Hasil wawancara bersama Guru Penggerak SLB 1 Negeri Padang
1. Ilmu apa yang diperoleh selama mengikuti program Guru Penggerak?
Selama mengikuti program guru penggerak ini, pengetahuan yang diperoleh melibatkan tiga aspek utama: a. Pemahaman terhadap filosofi pendidikan nasional, yang merupakan hasil implementasi dari pemikiran Ki Hajar Dewantara. Konsep ini diterapkan dalam proses kegiatan pembelajaran dengan harapan bahwa guru dapat mengaplikasikan kegiatan pembelajaran yang mengandung nilai-nilai filosofi pendidikan. b. Fokus selanjutnya adalah mempelajari pembelajaran diferensiasi, di mana guru dapat berkomunikasi antara satu sama lain untuk mewujudkan implementasi pembelajaran yang berbeda-beda sesuai kebutuhan siswa. c. Selanjutnya, materi yang diajarkan dalam program guru penggerak ini mencakup manajemen sekolah dan penyusunan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan siswa. Para guru penggerak juga mendapatkan pembelajaran tentang cara merancang manajemen dan program sekolah sehingga mereka dapat bekerja bersama seluruh warga sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang sesuai dengan harapan. 2. Bagaimana mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dengan proses pembelajaran di kelas? Langkah-langkah implementasi pembelajaran berdiferensiasi di kelas dimulai dengan guru melakukan asesmen awal dan asesmen formatif. Tujuan dari langkah ini adalah untuk memahami kebutuhan peserta didik dalam proses pembelajaran, meliputi kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar mereka. Asesmen awal membantu guru mengetahui kebutuhan dan hambatan yang dihadapi oleh peserta didik. Dalam konteks ini, guru penggerak juga berdiskusi tentang pemetaan kelas. Pembelajaran berdiferensiasi mencakup empat aspek utama, yaitu diferensiasi konten, proses, produk, dan lingkungan. Dalam diferensiasi konten, guru menyajikan materi dengan cara yang berbeda sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Ini melibatkan pemetaan kesiapan belajar peserta didik, mengakui perbedaan antara peserta didik yang memiliki kesiapan belajar kompleks dan yang memiliki kesiapan belajar kurang. Guru juga menciptakan konten yang menarik dan relevan dengan lingkungan peserta didik, disajikan dalam format yang sederhana untuk memastikan pemahaman yang baik. Aspek berikutnya adalah diferensiasi proses, di mana guru memberikan proses pembelajaran yang berbeda kepada peserta didiknya, sesuai dengan tingkat kesiapan belajar mereka. Langkah ketiga dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah diferensiasi produk, di mana guru memperhatikan produk yang dihasilkan oleh peserta didik dan menyesuaikannya dengan minat serta kesiapan belajar mereka. Terakhir, dalam aspek lingkungan belajar, guru bertujuan menciptakan kegiatan pembelajaran yang aman dan menyenangkan bagi peserta didik. Hal ini mendukung atmosfer positif yang memotivasi siswa untuk belajar. Dengan demikian, implementasi pembelajaran berdiferensiasi melibatkan pemahaman dan respons terhadap kebutuhan individual siswa melalui konten, proses, produk, dan lingkungan pembelajaran. 3. Adakah tantangan dan kesulitan yang dihadapi ketika menerapkan pembelajaran berdifirensiasi di kelas? Tantangan yang muncul selama pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di kelas adalah ketika pelaksanaan asesmen awal tidak sejalan dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Beberapa peserta didik mungkin mengalami perubahan dalam kemampuan mereka selama proses pembelajaran. Misalnya, ketika asesmen awal menunjukkan gaya belajar kinestetik, namun selama pembelajaran, peserta didik cenderung memiliki gaya belajar auditori. Dalam menghadapi situasi ini, guru perlu menjelaskan materi dan tujuan pembelajaran melalui asesmen formatif. Selain itu, guru juga harus menyusun kembali konten, produk, dan proses pembelajaran agar sesuai dengan perubahan gaya belajar peserta didik sebelumnya. 4. Apakah harapan anda untuk calon guru berikutnya? Harapan saya untuk calon guru mendatang adalah: a. Guru diharapkan dapat responsif terhadap segala perubahan, baik itu dalam kurikulum maupun dalam proses pembelajaran. Penting bagi guru untuk menyadari bahwa kurikulum berubah seiring perkembangan zaman, sesuai dengan filosofi pendidikan nasional yang menekankan pengajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan perkembangan zaman. b. Guru sebaiknya senantiasa memperbarui kompetensi yang dimilikinya. Hal ini karena jika guru tetap menggunakan metode pembelajaran yang sama dari tahun ke tahun, ada risiko peserta didik merasa bosan, dan guru sendiri tidak mengalami perkembangan. c. Guru diharapkan memiliki penguasaan yang baik terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Guru sebaiknya tidak membawa emosi atau perasaannya ke dalam kelas, tetapi bersikap profesional selama proses pembelajaran bersama peserta didik. d. Guru diharapkan mampu menerapkan berbagai strategi, model, media, dan metode pembelajaran yang beragam sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.