Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

(TUGAS 3)

Oleh:
NAMA : NI KADEK DIAN NITRIANI
NIM 859036437
KELAS : 1A POKJAR KUTA UTARA

UPBJJ (TULISKAN UPBJJ MAHASISWA)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN PRATIKUM
GAYA

Oleh :

NAMA : NI KADEK DIAN


NITRIANI NIM859036437
KELAS : 1A POKJAR KUTA UTARA

UPBJJ DENPASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 4
GAYA

A. JUDUL
Percobaan Gaya Listrik Statis.

B. TUJUAN
Dapat mengetahui gaya listrik statis yang terjadi pada suatu benda

C. ALAT DAN BAHAN


1. Sisir plastik.
2. Rambut sesorang yang agak tebal dan kering.
3. Potongan – potongan kertas kecil.

D. LANDASAN TEORI
Gaya listrik adalah tarikan/dorongan yangditimbulkan oleh benda-benda yang
bermuatan listrik. Ada dua jenis muatan listrik, yaitu muatan listrik positif dan muatan
listrik negative. Kekekalan muatan listrik menyatakan bahwa jika sejumlah muatan listrik
dengan jenis tertentu dihasilkan dalam suatu proses, maka sejumlah listrik bermuatan
lawan jenisnya dihasilkan, sehingga jumlah muatan neto dalam suatu system terisolasi
adalah nol.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk
2. Sisir rambut kering yang agak tebal dengan sisir plastik.
3. Kemudian dekatkan sisir plastik itu ke potongan – potongan kertas kecil.
4. Amati apa yang terjadi !
F. HASIL PENGAMATAN
1. Sisir sebelum di gosok pada rambut menyebabkan keadaan kertas diam.
2. Sisir yang sudah di gosok dirambut menyebabkan keadaan kertas bergerak atau
tertarik

G. PEMBAHASAN
Untuk mengetahui adanya gaya listik statis, maka kita melakukan percobaan
dengan sisir plastik, rambut kering dan agak tebal dan potongan-potongan kertas. Setelah
kita gosokkan atau kita sisir rambut yang agak tebal dengan sisir plastik, kemudian kita
dekatkan dengan potongan-potongan kertas, maka yang terjadi adalah potongan-potongan
kertas akan tertarik kearah sisir plastik tersebut. Hal itu disebabkan karena sisir plastik
sudah mengandung /bermuatan gaya kelistrikan. Adanya gaya kelistrikan inilah yang
membuat benda plastik dapat menarik potongan-potongan kertas atau benda-benda kecil
lainnya.Akan tetapi, tarikan tersebut hanya berlangsung sementara (sebentar), hal itu
terjadi karena benda plastik menjadi tidak bermuatan listrik lagi.

H. KESIMPULAN
Sisir plastik setelah digunakan untuk menyisir rambut kering, lalu didekatkan
pada potongan kertas kecil-kecil, maka kertas tersebut akan tertarik dan menempel pada
sisir. Hal ini terjadi karena gesekan sisir dengan rambut mampu menghasilkan gaya
listrik statis. Gaya listrik statis inilah yang menyebabkan potongan kertas tertarik dan
menempel pada ketas.

I. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Gaya apakah yang menyebabkan potongan kertas tertarik oleh sisir plastik yang
digosokkan dengan rambut kering?
 Saat kita menggosokkan sisir atau penggaris listrik ke rambut yang kering, benda
itu mendapatkan muatan listrik, teman-teman. Nah, karena muatan listrik itulah,
sisir atau penggaris plastik jadi bsa mengerahkan kekuatan pada kertas dan
menariknya mendekat.
J. KESULITAN YANG DIALAMI DAN SARAN
Kesulitan :
1. Sedikit mengalami kesulitan pada saat harus menemukan sisir yang sesuai yang
memiliki gerigi yang rapat dan berukuran cukup besar
2. Sedikit kesulitan juga pada saat memilih jenis rambut yang
sesuai Saran :
1. Pemilihan sisir yang sesuai sangat penting karena akan mempengaruhi hasil
Penelitian.
K. DAFTAR PUSTAKA

 Rumanta, Maman dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

 Eureka Pendidikan. “Materi Sistem Pencernaan Manusia”.


https://eurekapendidikan.com/materi-sistem-pencernaan-manusia. Diakses 21
April 2021

 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Ilmu Pengetahuan Alam


Kelas VIII SMP/MTS Edisi Revisi 2017. Jakarta: Balitbang Kemendikbud

L. FOTO DOKUMENTASI
LAPORAN KEGIATAN PRATIKUM
KEMAGNETAN

Oleh :

NAMA : NI KADEK DIAN


NITRIANI NIM859036437
KELAS : 1A POKJAR KUTA UTARA

UPBJJ DENPASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 8
KEMAGNETAN

A. JUDUL
Percobaan Cara Membuat Magnet

B. TUJUAN
Tujuan percobaan ini agar dapat membuat magnet dengan cara gesekan, elektromagnetik dan
magnet induksi.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Klip kertas 3-5 buah
2. Satu buah Magnet batang
3. Lima buah kabel kecil berukuran 1 m
4. Empat buah baterai 1,5 volt
5. Empat buah paku besi
6. Isolasi secukupnya

A. LANDASAN TEORI
Magnet secara sederhana dapat dibuat dengan menggunakan tiga cara, yaitu gosokan, induksi,
dan aliran listrik. Membuat magnet dengan cara gosokan dapat dilakukan dengan cara
menggosokkan salah satu ujung magnet pada baja atau besi yang akan dibuat menjadi magnet.
Cara menggosok bahan dengan magnet harus dengan arah yang tetap atau selalu searah. Benda-
benda kecil misalnya jarum atau paku apabila didekatkan dengan sebatang besi atau sebatang
baja tidak akan tertarik oleh besi atau baja tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa besi dan baja
bukanlah magnet. akan tetapi, besi dan baja dapat dibuat menjadi magnet dengan cara
menggosokkan salah satu ujung magnet secara tetap di sepanjang batang besi, atau baja ke satu
arah secara berulang-ulang. Berikut ini percobaan membuat magnet dengan cara menggosok.

B. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Membuat magnet melalui gesekan
a) Menyiapkan sebuah paku besi yang bukan magnet, lalu mendekatkan ujung paku
tersebut pada beberapa klip kertas. Mengamati apakah paku tersebut dapat
menarik klip kertas?
b) Menggesek paku besi pada sebuah magnet batang dalam satu arah saja secara
berulang-ulang kira-kira 10 detik lamanya. Mendekatkan batang paku besi yang
telah digosok pada beberapa klip. Mengamati apa yang terjadi pada klip.
c) Melakukan hal yang sama seperti pada nomor dua, tetapi dalam waktu yang lebih
lama, misalnya 40 detik. Mengamati apa yang terjadi pada klip.
2. Membuat magnet dengan cara elektromagnetik
a) Merangkat alat seperti gambar berikut, kemudian mengamati apakah paku
menjadi magnet atau tidak dan mengapa demikian?

b) Menutup saklar S, lalu mendekatkan sebuah paku yang lain pada paku yang
dililiti kumparan. Mengamati apakah paku tersebut sudah menjadi magnet?
Jelaskan!
c) Melakukan hal yang sama pada nomor a dan b, tetapi dengan cara mengurangi
julah lilitan kumparan pada paku. Mengamati apakah kemagnetan yang terjadi
pada paku semakin besar atau semakin kecil? Beri penjelasan!
d) Melakukan hal yang sama pada nomor c, tetapi dengan cara menambah lilitan
kumparan pada paku.
3. Membuat magnet dengan cara induksi
a) Memegang sebuah magnet batang di salah satu kutubnya, sedangkan kutub yang
lain menjadi pusat bumi.
b) Mendekatkan sebuah klip tepat di ujung salah satu kutub magnet batang.
Mengamati apa yang terjadi.
c) Mendekatkan lagi sebuah klip kedua tepat di ujung klip yang pertama.
Mengamati apa yang terjadi.
d) Melakukan hal yang sama pada nomor a dan c hingga menggunakan klip
sebanyak 4 buah. Mengamati apa yang terjadi.
C. HASIL PENGAMATAN
1. Membuat magnet melalui gesekan (paku digesekkan dengan salah satu kutub magnet)

Bahan Percobaan Sebelum Setelah digesekkan Setelah digesekkan (40


digesekkan (10 detik) detik)
Paku besi dan klip Belum ada magnet, Paku besi dapat Paku besi dapat menarik
kertas paku tidak dapat menarik klip kertas klip kertas lebih kuat
menarik klip kertas namun lemah

2. Membuat magnet dengan cara elektromagnetik


a) Berdasarkan rangkaian di atas, ternyata paku tidak bias menjadi magnet karena
saklar dalam keadaan terbuka, sehingga arus listrik tidak dapat mengalir.
b) Saklar ditutup, lalu kami mendekatkan sebuah paku yang lain pada paku yang
dililiti kumparan, ternyata paku tersebut telah menjadi magnet kaena saklar
telah tertutup sehingga arus listrik dapat mengalir.
c) Kami mengurangi jumlah lilitan kumparan pada paku, ternyata kemagnetan pada
paku makin kecil karena jumlah lilitan kumparan berkurang, sehingga arus
listrik juga ikut berkurang.
d) Kami menambah jumlah lilitan kumparan pada paku, ternyata kemagnetan pada
paku makin besar karena jumlah lilitan kumparan bertambah banyak, sehingga
arus listrik juga bertambah kuat.
3. Membuat magnet dengan cara induksi
a) Kita pegang sebuah magnet batang disalah satu kutubnya, sedangkan kutub yang
lain menjadi pusat bumi.
b) Kita dekatkan sebuah klip tepat di ujung salah satu kutub magnet batang, ternyata
klip tepat di ujung tadi melekat/menempel pada magnet batang.
c) Lalu dekatkan lagi sebuah klip kedua tepat di ujung klip yang pertama, ternyata
klip kedua menempel pada klip pertama.
d) Selanjutnya kami dekatkan lagi sebuah klip ketiga di ujung klip kedua,ternyata
klip ketiga menempel di ujung klip kedua, serta klip ke empat dapat menempel
pada ujung klip ketiga.
D. PERTANYAN
1. Jelaskan cara membuat magnet!
a) Dengan cara digesek-gesekkan (gosokan). Pembuatan magnet dapat dilakukan
dengan cara menggesekkan besi dengan salah satu ujung magnet, semakin banyak
gesekan semakin kuat sifat kemagnetan paku tersebut. Sifat kemagnetan
berlangsung sementara.
b) Dengan cara elektromagnetik (aliran listrik), Arus listrik dapat menimbulkan
medan magnet. Magnet yang terjadi karena arus listrik disebut elektromagnetik,
jika arus listrik diputus sifat kemagnetannya akan hilang.
c) Dengan cara induksi. Benda magnetis yang menempel pada magnet dapat menjadi
sifat seperti magnet. Bewnda ini dapat menarik benda-benda magnetis lainnya.
Jika benda dilepaskan dari magnet, maka sifat kemagnetannya akan hilang.

