Anda di halaman 1dari 37

KUAT ARUS LISTRIK (I)

Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I)
yang timbul pada penghantar berlawanan arah dengan arah gerak elektron.
Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang dari suatu penghantar dalam satuan
waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang
mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan waktu. Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesarQ,
maka kuat arus listrik I adalah:

para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Jadi
arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron.
BEDA POTENSIAL ATAU TEGANGAN LISTRIK (V)
Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari kutub negatif ke kutub positif,
disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif
mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif.
Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan terbuka disebut gaya gerak listrik dan
dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit.
HUBUNGAN ANTARA KUAT ARUS LISTRIK (I) DAN TEGANGAN LISTRIK (V)
Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika berasal dari Jerman yang
bernama George Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai hukum Ohm yang berbunyi:
Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung denganbeda potensial (V) antara ujung-
ujung penghantar asalkan suhu penghantartetap.
Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik atau resistansi (R)
dengan satuan ohm.

HUBUNGAN ANTARA HAMBATAN KAWAT DENGAN JENIS KAWAT DAN UKURAN KAWAT
Hambatan atau resistansi berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu
rangkaian listrik. Dalam radio dan televisi, resistansi berguna untuk menjaga kuat arus dan tegangan pada
nilai tertentu dengan tujuan agar komponen-komponen listrik lainnya dapat berfungsi dengan baik.
Untuk berbagai jenis kawat, panjang kawat dan penampang berbeda terdapat hubungan sebagai berikut:

HUKUM I KIRCHOFF
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus listrik melalui percabangan
tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada
cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus listrik yang melalui
cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada cabang, hambatannya kecil maka arus listrik yang
melalui cabang tersebut arus listriknya besar.
Hukum I Kirchoff berbunyi:
Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlahkuat arus listrik yang keluar
dari titik simpul tersebut.
Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya dengan hukum kekekalan muatan listrik.
Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai:

HUKUM II KIRCHOFF
Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karena ada rangkaian yang tidak dapat
disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel.
Umumnya ini terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan dengan cara rumit
sehingga penyederhanaan rangkaian seperti ini memerlukan teknik khusus untuk dapat menjelaskan atau
mengoperasikan rangkaian tersebut. Jadi Hukum II Kirchhoff merupakan solusi bagi rangkaian-rangkaian
tersebut yang berbunyi:
Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik () denganpenurunan tegangan (IR)
sama dengan nol.
Hukum Kirchoff II dirumuskan sebagai berikut:

ENERGI LISTRIK

Karena q = I . t, dimana I adalah kuat arus listrik dan t waktu, maka besar usaha
yang dilakukan adalah:
W=V.I.t
Karena V = I . R, maka besar usaha W yang sama dengan energi listrik adalah

DAYA LISTRIK
Besar Daya listrik (P) pada suatu alat listrik adalah merupakan besar energi listrik (W) yang muncul tiap
satuan waktu (t), kita tuliskan.

Interaksi Magnet

Selama beratus tahun, kita mengetahui kegunaan magnet. Beberapa benda merspon gaya yang diberikan
magnet, atau tertarik; namun ada yang tidak terpengaruh. Apa saja benda yang dapat dipengaruhi oleh
magnet? Coba eksperimen ini dan cari tahu!

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1. Sebuah magnet batang
2. Paku payung (hati-hati, mintalah orang yang lebih tua untuk membantumu)
3. Sebuah pensil
4. Sebuah penghapus
5. Selembar kertas
6. Pisau (hati-hati, mintalah orang yang lebih tua untuk membantumu)
7. Kunci
8. Koin
9. Kain bekas
10. Sisir
11. Peralatan alumunium
12. Selembar pita kaset bekas

Cobalah Ini:
Sentuhkan magnet batangmu ke masing-masing benda. Benda apa saja yang tertarik dan menempel pada
batang magnet? Benda apa saja yang tidak tertarik oleh magnet?
Catatlah hasilnya pada tabel dibawah dengan memberikan tanda dibawah tulisan ya untuk benda yang
tertarik oleh magnet atau tidak untuk benda yang tidak tertarik oleh magnet. Tuliskan juga dari bahan apa
benda-benda tersebut dibuat pada tabel bertuliskan bahan. Cobalah dengan benda lainnya!
Fakta Mengenai Magnet:
Apakah kamu mendapati bahwa hanya benda yang berasal dari besi dan baja saja yang tertarik dengan
magnet? Ternyata magnet juga menarik kobalt dan nikel.
Umumnya magnet terbuat dari besi dan baja, biasanya juga merupakan campuran dengan bahan lain seperti
kobalt dan nikel. Tapi beberapa magnet terbuat dari plastik dan keramik yang dicampur dengan serbuk
magnet

Gaya Tegangan Permukaan


Kali ini kita akan melihat bagaimana gaya tegang permukaan air dapat dipengaruhi oleh zat lainnya. Kira-kira
apa yang akan terjadi dengan permukaan airnya ya?

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Satu helai benang berukuran sekitar 15 cm
2.Wadah berisi air
3.Sabun cair

Cobalah Ini:
Letakkanlah benang dalam bentuk melingkar diatas permukaan air, tapi jangan diikat. Pastikan benang
tersebut mengambang. Tidak tenggelam. Kemudian teteskanlah setetes sabun cair pada posisi ditengah
lingkaran benang tersebut. Perhatikan apa yang terjadi pada benangnya!

Apa yang terjadi?


Benang yang tadinya berbentuk lingkaran perlahan-lahan melebar sehingga ujung-ujungnya memisah. Hal
ini karena pada awalnya, gaya tegang permukaan menahan posisi benang sehingga bisa berbentuk
lingkaran. Tapi kemudian setelah ditetesi sabun cair, daerah disekitar tetesan sabun tersebut menjadi lemah
ikatannya. Dan daerah permukaan diluar benang yang ikatan molekul airnya lebih kuat akan menarik benang
sehingga bentuk benang menjadi melebar dan tidak lagi berbentuk lingkaran.

Bermain Sulap dengan Magnet

Apakah magnet dapat berinteraksi tanpa menyentuh bendanya? Para ilmuwan telahmencobanya melalui
udara, air, kaca, dan benda lainnya. Kamu dapat mencobanya dan tunjukkanlah Sulap ini kepada teman-
temanmu.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Sebuah magnet batang atau magnet U
2.Penjepit kertas
3.Serbuk besi atau benda dari besi lainnya
4.Selotip
5.Kertas
6.Gelas
7.Air
8.Benang

Cobalah Ini:
1. Ikat penjepit kertas pada ujung benang. Lalu tempelkan ujung benang yang lainnya dengan selotip pada
meja atau lantai. Pelan-pelan dekatkan magnet kearah penjepit kertas sampai penjepit kertas tersebut
tertarik. Hati-hati, jangan sampai penjepit kertasnya menempel di magnet. Cobalah kamu angkat magnet
keatas perlahan-lahan, usahakan jarak magnet ke penjepit kertas selalu sama, apakah penjepit kertasnya
akan terbawa keatas mengikuti magnet?
2. Coba letakkan magnet di meja atau lantai, lalu tutupi dengan selembar kertas. Setelah itu letakkan
penjepit kertas diatasnya, usahakan jaraknya tidak terlalu jauh dari ujung magnet. Dekatkan secara
perlahan-lahan. Apa yang terjadi, apakah penjepit kertasnya tertarik oleh magnet?
Taruh serbuk besi kedalam gelas. Jika tidak ada cobalah cari benda yang terbuat dari besi seperti paku.
Setelah itu, dekatkan magnet dari luar gelas. Apakah serbuk besi yang ada dalam gelas bisa tertarik oleh
magnet?

3. Sekarang, tuangkan air kedalam gelas berisi serbuk besi tadi. Lalu cobalah dekatkan magnet dari luar
gelas lagi. Kali ini apakah serbuk besinya tertarik oleh magnet? Setelah selesai, segera buang airnya dan
keringkan serbuk besinya dengan tissue agar tidak karatan.
Fakta Mengenai Magnet:
Ternyata, magnet bisa menarik benda-benda yang terbuat dari besi walaupun ada penghalang berupa udara,
air, kertas, maupun kaca. Jadi magnet bisa menarik besi tanpa perlu bersentuhan dengan besinya secara
langsung. Asalkan penghalangnya tidak terlalu tebal untuk magnet yang kecil

Gaya Angkat Udara

Percaya atau tidak, kamu bisa membuat dua benda bermassa sama, terapung dan tenggelam masing-
masing secara bersamaan. Jadi, ketika kamu meletakkan dua benda tersebut kedalam air, yang satu akan
terapung, satu lagi tenggelam. Koq bisa?

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Dua benda bermassa sama. Kamu bisa menggunakan 2 tumpukkan yang masing-masing berisi 5 keping
logam 500 rupiah
2.Dua lembar kertas karton berukuran 20x20 cm
3.Dua lembar alumunium foil berukuran 20x20 cm
4.Satu baskom besar berisi air

Cobalah Ini:
Lapisilah masing-masing karton dengan alumunium foil. Lalu, ambil salah satunya dan bentuklah menjadi
sebuah wadah menyerupai box untuk membungkus kue tart (kita akan menyebutnya menyerupai kapal-
kapalan). Letakkan 5 tumpuk koin di dalamnya.
Ambillah 5 tumpuk koin lainnya dan bungkuslah dengan karton yang belum digunakan. Kamu bisa
membungkusnya dengan berbagai cara. Lebih baik kamu bentuk seperti gumpalan kertas biasa.
Letakkanlah keduanya diatas permukaan air secara bersamaan. Apa yang terjadi?

Apa yang terjadi?


Koin yang berada didalam kapal-kapalan terapung. Sedangkan koin yang berada didalam gumpalan kertas
akan tenggelam. Hal ini terjadi karena air memiliki gaya angkat yang sama pada tiap benda. Gaya tersebut
berkerja sesuai luas permukaan bendanya itu sendiri. Pada bentuk kapal-kapalan, bagian dasar kapal-
kapalan memiliki luas permukaan yang lebih besar daripada bentuk gumpalan kertas biasa. Sehingga kapal-
kapalan itu menangkap gaya apung lebih banyak dan membuatnya bisa tetap ada di permukaan air meski
membawa beban yang sama.
Hal ini juga menjelaskan kenapa kapal laut atau sekoci kecil bisa mengapung di permukaan air.

Faktor-Faktor Gaya Tekan

Kamu mungkin pernah menggunakan kata gaya dan tekanan. Tapi apa kamu mengerti apa arti kata gaya
dan tekanan itu? Pada percobaan ini, kita akan mengenal gaya dan tekanan lebih dekat. Yuk coba!

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Alat penghisap (Tabung suntik atau semacamnya. Ingat, tanpa jarum)

Cobalah Ini:
Kali ini kita akan mencoba menggunakan tabung suntik untuk melakukan simulasinya. Posisikanlah katup
tabung suntik pada keadaan tertutup. Kemudian, tariklah hingga mencapai 1 nya. Pastikan 1 tabung tersebut
terisi udara. Kemudian, tahanlah bagian mulut tabung dan tarik dengan kuat katup tabung suntik. Dengan
cepat, lepaskanlah. Apa yang terjadi dengan katup tabung?

Apa yang terjadi?


Katup tabung akan kembali ke posisi semula. Hal ini karena ketika kamu menarik katup tabung, kamu
memberikan gaya untuk memperbesar volum dalam tabung. Nah, karena volumnya bertambah dan tidak
ada udara yang keluar masuk, tekanan menjadi semakin kecil. Sedangkan tekanan udara diluar tabung
tetap. Artinya, keadaan tekanan udara diluar tabung lebih besar daripada didalam tabung. Karena tekanan
bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, maka tekanan udara diluar tabung akan mendorong katup
ke posisinya semula. Dimana tekanan pada posisi tersebut adalah sama dengan tekanan diluar tabung.

Aliran Udara
Apakah tiupan udara akan selalu membuat benda melengkung membesar? Ternyata tidak juga. Coba kamu
lakukan percobaan ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Dua buku yang sama besar atau banda lain yang berukuran sama
2. Selembar kertas
3. Sedotan
Cobalah Ini:
Letakkanlah selembar kertas diantara dua buah buku, sehingga menyerupai sebuah jembatan. Pastikan
bentuk kertasnya tidak melengkung. Kemudian, dengan menggunakan sedotan, tiuplah bagian bawah kertas
yang berada diantara dua buku. Perhatikanlah apa yang terjadi dengan kertasnya.

Apa yang terjadi?

Ketika kamu meniup di bagian bawah kertas, kamu akan melihat kertas akan melengkung kedalam
mendekati sedotan. Tidak terbang atau tertiup keluar.
Ketika kamu meniup, kamu membuat tekanan udara dibawah kertas menjadi lebih kecil bila dibandingkan
dengan tekanan udara diatas kertas. Sehingga tekanan udara diatas kertas akan menekan kertas kebawah,
dan bentuk kertas akan melengkung mendekati sedotan dan tidak terbang keatas.

Arus Pendek

Kita mengetahui listrik harus melalui rangkaian tertutup untuk dapat mengalir. Tapi terkadang, aliran listrik
dapat terganggu. Cobalah eksperimen ini untuk mengetahui apa itu arus pendek dan apa yang dapat terjadi
akibat arus pendek.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1. Dua kabel 30 cm
2. Bola lampu kecil dan soketnya
3. Baterai 9 volt
4.Kancing baterai

Cobalah Ini:
Kelupas plastik kabel pada kedua ujung kebel dan pada bagian tengah kabel. Hubungkan masing-masing
kabel pada masing-masing kutub baterai dan hubungkan dengan soket lampu. Perhatikan apa yang terjadi?
BAHAYA! Sekarang, dengan cepat hubungkan bagian tengah kabel yang terkelupas. Lakukan ini hanya
selama dua detik saja, dan pastikan tanganmu MENYENTUH BAGIAN PLASTIK KABEL. Kabelnya mungkin
akan terasa panas. Apa yang terjadi pada lampu?
Fakta Mengenai Magnet:
Ketika kamu membuat rangkaian listrik biasa, listrik akan memanaskan kawat filamen yang ada pada bola
lampu dan membuatnya menyala. Tapi ketika kamu menyilangkannya (menghubungkan bagian tengah kabel
yang terkelupas tadi), lampu akan mati. Ingatlah: Listrik akan mengambil lintasan yang lebih mudah (lebih
pendek) dari suatu rangkaian.
Ketika kamu menyilangkannya, kamu membuat arus pendek. Arus pendek ini tidak akan memanaskan
filamen bola lampu agar menyala, tapi justru akan memanaskan kabel. Kamu mungkin akan mencium bau
hangus ketika ini terjadi.
ARUS PENDEK SANGAT BERBAHAYA DAN DAPAT MENIMBULKAN KERUSAKAN BESAR. JADI SELALU
WASPADA DENGAN MATA DAN HIDUNGMU UNTUK MELIHAT DAN MENCIUM APABILA ADA TANDA-
TANDA ARUS PENDEK.

Fiber Berkas Cahaya

Kamu mengetahui bahwa cahaya terdiri dari 3 warna dasar, biru, hijau, merah. Bedakan dengan warna
primer biru, kuning, merah. Nah, pada percobaan ini kamu akan mencoba memilah cahaya-cahaya tersebut.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Filter warna biru, hijau, merah. Kamu bisa menggunakan plastik transparan berwarna
2.Beberapa gambar dengan warna garis yang berbeda, biru, hijau, merah.

Cobalah Ini:
Ambil salah satu gambar, kemudian letakkan filter diatasnya. Perhatikan apa yang terjadi dengan
gambarnya. Cobalah dengan filter warna lain.
Setelah itu, kamu harus mencoba dengan gambar berwarna lainnya dan dengan filter yang berbeda. Apa
yang kamu amati pada gambar tersebut?

Apa yang terjadi?


Kamu akan mellihat gambar dengan warna biru akan terlihat oleh filter selain biru, merah oleh selain merah,
dan hijau oleh selain hijau.
Filter berkerja dengan menyaring cahaya yang lewat. Filter hijau akan menyaring warna hijau saja yang bisa
lewat.
Suatu benda terlihat berwarna, katakanlah benda akan terlihat berwarna hijau karena cahaya berwarna
selain hijau diserap oleh benda hijau tersebut dan yang dipantulkan ke mata kita hanyalah cahaya berwarna
hijau.
Filter hijau akan meneruskan hanya cahaya hijau pada seluruh permukaan filter. Sehingga ketika gambar
berwarna hijau kita lihat dengan filter hijau, kita tidak akan bisa melihat gambar hijau tersebut karena
bercampur dengan hijau pada seluruh permukaan filter. Sedangkan ketika kita melihat warna merah melalui
filter hijau, warna hijau yang diteruskan filter akan diserap oleh warna merah dan tidak dipantulkan ke mata
kita. Sehingga kita hanya akan melihat warna hitam/gelap.

Cara Kerja Sedotan

Kamu pernah menggunakan sedotan kan. Mungkin bukan benda yang aneh. Karena ketika kita ingin
meminum air, kadang kita menggunakan sedotan. Dan banyak orang yang merasa lebih nikmat minumnya
dengan menggunakan sedotan. Tapi, bagaimana sebenarnya cara kerja sedotan? Apa kamu tahu?

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Gelas berisi minuman.
2.Sedotan

Cobalah Ini:
Tuanglah air kedalam gelas. Kamu bisa mengisinya dengan apa saja. Air putih, susu, atau sirup. Tapi jangan
air mentah! Masukkanlah sedotan kedalam gelas. Sekarang, cobalah kamu minum.

Apa yang terjadi?


Ketika kamu minum, kamu mungkin berpikir kamu sedang menghisap air yang ada dalam gelas. Tapi
sebenarnya kamu sedang membuat tekanan udara di dalam sedotan hingga kedalam mulutmu menjadi lebih
kecil daripada tekanan udara yang berada disekitarmu. Akibatnya, tekanan udara disekitarmu akan
mendorong air masuk kedalam sedotan dan membuat air minuman itu bisa masuk kedalam mulutmu.
Sehingga kamu bisa minum dengan leluasa.

Cermin Cekung dan Cermin Cembung

Kamu mengetahui ada beberapa jenis cermin. Tapi kamu mungkin hanya memahami dengan jelas untuk
cermin datar saja. Nah, kamu harus mencoba ini untuk melihat jenis cermin lainnya
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Lembaran sejenis alumunium foil yang dapat memantulkan bayangan

Cobalah Ini:
Peganglah lembaran dalam posisi tegak. Usahakan tidak terjadi lengkungan-lengkungan pada lembaran.
Perhatikan bayangan yang terbentuk.
Sekarang tekuklah lembaran kearah luar menjauhi wajahmu, lalu lihatlah apa yang terjadi pada bayangan
yang kamu lihat.
Terakhir, tekuklah lembaran kearah dalam mendekati wajahmu, apa yang terjadi pada bayangan yang kamu
lihat.
Ingat. Usahakan lembaran jangan sampai terlipat.
Apa yang terjadi?
Ketika kamu memposisikan lembaran tegak, maka kamu melihat sebuah cermin datar biasa. Namun, ketika
kamu menekuk lembaran menjauhi wajahmu, kamu membuat cermin cekung. Dan ketika kamu menekuk
lembaran mendekati wajahmu, kamu membuat cermin cembung.

Bayangan yang dihasilkan juga akan berbeda-beda. Dengan cermin datar, bayanganmu akan sama dengan
wujud aslimu. Tapi dengan cermin cekung, bayanganmu akan terbalik. Dan dengan cermin cembung,
bayanganmu akan menjadi lebih kecil.

Jika kamu tidak menemukan lembaran yang cocok, kamu bisa menggunakan permukaan sendok untuk
melihat perbedaan cermin cekung dan cermin cembung. Kamu bisa amati dengan jelas bayangan yang
terpantul pada sendok.

Gaya Gravitasi 1

Kamu tahu Galileo pernah menjatuhkan dua benda berbeda bentuk dari atas menara miring pisa dan
keduanya jatuh bersamaan? Tapi pada percobaan kali ini, kita akan menjatuhkan dua benda berbeda, dan
keduanya jatuh tidak bersamaan. Koq bisa? Apa Galileo salah?

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Selembar kertas
2.Sebuah buku

Cobalah Ini:
Peganglah masing-masing kertas dan buku pada kedua tanganmu. Kemudian berdirilah tegak. Secara
bersamaan jatuhkanlah kedua benda tersebut dari tanganmu. Bagaimana waktu jatuh kedua bendanya?
Sekarang, letakkan kertas diatas buku dan peganglah dengan erat. Kemudian jatuhkanlah secara tiba-tiba.
Apa yang terjadi dengan jatuhnya kertas dan buku?

Apa yang terjadi?


Ketika percobaan yang pertama dilakukan, buku akan jatuh lebih dulu daripada kertas. Sebenarnya, gaya
gravitasi menarik dua benda tersebut dengan gaya yang sama. Tapi jatuhnya kertas terhambat oleh gaya
gesek udara. Buku juga mendapat gaya gesek yang sama, tapi berat dari si buku mampu mengurangi
pengaruh gaya gesek udaranya.
Pada percobaan yang kedua, kedua benda jatuh bersamaan. Kertas yang berada diatas buku tidak lagi
dipengaruhi oleh gaya gesek udara karena dibantu oleh berat buku yang mengurangi gaya geseknya.
Sehingga gravitasi akan menarik buku dan kertas dengan mudah sebagai satu sistem. Jadi Galileo tidak
salah.

Gaya Gravitasi 2
Kamu tahu Galileo pernah menjatuhkan dua benda berbeda bentuk dari atas menara miring pisa dan
keduanya jatuh bersamaan? Tapi pada percobaan kali ini, kita akan menjatuhkan dua benda berbeda, dan
keduanya jatuh tidak bersamaan. Koq bisa? Apa Galileo salah?

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Selembar kertas
2.Sebuah buku
Cobalah Ini:
Peganglah masing-masing kertas dan buku pada kedua tanganmu. Kemudian berdirilah tegak. Secara
bersamaan jatuhkanlah kedua benda tersebut dari tanganmu. Bagaimana waktu jatuh kedua bendanya?
Sekarang, letakkan kertas diatas buku dan peganglah dengan erat. Kemudian jatuhkanlah secara tiba-tiba.
Apa yang terjadi dengan jatuhnya kertas dan buku?

Apa yang terjadi?


Ketika percobaan yang pertama dilakukan, buku akan jatuh lebih dulu daripada kertas. Sebenarnya, gaya
gravitasi menarik dua benda tersebut dengan gaya yang sama. Tapi jatuhnya kertas terhambat oleh gaya
gesek udara. Buku juga mendapat gaya gesek yang sama, tapi berat dari si buku mampu mengurangi
pengaruh gaya gesek udaranya.
Pada percobaan yang kedua, kedua benda jatuh bersamaan. Kertas yang berada diatas buku tidak lagi
dipengaruhi oleh gaya gesek udara karena dibantu oleh berat buku yang mengurangi gaya geseknya.
Sehingga gravitasi akan menarik buku dan kertas dengan mudah sebagai satu sistem. Jadi Galileo tidak
salah.

Gaya Ikat Molekul Air 1

Apakah kamu pernah melihat pada beberapa bangunan ada rantai yang menggantung dari atap hingga ke
permukaan tanah? Mungkin kamu bertanya-tanya apa maksud rantai tersebut dipasang. Nah, kamu harus
mencoba ini untuk tahu apa guna rantai tersebut.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Sehelai benang dengan panjang sekitar 50 cm
2.Teko berisi air

Cobalah Ini:
Ikatkanlah ujung benang pada gagang teko. Kemudian posisikan benang tersebut hingga menempel pada
mulut teko. Akan lebih baik jika benang diposisikan cukup tegang. Secara perlahan, tuanglah air dari mulut
teko yang dilewati benang. Apa yang terjadi pada air yang kamu tuang?

Apa yang terjadi?


Air tidak tumpah! Tetapi air tersebut mengalir melewati benang hingga turun kebawah. Usahakan kamu
menggunakan wadah besar agar tumpahan airnya tidak membasahi ruangan.
Nah, rantai yang digunakan pada beberapa gedung gunanya adalah untuk mengalirkan air hujan dari atap
hingga ke permukaan tanah. Jadi air akan mengalir melewati rantai dan tidak tumpah kemana-mana.
Hal ini bisa terjadi karena gaya ikat molekul air sangat kuat. Sehingga antar molekulnya bisa saling berikatan
dan juga berikatan dengan rantai / benang. Jadi, air tidak tumpah kemana-mana dan mengalir dengan
mudah pada rantai / benang tersebut.

Sulap Larutan dengan Listrik


Apakah teman-teman pernah mendengar mengenai korslet? Biasanya jika ingin mencabut stop kontak,
seringkali ada peringatan tangan tidak boleh basah. Apa benar air dapat menghantarkan listrik? Coba
buktikan yuk!
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Lampu kecil dengan soketnya
2.Dua kabel berukuran 30 cm
3.Baterai 9 volt
4.Kancing baterai
5.Air murni
6.Garam secukupnya
7.Gelas

Cobalah Ini:
Pasang dua kabel pada masing-masing ujung kabel kancing baterai yang telah terpasang pada kutub
baterai. Sambungkan ujung kabel yang satu pada soket yang telah dipasangi lampu. Biarkan ujung kabel
baterai dan ujung kabel lampu lainnya tidak terpasang. Tuangkan air murni kedalam gelas. Kali ini,
masukkan kedua ujung kabel yang tidak terpasang ke dalam air tersebut. Tapi jangan sampai kedua ujung
kabelnya saling bersentuhan. Apa yang terjadi, apakah lampunya menyala?
Sekarang, coba masukkan garam kedalam gelas berisi air tadi dan aduk hingga larut. Lalu masukkan kedua
ujung kabel kedalamnya. Apakah lampunya sekarang menyala?

Apa yang terjadi?


Ternyata, gelas yang berisi air murni tidak bisa menyalakan lampu! Hal ini disebabkan karena ternyata air
murni tidak dapat menghantarkan listrik. Ketika kita menambahkan garam, terjadi yang namanya pemecahan
molekul garam menjadi ion na (+) dan ion cl (-). Ion inilah yang berperan dalam menghantarkan listrik.
Larutan garam seperti ini dinamakan larutan elektrolit. INGAT! Air murni hanya bisa didapatkan pada air
minum dalam kemasan atau toko kimia (biasanya dinamakan aquades). Sedangkan pada air keran, sering
terdapat butiran garam dalam air keran tersebut. Jadi jangan bermain-main dengan benda elektronik dengan
tangan basah. Meski tangan kamu basah dengan air murni, ternyata tangan kita menghasilkan garam juga
melalui keringat!

Mana Yang Lebih Cepat Larut?


Kamu suka teh manis? Kami disini juga suka. Biasanya ketika kamu membuat teh manis, kamu
memasukkan gulanya setelah tehnya siap. Nah, kadang jika kamu ingin membuat es teh manis, kamu
memasukkan gulanya setelah kamu beri es karena kurang manis. Tapi rasanya koq gulanya lama larutnya
ya?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Air Panas
2. Air dingin
3. Dua sendok makan gula pasir
4. Sendok

Cobalah Ini:
Masukkan satu sendok makan gula pasir kedalam gelas berisi air panas. Lalu kamu aduk dengan
menggunakan sendok. Hitunglah berapa kali kamu harus mengaduk untuk membuat gulanya larut
sepenuhnya. Masukkan satu sendok makan gula sisanya kedalam gelas berisi air dingin. Cobalah kamu
aduk dengan jumlah adukan yang sama seperti pada percobaan yang pertama. Apakah gulanya larut?

Apa yang terjadi?


Ketika diaduk pada air dingin dengan jumlah adukan yang sama, ternyata gula tidak larut sepenuhnya. Ini
terjadi karena pada suhu tinggi, molekul-molekul air bergerak lebih cepat. Sehingga lebih sering menumbuk
molekul gula dan melarutkannya. Sedangkan pada suhu rendah, molekul air bergerak lebih lambat, dan
membuat jumlah tumbukannya dengan molekul gula menjadi lebih sedikit, dan gula menjadi lambat larutnya.

Membakar Gelas Kertas

Kamu pernah melihat sebuah gelas kertas? Sesuai namanya, gelas kertas itu gelas yang terbuat dari kertas.
Karena dari kertas, maka tentu saja dapat terbakar. Tapi, kamu bisa membuat kertas ini tidak terbakar lho.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Dua buah Gelas Kertas
2. Air
3. Lilin

Cobalah Ini:
Coba kamu bakar bagian dasar dari gelas kertas. Jika tidak ada, kamu bisa gunakan gelas plastik. Pastikan
bahwa gelas tersebut dapat terbakar. Ingat, cobanya hanya dengan satu gelas saja ya. Isilah gelas lainnya
kertas dengan air. Jika kamu tidak menemukan gelas kertas, kamu bisa menggunakan gelas plastik.
Nyalakanlah lilin yang sudah kamu siapkan. Dan letakkan gelas berisi air diatas lilin seperti kamu sedang
memasak air. Coba lihat apa yang terjadi dengan gelasnya?

Apa yang terjadi?


Gelas yang berisi air tidak terbakar. Ini karena panas yang dihasilkan oleh api akan langasung diserap oleh
air dan menahan gelas dari terbakar. Kamu hanya akan melihat ada bekas gosong pada bagian tempat api
menyentuh dasar gelas. Yang berasal dari karbon hasil pembakaran.

Membakar Gula Batu


Mungkin kamu pernah melihat pada suatu film ada adegan dimana terdapat bola api yang berterbangan.
Atau kamu pernah melihat ada satu kesenian budaya di Indonesia, dimana ada sekumpulan orang-orang
yang bermain sepak bola tapi bola yang digunakan terbakar oleh api (sebenarnya itu bukan bola. Melainkan
batok kelapa). Nah, disini kita akan coba membuat salah satunya. Bisa gak ya? Ingat, minta bantuan orang
dewasa ya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Sebongkah gula batu berukuran sedang
2.Abu yang berasal dari pembakaran kertas
3.Korek api
4.Lilin
5.Wadah dari tutup kaleng atau sejenisnya
6.Tang untuk menjepit gula batu atau sejenisnya

Cobalah Ini:
Jepitlah gula batu dengan menggunakan tang. Lalu bakarlah pada lilin yang sudah kamu nyalakan.
Perhatikanlah apa gula batu tersebut terbakar?
Sekarang, cobalah lumuri gula batu tersebut dengan abu kertas. Kemudian bakarlah pada lilin yang
menyala. Apakah gula batu tersebut terbakar?

Apa yang terjadi?


Pada saat kamu membakar langsung gula batu tersebut, kamu dapati gula batu tersebut tidak akan terbakar.
Mungkin hanya kamu lihat ada bekas hitam gosong. Tapi ketika kamu lumuri dengan abu kertas, kemudian
kamu bakar, kamu akan dapati gula batunya dapat terbakar lho! Ini karena abu kertas yang menempel pada
gula batu bersifat sebagai katalisator dalam proses pembakaran gula batu. Sehingga gula batu kini telah
menjadi gula api.
Ingat, gunakan tang ya ketika membakar gula batunya dan minta bantuan orang dewasa ya.

Membuat Elektromagnetik

Tentu kamu tahu bahwa arus listrik dapat menyebabkan fenomena kemagnetan. Fenomena ini juga dapat
membuat paku biasa menjadi sebuah magnet tidak permanen yang disebut fenomena elektromagnet.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Batang besi atau paku (hati-hati jika menggunakan paku)
2.Dua kabel yang cukup panjang
3.Baterai 9 volt
4.Kancing baterai
5.Sakelar sederhana (Dari percobaan membuat saklar sederhana)
6.Isolasi
7.Penjepit kertas

Cobalah Ini:
Pastikan kamu memiliki dua kabel dengan panjang 30 cm dan 60 cm. Kelupas kedua ujung kabel tersebut.
Sebelum dilanjutkan, cobalah dekatkan paku ke penjepit kertas untuk melihat apakah panjepit kertasnya
tertarik atau tidak. Lilitkan kabel yang panjang pada paku. Lalu buatlah rangkaian saklar sederhana seperti
yang ada pada modul percobaan saklar sederhana. Sekarang, cobalah nyalakan saklar dan dekatkan paku
pada penjepit kertasnya, apa yang terjadi? Apa yang terjadi ketika kamu matikan saklarnya?

Kenapa ini terjadi?


Kamu telah membuat elektromagnetik! Dengan melilitkan kabel ke paku, kamu telah memperkuat medan
magnet yang dihasilkan oleh arus listrik. Medan magnet ini cukup kuat untuk membuat atom-atom pada paku
menjadi searah dan membuatnya menjadi magnet tidak permanen.
Tapi, ketika arus listrik tersebut diputus, paku tidak lagi menjadi magnet, dan atom-atom pada paku mulai
kembali tersusun tidak beraturan. Secara umum, Semakin banyak kamu melilitkan kabel pada paku, maka
semakin kuat elektromagnet yang dihasilkan.
Biasanya, cara ini digunakan oleh banyak perusahaan untuk memisahkan benda-benda logam, khususnya
besi dari banda lain yang tercampur. Entah itu makanan, plastik, kain, dll.

Bermain Dengan Serbuk Besi


Magnet akan berinteraksi dengan butiran kecil besi, yang biasa disebut sebagai serbuk besi. Tapi, apakah
magnet tetap akan menarik serbuk besi jika dicampur dengan bahan bukan magnet seperti garam?

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Sebuah magnet tapal kuda (magnet U)
2.Kertas
3.Serbuk besi
4.Garam
5.Sendok teh

Cobalah Ini:
1.
Campurkan satu sendok teh serbuk besi dan satu sendok teh garam pada selembar kertas. Mintalah
bantuan orang yang lebih tua agar tidak mengotori badanmu. Buatlah agar campuran tersebut tidak
menumpuk dan merata pada kertas. Lalu, dekatkanlah magnet U tersebut ke atas permukaan campuran
magnet tadi. Apa yang terjadi?
2.
Buanglah garam yang tersisa pada kertas dan lepaskan serbuk besi yang menempel pada magnet.
Kumpulkan kembali serbuk besinya agar dapat digunakan kembali.
Fakta Mengenai Magnet:
Ketika ada campuran besi dan bahan lain yang tidak tertarik magnet seperti garam, maka hanya serbuk besi
yang dapat tertarik magnet. Magnet juga sering digunakan untuk memisahkan besi dan baja dari bahan
lainnya.
Contohnya, pada pabrik obat dan makanan. Mereka menggunakan magnet untuk memisahkan besi dari obat
dan makanan mereka agar lebih aman untuk dikonsumsi.

Gaya Gesek Istimewa 1

Kamu tahu kan gaya gesek antara suatu benda dan permukaan lintasan dapat menghambat laju benda
tersebut. Tapi, jika gaya gesek yang tercipta adalah dari air yang berada dalam botol yang digelindingkan,
mungkin gak sih?

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1. Dua buah botol berukuran sama. Yang satu berisi air

Cobalah Ini:
Percobaannya sangat mudah. Peganglah kedua botol pada posisi yang sama. Kemudian gelindingkanlah
keduanya secara bersamaan. Usahakan gaya yang diberikan sama pada kedua botol. Apa yang terjadi
dengan gerak kedua botol?

Apa yang terjadi?


Botol berisi air bergerak lebih lambat daripada botol yang kosong. Hal ini karena air dalam botol ikut
bergerak seiring dengan pergerakan botol. Kontak antara air dan permukaan dalam botol menciptakan gaya
gesek yang menghambat laju botol. Begitu juga gaya berat dari air memberikan tekanan sehingga membuat
gaya gesek antara permukaan luar botol dan permukaan lintasan menjadi lebih besar. Akibat dari kedua
gaya gesek tersebut, botol berisi air menjadi lebih lambat.

Gaya Gesek Istimewa 2


Kamu tahu kan gaya gesek antara suatu benda dan permukaan lintasan dapat menghambat laju benda
tersebut. Tapi, jika gaya gesek yang tercipta adalah dari air yang berada dalam botol yang digelindingkan,
mungkin gak sih?

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Dua buah botol berukuran sama. Yang satu berisi air

Cobalah Ini:
Percobaannya sangat mudah. Peganglah kedua botol pada posisi yang sama. Kemudian gelindingkanlah
keduanya secara bersamaan. Usahakan gaya yang diberikan sama pada kedua botol. Apa yang terjadi
dengan gerak kedua botol?

Apa yang terjadi?


Botol berisi air bergerak lebih lambat daripada botol yang kosong. Hal ini karena air dalam botol ikut
bergerak seiring dengan pergerakan botol. Kontak antara air dan permukaan dalam botol menciptakan gaya
gesek yang menghambat laju botol. Begitu juga gaya berat dari air memberikan tekanan sehingga membuat
gaya gesek antara permukaan luar botol dan permukaan lintasan menjadi lebih besar. Akibat dari kedua
gaya gesek tersebut, botol berisi air menjadi lebih lambat.

Inersia Dalam Potongan

kamu pernah membantu ibu memotong sayuran atau buah, disanalah fisikanya berlaku.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Pisau
2.Kentang
3.Selembar kertas

Cobalah Ini:
Untuk percobaan yang pertama, sederhana saja. Potonglah kentang dengan menggunakan pisau. Hasilnya,
kentang akan terpotong. Mungkin kamu berpikir karena pisaunya tajam.
Kamu sekarang harus melakukan percobaan ini, potonglah kentang dengan selembar kertas. Kamu pegang
ujung-ujung dari kertas. Usahakan agar kertasnya dalam keadaan tegang. Hentakkan dengan cepat dan
keras ke kentang. Apa yag terjadi? Apakah kentangnya terpotong?

Apa yang terjadi?


Tentu saja kentangnya dapat terpotong. Hanya dengan kertas! Ini semua bisa dilakukan karena adanya
inersia. Ketika kita menggerakkan kertas, kita menggerakkan kertas dengan memberikannya kecepatan dan
gaya yang konstan. Sedangkan kentang tetap diam. Kentang akan berusaha tetap diam pada saat kertas
menyentuh kentang, dan kertas sendiri akan berusaha untuk tetap bergerak. Akibatnya kertas dapat
memotong menembus kentang.

Inersia dalam Minuman Gelas


Hmm...Judulnya sedikit aneh. Tapi memang ada fisika dalam setiap minuman gelas. Jika kamu pernah
membeli minuman gelas, entah itu air mineral atau minuman segar, maka kamu telah menerapkan inersia
ketika meminumnya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Minuman gelas yang belum dibuka
2.Sedotan

Cobalah Ini:
Percobaan ini mudah. Kamu cukup hanya menusuk sedotan kedalam minuman gelas yang akan kamu
minum. Kenapa bisa tertusuk ya? Mungkin kamu berpikir karena ujungnya tajam. Tapi coba yang berikutnya.
Sekarang, coba kamu tusuk sedotan dengan menggunakan bagian yang tumpulnya. Apakah bisa menusuk
minuman gelasnya?

Apa yang terjadi?


Tentu saja minuman gelasnya dapat tertusuk. Meski mungkin kamu akan kesulitan pada awalnya.
Sederhananya, hal ini dapat dilakukan karena minuman gelas akan berusaha untuk tetap diam ketika
bersentuhan dengan sedotan yang juga tetap berusaha untuk bergerak. Kecendrungan benda untuk
mempertahankan posisinya ini disebut inersia. Inersia inilah yang membantu kamu bisa menusuk sedotan
kedalam minuman gelasmu. Jadi kamu bisa minum.

Inersia dalam Benda Bergerak


Apa kamu tahu hukum pertama Newton? Paling tidak kamu sudah pernah mendengarnya? Tapi mungkin
kamu kurang memahami maksud dari hukum tersebut. Nah, sekarang kita akan mencoba untuk memahami
dengan lebih baik hukum tersebut.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Tumpukan beberapa buah buku

Cobalah Ini:
Letakkan beberapa tumpuk buku diatas meja. Lalu doronglah kedepan, dan usahakan gaya yang kamu
berikan konstan sehingga kecepatannya tidak berubah. Dengan cepat, hentikanlah tumpukan buku yang
kamu dorong. Perhatikanlah buku yang berada di posisi paling atas, apa yang terjadi?

Apa yang terjadi?


Ketika kamu berhentikan tumpukan buku yang sedang bergerak, maka buku yang berada diatas akan maju
kedepan, mungkin malah akan terjatuh dari tumpukan yang kamu dorong tadi. Hal ini karena si buku-buku
tersebut memiliki yang namanya Inersia. Buku yang bergerak secara konstan tadi akan berusaha
mempertahankan posisinya yang bergerak ketika secara tiba-tiba diberhentikan. Akibatnya buku tetap akan
bergerak kedepan walau hanya beberapa jaraknya.
Contoh lainnya adalah ketika kamu menaiki mobil yang berjalan secara konstan, kemudian mobil tersebut
berhenti secara tiba-tiba. Kamu akan merasakan badanmu tertarik kedepan. Mungkin kamu akan melihat hal
lain yang serupa dengan kasus ini. Coba kamu cari.

Membentuk Gelembung Sabun

Kamu pernah main gelembung sabun? Mungkin kamu pernah membayangkan ya jika kamu bisa membuat
gelembung sabun yang berbentuk kotak, segitiga, atau bentuk lainnya. Apa bentuk gelembung sabun hanya
seperti bola saja ya? Kenapa tidak bisa berbentuk lain?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Air sabun
2. Sedotan

Cobalah Ini:
Tiuplah air sabun dengan sedotan hingga terbentuk gelembung yang berukuran sedang. Buat agar
gelembung terlepas dari sedotan, sehingga melayang di udara. Perhatikanlah bagaimana bentuk gelembung
sabun itu. Sekarang, tiup lagi air sabun dengan sedotan hingga berukuran lebih kecil dari gelembung yang
pertama. Segera tutup ujung sedotan yang terbuka dengan jarimu. Jangan sampai ada udara yang keluar
masuk ke dalam gelembung. Usahakan gelembung tidak terlepas dari ujung sedotan yang satunya.
Perhatikan apa yang terjadi dengan bentuk gelembung.

Apa yang terjadi?


Ketika kamu lihat gelembung sabun yang melayang, kamu akan melihat bentuk gelembungnya adalah
seperti bola. Hal ini karena molekul air sabun yang menjadi selaput gelembungnya berikatan satu sama lain
dengan posisi yang teratur disekelilingnya. Sehingga terbentuklah bentuk bola dari gelembung air sabun.
Tapi pada gelembung kedua, kamu akan melihat bentuk yang agak lonjong. Ini karena masih terdapat
sejumlah molekul air sabun yang tidak terbentuk selaput gelembung sabun dan menarik gelembung karena
pengaruh gravitasi.

Efektivitas Bidang Miring

Bidang miring memiliki banyak sekali keuntungan dan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya
adalah pada pengangkatan beban.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Beban, bisa berupa botol berisi air
2.Bidang miring, bisa berupa buku besar atau papan yang dimiringkan
3.Pegas yang cukup besar
4.Penggaris 30 cm

Cobalah Ini:
Ikatkan beban pada pegas. Pastikan pegas cukup kuat untuk menahan beban (tidak terenggang cukup
jauh). Perlahan-lahan, angkatlah pegas yang sudah diikat beban hingga beban terangkat dari permukaan
tanah. Ukurlah panjang pegas sekarang.
Sekarang, posisikan beban pada bidang miring yang telah dibuat. Kemudian tarik perlahan-lahan dari atas
bidang miring hingga beban terangkat dari permukaan tanah. Ukurlah panjang pegas sekarang.
Bandingkanlah hasil pengukuran panjang pegas.

Apa yang terjadi?


Ketika kamu mengangkat pegas ke atas, kamu dapati panjang pegas yang dihasilkan lebih panjang daripada
ketika kamu menggunakan bidang miring. Artinya, kamu menggunakan gaya yang lebih besar ketika kamu
mengangkat beban langsung keatas. Tapi jika kamu menggunakan bidang miring, kamu menggunakan gaya
yang lebih kecil. Sehingga kita merasa lebih ringan. Penggunaan bidang miring ini sudah banyak digunakan
pada saat kamu ingin memasukkan lemari besar kedalam truk. Kamu akan menggunakan papan yang
dimiringkan kedalam truk daripada harus menggotongnya beramai-ramai.

Faktor-Faktor Gaya Tekan

Kamu bisa melihat beberapa faktor pada gaya tekan. Kamu harus mencoba melakukan percobaan ini untuk
dapat mengetahui lebih jauh mengenai tekanan.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1. Tiga helai kertas tissue
2.Sebuah pinsil tumpul
3. Sebuah tusuk gigi

Cobalah Ini:
Lipatlah tissue menjadi 4 lipatan. Kemudian Ambillah pinsil dan tusuklah tissue yang pertama dengan bagian
belakang pinsil yang tidak diraut. Perhatikanlah bekas tusukannya.
Ambillah tissue yang kedua, dan tusukkanlah dengan bagian pinsil yang tumpul. Perhatikanlah apa yang
terjadi dengan bekas tusukkannya.
Ambillah tissue yang terakhir, kemudian tusuklah dengan bagian tusuk gigi yang runcing. Perhatikanlah apa
yang terjadi dengan bekas tusukannya.

Apa yang terjadi?


Jika kamu perhatikan dengan seksama, ketika kamu menusuk dengan bagian pinsil yang tidak diraut, hampir
tidak ada bekas pada tissue. Ketika kamu tusuk dengan bagian pinsil yang tumpul, terdapat bekas pada
tissue. Tapi ketika menggunakan tusuk gigi yang runcing, bekas yang terdapat sangat jelas. Bahkan mungkin
kamu dapati kertas tissuenya bolong.
Ini berarti tekanan yang dihasilkan oleh tusuk gigi sangat besar bila dibandingkan pinsil yang tumpul atau
yang belum diraut.
Perlu kamu ketahui, tekanan yang dihasilkan suatu benda akan berbanding terbalik dengan luas
permukaannya. Jika luas permukaannya semakin kecil, maka tekanannya akan semakin besar. Sehingga hal
ini menjelaskan kenapa kita bisa tertusuk oleh jarum, atau lebih sakit ketika kita tertusuk pinsil yang runcing
daripada pinsil yang tumpul. Karena benda yang runcing, memiliki luas permukaan yang sangat kecil,
sehingga bisa menghasilkan tekanan yang sangat besar.

Hukum Archimedes

Eureka! Kamu pernah mendengar itu? Alkisah katanya Archimedes meneriakkan ini ketika berendam di bak
mandi karena berhasil menemukan cara untuk memisahkan dan mengetahui emas murni. Kemudian ia pun
berlari keluar rumah dengan tanpa pakaian! Ingin tahu bagaimana caranya? Mari dicoba disini.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Benda uji, kamu bisa menggunakan benda seperti batu, sekrup, koin, dll
2.Wadah penuh berisi air. Pastikan Air penuh hingga ke permukaan.
3.Wadah yang lebih besar

Cobalah Ini:
Siapkan wadah yang berisi penuh air. Jangan lupa letakkan wadah tersebut di dalam wadah yang lebih
besar. Jangan sampai ada air yang tumpah sebelum benda dicelupkan.
Setelah persiapan selesai, masukkanlah benda yang ingin kamu uji kedalam wadah berisi air penuh. Biarkan
sejumlah air tumpah kedalam wadah yang lebih besar. Setelah kira-kira tidak ada air yang tumpah lagi,
angkat perlahan wadah berisi air yang telah dicelupkan benda uji, jangan sampai ada air yang tumpah lagi.
Nah, jumlah tumpahan air yang ada pada wadah yang besar merupakan jumlah volume yang sama dengan
benda uji yang tadi kita celupkan.

Apa yang terjadi?


Archimedes menggunakan cara ini untuk mengetahui massa jenis dari emas murni. Ia menghitung volum air
yang tumpah, kemudian menghitung massa emas yang akan diuji. Ia kemudian mendapatkan massa jenis
dari emas yang diuji. Yaitu massanya dibagi volum nya. Jika massa jenis emas uji tersebut sama dengan
massa jenis emas murni, maka ia bisa menyimpulkan emas uji tersebut adalah benar emas murni.
Dengan cara ini kamu bisa mennghitung volum benda uji dan massa jenis benda uji sekaligus. Cukup praktis
juga ya.

Hukm I Termodinamika

Kamu pernah mencoba untuk menghangatkan air? Biasanya kamu akan menghangatkannya dengan
mencampurkan air panas dengan air dingin. Tapi, Apakah kamu pernah mencoba untuk menghangatkan air
dengan bantuan benda lain? Jika belum, kamu harus mencoba ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Wadah berisi air panas
2.Wadah berisi air dingin
3.Baut
4.Capitan untuk mengambil benda

Cobalah Ini:
Masukkanlah baut kedalam wadah berisi air panas. Biarkanlah terendam selama beberapa menit. Hati-hati,
jangan sampai kamu tersiram air panas.
Sekarang, ambillah baut tersebut dengan menggunakan capitan dengan hati-hati. Lalu dengan segera
masukkan baut yang panas tersebut kedalam wadah berisi air dingin. Biarkan selama beberapa saat.
Kemudian, masukkanlah tanganmu kedalam air dingin tersebut dan rasakanlah bagaimana suhunya.

Apa yang terjadi?


Kamu akan mendapati wadah yang tadinya berisi air dingin menjadi lebih hangat. Pada saat kamu
memasukkan baut kedalam wadah berisi air panas, kamu akan dapati suhu baut dengan air panas akan
berangsur-angsur menjadi sama. Suhu air panas akan berkurang, sedangkan suhu baut akan bertambah
hingga akhirnya suhu keduanya menjadi sama. Ketika kamu masukkan baut tersebut kedalam air dingin,
kamu akan dapati nantinya air menjadi hangat, dan suhu antara air dan baut menjadi sama. Itu karena
terjadi juga kesetimbangan pada air dingin dan baut yang panas. Suhu pada baut akan semakin berkurang,
sedangkan suhu pada air dingin akan bertambah.
Jika kamu mencoba menempelkan 3 buah benda dengan suhu berbeda, kamu akan mendapati ketiga benda
tersebut akan bersuhu sama pada akhirnya. Inilah yang berlaku pada hukum pertama termodinamika.

Gerhana Matahari

Apa kamu pernah melihat gerhana matahari? Gerhana matahari merupakan fenomena alam yang jarang
sekali bisa kita lihat. Dimana bagian bumi ada yang menjadi gelap karena terhalang oleh bulan.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Globe. Akan lebih baik jika kamu menggunakan model tata surya
2.Sebuah bola yang lebih kecil
3.Senter

Cobalah Ini:
Posisikanlah globe tegak. Kemudian arahkan senter yang menyala pada salah satu bagian globe. Posisikan
bola yang lebih kecil berada diantara senter dan globe. Perhatikanlah bayangan yang ada pada globe.

Apa yang terjadi?


Daerah bayangan yang ada pada globe akibat terhalang oleh bola yang lebih kecil merupakan daerah yang
mengalami gerhana matahari. Daerah ini dinamakan umbra. Daerah umbra ini sama sekali tidak
mendapatkan cahaya matahari. Normalnya, gerhana matahari sangat singkat, hanya sekitar 7 menit. Tapi,
kamu tidak boleh melihat langsung gerhana matahari, karena bisa merusak mata. Jika kamu ingin melihat
gerhana matahari, lihatlah menggunakan pantulan pada air atau kaca film.
Disamping adalah gambar gerhana matahari di prancis pada tahun 1999.

Gunung Api Bawah Laut


Apakah kamu tahu bahwa ada gunung berapi didasar laut. Nah, pada percobaan kita kali ini, kita akan
mencoba mensimulasikan proses letusannya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu botol pewarna makanan
2.Wadah berisi air. Pastikan, wadah ini lebih besar dari botol pewarna makanan

Cobalah Ini:
Masukkanlah botol berisi pewarna makanan kedalam wadah berisi air. Ingat, botol harus dalam keadaan
tertutup. Jangan dibuka dulu. Posisikan agar botol berada pada dasar wadah dan tidak mengapung.
Kemudian, perlahan-lahan lepaskan tutup botol pewarna makanan. Perhatikanlah apa yang terjadi didalam
wadah.

Apa yang terjadi?


Pewarna makanan yang ada dalam botol tadi menyembur keluar. Tapi tidak langsung menyampur dengan air
disekitarnya. Terlihat melayang-layang di dalam air terlebih dahulu. Apa yang kamu saksikan disini adalah
simulasi dari proses terjadinya letusan gunung api bawah laut. Lava yang keluar daru gunung akan langsung
mengalami proses pendinginan. Yang salah satu hasilnya adalah berupa batu apung yang biasa digunakan
untuk menggosok.

Gerhana Bulan
Apa kamu pernah melihat gerhana bulan? Gerhana bulan merupakan fenomena alam yang jarang sekali
bisa kita lihat. Dimana Bulan menjadi menghilang dan tidak terlihat karena
tertutup oleh bayangan bumi.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Globe. Akan lebih baik jika kamu menggunakan model tata surya
2. Sebuah bola yang lebih kecil, seperti bola pingpong
3. Senter

Cobalah Ini:
Posisikanlah globe tegak. Kemudian arahkan senter yang menyala pada salah satu
bagian globe. Posisikan globe berada diantara senter dan bola yang kecil. Perhatikanlah
bayangan yang ada pada bola yang kecil.

Apa yang terjadi?


Daerah bayangan yang ada pada bola pingpong akibat terhalang oleh globe merupakan
wujud dari gerhana bulan. Daerah gelap ini dinamakan umbra. Daerah umbra ini sama sekali
tidak mendapatkan cahaya matahari. Normalnya, gerhana bulan cukup lama. Biasanya butuh
waktu beberapa jam untuk bulan mencapai kondisi gerhananya hingga selesai. Jika kamu
ingin melihatnya, kamu bisa melihaatnya dengan mata mata telanjang.

Isolator atau Konduktor

Konduktor merupakan Benda yang dapat mengalirkan listrik. Sedangkan Isolator sendiri kebalikannya,
membuat aliran listrik tidak dapat mengalir.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Bola lampu dan soketnya
2.Baterai 9 volt
3.Kancing baterai
4.Alumunium foil
5.Penghapus
6.Koin
7.Kertas
8.Gelas atau kaca
9.Kunci
10.Pensil
11.Penjepit kertas
12.Batu

Cobalah Ini:
Hubungkan ujung kabel yang terhubung dengan kutub positif (+) dengan ujung kabel yang terhubung
dengan bola lampu. Ujung kabel yang terhubung dengan kutub negatif (-) dan ujung kabel yang terhubung
dengan bola lampu, biarkan tidak terhubung apa-apa. Peganglah bagian plastik dari kabel, dan sentuhkan 2
ujung kabel yang tidak terhubung ke benda yang ingin diuji. Jangan sampai kedua ujung kabel itu
bersentuhan! Lihat apakah lampu menyala? Lingkari mana yang menurut kamu lampunya akan menyala
pada tabel perkiraan sebelum sebelum percobaan dimulai, dan lingkari hasilnya pada hasil percobaan.
Lalu lingkari sifar bendanya, apakah konduktor atau isolator pada tabel dibawah.

Apa yang terjadi?


Kamu mungkin telah menduga bahwa lampu akan menyala ketika dihubungkan dengan benda dari logam.
Banyak logam merupakan konduktor yang baik. Tapi kayu, plastik, batu, dan karet adalah isolator yang baik.
Sehingga benda tersebut banyak digunakan untuk mencegah kita dari kesetrum
Konduktor yang satu, kadang lebih baik dari konduktor lainnya. Faktanya, konduktor terbaik adalah emas.
Tapi jarang digunakan karena harganya yang mahal.

Interferensi
Ada fenomena unik ketika kamu menyinari dua celah yang berdekatan. Fenomena ini disebut dengan
Interferensi. Fenomena ini menghasilkan pola cahaya terang-gelap pada layar. Kamu harus mencoba in
untuk melihat fenomenanya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Karton yang sudah berikan celah berbentuk persegi panjang yang saling berdekatan
2.Senter
3.Ruang gelap

Cobalah Ini:
Pastikan kamu melakukan ini pada ruangan gelap. Posisikan karton yang sudah diberikan celah tegak
sejajar layar. Arahkan sinar lampu senter pada karton yang mengarah pada layar. Perhatikanlah bagaimana
pola cahaya dan bayangan yang dihasilkan pada layar.

Apa yang terjadi?


Terjadi pola terang gelap yang saling bergantian. Ketika gelombang cahaya melewati dua celah pada karton,
masing-masing celah tersebut seakan-akan bersifat sebagai sumber cahaya baru. Yang kemudian
gelombangnya saling tumpang tindih. Jika kedua gelombang yang saling tumpang tindih sefase, maka akan
dihasilkan cahaya terang. Tapi jika berbeda fase, maka akan saling meniadakan dan timbullah bayangan
pada layar.

Dua Lapis Air

Dapatkah kamu membuat air berjenis sama menjadi dua lapisan seperti halnya minyak dan air? Bagaimana
caranya ya.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1. Air yang kamu bekukan menjadi es
2. Air dengan sumber yang sama seperti yang dijadikan es
3. Wadah yang agak besar

Cobalah Ini:
Tuangkan air kedalam wadah. Kira-kira setengahnya terisi penuh. Lalu, letakkan es kedalam wadah. Apa
yang terjadi dengan es yang kamu masukkan?

Apa yang terjadi?


Es yang kamu masukkan akan mengambang, berada di atas permukaan air. Mungkin jika kamu pernah
meminum es teh atau es sirup, kamu akan melihat esnya berada di bagian atas permukaan air. Ini terjadi
karena es memiliki kerapatan yang lebih kecil daripada air biasa. Normalnya, air bersuhu lebih tinggi memiliki
kerapatan yang lebih kecil dari air yang lebih dingin. Sehingga air dingin akan selalu berada di bagian bawah
air panas jika dituang kedalam wadah yang sama. Tapi, pada suhu dibawah 4 oC, air yang tadinya memiliki
kerapatan yang besar, mulai berkurang lagi kerapatannya. Sehingga es yang bersuhu 0oC menjadi
terapung. Sifat Anomali air inilah yang membuat danau di daerah bersalju akan membeku pada bagian
atasnya terlebih dahulu. Karena molekul air yang membeku akan naik ke permukaan dan molekul air yang
bersuhu lebih tinggi dari suhu es, tapi lebih rendah dari 4 oC akan turun ke dasar danau
Membuat Magnet
Dapatkah fenomena kemagnetan dihantarkan seperti halnya besi bisa menghantarkan panas dan listrik?
Coba saja dengan eksperimen ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu buah magnet
2.Batang besi biasa
3.Penjepit kertas

Cobalah Ini:
Untuk awalnya, cobalah dekatkan batang besi ke penjepit kertas untuk memastikan bahwa batang besi
tersebut adalah batang besi biasa. Lalu, tempelkanlah salah satu kutub magnet ke salah satu ujung batang
besi. Kemudian, dekatkan ujung batang besi lainnya ke penjepit kertas. Apa yang terjadi? Apakah penjepit
kertasnya menempel?
Lepaskanlah secara tiba-tiba magnet dari batang besi. Apakah penjepit kertasnya menempel sekarang?

Apa yang terjadi?


Batang besi tidak akan menarik penjepit kertas jika tidak ditempelkan dengan magnet. Karena ketika batang
besi ditempelkan oleh magnet, maka batang besi itu sendiri menjadi magnet. Proses magnetisasi semacam
ini disebut sebagai induksi magnetik.
Namun, apabila batang besi yang sama terus dipakai berulang-ulang, batang besi itu bisa berubah menjadi
magnet.

Hukum Pascal
Kamu pernah membayangkan bisa mengangkat mobil yang beratnya 1 ton? Bagaimana jika kamu bisa
benar-benar mengangkatnya? Tapi bukan dengan tangan kosong tentunya. Tapi dengan menggunakan
hukum pascal. Disini kita akan mensimulasikannya secara sederhana.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Dua buah tabung penghisap/tabung suntik (Tanpa jarum!)
2.Pipa atau selang kecil yang muat pada ujung tabung hisap

Cobalah Ini:
Posisikan katup penghisap pada salah satu tabung hisap pada posisi terangkat penuh dan satu lagi tertutup
penuh. Kemudian hubungkan keduanya dengan menggunakan selang kecil. Pastikan tidak ada udara yang
dapat keluar masuk pada tabung dengan menutupnya menggunakan isolasi atau lilin mainan. Kemudian,
tekanlah katup yang terangkat penuh secara perlahan. Perhatikan apa yang terjadi pada katup tabung yang
lainnya.

Apa yang terjadi?


Ketika kamu menekan katup yang terangkat penuh, kamu lihat katup tabung yang lainnya akan perlahan-
lahan terangkat. Karena dua tabung hisap itu berperan sebagai satu sistem. Sehingga udara yang berasal
dari tabung yang kita tekan katupnya akan mengisi tabung yang lainnya sehingga udara tersebut menekan
katup yang tadinya tertutup. Ingat, isolasi atau lilin mainan yang kamu gunakan pastikan melekat dengan
erat. Karena jika tidak, tekanan yang dihasilkan bisa menyebabkan selangnya terlepas dari tabung hisap.
Nah, jika kamu perhatikan diatas, gambar tersebut akan mensimulasikan bagaimana cara kamu mengangkat
sebuah mobil yang berat. Kamu membuat sebuah alat pengangkat yang cukup besar. Dengan dua katup
yang berbeda ukuran. Ukuran yang kecil adalah untuk kamu tekan, sedangkan katup yang besar untuk
diletakkan mobil yang akan kamu angkat. Percaya atau tidak, mobil dapat kamu angkat dengan mudah.
Secara teori, semakin luas bidang katup tempat mobil diletakkan, dan semakin kecil bidang katup tempat
kamu menekan, maka semakin mudah kamu mengangkat mobil.
Kompas dari Magnet
Semua kutub magnet memiliki interaksi dengan kutub yang lainnya. Termasuk dengan kutub Bumi. Sifat
magnet yang seperti ini dapat kita manfaatkan untuk membuat magnet.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Magnet batang
2.Busa gabus
3.Jarum
4.Baskom berisi air

Cobalah Ini:
Letakkan busa gabus diatas air. Letakkan batang magnet diatas busa gabus tersebut hingga berada dalam
keadaan mengapung di atas air dan dapat bergerak bebas. Putarlah sedikit busa gabusnya. Perhatikan apa
yang terjadi ketika busa gabus dengan magnet itu berhenti. Cocokanlah dengan kompas yang sebenarnya.
Cobalah ulangi percobaan pertama tadi dengan menggunakan jarum yang sudah digosokkan secara searah
dengan magnet. Apakah memberikan hasil yang sama?

Apa yang terjadi?


Setiap kutub magnet tertarik oleh kutub raksasa bumi. Di utara bumi terdapat kutub selatan, sedangkan di
selatan bumi terdapat kutub utara. Sehingga, apabila sebuah magnet berada pada posisi yang bisa bergerak
dengan bebas, magnet tersebut akan selalu menunjukkan arah utara dan selatan bumi karena tertarik oleh
kutub raksasa tersebut.

Kenapa Bayi Mudah Jatuh ?


Tentunya kamu pernah melihat ketika ada bayi atau balita berjalan seringkali terjatuh dengan lebih cepat bila
dibandingkan dengan kamu sendiri. Mungkin kamu berpikir itu karena bayi tersebut belum bisa berjalan
dengan benar. Tapi ternyata bukan itu penyebabnya lho!
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Penggaris 30 cm
2.Penggaris 50 cm
Jika tidak ada keduanya, kamu bisa menggunakan dua benda dengan panjang berbeda

Cobalah Ini:
Cobalah kamu dirikan kedua penggaris tersebut dan pegang ujung bagian atasnya dengan kedua tanganmu.
Kemudian, lepaskan tanganmu secara bersamaan. Usahakan arah jatuh kedua penggaris tersebut sama (ke
depan). Perhatikanlah penggaris mana yang jatuh lebih dulu.

Apa yang terjadi?


Ternyata, penggaris yang kecil yang lebih dulu jatuh mencapai tanah. Kenapa hal ini bisa terjadi, itu semua
karena pengaruh titik pusat massa dari penggaris tersebut. Posisi titik pusat massa dari penggaris yang
kecil, berada tidak jauh dari permukaan tanah. Sedangkan pada penggaris yang lebih panjang, berada
cukup jauh dari permukaan tanah.
Perlu kamu ketahui, semakin tinggi posisi titik pusat massa dari permukaan tanah, maka semakin lama
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai permukaan tanah ketika jatuh. Sama seperti manusia, semakin
tinggi orangnya, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk jatuh. Makanya seorang bayi yang
berjalan akan lebih mudah jatuh bila dibandingkan dengan kamu yang sudah lebih besar.

Kompas Gantung
Jika kamu hobi bertualang, maka kamu harus selalu siap sedia kompas biar tidak tersesat. Jika tidak punya,
cobalah siapkan satu batang magnet dan benang. Untuk membuat kompas tentunya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu batang magnet
2.benang sepanjang 30 cm

Cobalah Ini:
Ikatlah batang magnet tepat ditengahnya. Hal ini diupayakan agar magnet berada pada posisi seimbang.
Agar lebih stabil, gantungkanlah pada pohon atau batang kayu. Biarkan bergerak bebas hingga berhenti.
Kemudian lihatlah arah utara dan selatannya. Itulah yang akan menjadi kompasmu.

Apa yang terjadi?


Bumi merupakan magnet raksasa. Sehingga semua magnet akan selalu mengarah ke kutub bumi ketika
berada pada posisi bebas seperti ketika digantungkan atau diapungkan. (Kecuali magnet U). Jika kamu tidak
yakin, kamu bisa mengeceknya dengan menggunakan kompas sungguhan.
Membuat Saklar Sederhana

Arus berasal dari elektron yang melompat secara terus menerus dari satu atom ke atom yang lainnya. Arus
listrik ini mengalir melalui kabel yang ada di rumahmu. Baterai juga menghasilkan arus listrik untuk
digunakan pada mainanmu, lampu senter, ataupun radio jinjing. Tapi taukah kamu, kita bisa memutus dan
menyambungkan arus listrik tersebut?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Tiga kabel yang cukup panjang
2.Dua buah paku payung (hati-hati, mintalah bantuan orang dewasa)
3.Penjepit kertas
4.Gunting (hati-hati, mintalah bantuan orang dewasa)
5.Karton berukuran 4cm x 5cm
6.Baterai 9 volt
7.Kancing baterai
8.Bola lampu yang kecil

Cobalah Ini:
Selipkan paku payung pada salah satu ujung penjepit kertas. Pasang kedua paku payung itu pada karton,
pastikan penjepit kertasnya dapat menyentuh kepala paku payung yang lainnya. Bengkokkan sedikit penjepit
kertasnya ke atas. Kelupas plastik pada masing-masing ujung kabel dengan menggunakan gunting. Lilitkan
dua ujung kabel yang berbeda pada kedua paku payung. Lalu pasang salah satu ujung kabelnya dan salah
satu ujung kabel yang ketiga pada lampu. Pasangkan ujung kabel yang tersisa pada kancing baterai.
Cobalah tekan penjepit kertas yang membengkok agar menyentuh paku payung secara berulang-ulang, apa
yang terjadi pada lampu ketika penjepit kertas tidak menyentuh paku payung, dan apa yang terjadi ketika
penjepit kertas menyentuh paku payung?

Apa yang terjadi?


Ketika penjepit kertasnya tidak menyentuh paku payung, maka arus tidak dapat mengalir melalui rangkaian
dan lampu tidak dapat menyala. Tapi ketika penjepit kertasnya menyentuh paku payung, arus listrik akan
mengalir melalui penjepit kertas dan paku payung, sehingga lampu akan menyala. Dengan cara inilah kita
dapat memutus sambung arus listrik.

Membuktikan Hukum Interaksi Magnet

Setiap magnet memiliki dua buah kutub, utara (N) dan selatan (S). Kutub ini merupakan daerah dengan gaya
magnet yang paling kuat. Kamu tentu tahu bahwa banda-benda tertentu dapat ditarik magnet. Seperti besi.
Tapi bagaimana dengan kutub magnet sendiri? Bagaimanakah interaksi mereka?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Magnet batang dengan kutub yang belum diketahui
2.Magnet U dengan kutub yang sudah diketahui
Cobalah Ini:
Ambillah sebuah magnet batang polos dan sebuah magnet U yang telah diketahui kutubnya. Biasanya,
lambang kutub tersebut tertera di ujung magnet U. Cobalah dekatkan salah satu ujung magnet batang ke
salah satu ujung magnet U yang bertuliskan N. Apa yang terjadi? Sekarang, cobalah dekatkan ujung magnet
batang tadi ke ujung magnet U yang bertuliskan S. Apa yang terjadi?
Lakukanlah kembali dengan ujung magnet batang yang lain.

Apa yang terjadi?


Apakah kamu tahu bahwa dalam setiap magnet, apabila dua kutub yang sama didekatkan, maka magnet
tersebut akan saling tolak menolak. Tapi jika dua kutub yang berbeda didekatkan, maka magnet tersebut
akan saling tarik-menarik.
Cobalah kamu tuliskan huruf N pada salah satu ujung magnet batang yang ditarik oleh ujung magnet U
bertuliskan S. Atau pada ujung magnet batang yang ditolak oleh ujung magnet U bertuliskan N. Sehingga
ujung magnet batang yang lainnya akan menjadi kutub selatan, tuliskanlah huruf S disana.

Mengapungkan Benda Berat

Sebuah benda yang biasanya tenggelam, bisa terapung lho! Kamu juga bisa melakukan ini sendiri dengan
percobaan ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu batang jarum
2.benang sepanjang 30 cm
3.Wadah berisi air
Cobalah Ini:
Coba kamu letakkan secara perlahan-lahan jarum diatas permukaan air. Apa yang terjadi dengan batang
jarum?
Sekarang, bentuklah benang menyerupai huruf u. Tempelkanlah bagian lengkungannya pada pinggiran luar
dari wadah berisi air. Posisikan benang diatas wadah dengan sejajar satu sama lain. Letakkan jarum diatas
dua helai benang, usahakan agar seimbang. Turunkan perlahan-lahan ke permukaan air. Biarkan hingga
benang sedikit tenggelam, kemudian geser benang dengan sangat perlahan. Jarumnya mengapung!

Apa yang terjadi?


Ketika kamu meletakkan jarum begitu saja, jarum akan tenggelam. Itu karena gaya tegang permukaannya
langsung melemah dan saling terlepas. Namun, dengan bantuan benang, ketika jarum menyentuh
permukaan, gaya tegang permukaannya tidak langsung terlepas dan melemah begitu saja. Sehingga gaya
tegang tersebut masih mampu menahan jarum di permukaan.

Membuat Magnet Sendiri

Kamu tahu bahwa magnet memiliki daerah interaksi terkuat bernama kutub? Pada beberapa magnet,
ditemukan bahwa kutub tersebut berada pada ujung-ujung magnet. Bagaimana dengan magnet donat?
Dimanakah kutubnya berada?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua buah magnet donat
2.Magnet dengan ujung-ujung yang sudah diketahui
3.Pinsil

Cobalah Ini:
Pegang dengan erat magnet donat pada tangan kananmu. Lalu ambil magnet dan dekatkan salah satu
ujungnya ke magnet donat. Dengan perlahan, carilah posisi dimana ujung magnet tertarik atau tertolak oleh
magnet donat. Maka daerah tersebut bisa kita katakan sebagai kutubnya.
Cobalah dekatkan ujung magnet berkutub utara (N) perlahan ke kutub magnet donat yang telah kita
dapatkan tadi. Daerah yang menolak ujung magnet tersebut akan menjadi kutub utara magnet donatnya.
Sedangkan yang tertarik menjadi kutub selatannya.
Kali ini, cobalah untuk memasukkan pinsil kedalam lubang magnet donat. Lalu, masukkan magnet donat
yang lainnya dengan posisi kutub yang sama saling berhadapan. Apa yang terjadi? Cobalah untuk membuat
pinsilnya tegak. Apakah magnet donat yang atas akan jatuh menimpa magnet donat dibawahnya?

Apa yang terjadi?


Ternyata, Pada magnet donat, kutub-kutub magnetnya tidak berada pada ujungnya. Karena magnet donat
tidak memiliki ujung. Melainkan terdapat pada permukaan atas dan bawah dari magnet donat, yang
membentuk huruf O.
Pada saat dipasang pada pinsil, magnet donat yang diatasnya tidak akan jatuh menimpa magnet donat yang
berada dibawahnya. Karena kedua kutubnya saling berhadapan dalam posisi tolak menolak.

Polarisator

Kamu mungkin pernah mendengar yang namanya polarisator. Kira-kira seperti apa sih fungsi polarisator itu?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Polarisator
2.Senter
3.Ruang gelap
Cobalah Ini:
Pastikan ruangan tempat kamu melakukan ini cukup gelap. Posisikan polarisator dalam posisi horisontal.
Kemudian arahkan cahaya dari senter ke polarisator. Perhatikan pola bayangannya.
Sekarang posisikan polarisator dalam posisi vertikal. Kemudian arahkan cahaya dari senter ke polarisator.
Perhatikan posisi bayangannya.
Jika sulit melihatnya, coba kamu mengintip menggunakan polarisator pada posisi horisontal dan vertikal
secara bergantian. Apakah kamu melihat ada perbedaan dari yang kamu lihat?

Apa yang terjadi?


Cahaya merupakan bentuk gelombang elektromagnetik yang saling tegak lurus. Polarisator berfungsi untuk
menyeleksi cahaya yang melewatinya. Ketika kamu memposisikan polarisator horisontal atau vertikal, kamu
berarti menyeleksi cahaya horisontal atau vertikal yang melewatinya.

Seberapa Kuatkah Magnet?

Magnet memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Tapi kamu tidak dapat mengatakan seberapa kuat
magnet itu hanya dengan melihatnya. Cobalah dengan eksperimen ini. Apakah semua magnetmu memiliki
kekuatan yang sama.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. 3 Buah Magnet dengan bentuk berbeda
2. Penjepit Kertas
3.Beberapa kertas atau karton dengan ketebalan berbeda

Cobalah Ini:
Cobalah letakkan penjepit kertas pada jarak tertentu dari magnet. Perlahan-lahan, dekatkan magnet hingga
penjepit kertas dapat ditarik. Apakah kamu merasakan seberapa kuat tarikannya? Cobalah dengan
menggunakan magnet lainnya. Manakah magnet yang mampu menarik penjepit kertas dengan jarak yang
paling jauh?
Sekarang, lakukan kembali percobaan yang pertama. Tapi, letakkanlah kertas/karton diantara magnet dan
penjepit kertas. Apakah yang kamu rasakan ketika penjepit kertas tertarik oleh magnet? Apakah terasa lebih
kuat, atau lebih lemah? Bagaimana dengan jarak tarikannya, apakah makin jauh atau makin pendek?

Apa yang terjadi?


Gaya magnet adalah gaya yang tidak terlihat. Gaya ini akan menarik atau menolak benda. Magnet
memiliki kuat gaya yang berbeda-beda. Semua itu tergantung pada bentuk dan ukuran magnet, bahan yang
digunakan, atau bagian dari magnet yang digunakan.
Berdasarkan kekuatannya, kamu mungkin tidak dapat merasakan kekuatan magnetnya hanya dengan
menggunakan 1 magnet. Tapi ketika kamu menggunakan magnet yang lain, kamu baru dapat membedakan
kekuatan magnetnya. Selain itu, kamu mungkin baru akan dapat merasakan perbedaanya ketika
menggunakan kertas/karton. Tapi, kertas/karton itu sendiri tidak mempengaruhi gaya megnetnya. Sehingga
hanya jarak pisahnyalah yang mempengaruhi interaksi tersebut

Rangkaian Seri dan Paralel

Arus listrik harus mengalir dalam suatu rangkaian tertutup untuk dapat berkerja. Ada dua macam rangkaian
tertutup, seri dan paralel. Rangkaian seri adalah rangkaian yang terdiri dari satu arah lintasan yang lurus dan
tidak bercabang. Sedangkan rangkaian paralel adalah rangkaian yang terdiri dari banyak arah lintasan dan
bercabang.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. 4 buah kabel 30 cm
2. 2 bola lampu kecil dan soketnya
3. 2 baterai 9 volt
4. 2 kancing baterai

Cobalah Ini:
Rangkaian Seri
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Bandingkanlah kedua nyala lampu tersebut.
Gambar 1 Gambar 2
Rangkaian Paralel
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Bandingkanlah kedua nyala lampu tersebut
Gambar 3 Gambar 4

Apa yang terjadi?


Salah satu komponen yang dibutuhkan oleh lampu untuk bisa menyala adalah tegangan. Semakin banyak
kita menambah tegangan, maka lampu dapat menyala semakin terang. Ketika kita membuat rangkaian 1
(seri), kita membuat seri 2 lampu, sedangkan baterai yang dipakai hanya 1. Sehingga tegangan dari 1
baterai itu harus dibagi kepada 2 lampu yang ada. Akibatnya, nyala lampu menjadi redup.
Sedangkan pada rangkaian kedua, kita membuat seri 2 baterai dan 2 lampu. Sehingga kita menambahkan
tegangan yang berasal dari dua baterai itu. Hasilnya, masing-masing lampu mendapat tegangan yang sama
besar, yaitu satu lampu mendapat tegangan dari satu baterai. Tidak perlu berebutan tegangan.
Lain halnya pada rangkaian paralel, di rangkaian ini masing-masing jalan yang berada di dalam rangkaian
paralel memiliki nilai tegangan yang sama. Jika kamu menambahkan jalan nya, nyala lampu tidak akan
terpengaruh. Mau sebanyak apapun lampu dan baterainya, pada rangkaian paralel nyala lampu akan sama
seperti ketika menggunakan satu lampu dan satu baterai.
Jadi, ketika kamu membuat suatu rangkaian, pastikan sumber tegangannya (baterai) kamu pasang seri, dan
hambatannya (lampu) kamu pasang secara paralel.

Pemantulan Cahaya

Cahaya dapat dipantulkan pada cermin. Tapi, Selain cermin, cahaya juga dapat dipantulkan oleh beberapa
bidang lainnya. Tapi apakah pemantulannya sama?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Kertas Amplas
2.Lantai keramik licin
3.Lantai keramik kasar (biasa untuk dikamar mandi)
4.Senter
5.Ruang gelap

Cobalah Ini:
Pastikan ruangan dalam keadaan gelap. Nyalakanlah lampu senter dan arahkan pada kertas amplas yang
diletakkan di lantai. Posisikan agar jika ada cahaya yang dipantulkan mengarah ke dinding. Apakah ada
pantulan cahaya yang dihasilkan?
Kemudian, cobalah dengan permukaan keramik licin tanpa dialasi apapun. Arahkan senter dan usahakan
agar jika ada cahaya yang memantul, terlihat pada dinding. Apakah ada cahaya yang terpantul?
Ulangi langkah tersebut dengan permukaan keramik kasar. Bagaimana pantulan cahayanya?
Apa yang terjadi?
Ketika menggunakan kertas amplas, tidak ada pantulan yang terlihat. Tapi jika menggunakan keramik,
pantulan tersebut terlihat. Hanya, pada keramik licin, pantulan terlihat lebih jelas bila dibandingkan dengan
keramik kasar.
Hal ini karena cahaya memantul lebih teratur pada permukaan yang licin. Sedangkan pada permukaan
kasar, cahaya memantul dengan tidak beraturan dan menghasilkan pantulan yang buram atau bahkan tidak
ada sama sekali, karena cahaya tidak terfokus disana.

Pemantulan Cermin Ganda

Sim sala bim. Kamu pernah melihat film ninja dimana ninja tersebut bisa membuat dirinya menjadi banyak?
Kamu juga bisa lho memperbanyak diri seperti itu. Walau mungkin gak seheboh yang ada di film.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua buah cermin datar
2.Orang-orangan
Cobalah Ini:
Pada percobaan ini, akan lebih baik jika kamu menggunakan cermin datar yang berukuran sama.
Posisikanlah cermin hingga berhimpit pada satu sisinya, sehingga menyerupai huruf v. Posisikanlah agak
lebar. Letakkanlah orang-orangan di antara cermin. Hitunglah jumlah bayangan yang ada di dalam cermin.
Geserlah cermin hingga semakin merapat. Lalu lihatlah jumlah bayangan yang dihasilkan.

Apa yang terjadi?


Posisi cermin yang seperti itu akan membuat bayangan kita semakin bertambah banyak. Semakin kecil
sudut yang bisa diciptakan, maka semakin banyak bayangan yang dapat dihasilkan.
Tapi, kamu tidak akan melihat apa-apa ketika cermin tersebut kamu rapatkan (tutup). Secara teori, ketika
sudut yang dihasilkan adalah 0 derajat (cerminnya rapat), maka bayangannya tak hingga. Cara untuk
melihat bayangan tak hingga ini adalah dengan menggunakan 2 cermin rias yang cukup besar sehingga
kamu bisa melihat bayanganmu sendiri. Posisikan dua cermin itu saling berhadapan, lalu kamu berdiri
diantara kedua cermin itu. Perhatikanlah pada salah satu cermin, kamu akan lihat bayanganmu tidak habis-
habis!

Pembiasan

Apakah kamu bisa membengkokkan pinsil? Jika tidak, kamu harus mencoba ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Pinsil
2.Gelas berisi air

Cobalah Ini:
Siapkanlah gelas berisi air. Pastikan gelas yang kamu gunakan transparan. Bukan mug keramik atau
melamin yang bercorak. Masukkanlah pinsil kedalamnya. Sekarang, coba kamu lihat pinsil itu dari luar
gelas. Bagaimana kelihatannya?
Apa yang terjadi?
Pinsil yang kamu lihat menjadi bengkok! Kamu akan melihat bagian yang ada di atas permukaan air dan
yang berada dibawah permukaan air tidak sama. Hal ini terjadi karena adanya pembiasan cahaya.
Pembiasan adalah proses pembelokan cahaya ketika melewati medium yang berbeda. Maka, cahaya yang
melewati air dan yang tidak melewati air, akan dibelokkan dengan arah dan sudut yang berbeda. Karena itu
kita akan melihat pinsil tersebut bengkok.

Tekanan Udara

Kamu suka sulap? Cobalah ini dan peragakan didepan teman-temanmu! Buatlah teman-temanmu terkejut
ketika kamu membuat air dalam gelas tidak tumpah walau kamu terbalikkan gelasnya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu gelas berisi air
2.Selembar kertas
Cobalah Ini:
Siapkan gelas berisi air. Usahakan hingga penuh. Lalu tempelkan kertas di bibir gelas dengan sangat rapat.
Dengan cepat baliklah gelas dengan sambil menempelkan kertas dibibir gelas. Lepas tanganmu perlahan-
lahan dan biarkan kertas menempel dengan sendirinya pada bibir kertas.
Apa yang terjadi?
Kertas menempel pada bibir gelas dan air dalam gelasnya ternyata tidak tumpah. Tapi memang setelah
beberapa lama air akan tumpah karena merembes kedalam kertas.
Ketika kita membalik gelas, kita membuat udara tidak ada yang keluar masuk, dan tekanan udara didalam
gelas menjadi kecil. Sehingga tekanan diluar gelas yang lebih tinggi akan menahan kertas dan air pada
posisinya dan menjaga air agar tidak tumpah dari gelas. Hebat ya?

Membuat Game Sederhana

Kali ini kita akan membuat game sederhana. Yaitu mencocokkan. Tentu sudah pernah mencobanya kan?
Permainan dengan pertanyaan di sebelah kiri dan jawabannya di sebelah kanan. Kali ini, kita akan
membuatnya dengan lebih menarik. Jika lampu menyala, berarti jawaban kamu benar.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Kabel secukupnya dan dengan panjang yang diperlukan
2.Baterai 9 volt
3.Lampu kecil dan soketnya
4.Penjepit kertas secukupnya
5.Karton
6.Kertas

Cobalah Ini:
Pasanglah penjepit kertas pada sisi kiri dan kanan karton. Jumlahnya tergantung pada pertanyaan dan
jawaban yang kamu inginkan. Buatlah pertanyaan dan jawaban pada kertas, lebih baik tidak terlalu panjang.
Pasang lembar pertanyaan pada penjepit kertas di sebelah kiri, dan lembar jawaban di penjepit kertas
sebelah kanan. Dibelakang kartonnya, pasanglah kabel pada penjepit kertas yang menghubungkan penjepit
kertas sebelah kiri dan kanan.
Pasanglah kancing baterai pada baterai, dan hubungkan salah satu kabelnya pada soket lampu. Gunakan
ujung-ujung kabel yang tidak terhubung untuk mencocokkan pertanyaan dan jawabannya. Jika benar, lampu
akan menyala.

Membuat Magnet Sendiri

Magnet bisa dibuat dengan cara ditempelkan ke magnet dan dengan kumparan. Apakah ada cara lain
membuat magnet?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Batang besi
2.Magnet
3.Penjepit kertas

Cobalah Ini:
Untuk awalnya, cobalah dekatkan batang besi ke penjepit kertas untuk memastikan bahwa batang besi
tersebut adalah batang besi biasa dan tidak menarik penjepit kertas. Kemudian, gosokkan magnet ke batang
besi dengan gerakan yang searah selama beberapa lama. Ingat, gosokkan hanya dengan satu kutub
magnet saja. Dekatkan batang besi ke penjepit kertas, apa yang terjadi?
Bantinglah dengan keras batang besi itu. Apa yang terjadi jika batang besi itu didekatkan ke penjepit kertas
lagi?

Apa yang terjadi?


Batang besi memiliki atom-atom yang tidak beraturan. Ketika magnet digosokkan secara searah ke batang
besi, maka atom-atom batang besi termagnetisasi dan saling sejajar membentuk barisan kutub magnet yang
searah antara utara dan selatannya. Sehingga batang besi itu pun berubah menjadi magnet.
Namun ketika kita membanting dengan keras batang besi itu, maka kita membuat batang besi itu menjadi
seperti semula karena atom-atom besi tersebut kembali tidak beraturan.

Membuat Pelangi dengan Prisma

Kamu mungkin suka memandangi pelangi. Nah, coba deh kamu lakukan percobaan ini untuk membuat
pelangi kamu sendiri. Jadi kamu tidak perlu menunggu hujan lebat untuk bisa melihat pelangi.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Prisma
2.Senter
3.Ruang gelap

Cobalah Ini:
Pastikan ruangan tempat kamu melakukan ini cukup gelap, atau nantinya akan sulit melihat pelanginya.
Peganglah prisma dengan perlahan. Kemudian arahkan senter yang sudah menyala ke prisma. Posisikan
kemiringan prisma sedemikian rupa hingga kamu bisa melihat pelangi pada dinding.

Apa yang terjadi?


Pelangi adalah bentuk sebaran cahaya monokromatik. Cahaya putih sendiri, berasal dari cahaya-cahaya
yang ada pada pelangi. Ketika cahaya tersebut berkumpul, terciptalah warna pelangi, dan kita hanya bisa
melihatnya sebagai warna putih (Jangan bayangkan putih disini putih susu, tapi putih yang dimaksud adalah
putih cahaya matahari).

Prisma sendiri, memiliki kemampuan untuk membiaskan (membelokkan) cahaya. Masing-masing warna
cahaya memiliki posisi belok yang berbeda ketika dibiaskan melewati prisma. Sehingga cahaya putih
tersebut terlihat terurai menjadi warna pelangi yang kita kenal.

Membuat Rheostat

Reostat adalah alat yang diletakan pada rangkaian untuk mengatur jumlah arus listrik yang mengalir pada
rangkaian. Mungkin kamu sudah pernah menggunakannya pada lampu hias untuk mengatur terang
redupnya lampu atau pengatur volume suara pada speaker. Tapi sekarang akan kita coba membuat yang
sederhana.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Pinsil kayu
2.Palu (hati-hati, mintalah bantuan orang yang lebih dewasa)
3.Lampu dan soketnya
4.Baterai 9 volt
5.Kancing baterai
6.Dua kabel 30 cm

Cobalah Ini:
Pinsil kayu terbuat dari batang karbon (grafit) yang dibungkus oleh dua kayu yang dilem. Cobalah membuka
kayunya menjadi dua bagian dengan palu. Tapi jangan sampai batang karbonnya patah. Mintalah bantuan
orang dewasa. Sambungkan kedua kabel ke kancing baterai yang telah dipasang pada baterai. Salah satu
ujungnya yang lain dihubungkan dengan soket lampu, ujung yang lainnya ikat pada batang karbon dari
pinsil. Ujung kabel yang tidak terikat, tempelkan pada bagian tengah batang karbon. Apa yang terjadi?
Bagaimana jika kabel itu digeser mendekati kabel yang terikat? Bagaimana jika kabel itu digeser menjauhi
kabel yang tersebut.

Apa yang terjadi?


Tentu kalian semua sudah mengetahui mengenai penghantar dan penghambat listrik (konduktor dan
isolator). Reostat merupakan alat yang bisa kamu atur hambatannya sehingga dalam satu rangkaian kamu
bisa mengatur besar kecilnya rangkaian. Ketika kamu menggeser kabel, berarti kamu menambah atau
mengurangi hambatan. Semakin banyak karbon tersebut berada dalam rangkaian, maka semakin besar
hambatannya, sehingga lampunya menjadi semakin redup. Begitu juga sebaliknya

Mengetahui Polaritas Baterai dengan Kentang dan Cuka

Baterai, selalu mamiliki dua kutub yang disebut terminal. Satu merupakan kutub positif, dan yang lainnya
kutub negatif. Ketika baterai dipasang pada suatu rangkaian, batreai akan menghasilkan arus listrik yang
disebut arus searah atau DC. Biasanya, kutub baterai ditulikan pada tempatnya. Tapi, kadang kita
menemukan baterai yang tidak diketahui masing-masing kutubnya. Ini adalah contoh cara yang dapat
digunakan untuk mengetahui kutub-kutubnya tersebut.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua buah kabel sepanjang 30 cm
2.Baterai 9 volt
3.Gelas
4.Air
5.Kentang
6.Cuka
7.Gunting
8.Isolasi

Cobalah Ini:
Potong kabel menjadi dua, lalu kelupas masing-masing ujungnya. Hubungkan salah satu ujung kabel pada
satu kutub, dan ujung lainnya pada kutub yang berbeda. Lalu, tusukkan pada kentang, ujung-ujung kabel
yang tidak terhubung. Pastikan kedua ujung yang dimasukkan tidak saling bersentuhan! Setelah beberapa
menit, perhatikan daerah pada kentang disekitas kabel. Apa yang terjadi?
Sekarang, isilah air sebanyak 3 gelas. Masukkan 2 sendokmakan cuka ke dalam gelas berisi air. Masukkan
kedua ujung kabel yang telah dihubungkan dengan kedua kutub baterai kedalam gelas berisi larutan cuka.
Ingat, jangan sampai kabel tersebut saling bersentuhan! Apa yang terjadi?

Kenapa itu Terjadi?


Arus listrik telah menyebabkan reaksi kimia pada kentang dan kabel. Daerah disekitar kabel yang
dihubungkan dengan kutub positif (+), akan mengeluarkan gelembung-gelembung kecil. Sedangkan daerah
disekitar kabel yang dihubungkan dengan kutub negatif (-) akan berwarna hijau. Warna hijau ini disebabkan
oleh reaksi oksidasi.
Begitu pula yang terjadi pada air cuka. Hanya saja, yang dapat terlihat adalah gelembung yang ada pada
kabel yang dihubungkan ke kutub positif. Gelembung ini merupakan gelembung gas karbondioksida (CO2).
Sedangkan reaksi oksidasi yang terjadi tidak terlihat pada kabel yang dihubungkan dengan kutub negatif.

Membuat Rheostat

Kamu heran dengan judul diatas? Jangan bingung. Karena kita memang bisa menusuk kentang dengan
sebatang sedotan lho!
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Kentang
2.Sedotan

Cobalah Ini:
Peganglah dengan erat kentang di tangan kirimu atau kamu bisa letakkan di atas meja. Tapi peganglah agar
kentang tidak bisa bergerak bebas. Lalu kamu genggam dengan erat sedotan di tangan kanan mu, dan
tusukkanlah dengan cepat sedotan tersebut ke arah kentang. Dan, huup... Lihatlah apa yang terjadi.

Apa yang terjadi?


Ternyata kamu bisa menusuk kentang tersebut hanya dengan sedotan lho! Mungkin kamu akan gagal ketika
pertama kali mencoba. Tapi kamu akan bisa menusukkannya kemudian. Padahal kentang tersebut lumayan
keras. Koq bisa ya?
Kamu pernah mendengar hukum pertama Newton? Nah Inersia ini berperan dalam menusukkan sedotan
kedalam kentang. Sedotan yang bergerak akan memberikan gaya kepada kentang. Tapi, karena kita
membuat kentang diam, kita membuat kentang mempertahankan posisinya yang diam. Sehingga, sedotan
yang bergerak tidak bisa memberikan gayanya kepada kentang. Akibatnya, si sedotan akan melaju terus
menembus kentang.
Solar Clock

Kali ini kita akan memanfaatkan teknologi solar cell untuk menggerakkan sebuah baterai.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Panel surya (Solar sel, bisa kamu beli di toko komponen elektronik)
2.Jam dinding
3.Sumber cahaya yang cukup terang

Cobalah Ini:
Hubungkanlah panel surya ke jam dinding dengan menggunakan kabel. Mintalah bantuan orang dewasa
untuk membantumu. Arahkan panel surya kearah matahari atau sumber cahaya yang cukup terang.
Perhatikanlah, apakah jamnya menyala?
Apa yang terjadi?
Tentu saja jam akan menyala. Karena panel surya akan mengubah cahaya matahari menjadi sumber listrik
yang bisa kita gunakan. Jika kamu mendapati jamnya tidak menyala, mungkin panel suryamu rusak, atau
cahaya yang mengenai panel tidak cukup banyak, atau kamu menggunakan panel yang berdaya kecil.

Abstrak: J.Kabul Suripto,S.Pd, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Topik Listrik Dinamis
terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IX.D SMP Negeri 1 Baturetno Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil
pengamatan peneliti pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsun di kelas IX D SMP Negeri 1 Baturetno
tahun ajaran 2012-2013 terasa kurang antusias. Hasil Ulangan penjajakan pada materi pesawat sederhana
menunjukkan masih jauh dari harapan, yaitu sebagian besar siswa belum tuntas belajar (59,4 %).Siswa
dinyatakan tuntas belajar pada mata pelajarn IPA jika telah memperolih minimun 65. Rendahnya hasil
tes( ulangan) merupakan salah satu indikasi bahwa penguasaan konsep IPA oleh siswa masih rendah. Hasil tes
IPA yang masih rendah ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kurangnya kemampuan guru dalam
memilih model dan pendekatan pembelajaran yang tepa tserta kurang melibatkan siswa dan guru dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM) yang belum optimal.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar terhadap materi ajar pesawat
sederhana melalui preses pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IX D SMP Negeri 1 Baturetno Tahun
Pelajaran 2012/2013 .

Penelitian ini dilakasanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2012/2013, dimulai pada pekan ketiga bulan Juli
2012 sampai dengan pekan ketiga bulan Nopember 2012 di SMP Negeri 1 Baturetno. Penelitian dilakukan
terhadap kelas IXD SMP Negeri 1 Baturetno yang terdiri atas 32 siswa, 17 siswa perempuan dan 15 siswa laki-
laki.

Pembelajaran kooperatif Tipe STAD merupakan strategi pembelajaran di mana siswa belajar bersama dengan
kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 3
atau 4 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Pada model pembelajaran kooperatif diajarkan ketrampilan-
ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan

baik di dalam kelompoknya dan.di akhir pembelajaran diadakan evaluasi. Hasil ulangan harian meningkat dari
siklus I,siklus II,dan siklus III, baik dari prosentase ketuntasan klasikal maupun rata-rara kelas ulangan harian.
Kenaikan tersebut sebesar 53,1 % untuk ketuntasan klasikal dan 13,5 Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan
bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IX
D SMP Negeri 1 Baturetno tahun pelajaran 2012/2013 pada materi ajar Listrik Dinamis .

Kata Kunci : Kooperatif tipe STAD, Pretasi Belajar.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Seiring dengan perkembangan pengetahuan Pendidikan, yang berdampak terhadap perubahan kurikulum
pembelajaran, kualitas pembelajaran perlu ditingkatkan. Keadaan tersebut dapat dimulai dengan peningkatan
kompetensi para guru, baik dalam menyampaikan meteri, menggunakan metode dan teknik mengajar yang tepat,
menggunakan media pembelajaran maupun pemberian pelayanan kebutuhan peserta didik. Guru yang profesional
pada hakekatnya adalah mampu menyampaikan materi pembelajaran secara tepat sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik. Namun demikian untuk mencapai ke arah tersebut perlu berbagai latihan, penguasaan dan
wawasan dalam pembelajaran, termasuk salah satunya penerapan penggunaan model pembelajaran yang tepat.
Dalam pembelajaran IPA Fisika, guru tidak cukup terfokus hanya pada satu model pembelajaran tertentu saja.
Guru perlu mencoba menerapkan berbagai model yang sesuai dengan tuntutan materi pembelajaran. Pemilihan
model pembelajaran yang tepat akan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar sesuai dengan yang
diharapkan.

Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran IPA Fisika di SMP Negeri 1 Baturetno,
Kabupaten Wonogiri kelas IX D menunjukan bahwa sebagian besar siswa kurang responsive dan cenderung
apatis dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu dapat ditunjukkan ketika guru memberikan apersepsi dan
memberikan beberapa pertanyaan untuk menggali potensi awal siswa ternyata respon umpan balik dari siswa
terhadap pertanyaan guru sangat rendah. Siswa disuruh guru membaca petunjuk praktikum dalam LKS,tetapi
siswa kurang serius membacanya. Guru selanjutnya melakukan demonstrasi Rangkaian hambatan dan
memberikan penjelasan satu persatu alat dan bahan yang digunakan,sebagian siswa kurang memusatkan
perhatian pada pembelajaran,tidak aktif cenderung pasip dan sebagian besar siswa merasa takut membaca
/mengamati hasil praktikum.

Beberapa asumsi tentang rendahnya

responsif siswa terhadap pembelajaran Fisika akan berdampak rendahnya prestasi belajar siswa. Kondisi tersebut
harus segara diupayakan untuk segera mengatasinya. Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan
siswa ,sharing ideas dengan guru kolaborator,melihat nilai ulangan harian Kelas IX D sebelumnya maka faktor
utama yang dirasakan sebagai penyebab rendahnya prestasi yang berarti kurangnya penguasaan materi ajar
siswa dalam kegiatan belajar mengajar fisika adalah guru kurang menerapkan metode metode pembelajaran
vareatif dan menarik. Dengan demikian peran guru dalam menyediakan dan memberikan pengalaman belajar
yang bermakna sangat diperlukan. Bagaimana seorang guru menemukan cara terbaik untuk menyampaikan
bahan ajar, sehingga siswa dapat memahami dan mengingatnya lebih lama. Pengalaman belajar yang dimiliki
siswa merupakan bagian yang saling berhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh. Sebagai
seorang guru dituntut untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan siswanya yang selalu bertanya-tanya
tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan hubungan dari apa yang mereka pelajari. Guru sebagai
fasilitator dituntut kreatif dan inovatif menerapkan metode metode pembelajaran yang lebih disukai siswa dan
dapat meningkatkan keaktifannya.

Masalah utama kurangnya vareatif dalam pembelajaran maka penulis ingin memberikan alternatif dalam
mengatasinya.Sebagai alternatif adalah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif
menjadi pilihan karena pembelajaran ini dirancang untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa ,
karena kelas dirancang sedemikian rupa agar terjadi interaksi positif antar siswa. Disamping itu guru harus
menciptakan sistem sosial dalam lingkungan belajar yang dicirikan dengan prosedur demokrasi dan ilmiah.
Tanggung jawab guru adalah memotivasi siswa untuk belajar secara kooperatif untuk menyelesaikan masalah
yang muncul saat pembelajaran.Pada penelitian ini penulis menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD
(Student Team Achievement Division (Tim siswa kelompok Prestasi)), karena tipe STAD merupakan tipe
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan guru pengajar belum pernah menerapkan pembelajaran tipe
STAD ini. Disamping itu model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak hanya unggul dalam membantu siswa
memahami konsep-konsep sulit ,tetapi sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan interaksi antar guru dan
siswa. Meningkatkan kerjasama,kreativitas,berfikir kritis serta ada kemauan membantu teman.( Ibrahim,2000 ).

Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti paparkan, peneliti berupaya mencari pemecahannya dengan
melakukan penelitian tindakan kelas berjudul

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Topik Listrik Dinamis Terhadap Prestasi Belajar Siswa
kelas IX D SMP Negeri 1 Baturetno Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. PERUMUSAN MASALAH

Adakah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division ) pada Pokok
Bahasan Listrik Dinamis Terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas IX D SMP Negeri 1 Baturetno Tahun Pelajaran
2012/2013.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
(Student Team Achievement Division ) pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas
IX D SMP Negeri 1 Baturetno Tahun Pelajaran 2012/2013.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berarti bagi :

a. Siswa

i. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna pada proses pembelajaran.

ii. Mengurangi pengetahuan yang verbalisme.

iii. Meningkatkan responsive dan motivasi belajar siswa.

iv. Meningkatkan penguasaan kompetensi yang harus dikuasai

v. Meningkatkan prestasi belajar.

b. Guru

i. Memilih metode pembelajaran alternatif yang sesuai pada kompetensi dasar melalui percobaan listrik dinamis
dan penerapannya.

ii. Meningkatkan kinerja guru.

iii. Membudayakan penelitian tindakan kelas untuk memecahkan permasalahan berkaitan dengan kegiatan proses
pembelajaran

c. Sekolah

i. Meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah.

ii. Memberikan sumbangan yang positif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

A. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

1. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menitikberatkan pada pengelompokkan siswa
dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil. Metode pembelajaran ini
dapat diartikan sebagai srategi pembelajaran yang terstruktur. Siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus
agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti menjelaskan kepada siswa lain, menghargai
pendapat teman, berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih lemah, dan sebagainya
(Handayani 2007).

Hindarto dan Anwar (2007), menyatakan bahwa pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan
keterampilan berproses adalah model pembelajaran kooperatif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Winarno
dalam Hindarto dan Anwar (2007) yang menyimpulkan bahwa belajar kooperatif merupakan pendekatan
pembelajaran yang efektif di sekolah menengah dan baik diterapkan dalam setiap pembelajaran.

Muslim dalam Putra (2006), untuk mencapai hasil maksimal unsur-unsur pembelajaran kooperatif harus
diterapkan. Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

a. Siswa dalam kelompoknya bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompok seperti milik mereka
sendiri.

b. Siswa haruslah mengetahui bahwa mereka memiliki tujuan sama.

c. Siswa berbagi kemampuan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama dalam proses
belajarnya.

d. Siswa akan diminta pertanggungjawaban secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Tugas kelompok dapat paralel atau komplementer. Tugas paralel berarti semua kelompok
mendiskusikan/membahas topik yang sama atau mengerjakan tugas yang sama. Hasil diskusi atau pekerjaan
tugas kelompok dibawa dalam diskusi kelas, kemudian dibandingkan satu dengan yang lain untuk disimpulkan
bersama. Tugas komplementer berarti masing-masing kelompok mendapat satu topik atau satu tugas yang
berbeda dengan topik atau tugas yang diberikan pada kelompok lain. Setiap kelompok dalam diskusi kelas akan
mendapat tugas yang berbeda, tetapi masing-masing topik atau tugas itu masih merupakan satu kesatuan dalam
keseluruhan materi pelajaran. Masing-masing kelompok memberikan laporan, sehingga siswa dalam kelompok
lain akan memperoleh informasi mengenai bagian materi pelajaran yang tidak langsung mereka hadapi. Bagian-
bagian itu dihubungkan satu sama lain dalam pembahasan kelas, sehingga saling melengkapi membentuk satu
kesimpulan dari keseluruhan materi yang dipelajari (Djamarah & Zain 2006). Tugas yang akan diterapkan dalam
penelitian ini adalah tugas kelompok komplementer.

Roger dan David Johnson dalam Lie (2004) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa
dianggap Cooperative Learning. Ada lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan untuk
mencapai hal yang maksimal, yaitu sebagai berikut;

a. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja
yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan pembelajaran.

b. Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur saling ketergantungan positif. Jika tugas dan pola penilaian dibuat
menurut prosedur strategi pembelajaran yang sesuai, maka setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk
melakukan yang terbaik.

c. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini dapat
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dan sinergi ini adalah menghargai perbedaan,
memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.

d. Komunikasi antar anggota

Unsur ini menghendaki agar guru dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan
siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi.
e. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil
kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

Pembelajaran Cooperative learning Tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkin, dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang
menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada
siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 4-5 orang dan terdiri laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, memiliki
kemampuan tinggi, sedang, rendah. Komponen STAD menurut Slavin (1995:71) adalah sebagai berikut:

a. Presentasi kelas

Presentasi kelas dalam STAD berbeda dari cara pengajaran yang biasa. Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Siswa harus betul-betul memperhatikan presentasi ini karena
dalam presentasi terdapat materi yang dapat membantu untuk mengerjakan kuis yang diadakan setelah
pembelajaran.

b. Belajar dalam tim

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang dimana mereka mengerjakan tugas
yang diberikan. Jika ada kesulitan siswa yang merasa mampu membantu siswa yang kesulitan.

c. Tes individu

Setelah pembelajaran selesai ada tes individu (kuis).

d. Skor pengembangan individu

Skor yang didapatkan dari hasil tes selanjutnya dicatat oleh guru untuk dibandingkan dengan hasil prestasi
sebelumnya. Skor tim diperoleh dengan menambahkan skor peningkatan semua anggota dalam 1 tim. Nilai rata-
rata diperoleh dengan membagi jumlah skor penambahan dibagi jumlah anggota tim.

e. Penghargaan tim

Penghargaan didasarkan nilai rata-rata tim dimana dapat memotivasi mereka.

Kelebihan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:

a. Mengembangkan serta menggunakan keterampilan berpikir kritis dan kerjasama kelompok.

b. Menyuburkan hubungan antar pribadi yang positif diantara siswa yang berasal dari ras yang berbeda.

c. Menerapkan bimbingan oleh teman.

d. Menciptakan lingkungan yang menghargai nilai-nilai ilmiah.

3. Prestasi Belajar.

Kata Prestasi Belajar terdiri dari dua suka kata yaitu prestasi dan Belajar . Di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia( 2002:895), yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,dikerjakan,dan
sebagainya).

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dari segala sesuatu yang diperkirakan dan
dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,
kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang
belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses
psikologis.
Gagne dan Berliner (dalam Anni, 2005:2) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme
mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Morgan (dalam Anni, 2005:2) menyatakan bahwa belajar
merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktek atau pengalaman. Slavin (dalam
Anni, 2005:2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.

Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan pengertian belajar maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku yang merupakan sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan
tingkah laku tersebut

meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan dan pemahaman. Sedang yang dimaksud
pengalaman adalah proses belajar tidak lain adalah interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Sedangkan prestasi belajar sebagaimana yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:895)
adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran ,lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

B. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut.

a) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur motivasi siswa dan penguasaan kompetensi siswa .

b) Menyiapkan format pengamatan proses pembelajaran di kelas.

1. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran, meliputi:

a). Membagikan petunjuk kerja bagi siswa

b). Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok.

c). Guru membimbing siswa menentukan lokasi yang akan menjadi tempat ekplorasinya di lingkungan sekitar
sekolah.

d). Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan eksporasi sesuai dengan petunjuk kerja yang diberikan.

(e). Guru membimbing siswa melakukan diskusi kelompok berdasarkan hasil eksplorasi di lingkungan sekitar
sekolah

(f). Guru dan siswa melakukan diskusi kelas beradasarkan hasil diskusi kelompok.

g). Guru membimbing siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan.

h). Guru memberikan umpan balik untuk megetahui penguasaan materi yang baru saja diberikan.

2. Observasi dan Evaluasi Hasil Pemantauan

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan format pengamatan
proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil pemantauan juga dilakukan secara kolaboratif dengan mengolah
data yang dapat direkam dan memaknainya serta menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan tindaan
ataupun hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan.

Hasil monitoring dapat dilihat dari hasil analisis data, test, lembar observasi dan pantauan, kuesioner, catatan
lapangan, wawancara dengan siswa dan atau guru sejawat / kolaborator baik didalam kelas maupun di luar kelas
untuk selanjutnya diadakan analisis dan refleksi guna perencanaan pada siklus berikutnya.

3. Refleksi

Dari hasil observasi dan evaluasi hasil pemantauan yang diperoleh dilakukan analisis. Berdasarkan hasil analisis
ini guru melakukan refleksi diri untuk menentukan tindakan dan perencanaan berikutnya.
Refleksi ini dapat juga didasarkan dari jurnal yang dibuat guru setelah selesai pembelajaran, serta hasil
pengamatan dan hasil tes yang dilakukan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Kondisi Awal.

Sebelum penelitian dimulai ,peneliti mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas IX D selama proses
pembelajaran Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam, penelitin mengadakan tes ulangan dan angket
setelah akhir pembelajaran. Kemudian mengadakan diskusi secara khusus dengan guru guru IPA untuk
mendapatkan refleksi awal yang akan digunakan sebagai dasar menentukan fokus masalah penelitian ini.

Target kurikulum tingkat satuan pendidikan di kelas IX D masih rendah.Kekurangan ini dibuktikan dengan hasil tes
ulangan sebelum tindakan kelas IX D nilai rata-rata =58,4. Kreteria ketuntasan minimum (KKM) Ipa 70 pada
pelaksanaan tindakan kelas ini. Siswa yang telah memenuhi kreteria ketuntasan minimum baru 40,6 % (13
siswa),sedang yang belum tuntas 59,4% ( 19 siswa).

Dilaporkan data hasil refleksi awal yang diperoleh dari angket siswa .

Dari hasil angket siswa yang terlihat pada menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas IX.D SMP N 1
Baturetno menyatakan fisika merupakan pelajaran sulit (56,25 %) dan 84,37 % siswa merasa tidak puas terhadap
hasil ulangan yang diperolehnya.Siswa merasa jenuh dengan metode mengajar yang diterapkan selama
ini.Semua siswa menginginkan model pembelajaran yang vareatif dan dapat menumbuhkan semangat belajar.

B. Deskripsi Siklus I

1 Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi pembuatan perangkat pembelajaran, perangkat
alat pembelajaran, pembuatan instrumen dan lembar observasi. Pembuatan perangkat pembelajaran terdiri dari
pengembangan silabus dan sistem penilaian, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang dilakukan
dengan cara memperbaiki dan menyesuaikan program pembelajaran yang telah dibuat di awal semester.
Persiapan alat pembelajaran dan lembar kerja siswa (LKS).. Program yang dibuat digunakan untuk pembelajaran
pada siklus I, II,dan III .Pembuatan instrumen dan lembar observasi peneliti digunakan untuk mengetahui sejauh
mana kinerja peneliti yang tidak lain adalah guru yang mengajar di kelas tersebut dalam pembelajaran khususnya
pada penerapan model kooperatif tipe STAD. Sedangkan instrumen dan lembar observasi siswa digunakan untuk
melakukan pengamatan dan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran Listrik Dinamis dan penerapannya..

2 Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang dilakukan pada pembelajaran mengacu pada perencanaan tindakan yang telah dibuat. Materi ajar
yang disajikan pada siklus I mengenai Hukum Ohm. Di awal siklus I peneliti memberikan apersepsi,tujuan
pembelajaran, penjelasan tentang penggunaan alat dan langkah percobaan dan membagi siswa menjadi
beberapa kelompok belajar kooperatif. Selama proses pembelajaran peneliti membimbing siswa dalam
percobaan.dan pengamatan..

Selama pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap kinerja peneliti dan pengamatan terhadap aktivitas siswa,
mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Penilaian pada siswa terdiri dari penilaian aktivitas yang dilakukan
selama proses pembelajaran menggunakan lembar observasi siswa dan penilaian tertulis individu yang dilakukan
setelah kegiatan inti dilakukan.

3. Pengamatan

Aspek yang diamati terhadap perilaku peneliti meliputi keterampilan membuka pelajaran (A), penerapan model
kooperatif Tipe STAD dalam pembelajaran , keterampilan membimbing kelompok dalam melakukan percobaan.
(B) dan keterampilan menutup pelajaran (C). Kemudian observer melakukan pengamatan terhadap kinerja peneliti
dan memberikan skor pada aspek yang diamati di lembara obsevasi.

Observer mengisi lembar obsevasi siswa sesuai aspek yang diamati terhadap prilakau siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran .

4. Reflesi

Setelah dilakukan refleksi berdasarkan pengamatan melalui diskusi antara peneliti dan observer disimpulkan
bahwa kenerja peneliti pada siklus 1 perlu ditingkatkan terutama ketrampilan penerapan pendekatan kooperatif
tipe STAD, memberi motivasi pada siswa agar lebih aktif dan trampil dalam penggunaan alat,membimbing siswa
pada saat proses pembelajaran.Aktivitas siswa udah mulai tumbuh .Peneliti perlu melakukan beberapa perbaikan
tampilan yang digunakan pada siklus II.

C. Deskripsi Siklus II

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan rencana tindakan pada siklus I.
Rencana tindakan yang direncanakan peneliti meliputi : Menyusun rencana pelaksanan pembelajaran
(RPP),menyiapkan instrument penelitian antara lain: lembar observasi siswa,kartu soal dan kunci jawaban.
Menyiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan menyiapkan alat/media
pembelajaran.Peneliti memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk lebih berperan aktif dalam
pembelajaran terutama pendekatan kooperatif tipe STAD.

2. Pelaksanaan tindakan.

Tindakan yang dilakukan telah mendekati perencanaan tindakan yang peneliti buat. Materi ajar yang
disajikan pada siklus II mengenai hokum Kirchoff Diawali pembelajaran peneliti mereview tugas rumah ( PR).yang
diberikan pada pertemuan siklus sebelumnya,memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada
kegiatan inti peneliti menjelaskan alat dan cara melakukan percobaan .Kemudian dibentuk kelomok kooperatif.
Melakukan percobaan secara kelompok sesuai prosedur pada LKS Hasilnya dideskusikan kelompoknya masing-
masing kemudian wakil kelompok mempresentasikan.Peneliti memberikan penekanan dan penguatan pada materi
ajar katrol. Pada akhir kegiatan inti diadakan evaluasi secara individu.Pada kegiatan penutup guru/peneliti
mengajak siswa melakukan refleksi tanya jawab tentang materi ajar yang baru saja dipelajari dan membuat
rangkuman .Peneliti memberikan tugas rumah dan menyampaikan materi ajar pada pertemuan yang akan datang.

3. Pengamatan
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung ,diadakan pengamatan dan penilaian terhadap guru dan siswa
Pengamatan dan penilaian terhadap guru diadakan oleh observer dengan mengisi lembar observasi pengelolaan
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pengamatan keaktivan siswa oleh observer dengan cara mengisi lembar
observasi.

4. Refleksi

Bedasarkan hasil obsevasi dan evaluasi selama pelaksanaan siklusII, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dan diperbaiki untuk rencana tindakan siklus III. Dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan ,peneliti telah
berusaha tampil dengan baik dan memenuhi seluruh aspek pembelajaran tipe STAD. Beberapa hal yang perlu
diperbaiki dalam pengelolaan pembelajaran adalah guru masih kurang membimbing siswa sehingga dapat
menggunakan waktu yang efektif dan efisien dalam hal diskusi kelompok,memecahkan masalah.dan presentasi
hasil kinerjanya.Untuk mengatai hal tersebut peneliti dan observer saling memberikan masukan agar pada siklus
berikutnya peneliti tampil lebih baik.Dari hasil observasi terdapat satu atau dua dalam masing-masing kelompok
yang kurang peduli terhadap kerja yang dilakukan temannya.Untuk mengatasi peneliti pada siklus III berusaha
membimbing siswa secara menyeluruh pada semua kelompok.

D. Deskripsi Siklus III

1. Perencanaan Tindakan

Berdasakan hasil refleksi siklus II maka direncanakan tindakan pada siklus III sebagai berikut: menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran ( Lampiran 1),menyiapkan instrument penelitian yang berupa lembar observasi
siswa ,kartu soal dan kunci jawaban.Menyiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan alat pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan penbelajar dimulai dengan dengan kegiatan pendahuluan yang berupa apersepsi untuk
mengingat kembali materi hokum Kirchoof pada siklus II. Motivasi disampaikan untuk menarik perhatian materi
ajar yang akan disampaikan.Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.Pelaksanaan kegiatan inti peneliti
meminta siswa dalam kelompok koopetif masing-masing.Siswa tampak udah terbiasa tertip dan tidak ramai.
Peneliti meminta siswa membaca LKS sebagai petunjuk kegiatan praktiku. Peneliti melakukan demonstasi kelas
dan dilanjutkan tiap kelompok mempraktekkan

Peneliti mengingatkan kembali pada siswa bahwa kerja kelompok setiap siswa harus saling bekerja sama.Begitu
juga saat kegiatan diskusi kelompok dan diskusi kelas agar semua terlibat baik bertanya maupun menjawab
pertanyaan.Peneliti membimbing siswa dalam melakukan kegiatan dan menarik kesimpulan.Peneliti berusaha
membimbing semua kelompok.Semua siswa dalam kelompok saling bekerja sama dalam menyelesaikan
tugas.Peneliti meminta beberapa kelompok mempresentasikan hasil kenerja kelompoknya dan kelompok lain
menanggapinya.Peneliti memberikan umpan balik atas kegiatan diskusi kelas dan memberikan penguatan.Peneliti
memberikan penghagaan pada kelompok terbaik dan kemudian mengevaluasi.

Pada kegiatan penutup siswa diajak melakukan refleksi dan membuat rangkuman materi ajar Hukum Kirchoof
.Peneliti memberikan tugas dan menyampaikan materi ajar pada pertemuan berikutnya.

3. Pengamatan.

Selama proses pembelajaran berlangsung ,diadakan pengamatan dan penilaian terhadap kinerja guru /peneliti
dan siswa. Pengamatan dan penilaian terhadap peneliti dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar observasi
pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD.Pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi /ulangan untuk
mengetahui perkembangan prestasi siswa.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan hasil ulangan selama siklus III berlangsung diperoleh data bahwa peneliti telah
berhasil menerapkan pembelajaran kooperatiftipe STAD.Pembelajaran kooperatif tipe STAD telah berlangsung
dengan katagori baik. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III.
Peningkatan kinerja guru/peneliti berdampak pada peningkatan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa.
Hasil monitoring peneliti terhadap aktivitas siswa pada siklus I masih tampak canggung, belum kompak dalam
kelompok ,masih merasa takut-takut melakukan kegiatan,bertanya pada guru dan takut melakukan presentasi di
depan kelas. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus 1 terangkum pada table 4.2.

Tabel 4.4 Data hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I

Pada siklus I ini aktivitas siswa mulai gairah mengikuti pembelajaran 66,3 % siswa nampak aktif sedangkan 33,7
% siswa masih perlu ditingkatkan.

Hasil Ulangan harian siswa terhadap materi ajar Hukum Ohm pada siklus I masih belum menunjukkan perubahan
yang signifikan bila dibandingkan dengan nilai ulangan sebelum diberikan tindakan. Prosentase ketuntasan
Sebelum siklus yang memperoleh nilai 65 baru mencapai 40,6 % .Terdapat kenaikan prosentase ketuntasan dari
40,6% menjadi 53,1 %

Penilaian siswa berkaitan ulangan harian Siklus 1 dilaporkan pada tabel 4.5

Rata;rata nilai ulangan pada siklus 1 = 61,75. Siswa belum tuntas berjumlah 17 ( 53,1 %) ,sedang siswa yang
telah tuntas belajar sebanyak 15 ( 46,9 %).

Grafik 4.2. Prestasi belajar hasil ulangan harian siklus I

DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah, 2003. Model Pembelajaran Portofolio, Bandung : PT Ganesindo.

Burden Paul & Byrd David M. 1999. Methods of Effective Teaching. Massachusset : Allyn & Bascon

De Potter, 2000. Quantum Teaching, Jakarta. Kaifa

Hamzah B. Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta . PT Bumi
Aksara

Hidayat, 2006. Pembelajaran Ekosistem di Kebun Sekolah, PTK SMA 1 Sumenep.

Istamar Syamsuri, 2005. IPA Biologi untuk SMP kelas VII. Jakarta Erlangga.

KTSP, 2008. SMP Negeri 2 Tirtomoyo, Wonogiri. Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri

Susilo, 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta. Pustaka Book Publisher.

Syaiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna pembelajaran. Bandung. Penerbit Alfa Beta.
Thoifuri, 2007. Menjadi Guru Inisiator. Kudus : STAIN Kudus Press.

TIM MGMP IPA Rayon 12 Wonogiri, 2008. IPA-Biologi VII, Klaten. Sinar Mandiri

Wenno I.H, 2008. Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual. Yogyakarta Penerbit Inti Media.

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana
Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai