Anda di halaman 1dari 25

Nama

MODUL II

KB I
Kegiatan belajar ini memberi pengertian yang tepat mengenai pengertian, fungsi dan
tujuan, pertimbangan pemilihan, dan jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA.

Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian,
sehingga berdampak ibarat seseorang memakai kaca mata dengan warna tertentu pada saat memandang
alam sekitar. Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan keyakinan yang
berkaitan dengan serangkaian asumsi.
Peranan pendekatan adalah menyesuaikan komponen input, output, produk, dan outcomes
pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan, sehingga pembelajaran menjadi
menarik, menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan penghargaan, serta
bermakna bagi hidup dan kehidupan sekarang dan yang akan datang. Tujuan pendekatan adalah menggiring
persepsi dan atau proses pengkajian dengan suatu terminilogi sehingga diperoleh pembentukan perilaku
yang diharapkan. Prinsip pemilihan pendekatan adalah pertimbangan faktor-faktor terkait antara lain
adalah tujuan pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemampuan siswa, psikologi belajar, dan sumber
daya.
Pendekatan yang akan dilakukan pada kegiatan belajar I pada modul ini adalah pendekatan
Lingkungan, Pendekatan konseptual, Pendekatan faktual, Pendekatan nilai, Pendekatan inkuiri,
Pendekatan sejarah.

KB II
Pendekatan lingkungan menggunakan sumber belajar berupa lingkungan. Pendekatan Sains-
Lingkungan-Teknologi-Masyarakat. dipusatkan pada siswa dengan memperhatikan keragaman siswa.
Pendekatan Faktual dilakukan dengan menyodorkan hasil penemuan IPA dan siswa diharapkan memperoleh
informasi IPA. Pendekan Konseptual memberi kesempatan siswa untuk mengorganisasikan fakta ke
dalam suatu model atau penjelasan tentang sifat alam semesta. Pendekatan pemecahan masalah bertolak
dari suatu permasalahan.
Pendekatan nilai adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan suatu nilai.
Pendekatan inkuiri memiliki prosedur umum merancanakan, mendiskusikan, membuat hipotesis,
menganalisis (secara rasiona, penggalian/penemuan/discover,eksperimen), menafsirkan hasil untuk
mendapatkan konsep umum. Pendekatan keterampilan proses adalah mengajarkan berbagai keterampilan
proses yang biasa digunakan para ilmuwan dalam mendapatkan atau memformulasikan hasil
IPA. Pendektan sejarah mengajarkan IPA dalam menyajikan berbagai penemuan dan perkembangan
temuan dikaitkan dengan ilmu IPA.

Contoh gambaran penerapan pendekatan yang dijelaskan pada kegiatan belajar ini berupa garis
besar dari pembelajaran sedangkan rincian prosedur pembelajaran tersbut dibahas dalam pembahasan
tentang metode pembelajaran. Evaluasi formatif dan sumatif dijelaskan secara ringkas untuk semua
pendekatan yang dibahas. Aspek kempuan yang dievaluasi terkait dengan ranah kognitif, psikomotor,
dan sikap, tergantung dengan kesesuaian dengan jenis yang dipilih.

METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA


A. PENGERTIAN
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk mengaplikasikan strategi belajar
yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
B. Jenis metode dalam pembelajaran IPA
Adapun jenis–jenis metode dalam pembelajaran IPA antara lain :

1. Metode Penugasan
Adalah suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk
dikerjakan siswa.
Tujuannya untuk merangsang siswa aktif belajar secara individual maupun kelompok.
Metode penugasan digunakan untuk memperkaya materi dan merupakan tindak lanjut dari kegiatan belajar
sebelumnya.
Keuntungan dan kelemahannya antara lain :
a. Keuntungannya
- Membuat siswa aktif belajar
- Mendorong siswa untuk memperkaya wawasannya.
- Mengembangkan kemandirian siswa
- Membiasakan siswa mencari dan mengolah informasinya sendiri
- Membuat siswa bergairah dalam belajar
- Membina tanggung jawab dan disiplin siswa
- Mengembangkan kreativitas siswa
b. Kelemahannya
- Sulit mengontrol siswa apakah kerja atau tidak
- Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan siswa
- Tugas yang monoton bisa membosankan siswa
- Siswa merasa mengeluh jika tugasnya banyak
- Biasanya tugas kelompok dikerjakan oleh orang rajin saja

2. Metode Diskusi
Merupakan penyampaian bahan pelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah yang
bersifat problematic.

Tujuannya :
a. Melatih siswa mengembangkan keterampilan bertanya,
berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan bahasan
b. Melatih dan membentuk kestabilan social emosional
c. Mengembangkan kemampuan berfikir sendiri dalam memecahkan masalah sehingga tum buh konsep diri
yang lebih positif
d. Mengembangkan kemampuan siswa mengemukakan pendapat
e. Mengembangkan siskap terhadap isu–isu controversial
f. Melatih siswa berani mengemukakan pendapat mengenai suatu masalah

Alasan Penggunaan :
a. Topik bahasan bersifat problematic
b. Merangsang siswa untuk berdebat secara ilmiah
c. Melatih siswa untuk berfikir kritis dan terbuka
d. Mengembangkan suasana demokratis dan berjiwa besar
e. Siswa memiliki pandangan yang berbeda–beda tentang topik diskusi
f. Adanya hubungan masalah yang didiskusikan dengan topik lain

Keuntungan Metode Diskusi :


a. Dapat mendorong partisipasi siswa secara aktif baik sebagai partisipan, penanya, atau moderator.
b. Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan ataupun terobosan–terobosan baru
c. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan partisipasi demokratis
d. Bisa menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan pendapat sendiri
e. Keputusan yang dihasilkan orang banyak lebih baik dengan keputusan yang dihasilkan satu orang
Kelemahannya :
a. Sulit menentukan topik masalah yang sesuai dengan tingkat berfikir siswa
b. Memerlukan waktu yang tidak terbatas
c. Pembahasan sering mengambang
d. Biasanya didominasi oleh orang–orang yang aktif berbicara
e. Sulit menerapkan hasil keputusan yang sudah disepakati bersama
f. Dapat menumbuhkan reaksi di luar kelas, misalnya bentrok fisik.
3. Metode Tanya Jawab
Merupakan cara penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah.
Tujuannya :
a. Mengecek dan mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa
b. Memberikan kesempatan pada siswa untuk membahas materi pelajaran yang belum dipahami
c. Memotivasi dan menimbulkan kompetisi belajar bagi siswa
d. Melatih siswa berfikir dan berbicara secara sistematis.
Alasan penggunaannya :
a. Menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan
b. Menimbulkan berfikir reflektif, sistematis, kreatif, dan kritis pada siswa
c. Mewujudkan cara belajar siswa aktif
d. Mendorong siswa mengekspresikan kemampuan lisannya
e. Memungkinkan siswamenggunakan pengetahuan sebelumnya
f. Menarik dan memusatkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran
g. Mengetahui kemampuan daya serap siswa
h. Merangsang siswa menggunakan daya fikir dan daya nalarnya
i. Distribusi pertanyaan tidak merata
j. Tidak memberdayakan siswa yang kurang aktif
k. Membuat siswa yang tidak biasa berbicara menjadi nerves (gugup)
l. Bisa membuang waktu jika siswa tidak responsive.

