuk
merancang pengalaman pembelajaran yang sesuai.
2. Tujuan Pembelajaran yang Sesuai: Berdasarkan hasil asesmen awal, tujuan
pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
Tujuan pembelajaran yang berbeda mungkin diterapkan untuk kelompok peserta didik
yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.
3. Instrumen Asesmen yang Bervariasi: Asesmen dalam pembelajaran berdiferensiasi
melibatkan penggunaan instrumen asesmen yang beragam. Ini bisa mencakup ujian
tulis, proyek, presentasi, portofolio, wawancara, pengamatan kelas, dan sebagainya.
Instrumen asesmen harus dipilih dengan cermat untuk mencerminkan berbagai jenis
keterampilan dan pengetahuan yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran.
4. Pengaturan Waktu Fleksibel: Dalam pembelajaran berdiferensiasi, peserta didik
mungkin belajar dengan kecepatan yang berbeda. Oleh karena itu, pengaturan waktu
yang fleksibel dalam asesmen penting. Peserta didik harus diberikan kesempatan
untuk menyelesaikan tugas asesmen sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
5. Umpan Balik yang Mendalam: Asesmen harus disertai dengan umpan balik yang
mendalam. Umpan balik harus mencakup informasi tentang apa yang sudah dicapai
peserta didik dan langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk meningkatkan.
Umpan balik harus bersifat konstruktif dan sesuai dengan tingkat pemahaman peserta
didik.
6. Pilihan dan Fleksibilitas: Peserta didik harus diberikan pilihan dalam metode
asesmen, terutama jika metode yang berbeda lebih sesuai dengan gaya belajar mereka.
Fleksibilitas dalam penugasan atau pilihan topik proyek dapat membantu peserta didik
merasa lebih terlibat.
7. Penyesuaian Konten: Konten asesmen juga harus disesuaikan dengan kepentingan
dan minat peserta didik. Ini dapat membuat asesmen lebih relevan dan memotivasi
peserta didik.
8. Keterlibatan Peserta Didik: Peserta didik harus dilibatkan dalam proses asesmen.
Mereka dapat berpartisipasi dalam merencanakan, mengidentifikasi tujuan, dan
mengevaluasi hasil asesmen mereka.
9. Perbaikan Berkelanjutan: Asesmen dalam pembelajaran berdiferensiasi harus
melibatkan pemantauan dan perbaikan berkelanjutan. Guru harus secara teratur
mengevaluasi efektivitas asesmen dan, jika perlu, menyesuaikannya untuk
memastikan perkembangan peserta didik.

D. JENIS-JENIS ASESMEN DALAM PROSES PEMBELAJARAN DIFERENSIASI

Dalam proses pembelajaran berdiferensiasi, berbagai jenis asesmen dapat digunakan


untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam
pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu menggunakan berbagai jenis asesmen untuk
mendapatkan gambaran yang lengkap tentang kebutuhan belajar peserta didik. Informasi
yang diperoleh dari asesmen ini dapat digunakan guru untuk menyesuaikan pembelajaran
dengan kebutuhan peserta didik. Ada tiga jenis asesmen yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran berdiferensiasi, yaitu:

1. Asesmen formatif
Asesmen formatif dilakukan secara rutin selama pembelajaran berlangsung untuk
memantau kemajuan belajar peserta didik. Asesmen formatif dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti tes, kuis, observasi, percakapan, dan portofolio.
2. Asesmen sumatif
Asesmen sumatif dilakukan pada akhir pembelajaran untuk mengukur ketercapaian
tujuan pembelajaran. Asesmen sumatif dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti
tes, proyek, dan portofolio.
3. Asesmen diri
Asesmen diri dilakukan oleh peserta didik sendiri untuk menilai kemajuan belajarnya.
Asesmen diri dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti jurnal, refleksi, dan
portofolio.
E. CARA MENGIMPLEMENTASI

Mengimplementasikan asesmen dalam proses pembelajaran berdiferensiasi


memerlukan perencanaan yang cermat dan pendekatan yang fleksibel. Mengimplementasikan
asesmen dalam pembelajaran berdiferensiasi memerlukan kesabaran, pemantauan yang
cermat, dan kemampuan untuk merespons secara fleksibel terhadap kebutuhan peserta didik.
Dengan pendekatan yang tepat, asesmen dapat menjadi alat yang kuat untuk mendukung
perkembangan peserta didik yang beragam. Berikut adalah langkah-langkah untuk
mengimplementasikan asesmen dalam pembelajaran berdiferensiasi:
1. Identifikasi Peserta Didik Secara Individual:
Lakukan asesmen awal untuk mengidentifikasi kebutuhan, kemampuan, minat, dan
gaya belajar masing-masing peserta didik.
Kumpulkan data tentang kemajuan peserta didik selama pembelajaran dan rencana
pengajaran berdiferensiasi.
2. Tentukan Tujuan Pembelajaran yang Sesuai:
Tetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta
didik. Tujuan ini harus mencerminkan tingkat pemahaman yang dapat dicapai oleh
peserta didik.
Pastikan tujuan pembelajaran ini dapat diukur melalui instrumen asesmen yang
relevan.
3. Pilih Instrumen Asesmen yang Tepat:
Pilih instrumen asesmen yang sesuai untuk mengukur tujuan pembelajaran peserta
didik. Ini dapat mencakup ujian tulis, proyek, presentasi, portofolio, wawancara, atau
asesmen lainnya.
Pastikan instrumen asesmen tersebut sesuai dengan kemampuan peserta didik dan
memberikan kesempatan yang setara bagi mereka untuk menunjukkan pemahaman
mereka.
4. Rancang Tugas dan Aktivitas Asesmen:
Rancang tugas dan aktivitas asesmen yang menantang dan relevan untuk peserta
didik.
Sesuaikan tingkat kesulitan tugas berdasarkan kemampuan peserta didik. Peserta didik
yang lebih mampu mungkin diberi tugas yang lebih kompleks, sementara yang
membutuhkan bantuan lebih mungkin diberi tugas yang lebih mendukung.
5. Berikan Umpan Balik yang Mendalam:
Setelah peserta didik menyelesaikan tugas asesmen, berikan umpan balik yang
mendalam. Umpan balik harus konstruktif dan membantu mereka memahami prestasi
mereka dan langkah-langkah untuk meningkatkan.
Pastikan umpan balik disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik. Peserta
didik yang lebih cakap mungkin memerlukan umpan balik yang lebih kritis,
sementara yang membutuhkan bantuan lebih mungkin memerlukan umpan balik yang
lebih mendukung.
6. Perhatikan Progres Secara Berkala:
Selama proses pembelajaran, perhatikan kemajuan peserta didik secara berkala. Jika
ada tanda-tanda perubahan dalam kemampuan mereka, pertimbangkan penyesuaian
rencana pembelajaran Anda.
Pertimbangkan kebutuhan peserta didik untuk melibatkan mereka dalam perencanaan
pembelajaran dan mengevaluasi kemajuan mereka sendiri.
7. Gunakan Data Asesmen untuk Diferensiasi:
Gunakan hasil asesmen untuk mengatur grup, memberikan materi tambahan, atau
memberikan dukungan khusus kepada peserta didik yang memerlukan itu.
Pertimbangkan penggunaan instruksi berbasis data, di mana Anda menggunakan data
asesmen untuk mengarahkan pembelajaran lebih lanjut.
8. Fleksibilitas dalam Penilaian:
Berikan fleksibilitas dalam penilaian sehingga peserta didik dapat menunjukkan
pemahaman mereka dengan cara yang paling sesuai untuk mereka.
Berikan pilihan dalam jenis tugas asesmen atau cara mereka mengekspresikan
pemahaman mereka.
9. Kolaborasi dengan Peserta Didik dan Rekan Sejawat:
Libatkan peserta didik dalam perencanaan pembelajaran dan penilaian mereka sendiri.
Diskusikan tujuan pembelajaran dan strategi asesmen dengan mereka.
Kolaborasi dengan rekan guru untuk berbagi informasi dan sumber daya yang dapat
mendukung pembelajaran berdiferensiasi.
10. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan:
Evaluasi efektivitas asesmen dalam pembelajaran berdiferensiasi dan terus menerus
perbarui pendekatan Anda sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Berikan perhatian pada perubahan dalam tingkat pemahaman dan kemampuan peserta
didik serta respon terhadap penilaian mereka.

Dengan mengimplementasikan asesmen dengan cara yang tepat, guru dapat


menggunakan asesmen untuk mendukung pembelajaran berdiferensiasi. Asesmen yang tepat
dapat membantu guru untuk memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan peserta didik.
BAB 3
KESIMPULAN

Asesmen memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran berdiferensiasi.
Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat disimpulkan:
1. Asesmen merupakan alat penting untuk memahami kebutuhan, kemampuan, minat,
dan perkembangan individu peserta didik dalam konteks pembelajaran
berdiferensiasi.
2. Asesmen memungkinkan guru untuk menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai
dengan tingkat kemampuan peserta didik. Ini berarti setiap peserta didik memiliki
peluang yang sama untuk mencapai potensinya.
3. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, berbagai jenis asesmen dapat digunakan,
termasuk asesmen awal, penilaian formatif, penilaian sumatif, portofolio
pembelajaran, ujian lisan, evaluasi peer, asesmen diri, dan lainnya.
4. Asesmen harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Hal ini
termasuk penyesuaian tingkat kesulitan tugas asesmen, instrumen yang digunakan,
dan pemberian umpan balik yang mendalam.
5. Penggunaan asesmen dalam pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan
pengembangan lingkungan pembelajaran yang inklusif, di mana peserta didik
diberikan kesempatan yang setara untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan
kemampuan mereka.
6. Asesmen dalam pembelajaran berdiferensiasi juga memungkinkan guru untuk
mengamati dan merespons secara fleksibel terhadap kemajuan peserta didik selama
pembelajaran.
7. Penting untuk melibatkan peserta didik dalam proses asesmen dan memungkinkan
mereka berpartisipasi dalam menetapkan tujuan dan merencanakan pembelajaran
mereka sendiri.

Dengan pendekatan yang tepat, asesmen dapat menjadi alat yang kuat untuk mendukung
pembelajaran berdiferensiasi dan membantu setiap peserta didik mencapai potensi mereka
dalam lingkungan pembelajaran yang inklusif.
DAFTAR PUSTAKA

Riadi, M. (2023, Agustus 24). Pembelajaran Berdiferensiasi - Tujuan, Aspek, Prinsip dan
Strategi. Diambil kembali dari
https://www.kajianpustaka.com/2023/08/pembelajaran-berdiferensiasi.html

Anda mungkin juga menyukai