Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I)
yang timbul pada penghantar berlawanan arah dengan arah gerak elektron.
Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang dari suatu penghantar dalam satuan
waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang
mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan waktu. Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesarQ,
maka kuat arus listrik I adalah:
para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Jadi
arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron.
BEDA POTENSIAL ATAU TEGANGAN LISTRIK (V)
Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari kutub negatif ke kutub positif,
disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif
mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif.
Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan terbuka disebut gaya gerak listrik dan
dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit.
HUBUNGAN ANTARA KUAT ARUS LISTRIK (I) DAN TEGANGAN LISTRIK (V)
Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika berasal dari Jerman yang
bernama George Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai hukum Ohm yang berbunyi:
Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung denganbeda potensial (V) antara ujung-
ujung penghantar asalkan suhu penghantartetap.
Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik atau resistansi (R)
dengan satuan ohm.
HUBUNGAN ANTARA HAMBATAN KAWAT DENGAN JENIS KAWAT DAN UKURAN KAWAT
Hambatan atau resistansi berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu
rangkaian listrik. Dalam radio dan televisi, resistansi berguna untuk menjaga kuat arus dan tegangan pada
nilai tertentu dengan tujuan agar komponen-komponen listrik lainnya dapat berfungsi dengan baik.
Untuk berbagai jenis kawat, panjang kawat dan penampang berbeda terdapat hubungan sebagai berikut:
HUKUM I KIRCHOFF
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus listrik melalui percabangan
tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada
cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus listrik yang melalui
cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada cabang, hambatannya kecil maka arus listrik yang
melalui cabang tersebut arus listriknya besar.
Hukum I Kirchoff berbunyi:
Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlahkuat arus listrik yang keluar
dari titik simpul tersebut.
Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya dengan hukum kekekalan muatan listrik.
Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai:
HUKUM II KIRCHOFF
Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karena ada rangkaian yang tidak dapat
disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel.
Umumnya ini terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan dengan cara rumit
sehingga penyederhanaan rangkaian seperti ini memerlukan teknik khusus untuk dapat menjelaskan atau
mengoperasikan rangkaian tersebut. Jadi Hukum II Kirchhoff merupakan solusi bagi rangkaian-rangkaian
tersebut yang berbunyi:
Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik () denganpenurunan tegangan (IR)
sama dengan nol.
Hukum Kirchoff II dirumuskan sebagai berikut:
ENERGI LISTRIK
Karena q = I . t, dimana I adalah kuat arus listrik dan t waktu, maka besar usaha
yang dilakukan adalah:
W=V.I.t
Karena V = I . R, maka besar usaha W yang sama dengan energi listrik adalah
DAYA LISTRIK
Besar Daya listrik (P) pada suatu alat listrik adalah merupakan besar energi listrik (W) yang muncul tiap
satuan waktu (t), kita tuliskan.
Interaksi Magnet
Selama beratus tahun, kita mengetahui kegunaan magnet. Beberapa benda merspon gaya yang diberikan
magnet, atau tertarik; namun ada yang tidak terpengaruh. Apa saja benda yang dapat dipengaruhi oleh
magnet? Coba eksperimen ini dan cari tahu!
Cobalah Ini:
Sentuhkan magnet batangmu ke masing-masing benda. Benda apa saja yang tertarik dan menempel pada
batang magnet? Benda apa saja yang tidak tertarik oleh magnet?
Catatlah hasilnya pada tabel dibawah dengan memberikan tanda dibawah tulisan ya untuk benda yang
tertarik oleh magnet atau tidak untuk benda yang tidak tertarik oleh magnet. Tuliskan juga dari bahan apa
benda-benda tersebut dibuat pada tabel bertuliskan bahan. Cobalah dengan benda lainnya!
Fakta Mengenai Magnet:
Apakah kamu mendapati bahwa hanya benda yang berasal dari besi dan baja saja yang tertarik dengan
magnet? Ternyata magnet juga menarik kobalt dan nikel.
Umumnya magnet terbuat dari besi dan baja, biasanya juga merupakan campuran dengan bahan lain seperti
kobalt dan nikel. Tapi beberapa magnet terbuat dari plastik dan keramik yang dicampur dengan serbuk
magnet
Cobalah Ini:
Letakkanlah benang dalam bentuk melingkar diatas permukaan air, tapi jangan diikat. Pastikan benang
tersebut mengambang. Tidak tenggelam. Kemudian teteskanlah setetes sabun cair pada posisi ditengah
lingkaran benang tersebut. Perhatikan apa yang terjadi pada benangnya!
Apakah magnet dapat berinteraksi tanpa menyentuh bendanya? Para ilmuwan telahmencobanya melalui
udara, air, kaca, dan benda lainnya. Kamu dapat mencobanya dan tunjukkanlah Sulap ini kepada teman-
temanmu.
Cobalah Ini:
1. Ikat penjepit kertas pada ujung benang. Lalu tempelkan ujung benang yang lainnya dengan selotip pada
meja atau lantai. Pelan-pelan dekatkan magnet kearah penjepit kertas sampai penjepit kertas tersebut
tertarik. Hati-hati, jangan sampai penjepit kertasnya menempel di magnet. Cobalah kamu angkat magnet
keatas perlahan-lahan, usahakan jarak magnet ke penjepit kertas selalu sama, apakah penjepit kertasnya
akan terbawa keatas mengikuti magnet?
2. Coba letakkan magnet di meja atau lantai, lalu tutupi dengan selembar kertas. Setelah itu letakkan
penjepit kertas diatasnya, usahakan jaraknya tidak terlalu jauh dari ujung magnet. Dekatkan secara
perlahan-lahan. Apa yang terjadi, apakah penjepit kertasnya tertarik oleh magnet?
Taruh serbuk besi kedalam gelas. Jika tidak ada cobalah cari benda yang terbuat dari besi seperti paku.
Setelah itu, dekatkan magnet dari luar gelas. Apakah serbuk besi yang ada dalam gelas bisa tertarik oleh
magnet?
3. Sekarang, tuangkan air kedalam gelas berisi serbuk besi tadi. Lalu cobalah dekatkan magnet dari luar
gelas lagi. Kali ini apakah serbuk besinya tertarik oleh magnet? Setelah selesai, segera buang airnya dan
keringkan serbuk besinya dengan tissue agar tidak karatan.
Fakta Mengenai Magnet:
Ternyata, magnet bisa menarik benda-benda yang terbuat dari besi walaupun ada penghalang berupa udara,
air, kertas, maupun kaca. Jadi magnet bisa menarik besi tanpa perlu bersentuhan dengan besinya secara
langsung. Asalkan penghalangnya tidak terlalu tebal untuk magnet yang kecil
Percaya atau tidak, kamu bisa membuat dua benda bermassa sama, terapung dan tenggelam masing-
masing secara bersamaan. Jadi, ketika kamu meletakkan dua benda tersebut kedalam air, yang satu akan
terapung, satu lagi tenggelam. Koq bisa?
Cobalah Ini:
Lapisilah masing-masing karton dengan alumunium foil. Lalu, ambil salah satunya dan bentuklah menjadi
sebuah wadah menyerupai box untuk membungkus kue tart (kita akan menyebutnya menyerupai kapal-
kapalan). Letakkan 5 tumpuk koin di dalamnya.
Ambillah 5 tumpuk koin lainnya dan bungkuslah dengan karton yang belum digunakan. Kamu bisa
membungkusnya dengan berbagai cara. Lebih baik kamu bentuk seperti gumpalan kertas biasa.
Letakkanlah keduanya diatas permukaan air secara bersamaan. Apa yang terjadi?
Kamu mungkin pernah menggunakan kata gaya dan tekanan. Tapi apa kamu mengerti apa arti kata gaya
dan tekanan itu? Pada percobaan ini, kita akan mengenal gaya dan tekanan lebih dekat. Yuk coba!
Cobalah Ini:
Kali ini kita akan mencoba menggunakan tabung suntik untuk melakukan simulasinya. Posisikanlah katup
tabung suntik pada keadaan tertutup. Kemudian, tariklah hingga mencapai 1 nya. Pastikan 1 tabung tersebut
terisi udara. Kemudian, tahanlah bagian mulut tabung dan tarik dengan kuat katup tabung suntik. Dengan
cepat, lepaskanlah. Apa yang terjadi dengan katup tabung?
Aliran Udara
Apakah tiupan udara akan selalu membuat benda melengkung membesar? Ternyata tidak juga. Coba kamu
lakukan percobaan ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Dua buku yang sama besar atau banda lain yang berukuran sama
2. Selembar kertas
3. Sedotan
Cobalah Ini:
Letakkanlah selembar kertas diantara dua buah buku, sehingga menyerupai sebuah jembatan. Pastikan
bentuk kertasnya tidak melengkung. Kemudian, dengan menggunakan sedotan, tiuplah bagian bawah kertas
yang berada diantara dua buku. Perhatikanlah apa yang terjadi dengan kertasnya.
Ketika kamu meniup di bagian bawah kertas, kamu akan melihat kertas akan melengkung kedalam
mendekati sedotan. Tidak terbang atau tertiup keluar.
Ketika kamu meniup, kamu membuat tekanan udara dibawah kertas menjadi lebih kecil bila dibandingkan
dengan tekanan udara diatas kertas. Sehingga tekanan udara diatas kertas akan menekan kertas kebawah,
dan bentuk kertas akan melengkung mendekati sedotan dan tidak terbang keatas.
Arus Pendek
Kita mengetahui listrik harus melalui rangkaian tertutup untuk dapat mengalir. Tapi terkadang, aliran listrik
dapat terganggu. Cobalah eksperimen ini untuk mengetahui apa itu arus pendek dan apa yang dapat terjadi
akibat arus pendek.
Cobalah Ini:
Kelupas plastik kabel pada kedua ujung kebel dan pada bagian tengah kabel. Hubungkan masing-masing
kabel pada masing-masing kutub baterai dan hubungkan dengan soket lampu. Perhatikan apa yang terjadi?
BAHAYA! Sekarang, dengan cepat hubungkan bagian tengah kabel yang terkelupas. Lakukan ini hanya
selama dua detik saja, dan pastikan tanganmu MENYENTUH BAGIAN PLASTIK KABEL. Kabelnya mungkin
akan terasa panas. Apa yang terjadi pada lampu?
Fakta Mengenai Magnet:
Ketika kamu membuat rangkaian listrik biasa, listrik akan memanaskan kawat filamen yang ada pada bola
lampu dan membuatnya menyala. Tapi ketika kamu menyilangkannya (menghubungkan bagian tengah kabel
yang terkelupas tadi), lampu akan mati. Ingatlah: Listrik akan mengambil lintasan yang lebih mudah (lebih
pendek) dari suatu rangkaian.
Ketika kamu menyilangkannya, kamu membuat arus pendek. Arus pendek ini tidak akan memanaskan
filamen bola lampu agar menyala, tapi justru akan memanaskan kabel. Kamu mungkin akan mencium bau
hangus ketika ini terjadi.
ARUS PENDEK SANGAT BERBAHAYA DAN DAPAT MENIMBULKAN KERUSAKAN BESAR. JADI SELALU
WASPADA DENGAN MATA DAN HIDUNGMU UNTUK MELIHAT DAN MENCIUM APABILA ADA TANDA-
TANDA ARUS PENDEK.
Kamu mengetahui bahwa cahaya terdiri dari 3 warna dasar, biru, hijau, merah. Bedakan dengan warna
primer biru, kuning, merah. Nah, pada percobaan ini kamu akan mencoba memilah cahaya-cahaya tersebut.
Cobalah Ini:
Ambil salah satu gambar, kemudian letakkan filter diatasnya. Perhatikan apa yang terjadi dengan
gambarnya. Cobalah dengan filter warna lain.
Setelah itu, kamu harus mencoba dengan gambar berwarna lainnya dan dengan filter yang berbeda. Apa
yang kamu amati pada gambar tersebut?
Kamu pernah menggunakan sedotan kan. Mungkin bukan benda yang aneh. Karena ketika kita ingin
meminum air, kadang kita menggunakan sedotan. Dan banyak orang yang merasa lebih nikmat minumnya
dengan menggunakan sedotan. Tapi, bagaimana sebenarnya cara kerja sedotan? Apa kamu tahu?
Cobalah Ini:
Tuanglah air kedalam gelas. Kamu bisa mengisinya dengan apa saja. Air putih, susu, atau sirup. Tapi jangan
air mentah! Masukkanlah sedotan kedalam gelas. Sekarang, cobalah kamu minum.
Kamu mengetahui ada beberapa jenis cermin. Tapi kamu mungkin hanya memahami dengan jelas untuk
cermin datar saja. Nah, kamu harus mencoba ini untuk melihat jenis cermin lainnya
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Lembaran sejenis alumunium foil yang dapat memantulkan bayangan
Cobalah Ini:
Peganglah lembaran dalam posisi tegak. Usahakan tidak terjadi lengkungan-lengkungan pada lembaran.
Perhatikan bayangan yang terbentuk.
Sekarang tekuklah lembaran kearah luar menjauhi wajahmu, lalu lihatlah apa yang terjadi pada bayangan
yang kamu lihat.
Terakhir, tekuklah lembaran kearah dalam mendekati wajahmu, apa yang terjadi pada bayangan yang kamu
lihat.
Ingat. Usahakan lembaran jangan sampai terlipat.
Apa yang terjadi?
Ketika kamu memposisikan lembaran tegak, maka kamu melihat sebuah cermin datar biasa. Namun, ketika
kamu menekuk lembaran menjauhi wajahmu, kamu membuat cermin cekung. Dan ketika kamu menekuk
lembaran mendekati wajahmu, kamu membuat cermin cembung.
Bayangan yang dihasilkan juga akan berbeda-beda. Dengan cermin datar, bayanganmu akan sama dengan
wujud aslimu. Tapi dengan cermin cekung, bayanganmu akan terbalik. Dan dengan cermin cembung,
bayanganmu akan menjadi lebih kecil.
Jika kamu tidak menemukan lembaran yang cocok, kamu bisa menggunakan permukaan sendok untuk
melihat perbedaan cermin cekung dan cermin cembung. Kamu bisa amati dengan jelas bayangan yang
terpantul pada sendok.
Gaya Gravitasi 1
Kamu tahu Galileo pernah menjatuhkan dua benda berbeda bentuk dari atas menara miring pisa dan
keduanya jatuh bersamaan? Tapi pada percobaan kali ini, kita akan menjatuhkan dua benda berbeda, dan
keduanya jatuh tidak bersamaan. Koq bisa? Apa Galileo salah?
Cobalah Ini:
Peganglah masing-masing kertas dan buku pada kedua tanganmu. Kemudian berdirilah tegak. Secara
bersamaan jatuhkanlah kedua benda tersebut dari tanganmu. Bagaimana waktu jatuh kedua bendanya?
Sekarang, letakkan kertas diatas buku dan peganglah dengan erat. Kemudian jatuhkanlah secara tiba-tiba.
Apa yang terjadi dengan jatuhnya kertas dan buku?
Gaya Gravitasi 2
Kamu tahu Galileo pernah menjatuhkan dua benda berbeda bentuk dari atas menara miring pisa dan
keduanya jatuh bersamaan? Tapi pada percobaan kali ini, kita akan menjatuhkan dua benda berbeda, dan
keduanya jatuh tidak bersamaan. Koq bisa? Apa Galileo salah?
Apakah kamu pernah melihat pada beberapa bangunan ada rantai yang menggantung dari atap hingga ke
permukaan tanah? Mungkin kamu bertanya-tanya apa maksud rantai tersebut dipasang. Nah, kamu harus
mencoba ini untuk tahu apa guna rantai tersebut.
Cobalah Ini:
Ikatkanlah ujung benang pada gagang teko. Kemudian posisikan benang tersebut hingga menempel pada
mulut teko. Akan lebih baik jika benang diposisikan cukup tegang. Secara perlahan, tuanglah air dari mulut
teko yang dilewati benang. Apa yang terjadi pada air yang kamu tuang?
Cobalah Ini:
Pasang dua kabel pada masing-masing ujung kabel kancing baterai yang telah terpasang pada kutub
baterai. Sambungkan ujung kabel yang satu pada soket yang telah dipasangi lampu. Biarkan ujung kabel
baterai dan ujung kabel lampu lainnya tidak terpasang. Tuangkan air murni kedalam gelas. Kali ini,
masukkan kedua ujung kabel yang tidak terpasang ke dalam air tersebut. Tapi jangan sampai kedua ujung
kabelnya saling bersentuhan. Apa yang terjadi, apakah lampunya menyala?
Sekarang, coba masukkan garam kedalam gelas berisi air tadi dan aduk hingga larut. Lalu masukkan kedua
ujung kabel kedalamnya. Apakah lampunya sekarang menyala?
Cobalah Ini:
Masukkan satu sendok makan gula pasir kedalam gelas berisi air panas. Lalu kamu aduk dengan
menggunakan sendok. Hitunglah berapa kali kamu harus mengaduk untuk membuat gulanya larut
sepenuhnya. Masukkan satu sendok makan gula sisanya kedalam gelas berisi air dingin. Cobalah kamu
aduk dengan jumlah adukan yang sama seperti pada percobaan yang pertama. Apakah gulanya larut?
Kamu pernah melihat sebuah gelas kertas? Sesuai namanya, gelas kertas itu gelas yang terbuat dari kertas.
Karena dari kertas, maka tentu saja dapat terbakar. Tapi, kamu bisa membuat kertas ini tidak terbakar lho.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Dua buah Gelas Kertas
2. Air
3. Lilin
Cobalah Ini:
Coba kamu bakar bagian dasar dari gelas kertas. Jika tidak ada, kamu bisa gunakan gelas plastik. Pastikan
bahwa gelas tersebut dapat terbakar. Ingat, cobanya hanya dengan satu gelas saja ya. Isilah gelas lainnya
kertas dengan air. Jika kamu tidak menemukan gelas kertas, kamu bisa menggunakan gelas plastik.
Nyalakanlah lilin yang sudah kamu siapkan. Dan letakkan gelas berisi air diatas lilin seperti kamu sedang
memasak air. Coba lihat apa yang terjadi dengan gelasnya?
Cobalah Ini:
Jepitlah gula batu dengan menggunakan tang. Lalu bakarlah pada lilin yang sudah kamu nyalakan.
Perhatikanlah apa gula batu tersebut terbakar?
Sekarang, cobalah lumuri gula batu tersebut dengan abu kertas. Kemudian bakarlah pada lilin yang
menyala. Apakah gula batu tersebut terbakar?
Membuat Elektromagnetik
Tentu kamu tahu bahwa arus listrik dapat menyebabkan fenomena kemagnetan. Fenomena ini juga dapat
membuat paku biasa menjadi sebuah magnet tidak permanen yang disebut fenomena elektromagnet.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Batang besi atau paku (hati-hati jika menggunakan paku)
2.Dua kabel yang cukup panjang
3.Baterai 9 volt
4.Kancing baterai
5.Sakelar sederhana (Dari percobaan membuat saklar sederhana)
6.Isolasi
7.Penjepit kertas
Cobalah Ini:
Pastikan kamu memiliki dua kabel dengan panjang 30 cm dan 60 cm. Kelupas kedua ujung kabel tersebut.
Sebelum dilanjutkan, cobalah dekatkan paku ke penjepit kertas untuk melihat apakah panjepit kertasnya
tertarik atau tidak. Lilitkan kabel yang panjang pada paku. Lalu buatlah rangkaian saklar sederhana seperti
yang ada pada modul percobaan saklar sederhana. Sekarang, cobalah nyalakan saklar dan dekatkan paku
pada penjepit kertasnya, apa yang terjadi? Apa yang terjadi ketika kamu matikan saklarnya?
Cobalah Ini:
1.
Campurkan satu sendok teh serbuk besi dan satu sendok teh garam pada selembar kertas. Mintalah
bantuan orang yang lebih tua agar tidak mengotori badanmu. Buatlah agar campuran tersebut tidak
menumpuk dan merata pada kertas. Lalu, dekatkanlah magnet U tersebut ke atas permukaan campuran
magnet tadi. Apa yang terjadi?
2.
Buanglah garam yang tersisa pada kertas dan lepaskan serbuk besi yang menempel pada magnet.
Kumpulkan kembali serbuk besinya agar dapat digunakan kembali.
Fakta Mengenai Magnet:
Ketika ada campuran besi dan bahan lain yang tidak tertarik magnet seperti garam, maka hanya serbuk besi
yang dapat tertarik magnet. Magnet juga sering digunakan untuk memisahkan besi dan baja dari bahan
lainnya.
Contohnya, pada pabrik obat dan makanan. Mereka menggunakan magnet untuk memisahkan besi dari obat
dan makanan mereka agar lebih aman untuk dikonsumsi.
Kamu tahu kan gaya gesek antara suatu benda dan permukaan lintasan dapat menghambat laju benda
tersebut. Tapi, jika gaya gesek yang tercipta adalah dari air yang berada dalam botol yang digelindingkan,
mungkin gak sih?
Cobalah Ini:
Percobaannya sangat mudah. Peganglah kedua botol pada posisi yang sama. Kemudian gelindingkanlah
keduanya secara bersamaan. Usahakan gaya yang diberikan sama pada kedua botol. Apa yang terjadi
dengan gerak kedua botol?
Cobalah Ini:
Percobaannya sangat mudah. Peganglah kedua botol pada posisi yang sama. Kemudian gelindingkanlah
keduanya secara bersamaan. Usahakan gaya yang diberikan sama pada kedua botol. Apa yang terjadi
dengan gerak kedua botol?
kamu pernah membantu ibu memotong sayuran atau buah, disanalah fisikanya berlaku.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Pisau
2.Kentang
3.Selembar kertas
Cobalah Ini:
Untuk percobaan yang pertama, sederhana saja. Potonglah kentang dengan menggunakan pisau. Hasilnya,
kentang akan terpotong. Mungkin kamu berpikir karena pisaunya tajam.
Kamu sekarang harus melakukan percobaan ini, potonglah kentang dengan selembar kertas. Kamu pegang
ujung-ujung dari kertas. Usahakan agar kertasnya dalam keadaan tegang. Hentakkan dengan cepat dan
keras ke kentang. Apa yag terjadi? Apakah kentangnya terpotong?
Cobalah Ini:
Percobaan ini mudah. Kamu cukup hanya menusuk sedotan kedalam minuman gelas yang akan kamu
minum. Kenapa bisa tertusuk ya? Mungkin kamu berpikir karena ujungnya tajam. Tapi coba yang berikutnya.
Sekarang, coba kamu tusuk sedotan dengan menggunakan bagian yang tumpulnya. Apakah bisa menusuk
minuman gelasnya?
Cobalah Ini:
Letakkan beberapa tumpuk buku diatas meja. Lalu doronglah kedepan, dan usahakan gaya yang kamu
berikan konstan sehingga kecepatannya tidak berubah. Dengan cepat, hentikanlah tumpukan buku yang
kamu dorong. Perhatikanlah buku yang berada di posisi paling atas, apa yang terjadi?
Kamu pernah main gelembung sabun? Mungkin kamu pernah membayangkan ya jika kamu bisa membuat
gelembung sabun yang berbentuk kotak, segitiga, atau bentuk lainnya. Apa bentuk gelembung sabun hanya
seperti bola saja ya? Kenapa tidak bisa berbentuk lain?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Air sabun
2. Sedotan
Cobalah Ini:
Tiuplah air sabun dengan sedotan hingga terbentuk gelembung yang berukuran sedang. Buat agar
gelembung terlepas dari sedotan, sehingga melayang di udara. Perhatikanlah bagaimana bentuk gelembung
sabun itu. Sekarang, tiup lagi air sabun dengan sedotan hingga berukuran lebih kecil dari gelembung yang
pertama. Segera tutup ujung sedotan yang terbuka dengan jarimu. Jangan sampai ada udara yang keluar
masuk ke dalam gelembung. Usahakan gelembung tidak terlepas dari ujung sedotan yang satunya.
Perhatikan apa yang terjadi dengan bentuk gelembung.
Bidang miring memiliki banyak sekali keuntungan dan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya
adalah pada pengangkatan beban.
Cobalah Ini:
Ikatkan beban pada pegas. Pastikan pegas cukup kuat untuk menahan beban (tidak terenggang cukup
jauh). Perlahan-lahan, angkatlah pegas yang sudah diikat beban hingga beban terangkat dari permukaan
tanah. Ukurlah panjang pegas sekarang.
Sekarang, posisikan beban pada bidang miring yang telah dibuat. Kemudian tarik perlahan-lahan dari atas
bidang miring hingga beban terangkat dari permukaan tanah. Ukurlah panjang pegas sekarang.
Bandingkanlah hasil pengukuran panjang pegas.
Kamu bisa melihat beberapa faktor pada gaya tekan. Kamu harus mencoba melakukan percobaan ini untuk
dapat mengetahui lebih jauh mengenai tekanan.
Cobalah Ini:
Lipatlah tissue menjadi 4 lipatan. Kemudian Ambillah pinsil dan tusuklah tissue yang pertama dengan bagian
belakang pinsil yang tidak diraut. Perhatikanlah bekas tusukannya.
Ambillah tissue yang kedua, dan tusukkanlah dengan bagian pinsil yang tumpul. Perhatikanlah apa yang
terjadi dengan bekas tusukkannya.
Ambillah tissue yang terakhir, kemudian tusuklah dengan bagian tusuk gigi yang runcing. Perhatikanlah apa
yang terjadi dengan bekas tusukannya.
Hukum Archimedes
Eureka! Kamu pernah mendengar itu? Alkisah katanya Archimedes meneriakkan ini ketika berendam di bak
mandi karena berhasil menemukan cara untuk memisahkan dan mengetahui emas murni. Kemudian ia pun
berlari keluar rumah dengan tanpa pakaian! Ingin tahu bagaimana caranya? Mari dicoba disini.
Cobalah Ini:
Siapkan wadah yang berisi penuh air. Jangan lupa letakkan wadah tersebut di dalam wadah yang lebih
besar. Jangan sampai ada air yang tumpah sebelum benda dicelupkan.
Setelah persiapan selesai, masukkanlah benda yang ingin kamu uji kedalam wadah berisi air penuh. Biarkan
sejumlah air tumpah kedalam wadah yang lebih besar. Setelah kira-kira tidak ada air yang tumpah lagi,
angkat perlahan wadah berisi air yang telah dicelupkan benda uji, jangan sampai ada air yang tumpah lagi.
Nah, jumlah tumpahan air yang ada pada wadah yang besar merupakan jumlah volume yang sama dengan
benda uji yang tadi kita celupkan.
Hukm I Termodinamika
Kamu pernah mencoba untuk menghangatkan air? Biasanya kamu akan menghangatkannya dengan
mencampurkan air panas dengan air dingin. Tapi, Apakah kamu pernah mencoba untuk menghangatkan air
dengan bantuan benda lain? Jika belum, kamu harus mencoba ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Wadah berisi air panas
2.Wadah berisi air dingin
3.Baut
4.Capitan untuk mengambil benda
Cobalah Ini:
Masukkanlah baut kedalam wadah berisi air panas. Biarkanlah terendam selama beberapa menit. Hati-hati,
jangan sampai kamu tersiram air panas.
Sekarang, ambillah baut tersebut dengan menggunakan capitan dengan hati-hati. Lalu dengan segera
masukkan baut yang panas tersebut kedalam wadah berisi air dingin. Biarkan selama beberapa saat.
Kemudian, masukkanlah tanganmu kedalam air dingin tersebut dan rasakanlah bagaimana suhunya.
Gerhana Matahari
Apa kamu pernah melihat gerhana matahari? Gerhana matahari merupakan fenomena alam yang jarang
sekali bisa kita lihat. Dimana bagian bumi ada yang menjadi gelap karena terhalang oleh bulan.
Cobalah Ini:
Posisikanlah globe tegak. Kemudian arahkan senter yang menyala pada salah satu bagian globe. Posisikan
bola yang lebih kecil berada diantara senter dan globe. Perhatikanlah bayangan yang ada pada globe.
Cobalah Ini:
Masukkanlah botol berisi pewarna makanan kedalam wadah berisi air. Ingat, botol harus dalam keadaan
tertutup. Jangan dibuka dulu. Posisikan agar botol berada pada dasar wadah dan tidak mengapung.
Kemudian, perlahan-lahan lepaskan tutup botol pewarna makanan. Perhatikanlah apa yang terjadi didalam
wadah.
Gerhana Bulan
Apa kamu pernah melihat gerhana bulan? Gerhana bulan merupakan fenomena alam yang jarang sekali
bisa kita lihat. Dimana Bulan menjadi menghilang dan tidak terlihat karena
tertutup oleh bayangan bumi.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Globe. Akan lebih baik jika kamu menggunakan model tata surya
2. Sebuah bola yang lebih kecil, seperti bola pingpong
3. Senter
Cobalah Ini:
Posisikanlah globe tegak. Kemudian arahkan senter yang menyala pada salah satu
bagian globe. Posisikan globe berada diantara senter dan bola yang kecil. Perhatikanlah
bayangan yang ada pada bola yang kecil.
Konduktor merupakan Benda yang dapat mengalirkan listrik. Sedangkan Isolator sendiri kebalikannya,
membuat aliran listrik tidak dapat mengalir.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Bola lampu dan soketnya
2.Baterai 9 volt
3.Kancing baterai
4.Alumunium foil
5.Penghapus
6.Koin
7.Kertas
8.Gelas atau kaca
9.Kunci
10.Pensil
11.Penjepit kertas
12.Batu
Cobalah Ini:
Hubungkan ujung kabel yang terhubung dengan kutub positif (+) dengan ujung kabel yang terhubung
dengan bola lampu. Ujung kabel yang terhubung dengan kutub negatif (-) dan ujung kabel yang terhubung
dengan bola lampu, biarkan tidak terhubung apa-apa. Peganglah bagian plastik dari kabel, dan sentuhkan 2
ujung kabel yang tidak terhubung ke benda yang ingin diuji. Jangan sampai kedua ujung kabel itu
bersentuhan! Lihat apakah lampu menyala? Lingkari mana yang menurut kamu lampunya akan menyala
pada tabel perkiraan sebelum sebelum percobaan dimulai, dan lingkari hasilnya pada hasil percobaan.
Lalu lingkari sifar bendanya, apakah konduktor atau isolator pada tabel dibawah.
Interferensi
Ada fenomena unik ketika kamu menyinari dua celah yang berdekatan. Fenomena ini disebut dengan
Interferensi. Fenomena ini menghasilkan pola cahaya terang-gelap pada layar. Kamu harus mencoba in
untuk melihat fenomenanya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Karton yang sudah berikan celah berbentuk persegi panjang yang saling berdekatan
2.Senter
3.Ruang gelap
Cobalah Ini:
Pastikan kamu melakukan ini pada ruangan gelap. Posisikan karton yang sudah diberikan celah tegak
sejajar layar. Arahkan sinar lampu senter pada karton yang mengarah pada layar. Perhatikanlah bagaimana
pola cahaya dan bayangan yang dihasilkan pada layar.
Dapatkah kamu membuat air berjenis sama menjadi dua lapisan seperti halnya minyak dan air? Bagaimana
caranya ya.
Cobalah Ini:
Tuangkan air kedalam wadah. Kira-kira setengahnya terisi penuh. Lalu, letakkan es kedalam wadah. Apa
yang terjadi dengan es yang kamu masukkan?
Cobalah Ini:
Untuk awalnya, cobalah dekatkan batang besi ke penjepit kertas untuk memastikan bahwa batang besi
tersebut adalah batang besi biasa. Lalu, tempelkanlah salah satu kutub magnet ke salah satu ujung batang
besi. Kemudian, dekatkan ujung batang besi lainnya ke penjepit kertas. Apa yang terjadi? Apakah penjepit
kertasnya menempel?
Lepaskanlah secara tiba-tiba magnet dari batang besi. Apakah penjepit kertasnya menempel sekarang?
Hukum Pascal
Kamu pernah membayangkan bisa mengangkat mobil yang beratnya 1 ton? Bagaimana jika kamu bisa
benar-benar mengangkatnya? Tapi bukan dengan tangan kosong tentunya. Tapi dengan menggunakan
hukum pascal. Disini kita akan mensimulasikannya secara sederhana.
Cobalah Ini:
Posisikan katup penghisap pada salah satu tabung hisap pada posisi terangkat penuh dan satu lagi tertutup
penuh. Kemudian hubungkan keduanya dengan menggunakan selang kecil. Pastikan tidak ada udara yang
dapat keluar masuk pada tabung dengan menutupnya menggunakan isolasi atau lilin mainan. Kemudian,
tekanlah katup yang terangkat penuh secara perlahan. Perhatikan apa yang terjadi pada katup tabung yang
lainnya.
Cobalah Ini:
Letakkan busa gabus diatas air. Letakkan batang magnet diatas busa gabus tersebut hingga berada dalam
keadaan mengapung di atas air dan dapat bergerak bebas. Putarlah sedikit busa gabusnya. Perhatikan apa
yang terjadi ketika busa gabus dengan magnet itu berhenti. Cocokanlah dengan kompas yang sebenarnya.
Cobalah ulangi percobaan pertama tadi dengan menggunakan jarum yang sudah digosokkan secara searah
dengan magnet. Apakah memberikan hasil yang sama?
Cobalah Ini:
Cobalah kamu dirikan kedua penggaris tersebut dan pegang ujung bagian atasnya dengan kedua tanganmu.
Kemudian, lepaskan tanganmu secara bersamaan. Usahakan arah jatuh kedua penggaris tersebut sama (ke
depan). Perhatikanlah penggaris mana yang jatuh lebih dulu.
Kompas Gantung
Jika kamu hobi bertualang, maka kamu harus selalu siap sedia kompas biar tidak tersesat. Jika tidak punya,
cobalah siapkan satu batang magnet dan benang. Untuk membuat kompas tentunya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu batang magnet
2.benang sepanjang 30 cm
Cobalah Ini:
Ikatlah batang magnet tepat ditengahnya. Hal ini diupayakan agar magnet berada pada posisi seimbang.
Agar lebih stabil, gantungkanlah pada pohon atau batang kayu. Biarkan bergerak bebas hingga berhenti.
Kemudian lihatlah arah utara dan selatannya. Itulah yang akan menjadi kompasmu.
Arus berasal dari elektron yang melompat secara terus menerus dari satu atom ke atom yang lainnya. Arus
listrik ini mengalir melalui kabel yang ada di rumahmu. Baterai juga menghasilkan arus listrik untuk
digunakan pada mainanmu, lampu senter, ataupun radio jinjing. Tapi taukah kamu, kita bisa memutus dan
menyambungkan arus listrik tersebut?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Tiga kabel yang cukup panjang
2.Dua buah paku payung (hati-hati, mintalah bantuan orang dewasa)
3.Penjepit kertas
4.Gunting (hati-hati, mintalah bantuan orang dewasa)
5.Karton berukuran 4cm x 5cm
6.Baterai 9 volt
7.Kancing baterai
8.Bola lampu yang kecil
Cobalah Ini:
Selipkan paku payung pada salah satu ujung penjepit kertas. Pasang kedua paku payung itu pada karton,
pastikan penjepit kertasnya dapat menyentuh kepala paku payung yang lainnya. Bengkokkan sedikit penjepit
kertasnya ke atas. Kelupas plastik pada masing-masing ujung kabel dengan menggunakan gunting. Lilitkan
dua ujung kabel yang berbeda pada kedua paku payung. Lalu pasang salah satu ujung kabelnya dan salah
satu ujung kabel yang ketiga pada lampu. Pasangkan ujung kabel yang tersisa pada kancing baterai.
Cobalah tekan penjepit kertas yang membengkok agar menyentuh paku payung secara berulang-ulang, apa
yang terjadi pada lampu ketika penjepit kertas tidak menyentuh paku payung, dan apa yang terjadi ketika
penjepit kertas menyentuh paku payung?
Setiap magnet memiliki dua buah kutub, utara (N) dan selatan (S). Kutub ini merupakan daerah dengan gaya
magnet yang paling kuat. Kamu tentu tahu bahwa banda-benda tertentu dapat ditarik magnet. Seperti besi.
Tapi bagaimana dengan kutub magnet sendiri? Bagaimanakah interaksi mereka?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Magnet batang dengan kutub yang belum diketahui
2.Magnet U dengan kutub yang sudah diketahui
Cobalah Ini:
Ambillah sebuah magnet batang polos dan sebuah magnet U yang telah diketahui kutubnya. Biasanya,
lambang kutub tersebut tertera di ujung magnet U. Cobalah dekatkan salah satu ujung magnet batang ke
salah satu ujung magnet U yang bertuliskan N. Apa yang terjadi? Sekarang, cobalah dekatkan ujung magnet
batang tadi ke ujung magnet U yang bertuliskan S. Apa yang terjadi?
Lakukanlah kembali dengan ujung magnet batang yang lain.
Sebuah benda yang biasanya tenggelam, bisa terapung lho! Kamu juga bisa melakukan ini sendiri dengan
percobaan ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu batang jarum
2.benang sepanjang 30 cm
3.Wadah berisi air
Cobalah Ini:
Coba kamu letakkan secara perlahan-lahan jarum diatas permukaan air. Apa yang terjadi dengan batang
jarum?
Sekarang, bentuklah benang menyerupai huruf u. Tempelkanlah bagian lengkungannya pada pinggiran luar
dari wadah berisi air. Posisikan benang diatas wadah dengan sejajar satu sama lain. Letakkan jarum diatas
dua helai benang, usahakan agar seimbang. Turunkan perlahan-lahan ke permukaan air. Biarkan hingga
benang sedikit tenggelam, kemudian geser benang dengan sangat perlahan. Jarumnya mengapung!
Kamu tahu bahwa magnet memiliki daerah interaksi terkuat bernama kutub? Pada beberapa magnet,
ditemukan bahwa kutub tersebut berada pada ujung-ujung magnet. Bagaimana dengan magnet donat?
Dimanakah kutubnya berada?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua buah magnet donat
2.Magnet dengan ujung-ujung yang sudah diketahui
3.Pinsil
Cobalah Ini:
Pegang dengan erat magnet donat pada tangan kananmu. Lalu ambil magnet dan dekatkan salah satu
ujungnya ke magnet donat. Dengan perlahan, carilah posisi dimana ujung magnet tertarik atau tertolak oleh
magnet donat. Maka daerah tersebut bisa kita katakan sebagai kutubnya.
Cobalah dekatkan ujung magnet berkutub utara (N) perlahan ke kutub magnet donat yang telah kita
dapatkan tadi. Daerah yang menolak ujung magnet tersebut akan menjadi kutub utara magnet donatnya.
Sedangkan yang tertarik menjadi kutub selatannya.
Kali ini, cobalah untuk memasukkan pinsil kedalam lubang magnet donat. Lalu, masukkan magnet donat
yang lainnya dengan posisi kutub yang sama saling berhadapan. Apa yang terjadi? Cobalah untuk membuat
pinsilnya tegak. Apakah magnet donat yang atas akan jatuh menimpa magnet donat dibawahnya?
Polarisator
Kamu mungkin pernah mendengar yang namanya polarisator. Kira-kira seperti apa sih fungsi polarisator itu?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Polarisator
2.Senter
3.Ruang gelap
Cobalah Ini:
Pastikan ruangan tempat kamu melakukan ini cukup gelap. Posisikan polarisator dalam posisi horisontal.
Kemudian arahkan cahaya dari senter ke polarisator. Perhatikan pola bayangannya.
Sekarang posisikan polarisator dalam posisi vertikal. Kemudian arahkan cahaya dari senter ke polarisator.
Perhatikan posisi bayangannya.
Jika sulit melihatnya, coba kamu mengintip menggunakan polarisator pada posisi horisontal dan vertikal
secara bergantian. Apakah kamu melihat ada perbedaan dari yang kamu lihat?
Magnet memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Tapi kamu tidak dapat mengatakan seberapa kuat
magnet itu hanya dengan melihatnya. Cobalah dengan eksperimen ini. Apakah semua magnetmu memiliki
kekuatan yang sama.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. 3 Buah Magnet dengan bentuk berbeda
2. Penjepit Kertas
3.Beberapa kertas atau karton dengan ketebalan berbeda
Cobalah Ini:
Cobalah letakkan penjepit kertas pada jarak tertentu dari magnet. Perlahan-lahan, dekatkan magnet hingga
penjepit kertas dapat ditarik. Apakah kamu merasakan seberapa kuat tarikannya? Cobalah dengan
menggunakan magnet lainnya. Manakah magnet yang mampu menarik penjepit kertas dengan jarak yang
paling jauh?
Sekarang, lakukan kembali percobaan yang pertama. Tapi, letakkanlah kertas/karton diantara magnet dan
penjepit kertas. Apakah yang kamu rasakan ketika penjepit kertas tertarik oleh magnet? Apakah terasa lebih
kuat, atau lebih lemah? Bagaimana dengan jarak tarikannya, apakah makin jauh atau makin pendek?
Arus listrik harus mengalir dalam suatu rangkaian tertutup untuk dapat berkerja. Ada dua macam rangkaian
tertutup, seri dan paralel. Rangkaian seri adalah rangkaian yang terdiri dari satu arah lintasan yang lurus dan
tidak bercabang. Sedangkan rangkaian paralel adalah rangkaian yang terdiri dari banyak arah lintasan dan
bercabang.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. 4 buah kabel 30 cm
2. 2 bola lampu kecil dan soketnya
3. 2 baterai 9 volt
4. 2 kancing baterai
Cobalah Ini:
Rangkaian Seri
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Bandingkanlah kedua nyala lampu tersebut.
Gambar 1 Gambar 2
Rangkaian Paralel
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Bandingkanlah kedua nyala lampu tersebut
Gambar 3 Gambar 4
Pemantulan Cahaya
Cahaya dapat dipantulkan pada cermin. Tapi, Selain cermin, cahaya juga dapat dipantulkan oleh beberapa
bidang lainnya. Tapi apakah pemantulannya sama?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Kertas Amplas
2.Lantai keramik licin
3.Lantai keramik kasar (biasa untuk dikamar mandi)
4.Senter
5.Ruang gelap
Cobalah Ini:
Pastikan ruangan dalam keadaan gelap. Nyalakanlah lampu senter dan arahkan pada kertas amplas yang
diletakkan di lantai. Posisikan agar jika ada cahaya yang dipantulkan mengarah ke dinding. Apakah ada
pantulan cahaya yang dihasilkan?
Kemudian, cobalah dengan permukaan keramik licin tanpa dialasi apapun. Arahkan senter dan usahakan
agar jika ada cahaya yang memantul, terlihat pada dinding. Apakah ada cahaya yang terpantul?
Ulangi langkah tersebut dengan permukaan keramik kasar. Bagaimana pantulan cahayanya?
Apa yang terjadi?
Ketika menggunakan kertas amplas, tidak ada pantulan yang terlihat. Tapi jika menggunakan keramik,
pantulan tersebut terlihat. Hanya, pada keramik licin, pantulan terlihat lebih jelas bila dibandingkan dengan
keramik kasar.
Hal ini karena cahaya memantul lebih teratur pada permukaan yang licin. Sedangkan pada permukaan
kasar, cahaya memantul dengan tidak beraturan dan menghasilkan pantulan yang buram atau bahkan tidak
ada sama sekali, karena cahaya tidak terfokus disana.
Sim sala bim. Kamu pernah melihat film ninja dimana ninja tersebut bisa membuat dirinya menjadi banyak?
Kamu juga bisa lho memperbanyak diri seperti itu. Walau mungkin gak seheboh yang ada di film.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua buah cermin datar
2.Orang-orangan
Cobalah Ini:
Pada percobaan ini, akan lebih baik jika kamu menggunakan cermin datar yang berukuran sama.
Posisikanlah cermin hingga berhimpit pada satu sisinya, sehingga menyerupai huruf v. Posisikanlah agak
lebar. Letakkanlah orang-orangan di antara cermin. Hitunglah jumlah bayangan yang ada di dalam cermin.
Geserlah cermin hingga semakin merapat. Lalu lihatlah jumlah bayangan yang dihasilkan.
Pembiasan
Apakah kamu bisa membengkokkan pinsil? Jika tidak, kamu harus mencoba ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Pinsil
2.Gelas berisi air
Cobalah Ini:
Siapkanlah gelas berisi air. Pastikan gelas yang kamu gunakan transparan. Bukan mug keramik atau
melamin yang bercorak. Masukkanlah pinsil kedalamnya. Sekarang, coba kamu lihat pinsil itu dari luar
gelas. Bagaimana kelihatannya?
Apa yang terjadi?
Pinsil yang kamu lihat menjadi bengkok! Kamu akan melihat bagian yang ada di atas permukaan air dan
yang berada dibawah permukaan air tidak sama. Hal ini terjadi karena adanya pembiasan cahaya.
Pembiasan adalah proses pembelokan cahaya ketika melewati medium yang berbeda. Maka, cahaya yang
melewati air dan yang tidak melewati air, akan dibelokkan dengan arah dan sudut yang berbeda. Karena itu
kita akan melihat pinsil tersebut bengkok.
Tekanan Udara
Kamu suka sulap? Cobalah ini dan peragakan didepan teman-temanmu! Buatlah teman-temanmu terkejut
ketika kamu membuat air dalam gelas tidak tumpah walau kamu terbalikkan gelasnya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu gelas berisi air
2.Selembar kertas
Cobalah Ini:
Siapkan gelas berisi air. Usahakan hingga penuh. Lalu tempelkan kertas di bibir gelas dengan sangat rapat.
Dengan cepat baliklah gelas dengan sambil menempelkan kertas dibibir gelas. Lepas tanganmu perlahan-
lahan dan biarkan kertas menempel dengan sendirinya pada bibir kertas.
Apa yang terjadi?
Kertas menempel pada bibir gelas dan air dalam gelasnya ternyata tidak tumpah. Tapi memang setelah
beberapa lama air akan tumpah karena merembes kedalam kertas.
Ketika kita membalik gelas, kita membuat udara tidak ada yang keluar masuk, dan tekanan udara didalam
gelas menjadi kecil. Sehingga tekanan diluar gelas yang lebih tinggi akan menahan kertas dan air pada
posisinya dan menjaga air agar tidak tumpah dari gelas. Hebat ya?
Kali ini kita akan membuat game sederhana. Yaitu mencocokkan. Tentu sudah pernah mencobanya kan?
Permainan dengan pertanyaan di sebelah kiri dan jawabannya di sebelah kanan. Kali ini, kita akan
membuatnya dengan lebih menarik. Jika lampu menyala, berarti jawaban kamu benar.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Kabel secukupnya dan dengan panjang yang diperlukan
2.Baterai 9 volt
3.Lampu kecil dan soketnya
4.Penjepit kertas secukupnya
5.Karton
6.Kertas
Cobalah Ini:
Pasanglah penjepit kertas pada sisi kiri dan kanan karton. Jumlahnya tergantung pada pertanyaan dan
jawaban yang kamu inginkan. Buatlah pertanyaan dan jawaban pada kertas, lebih baik tidak terlalu panjang.
Pasang lembar pertanyaan pada penjepit kertas di sebelah kiri, dan lembar jawaban di penjepit kertas
sebelah kanan. Dibelakang kartonnya, pasanglah kabel pada penjepit kertas yang menghubungkan penjepit
kertas sebelah kiri dan kanan.
Pasanglah kancing baterai pada baterai, dan hubungkan salah satu kabelnya pada soket lampu. Gunakan
ujung-ujung kabel yang tidak terhubung untuk mencocokkan pertanyaan dan jawabannya. Jika benar, lampu
akan menyala.
Magnet bisa dibuat dengan cara ditempelkan ke magnet dan dengan kumparan. Apakah ada cara lain
membuat magnet?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Batang besi
2.Magnet
3.Penjepit kertas
Cobalah Ini:
Untuk awalnya, cobalah dekatkan batang besi ke penjepit kertas untuk memastikan bahwa batang besi
tersebut adalah batang besi biasa dan tidak menarik penjepit kertas. Kemudian, gosokkan magnet ke batang
besi dengan gerakan yang searah selama beberapa lama. Ingat, gosokkan hanya dengan satu kutub
magnet saja. Dekatkan batang besi ke penjepit kertas, apa yang terjadi?
Bantinglah dengan keras batang besi itu. Apa yang terjadi jika batang besi itu didekatkan ke penjepit kertas
lagi?
Kamu mungkin suka memandangi pelangi. Nah, coba deh kamu lakukan percobaan ini untuk membuat
pelangi kamu sendiri. Jadi kamu tidak perlu menunggu hujan lebat untuk bisa melihat pelangi.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Prisma
2.Senter
3.Ruang gelap
Cobalah Ini:
Pastikan ruangan tempat kamu melakukan ini cukup gelap, atau nantinya akan sulit melihat pelanginya.
Peganglah prisma dengan perlahan. Kemudian arahkan senter yang sudah menyala ke prisma. Posisikan
kemiringan prisma sedemikian rupa hingga kamu bisa melihat pelangi pada dinding.
Prisma sendiri, memiliki kemampuan untuk membiaskan (membelokkan) cahaya. Masing-masing warna
cahaya memiliki posisi belok yang berbeda ketika dibiaskan melewati prisma. Sehingga cahaya putih
tersebut terlihat terurai menjadi warna pelangi yang kita kenal.
Membuat Rheostat
Reostat adalah alat yang diletakan pada rangkaian untuk mengatur jumlah arus listrik yang mengalir pada
rangkaian. Mungkin kamu sudah pernah menggunakannya pada lampu hias untuk mengatur terang
redupnya lampu atau pengatur volume suara pada speaker. Tapi sekarang akan kita coba membuat yang
sederhana.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Pinsil kayu
2.Palu (hati-hati, mintalah bantuan orang yang lebih dewasa)
3.Lampu dan soketnya
4.Baterai 9 volt
5.Kancing baterai
6.Dua kabel 30 cm
Cobalah Ini:
Pinsil kayu terbuat dari batang karbon (grafit) yang dibungkus oleh dua kayu yang dilem. Cobalah membuka
kayunya menjadi dua bagian dengan palu. Tapi jangan sampai batang karbonnya patah. Mintalah bantuan
orang dewasa. Sambungkan kedua kabel ke kancing baterai yang telah dipasang pada baterai. Salah satu
ujungnya yang lain dihubungkan dengan soket lampu, ujung yang lainnya ikat pada batang karbon dari
pinsil. Ujung kabel yang tidak terikat, tempelkan pada bagian tengah batang karbon. Apa yang terjadi?
Bagaimana jika kabel itu digeser mendekati kabel yang terikat? Bagaimana jika kabel itu digeser menjauhi
kabel yang tersebut.
Baterai, selalu mamiliki dua kutub yang disebut terminal. Satu merupakan kutub positif, dan yang lainnya
kutub negatif. Ketika baterai dipasang pada suatu rangkaian, batreai akan menghasilkan arus listrik yang
disebut arus searah atau DC. Biasanya, kutub baterai ditulikan pada tempatnya. Tapi, kadang kita
menemukan baterai yang tidak diketahui masing-masing kutubnya. Ini adalah contoh cara yang dapat
digunakan untuk mengetahui kutub-kutubnya tersebut.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua buah kabel sepanjang 30 cm
2.Baterai 9 volt
3.Gelas
4.Air
5.Kentang
6.Cuka
7.Gunting
8.Isolasi
Cobalah Ini:
Potong kabel menjadi dua, lalu kelupas masing-masing ujungnya. Hubungkan salah satu ujung kabel pada
satu kutub, dan ujung lainnya pada kutub yang berbeda. Lalu, tusukkan pada kentang, ujung-ujung kabel
yang tidak terhubung. Pastikan kedua ujung yang dimasukkan tidak saling bersentuhan! Setelah beberapa
menit, perhatikan daerah pada kentang disekitas kabel. Apa yang terjadi?
Sekarang, isilah air sebanyak 3 gelas. Masukkan 2 sendokmakan cuka ke dalam gelas berisi air. Masukkan
kedua ujung kabel yang telah dihubungkan dengan kedua kutub baterai kedalam gelas berisi larutan cuka.
Ingat, jangan sampai kabel tersebut saling bersentuhan! Apa yang terjadi?
Membuat Rheostat
Kamu heran dengan judul diatas? Jangan bingung. Karena kita memang bisa menusuk kentang dengan
sebatang sedotan lho!
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Kentang
2.Sedotan
Cobalah Ini:
Peganglah dengan erat kentang di tangan kirimu atau kamu bisa letakkan di atas meja. Tapi peganglah agar
kentang tidak bisa bergerak bebas. Lalu kamu genggam dengan erat sedotan di tangan kanan mu, dan
tusukkanlah dengan cepat sedotan tersebut ke arah kentang. Dan, huup... Lihatlah apa yang terjadi.
Kali ini kita akan memanfaatkan teknologi solar cell untuk menggerakkan sebuah baterai.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Panel surya (Solar sel, bisa kamu beli di toko komponen elektronik)
2.Jam dinding
3.Sumber cahaya yang cukup terang
Cobalah Ini:
Hubungkanlah panel surya ke jam dinding dengan menggunakan kabel. Mintalah bantuan orang dewasa
untuk membantumu. Arahkan panel surya kearah matahari atau sumber cahaya yang cukup terang.
Perhatikanlah, apakah jamnya menyala?
Apa yang terjadi?
Tentu saja jam akan menyala. Karena panel surya akan mengubah cahaya matahari menjadi sumber listrik
yang bisa kita gunakan. Jika kamu mendapati jamnya tidak menyala, mungkin panel suryamu rusak, atau
cahaya yang mengenai panel tidak cukup banyak, atau kamu menggunakan panel yang berdaya kecil.
Abstrak: J.Kabul Suripto,S.Pd, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Topik Listrik Dinamis
terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IX.D SMP Negeri 1 Baturetno Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil
pengamatan peneliti pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsun di kelas IX D SMP Negeri 1 Baturetno
tahun ajaran 2012-2013 terasa kurang antusias. Hasil Ulangan penjajakan pada materi pesawat sederhana
menunjukkan masih jauh dari harapan, yaitu sebagian besar siswa belum tuntas belajar (59,4 %).Siswa
dinyatakan tuntas belajar pada mata pelajarn IPA jika telah memperolih minimun 65. Rendahnya hasil
tes( ulangan) merupakan salah satu indikasi bahwa penguasaan konsep IPA oleh siswa masih rendah. Hasil tes
IPA yang masih rendah ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kurangnya kemampuan guru dalam
memilih model dan pendekatan pembelajaran yang tepa tserta kurang melibatkan siswa dan guru dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM) yang belum optimal.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar terhadap materi ajar pesawat
sederhana melalui preses pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IX D SMP Negeri 1 Baturetno Tahun
Pelajaran 2012/2013 .
Penelitian ini dilakasanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2012/2013, dimulai pada pekan ketiga bulan Juli
2012 sampai dengan pekan ketiga bulan Nopember 2012 di SMP Negeri 1 Baturetno. Penelitian dilakukan
terhadap kelas IXD SMP Negeri 1 Baturetno yang terdiri atas 32 siswa, 17 siswa perempuan dan 15 siswa laki-
laki.
Pembelajaran kooperatif Tipe STAD merupakan strategi pembelajaran di mana siswa belajar bersama dengan
kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 3
atau 4 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Pada model pembelajaran kooperatif diajarkan ketrampilan-
ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan
baik di dalam kelompoknya dan.di akhir pembelajaran diadakan evaluasi. Hasil ulangan harian meningkat dari
siklus I,siklus II,dan siklus III, baik dari prosentase ketuntasan klasikal maupun rata-rara kelas ulangan harian.
Kenaikan tersebut sebesar 53,1 % untuk ketuntasan klasikal dan 13,5 Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan
bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IX
D SMP Negeri 1 Baturetno tahun pelajaran 2012/2013 pada materi ajar Listrik Dinamis .
Seiring dengan perkembangan pengetahuan Pendidikan, yang berdampak terhadap perubahan kurikulum
pembelajaran, kualitas pembelajaran perlu ditingkatkan. Keadaan tersebut dapat dimulai dengan peningkatan
kompetensi para guru, baik dalam menyampaikan meteri, menggunakan metode dan teknik mengajar yang tepat,
menggunakan media pembelajaran maupun pemberian pelayanan kebutuhan peserta didik. Guru yang profesional
pada hakekatnya adalah mampu menyampaikan materi pembelajaran secara tepat sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik. Namun demikian untuk mencapai ke arah tersebut perlu berbagai latihan, penguasaan dan
wawasan dalam pembelajaran, termasuk salah satunya penerapan penggunaan model pembelajaran yang tepat.
Dalam pembelajaran IPA Fisika, guru tidak cukup terfokus hanya pada satu model pembelajaran tertentu saja.
Guru perlu mencoba menerapkan berbagai model yang sesuai dengan tuntutan materi pembelajaran. Pemilihan
model pembelajaran yang tepat akan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar sesuai dengan yang
diharapkan.
Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran IPA Fisika di SMP Negeri 1 Baturetno,
Kabupaten Wonogiri kelas IX D menunjukan bahwa sebagian besar siswa kurang responsive dan cenderung
apatis dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu dapat ditunjukkan ketika guru memberikan apersepsi dan
memberikan beberapa pertanyaan untuk menggali potensi awal siswa ternyata respon umpan balik dari siswa
terhadap pertanyaan guru sangat rendah. Siswa disuruh guru membaca petunjuk praktikum dalam LKS,tetapi
siswa kurang serius membacanya. Guru selanjutnya melakukan demonstrasi Rangkaian hambatan dan
memberikan penjelasan satu persatu alat dan bahan yang digunakan,sebagian siswa kurang memusatkan
perhatian pada pembelajaran,tidak aktif cenderung pasip dan sebagian besar siswa merasa takut membaca
/mengamati hasil praktikum.
responsif siswa terhadap pembelajaran Fisika akan berdampak rendahnya prestasi belajar siswa. Kondisi tersebut
harus segara diupayakan untuk segera mengatasinya. Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan
siswa ,sharing ideas dengan guru kolaborator,melihat nilai ulangan harian Kelas IX D sebelumnya maka faktor
utama yang dirasakan sebagai penyebab rendahnya prestasi yang berarti kurangnya penguasaan materi ajar
siswa dalam kegiatan belajar mengajar fisika adalah guru kurang menerapkan metode metode pembelajaran
vareatif dan menarik. Dengan demikian peran guru dalam menyediakan dan memberikan pengalaman belajar
yang bermakna sangat diperlukan. Bagaimana seorang guru menemukan cara terbaik untuk menyampaikan
bahan ajar, sehingga siswa dapat memahami dan mengingatnya lebih lama. Pengalaman belajar yang dimiliki
siswa merupakan bagian yang saling berhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh. Sebagai
seorang guru dituntut untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan siswanya yang selalu bertanya-tanya
tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan hubungan dari apa yang mereka pelajari. Guru sebagai
fasilitator dituntut kreatif dan inovatif menerapkan metode metode pembelajaran yang lebih disukai siswa dan
dapat meningkatkan keaktifannya.
Masalah utama kurangnya vareatif dalam pembelajaran maka penulis ingin memberikan alternatif dalam
mengatasinya.Sebagai alternatif adalah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif
menjadi pilihan karena pembelajaran ini dirancang untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa ,
karena kelas dirancang sedemikian rupa agar terjadi interaksi positif antar siswa. Disamping itu guru harus
menciptakan sistem sosial dalam lingkungan belajar yang dicirikan dengan prosedur demokrasi dan ilmiah.
Tanggung jawab guru adalah memotivasi siswa untuk belajar secara kooperatif untuk menyelesaikan masalah
yang muncul saat pembelajaran.Pada penelitian ini penulis menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD
(Student Team Achievement Division (Tim siswa kelompok Prestasi)), karena tipe STAD merupakan tipe
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan guru pengajar belum pernah menerapkan pembelajaran tipe
STAD ini. Disamping itu model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak hanya unggul dalam membantu siswa
memahami konsep-konsep sulit ,tetapi sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan interaksi antar guru dan
siswa. Meningkatkan kerjasama,kreativitas,berfikir kritis serta ada kemauan membantu teman.( Ibrahim,2000 ).
Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti paparkan, peneliti berupaya mencari pemecahannya dengan
melakukan penelitian tindakan kelas berjudul
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Topik Listrik Dinamis Terhadap Prestasi Belajar Siswa
kelas IX D SMP Negeri 1 Baturetno Tahun Pelajaran 2012/2013.
B. PERUMUSAN MASALAH
Adakah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division ) pada Pokok
Bahasan Listrik Dinamis Terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas IX D SMP Negeri 1 Baturetno Tahun Pelajaran
2012/2013.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
(Student Team Achievement Division ) pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas
IX D SMP Negeri 1 Baturetno Tahun Pelajaran 2012/2013.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berarti bagi :
a. Siswa
b. Guru
i. Memilih metode pembelajaran alternatif yang sesuai pada kompetensi dasar melalui percobaan listrik dinamis
dan penerapannya.
iii. Membudayakan penelitian tindakan kelas untuk memecahkan permasalahan berkaitan dengan kegiatan proses
pembelajaran
c. Sekolah
i. Meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah.
1. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menitikberatkan pada pengelompokkan siswa
dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil. Metode pembelajaran ini
dapat diartikan sebagai srategi pembelajaran yang terstruktur. Siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus
agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti menjelaskan kepada siswa lain, menghargai
pendapat teman, berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih lemah, dan sebagainya
(Handayani 2007).
Hindarto dan Anwar (2007), menyatakan bahwa pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan
keterampilan berproses adalah model pembelajaran kooperatif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Winarno
dalam Hindarto dan Anwar (2007) yang menyimpulkan bahwa belajar kooperatif merupakan pendekatan
pembelajaran yang efektif di sekolah menengah dan baik diterapkan dalam setiap pembelajaran.
Muslim dalam Putra (2006), untuk mencapai hasil maksimal unsur-unsur pembelajaran kooperatif harus
diterapkan. Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
a. Siswa dalam kelompoknya bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompok seperti milik mereka
sendiri.
c. Siswa berbagi kemampuan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama dalam proses
belajarnya.
d. Siswa akan diminta pertanggungjawaban secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Tugas kelompok dapat paralel atau komplementer. Tugas paralel berarti semua kelompok
mendiskusikan/membahas topik yang sama atau mengerjakan tugas yang sama. Hasil diskusi atau pekerjaan
tugas kelompok dibawa dalam diskusi kelas, kemudian dibandingkan satu dengan yang lain untuk disimpulkan
bersama. Tugas komplementer berarti masing-masing kelompok mendapat satu topik atau satu tugas yang
berbeda dengan topik atau tugas yang diberikan pada kelompok lain. Setiap kelompok dalam diskusi kelas akan
mendapat tugas yang berbeda, tetapi masing-masing topik atau tugas itu masih merupakan satu kesatuan dalam
keseluruhan materi pelajaran. Masing-masing kelompok memberikan laporan, sehingga siswa dalam kelompok
lain akan memperoleh informasi mengenai bagian materi pelajaran yang tidak langsung mereka hadapi. Bagian-
bagian itu dihubungkan satu sama lain dalam pembahasan kelas, sehingga saling melengkapi membentuk satu
kesimpulan dari keseluruhan materi yang dipelajari (Djamarah & Zain 2006). Tugas yang akan diterapkan dalam
penelitian ini adalah tugas kelompok komplementer.
Roger dan David Johnson dalam Lie (2004) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa
dianggap Cooperative Learning. Ada lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan untuk
mencapai hal yang maksimal, yaitu sebagai berikut;
Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja
yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan pembelajaran.
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur saling ketergantungan positif. Jika tugas dan pola penilaian dibuat
menurut prosedur strategi pembelajaran yang sesuai, maka setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk
melakukan yang terbaik.
c. Tatap muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini dapat
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dan sinergi ini adalah menghargai perbedaan,
memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.
Unsur ini menghendaki agar guru dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan
siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi.
e. Evaluasi proses kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil
kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Pembelajaran Cooperative learning Tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkin, dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang
menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada
siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 4-5 orang dan terdiri laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, memiliki
kemampuan tinggi, sedang, rendah. Komponen STAD menurut Slavin (1995:71) adalah sebagai berikut:
a. Presentasi kelas
Presentasi kelas dalam STAD berbeda dari cara pengajaran yang biasa. Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Siswa harus betul-betul memperhatikan presentasi ini karena
dalam presentasi terdapat materi yang dapat membantu untuk mengerjakan kuis yang diadakan setelah
pembelajaran.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang dimana mereka mengerjakan tugas
yang diberikan. Jika ada kesulitan siswa yang merasa mampu membantu siswa yang kesulitan.
c. Tes individu
Skor yang didapatkan dari hasil tes selanjutnya dicatat oleh guru untuk dibandingkan dengan hasil prestasi
sebelumnya. Skor tim diperoleh dengan menambahkan skor peningkatan semua anggota dalam 1 tim. Nilai rata-
rata diperoleh dengan membagi jumlah skor penambahan dibagi jumlah anggota tim.
e. Penghargaan tim
Kelebihan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:
b. Menyuburkan hubungan antar pribadi yang positif diantara siswa yang berasal dari ras yang berbeda.
3. Prestasi Belajar.
Kata Prestasi Belajar terdiri dari dua suka kata yaitu prestasi dan Belajar . Di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia( 2002:895), yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,dikerjakan,dan
sebagainya).
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dari segala sesuatu yang diperkirakan dan
dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,
kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang
belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses
psikologis.
Gagne dan Berliner (dalam Anni, 2005:2) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme
mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Morgan (dalam Anni, 2005:2) menyatakan bahwa belajar
merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktek atau pengalaman. Slavin (dalam
Anni, 2005:2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan pengertian belajar maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku yang merupakan sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan
tingkah laku tersebut
meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan dan pemahaman. Sedang yang dimaksud
pengalaman adalah proses belajar tidak lain adalah interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Sedangkan prestasi belajar sebagaimana yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:895)
adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran ,lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
B. Kerangka Berfikir
a) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur motivasi siswa dan penguasaan kompetensi siswa .
1. Pelaksanaan Tindakan
c). Guru membimbing siswa menentukan lokasi yang akan menjadi tempat ekplorasinya di lingkungan sekitar
sekolah.
d). Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan eksporasi sesuai dengan petunjuk kerja yang diberikan.
(e). Guru membimbing siswa melakukan diskusi kelompok berdasarkan hasil eksplorasi di lingkungan sekitar
sekolah
(f). Guru dan siswa melakukan diskusi kelas beradasarkan hasil diskusi kelompok.
g). Guru membimbing siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan.
h). Guru memberikan umpan balik untuk megetahui penguasaan materi yang baru saja diberikan.
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan format pengamatan
proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil pemantauan juga dilakukan secara kolaboratif dengan mengolah
data yang dapat direkam dan memaknainya serta menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan tindaan
ataupun hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan.
Hasil monitoring dapat dilihat dari hasil analisis data, test, lembar observasi dan pantauan, kuesioner, catatan
lapangan, wawancara dengan siswa dan atau guru sejawat / kolaborator baik didalam kelas maupun di luar kelas
untuk selanjutnya diadakan analisis dan refleksi guna perencanaan pada siklus berikutnya.
3. Refleksi
Dari hasil observasi dan evaluasi hasil pemantauan yang diperoleh dilakukan analisis. Berdasarkan hasil analisis
ini guru melakukan refleksi diri untuk menentukan tindakan dan perencanaan berikutnya.
Refleksi ini dapat juga didasarkan dari jurnal yang dibuat guru setelah selesai pembelajaran, serta hasil
pengamatan dan hasil tes yang dilakukan.
Sebelum penelitian dimulai ,peneliti mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas IX D selama proses
pembelajaran Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam, penelitin mengadakan tes ulangan dan angket
setelah akhir pembelajaran. Kemudian mengadakan diskusi secara khusus dengan guru guru IPA untuk
mendapatkan refleksi awal yang akan digunakan sebagai dasar menentukan fokus masalah penelitian ini.
Target kurikulum tingkat satuan pendidikan di kelas IX D masih rendah.Kekurangan ini dibuktikan dengan hasil tes
ulangan sebelum tindakan kelas IX D nilai rata-rata =58,4. Kreteria ketuntasan minimum (KKM) Ipa 70 pada
pelaksanaan tindakan kelas ini. Siswa yang telah memenuhi kreteria ketuntasan minimum baru 40,6 % (13
siswa),sedang yang belum tuntas 59,4% ( 19 siswa).
Dilaporkan data hasil refleksi awal yang diperoleh dari angket siswa .
Dari hasil angket siswa yang terlihat pada menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas IX.D SMP N 1
Baturetno menyatakan fisika merupakan pelajaran sulit (56,25 %) dan 84,37 % siswa merasa tidak puas terhadap
hasil ulangan yang diperolehnya.Siswa merasa jenuh dengan metode mengajar yang diterapkan selama
ini.Semua siswa menginginkan model pembelajaran yang vareatif dan dapat menumbuhkan semangat belajar.
B. Deskripsi Siklus I
1 Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi pembuatan perangkat pembelajaran, perangkat
alat pembelajaran, pembuatan instrumen dan lembar observasi. Pembuatan perangkat pembelajaran terdiri dari
pengembangan silabus dan sistem penilaian, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang dilakukan
dengan cara memperbaiki dan menyesuaikan program pembelajaran yang telah dibuat di awal semester.
Persiapan alat pembelajaran dan lembar kerja siswa (LKS).. Program yang dibuat digunakan untuk pembelajaran
pada siklus I, II,dan III .Pembuatan instrumen dan lembar observasi peneliti digunakan untuk mengetahui sejauh
mana kinerja peneliti yang tidak lain adalah guru yang mengajar di kelas tersebut dalam pembelajaran khususnya
pada penerapan model kooperatif tipe STAD. Sedangkan instrumen dan lembar observasi siswa digunakan untuk
melakukan pengamatan dan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran Listrik Dinamis dan penerapannya..
2 Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada pembelajaran mengacu pada perencanaan tindakan yang telah dibuat. Materi ajar
yang disajikan pada siklus I mengenai Hukum Ohm. Di awal siklus I peneliti memberikan apersepsi,tujuan
pembelajaran, penjelasan tentang penggunaan alat dan langkah percobaan dan membagi siswa menjadi
beberapa kelompok belajar kooperatif. Selama proses pembelajaran peneliti membimbing siswa dalam
percobaan.dan pengamatan..
Selama pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap kinerja peneliti dan pengamatan terhadap aktivitas siswa,
mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Penilaian pada siswa terdiri dari penilaian aktivitas yang dilakukan
selama proses pembelajaran menggunakan lembar observasi siswa dan penilaian tertulis individu yang dilakukan
setelah kegiatan inti dilakukan.
3. Pengamatan
Aspek yang diamati terhadap perilaku peneliti meliputi keterampilan membuka pelajaran (A), penerapan model
kooperatif Tipe STAD dalam pembelajaran , keterampilan membimbing kelompok dalam melakukan percobaan.
(B) dan keterampilan menutup pelajaran (C). Kemudian observer melakukan pengamatan terhadap kinerja peneliti
dan memberikan skor pada aspek yang diamati di lembara obsevasi.
Observer mengisi lembar obsevasi siswa sesuai aspek yang diamati terhadap prilakau siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran .
4. Reflesi
Setelah dilakukan refleksi berdasarkan pengamatan melalui diskusi antara peneliti dan observer disimpulkan
bahwa kenerja peneliti pada siklus 1 perlu ditingkatkan terutama ketrampilan penerapan pendekatan kooperatif
tipe STAD, memberi motivasi pada siswa agar lebih aktif dan trampil dalam penggunaan alat,membimbing siswa
pada saat proses pembelajaran.Aktivitas siswa udah mulai tumbuh .Peneliti perlu melakukan beberapa perbaikan
tampilan yang digunakan pada siklus II.
C. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan rencana tindakan pada siklus I.
Rencana tindakan yang direncanakan peneliti meliputi : Menyusun rencana pelaksanan pembelajaran
(RPP),menyiapkan instrument penelitian antara lain: lembar observasi siswa,kartu soal dan kunci jawaban.
Menyiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan menyiapkan alat/media
pembelajaran.Peneliti memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk lebih berperan aktif dalam
pembelajaran terutama pendekatan kooperatif tipe STAD.
2. Pelaksanaan tindakan.
Tindakan yang dilakukan telah mendekati perencanaan tindakan yang peneliti buat. Materi ajar yang
disajikan pada siklus II mengenai hokum Kirchoff Diawali pembelajaran peneliti mereview tugas rumah ( PR).yang
diberikan pada pertemuan siklus sebelumnya,memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada
kegiatan inti peneliti menjelaskan alat dan cara melakukan percobaan .Kemudian dibentuk kelomok kooperatif.
Melakukan percobaan secara kelompok sesuai prosedur pada LKS Hasilnya dideskusikan kelompoknya masing-
masing kemudian wakil kelompok mempresentasikan.Peneliti memberikan penekanan dan penguatan pada materi
ajar katrol. Pada akhir kegiatan inti diadakan evaluasi secara individu.Pada kegiatan penutup guru/peneliti
mengajak siswa melakukan refleksi tanya jawab tentang materi ajar yang baru saja dipelajari dan membuat
rangkuman .Peneliti memberikan tugas rumah dan menyampaikan materi ajar pada pertemuan yang akan datang.
3. Pengamatan
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung ,diadakan pengamatan dan penilaian terhadap guru dan siswa
Pengamatan dan penilaian terhadap guru diadakan oleh observer dengan mengisi lembar observasi pengelolaan
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pengamatan keaktivan siswa oleh observer dengan cara mengisi lembar
observasi.
4. Refleksi
Bedasarkan hasil obsevasi dan evaluasi selama pelaksanaan siklusII, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dan diperbaiki untuk rencana tindakan siklus III. Dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan ,peneliti telah
berusaha tampil dengan baik dan memenuhi seluruh aspek pembelajaran tipe STAD. Beberapa hal yang perlu
diperbaiki dalam pengelolaan pembelajaran adalah guru masih kurang membimbing siswa sehingga dapat
menggunakan waktu yang efektif dan efisien dalam hal diskusi kelompok,memecahkan masalah.dan presentasi
hasil kinerjanya.Untuk mengatai hal tersebut peneliti dan observer saling memberikan masukan agar pada siklus
berikutnya peneliti tampil lebih baik.Dari hasil observasi terdapat satu atau dua dalam masing-masing kelompok
yang kurang peduli terhadap kerja yang dilakukan temannya.Untuk mengatasi peneliti pada siklus III berusaha
membimbing siswa secara menyeluruh pada semua kelompok.
1. Perencanaan Tindakan
Berdasakan hasil refleksi siklus II maka direncanakan tindakan pada siklus III sebagai berikut: menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran ( Lampiran 1),menyiapkan instrument penelitian yang berupa lembar observasi
siswa ,kartu soal dan kunci jawaban.Menyiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan alat pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan penbelajar dimulai dengan dengan kegiatan pendahuluan yang berupa apersepsi untuk
mengingat kembali materi hokum Kirchoof pada siklus II. Motivasi disampaikan untuk menarik perhatian materi
ajar yang akan disampaikan.Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.Pelaksanaan kegiatan inti peneliti
meminta siswa dalam kelompok koopetif masing-masing.Siswa tampak udah terbiasa tertip dan tidak ramai.
Peneliti meminta siswa membaca LKS sebagai petunjuk kegiatan praktiku. Peneliti melakukan demonstasi kelas
dan dilanjutkan tiap kelompok mempraktekkan
Peneliti mengingatkan kembali pada siswa bahwa kerja kelompok setiap siswa harus saling bekerja sama.Begitu
juga saat kegiatan diskusi kelompok dan diskusi kelas agar semua terlibat baik bertanya maupun menjawab
pertanyaan.Peneliti membimbing siswa dalam melakukan kegiatan dan menarik kesimpulan.Peneliti berusaha
membimbing semua kelompok.Semua siswa dalam kelompok saling bekerja sama dalam menyelesaikan
tugas.Peneliti meminta beberapa kelompok mempresentasikan hasil kenerja kelompoknya dan kelompok lain
menanggapinya.Peneliti memberikan umpan balik atas kegiatan diskusi kelas dan memberikan penguatan.Peneliti
memberikan penghagaan pada kelompok terbaik dan kemudian mengevaluasi.
Pada kegiatan penutup siswa diajak melakukan refleksi dan membuat rangkuman materi ajar Hukum Kirchoof
.Peneliti memberikan tugas dan menyampaikan materi ajar pada pertemuan berikutnya.
3. Pengamatan.
Selama proses pembelajaran berlangsung ,diadakan pengamatan dan penilaian terhadap kinerja guru /peneliti
dan siswa. Pengamatan dan penilaian terhadap peneliti dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar observasi
pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD.Pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi /ulangan untuk
mengetahui perkembangan prestasi siswa.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan hasil ulangan selama siklus III berlangsung diperoleh data bahwa peneliti telah
berhasil menerapkan pembelajaran kooperatiftipe STAD.Pembelajaran kooperatif tipe STAD telah berlangsung
dengan katagori baik. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III.
Peningkatan kinerja guru/peneliti berdampak pada peningkatan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa.
Hasil monitoring peneliti terhadap aktivitas siswa pada siklus I masih tampak canggung, belum kompak dalam
kelompok ,masih merasa takut-takut melakukan kegiatan,bertanya pada guru dan takut melakukan presentasi di
depan kelas. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus 1 terangkum pada table 4.2.
Pada siklus I ini aktivitas siswa mulai gairah mengikuti pembelajaran 66,3 % siswa nampak aktif sedangkan 33,7
% siswa masih perlu ditingkatkan.
Hasil Ulangan harian siswa terhadap materi ajar Hukum Ohm pada siklus I masih belum menunjukkan perubahan
yang signifikan bila dibandingkan dengan nilai ulangan sebelum diberikan tindakan. Prosentase ketuntasan
Sebelum siklus yang memperoleh nilai 65 baru mencapai 40,6 % .Terdapat kenaikan prosentase ketuntasan dari
40,6% menjadi 53,1 %
Penilaian siswa berkaitan ulangan harian Siklus 1 dilaporkan pada tabel 4.5
Rata;rata nilai ulangan pada siklus 1 = 61,75. Siswa belum tuntas berjumlah 17 ( 53,1 %) ,sedang siswa yang
telah tuntas belajar sebanyak 15 ( 46,9 %).
DAFTAR PUSTAKA
Burden Paul & Byrd David M. 1999. Methods of Effective Teaching. Massachusset : Allyn & Bascon
Hamzah B. Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta . PT Bumi
Aksara
Istamar Syamsuri, 2005. IPA Biologi untuk SMP kelas VII. Jakarta Erlangga.
KTSP, 2008. SMP Negeri 2 Tirtomoyo, Wonogiri. Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri
Susilo, 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta. Pustaka Book Publisher.
Syaiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna pembelajaran. Bandung. Penerbit Alfa Beta.
Thoifuri, 2007. Menjadi Guru Inisiator. Kudus : STAIN Kudus Press.
TIM MGMP IPA Rayon 12 Wonogiri, 2008. IPA-Biologi VII, Klaten. Sinar Mandiri
Wenno I.H, 2008. Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual. Yogyakarta Penerbit Inti Media.
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana
Prenada Media Group