4. Metode Latihan
Adalah suatu tekhnik mengajar yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar
memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari pada yang dipelajari.
Kelebihan metode ini :
a. Untuk memperoleh kecakapan motoris
b. Untuk memperoleh kecakapan mental
c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat
d. Pembentukan kebiasaan serta menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan
e. Pemanfaatan kebiasaan yang tidak membutuhkan konsentrasi
f. Pembentukan kebiasaan yang lebih otomatis

Kelemahannya :
a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
c. Monoton, mudah membosankan
d. Membentuk kebiasaan yang kaku
e. Dapat menimbulkan verbalisme

5. Metode ceramah
Merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.
Kelebihannya :
a. Merupakan metode yang murah dan mudah
b. Dapat menyajikan materi pelajaran yang luas
c. Dapat mengontrol keadaan kelas
d. Dapat diikuti jumlah siswa yang besar
e. Dapat menyelesaikanmateri pelajaran dengan cepat
Kelemahannya :
a. Materi yang dikuasai siswa akan terbatas pada apa yang dikuasai guru
b. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, maka siswa akan merasa bosan
c. Guru sulit mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti
tentang materi yang sudah dijelaskan oleh guru
d. Cenderung membuat siswa pasif
Agar metode ceramah lebih menarik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
- Bahan ceramah dipersiapkan sebaik mungkin secara cermat
- Bahan ceramah disampaikan dengan jelas dan dapat didengar oleh semua murid
- Bahan ceramah harus dikuasai dengan luas dan mendalam
- Bahan pelajaran disampaikan dengan sistematis
- Dalam penyampainnya diselingi pertanyaan
- Memasukkan hal–hal baru kejadian–kejadian nyata dan pernah mereka alami
- Bahan dapat anda selesaikan sesuai dengan waktu yang ditetapkan

6. Metode simulasi
Adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi
sebenarnya.
Tujuannya :
a. Melatih keterampilan tertentu yang bersifat praktis dalam
kehidupan sehari hari.
b. Mengembangkan sikap percaya diri pada anak
c. Mengembangkan persuasi dan komunikasi
d. Melatih siswa memecahkan masalah dengan memanfaatkansumber–sumber yang dapat digunakan
e. Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip yang dipelajari
f. Meningkatkan keaktifan belajar bagi siswa

Alasan Penggunaannya :
a. Ada situasi yang tidak dapat dihadirkan secara nyata dalam situasi sebenarnya contoh : keadaan perang
b. Perlunya konsep–konsep untuk diresapi dan dirasakan siswa secara langsung
c. Menanamkan sikap–sikap normative kepada siswa yang harus direfleksikan dalam apresiasi jiwa
d. Agar siswa dapat berperan dan berkomunikasi secara baik
Keuntungannya :
a. Menciptakan kegairahan siswa untuk belajar
b. Memupuk daya cipta siswa
c. Melatih keberanian siswa tampil di depan orang banyak
d. Siswa mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya yang kemungkinan terpendam dengan
pengan pengajaran metode lain
e. Dapat ditemukan siswa yang bakat berakting
Kekurangannya :
a. Memerlukan pengelompokan siswa yang fleksibel dan ruang
yang tidak selalu tersedia
b. Pengalaman yang disimulasikan tidak selalu tepat dan sempurna dengan kenyataan di lapangan
c. Suasana simulasi seringkali berubah menjadi ajang tempat bermain
d. Memerlukan imajinasi yang tinggi bagi guru dan siswa
e. Jika ada siswa yang merasa malu, ragu atau tidak percaya diri, maka ini akan menghambat tercapainya tujuan
simulasi

7. Metode Proyek
Adalah caqra mengajar dengan jalan memberikan kegiatan belajar pada siswa, dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memilih, merancang dan memimpin pikiran serta
pekerjaannya.

Ada 4 aspek dalam pelaksanaan metode proyek :


a. Menentukan tujuan
b. Merencanakan
c. Melaksanakan
d. Menilai
Langkah–langkah pembelajaran metode proyek :
a. Penyelidikan dan observasi
Misalnya guru mengajukan pertanyaan lisan.
b. Penyajian bahan baku
Dengan metode ceramah memberikan garis besar tentang bahan pelajaran
c. Asimilasi / pengumpulan keterangan Siswa mencari informasi
d. Mengorganisasikan data Siswa menggolongkan data atau mengolah data
e. Mengungkapkan kembali
Menyajikan hasil yang diperolehnya berupa laporan
Kelebihannya :
a. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam
memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
b. Melalui metode ini siswa dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
dengan terpadu yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari–hari
c. Pengetahuan yang diperoleh fungsional
d. Anak–anak belajar bersungguh–sungguh dalam bekerja bersama
e. Anak–anak bertanggung jawab penuh pada pekerjaannya
Kekurangannya :
a. Kurikulum yang berlaku di Negara ini belum menunjang pelaksanaan metode ini
b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus
dari guru
c. Harus dapat memilih topic unit yang tepat sesuai kebutuhan siswa.
d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga mengaburkan pokok unit yang dibahas

8. Metode Studi Lapangan/karyawisata


Merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek
tertentu diluar kelas atau sekolah.
Kelebihannya :
a. Memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata
b. Membuat relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan masyarakat
c. Merangsang kreatifitas siswa
d. Bahan pelajaran lebih luas dan actual
Kelemahannya :
a. Kurangnya fasilitas
b. Perlu perencanaan yang matang
c. Perlu koordinasi agar tidak tumpang tindih waktu
d. Mengabaikan unsur studi
e. Kesulitan mengatur siswa yang banyak.

9. Metode Demonstrasi
Adalah cara penyajian pelajaran dengan cara mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau
benda tertentu baik benda asli maupun benda tiruan.
Tujuannya :
a. Memperlihatkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai siswa
b. Mengkongkritkan informasi kepada siswa
c. Mengembangkan kemampuan indera penglihatan dan indera pendengaran siswa
Alasan penggunaannya :
a. Ada topik–topik pelajaran tertentu yang tidak bisa dijelaskan dengan penjelasan
b. Sifat pelajaran yang menuntut diperagakan
c. Memperhatikan tipe belajar siswa
d. Memudahkan mengajarkan suatu cara kerja
Keuntungannya :
a. Pelajaran bisa menjadi lebih jelas sehingga terhindar dari verbalisme
b. Memudahkan siswa memahami materi pelajaran
c. Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik
d. Melatih kemampuan mengamati siswa
e. Ada materi pelajaran lain yang tidak bisa disajikan dengan metode lain
Kerugiannya :
a. Memerlukan keterampilan guru secara khusus
b. Memerlukan banyak waktu
c. Kekurangan sumber belajar yang terjadi pada sekolah seringkali mengakibatkan metode ini tidak bisa
diterapkan

10. Metode Eksperimen


Merupakan cara belajar mengajar yang melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri.
Tujuannya :
a. Agar siswa mampu menyimpulkan fakta–fakta yang diperoleh
b. Melatih siswa merancang, mempersiapkan dan melaksanakan percobaan
c. Melatih kemampuan berfikir induktif siswa

Alasan Penggunaannya:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat
secara aktif dalam percobaan
b. Menumbuhkan cara berfikir rasional dan ilmiah
Keuntungannya :
a. Siswa bisa membuktikan teori
Memungkinkan siswa terlibat secara aktif sehingga pemahaman siswa menjadi lebih mendalam
c. Siswa bisa melakukan prosedur dan berpikir ilmiah
d. Menghilangkan verbalisme
e. Hasil belajar siswa menjadi bermakna
Kerugiannya :
a. Memerlukan alat dan bahan yang komplit
b. Memerlukan waktu lama
c. Memerlukan perencanaan yang matang
d. Memungkinkan salah dalam menyimpulkan jika salah melakukan eksperimen

C. Memilih Metode Belajar Untuk Pembelajaran IPA


Faktor–faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilihmetode belajar yaitu :
1. Metode belajar hendaknya sesuai dengan tujuan
2. Metode belajar hendaknya diadaptasikan dengan kemampuan siswa
3. Metode belajar hendaknya sesuai dengan psikologi belajar
4. Metode belajar hendaknya disesuaikan dengan bahan pengajaran
5. Metode belajar hendaknya disesuaikan dengan alokasi waktu dan sarana prasarana yang tersedia
6. Metode belajar hendaknya sesuai dengan pribadi guru
MODUL 4
KETERAMPILAN PROSES IPA DI SD

KEGIATAN BELAJAR 1:
PENGERTIAN KETERAMPILAN PROSES IPA SERTA KETERAMPILAN
MENGOBSERVASI, MENGKLASIFIKASI, DAN MENGUKUR

A. PENGERTIAN
Keterampilan proses dianggap sangat penting dalam pembelajaran IPA. Wynnie Harlen
(1992) mengemukakan beberapa alasan untuk itu, yaitu:
1. Pengubahan ide-ide kearah yang lebih ilmiah (dengan fenomena yang lebih cocok)
tergantung pada cara dan pengujian yang digunakan. Pengujian yang digunakan ini
berhubungan erat dengan penggunaan keterampilan-keterampilan proses.
2. Pengembangan pengetahuan dalam IPA tergantung kepada kemampuan melakukan
keterampilan proses dalam perilaku ilmiah. Itulah sebabnya mengapa pengembangan
keterampilan proses mendapat perhatian.
3. Peranan keterampilan proses sangat besar dalam pengembangan konsep-konsep ilmiah.

Carin (1992) menyampaikan pula beberapa alasan tentang pentingnya keterampilan proses yaitu:
1. Dalam praktiknya apa yang dikenal dalam IPA merupakan hal yang tidak terpisah dari
metode penyelidikan. Mengetahui IPA tidak hanya sekedar mengetahui materi ke-IPA-an saja,
tetapi terkait pula dengan mengetahui bagaimana cara mengumpulkan fakta dan
menghubungkan fakta untuk membuat suatu penafsiran atau kesimpulan. Ilmuwan
menggunakan berbagai prosedur empiris dan analisis dalam usahanya dalam menjelaskan
misteri dari alam semesta. Prosedur ini disebut dengan proses IPA.
2. Keterampilan proses IPA merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat yang dapat
digunakan bukan saja untuk belajar berbagai macam ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Semiawan, dkk (1992) mengemukakan alasan karena:
1. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat cepat membuat para guru tidak mungkin
lagi untuk mengajarkan semua fakta dan kosep yang ada pada siswanya.
2. Anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai contoh
konkret.
3. Untuk menanamkan sifat ilmiah dan melatih melakukan penyelidikan ilmiah.
4. Merupakan wahana yang tepat untuk pengembangan konsep dan pengembangan sikap serta
nilai.
Pengertian keterampilan proses dikaitkan dengan keterampilan fisik dan mental yang terkait
dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan
dalam suatu kegiatan ilmiah sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru
(Semiawan, dkk, 1992).
Menurut Esler dan Esler (1984) terdapat 8 keterampilan proses dasar dan 5
keterampilan proses terpadu. Keterampilan proses dasar meliputi keterampilan mengobservasi,
mengklasifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal
hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan-hubungan angka.
B. KETERAMPILAN MENGOBSERVASI
Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler (1984) adalah keterampilan yang
dikembangkan dengan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan
nama sifat-sifat dari objek-objek atau kejadian-kejadian. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat
Abruscato (1988) dan Carin (1992). Keterampilan mengobservasi(keterampilan proses yang
paling dasar) merupakan keterampilan yang dikembangkan dengan semua indera yang kita miliki atau
alat bantu indera untuk mendapatkan informasi dan mengidentifikasi serta memberikan nama sifat-
sifat/karakteristik dari objek atau kejadian.
Memperoleh kemampuan untuk membuat yang teliti akan tidak dilatih untuk menentukan
konsep, tidak dilatih untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
1. Anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai
dengan contoh konkret
2. Penemuan ilmu pengetahuan bersifat relatif, jadi tidak mutlak benar seratus persen. Suatu teori dapat
tidak berlaku lagi dengan adanya data baru yang mampu membuktikan bahwa teori tersebut keliru.
3. Dalam pembelajaran, pengembangan konsep seyogianya tidak terlepas dari pengembangansikap dan nilai.
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi misalnya
menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki oleh benda-benda, sistem-sistem dan organisme hidup. Sifat-
sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk, ukuran, dan lain-lain.

C. KETERAMPILAN MENGKLASIFIKASI
Keterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler (1984) merupakan keterampilan
yang dikembangkan melalui latihan-latihan mengkategorikan benda-benda berdasarkan pada (set yang
ditetapkan sebelumnya dari) sifat-sifat benda tersebut. Menurut Abruscato (1988) klasifikasi
merupakan proses yang digunakan para ilmuan untuk menentukan golongan benda-benda atau
kegiatan-kegiatan. Sedangkan Carin (1992) menyatakan bahwa klasifikasi adalah mengatur atau
mebagi objek, kejadian, atau informasi tentang objek ke dalam kelas menurut metode atau sistem
tertentu. Jadi keterampilan mengklasifikasi merupakan keterampilan yang dikembangkan melalui
latihan-latihan mengkategorikan, menggolongkan, mengatur atau membagi
objek/benda/kejadian/informasi berdasarkan sifat/karakteristik yang dimiliki menurut sistem atau
metode tertentu. Skema klasifikasi umumnya digunakan untuk mengidentifikasi dan untuk menunjukkan
persamaan, perbedaan, dan hubungan-hubungannya. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih
keterampilan ini misalnya memilih bentuk-bentuk kertas, yang berbentuk kubus, gambar-gambar
hewan, daun-daun, atau kancing-kancing berdasarkan sifat umumnya.

D. KETERAMPILAN MENGUKUR
Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler (1984) dapat dikembangkan melalui
kegiatan-kegiatan yang berkaitan denganpengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran
panjang, luas, isi, waktu, berat dan sebagainya. Abruscato (1988) menyatakan bahwa mengukur adalah
suatu cara yang kita lakukan untuk mengukur observasi. Sedangkan menurut Carin (1992) mengukur
adalah membuat observasi kuantitatif dengan membandingkannya terhadap standar yang
konvensional atau standar nonkonvensional. Keterampilan mengukur merupakan keterampilan
membuat observasi secara kuantitatif (terhadap standar ukuran tertentu) yang dikembangkan melalui
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran
panjang, luas, isi, waktu, berat, massa, dan lain-lain. Kemampuan mengukur memerlukan
kemampuan untuk menerapkan cara penghitungan dengan menggunakan alat-alat ukur. Proses
mengukur lebih melibatkan pertimbangan tentang menentukan jenis instrument (alat) yang
digunakan dan menentukan saat melakukan perkiraan dari pada melakukan pengukuran secara
tepat. Untuk melakukan latihan pengukuran, tahap pertama dapat menggunakan alat ukur yang
dibuat sendiri atau dikembangkan dari benda-benda yang ada disekitar, sedangkan tahap selanjutnya
dapat menggunakan alat ukur yang telah baku digunakan sebagai alat ukur. Kebiasaan mengukur secara
tepat dapat dikembangkan bila guru menunjukkan bahwa dia menghargai kebiasaan itu sebagai bagian
dari sifatnya. Siswa dapat diajarkan bahwa rata-rata dari beberapa kali pengukuran merupakan cara
terbaik untuk mengukur secara tepat.

KEGIATAN BELAJAR 2
KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN, MENGINFERENSI, MEMPREDEKSI, MENGENAL
HUBUNGAN RUANG DAN WAKTU, DAN MENGENAL HUBUNGAN-HUBUNGAN ANGKA

A. KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN
Menurut Abruscato (1988) keterampialan mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil
pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan, yang dapat
dikembangkan dengan cara menghimpun informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan benda-
benda/kejadian-kejadian secara rinci. Komunikasi yang jelas dan tepat merupakan dasar untuk semua
kegiatan ilmiah. Dalam hal mengkomunikasikan sesuatu dapat disampaikan secara lisan atau tertulis.
Adapun hal yang dikomunikasikan dapat berupa diagram, peta, grafik, persamaan matematika, dan
berbagai peragaan visual.
Kemampuan untuk memilih penjelasan tepat tentang benda , organism, dan kejadian
merupakan dasar untuk komunikasi lisan dan tertulis secara efektif. Pelatihan untuk kegiatan
keterampilan ini dapat berupa latihan membuat dan menginteprestasikan informasi dari grafik,
charta, peta, gambar, dan lain-lain. Siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan
mengkomunikasikan dalam hal menjekaskan benda-benda dan kejadian-kejadian secara rinci.
Kemampuan mengkomunikasikan juga dapat dilatih melalui penugasan untuk menyusun data dari suatu
eksperimen ke dalam table atau grafik dan melaporkan penemuannya kepada teman-temannya. Kegiatan
yang lain lagi siswa ditugaskan untuk menuliskan kejadian alam seperti perubahan cuaca dalam beberapa
hari yang terjadi dilingkungannya, seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur dan cara geraknya, beberapa
hewan kecil kemudian ditugaskan untuk menyiapkan carta diagram yang dilengkapi keterangan yang
meperlihatkan bagaimana tumbuhan baru tumbuh dari batang yang di potong tanpa melalui biji terlebih
dahulu.

B. KETERAMPILAN MENGINFERENSI
Keterampilan menginferensi adalah keterampilan membuat kesimpulan sementara dari yang kita
observasi dengan menggunakan logika. Keterampilan ini dapat dikembangkan dengan latihan-
latihan yang mengembangkan lebih dari satu rangkaian keadaan yang diobservasi. Contoh latihan
yang diberikan adalah melakukan observasi terhadap cairan jernih yang tidak berwarna, kemudian
siswa mengidentifikasi bahwa cairan itu adalah air. Contoh lainnya adalah siswa diminta untuk
menyatakan penyebab panas mencairnya es batu yang ditaruh dalam air.

C. KETERAMPILAN MEMPREDIKSI
Keterampilan memprediksi adalah keterampilan menduga, memprakirakan beberapa kejadian
yang terjadi sekarang, keterampialan menggunakan grafik untuk menyisipkan dan meramalkan
terkaan-terkaan. Prediksi didasarkan pada observasi, pengukuran dan informasi tentang hubungan
variable yang diobservasi. Prediksi yang tidak didasarkan pada observasi hanya merupakan suatu
terkaan. Prediksi yang tepat dapat dihasilkan dari observasi yang teliti. Contoh kegiatan yang
memprediksi lamanya lilin akan menyala.

D. KETERAMPILAN MENGENAL HUBUNGAN RUANG DAN WAKTU


Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu meliputi keterampilan menjelaskan
posisi suatu benda terhadap benda lainnya atau terhadap waktu. Proses ini dapat dipecah kedalam
bermacam-macam kategori termasuk bentuk arah dan susunan yang berkaitan dengan ruang waktu,
gerak dan kecepatan, kesimetrisan, dan kecepatan perubahan. Kegiatan untuk melatih keterampilan
ini adalah menamakan dan mengidentifikasi gambar-gambar geometris dua dan tiga dimensi,
mengenal bentuk-bentuk benda tiga dimensi dan bayangannya, membuat pernyataan tentang simetri
dari benda-benda.

E. KETERAMPILAN MENGENAL HUBUNGAN BILANGAN-BILANGAN


Keterampilan mengenal hubungan bilangan-bilangan meliputi kegiatan menemukan
hubungan kuantitatif diantara data dan menggunakan garis bilangan untuk membuat operasi aritmatik.
Menggunakan angka adalah mengaplikasikan aturan-aturan atau rumus-rumus matematik untuk
menghitung kuantitas atau menentukan hubungan dari pengukuran dasar. Kegiatan yang dapat
digunakan untuk melatih keterampilan ini adalah menentukan nilai pi dengan mengukur suatu
rangkaian silinder, menggunakan garis bilangan untuk prasi penambahan dan perkalian.
Latihan-latihan yang mengharuskan siswa untuk mengurutkan dan membandingkan benda-benda atau
data berdasarkan faktor numerik membantu untuk mengembangkan keterampilan ini.

KEGIATAN BELAJAR 3:
KETERAMPILAN PROSES MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS, MENGONTROL VARIABEL,
MEMBUAT DEFINISI OPERASIONAL, MENGINTERPRETASI DATA

Keterampilan proses IPA yang terintegrasi adalah merupakan kombinasi dari beberapa keterampilan
proses dasar IPA. Keterampilan proses IPA terintegrasi meliputi memformulasikan hipotesis, mengontrol
variabel, membuat devinisi operasional melakukan eksperimen menginterpretasikan data, dan
melakukan penyelidikan.

A. MEMFORMULASI HIPOTESIS
Memformulasikan hipotesis berkaitan erat dengan melakukan prediksi. Hipotesis adalah prediksi
yang sangat khusus. Hipotesis meramalkan bagaimana suatu variabel akan mempengaruhi
variabel lainnya. Pada umumnya hipotesis terdiri dari 2 variabel. Salah satu variabel dapat diubah
oleh peneliti yaitu variabel manipulasi merupakan variabel yang dapat diubah-ubah, sedangkan
variabel lainya diobservasi atau diukur untuk mengetahui sejauh mana variabel tersebut dapat
dipengaruhi. Hipotesis sangat berguna bagi orang yang melakukan penyelidikan karena hanya
memuaskan perhatian pada penyelidikan yang akan kita lakukan. Kebanyakan berkenaan dengan
inferensi yang dapat diuji atau percobaan yang mungkin dapat dilakukan. Hipotesis biasanya
diformulasikan dalam bentuk pernyataan “jika....., maka....”.
B. VARIABEL
Variabel adalah faktor, kondisi dan/atau hubungan antara kejadian-kejadian atau sistem. Dikenal ada
tiga jenis variabel yaitu:
1. Variabel yang selalu berubah-ubah atau variabel bebas (Manipulated Variable, MV)
2. Variabel yang merupakan hasil dari variabel yang diubah-ubah atau variabel terikat
( Responding Variable, RV)
3. Variablel yang dikontrol supaya tetap sama selama proses percobaan (Control Variable, CV).
Dalam satu percobaan hanya satu variable yang diubah, sedangkan variabel yang lainnya dibuat tetap atau
sam selam percobaan dilakukan. Variabel yang selalu dibuat tetap atau sama untuk setiap percobaan
disebut variabel kontrol. Oleh karena itu variabel adalah faktor-faktor atau kondisi yang merupakan
bagian dari suatu kejadian.

C. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah metode untuk member definisi, mengukur, atau mendeteksi adanya suatu
variabel. Sebagai contoh Anda disuruh membedakan 3 buah definisi operasional untuk mengukur
daya serap dari kertas tisu yang meliputi: mencelupkan, mengangkat, dan menuang.
Definisi operasional dari ketiganya adalh sebagai berikut:
1. Definisi operasional mencelupkan adalah jumlah air yang dapat diserap oleh kertas tisu
setelah dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air dengan volume tertentu. Volume air yang
diserap adalah volume air mula-mula dikurangi dengan volume air setelah kertas tisu
diangkat.
2. Definisi operasional menyerap/mengangkat adalah volume air yang dapat diserap atau
merambat ke dalam kertas tisu setelah kertas tisu diangkat.
3. Definisi operasional menuang adalah volume air yang dapat diserap oleh kertas tisu setelah
air dituang ke dalam kertas tisu. Volume air yang diserap adalah volume air mula-mula dalam gelas dikurangi
volume air yang tersisa dalam wadah penampung.

D. INTERPRETASI DATA
Membuat hasil pengamatan atau observasi menjadi bermakna disebut interpretasi data. Interpretasi
data biasanya melibatkan organisasi data kedalam tabel atau gambar/bagan. Interpretasi data juga
dapat dilakukan dengan jalan membuat gambar atau grafik dari hasil pengamatan, biasanya melibatkan
usaha-usaha penulisan hasil observasi, membuat kesimpulan, inferensi/penafsiran dan merekomendasi.
Kesimpulan biasanya berkenaan dengan ringkasan dari hasil pengamatan. Sedangkan inferensi adalah
pernyataan umum yang berfungsi untuk menjelaskan atau membuat kesimpulan menjadi bermakna.
Rekomendasi adalah saran untuk tindakan di masa yang akan datang berdasarkan kesimpulan dan
inferensi yang telah dibuat. Interpretasi data sangat penting untuk dikuasai karena akan sangat membantu
kita dalam memberi makna dan pengertian yang diperoleh sehingga dapat dikomunikasikan dengan baik

MODUL 6
PEMBELAJARAN IPA TERINTEGRASI
KEGIATAN BELAJAR 1
Pembelajaran Sains Terintegrasi Pengajaran IPA SD mempunyai tujuan antara lain agar siswa
memahami konsep-konsep IPA, mempunyai raa ingin tahu yang tinggi, mampu menggunakan teknologi
sederhana.
Pembelajaran sains teringrasi merupakan sebuah konsep yang dapat di anggap sebagai suatu
pendekatan pembelajaran yang menghubungkan konsep-konsep dalam ilmu pengetahuan untuk memberikan
pengalaman belajar menjadi lebih bermakna kepada anak didik.
Ditegaskan oleh Miller (1992: 10) bahwah pembelajaran terpadu merupakan salah satu mata
rantai dari holistic education, memungkinkan anak didik untuk memahami sebuah fenomena dari
beberapa aspek, karena langsung dan aktif terlibat dalam proses, pengalaman anak didik menjadi lebih
bermakna dan selanjutnya anak didik menjadi lebih peka terhadap lingkunganya. Mc Donald
(1994:9) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu melatih dan meningkatkan kemampuan anak didik
dalam hal keterampilan proses, berkomunikasi, memecahkan masalah dan berpikir kritis dan kreatif. Peter
(1995:636) mengemukakan bahwa manfaat pembelajaran terpadu tidak hanya diperoleh anak didik saja
tetapi juga diperoleh guru mata pelajaran yang bersangkutan, yaitu dapat meningkatkan keterampilan
merancang dan mengorganisasi pembelajaran dan membina semangat kerja sama antara sesame rekan
seprofesi. Rober t Fogarty (1991) berpandangan bahwa kelas yang bersemangat atau hidup adalah kelas
yang terdiri dari anak didik dan guru yang saling berinteraksi dan memiliki gairah serta perhatian dan
memberikan kemampuan berpikir secara interdisiplin.
1. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Sebagai suatu proses pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri sebagaimana yang
dikemukakan oleh Tim Pengembangan PGSD (1997:7) yaitu :
a. Bersifat holistic
b. Berpusat pada anak didik
c. Memberikan pengalaman langsung kepada anak didik
d. Pemisahan topik materi atau bidang studi tidak begitu jelas
e. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai topik materi atau bidang studi dalam sebuah
pembelajaran
f. Hasil pembelajaran dapat mendorong perkembangkan anak lebih lanjut dengan minat dan
kebutuhannya
2. Model-model Pembelajaran Terpadu
Robert Fogarty dalam bukunya yang berjudul How to Integrate the Curricula,
menyatakan bahwa pembelajaran terpadu dibedakan ke dalam tiga kelompok berdasarkan
pada sifat keterpaduannya, yaitu:
a. Model dalam satu disiplin ilmu (within single discipline), meliputi model fragmented connected dan
nested
b. Model antar disiplin ilmu (across several discipline), meliputi model sequenced, shared,
webbeb, threaded dan integrated
c. Model lintas lingkup pembelajar (within and across learners) yang mencakup model
immersed.
3. Kelebihan Pembelajaran Terpadu antara lain:
a. Pengalaman dan kegiatan belajar anak-anak selalu relevan dengan tingkat perkembangan
anak
b. Kegiatan yang dipilih sesuai dan bertolak dari minat dan kebutuhan anak
c. Seluruh kegiatan lebih bermakna bagi anak, sehingga hasil belajar akan bertahan lebih lama
d. Menumbuh kembangkan keterampilan social anak
4. Kelemahan pembelajaran terpadu antara lain:
a. Agak sulit dalam melaksanakan evaluasi materi yang disampaikan
b. Kurang efektif dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dituntut dalam kurikulum
c. Bila konsep pembelajaran terpadu tidak dikuasai benar oleh guru, ada kecenderungan
menyajikan materi pengetahuan yang dangkal.

Secara garis besar pembelajaran terpadu dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan cakupan materi yang
akan diintegrasikan, yaitu intrakurikulum dan interdisplin ilmu. Pembelajaran terpadu intradisplin ilmu
mengintegrasikan topik-topik, konsep-konsep yang terhadap dalam satu rumpun bidang studi misalnya studi
misalnya IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan Biologi walaupun pada kenyataannya untuk pembelajaran
IPA di SD tidak ada pemisahan yang jelas dalam arti tidak ada batas-batas yang jelas antara ketiga bidang
tersebut. Sedangkan pembelajaran terpadu inter disiplin ilmu mengintegrasikan topik atau konsep dalam disiplin
ilmu
KEGIATAN BELAJAR 2
Ada beberapa argument yang dapat dijadikan alasan perlunya penerapan cara pembelajaran secara
inter dan intradisplin ilmu, di antaranya:
1) Pemahaman peserta didik terhadap topik lebih bermakna, karena topik kegiatan yang
disajikan lazimnya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau dunia anak.
2) Pengembangan keterampilan proses lebih baik karena sajian bahan pelajaran tidak berkotak-kotak oleh
pemilihan mata pelejaran.
3) Menghindari penyajian materi yang berulang yang menyebabkan peserta didik bosan.
4) Memungkinkan penghematan akibat perencanaan yang terpadu dari beberapa topik berbagai
mata pelajaran.
5) Pembelaran akan lebih menarik dan menantang
Langkah alternatif yang dapat kita gunakan
1. Tentukan salah satu bahasan dari GBPP yang dapat dikaitkan dengan bahasan dari mata pelajaran lain
2. Cari pokok bahasan/subpokok bahasan dalam cawu yang sama dari setiap mata pelajaran yang
berkaitan dengan topic yang akan diajarkan.
3. Buatlah pemetaan kegiatan pembelajaran untuk mempermudah menentukam kegiatan belajar-mengajar.
Perkembangan dalam pengajaran IPA SD dewasa ini mengalami pergeseran dari pembelajaran
berpusat pada guru ke arah pembelajaran berpusat pada siswa. Dalam pembelajaran berpusat pada
guru, semua aktivitas dilaksanakan oleh guru. Guru cenderung mendominasi kelas dengan
memberikan ceramah, sedangkan siswa hanya sebagai pendengar setia, sambil mencatat apa yang diucapkan
guru.
Secara garis besar pembelajaran terpadu dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan cakupan materi
yang akan diintegrasikan, yaitu intrakurikulum dan ekstrakurikulum.
Pembelajaran terpadu intrakurikulum mengintegrasikan topik-topik yang terdapat dalam satu rumpun
bidang studi misalnya IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan Biologi walaupun pada kenyataannya untuk
pembelajaran IPA di SD tidak ada pemisahan yang jelas dalam arti tidak ada batas-batas yang jelas antara
ketiga bidang tersebut. Sedangkan pembelajaran terpadu extra kurikulum mengintergrasikan topic
atau konsep dalam berbagai.
Pembelajaran terpadu merupakan;
1. Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk
memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun
dari bidang studi lainnya.
2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi
yang mencerminkan dunia nyata.
3. Suatu cara untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan secara simultan.
4. Merakit atau menghubungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda dengan siswa
akan belajar dengan lebih baik.

MODUL 7
EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA

A. Kegiatan Belajar 1 ( Evaluasi Pendidikan di SD, Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Evaluasi)

Dalam KTSP disebutkan bahwa: penilaian (evaluasi) bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar
siswa, untuk keperluan perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar siswa, dan untuk memperoleh
umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Penilaian berarti pengukuran keberhasilan seseorang baik dalam proses pembelajaran maupun keberhasilan
pembelajaran. Yang diukur tidak hanya materi yang dikuasai tetapi juga dampak materi ini terhadap
jenjang proses berpikir, jenjang pengembangan kepribadian dan jenjang kemampuan keterampilan.

Evaluasi proses adalah pelaksanaan pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran
sudah dicapai. Evaluasi proses sebaiknya dilakukan tertulis agar semua peserta mendapat kesempatan yang
sama mengemukakan jawaban.

Tingkat penguasaan hasil belajar peserta didik akan lebih akurat pengukurannya kalau tes
hasil belajar dilakukan lebih sering.

Menurut bapak pendidikan (Ki hadjar Dewantara), pendidikan memiliki arti yang lebih
luas dari pengajaran. Pendidikan menurut beliau adalah peningkatan kemampuan yang
diperoleh peserta didik tidak hanya dari guru selama belajar tetapi juga dari apa dan siapa
saja (lingkungan) selama peserta didik dalam keadaan bangun (tidak tidur).

B.S. Bloom dan kawan-kawan membuat penjabaran tujuan pendidikan yang disebut Taksonomi Tujuan
Pendidikan yang terdapat 3 kawasan/daerah/ranah, yaitu:
a) Ranah Kognitif (ranah proses berpikir)
b) Ranah Afektif (ranah sikap hidup)
c) Ranah Psikomotor (ranah keterampilan fisik)

Guru dalam proses pembelajaran berupaya untuk memahirkan peserta didik pada setiap jenjang
melalui latihan. Kemahiran di setiap jenjang dapat diukur dengan alat ukur (tes) untuk mengetahui
tingkat kemahiran (kemampuan). Materi (bahan) dan ranah yang harus dilatihkan berpedoman pada tujuan
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional No. 22 Tahun
2006. Tujuan pendidikan yang tercantum dalam dokumen ini mencakup :
a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum
pada tingkat satuan pendidikan
b. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah
c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan
d. Kalender pendidikan unuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar
dan menengah

B. Kegiatan Belajar 2 (Evaluasi Proses Belajar IPA di SD)



Di dalam KTSP tercantum bahwa tujuan mata pelajaran IPA di SD adalah:
1) Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
2) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar.
3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di
lingkungan sekitar.
4) Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja
sama, dan mandiri.
5) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
6) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu
masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
7) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga mempunyai kesadaran dan
keagungan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Aspek yang harus dikembangkan dalam proses belajar mengajar IPA, sebagaimana tercantum
dalam Tujuan Pendidikan IPA di SD meliputi ketiga ranah dalam Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu:
kognitif, afektif dan psikomotor.

Untuk menentukan keberhasilan suatu proses memerlukan alat ukur. Alat evaluasi proses pembelajaran
IPA yang diperlukan terdiri dari alat evaluasi untuk mengukur kognitif, alat evaluasi untuk menentukan
kualitas hati nurani dan alat evaluasi untuk mengukur
kemampuan keterampilan.

Alat evaluasi untuk mengukur kognitif


Penguasaan ilmu pengetahuan yang disampaikan melalui pembelajaran dapat ditentukan dengan
menggunakan pertanyaan (tes) sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam praktiknya, waktu khusus
untuk keperluan evaluasi proses tidak disediakan oleh sekolah sehingga pelaksanaannya tidak sama
dengan evaluasi hasil belajar. Penilaian proses diatur sendiri oleh guru pada proses pembelajaran
berlangsung.

Alat evaluasi untuk menentukan kualitas hati nurani


Pengembangan afektif dimulai dari jenjang terendah yaitu dapat menerima suatu sikap hidup misalnya: disiplin
diperlukan dalam hidup dan kehidupan, contoh operasional adalah disiplin diperlukan dalam lalu lintas.
Selama proses pembelajaran, latihan tentang ranah afektif ini terus menerus dilaksanakan. Agar latihan ini
pada suatu saat memberikan hasil yang baik maka guru perlu mengembangkan alat evaluasi untuk
mengamati sikap hidup peserta didik. Contoh: upaya melatih peserta didik memiliki disiplin adalah dengan
mengamati atau mengobservasi apakah mereka tepat waktu dalam hal-hal berikut: 1) datang di
sekolah/kelas, 2) membayar SPP, 3) mengikuti upacara sekolah, 4) mengerjakan pekerjaan rumah, 5)
mengerjakan tugas praktikum, 6) mengerjakan kebun sekolah, 7) mengerjakan sholat tepat pada waktunya,
8) menepati janji, 9) mengembalikan pinjaman pada waktu yang dijanjikan dan sebagainya.

Alat evaluasi yang akan mengukur keterampilan


Seperti pada proses pembelajaran kognitif dan afektif, proses pembelajaran keterampilan pada
dasarnya sama yaitu melatihkan agar pesera didik terampil menggunakan panca indranya dalam
pembelajaran IPA di SD , melalui demontrasi, percobaan, kunjungan lapang
an, dan sebagainya. Pelajaran IPA melatih peserta didik menggunakan tangan, indera penglihatan, indera
pendengaran, indera pengecap, dan indera penciuman serta peraba tetapi tidak terlalu banyak melatih kaki.

Penilaian proses pembelajaran yang menyangkut pengembangan psikomotor dan afektif biasanya
dilaksanakan melalui observasi. Hasil penilaian proses digunakan untuk menentukan kualitas
pembelajaran bukan untuk menentukan nilai peserta didik.

C. Kegiatan Belajar 3 (Evaluasi Hasil Belajar IPA di SD)



Pengukuran kemampuan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran meliputi
kemampuan berpikir (kognitif), kemampuan keterampilan (psikomotor) dan kualitas
kepribadian (afektif). Untuk mengukur kemampuan tersebut diperlukan alat ukur (tes)
yang dapat dipercaya yaitu memiliki:
 Validias (ketepatan, kesahihan) yang tinggi
 Keseimbangan sesuai dengan materi yang dipelajari
 Daya pembeda yang minimal cukup
 Objektivitasnya tinggi, dan
 Reliabilitas (ketetapan) yang tinggi

Kisi-kisi pertanyaan dibuat berimbang sesuai dengan pentingnya materi. Melalui kisi-kisi diupayakan
daya pembeda yang minimal cukup karena jumlah soal yang mudah, sedang dan sukar dibuat berimbang
misalkan 25:50:25 atau 30:50:20.

Penilaian hasil pembelajaran IPA berkenaan dengan kognitif menggunakan tes bentuk
objektif atau tes bentuk uraian

Pengembangan keterampilan di laboratorium adalah kegiatan yang tidak terpisahkan dari
kegiatan kognitif dan menjadi tanggung jawab guru IPA untuk melaksanakannya.
Mengukur kemampuan keterampilan menggunakan teknik observasi.

Pengembangan kualitas kepribadian menjadi tanggung jawab semua pihak di sekolah (guru, kepala
sekolah dan tenaga administrasi) oleh sebab itu pengukuran hasil pembinaan peningkatan kualitas ini dinilai
satu kali dala satu periode, akhir catur wulan dan akhir tahun. Kualitas kepribadaian (nilainya) tidak
mungkin digolongkan dengan kemampuan kognitif ataupun kemampuan keterampilan.
MODUL 8
TELAAH KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP) 2006 DAN
PENJABARANNYA DALAM RANCANGAN PEMBELAJARAN IPA DI TINGKAT
SD / MI

Kegiatan Belajar 1
Penyusunan KTSP dan Rancangan pembelajaran materi esensial di kelas III

A. Pengertian KTSP
Pada KTSP anda dapat mengembangkan kreativitas dalam membelajarkan siswa sampai tingkat
kompetensi yang dituntut. Implementasi KTSP disekolah didasarkan pada peraturan menteri pendidikan
nasional Nomor 22, 23 dan 24 tahun 2006 yang mengharuskan satuan pendidikan mengembangkan kurikulum
tingkat satuan pendidikan ( KTSP ). KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing–masing satuan pendidikan.KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,kalender pendidikan dan silabus.

B. Landasan Implementasi KTSP


Landasan implementasi KTSP adalah :
1. Beberapa aturan
a. Undang–undang republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Dan peraturan
pemerintah republik Indonesia N0.19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
b. Peraturan menteri pendidikan nasional No.24 tahun 2006 tentang pelaksanaan permen diknas
No.23 tahun 2006 ( standar kompetensi lulusan )
c. UU No.20 tahun 2003 tentang sisdiknas ,pasal 36 s.d 38, PP No . 19 tahun 2005 pasal 17 ayat
(2) permen DIKNAS no 24
2. Standar isi
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
3. Standar kompetensi lulusan
Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan kepmendiknas No.23 tahun 2006.SKL digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik yang meliputi standar kompetensi lulusan
minimal satuan pendidikan, kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran.

Perbedaan antara kurikulum 1994 dan kurikulum 2004 :


a. Terjadi pengurangan beban belajar pada kurikulum 2004 dan standar isi secara signifikan jika
dibandingkan dengan kurikulum 1994.
b. Pada kurikulum 1994 materi,alokasi waktu dan penilaian telah terinci sehingga guru tinggal
mengimplementasikan dalam pembelajaran.
c. Mata pelajaran IPS dan IPA pada kurikulum 1994 tidak secara implisit disajikan dalam struktur
kurikulum,sedangkan pada kurikulum 2004 dan standar isi kedua mata pelajaran tersebut secara implisit
tercantum dalam struktur program dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi tersendiri meskipun
pendekatan pembelajarannya menggunakan tematis yang terintegrasi.
d. Pendekatan yang digunakan dikelas I dan II pada kurikulum 2004 dan kelas I, II, dan III pada standar isi
sangat berbeda dengan kurikulum 1994, yaitu pendekatan tematis.
e. Kurikulum 1994 menggunakan sistem caturwulan sedangkan pada kurikulum 2004 dan standar isi
menggunakan sistem semester.
f. Pembentukan sikap dan perilaku siswa pada kurikulum 1994 terintegrasi pada seluruh mata pelajaran
sehingga tidak nampak pada struktur program, sedangkan pada kurikulum 2004 memiliki struktur tersendiri
melalui program pembiasaan.
g. Sistem penilaian pada kurikulum 1994 menggunakan penilaian formatif dan sumatif, sedangkan pada
kurikulum 2004 dan standar isi menggunakan penilaian kelas yang mengetengahkan peranan guru dalam
penilaian baik proses maupun hasil.

Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan KTSP adalah melakukan analisis konteks. Analisis
konteks dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
1. Mengidentifikasi standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) sebagai acuan.
2. Menganalisis kondisi yang ada disatuan pendidikan yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, biaya dan program–program.
3. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar.

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip–prinsip sebagai berikut :


1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan, peserta didik dan lingkungannya.
2. Beragam da terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
6. Belajar sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
KOMPONEN KTSP
Komponen KTSP terdiri dari :
1. Visi dan Misi satuan pendidikan.
2. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan.
3. Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
4. Kalender pendidikan.
5. Silabus
6. Rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP )

Penyusunan komponen KTSP :


1. Mengisi kolom identitas sekolah
2. Merumuskan visi sekolah, visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah yang
diinginkan dimasa datang.
3. Merumuskan misi sekolah,misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Misi merupakan
penjabaran dari visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan
yang dijadikan arahan dalam mewujudkan misi.
4. Merumuskan tujuan satuan pendidikan ( sekolah )
5. Menyusun struktur dan muatan kurikulum

Dalam mengembangkan struktur dan muatan kurikulum dituntut untuk mendeskripsikan dan menetapkan
aspek–aspek berikut :
a. Mata pelajaran
b. Muatan local
c. Kegiatan pengembangan diri
d. Pengaturan beban belajar
e. Ketuntasan belajar
f. Kenaikan kelas dan kelulusan
g. Penjurusan
h. Pendidikan kecakapan hidup
i. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

SILABUS

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan /atau kelompok mata pelajaran /tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi,kompetensi dasar,materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu,dan sumber/bahan/alat belajar.

Prinsip pengembangan silabus adalah : Ilmiah, Relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan konstektual,
fleksibel dan menyeluruh.

Langkah–langkah pengembangan silabus :


1. Mengisi kolom identifikasi
2. Mengkaji standar kompetensi
3. Mengkaji kompetensi dasar
4. Mengidentifikasi materi pokok
5. Mengembangkan kegiatan pembelajaran.
6. Merumuskan indikator
7. Menentukan jenis penilaian.
Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penilaian :
1. Dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
2. Menggunakan acuan kriteria
3. Menggunakan sistem penilaian berkelanjutan
4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut
5. Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran.
8. Menentukan alokasi waktu
9. Menentukan sumber belajar

A. Materi essensial kelas III ( lingkungan sehat dan tidak sehat )


Komposisi udara yang normal adalah nitrogen 78.08% ,oksigen 20.94 %,Argon 0.93%,karbon dioksida
= 0.03% dan gas–gas lainnya(0.02%). Komposisi tersebut dinamakan udara murni. Apabila susunan udara
mengalami perubahan dari susunan keadaan normal, maka berarti udara tercemar. Jadi pencemaran udara
adalah perubahan komposisi udara akibat adanya bahan atau gas lain. Lingkungan sehat merupakan lingkungan
yang tidak tercemar, seperti pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah.pencemaran udara
disebabkan oleh debu, asap dan bau. Pencemaran air dan tanah disebabkan oleh limbah rumah tangga , pabrik,
atau kegiatan lain. Lingkungan tidak sehat merupakan lingkungan yang tercemar, baik udara, air maupun tanah.
Lingkungan yang tidak sehat dapat membangkitkan berbagai penyakit seperti diare, penyakit pernapasan,
penyakit kulit dan paru–paru. Agar lingkungan tetap sehat kita harus membuang sampah pada tempatnya,
memelihara kebersihan lingkungan rumah dan sekolah.

B.Materi esensial kelas IV (Gaya,gerak dan energi)

A. Gaya adalah sesuatu yang dapat menyebabkan suatu benda / makhluk hidup yang dikenainya
mengalami hal–hal berikut :
1. Berubah bentuknya
2. Berubah kecepatannya
3. Berubah arah geraknya
Untuk memahami pengertian gaya, Sir Isaac Newton telah berhasil merumuskannya. Rumus tersebut terangkum
dalam hokum newton, yang intinya:
1. Hukum newton I:
Semua benda cenderung mempertahankan keadaannya, artinya benda yang semula diam, maka selamanya akan
diam. Contohnya mobil mainan akan diam. Contohnya mobil mainan akan diam selamanya.
2. Hukum Newton II
Suatu benda yang dikenai gaya tetap, maka benda tersebut akan mengalami perubahan kecepatan yang tetap
pula (besar kecepatan atau arah kecepatan). Perubahan kecepatan yang tetap itu disebut percepatan.
3. Hukum Newton III
Jika benda I memberi gaya (gaya aksi ) kepada benda II, maka benda II juga akan memberi gaya (gaya reaksi )
kepada benda I, besarnya gaya aksi sama dengan gaya reaksi.
B. Gaya gravitasi
Benda–benda yang berada diatas permukaan bumi akan selalu jatuh ke permukaan bumi. Hal ini dipengaruhi
oleh gaya gravitasi yang mengarah ke pusat bumi. Gaya gravitasi bumi juga disebut sebagai gaya tarik bumi.

C. Gaya gesek
Gaya gesek terjadi apabila dua buah benda saling bersentuhan dan satu benda bergerak terhadap benda lainnya (
misalnya satu benda diam ,lainnya bergerak ,kedua bergerak berlawanan arah ,kedua benda bergerak searah tapi
berbeda kecepatannya.

Gaya gesek yang melawan atau menahan gaya tarik / dorong berbeda–beda besarnya,tergantung pada:
1. Keadaan permukaan benda yang saling bersentuhan.
2. Berat benda yang bergesekan.

D. Gaya pegas
Pegas yang diregangkan atau di mampatkan,akan timbul gaya kearah yang berlawanan dengan arah gaya yang
diberikan.gaya yang timbul tersebut disebut gaya pegas. Gaya pegas timbul karena adanya sifat elastis / sifat
lenting bahan pembuatnya.

E. Gaya listrik
Disekitar benda bermuatan listrik terdapat medan listrik ,demikian juga halnya dengan benda yang bermuatan
listrik statis (tidak mengalir). Benda–benda tertentu yang berada didalam medan listrik akan ditarik oleh benda
bermuatan listrik tersebut.

MODUL 9
MERANCANG PEMBELAJARAN IPA

KEGIATAN BELAJAR 1
MERANCANG PEMBELAJARAN IPA KELAS V
1. Makanan yang kita konsumsi terdiri dari makanan yang mudah dicerna dan sulit dicerna.
2. Proses pencernaan makanan dilakukan oleh alat pencernaan makanan yang dimulai dari rongga mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, poros, sampai anus tempat sisa.
3. Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat makanan yang diperlukan oleh tubuh yaitu
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
4. Alat pencernaan makanan harus selalu dipelihara kesehatannya, dengan cara makan dengan teratur,
makanan tidak boleh mengandung banyak zat-zat yang merangsang alat pencernaan makanan, makanan
harus mengandung serat dengan cukup, membiasakan buang air besar setiap hari, minum air dengan
cukup, minimal delapan gelas sehari, memeriksakan diri ke dokter jika merasakan ada kelainan pada alat
pencernaan makanan, mengecek kesehatan alat pencernaan ke dokter secara periodic, misalnya
memeriksakan warna feses (kotoran), kepadatan kotoran, dan saluran pencernaan.
5. Sistem yang berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat itu disebut system peredaran
darah. Sedangkan zat yang beredar dan berfungsi mengangkut adalah darah.
6. Darah memiliki fungsi yang sangat penting seperti : pengedar sari -dan hormone, pemberantas bibit penyakit,
penutup luka dan pengatur suhu tubuh.
7. Sistem pernapasan pada manusia dimulai dari udara masuk ke dalam paru-paru melalui
hidung.
8. Dalam tubuh manusia terjadi proses pembakaran yang memerlukan oksigen dan
menghasilkan limbah berupa karbondioksida. Untuk itu diperlukan suatu sistem yang membantu proses
tersebut, yaitu proses pernapasan.
9. Proses pernapasan ada dua macam yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.

KEGIATAN BELAJAR 2
MERANCANG PEMBELAJARAN IPA KELAS VI
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan
sekolah dengan berpedoman kepada Standar Isi yang ditetapkan melalui Permendiknas nomor 22 tahun
2006.
2. Agar KTSP mudah diimplementasikan, maka guru harus mengembangkan silabus dan rencana
pembelajaran yang memperinci indicator pencapaian hasil belajar dan pengalaman belajar.
3. Indikator dikembangkan harus mencerminkan ketercapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
4. Pengalaman belajar menjadi sangat penting dalam mengembangkan silabus karena merupakan aktivitas
siswa untuk mencapai standar kompetensi.
5. Pembelajaran yang terencana dan sistematis merupakan salah satu faktor dalam
pencapaian kompetensi dasar sehingga guru perlu menuangkannya dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
6. Pembelajaran IPA tentang perpindahan dan perubahan energi akan efektif jika dalam
pembelajaran siswa diberikan kesempatan menggali dan menciptakan pengalaman melalui kegiatan-
kegiatan yang kreatif dan inovatif.
7. Konsep tentang perpindahan energi seperti konduksi, radiasi dan konveksi akan mudah
dipahami melalui kegiatan percobaan. Demikian juga konsep perubahan energi listrik akan menjadi
konsep yang bermakna bagi siswa bila ditemukan oleh siswa melalui eksperimen yang eksploratif.

Anda mungkin juga menyukai