2. Jelaskan faktor apakah yang dapat mempengaruhi kekuatan magnet!


a) Jarak magnet terhadap benda magnetik.
b) Besar kecilnya arus listrik.
c) Ketebalan yang menjdi penghalang antara magnet dan benda magnetis
d) Waktu; lama tidaknya gesekan.
e) Jumlah lilitan kumparan.

3. Jelaskan hubungan antara kuat magnet dengan jumlah lilitan kumparan dan arus listrik!
Makin banyak jumlah lilitan kumparan, maka makin besar arus listrik yang mengalir
sehingga kekuatan magnet makin besar pula. Jadi banyaknya jumlah lilitan kumparan
sangat mempengaruhi terhadap kekuatan magnet.

E. KESIMPULAN

Magnet dapat dibuat dengan 3 cara, yaitu :

 Dengan cara digesek-gesekkan (gosokan). Pembuatan magnet dapat dilakukan dengan


cara menggesekkan besi dengan salah satu ujung magnet, semakin banyak gesekan
semakin kuat sifat kemagnetan paku tersebut. Sifat kemagnetan berlangsung sementara.
 Dengan cara elektromagnetik (aliran listrik), Arus listrik dapat menimbulkanmedan
magnet. Magnet yang terjadi karena arus listrik disebut elektromagnetik, jika arus listrik
diputus sifat kemagnetannya akan hilang.
 Dengan cara induksi. Benda magnetis yang menempel pada magnet dapat menjadi sifat
seperti magnet. Benda ini dapat menarik benda-benda magnetis lainnya. Jika benda
dilepaskan dari magnet, maka sifat kemagnetannya akan hilang.
F. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman. 2020. Praktikum IPA di SD. Penerbit Universitas Terbuka. Tangerang
Selatan.

G. FOTO PRAKTIKUM

(Alat dan bahan)

(Membuat magnet dengan cara menggesek)


LAPORAN KEGIATAN PRATIKUM
GERAK
(GLB DAN GLBB)

Oleh :

NAMA : NI KADEK DIAN


NITRIANI NIM859036437
KELAS : 1A POKJAR KUTA UTARA

UPBJJ DENPASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 8
GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

A. JUDUL
Gerak Lurus Beraturan (GLB)

B. TUJUAN
Mengetahui gerak lurus beraturan

C. ALAT DAN BAHAN


1. Katrol gantung tunggal
2. Stop watch
3. Penggaris
4. Beban gantung 100 gr (2 buah)
5. Statif dan klem
6. Benang Kasur
7. Plastisin
8. Beban tambahan

D. LANDASAN TEORI
Gerak lurus beraturan adalah gerak lurus suatu obyek dimana dalam gerak ini
kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak
lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu. Suatu benda dikatakan melakukan gerak
lurus beraturan jika kecepatannya selalu konstan. Kecepatan konstan artinya besar
kecepatan alias kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan. Karena besar kecepatan alias
kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan maka bisa dikatakan bahwa benda bergerak
pada lintasan lurus dengan kelajuan konstan.
Gerak lurus beraturan dapat dirumuskan sebagai berikut :
S = V.t dimana S = jarak tempuh (m)
V = kecepatan (m/s) T = waktu (m)
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rakitlah alat dan bahan
2. Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila M1 turun dan M2
naik
3. Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik A
4. Ukur panjang BC
5. Biarkan sistem bergerak m + M1 turun dan M2 naik. Catat waktu yang diperlukan
M1 untuk bergerak dari B ke C
6. Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda (tinggi A tetap,
B tetap, C berubah)

F. HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengamatan GLB
No Jarak BC s (m) Waktu t (sek)
1 18 Cm 0,40
2 16 Cm 0,38
3 14 Cm 0,36
4 12 Cm 0,34
5 10 Cm 0,33

G. PEMBAHASAN
Setelah melakukan percobaan dan di lihat dari data pengamatan tersebut dapat
diketahui bahwa pada gerak lurus beraturan (GLB) suatu benda, semakin jauh
jaraknya maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bergerak. Dimana dalam
percobaan pertama jarak benda bertemu dengan titik C 18 Cm dan waktu yang di
tempuh selama 0,40. Pada percobaan ke dua jarak benda bertemu dengan titik C
berjarak 16 Cm dan waktu yang di tempuh selama 0, 38. Uji coba akan di ulang
sampai lima kali pada titik C semakin dekat dengan titik B.
H. KESIMPULAN
Pemantulan adalah keadaan di mana gelombang bunyi yang datang mengenai
permukaan suatu medium yang keras dan kembali ke medium asalnya dengan sudut yang
sama.

GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)

A. JUDUL
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

B. TUJUAN
Untuk mengetahui gerak lurus bebas beraturan (GLBB)

C. ALAT DAN BAHAN


1. Katrol gantung tunggal
2. Stop watch
3. Penggaris
4. Beban gantung 100 gr (2 buah)
5. Statif dan klem
6. enang kasur
7. Plastisin
8. Beban tambahan

D. LANDASAN TEORI
GLBB ( Gerak Lurus Berubah Beraturan ) ialah sebuah gerak benda yang terdapat
pada lintasan garis lurus dengan kelajuan yang selalu berubah – ubah terhadap waktu.
GLBB ( Gerak Lurus Berubah Beraturan sebenarnya banyak kita jumpai di kehidupan
sehari – hari kita. Contoh nya adalah gerak jatuh buah apel dari pohon nya ( gerak jatuh
bebas ) dan contoh lain nya seperti penerjun payung yang melompat dari pesawat.
Perbedaan utama GLBB dan GLB (Gerak Lurus Beraturan) adalah GLB tidak
mempunyai percepatan sedangkan GLBB mempunyai percepatan (a). Nilai a (+) pada
GLBB disebut percepatan sedangkan nilai a (-) pada GLBB disebut perlambatan.
Berikut ini iyalah ciri – ciri yang terdapat dari GLBB ( Gerak Lurus Berubah
Beraturan) :
1. Lintasan nya berupa garis yang lurus atau lintasan nya yang di anggap sebuah garis
lurus
2. Lalu pada kecepatan benda nya yaitu berubah beraturan yang bisa naik dan bisa juga
turun
3. Lalu pada benda nya sendiri tidak mengalami percepatan atau bisa di sebut tetap
4. Lalu pada grafik nya yaitu v – vs – t membentuk miring ke atas atau bisa juga ke
bawah

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyusun alat.
2. Tentukan dan ukur jarak AB dan BC (usahakan AB > BC)
3. Biarkan sistem bergerak (M1 dan m) turun dan M2 naik, usahakan agar
beban tambahan m tertinggal di ring pembatas B
4. Ukur waktu yang dibutuhkan (M1 + m) dari A ke B (tAB) dan M1 untuk
bergerak dari B ke C (tBC)
5. Lakukan percobaan sampai 5 x dengan jarak AB (titik A tetap, C tetap, B
berubah) dan catat datanya pada tabel

F. HASIL PENGAMATAN
No. Bebas (gr) S AB (cm) t AB (sek) S BC (cm) t BC (sek)

1 100 45 2,05 40 1,12

2 100 50 2,12 35 0,98

3 100 55 2,32 30 0,79

4 100 60 2,43 25 0,69

5 100 65 2,50 20 0,44

G. PEMBAHASAN
Setelah melakukan percobaan dan di lihat dari data pengamatan tersebut dapat
diketahui bahwa pada benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan
kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan. Dimana perubahan
jarak dari titik A menuju titik B mengalami perubahan gerak tueus berubah beraturan
positif atau percepatannya mengalami perubahan semakin bertambah. Sedangkan
perubahan percepatan dari titik B menuju titik C mengalami perubahan percepatan
negative, dimana percepatannya mengalami penurunan atau semakain berkurang
percepatannya dari titik B menuju titik C.

H. KESIMPULAN
GLBB ( Gerak Lurus Berubah Beraturan ) perubahan kecepatan yang terjadi
secara beraturan terhadap waktu, dan lintasan gerak benda tersebut berupa garis lurus.
Kecepatan benda dapat bertambah secara beraturan ataupun berkurang secara beraturan.
Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau memulai dengan
kecepatan awal akan berubah kecepatan karena adanya percepatan (a=t) atau perlambatan
(a=-)

I. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Sebutkanlah peristiwa yang menunjukkan terjadinya gerak lurus berubah
beraturan (GLBB) dipercepat!
 Peristiwa sepeda bergerak pada jalan menurun tanpa pengereman dan air terjun
2. Sebuah pengendara sepeda motor bergerak dengan kelajuan 60 km/jam menuju
Kota A yang berjarak 120 km. Maka waktu yang diperlukan pengendara tersebut
untuk sampai di Kota A adalah
 Diketahui :
v = 60 km/jam, s = 120 km
Ditanya : t =.....?
Jawab :
v=s/t
t=s/v
t = 120 / 60
t = 2 jam
Jadi, waktu yang diperlukan oleh pengendara sampai di Kota A adalah 2 jam.
3. Apa perbedaan GLB dan GLBB ?
 GLB : Kecepatan tetap, percepatan = 0, jarak terus bertambah secara konstan
 GLBB : Kecepatan terus bertambah/berkurang secara konstan(linier),
percepatan tetap, jarak bertambah secara kuadratis

J. KESULITAN YANG DIALAMI


 Terbatasnya waktu pratikum
 Bahan-bahan praktikum susah di cari

K. DAFTAR PUSTAKA
 Rumanta, Maman, dkk.2020.Pratikum IPA di SD. Jakarta:CV Dharmaputra.
 Kanginan Marthen , 2007, Fisika 1 Untuk SMA kelas X , Jakarta : Erlangga
 http://www.artikelmateri.com/2015/12/gerak-lurus-beraturan-glb-rumus-soal-
pembahasan.html

L. FOTO DOKUMENTASI
LAPORAN KEGIATAN PRATIKUM
JENIS DAN BENTUK GLOMBANG

Oleh :

NAMA : NI KADEK DIAN


NITRIANI NIM859036437
KELAS : 1A POKJAR KUTA UTARA

UPBJJ DENPASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
LAPORAN PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 6
JENIS DAN BENTUK GELOMBANG

A. JUDUL
Jenis-Jenis Gelombang

B. TUJUAN
Mengamati bentuk dan jenis gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Slinki
2. Kabel listrik, panjang 5 m ¢= 0,5cm
3. Benang kasur panjang 3 cm
4. Karet gelang

A. LANDASAN TEORI
Gelombang merupakan fenomena perambatan energi, yang dapat di kelompokkan
berdasarkan arah rambat dan medium perambatannya. Berdasarkan arah
rambatnya,gelombang di bedakan menjadi gelombang longitudinal dan gelombang
transversal.Sedangkan medium perambatannya gelombang di bedakan menjadi
gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.Selain itu sifat-sifat umum
gelombang dapat di bedakan menjadi 5 yaitu dapat di biaskan,dapat di pantulkan,dapat di
lenturkan,dapat di padukan dan dapat di kutubkan.sedangkan karakteristik gelombang
dapat di badakan yaitu periodik,terjadi karena getaran,merambat dan dapat di nyatakan
dalam bentuk persamaan.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
Ambil slinki, merentangkan diatas lantai yang licin. Kemudian mengikat salah satu
ujung slinki pada tiang yang cukup kokoh untuk menahannya atau dipegang oleh salah
satu teman atau anggota kelompok. Ujung yang lainnya di pegang sendiri.
a. Usikan ujung slinki yang sedang di pegang dengan cara menggerakan ujung slinki
dengan cepat kekiri dan kekanan seperti gambar.
b. Amati gelombang yang terjadi pada slinki. Menyelidiki apa yang terjadi pada slink
dan apa gelombang itu? Usikan lagi ujung slinki berulang-ulang seperti langkah
(b). Mengamati arah getar (arah usikan) dan arah rambat gelombang. Gelombang
yang terjadi ini disebut gelombang tranversal. Kemudian mengamati bagaimana
arah getar dan arah rambat gelombang tranversal tersebut.
c. Ikatkan karet gelang ditengah-tengah slinki. Lalu mengusikkan lagi ujung slinki
yang sedang dipegang secara berulang-ulang. Kemudian mengamati karet gelang
tersebut ketika gelombang berjalan, apakah ikut berindah karet gelang tersebut?
Adakah energy yang merambat melalui pegas? Dan darimana asalnya?
d. Lakukan percobaan dari langkah (a) sampai dengan langkah (e) sekali lagi.
Kemudian slinki diganti kabel listrik. Menyamakan hasilnya dengan menggunakan
slinki. Menyebutkan perbedaannya jika ada.
e. Ambil slinki, merentangkan diatas lantai yang licin serta mengikatkan salah satu
ujungnya pada tiang yang kokoh dan ujung yang lain dipegang sendiri. Kemudian
mengusikan ujung slinki yang sedang dipegang secara berulang-ulang dengan cara
menggerakan ujung slinki dengan cepat kebelakang dan kedepan. Amati arah getar
(arah usikan) dan arah rambat gelombang-gelombang yang terjadi adalah
gelombang longitudinal.
f. Apa perbedaan antara gelombang transfersal dan gelombang longitudinal?

F. HASIL PENGAMATAN
Hasil Peengamatan menunjukkan, Pada saat slinki diusik dengan cara menggerak-
gerakkan ujung slinki, terlihat adanya suatu rambatan atau gelombang.

G. PEMBAHASAN
1. Slinki direntangkan diatas lantai yang licin, salah satu ujungnya dipegang sendiri
dan ujung yang lain dipegang teman. Lalu slinki diusik ujungnya dengan cara
menggerakkan ujung slinki dengan cepat kekiri lalu kekanan sehingga terjadi
rambatan pada slinki yang membentuk gelombang. Gelombang adalah gerakan
merambat pada suatu benda yang diberi energi.
2. Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah usikan dan
rambat gelombangnya. Ternyata arah usikan tegak lurus dengan arah rambatannya.
Hal demikian disebut gelombang transversal, yakni gelombang yang arah getarannya
tegak lurus pada arah rambatan gelombangnya.
3. Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung slinki yang
dipegang diusik secara berulang-ulang, ternyata karet gelang tersebut ikut berpindah
bersama gelombang, dan juga karet gelang berpindah karena adanya energi yang
merambat melalui slinki. Energi ini berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki
digerakkan).
4. Percobaan ketiga, slinki diganti dengan kabel listrik. Langkahnya sama yaitu diberi
usikan diujung kabel, sedang ujung yang lain diikatkan pada tiang atau dipegang salah
seorang teman. Ternyata hasilnya berbeda dengan slinki. Bedanya adalah pada kabel
listrik tidak muncul gelombang. Pada saat diberi gelang dibagian tengah kabel,
ternyata karet gelang tidak berubah atau berpindah, berarti tidak ada energi pada kabel
listrik tersebut.
5. Pada percobaan ini diamati arah usikan dan rambatannya (gelombang). Ternyata arah
usikan searah dengan arah rambatannya. Maka gelombang ini dinamakan Gelombang
Longitudinal.
6. Perbedaan antara gelombang transfersal dengan gelombang longitudinal adalah pada
arah rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan longitudinal searah
rambatannya.

D. KESIMPULAN
Setiap dari pemantulan gelombang, akan berlaku sudut datang gelombang, yang
sama dengan sdut pantulnya. Gelombang datang, kemudian garis normal dan gelombang
pantul akan terletak pada satu bidang datar. Pembantulan tersebut, pada contohnya dapat
terlihat pada dinding kola, jika permukaan air kolan tenang dan kemudian diberikan
usikan atau gangguan maka yang terlihat permukaan air akan timbul gelombang yang
berbentuk lingkaran mengembang. Jika gelombang sampai ke dinding kolam, maka yang
terjadi timbul juga gelombang pantul, namun arah mengembang tersebut berlawanan
arah dengan gelombang datang.
E. PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Apa yang disebut dengan gelombang transversal?
 Gelombang transversal merupakan salah satu jenis gelombang yang
diklasifikasikan berdasarkan arah rambatnya. Gelombang ini memiliki ciri
dimana arah getar dan arah rambat saling tegak lurus. Contoh dari gelombang
tranversal adalah gelombang pada tali, air atau juga pada dawai.

F. KESULITAN YANG DIALAMI


1. Alat dan bahan sangat terbatas
2. Keterbatasan waktu dalam praktikum

G. DAFTAR PUSTAKA
 Rumanta, Maman, dkk.2020.Pratikum IPA di SD. Jakarta:CV Dharmaputra.
 Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

H. FOTO DOKUMENTASI

SLINKI TANPA KARET


SLINKI DENGAN BENANG KASUR

SLINKI DENGAN KARET


LAPORAN PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 6
JENIS DAN BENTUK GELOMBANG

A. JUDUL
Pemantulan gelombang
B. Tujuan
Untuk mengamati sifat pemantulan gelombang
C. Dasar teori
Jika gelombang melalui suatu hambatan/rintangan misalnya benda padat, maka
gelombang tersebut akan dipantulkan. Pemantulan gelombang pada ujung tetap akan
mengalami perubahan bentuk/fase. Akan tetapi pemantulan gelombang pada ujung bebas
tidak mengubah bentuk/fase.
E. Alat dan bahan
1. Slinki
2. Benang
3. Kerikil
F. Langkah kerja
1. Lakukan percobaan tersebut dikolam, dibak air atau bejana yang berisi air. Jatuhkan
kerikil diatas permukaan air yang ada didalam bak cucian. Kemudian mengamati
gelombang yang terjadi dipermukaan air. Bagaimana bentuk gelombangnya, kemudian
memperhatikan sisi bak yang dikenai gelombang. Dan menentukan apakah ada
gelombang yang dipantulkan?
2. Rentangkan slinki sejauh 1,5m. Ikat ujung slinki pada tiang dimana ujung tidak boleh
bergeser (disebut ujung terikat)
3. Kemudian memegang dan menggetarkan ujung slinki yang lain cukup satu kali sampai
membentuk ½ gelombang. Setelah itu mengamati perambatan ½ gelombang sampai
gelombang hilang. Apakah gelombang dapat dipantulkan? Mengamati bagaimana fase
gelombang pantul dan gelombang asalnya?
4. Mengikat ujung slinki yang sebelumnya terikat pada tiang dengan benang yang
panjangnya 150cm sehingga ujung slinki dapat bergerak bebas oleh karena itu disebut
dengan slinki ujung bebas.
5. Pegang ujung slinki yang lain dengan tangan, kemudian menggetarkannya sampai
membentuk setengah gelombang. Setelah itu mengamati perambatan setengah panjajng
gelombang, bagaimana fase gelombang pantul dibanding gelombang asalnya.

G. Hasil pengamatan dan pembahasan


Pada saat kerikil dijatuhkan ke atas air yang berada didalam bak gelombang yang dihasilkan
mirip gelombang transversal dimana arah gelombang tegak lurus dengan arah rambatannya. Dan
dibagian pinggir/sisi bak yang dikenai gelombang, gelombng dipantulkan kembali.
Pada slinki yang salah satu ujungnya diikat kuat pada tiang dan digetarkan ujung lainnya
dengan tangan sampai membentuk ½ gelombang, ternyata gelombang dpat dipantulkan dan fase
gelombang berlawanan arah dengan gelombang aslnya. Sementara pada slinki yang salah satu
ujungnya diikat dengan longgar/tali panjangnya 150cm, sehingga slinki dapat bergerak bebas
ternyata fase gelombang pantul dan gelombang asalnya adalah sama.

H. Kesimpulan
1. Gelombang yang terjadi di air dapat dipantulkan kembali
2. Ujung slinki yang terikat kuat, gelombang datang dan gelombang pantulnya fase
gombang berlawanan arah.
3. Ujung slinki yng terikat bebas, gelombang datang=gelombang pantulnya.

I. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Apa itu muka gelombang?
 Muka gelombang adalah suatu bidang permukaan yang pada suatu saat tertentu
membedakan medium yang telah terusik dengan medium yang belum terusik.
2. Sebutkan sifat-sifat dari gelombang!
 Dispersi gelombang
 Pemantulan gelombang
 Pembiasan gelombang
 Difraksi gelombang
 Interferensi gelombang
 Polarisasi gelombang
 Efek Doppler

J. KESULITAN YANG DIALAMI


3. Alat dan bahan sangat terbatas
4. Keterbatasan waktu dalam praktikum

K. DAFTAR PUSTAKA
 Rumanta, Maman, dkk.2020.Pratikum IPA di SD. Jakarta:CV Dharmaputra.
 Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

L. FOTO DOKUMENTASI
LAPORAN PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 6
JENIS DAN BENTUK GELOMBANG

B. JUDUL
Gelombang Stationer

C. TUJUAN
1. Mengamati gelombang stasioner
2. Menjelaskan pengertian gelombang stasioner.
3. Menjelaskan hal – hal yang menimbulkan gelombang stasioner.
4. Menjelaskan pengaruh ttegangan terhadap panjang gelombang
D. ALAT DAN BAHAN
1. Catu daya
2. Pewaktu ketik atau bel listrik.
3. Benang Kasur, panjang 1,5 m
4. Beban gantung 75 gram, 100 gram, 125 gram

E. LANDASAN TEORI
Gelombang stasioner merupakan hasil superposisi dua buah gelombang
yangkoherens dengan arah rambat yang berlawanan. Salah satu cara untukmendapatkan
gelombang stasioner adalah dengan mensuperposisikan gelombangasal dengan
gelombang pantulnya. Misal: gelombang pada tali yang salah satuujungnya diikatkan
pada tiang dan ujung yang lain digetarkan terus menerus. Ada dua jenis gelombang
stasioner, yaitu :
a. Gelombang stasioner ujung bebas
Contoh gelombang stasioner ujung bebas adalah superposisi gelombang
padasutas tali dimana salah satu ujungnya di kaitkan dengan sebuah cincin
yangdapat bergerak bebas. Pada gelombang jenis ini, gelombang pantul
tidakmengalami pembalikan fase
b. Gelombang stasioner ujung tetap
ontoh gelombang stasioner ujung tetap adalah superposisi gelombang
padaseutas tali dimana salah satu ujungnya di ikatkan pada tiang sehingga
tidakdapat bergerak bebas. Pada gelombang jenis ini, gelombang pantul
mengalamipembalikan fase sebesar ½ .

F. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rangakai alat dan bahan sesuai dengan gambar 6.6 dimodul.
2. Hidupkan catu gaya, geser pewaktu ketik kearah control meja perlahan-lahan sampai
timbul gelombal stasioner pada tali.
3. Ukur panjang gelombang pada tali tersebut.
4. Matikan catu daya, Ganti atau tambahkan beban hingga menjadi 100 gram. Hitung
tenganangan tali (T) dengan beban 100 gr tersebut.
5. Hidupkan catu gaya, geser-geser perwaktu sehingga timbul kembali gelombang
stasioner pada tali itu.
6. Matikan catu daya, ganti atau tambahakan beban (T) sehingga menjadi 125 gram,
htung tegangan tali dengan beban 125 gram.
7. Hidupkan catu daya, geser-geser perwaktu ketik hinga timbul kembali gelombang
stasioner pada tali itu Bandingkan pajang gelombang stasioner, bandingakan
hubungan pajang gelombang dengan tangan tali.

G. HASIL PENGAMATAN
Pada serangkaian diuji cobakan / di nyalakan maka akan terjadi gelombang pada
tali yaitu tali bergetar naik. Pada saat rangkaian di uji cobakan / di nyalakan maka akan
terjadi gelombang pada tali yaitu tali bergetar naik turun.

H. PEMBAHASAN
Setelah melakukan percobaan dan di lihat dari data pengamatan tersebut dapat
diketahui catudaya dipasang pada tegangan 6 volt. Massa beban gantung yang digunakan
75 gram. Pada saat catudaya dihidupkan dan digeser kearah katrol meja secara perlahan
sampai timbul getaran pada tali yang terlihat berjalan karena adanya energy dari
catudaya. Jadi percobaan diatas mengalami adanya gelombang stationer yang tercipta
dari hasil interferensi dari gelombang dating dan gelombang pantul.
I. KESIMPULAN
Gelombang stasioner merupakan hasil superposisi dua buah gelombang
yangkoherens dengan arah rambat yang berlawanan. Pada frekuensi yang tepat maka
akan tercipta gelombang stationer. Pada gelombang stationer terdapat dua titik yang bisa
diperhatikan, yaitu titik tumpul (amplitude minimum) dan titik perut (amplitudo
maximum).

J. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Apa yang membedakan interferensi gelombang stationer ujung terikat dan
ujung bebas?
 Jadi perbedaan ujung terikat dan ujung bebas adalah pola gelombangnya,
dimana ini berkaitan erat dengan fase gelombang.
2. Apa yang disebut dengan amplitudo?
 Amplitude adalah pengukuran scalar yang nonnegative dari besar osilasi atau
gelombang. Amplitude juga dapat didefinisikan sebagai jarak atau
simpangan jauh dari titik keseimbangan dalam gelombang

K. KESULITAN YANG DIALAMI


1. Alat dan bahan yang terbatas
2. Keterbatasan waktu dalam praktikum

L. DAFTAR PUSTAKA
 Rumanta, Maman, dkk.2020.Pratikum IPA di SD. Jakarta:CV Dharmaputra.
 Hallida, David & Resnick. 1999.Fisika Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

M. FOTO DOKUMENTASI
LAPORAN KEGIATAN PRATIKUM
SIFAT CAHAYA

Oleh :

NAMA : NI KADEK DIAN


NITRIANI NIM859036437
KELAS : 1A POKJAR KUTA UTARA

UPBJJ DENPASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 7
SIFAT CAHAYA
(PEMANTULAN CAHAYA)

A. JUDUL PERCOBAAN 1
Percobaan Pemantulan Cahaya

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya
2. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin
3. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa
4. Menentukan focus cermin cekung
5. Menentukan focus lensa cembung

C. ALAT DAN BAHAN


1. Cermin datar (3x6 cm2)
2. Cermin cembung
3. Cermin cekung
4. Lampu senter
5. Busur derajat
6. Kertas putih
7. Lilin
8. Layar (tabir kertas)
9. Celah cahaya

D. LANDASAN TEORI
Pemantulan cahaya pada dasarnya adalah proses terpancarnya kembali cahaya
apabila mengenai permukaan benda yang terkena cahaya tersebut. Cahaya yang jatuh
pada bidang pembatas dua material mengalami pemantulan dengan sudut pantul yang
sama persis dengan sudut dating. Sifat pemantulan cahaya yang memenuhi sudut
datang sama dengan sudut pantul memunculkan peristiwa pemantulan yang berbeda
ketika permukaan pembiasnya rata atau tidak rata.
a. Cahaya yang dipantulkan sejajar ketika berkas cahaya sejajar yang jatuh pada
bidang pembatas yang permukaannya rata. Peristiwa ini biasa disebut
pemantulan teratur.
b. Cahaya yang dipantulkan memiliki arah yang tidak teratur ketika bekas
cahaya sejajar jatuh pada bidang pembatas yang permukaannya tidak rata.
Peristiwa ini biasa disebut pemantulan baur (difus).
Pemantulan teratur biasanya terjadi pada cermin, memiliki sifat yang
menyilaukan dan ukuran bayangan yang terbentuk sesuai dengan ukuran benda. Cermin
memantulkan hampir seluruh cahaya yang mengenainya. Macam-macam cermin ada tiga
yaitu cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung. Sedangkan pada pemantulan
baur, berkas cahaya pantulnya tidak menyilaukan dan tempat yang tidak terkena cahaya
secara langsung masih dapat terlihat terang.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Percobaan Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar
1. Susunlah lampu senter dan celah cahaya di depan cermin datar
2. Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin datar
3. Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkag (2), sehingga tampak sudut
datang dan sudut pantulnya
4. Ukurlah besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul (r) tersebut
5. Letakkan sebuah benda (lilin) di depan cermin datar dan amati bayangannya selama
benda itu anda geser geserkan di depan cermin datar
6. Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar tersebut

b. Percobaan Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung


1. Susunlah alat (layar – lilin – cermin cembung)
2. Nyalakanlah lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat sebelum
dan sesudah mengenai lensa cembung
3. Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga nampak sudut
datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk
4. Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung
tersebut
c. Percobaan Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung
1. Susunlah alat (layar – lilin – cermin cekung)

2. Nyalakanlah lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai lensa cekung

3. Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga nampak


sudut datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk

4. Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung tersebut

5. Aturlah jarak benda atau letak layar agar pada layar terbentuk bayangan yang jelas
dan jatam. Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangannya
6. Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada jarak
tertentu bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Ukur jarak benda dari
cermin cekung pada keadaan tersebut (s).

F. HASIL PENGAMATAN
1. Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar
a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar
b. Besar susut (i) dan sudut pantul (r)
No. i (derajat) r (derajat)

1 15◦ 15◦

2 10◦ 10◦

3 30◦ 30◦

4 25◦ 25◦

5 35◦ 35◦

c. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar


 Sama / maya / tidak nyata
 Sama besar
 Sama tegak
 Jarak benda ke cermin sama dengan ke cermin

2. Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung

a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cembung


b. Tabel pengamatan

No. Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)

1 4 cm -7 cm

2 7 cm -4 cm

3 10 cm -3 cm

4 19 cm -1 cm

c. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung

 Maya / tidak nyata

 Sama tegak

 Diperkecil

3. Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung

a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cekung


b. Tabel pengamatan

No. Jarak Benda Jarak Bayangan


(cm) (cm)

1. 4cm 7cm

2 8cm 5cm

3 9cm 4cm

4 19cm 1cm

c. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung

 Maya

 Sama banyak

 Bayangan 2x atau lebih besar

G. PEMBAHASAN
a. Pada percobaan kali ini dilakukan dengan menggunakan cermin datar, cermin
cekung, dan cermin cembung. Setiap cermin tersebut dalam pemantulan cahayanya
sesuai dengan hokum pemantulan cahaya. Hal ini terlihat dari hasil pada tabrl sudut
datang dan sudut pantul pada cermin datar yang besar sudutnya sama. Pada cermin
datar hasil bayangan yang diperoleh adalah jarak bayangan dengan cermin sama
dengan jarak benda ke cermin. Tinggi benda dengan tinggi bayangannya pun sama,
dan bayangan yang terbentuk terdapat di belakang cermin.
b. Pemantulan pada cermin cembung terlihat pada hasil pengamatan. Cermin
cembung yang kita dapat temukan dalam kehidupan sehari-hari adalah kaca spion.
Sifat bayangan yang terbentuk pada cermin cembung adalah bayangannya berada di
belakang cermin dan ukuran bayangan yang diperkecil dan tegak.
c. Pada percobaan cermin cekung, gambar garis pantul yang terjadi ada pada hasil
percobaan. Bayangan yang terbentuk dari pemantulan cahaya pada cermin cekung
sangat tergantung dengan letak benda tersebut. Sifat bayangan pada cermin cekung
jika diletakkan dengan cermin maka sifat bayangan yang dibentuk adalah tegak,
besar, dan semu (maya) dan jika diletakkan jauh dari cermin maka sifat bayangan
yang dibentuk adalah nyata (sejati) dan juga terbalik.

H. KESIMPULAN
Pemantulan cahaya pada cermin datar berlaku hokum pemantulan cahaya.
Bayangan yang terbentuk pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung
berbeda-beda sifatnya. Pada cermin cekung, posisi leatak benda yang menjauhi atau
mendekati cermin akan menghasilkan bayangan yang berbeda pula.

I. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Tentukanlah panjang minimum sebuah cermin yang di butuhkan oleh seorang perias
yang tingginya 166 cm agar ia dapat melihat seluruh tubuhnya.
 Panjang minimum cermin yang dibutuhkan yaitu, setengah kali dari tinggi
badan seseorang, maka;
Panjang minimum cermin = 1/2 x tinggi badan
Panjang minimum cermin = 1/2 x (166 cm)
Panjang minimum cermin = 83 cm
Jadi, cermin yang dibutuhkan perias tersebut agar bisa melihat keseluruhan
tubuhnya yaitu cermin datar dengan panjang 83 cm.
2. Suatu bayangan berbentuk pada jarak satu meter dibelakang lensa yang berkekuatan 5
dioptri. Berapa letak bendanya terhadap lensa tersebut?
 Diketahui:
s’ = 1 meter
P = 5 dioptri
Menentukan s Rumus Kuat Lensa

P= 5= =5–1 s = 0,25 meter


J. KESULITAN YANG DIALAMI
1. Alat pendukung dalam praktikum kurang memadai.

K. DAFTAR PUSTAKA
 Rumanta, Maman dkk. (2020). Praktikum IPA di SD. Tanggerang:
Universitas Terbuka
 https://www.dosenpendidikan.co.id/pemantulan-cahaya/

L. FOTO PRAKTIKUM

Alat-alat Cermin Datar Cermin Cekung

Cermin Cembung Tahap Proses


Tahap Akhir
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 7
SIFAT CAHAYA
(PEMBIASAN
CAHAYA)

A. JUDUL PERCOBAAN 2
Percobaan Pembiasan Cahaya

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pembentukan bayangan pada lensa

C. ALAT DAN BAHAN


1. Lampu senter
2. Celah cahaya
3. Balok kaca
4. Kertas putih
5. Busur derajat
6. Lensa cembung
7. Lensa cekung
8. Layar (tabir kertas)
9. Lilin
10. Penggaris panjang (100 cm)

D. LANDASAN TEORI
Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati
bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan
ialah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan
tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua medium berbeda.
Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Mendekati garis normal
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium optik
kurang rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari udara ke
dalam air.
b. Menjauhi garis normal
Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium optik
lebih rapat ke medium optik kurang rapat, contohnya cahaya merambat dari dalam air
ke udara
Syarat-syarat terjadinya pembiasan :
a. Cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya
b. Cahaya datang tidak tegak lurus terhadap bidang batas (sudut datang lebih kecil dari
90o)

E. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Susunlah lampu senter, celah dan balok kaca


2. Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas sinar pada saat
sebelum dan sesudah menembus balok kaca.
3. Gambarlah jalannya berkas sinar tersebut, sehingga tampak sudut datang dan sudut
biasnya. Kemudian ukur besar sudut datang dan sudut biasnya tersebut.
4. Pergunakanlah lensa cembung untuk mengamati sebuag huruf pada buku dengan
jarak yang relative dekat antara lensa dan huruf. Kemudian geserkan lensa perlahan-
lahan menjauhi huruf tersebut sampai bayangan huruf menjadi sangat besar dan kabur
atau tidak tampak. Ukur jarak huruf ke lensa pada saat tersebut dan catat bagaimana
sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung tersebut.
5. Susunlah lensa cembung, layar, lilin dan penggaris panjang
6. Atur letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyala lilin paling tajam
pada tabir. Ukur jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’), dan catat sifat-sifat
bayangan yang dibentuk lensa cembung tersebut
7. Pergunakanlah sebuah lensa cekung untuk mengamati huruf pada pada buku dengan
jarak yang relative dekat. Kemudian geserkan lensa secara perlahan-lahan menjauhi
huruf tersebut. Catat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung
tersebut.
F. HASIL PENGAMATAN

Gambar jalannya berkas sinar pada balok kaca

No. Sudut Datang (i) Derajat Sudut Bias (r) Derajat

1 30 19,47

2 53 30

3 60 35,26

4 77,1 40,53

Sifat bayangan yang di bentuk oleh lensa cembung adalah nyata, terbalik, diperkecil

No. Sudut Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)

1 3 2

2 2 3

3 2 3

4 1,5 2
G. PEMBAHASAN
Setelah melakukan percobaan dan di lihat dari data pengamatan tersebut dapat
diketahui bahwa Sifat-sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung berdasarkan posisi
benda, sifat bayangan dan letak bayangan.
a. Di ruang I sifat bayangan maya, tegak, diperbesar dan bayangan terletak di
depan lensa
b. Di ruang II sifat bayangan nyata, terbalik, diperbesar dan bayangan terletak di
belakang lensa
c. Di ruang III sifat bayangan nyata, terbakik, diperkecil dan bayangan terletak
di belakang lensa
d. Di titik F sifat bayangan maya, tegak, diperbesar dan bayangan terletak di
depan lensa
Di titik M sifat bayangan nyata, terbalik, sama besar dan bayangan terletak di
belakang lensa Berdasarkan proses pembentukan bayangan benda pada lensa cekung,
dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat bayangan benda yang dibentuk oleh lensa cekung
adalah Maya, Tegak, Diperkecil, terletak di depan lensa, yaitu diantara titik pusat optic
(O) dan titik focus aktif (F1). Jarak bayangan lebih kecil dari jarak benda (s’ < s). jarak
bayangan selalu bernilai negative (s’ = -).

H. KESIMPULAN
Pembiasan cahaya merupakan peristiwa perubahan arah rambat cahaya ketika
berpindah dari satu medium ke medium lain yang kerapatan optiknya berbeda. Penyebab
terjadinya pembiasan cahaya dibagi menajadi dua yaitu: yang pertama ketika sibar datang
dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih rapat maka sinar datang akan
dibiaskan mendekati garis normal. Contognya ketika sinar datang melalui medium udara
menuju air. Kemudian yang kedua ketika sinar datang dari medium yang lebih rapat
menuju medium yang kurang rapat maka sinar datang akan dibiaskan menjauhi garis
normal. Contohnya ketika sinar datang melalui medium air menuju udara.

I. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Fatamorgana merupakan peristiwa yang terjadi akibat
 Lapisan udara panas di dekat daratan membiaskan sinar matahari
2. Pelangi merupakan salah satu peristiwa yang menunjukkan bahwa cahaya memiliki
sifat apa?
 Cahaya dibiaskan
3. Carilah satu contoh peristiwa yang merupakan akibat pembiasan cahaya!
 Dasar sungai yang airnya jernih tampak lebih dangkal daripada yang sebenarnya

J. KESULITAN YANG DIALAMI


Terbatasnya waktu yang diberikan, sehingga praktikum kurang maksimal.

K. DAFTAR PUSTAKA
 Rumanta, Maman dkk. (2020). Praktikum IPA di SD. Tanggerang:
Universitas Terbuka
 Foster, Bob. 2004. Terpadu Fisika SMA untuk Kelas X Semester 2.Jakarta:
Erlangga

L. FOTO PRAKTIKUM
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 7
SIFAT CAHAYA
(DIFRAKSI, INTERFERENSI, DAN DISPERSI)

A. JUDUL PERCOBAAN 3
Percobaan Difraksi, Interferensi, dan Dispersi

B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk membuktikan difraksi, interferensi dan, dispersi pada gelombang cahaya

C. ALAT DAN BAHAN


1. Lampu TL
2. Kisi difraksi

D. LANDASAN TEORI
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetikyang kasat mata
dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah
radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat matamaupun yang
tidak. Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Sifat yang ditunjukkan cahaya
secara bersamaan disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut
spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna.
Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting
pada fisika modern.
Cahaya mempunyai 4 besaran dalam
a. Sifat optika klasik: Intensitas, Frekuensi atau panjang gelombang, Polarisasi,
dan Fasa
b. Sifat optik fisis: Interferensi, Difraksi, Dispersi, dan Polarisasi
Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya
halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Dispersi
adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan.
Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya warna
dengan berbeda-beda panjang gelombang. Interferensi adalah interaksi antar gelombang
didalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat
membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang
terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susun lampu TL, penggaris panjang dan kisi.
2. Setelah lampu TL dinyalakan, lakukan pengamatan dengan menggunakan kisi 3000
celah atau d=1/300 cm, jika yang dipilih warna ,ungu, ukurlah jarak warna ungu
yang dilihat di lampu TL, catat orde atau warna ungu ke berapa dari lampu TL yang
anda amati tersebut. Ukur jarak kisi ke lampu TL.

F. HASIL PENGAMATAN
Percobaan dilakukan dengan kisi difraksi 300 celah/mm jarak lampu ke kisi 25
cm dan jarak kisi ke layar 30 cm dengan warna yang diamati adalah warna biru. Jarak
warna biru yang dapat dilihat ke terang pusat (lampu TL) adalah 5cm dan warna biru
yang dapat teramati sampai orde pertama saja karena pada orde berikutnya warna biru
sudah tidak jelas.

G. PEMBAHASAN
Setelah melakukan percobaan dan di lihat dari data pengamatan tersebut dapat
diketahui bahwa dari percobaan yang dilakukan banyaknya orde yang nampak jelas pada
layar putih tergantung dari jarak kisi dengan layar, semakin jauh jarak antar kisi dan layar
maka semakin jauh juga jarak dari terang pusat dengan warna yang terbentuk sehinga
hanya sedikit orde warna yang terbentuk yang mampu terlihat pada layar, begitu juga
sebaliknya.
H. KESIMPULAN
Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya
halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Dispersi
adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan.
Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya warna
dengan berbeda-beda panjang gelombang. Interferensi adalah interaksi antar gelombang
didalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat
membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang
terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.

I. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Sebutkan warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL?
 Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL adalah Merah, biru,
kuning dan violet atau ungu.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peristiwa disfraksi, interferensi dan dispersi?
 Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya
halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar,
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi
cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat
pembiasan atau pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri
dari harmonisasi berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang
gelombang sedangkan Interferensi adalah interaksi antar gelombang didalam
suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat
membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru
yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.

J. KESULITAN YANG DIALAMI


1. Terbatasnya waktu yang diberikan, sehingga praktikum kurang maksimal.
K. DAFTAR PUSTAKA
 Rumanta, Maman dkk. (2020). Praktikum IPA di SD. Tanggerang:
Universitas Terbuka
 Foster, Bob. 2004. Terpadu Fisika SMA untuk Kelas X Semester 2.Jakarta:
Erlangga

L. FOTO PRAKTIKUM

Proses Percobaan Difraksi Gambar Cahaya Dipancarkan

Mencatat Hasil Pengamatan


LAPORAN KEGIATAN PRATIKUM
LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG

Oleh :

NAMA : NI KADEK DIAN


NITRIANI NIM859036437
KELAS : 1A POKJAR KUTA UTARA

UPBJJ DENPASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 7
LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG

A. JUDUL PERCOBAAN
Lensa cembung dan cermin cekung

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung
2. Menentukan kekuatan lensa cembung (P)
3. Menentukan jarak titik api (f) cermin cekung

C. ALAT DAN BAHAN


1. Meja optic lengkap
2. Lensa cembung
3. Cermin cekung
4. Layar
5. Sumber cahaya (lilin atau lampu)

D. LANDASAN TEORI
Cermin dan Lensa merupakan alat optik. Alat optik adalah alat yang prinsip
kerjanya berdasarkan hukum-hukum pemantulan dan pembiasan cahaya. Kalau cermin,
prinsip kerjanya berdasarkan hukum pemantulan cahaya sedangkan pada lensa, prinsip
kerjanya berdasarkan hukum pembiasan cahaya. Berdasarkan kelengkungannya,
cermin dan lensa dibedakan menjadi dua macam, yaitu cembung dan cekung.
a. Lensa Cembung
Lensa cembung adalah lensa dengan bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepi.
Cahaya yang jatuh pada permukaan lensa cembung akan mengalami pembiasan.
Berkas-berkas sinar datang akan dibiaskan sehingga berkas-berkas sinar biasnya
mengumpul. Oleh karena itu, lensa cembung disebut juga lensa konvergen
Rumus Lensa Cembung:
Pada lensa cembung, hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan
menghasilkan jarak fokus (f). Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut.
Keterangan:

s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
f = jarak fokus
R = jari-jari lensa

b. Cermin Cekung
Cermin cekung (konkaf) adalah cermin lengkung yang bagian dalamnya dapat
memantulkan cahaya. Cermin cekung disebut juga cermin positif atau cermin
konvergen, karena sifat cermin cekung yang mengumpulkan atau memusatkan sinar
yang jatuh padanya. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung bisa berupa
bayangan nyata atau maya. Hal ini bergantung pada tempat benda semula berada.
Rumus-rumus cermin cekung:
Keterangan :

s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
f = jarak fokus
R = jari-jari cermin

E. PROSEDUR PERCOBAAN
Lensa cembung
1. Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan di antara layar dan sumber cahaya
2. Nyalakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan lensa agar layar
terbentuk bayangan yang paling tajam
3. Ukurlah jarak benda (s) dengan jarak bayangan(s’)
4. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda
Cermin cekung

1. Susunlah alat seperti gambar 7.8


2. Nyalakanlah sumber cahaya , kemudian aturlah posisi benda dan lensa agar layar
terbentuk bayangan yang paling tajam
3. Ukurlah jarak benda (s) dengan jarak bayangan (s’)
4. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel hasil pengamatan lensa cembung
No Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm)
1 6 cm 6,5 cm
2 9 cm 10 cm
3 11 cm 12 cm
4 13 cm 14 cm
5 15 cm 19 cm

2. Tabel hasil pengamatan cermin cekung


No Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm)
1 6 cm 4 cm
2 8 cm 7 cm
3 12 cm 11 cm
4 14 cm 12,5 cm
5 16 cm 14,5 cm
G. PEMBAHASAN
1. Lensa Cembung
Pada percobaan lensa cembung, dimana percobaan dilakukan sebanyak 5 kali dengan
jarak benda bervariasi yaitu 6 cm, 9 cm, 11cm, 13 cm dan 15 cm, untuk jarak bayangan
yang diperoleh adalah 6,5 cm, 10 cm, 12 cm, 14 cm, dan 19 cm. Dari hasil tersebut
dapat dibahas semakin jauh jarak benda maka jarak bayangan juga semakin jauh. Sifat
bayangan pada lensa cembung adalah nyata, terbalik dan diperbesar tergantung titik
fokus lensa.
2. Cermin Cekung
Percobaan yang sama juga dilakukan pada cermin cekung, dimana jarak benda
bervariasi dari 6 cm, 8 cm, 12 cm, 14 cm dan 16 cm dimana jarak bayangan yang
diperoleh antara lain 4 cm, 7 cm, 11 cm, 15 cm, dan 17 cm. maka dari hasil tersebut
dapat dibahas bahwa semakin jauh jarak benda dan lensa maka jarak bayangan semakin
dekat.

H. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa jarak benda
yang semakin dekat akan menghasilkan jarak bayangan benda yang semakin jauh
dengan cermin. Sebaliknya, jarak benda yang semakin jauh akan menghasilkan jarak
bayangan benda yang semakin dekat. Jarang benda yang diubah dalam ukuran
berapapun, tidak akan mengubah fokus atau titik api itu sendiri. Sedangkan sifat yang
terbentuk dari bayangan yang ada tersebut bergantung pada jarak bayangan dan jara
benda itu sendiri. Sebagaimana penjelasan di atas, semakin dekat jarak benda akan
menghasilkan jarak bayangan yang semakin jauh. Dari sini diperoleh bahwa sifat
bayangan yang dibentuk adalah diperbesar. Sedangkan saat jarak benda semakin jauh,
maka jarak bayangan semakin dekat. Artinya, sifat bayangan yang dibentuk adalah
diperkecil.

I. KESULITAN YANG DIALAMI


1. Alat pendukung dalam praktikum kurang memadai. Misalnya tidak ada meja optik.
2. Kesulitan dalam pengukuran jarak benda dan jarak bayangan tidak maksimal karena
penempatan benda tidak efisien yaitu hanya menggunakan plastisin sebagai
pegangan lensa dan benda yang berakibat benda mudah bergeser dan jatuh.

J. SARAN
Setiap percobaan hendaknya dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Hal ini
dimaksudkan agar mendapatkan fokus pengamatan bayangan menjadi lebih baik.
Percobaan juga bisa dilakukan dalam waktu berkali-kali agar hasil yang didapat
semakin tepat.

K. PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Berapakah kekuatan lensa sebuah lensa bikonveks dengan jarak titik fokus 10 cm?
Penyelesaian:
Lensa = bikonveks (berarti lensa cembung, sehingga f dan P bernilai positif)
f = 10 cm = 0,1 m
Ditanyakan: P
Jawab:
P=

P= 10

Jadi, lensa tersebut memiliki kekuatan 10 dioptri.


2. Jika sebuah lensa bikonkaf memiliki kekuatan lensa 1,5 dioptri, berapakah
jarak fokus lensa tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
Lensa = bikonkaf (cekung)
P = −1,5 dioptri
Ditanyakan: f
Jawab:
P=
f=
f=

f = −0,67
Jadi, lensa tersebut memiliki jarak titik fokus lensa 0,67 m = 67 cm
3. Sebutkan sifat-sifat lensa cembung adalah:
Penyelesaian:
a. Semua bayangan maya yang dibentuk lensa cembung selalu tegak
terhadap bendanya.
b. Semua bayangan nyata yang dibentuk lensa cembung pasti terbalik
terhadap bendanya.

L. DAFTAR PUSTAKA
 Lisdiyanti Nurul Hidayah (2018) Ringkasan Materi Cermin dan Lensa (Cekung +
Cembung) diakses pada tanggal 4 Desember 2021 dari
https://www.fisikabc.com/2018/05/cermin-lensa-cekung-cembung.html

 Rumanta, Maman dkk. (2020). Praktikum IPA di SD. Tanggerang:


Universitas Terbuka

M. FOTO PRAKTIKUM
Lensa Cembung
Cermin Cekung
LAPORAN KEGIATAN PRATIKUM
KELISTRIKAN

Oleh :

NAMA : NI KADEK DIAN


NITRIANI NIM859036437
KELAS : 1A POKJAR KUTA UTARA

UPBJJ DENPASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 8
KELISTRIKAN
(MUATAN LISTRIK)

A. JUDUL PERCOBAAN 1
Percobaan Muatan Listrik
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menunjukkan adanya muatan listrik pada suatu benda, akibat yang timbul
dari sifat muatan.
2. Memperlihatkan adanya gaya elektrostatika dua buah benda bermuatan.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Bola pingpong 2 buah.
2. Benang jahit secukupnya.
3. Lembaran wool dan nilon.
4. Tas plastic.
5. Isolasi.
6. Sisir plastic.
7. Potongan kertas yang kecil-kecil.

D. LANDASAN TEORI
Muatan listrik adalah muatan dasar dari suatu benda, yang membuatnya
mengalami gaya benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik. Simbol Q
sering digunakan untuk menggambarkan muatan. Satuan sistem internasional unit Q
adalah Coulomb, yang merupakan 6,24 x 1018 beban dasar. Q adalah sifat dasar bahan
Apakah itu proton (muatan positif) dan elektron (muatan negatif). Total muatan listrik
suatu Atom atau bahan dapat menjadi positif, jika atom kekurangan elektron. Sementara
atom yang kelebihan elektron bermuatan negatif. Ukuran beban tergantung pada over-
atau kurangnya elektron ini, oleh karena itu bahan/muatan atom adalah kelipatan dari unit
dasar Q. Dalam atom netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah elektron di sekitar
mereka (membentuk beban Total, netral atau tanpa muatan).
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Gantunglah sebuah bola pingpong pada bagian pinggir meja dengan
menggunakan benang dan isolasi. Gosoklah tas plastik pada baju beberapa kali,
kemudian dekatkan pada bola pingpong.
2. Gosoklah sisir pada rambut beberapa kali, kemudian dekatkan pada potongan-
potongan kertas yang terletak di atas meja.
3. Apa yang terjadi apabila percobaan (2) dibiarkan dalam waktu yang cukup lama.
4. Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang, kemudian gantunglah ke bagian
pinggir meja (tempelkan dengan isolasi). Dekatkanlah kedua bola (jangan sampai
bersentuhan)
5. Gosoklah bola kiri dan kanan dengan kain wool, dekatkan keduanya.
6. Masukkan hasil percobaan ke dalam tabel.

F. HASIL PENGAMATAN
Bola
pingpong
kiri
digosok Bola pingpong kanan digosok dengan
dengan

Wool Plastik Nilon


Tarik
Wool menarik Tarik menarik Tarik menarik
Tarik Tolak
Plastik menarik menolak Tarik menarik
Tarik Tolak
Nilon menarik Tarik menarik menolak

G. PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil pengamatan yang sudah dilakukan, pada percobaan
pertama saat plastik di gosokkan beberapa kali pada baju, setelah itu di dekatkan pada
bola pimpong, ternyata adanya hasil tarik menarik antara plastik dan bola pimpong.
Kemudian pada percobaan kedua ketika sisir digosokan beberapa kali pada
rambut, setelah itu di dekatkan pada potongan kertas, ternyata adanya muatan
listrik. Tetapi kertas tidak akan tertarik oleh sisir lagi ketika dibiarkan dalam waktu
cukup lama. Selanjutnya pada percobaan ketiga ketika bola pimpong di dekatkan
dengan bola
pimpong lainnya, tidak terjadi reaksi Tarik menarik antar kedua bola pimpong
tersebut. Dan pada percobaan yang keempat ketika kedua bola tersebut di gosokan
pada kain wool, ternyata ada reaksi tolak menolah antar kedua bola tersebut.

H. KESIMPULAN
Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Setelah proses
penggosokan terjadi pengurangan electron sehingga bermuatan positif, sedangkan benda
yang lain mengalami penambahan electron, sehingga bermuatan negatif.

I. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Mengapa pada langkah (6) antara 2 bola tidak saling berinteraksi?
2. Apakah bola pingpong pada langkah (6) memiliki muatan yang sejenis atau
berlawanan?
3. Jika terdapat 4 buah benda masing-masing A,B,C dan D. bila diketahui benda A
menarik B, B menarik C, sedangkan C menarik . Bila A bermuatan negative
maka tentukanlah jenis muatan benda B, C, dan D !
4. Apa yang dapat anda simpulkan dari interaksi muatan yang sejenis maupun
muatan yang berlawnan?
Jawaban:
1. Kedua bola pingpong tidak ada reaksi karena tidak mengandung muatan listrik.
2. Kedua bola pingpong bermuatan sejenis, sehingga saling menolak.
3. Terdapat 4 benda yaitu: A, B, C, dan D.Jika A menarik B, B menarik C, C
menarik. Diketahui A bermuatan negative maka:
 bermuatan positif
 bermuatan negatif
 bermuatan positif
4. Interaksi muatan sejenis adalah tolak menolak dan muatan berlawanan adalah
tarik menarik.

J. KESULITAN YANG DIALAMI


1. Kesulitan pada jarak yang jauh antar anggota kelompok dan waktu yang
dimiliki masing-masing anggota kelompok yang berbeda-beda
2. Ketersediaan alat dan bahan yang sulit didapatkan di rumah
K. SARAN
Agar praktikum berjalan dengan tertib dan lancar, ada baiknya alat dan bahan disiapkan
dengan lengkap

L. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Listrik-Statis-
22/konten5.html

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika/Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

M. FOTO DOKUMENTASI
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 8
KELISTRIKAN
(ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK)

A. JUDUL PERCOBAAN 2
Percobaan Arus dan Tegangan Listrik
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik
2. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu rangkaian.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Baterai 1,5 volt 3 buah.
2. Kabel penjepit secukupnya (merah dan hitam).
3. Bolalampu 2,5 volt – 3,6 volt/0,007 A 3 buah.
4. AVO meter 1 buah.
5. Dudukan baterai 3 buah.

D. LANDASAN TEORI
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian
pada satu waktu. Muatan listrik yang dimaksud di sini adalah elektron. Arus listrik terjadi
karena adanya aliran elektron dari kutub negatif ke kutub posisif. Pada konsepnya,
elektron bergerak dari negatif ke positif, sedangkan arus listrik bergerak dari positif ke
negative. Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional.
Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere
didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya
sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas
penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa
udara.
Tegangan listrik merupakan perbedaan potensial listrik antara dua titik pada suatu
penghantar atau rangkaian listrik. Beda potensial adalah perbedaan jumlah elektron yang
berada dalam suatu arus listrik. Di satu sisi sumber arus listrik terdapat elektron yang
bertumpuk sedangkan di sisi yang lain terdapat jumlah elektron yang sedikit. Hal ini
terjadi karena adanya gaya magnet yang memengaruhi materi tersebut. Dengan kata lain,
sumber tersebut menjadi bertegangan listrik. Tegangan listrik (disebut juga voltase)
identik dengan beda potensial. Alat untuk mengukur arus listrik adalah Ohm Meter,
sedangkan alat untuk mengukur tegangan adalah Volt Meter. Tapi saat ini ada alat
Multitester / Multimeter Atau AVO Meter yang multifungsi.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Percobaan Arus Listrik
1. Susun 1, 2 sampai 3 buah baterai secara seri!
2. Hubungkanlah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ).
3. Salah satu ujung kabel merah dan hitam yang telah terpasang bola lampu (dipilih
salah satu dari bola lampu 2,5 volt – 5,6 volt). Jika lampu menyala menandakan
adanya aliran arus dari kutub (+) menuju kutub ( - ). Tetapi jika belum menyala
periksalah penyebabnya.
4. Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dapat menggunakan
amperemeter yang dipasang secara seri, catat besarnya. Tetapi jika tidak tersedia
AVO meter, nyala lampu sudah cukup membuktikan adanya arus yang mengalir.
5. Susunlah rangkaian seperti Digambar modul
6. Tentukanlah apakah jenis bahan yang digunakan termasuk konduktor, dengan
cara mengisi hasil pengamatan pada table
b. Percobaan Tegangan Listrik
1. Buatlah rangkaian seperti gambar di modul
 Tutuplah saklar S, kemudian amatilah apakah lampu menyala? Mengapa
demikian ?
2. Buatlah rangkaiannya
 Setelah saklar S ditutup, apakah lampu (tidak menyala, menyala redup,
menyala lebih terang, menyala sangat terang) mengapa demikian?
3. Lanjutkan dengan membuat rangkaian seperti gambar dimodul
 Setelah saklar S ditutup, apakah lampu (tidak menyala, menyala redup,
menyala lebih terang, menyala sangat terang) mengapa demikian?
4. Lakukanlah hal yang sama pada langkah a, b, c dengan menggunakan 3 buah
baterai yang dirangkai secara seri
F. HASIL PENGAMATAN
Lampu Konduktor
No Bahan
Menyala Tidak Ya Tidak
1 Kawat Besi √ √
2 Kawat Tembaga √ √
3 Sendok Kawat √ √
4 Kayu √ √
5 Karet Penghapus √ √
Grafit (Mata
6 √ √
pensil)
7 Kertas √ √
8 Tas Plastik √ √
9 Air Keran √ √
10 Air Garam √ √

G. PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil pengamatan yang sudah dilakukan bahwa
1. Kawat besi
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan
lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempengan besi sebagai saklar
dan lampu tetap menyala.
2. Lempeng tembaga
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan
lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempengan tembaga sebagai
saklar dan lampu tetap menyala.
3. Lempeng seng
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan
lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempeng seng sebagai saklar
dan lampu tetap menyala.
4. Kayu
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan kayu sebagai saklar dan lampu tidak
menyala.
5. Karet penghapus
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan
lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan karet penghapus sebagai saklar
dan lampu tidak menyala.
6. Mata pensil (Grafit)
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan mata pensil (Grafit) sebagai saklar
dan lampu tidak menyala.
7. Kertas
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan kertas sebagai saklar dan lampu tidak
menyala.

H. KESIMPULAN
Besarnya arus listrik selalu berbanding lurus dengan besarnya tegangan listrik dan
berbanding terbalik dengan besarnya hambatan. Tegangan listrik berbanding lurus antara
arus listrik dengan hambatan listrik.

I. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Dari hasil pengamatan Anda, Jelaskan pengertian arus listrik dan tegangan listrik
2. Mengapa pada percobaan 1, baterai disusun secara seri?
3. Jelaskan hubungan antara arus listrik dengan tegangan listrik!
Jawaban:
1. Arus listrik adalah muatan yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial
rendah. Tegangan listrik selalu berbanding lurus antara arus listrik dengan
hambatan listrik.
2. Pada percobaan I, baterai disusun seri agar nyala lampu bersinar terang.
3. Hubungan antara arus listrik dengan tegangan listrik :
 I = V/R
 R = V/I
 V=I.R
 I = Arus listrik (ampere)
 V = Tegangan listrik (volt)
 R = Hambatan listrik (ohm)

J. KESULITAN YANG DIALAMI DAN SARAN


Kesulitan :
1. Kesulitan pada jarak yang jauh antar anggota kelompok dan waktu yang dimiliki
masing-masing anggota kelompok yang berbeda-beda
2. Ketersediaan alat dan bahan yang sulit didapatkan di rumah
Saran :
Agar praktikum berjalan dengan tertib dan lancar, ada baiknya alat dan bahan disiapkan
dengan lengkap

K. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika/Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

L. FOTO DOKUMENTASI
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 8
KELISTRIKAN
(ENERGI
LISTRIK)

A. JUDUL PERCOBAAN 3
Percobaan Energi Listrik
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik
2. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu rangkaian.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Baterai 1,5 volt 3 buah.
2. Kabel penjepit secukupnya (merah dan hitam).
3. Bola lampu 2,5 volt - 3,6 volt/0,007A 3 buah
4. AVO meter 1 buah
5. Dudukan baterai 3 buah
D. LANDASAN TEORI
Menurut Eugene C. Lister yang telah diterjemahkan oleh Hanapi Gunawan (1993)
mengartikan Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja dan energi adalah
tersimpan. Sedangkan menurut ilmu Fisika oleh Kamajaya (1986), Energi adalah
kemampuan untuk melakukan usaha. Dan pengertian listrik adalah seluruh muatan yang
terdiri dari muatan positif dan muatan negatif. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa Energi Listrik adalah energi yang berasal dari muatan listrik yang dapat
menyebabkan medan listrik statis atau gerakan elektron dalam konduktro (penghantar
listrik) atau ion (positif atau negatif) dalam zat cair atau gas.
Energi listrik memiliki sifat penghantar sehingga bisa menimbulkan energi
mekanik ataupun statis. Sumber energi berasal dari muatan listrik. Dalam SI, energi
listrik memiliki satuan Ampere (A). Tegangan listrik memiliki satuan Volt (V) dan
kebutuhan daya listrik disimbolkan dengan W. Listrik juga dapat memberikan energi
pada media yang nantinya akan diubah menjadi bentuk energi lain.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Merangkai alat seperti gambar di bawah ini (3 baterai dirangkai secara seri)
2. Menutup saklar S, kemudian biarkan beberapa
saat.
a. Amati apa yang terjadi pada lilitan kawat
b. Setelah ± 2 menit letakkan pentul korek api itu pada lilitan kawat, apa
yang terjadi?
3. Membuka saklar S, letakkan pada ujung termometer pada lilitan kawat catat
skala yang ditunjukkan termometer ( C)
4. Menutup saklar, kemudian setelah menit mencatat skala yang ditunjukkan
termometer ( C)
5. Apakah ada kenaikan suhu pada skala termometer setelah saklar ditutup?
Mengapa demikian?

F. HASIL PENGAMATAN
1. Menutup saklar S, kemudian biarkan beberapa saat.
a. Lilitan menjadi panas.
b. Korek api akan terbakar.
2. Membuka saklar S, letakkan pada ujung termometer pada lilitan kawat. Catat
skala yang ditunjukkan termometer 36oC
3. Menutup saklar S, kemudian setelah 2 menit mencatat skala yang ditunjukkan
termometer 74oC
4. Ada kenaikan karena perubahan energi listrik menjadi energi panas.

G. PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil pengamatan yang sudah dilakukan bahwa energi listrik
dapat diubah menjadi panas. Hal tersebut ditunjukkan oleh
perbedaan suhu ketika saklar dibuka dan di tutup. Ketika saklar ditutup
terdapat peningkatan suhu dari 36oC menjadi 74oC hal tersebut terbukti
dengan terbakarnya korek api ketika saklar ditutup

H. KESIMPULAN
Energi listrik adalah energi yang berasal dari muatan listrik yang menyebabkan
medan listrik statis atau gerakan elektron dalam konduktor. Energi listrik dapat diubah
menjadi bentuk energi yang lain.
I. PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Perubahan energi apakah yang terjadi jika kita menggunakan setrika listrik?
2. Dua buah baterai masing-masing besarnya 1,5 Volt, 0,5 Ohm dirangkai secara seri
kemudian dihubungkan dengan sebuah lampu yang mempunyai tahanan 2 Ohm.
Hitunglah :
a. Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian
b. Daya listriknya
c. Energi listrik yang digunakan selama 1 menit
3. Kesimpulan apa yang dapat diambil tentang percobaan energi listrik?
Jawaban:
1. Perubahan energi listrik menjadi
panas 2. V1= 1,5 Volt, r1 = 0,5 Ohm
V2= 1,5 Volt, r2 = 0,5 Ohm
Vtot = V1+V2 = 1,5 + 1,5 = 3 Volt
R = 2 Ohm

a. I = V/R
= 3/2 = 1,5 A
b. P = V I
= 3. 1,5
= 4,5 W
c. W = V I t
= P. t
= 4,5 . 60
= 180 J
3. Kesimpulannya :
a. Besarnya arus listrik selalu berbanding lurus dengan besarnya tegangan
listrik dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan
b. Tegangan listrik berbanding lurus antara arus listrik dengan hambatan
listrik.

J. KESULITAN YANG DIALAMI DAN SARAN


Kesulitan :
1. Kesulitan pada jarak yang jauh antar anggota kelompok dan waktu yang
dimiliki masing-masing anggota kelompok yang berbeda-beda
2. Ketersediaan alat dan bahan yang sulit didapatkan di rumah
Saran :
Agar praktikum berjalan dengan tertib dan lancar, ada baiknya alat dan bahan disiapkan
dengan lengkap

K. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika/Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

L. FOTO DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai