Anda di halaman 1dari 5

Manajemen Kelas: Sudah Tepatkah Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi Oleh Guru?

Dalam pembelajaran dikelas, guru dihadapkan dengan karakteristik peserta didik


yang berbeda misalnya, perbedaan budaya, keluarga, perilaku, hobi bahkan perbedaan
pemahaman. Berdasarkan hal tersebut, guru harus mampu memahami setiap keunikan
yang dimiliki oleh peserta didik agar pembelajaran dikelas dapat berlangsung dengan
efektif. Oleh karena itu, pembelajaran dengan cara pembedaan merupakan salah satu cara
untuk mengatasi permasalahan dalam proses belajar dan mengajar. Pembedaan dalam
pembelajaran disebut juga diferensiasi pembelajaran dimana guru melakukan pemetaan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Tomlison (2001: 45),
menyatakan bahwa pembelajaran diferensisasi upaya yang bertujuan untuk menyesuaikan
proses pembelajaran dikelas untuk memenuhi kebutuhan individu setiap peserta didik.
Oleh karena itu, untuk mendukung pembelajaran diferensiasi guru harus memperhatikan
aspek-aspek kebutuhan belajar peserta didik dan startegi-strategi dalam menerapkan
pembelajaran diferensiasi.
Pembelajaran diferensiasi adalah serangkaian keputusan logis yang diupayakan
oleh guru yang berfokus pada kebutuhan peserta didik terkait dengan tujuan
pembelajaran, respon/tanggapan guru terhadap kebutuhan belajar peserta didik,
lingkungan belajar yang memotivasi peserta didik agar mau belajar, manajemen kelas
yang efektif serta penilaian berkelanjutan. Dalam pembelajaran diferensiasi, ada tiga
aspek kebutuhan peserta didik yang haru diperhatikan oleh guru, yaitu:
1. Kesiapan belajar merupakan kapasitas untuk mempelajari materi baru yang
memuat tentang keterkaitan pengetahuan dan informasi yang dimiliki oleh
peserta didik dengan materi yang akan diajarkan oleh guru.
2. Minat murid merupakan keadaan psikologis yang menghasilkan respon
terarah kepada suatu objek atau situasi tertentu yang menyenangkan dan
memberikan kepuasan diri. Menurut Decroly, minat adalah sebuah kebutuhan
yang timbul karena dorongan hendak memberikan kepuasan kepada suatu
insting. Berdasarkan hal tersebut, minat dapat dikatakan sebagai motivator
penting untuk peserta didik agar dapat terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran yang berbasis minat dapat
menarik dan menumbuh kembangkan minat yang sudah ada pada diri peserta
didik bahkan dapat membantu peserta didik dalam menemukan minat baru.
3. Profil belajar murid, dalam hal ini guru mengidentifikasikan dan membuat
peta kebutuhan belajar berdasarkan profil belajar peserta didik sehingga
peserta didik mendapatkan kesempatan untuk belajar dengan penuh kesadaran
dan efisien.

Kunci pokok dalam menentukan langkah selanjutnya untuk menerapkan


pembelajaran berdiferensiasi adalah melakukan pemetaan kebutuhan peserta didik.
Pemetaan kebutuhan peserta didik yang tepat yaitu dengan melakukan pendataan secara
akurat agar rencana pembelajaran yang telah dirancang oleh guru dapat berlangsung
efektif. Data yang akurat dapat diperoleh dari hasil wawancara, pengisian survei, angket,
dan lain-lain yang dibuat oleh guru kepada peserta didik maupun orang tua/wali dari
peserta didik. Selain itu, keberhasilan dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi,
guru perlu melakukan strategi-strategi sebagai berikut:

1. Diferensiasi Konten
Konten berhubungan dengan apa yang akan dipelajari, dipahami, dan
diketahui oleh peserta didik. Dalam hal ini guru akan melakukan variasi
tentang cara peserta didik dalam mempelajari suatu topik pembelajaran.
Misalnya, guru akan mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris dengan tujuan
pembelajaran dimana peserta didik dapat menyebutkan kosakata buah-buahan
dalam Bahasa Inggris. Dari para peserta didik dikelas, guru mungkin akan
menemukan peserta didik yang belum bisa mengucapkan kosakata tersebut
dengan tepat dan peserta didik yang sudah bisa mengucapkan kosakata dengan
tepat. Untuk peserta didik yang sudah matang dalam hal kesiapan belajar dan
dapat memahami konsep, maka hal tersebut tidak menjadi masalah bagi
peserta didik untuk belajar hal yang sama sesuai dengan konten yang sudah
ditentukan. Sedangkan, peserta didik yang belum matang dalam hal kesiapan
belajar, maka hal tersebut akan menjadi masalah bagi peserta didik untuk
belajar dengan konten yang ditentukan. Oleh karena itu, guru harus
melakukan variasi dan penyesuaian terhadap tingkat kesiapan peserta didik
tersebut.
2. Diferensiasi Proses
Proses merupakan bagaiamana peserta didik belajar dan memperoleh
informasi. Dengan kata lain, peserta didik melakukan aktivitas dalam
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan berdasarkan konten
yang akan dipelajari oleh peserta didik. Aktivitas yang efektif adalah aktivitas
yang dilakukan sesuai dengan tingkat pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan peserta didik. Sehingga hal tersebut akan mempermudah peserta
didik dalam mengerjakan dengan sendirinya dan akan bermanfaat bagi peserta
didik itu sendiri.
3. Diferensiasi Produk
Produk merupakan hasil dari apa yang sudah dipelajari dan dikerjakan oleh
peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik akan melakukan unjuk kerja kepada
guru seperti membuat karangan cerita, menggambar diagram, dan lain-lain.

Dasar pemikiran pembelajaran berdiferensiasi adalah setiap peserta didik


memiliki keunikan masing-masing. Jika peserta didik mendapatkan suasana belajar yang
menyenagkan, menarik, dan relevan maka pengalaman belajar yang didapatkan akan
menjadi efektif. Pembelajaran berdiferensiasi akan membuat guru paham terhadap
kebutuhan setiap peserta didik untuk membantu peserta didik meningkatkan
tanggungjawab. Pembelajaran berdiferensiasi dapat melatih peserta didik untuk lebih
aktif dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik juga mampu mengevaluasi keputusan
yang dibuat serta peserta didik mampu berkolaborasi dengan teman lain dengan penuh
tanggungjawab. Sehingga dalam hal ini, peserta didik mampu menyiapkan kehidupannya
untuk masa yang akan datang.

Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, ada beberapa langkah yang


perlu diperhatikan oleh guru untuk memkasimalkan setiap kemampuan peserta didik dan
tingkat keberhasilan dari setiap peserta didik. Berikut adalah langkah-langkah dalam
menerapkan pembelajaran diferensiasi:

1. Pertama, guru melakukan pre-assessment atau pre-test terlebih dahulu untuk


mengetahui tingkat kemampuan masing-masing peserta didik. Sehingga guru
mampu menentukan desain pembelajaran sesuai dengan tingkat kesiapan,
ketertarikan dan gaya belajar masing-masing peserta didik serta pengetahuan
yang sudah didapatkan oleh peserta didik (prior knowledge). Adapun hal-hal
yang perlu diasesmen yaitu, tingkat kesiapan belajar, ketertarikan, dan profil
belajar.
2. Kedua, guru dapat melakukan pembuatan konten belajar untuk dipelajari dan
dipahami oleh peserta didik. Konten tersebut dapat berisi tentang topik
pembelajaran yang akan dipelajari.
3. Ketiga, guru dapat menentukan aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan
peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan.
4. Keempat, guru dapat meminta peserta didik untuk melakukan unjuk kerja
tentang apa saja yang sudah dipelajari dan dipahami oleh peserta didik.
5. Kelima, guru dapat melukukan penilain sumatif untuk mengukur hasil belajar
yang telah dicapai oleh peerta didik, untuk mengukur konsep dan pemahaman
peserta didik serta untuk melakukan tindakan selanjutnya dalam mencapai
kompetensi yang dituju.
STUDI KASUS

Bu Rani adalah guru matematika kelas VIII di sebuah sekolah swasta. Di salah
satu kelasnya, Bu Rani memiliki 5 murid dengan daya tangkapnya lebih tinggi daripada
murid lainnya, sehingga ketika mendapatkan tugas pun, 5 murid tersebut mampu
menyelesaikan lebih cepat daripada yang lainnya. Karena takut mengganggu murid yang
lain, Bu Rani selalu memberikan tugas tambahan untuk kelima murid ini ketika mereka
lebih cepat menuntaskan tugas daripada murid lainnya.

Menurut Anda, apakah Bu Rani telah menerapkan pembelajaran diferensiasi?


Jelaskan jawaban Anda! Jika belum, apa yang sebaiknya Bu Rani lakukan agar
pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif?

PENYELESAIAN

Dikaitkan dengan penjelasan diatas tentang pembelajaran berdiferensiasi untuk


menjawab pertanyaan dari studi kasus tersebut, menurut penulis terhadap apa yang
dilakukan guru tersebut adalah guru tersebut belum menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi dengan tepat. Berdasarkan pernyataan Tomlison, pembelajaran
berdiferensiasi adalah sebuah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran dikelas
guna memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi berpusat
pada pemenuhan kebutuhan belajar peserta didik dan cara guru merespon kebutuhan
belajar tersebut. Oleh karena itu, hal yang dapat dilakukan agar pembelajaran lebih
efektif yaitu dengan mengidentifikasi kebutuhan belajar secara lebih menyeluruh dan
merespon kebutuhan belajar peserta didik dengan tepat. Misalnya, guru tersebut dapat
memberikan pertanyaan atau tugas yang sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik
tersebut tanpa perlu membedakan dengan pemberian tugas tambahan kepada peserta
didik yang memiliki daya tangkap yang lebih tinggi.
Daftar Pustaka

Zenius.net, “pembelajaran berdiferensiasi”, 28 Oktober 2022.

Kompasiana.com, “mengapa guru perlu memahami 3 strategi pembelajaran


diferensiasi”, 28 Oktober 2022.

Maxtrimus.com, “pengertian pembelajaran berdiferensiasi”, 28 Oktober 2022.

Kemendikbud.go.id, “Pembelajaran Berdiferensiasi dan Penerapannya di Kelas”, 28


Oktober 2022.

Andini, Dinar. “Differentiated Instruction: Solusi Pembelajaran Dalam Keberagaman


Siswa di Kelas Inklusif”. Jurnal Pendidikan, 2. 3, 340-349. 28 Oktober 2022.

Anda mungkin juga menyukai