Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru sebagi pendidik dalam profesinya harus mengenal siapa yang akan
didik atau siapa muridnya. Murid adalah individu yang belajar sesuai dengan
kebutuhan belajarnya diantanya bakat, minat dan gaya belajar , Pemahaman
karakteristik dan capaian pembelajaran yang akan dicapai menjadi penting
didalam menciptakan Pendidikan yang merdeka bagi anak
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus
memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan
kesempatan bagi muridnya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas,
penggunaan metode mengajar, strategi mengajar, maupun sikap dan
karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan
sebagia pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang
berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sehingga
memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran
dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran
dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai.
Untuk memenuhi hal tersebut di ata guru dituntut mampu mengelola proses
belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada murid sehingga ia mau
belajar, memang muridlah subjek utama dalam belajar.
Pada kegiatan pembelajaran tatap muka setelah Covid 19 sudah mulai
berakhir, banyak murid yang kurang termotivasi dalam belajar yang berdasarkan
pengamatan guru dikelas mereka kurang fokus dalam pembelajaran yang
ditandai dengan adanya beberapa periku murid yang sering minta izin dalam
pembelajaran,asyik bermain gadget ketika pembelajaran berlangsung, berbicara
atau berdiskusi dengan teman sebangku diluar topik pembelajaran dan ada yang
ketiduran dikelas.
Dengan menyadari kenyataan diatas penulis Menyusun Makalah dengan
Judul ”Meningkatkan motivasi belajar murid dengan pembelajaran
berdiferensiasi pada mata pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan Jurusan
Rekayasa Perangkat Lunak Kelas XII”

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara memotivasi belajar murid dengan menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi?
2. Bagaimana Pengaruh motivasi belajar murid dengan penerapan
pembelajaran berdiferensiasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui cara meningkatkan motivasi belajar murid dengan menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi pada Siswa
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar murid dengan penerapan
pembelajaran berdiferensiasi pada Siswa

D. Manfaat
Adapun maksud penulis Menyusun makalah ini diharapkan dapat berguna
sebagai:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam
pembelajaran berdiferensiasi.
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang
dapat memberikan manfaat bagi murid.
3. Sumbangan pemikiran bagi guru dalam mengajar dan meningkatkan motivasi
belajar murid.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah dorongan atau daya penggerak pada diri siswa baik
secara internal maupun external dalam diri seseorang untuk mengadakan
perubahan tingkah laku. Motivasi belajar pada dasarnya dapat membantu dalam
memahami dan mejelaskan perilaku individu, termasuk individu yang sedang
belajar (Uno, 2007: 27). Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam
belajar dan pembelajaran yaitu: (1) menentukan hal hal yang dapat dijadikan
penguat belajar, (2) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai,
(3)menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (4) menentukan
ketekunan belajar.
1. Peranan Motivasi dalam Menentukan Penguat Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak
yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan
pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang
pernah dilaluinya. Motivasi akan menjadi penguat belajar pada anak ketika
anak benar-benar mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu. Dengan
kata lain motivasi dapat memperkuat anak dalam perbuatannya
2. Peranan Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar
Peranan motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya
dengan kemaknaan dalam belajar. Anak akan tertarik untuk belajar ketika
apa yang telah dipelajari itu sedikitnya sudah pernah dinikmati manfaatnya
bagi anak. Sehingga anak akan termotivasi untuk belajar karena mereka
sudah jelas apa yang menjadi tujuan dalam belajarnya.
3. Motivasi sebagai Kendali Rangsangan Belajar
Seorang anak yang memiliki motivasi akan memiliki kendali dan
rangsangan untuk belajar. Anak akan mengaitkan fasilitas belajar sebagai
rangsangan untuk belajar. Tanpa motivasi anak tidak akan pernah
terangsang untuk memanfaatkan rangsangan-rangsangan sebagai
pengendali dalam belajar.
4. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan
berusaha mempelajari dengan baik dan tekun, dengan harapan
memperoleh hasil yang lebih baik. Dalam hal ini tampak bahwa motivasi
untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila

3
seseorang tidak memiliki motivasi untuk belajar maka dia tidak tahan lama
belajar. Itu berarti bahwa motivasi sangat berpengaruh terhadp ketekunan
dan ketahanan dalam belajar.

B. Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan posese
pembelajaran di kelas untuk kebutuhan beajar individu setiap peserta didik
(Tomlison,2000) Pembelajaran yang berdiferensiasi adalah pembeljaran yang
mengakomodir, melayani, dan mengakui keberagaman murid dalam belajar
sesuai dengan kesiapanan minat dan preferensi belajar murid. (Tomlison,2000).
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberikan
keleluasan pada murid untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan
kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut. Pembelajaran
berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada pembelajaran, tapi juga berfokus pada
konten/materi

C. Pengertian Belajar
Menurut Hamalik (2011:27) belajar adalah “modifikasi atau memperteguh
kekakuan melalui pengalaman”. Selanjutnya Robbins dalam Trianto (2011:14)
menyatakan “belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu
(pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru”.
Sedangkan menurut Gagne dalam Djamarah (2008:22) “belajar merupakan
proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan dan tingkah laku.”
Dari defenisi di atas, belajar merupakan proses aktif, proses merekasi
terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar adalah suatu proses
yang diarahkan kepada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu
yang dipelajari.
Dengan proses pembelajaran ini diharapkan potensi peserta didik
berkembang secara optimal sehingga mampu menghadapi tantangan dan
perubahan zaman. Untuk menghadapi tantangan tersebut peserta didik harus
memiliki kemampuan berfikir kritis, sistematis, logis dan kreatif. Cara berfikir dan
kemampuan seperti ini salah satunya dapat dikembangkan dengan kegiatan
belajar aktif.
Untuk menerapkan belajar aktif dalam proses pembelajaran diantaranya
menentukan metode yang sesuai dan pemakaian media yang tepat, dengan
harapan terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Dalam

4
kegiatan pembelajaran dan mengelola interaksi dalam proses pembelajaran,
guru harus mempunyai dua kemampuan dasar, yaitu kemampuan mendesain
program dan keterampilan mengkomunikasikan program itu kepada peserta
didik. Dua modal ini telah dirumuskan dalam sepuluh kompetensi guru. Menurut
Sardiman (2011:164) bahwa sepuluh kompetensi guru tersebut adalah :
1. Penguasaan bahan.
2. Mengelola program belajar mengajar.
3. Mengelola kelas.
4. Menggunakan media atau sumber.
5. Menguasai landasan-landasan pendidikan.
6. Mengelola interaksi belajar mengajar.
7. Menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran.
8. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan sekolah.
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian. pendidikan
guna keperluan pengajaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan setiap guru harus memiliki kesemua
kompetensi dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Salah
satu kompetensinya adalah pengelolaan kelas dan penggunaan media yang
juga merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Berdiverensiasi Yang Dilakukan Oleh Guru


Dasar untuk melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi adalah murid di kelas
memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain sehingga perlakuan yang
diberikan guru kepada murid tidaklah sama. Berdiferensiasi diantanya (1)
Diferensiasi isi/ Konten (2) diferensiasi Proses (3) diferensiasi Produk (4)
diferensiasi Lingkungan
1. Diferensiasi isi/ Konten
Dasar perbedaaan murid di dalam kelas diantanya: (1) Kesiapan belajar
murid yang bisa guru ketahui dari asesmen diagnostic awal pembelajaran (2)
Minat dan Bakat Murid yang bisa diketahui dengan melakukan assesmen
diagnostik Non Kognitif. Contoh kegiatan diferensiasi konten/isi diantaranya:
a. Membedakan melalui asesmen diagnostic kognitif (Materi prasyarat) dan
Keterampilan murid lalu menyesuaiakan dengan kegiatan yang dilakukan
siswa
b. Memberikan murid bantuan/pendampingan sesuai dengan tingkat
pemahamannya
c. Memberikan pilihan kepada muri untuk menambah kedalaman dan
keluasan pembelajaran
d. Menggunaan bahan bacaan dengan tingkat keterbacaan
e. Menyediakn LK yang berisi panduan dan Langkah – Langkah yang harus
dikerjakan murid
2. Diferensiasi Proses
Guru mengidentifikasi kebutuhan murid selama proses pembelajaran. Guru
memfariasikan proses pembelajaran tergantung bagaimana murid belajar
( gaya belajar). Contoh kegiatan diferensiasi proses diantanya sebagai
berikut:
a. Melakukan kegiatan berjenjang, artinya setiap murid bekerja untuk
mendapatkan pemahaman yang sama namaun dilakukan dengan
tantangan serta kompleksitas yang berbeda
b. Menyiapkan pertanyaan panduan atau tantangan melalui sudut minat
untuk mendorong siswa mengeksplorasi materi pembelajaran
c. Memberikan durasi waktu untuk menyelesaikan tugas terutama untuk
siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar

6
d. Mengembangkan kegiatan belajar yang bervariasi dengan menggunakan
gaya belajar visual, auditori serta kinestetik
e. Menggunakan pembelajaran berkelompok yang fleksibel sesuai dengan
kesiapan, kemampuan serta minat murid
3. Diferensiasi Produk
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditujukan murid
kepada guru yang mencerminkan pemhaman siswa terhadap tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Produk dapat berupa laporan, tulisan, hasil
tes, presentasi, pertunjukkan, pidato, rekaman dan lain – lain. Contoh
kegiatan:
a. Membolehkan siswa bekerja sendiri atau kelompok untuk mengerjakan
tugas
b. Menggunakan rubrik yang cocok untuk memperluas keragaman tingkat
keterampilan murid
c. Guru memberikan tantangan atau keragaman dan memberikan murid
pilihan bagaimana mereka dapat mengeksplorasikan pembelajaran yang
diinginkan
d. Guru mendorong murid membuat tugasnya sendiri
4. Diferensiasi Lingkungan belajar
Diferensiasi lingkungan belajar adalah iklim kelas seperti aturan kelas ,
penataan ruang, pencahayaan, prosedur, operasi dan nada ruangan.

B. Pembelajaran Berdiferensiasi Pada Kelas XII Rekayasa Perangkat Lunak


SMKN Purwosari
1. Penerapan diferensiasi Konten / isi
Cara melakukan asesmen diagnostik awal pembelajaran adalah memberikan
soal kemapuan awal dari dari materi. Dari soal asesmen awal pembelajaran
ini untuk mengetahui kemapuan belajar murid sebelum memulai materi baru,
untuk mengetahui jawaban murid dengan cepat sehingga guru bisa
mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan awal pembelajaran. Hasil
dari asesmen awal pembe;ajaran akan didapat informasi tentang
kemampuan awal pembelajaran murid. Kemampuan awal murid bisa
dikelompokkan menjadi 3 kelompok diantaranya Tiga kategori murid
berdasarkan analisis hasil tes kemampuan awal.
Paham utuh Kategori 1 Paham Sebagian Belum paham Kategori
Kategori 2 3

Murid dikatakan paham Murid dikatakan paham Murid dikatakan belum

7
utuh apabila menjawab Sebagian apabila paham apabila hanya
hampir seluruh soal hanya dapat menjawab dapat menjawab sedikit
dengan benar beberapa soal saja soal dengan benar

Pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan guru terhadap murid dari hasil


aswsmen awal pembelajaran adalah
Paham utuh Kategori 1 Paham Sebagian Belum paham Kategori
Kategori 2 3

Murid yang memiliki Murid kategori 2 masih Murid kategori 3 perlu


kemapuan kategori 1 butuh bimbingan dan bimbingan dari guru
atau paham utuh bisa motivasi guru di dalam dan juga bisa diberikan
melakukan pembelajaran materi tambahan atau
pembelajaran secara belajar tambahan
mandiri tanpa dibawah bimbingan
bimbingan guru dan guru
murid kategori ini juga
bisa menjadi tutor
teman sebaya

Jadi kesimpulannya perlakuan guru terhadap murid tidak lah sama atau
berbeda yang disebut juga dengan berdiferensiasi isi/konten materi.
Diferensiasi isi/ konten berarti guru mampu membagi atau memetakan
konten yang dibelajarkan pada murid dengan mempertimbangkan kebutuhan
belajar murid. Dengan menyesuaiankan pembelajaran dengan kebutuhan
murid maka murid akan termotivasi dalam belajar

2. Penerapan diferensiasi Proses


Untuk penerapan diferensiasi proses guru lebih berfokus pada gaya belajar
murid, guru mapel akan berkolaborasi dengan guru Bimbingan Konseling
(BK) untuk mengetahui peta gaya belajar murid
Pengelompokkan Gaya Murid
a. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang lebih banyak memanfaatkan
penglihatan. Ciri-ciri pelajar visual :
 Mudah mengingat dari yang dilihat
 Lebih suka membaca daripada dibacakan
 Berbicara dengan tempo yang cukup cepat

8
 Cenderung melihat sikap dan gerakan guru yang sedang mengajar
 Tidak mudah terdistraksi oleh keramaian
 Biasanya suka menggambar apapun di kertas
b. Gaya Belajar Auditori
Gaya belajar auditori mengandalkan pendengaran untuk dapat
memahami dan mengingat informasi yang diberikan oleh guru.
Ciri-ciri pelajar auditori :
 Suka mengingat dari apa yang didengar
 Mudah terdistraksi oleh keramaian
 Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
 Lebih mudah belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa
yang didiskusikan
 Suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu
 Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas,
atau materi yang didiskusikan dalam kelas
c. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang lebih mudah menyerap
informasi dengan bergerak, berbuat, dan menyentuh sesuatu yang
memberikan informasi tertentu agar siswa dapat mengingatnya.
Ciri-ciri pelajar kinestetik :
 Senang belajar dengan metode praktek
 Menyukai aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh, seperti
permainan dan aktivitas fisik
 Menghafal dengan berjalan atau melihat
 Sulit untuk berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
Apabila peta gaya belajar murid sudah diketahui maka langah selanjutnya
yang dilakukan guru adalah melakukan kegiatan proses pembelajaran sesuai
dengan belajar anak. Pada Pembelajaran guru melakukan perlakuan yang
berbeda sesuai dengan gaya belajar murid diantaranya:
a. Murid dibagi dalam kelompok diskusi dimana dalam satu kelompok terdiri
dari gaya belajar yang sama, Murid dengan gaya belajar kinestetik akan
diberikan tugas kelompok bermain peran, Murid kinestetik suka dengan
aktifitas yang menggerakkan anggota tubuh sehinggan pembelajaran bagi
mereka lebih menyenangkan
b. Murid dengan gaya belajar Visual ditugaskan untuk membuat gambar
ilustrasi, murid dengan gaya belajar visual akan berusaha membuat
gambar yang menarik yang bisa mereka ceritakan melalui gambar.

9
c. Murid dengan gaya belajar Auditori ditugaskan membuat kesimpulan dari
mendengarkan dan menyaksikan temannya dengan gaya belajar
Kinestetik bermain peran dan penjelasan gambar yang disajikan kelompok
visual
Jadi dari kegiatan belajar yang disesuaikan dengan gaya belajar murid, murid
mendapatkan pemahaman yang sama dari materi. Murid dengan gaya belajar
yang berbeda akan termotivasi utuk belajar.

3. Penerapan diferensiasi Produk


Penerapan diferensiasi produk adalah dari penilaian akhir atau asesmen
akhir pembelajaran. Asesmen akhir pembelajaran tidak harus berupa tes
tertulis, tapi bisa dalam bentuk, diskusi kelompok, fortofolio, bermain peran,
poster, kuiz dan lain – lain

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada kegiatan pembelajaran di kurikulum merdeka, murid merupakan subjek
yang belajar, belajar disesuaikan dengan kodrat alam murid seperti bakat,
minat dan gaya belajarnya. Pembelajaran berdiferensiasi adalah
pembelajaran yang berbeda atau tidak sama untuk setiap murid. Diferensiasi
meliputi (1) diferensiasi konten/isi, (2) diferensiasi proses (3) diferensiasi
produk dan (4) diferensiasi lingkungan belajar Murid dengan perbedaan yang
dimilikinya akan termotivasi untuk belajar sehingga murid akan mendapatkan
pemahaman yang sama walaupun dengan cara – cara yang berdiferensiasi
atau berbeda perlakuan yang berbeda dilakukan guru kepada murid maka di
harapkan motivasi belajar murid meningkat.

B. Saran
Dalam pembelajaran guru hendaknya selalu berpihak kepada murid, guru
beralih dari penyajian pembelajaran mengguna cara – cara lama atau kolonial
dimana guru adalah pusat pembelajaran beralih ke murid sebagai pusat
pembelajaran, tambahlah pengetahuan dan referensi guru karena guru bukan
satu – satunya sumber belajar.

11
DAFTAR PUSTAKA

Puerwodarminto, 1991. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta Bina Aksara

Sardiman, A.M. 1996 Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta: Bina Aksara

Hasibuan. J.J dan moerdjiono. 1998 Proses Belajar mengajar . Bandung : Remaja
Rosdakarya

Aminuriyah, S. (2022). Differentiated Learning: Meningkatkan Kreativitas Siswa.


Jurnal Mitra Swara Ganesha, 9(2), 89-100.

Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.

12

Anda mungkin juga menyukai