Anda di halaman 1dari 11

2.

Teori Pembelajaran Bermakna dan Kemampuan Menjelaskan


a. Pembelajaran Bermakna
Pendidik perlu menguasai pembelajaran bermakna agar bisa digunakan untuk
meningkatkan kompetensi peserta didik yaitu kemampuan mengamati fakta yang sangat
kompleks, dengan memberikan petunjuk apa yang harus diamati. Setelah terbiasa
mengamati fakta, kemudian dilanjutkan dengan melatih mengamati fenomena.
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang berupa pengetahuan, sikap,
dan keterampilan. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman. Proses belajar bersifat individual dan
kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan
perkembangan dan lingkungannya. Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses
interaksi antara anak dengan lingkungannnya baik antar anak dengan anak, anak dengan
sumber belajar, maupun anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi
bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa
aman bagi anak. Pembelajaran bermakna, mengajak anak-anak untuk lebih penasaran
terhadap pelajaran yang diberikan
Ausebel (1963) menyatakan bahwa Teori Belajar Bermakna adalah suatu proses
mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang.
Ausubel mengklasifikasikan belajar dalam dua dimensi, yaitu :
a) Berkenaan dengan cara penyajian materi yang diterima oleh peserta didik. Peserta
didik memperoleh materi/informasi melalui penerimaan dan penemuan. Peserta
didik dapat mengasimilasi informasi/materi pelajaran dengan penerimaan dan
penemuan.
b) Berkenaan dengan cara bagaimana peserta didik dapat mengaitkan informasi atau
materi pelajaran dengan struktur kognitif yang telah ada.
Jika peserta didik hanya mencoba-coba menghafalkan informasi atau materi
pelajaran baru tanpa menghubungkannya dengan konsep-konsep atau hal lainnya yang
ada dalam struktur kognitifnya, maka terjadilah yang disebut dengan belajar
hafalan. Sebaliknya, jika peserta didik menghubungkan informasi atau materi pelajaran
baru dengan konsep-konsep atau hal lainnya yang telah ada dalam struktur kognitifnya,
maka terjadilah yang disebut dengan belajar bermakna.
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang
dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan
orang/pendidik menjelaskan materi pembelajaran.

Ada banyak pendekatan atau strategi pembelajaran yang dapat digunakan


pendidik/pendidik untuk menciptakan iklim pembelajaran di kelas yang memungkinkan
terjadinya pembelajaran bermakna, antara lain adalah:
a) Terimalah peserta didik apa adanya.
b) Kenali dan bina peserta didik melalui penemuannya terhadap diri sendiri.
c) Usahakan sumber belajar yang mungkin dapat diperoleh peserta didik untuk
dapat memilih dan menggunakannya.
d) Gunakan pendekatan iquiry-discovery.
e) Tekankan pentingnya pendekatan diri sendiri dan biarkan peserta didik
mengambil tanggung jawab sendiri untuk memenuhi tujuan belajarnya
֍ Langkah penerapan pembelajaran bermakna
Pembelajaran yang berlangsung di ruang kelas menjadi bermakna bagi peserta
didik apabila dirasakan manfaatnya dan sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Pendidik selalu melakukan refleksi untuk menganalisis proses dan hasil belajar
yang dicapainya, agar pendidik dapat menarik kesimpulan, apakah pembelajaran telah
bermakna.
Analisis terhadap kegiatan pembelajaran mutlak dilakukan oleh setiap pendidik.
Analisis dilakukan terhadap proses pembelajaran maupun hasil belajar yang diperoleh
peserta didik. Analisis ini tidak selalu dilakukan dalam bentuk kegiatan penilaian.
Agar prinsip belajar bermakna bagi peserta didik dapat diwujudkan, paling tidak
ada 5 rancangan pembelajaran bermakna yang perlu diterapkan:
a) Sikap dan gaya mengajar
Sikap pendidik sangat berpengaruh terhadap suasana pembelajaran di ruang kelas.
Pendidik hendaknya menunjukkan sikap yang demokratis dan simpati. Dengan
sikap demokratis dan simpati pendidik maka akan menarik perhatian peserta didik
untuk mengikuti pelajaran.
b) Penyampaian materi pelajaran
Dalam belajar, sesungguhnya peserta didik membutuhkan kepastian akan kebenaran
materi pelajaran yang mereka terima. Oleh sebab itu pendidik perlu menguasai
materi dengan baik dan disampaikan dengan lancar dan menarik.

