Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah
memahami sekaligus melakukannya.
Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran
yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan
belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan
belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.
Jenis-jenis strategi:
Langkah-langah strategi:
1. Tujuan pembelajaran harus ditunjukkan dengan jelas. Siswa yang tidak terbiasa dengan
pembelajaran aktif mungkin akan mengalami kesulitan ketika mengikuti proses pembelajaran.
Oleh karena itu, guru perlu menegaskan dan menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa
dapat berpartisipasi untuk mencapainya.
2. Siswa perlu diberitahu apa yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Siklus
pembelajaran aktif mungkin akan terdiri atas beberapa tahap kegiatan. Guru perlu menjelaskan
pada siswa tiap-tiap tahap pembelajaran dan apa yang akan dicapai dalam tahap tersebut.
3. Siswa perlu mendapatkan petunjuk yang jelas dalam setiap kegiatan, agar pembelajaran
berjalan dengan efektif. Setiap kegiatan perlu petunjuk mengenai hal-hal yang harus dilakukan
oleh siswa. Pada kegiatan diskusi misalnya, akan lebih baik apabila setiap kelompok peserta
diberi lembar kerja. Guru juga perlu membantu menjelaskan pada siswa apabila siswa
mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatan.
4. Guru perlu memilih teknik pembelajaran aktif yang sesuai dengan konsep yang dipelajari
siswa. Untuk setiap konsep yang dipelajari siswa terdapat pilihan metode yang sesuai. Guru
perlu memilih metode tersebut, sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif.
5. Guru perlu menciptakan iklim pembelajaran yang aktif. Penyelenggaraan pembelajaran aktif
perlu dukungan iklim pembelajaran yang kondusif. Guru perlu mengembangkan keterbukaan
dalam pembelajaran. Setiap gagasan perlu dihargai bahkan gagasan yang kurang tepat juga perlu
ditoleransi. Dengan demikian siswa merasa aman dan nyaman secara psikologis ketika terlibat
dalam pembelajaran.
. KEUNGGULAN
Model Pembelajaran
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
1. Metode Ceramah Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam
jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat
dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi
bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk
digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian
bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan. Beberapa
kelemahan metode ceramah adalah :
2. Metode Diskusi Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau
lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat
dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran
yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne &
Briggs. 1979: 251). Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode
ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi
hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk
meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan
pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik
Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda
dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah,
2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
3. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk
menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara
mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi
sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang
luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau
proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan
Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan.
Metode Ceramah Plus Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran
yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan
dengan metode lainnya.
Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT). Metode ini adalah metode
mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas Metode campuran
ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :
Penyampaian materi oleh guru
Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
Pemberian tugas kepada siswa.
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT). Metode ini dilakukan secara tertib
sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran,
kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas.
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Metode ini dalah merupakan
kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan
latihan (drill) - See more at:
5. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa
membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat
lebih lama.
Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung
jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil
pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri
Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
6. Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa
melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku
Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru
dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari
hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat
manusia.
Kekurangan metode eksperimen :
Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa
kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang
monoton dan mudah membosankan.
Dapat menimbulkan verbalisme.
9. Metode Mengajar Beregu ( Team Teaching Method )
Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu
orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai
kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian
lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut
10. Metode Mengajar Sesama Teman ( Peer Teaching Method )
Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya
sendiri
11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar,
tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan
metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan
wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus
pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.
12. Project Method Project Method
adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik
merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan
menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan
Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam
kehidupan sehari-hari
Kekurangan metode project:
Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal,
belum menunjang pelaksanaan metode ini
Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan
memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini
Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas,
dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan
Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang
dibahas
13. Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-
sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja
berkaitan dengan masalahnya
14. Metode Global (ganze method)
Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi,
kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.
15.Metode Discovery Metode
Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang
mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai
kepada generalisasi. Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang
meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi pada proses,
mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut Encyclopedia of Educational
Research, penemuan merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam
berbagai cara, termasuk mengajarkan ketrampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai
alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
metode discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru
memperkenankan siswasiswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa
diberitahukan atau diceramahkan saja Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti
diungkapkan oleh Suryosubroto (2002:200)
Kelebihan yaitu:
Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa
yang lamban mungkin bingung dalam usanya mengembangkan pikirannya jika
berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara
pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan
dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan
akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain,
Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu
dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan
bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.
Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa
yang sudahy biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional,
Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan
memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan.
Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai
perkembangan emosional sosial secara keseluruhan,
dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak
ada,
Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau
pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru,
demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah
menjamin penemuan yang penuh arti.
16. Metode Inquiry
Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang
telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang
aktif (Mulyasa , 2003:234). Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami.
Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam
kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi
suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta
didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis.
Teknik inquiry ini memiliki keunggulan yaitu :
Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa
dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih baik.
Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang
baru.
mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur,
obyektif, dan terbuka.
Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.
Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional.
Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
17. Model Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Ada tiga hal yang harus dipahami. Pertama CTL
menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, kedua CTL mendorong
agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan
nyata, ketiga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan. Karakteristik Ada
lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.
Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating
knowledge) Pembelajaran ntuk memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring
knowledge) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) Mempraktikan pengetrahuan
dan pengalaman tersebut (applying knowledge) Melakukan refleksi (reflecting knowledge)
Langkah-Langkah Pembelajaran Kontekstual Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan
belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,menemukan sendiri ,dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri
untuk semua topic Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya Menciptakan
masyarakat belajar Menghadirkan model sebagia contoh belajar Melakukan refleksi diakhir
pertemuan. Melakukan penialain yang sebenarnya dengan berbagai cara. Ciri-ciri model
pembelajaran konstektual
Pengalaman nyata Kerja sama saling menunjang Gembira belajar dengan bergairah Pembelajaran
terintegrasi Menggunakan berbagai sumber Siswa aktif dan kritis Menyenangkan tidak
membosankan Sharing dengan teman Guru kreatif
Kelebihan dari model pembelajaran CTL:
Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang
dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif dalam PBM.
Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu
dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari
Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.
Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.
Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.
Kelemahan dari model pembelajaran CTL :
Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa
padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda sehinnga guru akan
kesulitan dalam menetukan materi pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi tidak
sama
Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM
Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas antara siswa yang
memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang
kemudian menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang kemampuannya
Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini akan terus
tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran ini
kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik
mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang
tertinggal dan mengalami kesulitan.
Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan
kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan model CTL ini.
Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan intelektual
tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lesan akan mengalami
kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan ketrampilan dan kemampuan soft skill
daripada kemampuan intelektualnya.
Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini peran guru hanya
sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan berusaha
sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan
baru di lapangan
18. Model Pembelajaran Kooperativ
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih dan asuh, sehingga
tercipta masyarakat belajar. Siswa tidak hanya belajar dari guru tetapi juga dari sesama siswa.
Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: - untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa
belajar dalam kelompok secara bekerja sama - kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang dan rendah - jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen
ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat
keheterogenan tersebut. - penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada
perorangan
Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Kondisi seperti ini dapat diatasi
dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakuakan di luar kelas seperti di
laboratorium matematika, aula atau di tempat yang terbuka.
Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa yang
tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan
siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa
yang lebih pandai. Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya
menumpang pada hasil jerih payahnya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam
model pembelajaran kooperatif bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif
dan psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara anggota kelompok, keaktifan
dalam kelompok serta sumbangan nilai yang diberikan kepada kelompok
Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan
pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Karakteristik pribadi
tidak luntur hanya karena bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan itu semakin
kuat bila disandingkan dengan orang lain.
Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil, bahwa satu
orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut. Dalam model pembelajaran
kooperatif pembagian tugas rata, setiap anggota kelompok harus dapat mempresentasikan
apa yang telah didapatnya dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara
individu.
19. Model Pembelajaran Kuantum
Istilah “Pembelajaran Kuantum” diadopsi dari istilah Inggris “Quantum Teaching”. “Quantum
Teaching” merupakan badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam
rancangan, penyajian, dan fasilitasi di SuperCamp, sebuah program percepatan belajar
(accelerated learning) yang mempraktikkan metode belajar kuantum (Quantum Learning). Proses
pembelajaran quantum teaching intinya pembelajaran yang menyenangkan, kreatif tidak
membosankan. Kalau semua itu tidak tercapai, guru harus ganti strategi dengan menggunakan
multi media, sehingga membuat pembelajaran lebih efektif, proses belajar saat ini boleh
dikatakan aktif, partisipatif, konstruktif, komunikatif dan berorientasi pada tujuan.
Proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide,
sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersamasama
saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota langkah-langkah pembelajaran kolaboratif.
Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi tugas sendirisendiri Semua
siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis Kelompok kolaboratif bekerja secara
bersinergi mengidentifikasi, mendemontrasikan, meneliti, menganalisis, dan memformulasikan
jawaban-jawaban tugas atau masalah dalam LKS atau masalah yang ditemukan sendiri. Setelah
kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan masalah, masingmasing siswa menulis
laporan sendiri-sendiri secara lengkap. Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak
(selanjutnya diupayakan agar semua kelompok dapat giliran ke depan) untuk melakukan
presentasi hasil diskusi kelompok kolaboratifnya di depan kelas, siswa pada kelompok lain
mengamati, mencermati, membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi. Kegitan ini
dilakukan selama lebih kurang 20-30 menit. Masing-masing siswa dalam kelompok kolaboratif
melakukan elaborasi, inferensi, dan revisi (bila diperlukan) terhadap laporan yang akan
dikumpulan. Laporan masing-masing siswa terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan,
disusun perkelompok kolaboratif. Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan
pada pertemuan berikutnya, dan didiskusikan. Ciri-ciri pembelajaran kolaboratif menurut usulan
Nelson (1999) sebagai berikut: Melibatkan siswa dalam ajang pertukaran gagasan dan informasi
Memungkinkan siswa mengeksplorasi gagasan dan mencobakan berbagai pendekatan dalam
pengerjaan tugas. Menata-ulang kurikulum serta menyesuaikan keadaan sekitar dan suasana
kelas untuk mendukung kerja kelompok. Menyediakan cukup waktu, ruang, dan sumber untuk
melaksanakan
kegiatan-kegiatan belajar bersama. Menyediakan sebanyak mungkin proses belajar yang bertolak
dari kegiatan pemecahan masalah atau penyelesaian proyeK Kelemahanpembelajaran kolaboratif
yaitu: - Bahwa persiapan guru menjadi lebih lama dan lebih serius - Aktivitas guru dalam
pembelajaran menjadi lebih padat - Ada kemungkinan bagi siswa tertentu aktivitasnya menjadi
asal-asalan, karena akan dengan mudah mengandalkan teman atau kelompok - Bagi guru, yang
harus dihindari adalah kecenderungan memberikan tugas yang berlebih kepada siswa.
Gamification mempunyai arti menerapkan konsep atau strategi permainan dalam konteks
nonpermainan. Beberapa pekan terakhir, artikel Guraru telah membahas beberapa hal terkait
Gamification: definisi, kunci keberhasilan, dan contoh-contoh permainan. Artikel ini, sebagai
penutup, akan menuliskan beberapa kelebihan dan kekurangan metode Gamification untuk
pembelajaran.
Motivasi ekstrinsik. Pemberian reward ekstrinsik bisa jadi membantu membuat kelas
berjalan sesuai yang diinginkan. Namun, guru tetap bertanggung jawab membantu siswa
untuk dapat termotivasi secara intrinsik. Pembelajaran yang terjadi karena keinginan
yang muncul dari dalam diri jauh lebih kuat dan bermakna dibandingkan pembelajaran
yang terjadi demi perolehan reward.
Permainan yang menjadi peraturan. Sementara permainan memerlukan kebebasan untuk
mengalami berbagai hal, untuk gagal, mengeksplorasi aneka identitas, dan
mengendalikan investasi serta pengalaman diri sendiri (Klopfer, dkk dalam Lee dan
Hammer, 2011), menerapkan permainan dalam pembelajaran bisa jadi malah
menciptakan pengalaman yang disesuaikan dengan peraturan—sehingga pada akhirnya
tetap terasa seperti pengalaman belajar di sekolah pada umumnya.
Merusak’ secara psikologis. Kurangnya penjelasan pada siswa mengenai pemberian
badge atau reward dapat membuat mereka memandang proses pembelajaran apa pun
dalam permainan hanya sebagai batu loncatan yang harus dilewati menuju perolehan
reward; bukannya perolehan pembelajaran yang sukses. Seperti metode lainnya,
Gamification dalam pembelajaran dapat berjalan dengan sukses dan efektif, tapi bisa juga
mengalami kegagalan. Maka, penerapan Gamification perlu didesain dengan seksama;
disertai dengan asesmen terhadap siswa terkait pencapaian tujuan pembelajaran.
23. Metode snowball throwing
Klebihan Model Pembelajaran Snowball Throwing :
1. Melatih kesiapan siswa
2. Saling memberikan pengetahuan
Kekurangan Model Pembelajaran Snowball Throwing :
1. Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa saja
2. Tidak efektif
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik; karena ada
unsur permainan, metode ini menyenangkan;
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari;
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, terutama jika; efektif sebagai sarana melatih
keberanian siswa untuk tampil presentasi;
efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar;
Kekurangan Metode Make a Match jika Anda tidak merancangnya dengan baik, maka banyak
waktu terbuang;
pada awal-awal penerapan metode ini, banyak siswa yang malu bisa berpasangan dengan
lawan jenisnya;
jika Anda tidak mengarahkan siswa dengan baik, saat presentasi banyak siswa yang
kurang memperhatikan;
Anda harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak
mendapat pasangan, karena mereka bisa malu; menggunakan metode ini secara terus
menerus akan menimbulkan kebosanan.
25. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah
Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.
Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan
pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvensional, pemberian materi terjadi secara
satu arah.
Kurangnya waktu pembelajaran. Proses PBM terkadang membutuhkan waktu yang lebih
banyak. Peserta didik terkadang memerlukan waktu untuk menghadapi persoalan yang
diberikan. Sementara, waktu pelaksanaan PBM harus disesuaikan dengan beban
kurikulum.
Menurut Fincham et al. (1997), “PBL tidak menghadirkan kurikulum baru tetapi lebih
pada kurikulum yang sama melalui metode pengajaran yang berbeda,” (hal. 419).
Siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk belajar,
terutama di daerah yang mereka tidak memiliki pengalaman sebelumnya.
Seorang guru mengadopsi pendekatan PBL mungkin tidak dapat untuk menutup sebagai
bahan sebanyak kursus kuliah berbasis konvensional. PBL bisa sangat menantang untuk
melaksanakan, karena membutuhkan banyak perencanaan dan kerja keras bagi guru. Ini
bisa sulit pada awalnya bagi guru untuk “melepaskan kontrol” dan menjadi fasilitator,
mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang tepat daripada menyerahkan
mereka solusi
26. Metode latihan
Kelebihan Metode Latihan:
Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa
kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal. Dimana
peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara
otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut
tanpa suatu proses berfikir secara logis.
Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan sesuatu
secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik bertindak secara
otomatis.
Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta didik
menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru.