Anda di halaman 1dari 8

Pengertiaan Bahan Ajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Manurut National Centre for Competency Based Training bahan ajar adalah segala sesuatu
yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melakukan proses pembelajaran
di kelas. Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun bahan ajar tak tertulis.
Pandangan ahli yang lain berpendapat bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang
disusun secara matematis, baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan
atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. 31 Sedangkan menurut Andi
Prastowo, 30 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008 halm. 164 31 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan
Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press, 2012, hal. 16 Bahan ajar merupakan segala bahan baik
informasi, alat, maupun teks yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh
dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran
dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. 32 Dari
berbagai pendapat di atas dapat disarikan bahwa bahan ajar adalah merupakan seperangkat
materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta
lingkungansuasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

2. Fungsi Bahan Ajar

Ada dua klasifikasi utama fungsi bahan ajar sebagaimana diuraikan berikut ini.

a. Fungsi bahan ajar menurut pihak yang menggunakan bahan ajar.

Berdasarkan pihak yang menggunakan bahan ajar fungsi bahan ajar, fungsi bahan ajar dapat
dibedakan menjadi dua fungsi, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peserta didik. 1
Fungsi bahan ajar bagi pendidik a Menghemat waktu pendidik untuk mengajar b Mengubah
pendidik dari pendidik menjadi fasilitator c Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih
efektif dan interaktif d Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan 32 Ibid ,halm. 17 substansi
kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik. e Sebagai alat evaluasi
pencapaian atau penguasaan hasil belajar. 2. Fungsi bahan ajar bagi peserta didik a. Peserta
didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang lain b. Peserta
didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja yang ia kehendaki. c. Peserta didik dapat
belajar sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kecepatan belajar mereka. d. Membantu
peserta didik untuk mandiri dalam belajar. e. Sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan
mengarahkan semua aktifitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasai.

b. Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang digunakan

Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal, fungsi dalam pembelajaran
individual dan fungsi dalam pembelajaran kelompok. 1 Fungsi dalam pembelajaran klasikal a
Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran
peserta didik bersifat pasif dan belajar sesuai dengan kecepatan pendidik dalam mengajar b
Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan. 2. Fungsi dalam
pembelajaran individual a Sebagai media utama dalam proses pembelajaran b Sebagai alat
yang digunakan untuk mendukung media pembelajaran individual c Sebagai alat yang
digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik dalam memperoleh
informasi. 3. Fungsi dalam pembelajaran kelompok a Sebagai bahan ajar yang terintegrasi
dengan proses belajar kelompok dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang
materi, tentang peran orang-orang yanhg terlibat dalam belajar kelompok serta petunjuk
tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri. b Sebagai bahan pendukung bahan belajar
utama yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Tujuan Penyusunan Bahan Ajar

Bahan ajar disusun dengan tujuan: a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa. b. Membantu siswa dalam memperoleh
alternatif bahan ajar di samping buku- buku teks yang terkadang sulit diperoleh. c.
Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

4. Manfaat Bahan Ajar

Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan bahan
ajar sendiri, yakni antara lain; pertama, diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum
dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, kedua, tidak lagi tergantung kepada buku teks
yang terkadang sulit untuk diperoleh, ketiga, bahan ajar menjadi labih kaya karena
dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, keempat, menambah khasanah
pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, kelima, bahan ajar akan
mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa karena
siswa akan merasa lebih percaya kepada gurunya. Di samping itu, guru juga dapat
memperoleh manfaat lain, misalnya tulisan tersebut dapat diajukan untuk menambah angka
kredit ataupun dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan. Dengan tersedianya bahan ajar
yang bervariasi, maka siswa akan mendapatkan manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menarik. Siswa akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar
secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru. Siswa juga akan
mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.

5. Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar


Sebagai yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Dalam mengembangkan bahan ajar
tentu perlu memperhatikan prinsisp-prinsip pembelajaran.Gafur (1994) menjelaskan bahwa
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi
pembelajaran diantaranya meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Ketiga
penerapan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1. Prinsip relevansi, artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan
atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan KD. Cara termudah ialah dengan
mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan prinsip
dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta,
konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya guru
terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan pencapaian SK dan
KD.1[1]
Contoh:
KD 1.1 SMP Kelas IX Mengidentifikasi bangun-bangun yang sama dan sebangun
(kongruen), maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya “Syarat dua
bangun yang sama dan sebangun (kongruen), foto dan model berskala, syarat dua bangun
yang sebangun, dan panjang sisi pada dua bangun yang sama dan sebangun (kongruen).
2. Prinsip konsistensi, artinya keajegan. Artinya ada kesesuaian (jumlah/banyaknya) antara
kompetensi dan bahan ajar; jika kompetensi dasar yang ingin dibelajarkan mencakup
keempat keterampilan berbahasa, bahan yang dipilih/dikembangkan juga mencakup keempat
hal itu.
Contoh:
Kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah pengoperasian bilangan yang
meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan
juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.2[2]
3. Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu
sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai
SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang
tidak perlu untuk mempelajarinya.

Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran.


Diantara prinsip pembelajaran tersebut adalah:
a. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami
yang abstrak.
Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari
yang mudah atau sesuatu yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka.
Misalnya untuk menjelaskan konsep pasar, maka mulailah siswa diajak untuk berbicara
tentang pasar yang terdapat di tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa mereka
untuk berbicara tentang berbagai jenis pasar lainnya.
b. Pengulangan akan memperkuat pemahaman.
Dalam pembelajaran, pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu
konsep. Walaupun maksudnya sama, sesuatu informasi yang diulang-ulang, akan lebih
berbekas pada ingatan siswa. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap
pemahaman siswa.
c. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa.
Seringkali kita menganggap enteng dengan memberikan respond yang sekedarnya atas hasil
kerja siswa. Padahal respond yang diberikan oleh guru terhadap siswa akan menjadi
penguatan pada diri siswa. Perkataan seorang guru seperti ’ya benar’ atau ‚’ya kamu pintar’
atau,’itu benar, namun akan lebih baik kalau begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri
pada siswa bahwa ia telah menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya,
respond negatif akan mematahkan semangat siswa. Untuk itu, jangan lupa berikan umpan
balik yang positif terhadap hasil kerja siswa.
d. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan. Seorang
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Untuk itu,
maka salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan
(motivasi) agar siswa mau belajar. Banyak cara untuk memberikan motivasi, antara lain
dengan memberikan pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, memberi
contoh, ataupun menceritakan sesuatu yang membuat siswa senang belajar, dan lain-lain.
e. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai
ketinggian tertentu.
Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan. Untuk mencapai suatu
standard kompetensi yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga,
semakin lebar anak tangga semakin sulit kita melangkah, namun juga anak tangga yang
terlalu kecil terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka guru perlu menyusun anak
tangga tujuan pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam bahan ajar,
anak tangga tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator kompetensi.
f. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan.
Dalam proses pembelajaran, guru ibarat pemandu perjalanan. Dengan demikian, semua
peserta dapat mencapai kota tujuan dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap anak akan
mencapai tujuan tersebut dengan kecepatannya sendiri, namun mereka semua akan sampai
kepada tujuan meskipun dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah sebagian dari prinsip
belajar tuntas.

6. Prinsip-Prinsip Bahan Ajar untuk Guru


Dalam memilih, menentukan, menyusun, dan mengembangkan sumber atau bahan ajar,
guru hendaknya memerhatikan beberapa prinsip sebagai berikut.
a) Menimbulkan minat baca.
Bahan ajar yang baik seyogyanya dirancang dan dikemas sedemikian rupa untuk dapat
menarik dan menimbulkan minat baca bagi para siswa. Bahan dan sumber ajar yang paling
banyak digunakan sekarang ini adalah yang berbentuk bahan cetak seperti: hand out, buku,
modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet. Bentuk bahan ajar seperti ini tentu saja ditujukan
dan diperuntukan untuk dibaca siswa. Namun, keberadaan sumber belajar ini kerap kali tidak
menarik minat siswa untuk membaca dan menggali informasi yang berada di dalamnya. Hal
ini bisa jadi karena sumber belajar tersebut ditampilkan secara asal-asalan, miskin informasi,
dan pengayaan semisal gambar atau ilustrasi yang menarik, atau mungkin juga sumber atau
bahan ajar yang disajikan terlalu rumit, sukar, dan monoton. Hal ini semestinya menjadi
perhatian guru untuk benar-benar dapat memilih, menentukan, menyusun, dan
mengembangkan sumber dan bahan ajar yang mampu menarik minat baca siswa, sehingga
materi-materi pelajaran yang terdapat di dalamnya dapat dengan mudah dibaca dan dipahami
siswa.
b) Ditulis dan dirancang untuk siswa.
Guru harus paham benar bahwa sumber dan bahan ajar yang disusun adalah benar-benar
ditujukan dan diperuntukan bagi siswa. Oleh karena itu guru harus benar-benar pandai
memilah dan menyeleksi bahan-bahan dan sumber-sumber belajar yang benar-benar sesuai
dengan tingkat kompetensi dan pemahaman siswa. Bahan ajar harus dipilih sesuai dengan
motivasi siswa. Motivasi dalam hal ini menyangkut minat, apresiasi, aspirasi dan ambisi.
Kesemuanya memengaruhi proses belajar mereka. Oleh karenanya, pemahaman yang baik
tentang motivasi akan menjadi fondasi bagi guru dalam menentukan materi dan metode ajar
yang menarik minat siswa.

c) Menjelaskan tujuan instruksional.


Sumber dan bahan ajar yang baik harus dapat menjelaskan tujuan instruksional yang hendak
dicapai dalam proses pembelajaran. Artinya sumber dan bahan ajar tersebut harus sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai atau memenuhi apa-apa yang dapat dikerjakan oleh siswa
pada kondisi tingkat kompetensi tertentu. Sumber dan bahan ajar yang digunakan guru
setidaknya mengisyaratkan pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam bentuk perilaku
atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar
yang diharapkan.
d) Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.
Sumber atau bahan ajar yang baik hendaknya bisa mengakomodir semua pola belajar siswa.
Masing-masing siswa adalah sebuah individu yang unik yang memiliki karakter yang
berbeda, termasuk dalam gaya dan pola belajarnya. Sumber atau bahan belajar yang baik
hendaknya juga mempertimbangkan hal tersebut. Materi, konsep, informasi, kegiatan dan
ragam latihan yang tertuang dalam sumber atau bahan ajar hendaknya dikemas sedemikian
rupa dengan memadukan berbagai pola belajar yang fleksibel, seperti penugasan individu,
kelompok, kolaborasi, dan lain sebagainya.
e) Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi yang akan dicapai.
Sumber atau bahan ajar harus benar-benar terstruktur dan sesuai dengan kebutuhan siswa
serta tingkat kompetensi yang akan dicapai. Dengan kata lain, sumber atau bahan ajar harus
dapat menjawab analisis kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran dan memerhatikan
benar setiap kompetensi yang telah ditentukan dan akan dicapai dalam setiap proses
pembelajarannya.
f) Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih.
Sumber atau bahan ajar tidaklah semata hanya berisi segudang informasi yang menjelaskan
dan memaparkan fakta dan konsep belaka. Oleh karena itu, sumber atau bahan ajar yang baik
hendaknya dapat mengakomodir kebutuhan siswa untuk berlatih dan melakukan kegiatan
pembelajaran lain melalui sumber atau materi yang ada dalam bahan ajar. Berbagai tugas,
kegiatan, dan latihan harus termaktub dalam bahan ajar. Akan tetapi perlu diperhatikan juga
bentuk-bentuk tagihan dan tugas serta latihan yang terdapat dalam bahan ajar tersebut. Jangan
sampai kegiatan dan latihan yang diberikan menjadikan anak atau siswa menjadi enggan
untuk berlatih dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilannya.3[5]

7. Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar


Dalam pemilihan bahan ajar dibagi menjadi 5 macam :
1. Pemilihan Bahan Ajar Cetak
Secara umum, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan ajar cetak yaitu kita
harus memperhatikan informasi yang terkandung didalamnya, apakah sesuai dengan bahan
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik atau tidak dan jangan
sampai bahan ajar yang kita pilih terkandung materi yang kurang sesuai dengan materi yang
seharusnya menjadi menu peserta didik dalam mencapai kompetensinya.
1. Pemilihan Handout
Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar handout adalah sebagai
berikut:
a) Substansi materi yang disajikan harus memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus
dikuasai oleh peserta didik.
b) Materi memberikan penjelasan secara lengkap.
c) Padat pengetahuan
d) Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e) Kalimat yang disajikan singkat dan jelas
f) Dapat diambil dari buku atau hasil download dari internet.
2. Pemilihan Buku Teks Pelajaran
a) Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus
dikuasi oleh peserta didik.
b) Materi dalam buku lengkap, paling tidak mampu memberikan penjelasan secara lengkap.
c) Padat pengetahuan dan jelas secara keilmuan.
d) Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e) Kalimat yang disajikan singkat dan jelas
f) Penampilan fisik bukunya menarik atau menimbulkan motivasi untuk membaca.
2. Pemilihan Bahan Ajar Non Cetak (Model/ Maket)
Adapun beberapa pertimbangan dalam memilih model / maket sebagai bahan ajar antara
lain: memiliki relevansi dengan materi yang akan diajarkan dan memiliki ukuran yang tidak
terlalu besar dan bobotnya tidak terlalu berat, sehingga dapat dipindahkan oleh satu orang.
3. Pemilihan Bahan Ajar Audio
a) Substansi materi yang disajikan dalam radio/kaset harus memiliki relevansi dengan
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b) Program radio yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c) Direkam terlebih dahulu, agar dapat didengar dengan jelas.
d) Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
e) Beberapa radio siaran menyediakan program pendidikan.
4. Pemilihan Bahan Ajar Audio Visual
a) Substansi materi yang disajikan dalam video atau film harus memiliki relevansi dengan
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b) Alur cerita yang ada merupakan sajian yang menarik dan diturunkan dari standar
kompetensi/kompetensi dasar dalam kurikulum.
c) Ditampilkan dalam satu cerita yang menarik, sehingga peserta didik tertarik untuk
mempelajarinya.
d) Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e) Durasinya tidak terlalu lama, paling lama 20 menit.
f) Pilih video/film yang sesuai, misalnya tentang dokumentasi, situasi diskusi, atau suatu
percobaan.

5. Pemilihan Bahan Ajar Multimedia Interaktif


Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan ajar interaktif,
yaitu:
a) Substansi materi yang disajikan dalam program interaktif harus memiliki relevansi dengan
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b) Program interaktif yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c) Disajikan dalam bentuk disket atau CD.
d) Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
e) Penyajiannya menarik.

Anda mungkin juga menyukai