c) Penggunaan strategi dan metode mengajar


Barangkali tidak satupun metode mengajar yang dianggap paling baik. Dalam hal ini
dibutuhkan strategi untuk menentukan dan memilih metode mengajar yang sesuai
dengan kondisi terkini di ruang kelas.
Sesuai dengan daya tangkap peserta didik, relevans dengan materi dan didukung
oleh sarana belajar yang tersedia.

d) Penggunaan media belajar


Media belajar adalah semua alat bantu yang digunakan untuk mempermudah
pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran. Jika tidak memiliki media belajar
yang memadai, paling tidak pendidik membuat charta atau gambar sederhana di
papan tulis untuk menjelaskan materi pelajaran.

e) Pengaitan materi dan pengetahuan peserta didik


Materi pelajaran yang disampaikan perlu dikaitkan dengan pengetahuan dan
pengalaman peserta didik sehari-hari. Jika materi pelajaran dirasa jauh dengan
pengetahuan dan pengalaman peserta didik, pendidik perlu memodifikasi materi
pelajaran menjadi bentuk sederhana. Membuat contoh-contoh sederhana sesuai
dengan kehidupan dan lingkungan alam peserta didik.
Gambar 8. Skema Pembelajaran Bermakna

b. Kemampuan Menjelaskan
Keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik adalah
yang berkenaan dengan beberapa keterampilan ataupun kemampuan yang bersifat
mendasar dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Mengajar tidak hanya proses
penyampaian materi ajar tetapi menyangkut aspek yang lebih luas ,yaitu pembinaan
sikap, emosional, serta pembentukan karakter yang santun pada peserta didik.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang pendidik,
diantaranya:
a. Menguasai materi ataupun bahan ajar yang akan diajarkan.
b. Menguasai cara untuk membelajarkannya atau menyampaikannya.
Menguasai cara untuk menyampaikan pembelajaran menjadi hal yang penting
yang harus dikuasai oleh pendidik, salah satunya yaitu keterampilan dalam menjelaskan.
Pada keterampilan ini, pendidik harus memiliki kemampuan untuk menjelaskan mata
pelajaran dengan berbagai prinsip yang harus dikuasainya. serta menggunakan
perencanaan yang baik sehingga penyajiannya tepat sasaran dan dapat dipahami oleh
peserta didik.
Keterampilan menjelaskan merupakan kemampuan seseorang dalam penyajian
informasi yang diinformasikan secara lisan dan diorganisasikan secara sistematis untuk
menerangkan sesuatu hal dan menunjukkan adanya hubungan dalam penyampaiannya.
Ciri utamanya tersaji dengan baik dalam urutan yang runtut dan baik.
Keterampilan menjelaskan ini berhubungan dengan penyampaian pendapat
yang berkenaan dengan materi pembelajaran dalam bentuk kata-kata yang fasih,
sistematika penyampaian dan korelasi yang terkandung dalam rangkaian kata, maka
rangkaian kata tersebut harus bermakna dan dapat dipahami serta memberikan
penekanan pemahaman kepada peserta didik.
1) Pengertian keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan menjadi keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh
pendidik maupun peserta didik. Memberi penjelasan merupakan penyajian informasi
yang dilakukan secara sistematis untuk menunjukan adanya keterhubungan antara yang
satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dengan akibatnya, dengan contoh atau
dengan sesuatu yang belum diketahui.
Pendidik dengan keterampilan menjelaskan dalam mengajar yang
diorganisasikan secara runtut atau sistematis agar menjadi rangkaian penjelasan yang
berarti dan dapat dipahami oleh peserta didik. Keterampilan menjelaskan ini sebagai
penyampaian informasi yang terencana dengan baik sebelumnya dan disajikan dengan
serta urutan yang cocok. Melalui penjelasan, peserta didik dapat memahami hubungan
sebab akibat, memahami prosedur, memahami prinsip, serta memahami analogi. Peserta
didik yang mempunyai keterampilan menjelaskan akan mampu menyampaikan
pengetahuan yang dimiliki, ide dan pemikirannya dalam pembelajaran dan interaksi
kehidupannya.
Beberapa alasan mengapa keterampilan menjelaskan perlu dikuasai oleh peserta
didik, antara lain:
a) Keterampilan mendasar bagi peserta didik untuk interaksi komunikasi lisan di
kelas dan madrasahnya.
b) Mampu menyampaikan pengetahuan yang dimiliki, ide dan pemikirannya dengan
baik.
c) Mampu menyatakan pertanyaan-pertanyaan dengan baik dalam pembelajaran.
d) Menjelaskan apa yang dilihat, dirasa, dipikirkan dan yang dilakukan sehingga
peserta didik pandai mengelola emosinya .
2) Tujuan keterampilan menjelaskan

Tujuan penggunaan penjelasan dalam proses belajar menurut (Marno, 2008:


114), adalah :
a) Untuk membimbing pikiran peserta didik dalam memahami konsep, prinsip, dalil,
atau hukum-hukum yang menjadi bahan pelajaran.
b) Untuk memperkuat struktur kognitif peserta didik yang berhubungan dengan bahan
pelajaran.
c) Membantu peserta didik dalam memecahkan masalah.
d) Membantu memudahkan peserta didik dalam mengasimilasi dan
mengakomodasikan konsep.
e) Mengomunikasikan ide dan gagasan (pesan) kepada peserta didik.
f) Melatih peserta didik mandiri dalam mengambil keputusan.
g) Melatih peserta didik berpikir logis apabila penjelasan pendidik kurang sistematis.

3) Prinsip-prinsip penggunaan keterampilan menjelaskan


Kegiatan menjelaskan ini bertujuan untuk membantu peserta didik untuk
memahami prosedur atau tata cara yang berlaku, membimbing peserta didik untuk
memahami pertanyaan, meningkatkan umpan balik serta keterlibatan peserta didik,
memberi peserta didik kesempatan untuk memahami umpan balik yang terjadi disaat
pembelajaran. Jika pendidik sudah menguasai keterampilan dalam menjelaskan, maka
pendidik tersebut tentunya akan lebih mudah mengelola waktu dalam penyajian materi
serta dapat mengelola waktu dengan baik. Penjelasan pendidik yang sistematis juga
dapat membantu mengatasi hal apabila minim dalam buku ataupun sumber belajar.

Prinsip-prinsip menjelaskan menurut Kamulyan (2014:49), yaitu:


a) Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik.
b) Penjelasan harus diselingi tanya jawab
c) Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh pendidik.
d) Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
e) Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik.
f) Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang konkret dan
dihubungkan dengan kehidupan.
Langkah-langkah dalam menjelaskan menurut Wardani (1984) antara lain:
a) Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah atau di akhir
b) Penjelasan harus relevan dengan tujuan
c) Pendidik dapat memberikan penjelasan bila ada pertanyaan peserta didik atau
dirancang pendidik sebelumnya
d) Penjelasan itu materinya harus bermakna bagi peserta didik
e) Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan peserta didik

4) Komponen-komponen keterampilan menjelaskan


Penjelasan yang baik pastinya diikuti oleh contoh-contoh yang sesuai dengan
kehidupan dan pengalaman peserta didik serta relevan, karena peserta didik akan
mengerti apabila bahasan materi menggunakan contoh-contoh yang jelas. Contoh harus
memiliki kesan yang positif daripada contoh yang negatif, hal ini sebagai adanya
pembeda dan untuk mempertajamkan ingatan terhadap materi yang satu dengan materi
yang lainnya.
Komponen yang sangat perlu diperhatikan dalam keterampilan menjelaskan menurut (
Alma, 2009: 15), yaitu:
a) Clarity ( kejelasan ) yang meliputi: 1) Kejelasan penggunaan bahasa secara fasih. 2)
Kejelasan dalam menyatakan sesuatu ide secara eksplisit. 3) Upaya untuk
menghindari kekaburan.
b) Illustration and examples ( pemberian ilustrasi dan contoh): Illustrasi merupakan
penggambaran dari ide yang telah disampaikan, fungsinya untuk memperjelas ide
sehingga tidak menimbulkan tafsiran yang kabur. Contoh diberikan untuk
mengkonkritkan ilustrasi yang diberikan, fungsinya untuk menghindari terjadinya
verbalisme. Untuk itu perlu diperhatikan, kesederhanaan, jelas dan konkrit, selaras
dengan tingkat pengalaman peserta didik dan kalau mungkin faktual dan aktual.
c) Emphasis (penekanan). Emphasis dilakukan dalam bentuk: penggunaan variasi di
antaranya, suara (nada, volume ataupun tonenya), isyarat (simbol, gerakan) dan
penggunaan media/sumber pengajaran. Penegasan atau pengarahan yang di
antaranya dapat dilakukan dengan cara: pengulangan (repetition), pengikhtisaran
atau pengambilan kesimpulan (summarizing/resuming dan conclusion) yang
biasanya dilakukan pada setiap akhir dari sesuatu yang disampaikan serta penegasan
dengan mempergunakan kata kunci.
d) Feed-Back (Pengambilan umpan balik). Hal ini dilakukan dengan beberapa maksud
atau kepentingan: 1) Sebagai evaluasi sederhana. 2) Menciptakan situasi baru dan
menumbuhkan minat belajar. Cara yang dapat dilakukan di antaranya: mengkaji
pemahaman peserta didik, mengkaji minat peserta didik, mengendalikan sikap dan
perilaku peserta didik.
Umpan balik itu tidak hanya dalam bentu fisik, tetapi juga dalam bentuk mental
yang selalu berproses untuk menyerap bahan pelajaran yang diberikan oleh pendidik.
Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai
dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual. (Djamarah,
2013:142)

Strategi alternatif yang dapat ditekankan pada pelaksanaan keterampilan


menjelaskan adalah dengan menggunakan metode ceramah. Cara mengajar dengan
ceramah dapat dikatakan juga teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang
digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu
pokok persoalan serta masalah secara lisan (Djamarah, 2013:97)

5) Tahapan dalam keterampilan menjelaskan


a) Menyampaikan Informasi diartikan memberitahu tentang materi atau informasi
yang belum diketahui sebelumnya dalam bentuk menyampaikan fakta dan
memberikan arahan serta disampaikan hanya untuk diketahui saja, dalam
pembelajaran menyampaikan informasi berarti memberitahu tentang definisi
atau pengertian dasar tentang materi yang akan diajarkan. Contoh : Termometer
adalah alat untuk mengukur suhu.
b) Isi yang disampaikan menunjukkan “apa” atau “bagaimana” sesungguhnya suatu
hal itu terjadi. Pendidik mencoba menguraikan istilah-istilah yang belum dikenal
peserta didik juga menguraikan pembelajaran baru dengan cara dikaitkan dengan
pengalaman peserta didik. Jadi, dalam hal ini isi merupakan pengertian ataupun
istilah. Contoh : Arti pengertian “fotosintesis” adalah…
c) Isi yang disampaikan menunjukkan “mengapa” atau “untuk apa” sesuatu terjadi
demikian, yang menunjukkan hubungan atau korelasi antara dua hal yang
berkaitan atau lebih dan menunjukkan suatu kausalitas (sebab-akibat). Contoh:
Mengapa perlu adanya sinar matahari pada saat tumbuhan berfotosintesis? Untuk
apa seorang petani memerlukan pupuk?
d) Memberi Motivasi. Motivasi berarti dorongan atau penguatan, berarti
kemampuan untuk memberikan dorongan semangat agar menimbulkan minat,
kemauan serta perhatian peserta didik terhadap pembelajaran. Untuk
memberikan motivasi pendidik harus menunjukkan mengapa bahan pelajaran ini
harus dipelajari, apa gunanya dan utuk apa kenapa harus diketahui.
e) Mengajukan Pendapat Pribadi. Sebaiknya didahului dengan kata-kata “menurut
pendapat saya sendiri” dan disertai alasan-alasan fakta atau data yang mendukung
pendapatnya itu. Karena pendapat yang bersifat subyektif, maka peserta didik
harus diberikan kebebasan untuk mengajukan pendapatnya sendiri.
f) Pemberian Contoh. Memberikan contoh yang nyata agar peserta didik
mendapatkan pemahaman yang baik dan meyakinkan peserta didik terhadap
materi pelajaran yang telah dipelajari
g) Tahap akhir dalam kegiatan menjelaskan adalah tahap latihan, dengan latihan
peserta didik secara individu atau dengan bimbingan pendidik mencari hubungan
sebab-akibat pada peristiwa yang lainnya.
6) Perencanaan dan pelaksanaan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan meliputi dua segi, yaitu: Pertama, Perencanaan yaitu
sebagai persiapan awal mengenai isi penjelasan yang akan disampaikan disaat proses
pembelajaran lalu mengenai kemampuan peserta didik dan perkembangan peserta didik
yang akan dihadapi dalam mendapatkan penjelasan. Hal ini mencangkup penganalisaan
masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur
yang dikaitkan dengan penggunaan hukum atau rumus-rumus yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan. (Kamulyan, 2014:49). Kedua, Pelaksanaan yaitu
bagaimana cara, langkah-langkah dan teknik dalam menyampaikan penjelasan materi
yang sudah dipersiapkan.
Komponen yang diperhatikan dalam pelaksanaan keterampilan menjelaskan dan
aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan (Marno, 2008:121) sebagai berikut:
a) Dengan memberikan orientasi atau pengarahan maka mengantarkan peserta didik
pada pokok materi yang akan dibahas dan menjadi penjelasan yang lebih luas lagi.
b) Bahasa yang sederhana. Bahasa yang diucapkan harus jelas, serta volume suara yang
dapat disesuaikan dengan kondisi kelas dan peserta didik lalu hendaknya lancar
tidak terlalu cepat serta menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh peserta
didik. Bila ada istilah asing atu belom dimengerti berikan penjelasan yang dapat
dimengerti
c) Penggunaan contoh/ilustrasi. Pemahaman peserta didik dapat ditingkatkan dengan
mengubungkan materi dengan kejadian sehari hari atau peristiwa yang terjadi.
d) Struktur/Sistematis. Agar penjelasan pendidik mudah diterima oleh peserta didik,
maka hendaknya tata susunan atau langkah-langkahnya harus sistematis dan runtut.
e) Pendidik dapat melakukan variasi, baik dalam cara menyampaikan materi pelajaran
maupun dalam metode dan proses interaksi disaat proses pembelajaran
berlangsung.
7) Kelebihan Penerapan Keterampilan Menjelaskan
a) Lebih mudah dalam mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
menemukan, mengorganisasi, dan menilai informasi yang diterima.
b) Lebih mudah dalam memancing meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
membentuk dan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan atas
informasi yang lengkap dan relevan.
c) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan ide-ide dan mengemukakan ide-
ide tersebut.
d) Dapat mengatasi masalah pembelajaran yang diikuti oleh jumlah peserta didik
yang besar.
e) Merupakan cara yang lebih mudah saat pendidik akan memulai mengenal materi.
f) Dapat meningkatkan analisis pendidik terhadap teori yang sedang disampaikan
dan pendidik menjadi benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih
mendalam.
8) Kelemahan Penerapan Keterampilan Menjelaskan
a) Bila menjelaskan dilakukan terlalu lama, peserta didik cenderung menjadi
karakteristik yang auditif (mendengarkan) dan akhirnya menjadi peserta didik
yang pasif.
b) Apabila selalu digunakan dan terlalu lama maka perjalanan akan terkesan
membosankan.
c) Bila menjelaskan dilakukan terlalu lama, kesempatan untuk berdikusi menjadi
terlalu lama, kesempatan untuk berdiskusi menjadi terlalu sedikit bahkan habis
untuk menjelaskan.
9) Media Pembelajaran Bermakna Dan Kemampuan Menjelaskan
Media pembelajaran memegang peranan penting dalam sebuah pembelajaran,
termasuk pembelajaran sains. Media pembelajaran sebagai alat bantu untuk peserta
didik dalam memahami suatu konsep saat belajar. Dengan penggunaan media belajar
yang tepat pada pembelajaran sains, akan lebih menarik dan bervariasi sehingga menarik
minat peserta didik belajar, Manfaat lainnya, memacu daya pikir dan nalar peserta didik,
meningkatkan daya imajinasi, kreatifitas dan motivasi belajar peserta didik serta
meningkatkan kulaitas hasil belajar peserta didik. Di samping itu, pengajaran menjadi
lebih fleksibel, kondusif , efesien dan efektif waktu mengajar.

Media pembelaran dapat dibagi tiga , yaitu :

a) Media Auditif adalah media yang hanya menggunakan kemampuan dalam bentuk
suara, seperti radio, tape recorder.
b) Media visual adalah media hanya menggunakan gambar, seperti media visual diam

(poster, peta, bagan, grafik), media visual gerak (video, film).


c) Media audio visual adalah media yang mempunyai dua unsur : suara dan gambar
(proyektor, film)
Media dalam pembelajaran sains antara lain :
a) Media kongkret (nyata), yaitu media dalam bentuk benda bentuk aslinya, seperti
benda-benda padat dan cair, rangkaian listrik, tanaman.
b) Lingkungan alam yaitu media yang terdapat di lingkungan alam, contohnya
ekosistem kebun madrasah, pantai dan laut, hutan dan pegunungan.
c) KIT IPA adalah media yang ada di laboratorium, seperti tabung reaksi, neraca , pegas.
d) Charta, slide film, video, poster dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai