Anda di halaman 1dari 4

PRINSIP PENGAJARAN DAN ASESMEN YANG EFEKTIF I

RUANG KOLABORASI TOPIK 1

Dosen Pengampu: Dr. Asrizal, M. Si

Kelompok VII

Cici Lestari
Hattoahira
Izzati Salsabilla Madina
Khairunnisa

PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
1. Setiap kelompok mendiskusikan bagaimana konsep pembelajaran paradigma baru dan
asesmen yang efektif.
Jawab:
Konsep dari pembelajaran paradigma baru adalah pembelajaran yang berorientasi
pada penguatan kompetensi peserta didik dan pengembangan pada karakter peserta
didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil Pelajar Pancasila menjadi pemandu
dalam pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran paradigma baru juga berpusat kepada
peserta didik. Setiap peserta didik belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya. Tahap perkembangan peserta didik ini dibagi dalam beberapa fase,
fase fondasi untuk prasekolah taman kanak-kanak, fase A-C untuk peserta didik
sekolah dasar, fase D untuk peserta didik sekolah menengah pertama, dan fase E-F
untuk peserta didik sekolah menengah atas. Pada pembelajaran paradigma baru,
kegiatan pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas (intrakurikuler) tetapi juga
di luar kelas (kokurikuler dan ekstrakulikuler).
Konsep dari asesmen yang efektif adalah bentuk umpan balik dari pendidik,
peserta didik, dan orang tua setelah melalui proses pembelajaran. Hasil dari asesmen
menunjukkan kemajuan belajar peserta didik, sebagai panduan dalam menentukan
strategi pembelajaran selanjutnya, dan bentuk refleksi untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
2. Setiap kelompok mendiskusikan bagaimana semestinya guru merencanakan
pembelajaran paradigma baru dan asesmen yang efektif untuk mengukur capaian
belajar peserta didik?
Jawab:
Dalam merencanakan pembelajaran paradigma baru, guru harus
mempertimbangkan bagaimana tingkat pencapaian peserta didik. Rancangan
pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan belajar serta mencerminkan
perkembangan kognitif peserta didik. Pembelajaran dilaksanakan secara berkelanjutan
dan holistik untuk membangun kapasitas belajar peserta didik menjadi pemelajar
sepanjang hayat dan berorientasi pada masa depan. Rancangan pembelajaran juga
harus relevan sesuai dengan konteks kehidupan. Hal yang harus diperhatikan guru
dalam merencanakan asesmen adalah asesmen harus diterapkan sesuai dengan tujuan
yang mengacu pada Capaian Pembelajaran. Rancangan asesmen harus adil,
proporsional, valid, dan reliabel. Bentuk dari asesmen sebaiknya meliputi berbagai
bentuk tugas, instrumen, dan teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
telah ditargetkan.
3. Setiap kelompok mendiskusikan bagaimana pembelajaran paradigma baru dan
asesmen yang efektif untuk mencapai CP yang telah ditentukan.
Jawab:
Untuk mencapai CP yang telah ditentukan, pembelajaran disesuaikan dengan
ruang lingkup materi pembelajaran yang bertujuan untuk memfasilitasi peserta didik
yang memiliki kesiapan, minat dan tingkat penguasaan kompetensi yang berbeda-
beda. Guru juga mengarahkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran secara
berkelompok, berpasangan, ataupun secara mandiri dan menyediakan berbagai bahan
dan media belajar sebagai alternatif pilihan bahan dan media belajar bagi peserta
didik. Mengondisikan lingkungan belajar dengan tujuan memberikan keleluasaan,
kenyamanan, dan keamanan belajar bagi peserta didik baik dari segi fisik dan psikis
juga perlu diperhatikan untuk mencapai CP yang telah ditetapkan.
Pada pembelajaran paradigma baru, guru diharapkan lebih berfokus pada asesmen
formatif dibandingkan pada asesmen sumatif. Hasil asesmen formatif digunakan
untuk perbaikan proses pembelajaran. Penerapan asesmen formatif ini bisa berupa
asesmen diri dan asesmen antarteman. Asesmen ini bisa dijadikan bahan refleksi diri
yang nantinya dapat digunakan untuk mengonfirmasi capaian hasil belajar peserta
didik.
4. Setiap kelompok mengidentifikasi tantangan yang mungkin muncul dalam
merencakan pembelajaran dan asesmen paradigma baru
Jawab:
1. Pendidik perlu berupaya untuk menyesuaikan strategi pembelajaran agar
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Namun demikian, bagi
sebagian pendidik melakukan pembelajaran terdiferensiasi bukanlah hal yang
sederhana untuk dilakukan. Pembelajaran terdiferensiasi merupakan
pengelompokkan gaya belajar siswa berdasarkan audio, visual, dan kinestetik.
2. Pendidik mengalami tantangan karena keterbatasan waktu untuk merancang
pembelajaran yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan individu peserta
didik.
3. Pendidik mengalami kesulitan untuk mengelompokkan peserta didik
berdasarkan kesiapan karena jumlah peserta didik yang banyak dan ruangan
kelas yang terbatas.
5. Setiap kelompok mengidentifikasi dan menuliskan strategi yang perlu dilakukan
terhadap kemungkinan tantangan yang muncul dalam merencanakan pembelajaan dan
asesmen paradigma baru
Jawab:
Strategi yang perlu dilakukan terhadap kemungkinan tantangan yang muncul
dalam merencanakan pembelajaran dan asesmen paradigma baru, sebagai berikut:
1. Pendidik bisa membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok untuk
membahas suatu permasalahan. Peserta didik diberi kebebasan memilih gaya
belajar yang sesuai dengan diri peserta didik untuk mendapatkan referensi
terkait permasalahan. Diharapkan peserta didik bisa berkolaborasi sesama
peserta didik untuk memecahkan permasalahan tersebut.
2. Pendidik telah menyiapkan metode pembelajaran, strategi pembelajaran, dan
waktu yang efisien untuk melaksanakan pembelajaran. Apabila sewaktu
pembelajaran berlangsung, pendidik dan peserta didik terlalu lama membahas
suatu permasalahan. Sehingga waktu yang tersisa tidak cukup untuk
membahas permasalahan yang lain. Pendidik bisa memberikan berbagai
referensi sesuai dengan gaya belajar peserta didik, agar peserta didik bisa
secara mandiri merefleksikan permasalahan tersebut.
3. Sebelum pembelajaran dimulai, pendidik meminta peserta didik untuk mengisi
angket terkait materi pembelajaran. Dengan demikian pendidik mendapatkan
gambaran awal tentang pengetahuan peserta didik terhadap materi
pembelajaran. Pendidik bisa membagi peserta didik berdasarkan pengetahuan
awal peserta didik. Peserta didik yang telah memiliki pengetahuan awal akan
dikelompokan dengan peserta didik yang belum memiliki pengetahuan terkait
materi pembelajaran. Hal ini diharapkan dapat mewujudkan kolaborasi antar
peserta didik, peserta didik akan saling bertukar pendapat, saling berbagi
referensi yang telah didapat, dan menyamakan presepsi untuk memecahkan
kasus.

Anda mungkin juga menyukai