Anda di halaman 1dari 9

Pengertian keterampilan dasar ilmu sosial

Kemampuan dasar atau konsep dasar (Basic Consepts) dari cara – cara berkehidupan bersosialisasi yang
di jadikan sebagai tolak ukur dalam bersosialisasi dan mempelajari ilmu pengetahuan sosial. Dalam buku
konsep dasar ilmu pengetahuan sosial karangan fakih samlawi dan bunyamin maftuh menerangkan
bahwa keterampilan dasar ilmu sosial adalah ketangkasan daya pikir manusia untuk memperoleh
informasi yang menggunakan metode – metode ilmiah untuk menjawab suatu pertanyaan.

Tujuan pernyataan ini adalah untuk memudahkan memperoleh informasi yang belum diketahui si
penanya. Keterampilan IPS adalah keterampilan yang erat kaitannya dengan tujuan dan materi
pendidikan IPS. Karena pendidikan IPS SD geografi, ekonomi, sejarah, maka keterampilan yang
dikembangkan tentu erat hubungannya dengan materi konsep dan sarana yang diperlukan oleh ketiga
pelajaran tersebut. Meskipun di dalam praktiknya unsur-unsur sosiologi dan antropologi pun tidak bisa
dihindarkan.

Keterampilan yang erat kaitannya dengan konsep geografi, misalnya keterampilan mengembangkan,
membaca dan menafsirkan peta, termasuk ke dalamnya membaca skala berbagai peta (

Keterampilan yang erat hubungannya dengan konsep sejarah antara lain keterampilan penelitian
sejarah dengan berbagai pendekatan metode, keterampilan menganalisa data sejarah. Keterampilan
menginterpretasikan dengan masa kini dan masa yang akan datang.

Keterampilan yang erat kaitannya dengan dengan konsep ekonomi, antara lain keterampilan survei
pasar, keterampilan membaca data statistik, tabel grafik, melalui keterampilan pendidikan meramalkan
perkembangan ekonomi, keterampilan yang erat kaitannya dengan jasa perbankan, bursa efek,
membaca situasi ekonomi makro maupun mikro.

B. KETERAMPILAN DASAR ILMU SOSIAL (Pendekatan saintifik dalam pembelajaran )


Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogi modern dalam pembelajaran,yaitu menggunakan
pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud
meliputi :

(1) Mengamati

Metode mengamati mengutamakan makna proses pembelajaran(meaningfull learning). Keunggulan


metode ini , seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
mudah pelaksanaannya. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada
hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kegiatan
mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah– langkah seperti berikut ini:

a). Menentukan objek apa yang akan di opservasi

b). Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan di observasi

c). Menentukan secara jelas data – data apa yang perlu diobservasi , baik primer atau sekunder

d). Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi

e). Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan di lakukan untuk mengumpulkan data agar
berjalan mudah dan lancar

f). Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku
catatan, kamera, video perekam, alat-alat tulis, DLL

(2) Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan ranah Sikap,
keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula guru Membimbing atau
memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya,
ketika itu pula guru mendorong peserta didiknya untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan dimaksudkan untuk
memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam Bentuk “kalimat Tanya”,
melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataaan, asalkan Keduanya menginginkan tanggapan verbal.

1. Penggunaan keterampilan bertanya dasar

Tujuan yang ingin dicapai dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa antara Lain:

a) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan

b) Mengembangkan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu
pokok bahasan atau konsep

c) Membeberkan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi

d) Mendorong siswa menggunakan pendapatnya dalam diskusi.

e) Menguji dan mengukur hasil belajar siswa

Agar tujuan keterampilan bertanya oleh guru dapat tercapai antara lain, guru harus memperhatikan
ketetapan dalam pemakaian Bahasa sehingga peserta didiknya dapat memahami satu konsep secara
logis, ringkas, dan jelas. Guru juga perlu menginformasikan ruang lingkup atau aturan permasalahan
yang akan di diskusikan. Hal demikian dapat mendukung hidupnya diskusi. Pertanyaan yang di ajukan
guru perlu di fokuskan pada suatu persoalan, ada 2

Aspek:
a) Aspek ruang lingkup pertanyaan yang luas dan terbuka

b) Aspek memfokuskan terhadap jumlah tugas yang harus di lakukan setiap siswa Jika siswa gagal
memjawab pertanyaan, maka guru harus bisa:

• Menyusun kembali kata-kata yang ada dalam pertanyaan

• Menggunakan pertanyaan yang sederhana

• Merevieuw informasi yang di berikan sebelumnya yang dapat membantu siswa Dalam
menjawab pertanyaan

• Dalam bertanya guru harus memberikan giliran bertanya terhadap siswa.

2. Komponen-komponen keterampilan bertanya lanjutan

Komponen bertanya lanjutan yaitu:

a. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan

b. Pengaturan urutan pertanyaan

c. Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

(3).Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam
kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik
tekannya tentu dalam banyak hal dan situsi peserta didik harus lebih aktif daripada guru

Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat di
lakukan dengan cara berikut ini :

a. Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan Kurikulum

b. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama Guru adalah
memberi instruksi singkat tapi jelas dengan di sertai contoh contoh, Baik di lakukan sendiri maupun
dengan cara simulasi.

c. Bahan pembelajaran di susun secara berjenjang atau hierarkis, di mulai dari Sederhana
(persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi)

d. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat di ukur dan di amati

e. Setiap kesalahan harus segera di koreksi atau di perbaiki

f. Perlu di lakukan pengulangan dan latiha agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan
atau pelaziman

g. Evaluasi atau penilaian di dasari atas perilaku yang nyata atau otentik

h. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk memberikan tindakan pembelajaran
perbaikan.
(4). Mencoba

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan
percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran. IPA, misalnya
peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari hari. Peserta
didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam
sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapinya sehari-hari. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk
mengembangkan Berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas
pembelajaran yang nyata untuk ini adalah:

• Menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum

• Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus Disediakan

• Mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya

• Melakukan dan mengamati percobaan.

• Mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data

• Menarik simpulan atas hasil percobaan

• Membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.

Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka:


• Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yanga akan dilaksanakan peserta Didik

• Guru bersama peserta didik mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan Perlu


memperhitungkan tempat dan waktu

• Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan peserta didik

• Guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen

• Membagi kertas kerja kepada murid

• Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru

• Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila Didiskusikan secara klasikal.

(5) Membentuk Jejaring dengan Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif merupaka suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di
kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang
menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan
disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif. Fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar. Sebaliknya,
peserta didiklah yang lebih aktif. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati,
saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam
ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan
tntutan belajar secara bersama- sama

Kriteria Penggunaan Pendekatan Saintifik

Beberapa kriteria untuk menggunakan pendekatan ini dalam proses pembelajaran adalah:

• Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika
atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau Dongeng semata.

• Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka,
pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis

• Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analisis, dan tepat dalam
Mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi Pembelajaran

• Mendorong dan menginspirasikan siswa untuk mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan. Dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

• Mendorong dan menginspirasikan siswa mampu memahami, menerapkan, dan


Mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

• Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat di pertanggung jawabkan
• Tujuan pembelajaran di rumuskan secara sederhana dan jelas, namun dengan menggunakan
sistem penyajian yang menarik

Penerapan pendekatan pembelajaran ini akan membentuk dan mengembangkan. Rana sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dengan rincinan berikut ini:

• Rana sikap mentransformasikan subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tau mengapa”

• Rana keterampilan mentransformasikan subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tau
bagaimana”

• Rana sikap mentransformasikan subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tau apa” Hasil
akhir yang di harapkan adalah peningkatan dan keseimbagan antara kemampuan untuk menjadi
manusia yang baik dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak
dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Anda mungkin juga menyukai