Anda di halaman 1dari 19

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN

Kelompok 4
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Bojonegoro

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

Muhammad Ikhlasul Muttaqin¹ Peranan penting dalam mengasah keterampilan,


Adi Ardyansyah² menambah ilmu pengetahuan, dan peranan konsep diri
Ray Shinta Aprilia Putri³ adalah sebuah proses pembelajaran. Dalam proses
Sintiya Ayu Puspita Sari⁴ pembelajaran memerlukan adanya akifitas agar siswa
Azifana Puspitasari⁵
mampu mengembangkan pola pikirnya, mampu berpikir
kritis dan rasional sehingga hasil pembelajaran akan
aqinmim@gmail.com berkembang ke arah yang lebih baik. Dalam hal ini,
4rdy4nsy4h01@gmail.com guru diharapkan mampu memanfaatkan potensi yang
raysinta90@gmail.com dimiliki oleh siswanya untuk dapat digunakan dalam
sintiyaayu08@gmail.com belajar. Fungsi guru akan berhasil jika dalam
azifanaps@gmail.com
merancang proses belajar mengajar dilakukan
berdasarkan langkah-langkah yang sitematis dan baik
Kata Kunci : pengembangan yang memungkinkan terjadi penyempurnaan terhadap
materi pembelajaran, peserta tujuan, bahan, ataupun strategi belajar mengajar
didik melalui proses umpan balik yang diperoleh dari proses
evaluasi. Pengembangan bahan ajar sangat penting
untuk kegiatan belajar di kelas, karena dari
pengambangan bahan ajar mampu membuat siswa lebih
mudah paham dalam mengerti materi dan lebih aktif
untuk lebih tahu materi yang sedang diajarkan. Bahan
ajar banyak betuknya, yang bisa dengan alat peraga
biasa atau alat peraga yang terbuat dari bahan bekas
dan juga bisa menggunakan video. Dengan adanya alat
peraga atau pemutaran video mampu menarik perhatian
siswa untuk belajar dengan suasana yang
menyenangkan.
PENDAHULUAN
Ketika kita mendengar kata pembelajaran pasti akan terlintas mengenai apa saja yang
akan diajarkan oleh tenaga pendidik kepada peserta didik. Secara sederhana, definisi dari
pembelajaran sendiri adalah suatu upaya untuk mengajarkan seseorang atau sekelompok
orang melalui berbagai cara, metode, strategi dan pendekatan untuk mencapai tujuan yang
telah direncanakan. Secara umum, pembelajaran dapat diartikan segala sesuatu yang
dilakukan oleh pendidik (guru) atau sekelompok orang kepada orang lain (peserta didik) yang
bertujuan untuk mengubah perilaku seseorang tersebut agar menjadi lebih baik.
Pengembangan bahan ajar digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi, mengembangkan,
dan mengevaluasi isi dan strategi pembelajaran.

Pengembangan bahan ajar sebagai pemahaman tentang desain pembelajaran. Selain


itu, pengembangan bahan ajar mempertimbangkan sifat materi ajar, jumlah peserta didik, dan
ketersediaan materi. Pengembangan bahan ajar yang menyenangkan dan menanamkan nilai-
nilai moral untuk peserta didik sangat diperlukan. Hal ini untuk meningkatkan kualitas
peserta didik dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menjadi inti dalam
kurikulum. Bahan ajar sebagai komponen dalam kurikulum yang akan disampaikan kepada
siswa. Komponen itulah yang berperan sebagai materi pembelajaran ketika proses
pembelajaran. Materi pembelajaran tersebut disusun dalam silabus untuk mempermudah
pelaksanaan pembelajaran. Materi pembelajaran terlebih dahulu dikembangkan, sehingga
lengkap dan siap digunakan sebagai bahan ajar.

Hasil dari penelitian ini diharapkan materi yang akan diajarkan pendidik kepada siswa
sudah memenuhi standar proses dan mendukung peningkatan hasil atau prestasi siswa.
Karena, jika materi ajar dikembangkan sesuai kebutuhan, memenuhi standar proses, dan
berorientasi pada peningkatan kognitif, efektif, dan psikomotorik siswa tentu akan mudah
mencapai tujuan yang telah direncanakan.
A. PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN
Materi pembelajaran adalah bahan pembelajaran yang digunakan untuk membantu
pendidik/guru dalam kegiatan belajar mengajar yang telah disusun secara sistematis
untuk memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan. Bahan pembelajaran disini
dapat diartikan sebagai sebuah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki
oleh peserta didik agar memenuhi standar yang telah ditentukan. Materi pembelajaran
merupakan komponen yang sangat penting yang harus dipersiapkan agar kegiatan
pembelajaran dapat berjalan sesuai sebagaimana yang diinginkan dan dapat mencapai
tujuan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Biasanya, respon siswa ketika kegiatan pembelajaran berlangsung akan berkurang jika
materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru kurang menarik perhatiannya. Hal
tersebut bisa saja terjadi karena tenaga pendidik/guru kurang memperhatikan atau bahkan
mengabaikan prinsip-prinsip mengajar yang ada. Guru akan mengalami kegagalan dalam
penyampaian materi jika dirinya merasa sudah menguasai materi yang akan disampaikan
dengan tidak mengindahkan prinsip-prinsip yang ada dan dibarengi dengan bahasa yang
kurang sesuai dengan perkembangan peserta didik. Selaras dengan kegagalan guru
tersebut, maka siswa juga akan mengalami kegagalan dalam menerima materi yang
disampaikan.
1. Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Jenis-jenis materi pembelajaran dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a) Materi Konsep; Merupakan semua hal yang berupa pengertian baru sebagai hasil
dari sebuah pemikiran, yaitu definisi, ciri khusus, hakikat, dan lain sebagainya.
Contoh : Peraturan yang harus ditaati dan jika dilanggar akan dikenakan sanksi
merupakan pengertian dari hukum.
b) Materi Prinsip; Berupa hal-hal pokok dan mempunyai posisi penting yaitu rumus,
paradigma, teori dan hubungan antar konsep yang menjelaskan sebab akibat.
Contoh : Hukum penawaran dan permintaan.
c) Materi Fakta; Adalah semua hal yang berupa kenyataan dan kebenaran. Contoh :
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Negara RI mengumumkan kemerdekaannya.
d) Materi Nilai atau sikap; Merupakan hasil belajar aspek sikap yaitu nilai
kebenaran, saling tolong menolong, kasih sayang, dan lainnya. Contoh :
Hubungan sosial dan sosialisasi.
e) Materi Prosedur; Adalah langkah-langkah berurutan dalam melakukan aktivitas
dan kronologi suatu sistem. Contoh : Dalam pelajaran akuntansi, mengerjakan
siklus keuangan harus berurutan dimulai dari jurnal sampai neraca.
2. Prinsp-Prinsip Pengembangan Materi Pembelajaran
a) Konsistensi atau keajegan
Arti dari konsistensi disini adalah jika kompetensi dasar yang harus dipahami
siswa ada tiga macam, maka materi yang diajarkan harus meliputi tiga macam.
Contohnya dalam materi Operasi Bilangan, siswa diharapkan menguasai tentang
penjumlahan, pengurangan, dan pembagian, maka pendidik harus mengajarkan
materi sesuai dengan kompetensi dasar tersebut berupa teknik penjumlahan,
pengurangan, dan perkalian.
b) Relevansi atau kesesuaian
Jika peserta didik diharapkan mampu menguasai materi berupa menghafal fakta,
maka guru harus memberikan cakupan materi yang berupa fakta juga, bukan
prinsip ataupun perhitungan dan materi lain. Karena materi pembelajaran yang
disampaikan hendaknya sesuai dengan pencapaian standar kompetensi dan
pencapaian kompetensi dasar yang ada. Contohnya, dalam pelajaran akuntansi,
siswa diharapkan mengetahui atau menghafal apa saja yang termasuk dalam aktiva
tetap dan aktiva lancar. Maka, materi yang diberikan adalah apa saja yang
termasuk ke dalam aktiva tetap dan aktiva lancar, bukan materi tentang
menghitung penyusutan aktiva.
c) Adequacy atau kecukupan
Kecukupan yang dimaksud adalah kecukupan dalam materi yang disampaikan.
Karena, jika materi yang disampaikan tidak mencukupi, siswa akan kesusahan
dalam mencapai standar kompetensi dasar, dan jika materi yang disampaikan
terlalu banyak akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target
kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD)
B. CAKUPAN MATERI PEMBELAJARAN
Materi pembelajaran dapat berupa tertulis dan tidak tertulis yang berisikan informasi
yang digunakan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Dalam menentukan cakupan materi apa saja yang akan diberikan kepada siswa, ada
beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Kecakupan materi; Salah satu hal yang penting dalam pencapaian penguasaan
kompetensi dasar adalah adanya cakupan materi yang memadai. Ketika cakupan
materi yang disampaikan tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak (sudah
memadai), maka akan lebih mudah untuk mencapai kompetensi dasar yang
diinginkan.
2. Aspek Kognitif (fakta, prinsip, konsep, prosedur); Aspek afektif ataukah aspek
psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran, tiap-
tiap uraian materi tersebut perlu strategi dan media pembelajaran yang berbeda. Selain
itu, untuk menentukan cakupan materi yang menyangkut keleluasaan dan kedalaman
materi harus memperhatikan prinsip apa saja yang akan digunakan.
3. Keluasan cakupan materi; Maksudnya adalah seberapa banyak materi yang
dimasukkan kedalam suatu konsep pembelajaran yang harus dipelajari oleh siswa.
Karena, dalam setiap jenjang pendidikan mempunyai cakupan materi yang berbeda.
Semakin tinggi jenjang pendidikannya, maka semakin dalam juga cakupan materi
yang didapatkan.
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan sejumlah pelajaran yang harus dilaksanakan oleh peserta
didik. Adanya kurikulum ini membantu peserta didik untuk memperoleh target
pembelajaran yang sesuai. Kurikulum yang ada dari dulu hingga sekarang selalu
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zamannya dan diharapkan
dengan penyesuaian tersebut dapat membantu memudahkan penyesuaian peserta
didik dengan masyarakat kelak. Menurut Prof. Dr. S. Nasution dalam bukunya,
kurikulum merupakan serangkaian penyusunan rencana untuk melancarkan proses
belajar mengajar. Ketentuan dalam proses perencanaan kurikulum adalah :
1. Perencanaan dan implementasi kurikulum diarahkan pada penggunaan strategi
dan metode pembelajaran agar peserta didik mampu menguasai materi
pembelajaran, semacam menggunakan pendekatan ekspositori
2. Perencanaan kurikulum menggunakan judgment ahli bidang studi. Dengan
pertimbangan faktor sosial dan faktor pendidikan, ahli bidang tersebut
menentukan pelajaran apa yang harus diajarkan
3. Dalam menyeleksi kurikulum harus mempertimbangkan tingkat kesulitan, urutan
bahan pelajaran, minat siswa, dan lainnya.

Menurut undang-undang penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20


Tahun 2003, dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi dan bahan pelajaran ini digunakan
sebagai susunan dan bahan kajian dalam upaya pencapaian tujuan penyelenggaraan
pendidikan nasional.

B. Peran dan Fungsi Kurikulum


Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan,
yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat. Makna
dapat hidup di masyarakat memiliki arti luas yang bukan saja berhubungan dengan
kemampuan peserta didik untuk menginternalisasi nilai atau hidup sesuai dengan
norma-norma masyarakat, akan tetapi juga pendidikan harus berisi tentang pemberian
pengalaman agar anak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat
dan bakat mereka. Adapun peran kurikulum yaitu :
1. Peran Konservatif
Maksud peran konservatif adalah melestarikan berbagai nilai budaya yang
merupakan warisan masa lalu kepada generasi muda. Melalui sekolah sebagai
suatu lembaga pendidikan siswa diajarkan untk memahami dan menyadari norma
dan pandangan hidup masyarakat sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat
dapat berperilaku sesuai dengan norma tersebut.
2. Peran Kreatif
Dalam perkembangan zaman, pastinya banyak hal yang berubah. Disinilah
sekolah memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan hal baru tersebut sesuai
dengan zamannya. Kurikulum harus mampu menjawab semua tantangan yang
ada sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat yang terus
mengalami perubahan. Jika kurikulum tidak memiliki peran kreatif, maka dunia
pendidikan akan tertinggal dan apa yang diberikan di sekolah tidak bermakna lagi
karena tidak relevan dengan kebutuhan tuntutan sosial masyarakat sekarang.
3. Peran Kritis dan Evaluatif
Menindaklanjuti peran konservatif yang berperan untuk melestarikan berbagai
nilai budaya, nyatanya tidak semua nilai budaya dapat dipertahankan karena
terkadang budaya yang lama sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan
zaman. Kurikulum harus berperan sebagai penyeleksi nilai budaya yang harus
dipertahankan dan nilai budaya baru yang harus dimiliki peserta didik.
Selain peran tersebut, kurikulum memiliki fungsi yaitu :
1. Fungsi penyesuaian, maksud dari fungsi ini adalah kurikulum mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungan. Karena
lingkungan bersifat dinamis atau berubah-ubah
2. Fungsi integrasi, artinya kurikulum mampu menghasilkan pribadi yang
berintegrasi. Karena, pelajar adalah anggota dan bagian integral masyarakat yang
perlu dibekali sebelum masuk ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Fungsi diferensiasi, kurikulum sebagai alat atau pedoman pendidikanmampu
memberikan layanan terhadap perbedaan individu belajar. Tentunya, setiap
pelajar memiliki perbedaan baik dari segi fisik maupun psikis.
4. Fungsi persiapan, artinya adalah kurikulum berfungsi sebagai alat pendidikan
yang mampu memeprsiapkan pelajar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi
5. Fungsi diagnostic, maksudnya adalah kurikulum mampu mengarahkan dan
memahami potensi pelajar sekaligus kelemahan dalam diri pelajar. Setelah
mengetahui kedua hal tersebut, pelajar diharapkan mampu mengembangkan
potensi yang dimiliki dan memperbaiki kelemahannya.
6. Fungsi pemilihan, artinya kurikulum berfungsi sebagai pemilihan yang memberi
kesempatan bagi pelajar untuk menentukan pemilihan program belajar yang
sesuai dengan minat dan bakatnya.
C. PENGEMBANGAN MATERI TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Tujuan dari pengembangan materi tujuan pembelajaran umum adalah mencapai
keefektifan dan efisiensi dalam melaksanakan pembelajaran. Adapun prindip yang harus
dicapai dalam pengembangan materi tujuan pembelajaran umum yaitu :
a. Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran
b. Menetapkan apa, kapan, dan bagaimana melakukannya dalam implementasi
pembelajaran
c. Mengumpulkan dan menganalisis informasi penting untuk mendukung pembelajaran
d. Membatasi sasaran atas dasar tujuan instruksional khusus dan menetapkan
pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan
target pembelajaran
e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana dan keputusan yang berkaitan
dengan pembelajaran kepada pihak yang berkepentingan
Ketika prinsip-prinsip tersebut terpenuhi, untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan
urutan yang sudah disusun jauh lebih mudah dan jelas. Hal itu sejalan dengan pendapat
Mulyasa (2005) bahwa:

a) Perencanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan


dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi siswa
b) Kompetensi yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran harus jelas, semakin
kongkrit kompetensi maka semakin mudah diamati dan semakin tepat kegiatan yang
harus dilakukan untuk membentuk kompetensi
c) Kegiatan yang disusun dan dikembangkan harus menunjang dan sesuai dengan
kompetensi yang telah ditetapkan
d) Perencanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh serta
jelas pencapaiannya.

Kegunaan pengembangan materi tujuan pembelajaran umum, yaitu:

1. Menentukan petunjuk dalam menentukan materi dan strategi instruksional


2. Memberikan kepastian mengenai kemampuan yang diharapkan dari peserta didik
3. Memberikan dasar untuk mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur efektifitas
pengajaran
4. Memberikan kriteria yang pasti untuk mengukur kemajuan belajar peserta didik
5. Peserta didik akan mengorganisasikan usaha dan kegiatannya untuk mencapai tujuan
instruksional yang telah ditentukan
D. PENGEMBANGAN MATERI TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Biasanya pengembangan materi tujuan pembelajaran khusus ini dilakukan sebelum
kelas dimulai. Maka dari itu, pengembangan ini hendaknya disusun dengan baik agar
tujuan yang ditetapkan dapat dicapai dengan baik. Faktor yang mendukung tercapainya
tujuan pembelajaran misalnya :
a. Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan kendaraan umum
b. Tingkat intelegensi siswa
c. Persiapan sebelum mengajar
d. Materi yang disampaikan

Manfaat dari pengembangan materi tujuan pembelajaran khusus ini antara lain :
1. Sebagai bahan penyusunan data untuk keseimbangan kerja agar menghemat waktu,
tenaga, dan biaya
2. Sebagai pedoman kerja baik guru ataupun siswa
3. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang
terlibat dalam kegiatan pembelajaran
4. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan

Adapaun tujuan yang dibentuk dari pemngembangan materi ini adalah :

a) Menetapkan sarana dan fasilitas untuk mendukung pembelajaran; Untuk menunjang


proses pembelajaran yang lebih aktif tentunya dibutuhkan sarana dan fasilitas
pendukung yang memadai. Melalui perencanaan, sarana dan fasilitas tersebut akan
mudah diidentifikasi dan mengetahui bagaimana cara mengelolanya.
b) Mengorganisir pembelajaran; yaitu proses mengelola seluruh aspek yang terkait
dengan pembelajaran agar tertata untuk memudahkan melakukan proses dan
pencapaian hasil pembelajaran secaa efektif dan efisien
c) Merancang program untuk mengakomodasi kebutuhan siswa secara spesifik; Setiap
pembelajaran yang akan dilakukan, guru harus sudah memiliki data berapa jumlah
indicator yang harus dicapai siswa, dengan data tersebut guru bisa memikirkan
kegiatan apa yang akan dilaksanakan untuk mencapai indicator tersebut. Tanpa
adanya perencanaan yang matang guru tidak akan memiiki data tersebut.
d) Berpikir lebih kreatif untuk mengembangkan apa yang harus dilakukan siswa; Agar
proses pembelajaran tidak monoton, maka guru harus bisa merancang proses
pembelajaran secara kreatif dan inovaif melalui sebuah perencanaan.
E. PENGEMBANGAN MATERI SESUAI PENGALAMAN BELAJAR
1. Pengembangan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa
Pengembangan pembelajaran ini sering disebut dengan pembelajaran PAKEM yang
merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Dengan ini siswa dituntut untuk bisa mandiri tentang peristiwa yang dipelajari sambil
berinteraksi. Pembelajaran PAKEM ini dirancang untuk mengembangkan kreatifitas
dan kemandirian siswa. Ciri siswa yang mandiri adalah:
a. Termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar sampai masalahnya terselesaikan
b. Mampu mendiagnosis situasi pembelajaran dengan cermat
c. Mampu memilih stragtegi belajar yang akan dilakukan untuk menyelesaikan
masalah belajarnya
Menurut penelitian, jika topik yang dibahas dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat
dengan mudah dihubungkan dengan situasi dan cara berpikir siswa, maka siswa akan
lebih berminat untuk mempelajari topik tersebut. Apalagi disesuaikan dengan
kebiasaan belajar yang sering mereka lakukan. Dalam pembelajaran model PAKEM
ini, guru harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang
media ajar alternatif yang mudah, murah dan sederhana namun tetap relevan dengan
apa yang dipelajari siswa.

2. Pengembangan Pembelajaran Pengalaman Guru


Dalam hal ini guru dituntut sebagai tenaga professional yang artinya adalah seorang
guru memiliki tanggung jawab bukan hanya sebagai “pengajar” tetapi juga sebagai
“pendidik” dan sebagai “pembimbing” untuk siswanya agar bisa menjadi lebih
dewasa atau menuju ke taraf kematangan tertentu. Adapun guru yang efektif harus
memiliki tiga jenis pengetahuan atau pemahaman yaitu sebagai berikut :
1) Pemahaman tentang mata pelajaran yang diajarkan dan keterampilan yang
berkaitan dengan tujuan sosial pendidikan
2) Pengetauhan tentang pembelajar dan bagaimana mereka belajar dan berkembang
dalam konteks sosial
3) Pemahaman tentang pengajaran yang berkaitan dengan materi ajar dan siswa
yang diajar, sebagaimana yang diindikasikan dari hasil penilaian dan yang
didukung oleh suasana kelas yang produktif
a. Guru dalam proses belajar mengajar
Sifat dari mengajar ini sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis,
psikologis, dan didaktris secara bersamaan. Aspek pedagogis menunjuk pada
kenyataan bahwa mengajar berlangsung di lingkungan pendidikan dan guru harus
mendampingi siswanya menuju kesuksesan belajar atau kedewasaan. Aspek
psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa taraf perkembangan siswa itu berbeda-
beda. Sama halnya dengan kondisi, kompetensi dan tujuan yang harus mereka capai.
Aspek psikologis ini juga menunjukkan bahwa proses belajar bervariasi. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
a) Melakukan komunikasi pengetahuan; Artinya, dengan komunikasi yang baik guru
dapat menyalurkan pengetahuan yang ia miliki kepada siswanya. Guru akan
kehilangan keiwibawaannya di mata siswa jika ia tidak banyak menguasai
pengetahuan yang diampunya.
b) Memberikan feedback (umpan balik); Fungsinya adalah agar siswa antusias dalam
pembelajaran dan memelihara minat siswa agar tidak memudar. Bentuk umpan
balik ini dimodivikasi sesuai dengan kondsi kelas yang diajar.
c) Melakukan pembelajaran dengan baik; Guru yang baik akan selalu melakukan
evaluasi mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan agar kegiatan
pembelajaran semakin bermutu
b. Peran guru dalam proses pembelajaran
a) Guru sebagai demonstrator
Peran guru sebagai demonstrator ini harus diimbangi dengan penguasaan bahan
ajar yang memadai untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa dan senantiasa
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa agar menjadi siswa yang
unggul
b) Guru sebagai pengelola kelas
Tujuannya adalah agar guru menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas dengan
sebaik-baiknya dengan berbagai macam kegiatan belajar dan mengajar untuk
mencapai hasil belajar yang baik
c) Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator, hendaknya guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat
komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Sebagai
fasilitator, guru menjadi perantara hubungan antar manusia. Guru harus terampil
menggunakan pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan
berkomunikasi
d) Guru sebagai evaluator
Dalam peran ini guru memiliki tugas untuk mengevaluasi apakah tujuan yang
dirumuskan sudah tercapai atau belum dan apakah materi yang disampaikan sudah
cukup tepat atau belum. Dengan evaluasi tersebut keberhasilan pencapaian tujuan,
penguasaan siswa terhadap pelajaran serta keefektifan metode mengajar akan
mudah diketahui.
F. PENGEMBANGAN STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN
Agar pembelajaran terasa menyanangkan, seharusnya ada beberapa strategi yang
perlu dilakukan yaitu pembelajaran konteksual, pembelajaran dengan pemecahan
masalah, pembelajaran bermakna, pemanfaatan alat peraga, pembelajaran melalui
lingkungan sekitar, dan melalui permainan matematika. Inti pembelajaran konstektual
sendiri adalah menghubungkan suatu konsep dengan kehidupan sehari-hari. Acuan dari
pembelajaran dengan pemecahan masalah adalah pada strateginya yaitu memahami
masalah (Understanding the problem), merencanakan penyelesaian (Devising a plan),
melakukan perhitungan (Carrying out the plan), dan memeriksa kembali proses dan hasil
(Looking back). Selanjutnya adalah pembelajaran bermakna yang menyangkut
penyerapan informasi baru terhadap pengetahuan yang sudah ada dalam struktur
kognitif. Tentang pemanfaatan alat peraga dalam matematika, peserta didik umumnya
masih berada pada tahap operasional nyata dan awal tahap operasional awal masih perlu
bantuan alat peraga. Konsep dalam matematika akan lebih mudah dipahami
menggunakan bantuan alat peraga. Sama halnya dengan berfikir matematis seperti
penalaran, dan pemecahan masalah dapat diselesaikan dengan mudah jika menggunakan
alat peraga. Pengolahan pembelajaran sehingga terdapat unsur permainan, berdiskusi
ataupun kerjasama akan mengurangi rasa bosan ketika siswa menjalankan pembelajaran
daripada hanya mendengarkan guru berceramah (pasif tidak aktif) dan pembelajaran
yang monoton (tidak kreatif).
Menurut Anitah W dkk (2009:1.24) metode pembelajaran dapat diartikan sebagai
suatu cara kerja yang telah disesuaikan dan bersifat relatif umum guna untuk mencapai
tujuan tertentu. Menurut pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses yang berisi interaksi peserta didik dengan pendidik yang mana
pendidik memiliki tugas menyampaikan materi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
sehingga terjadinya proses perolehan ilmu dan pengetahuan bagi peserta didik dalam
suatu lingkungan belajar.
Seorang pendidik adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengubah pola
pikir dan psikis anak didik yang semula tidak tahu menjadi tahu dan guru juga bisa
mendewasakan anak didiknya dengan segala kemampuan yang dimiliki. Tugas dari guru
adalah mengajar di kelas. Proses belajar akan menyenangkan jika guru telah menguasai
keadaan kelas dan dalam proses belajar tersebut guru harus menerapkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didiknya. Berikut adalah beberapa
metode pembelajaran menurut Ns. Roymond H. Simamora, M.KepA :
1. Metode Diskusi
Metode ini biasanya digunakan untuk belajar pemecahan masalah yang bisa dilakukan
dengan diskusi kelompok atau berkelompok. Dalam metode ini akan terjadi tukar
menukar pendapat dan informasi dengan tujuan mendapat pengertian yang sama atas
suatu masalah sehingga mudah untuk memecahkan suatu masalah tersebut.
a) Kelebihan Metode Diskusi
1 Memperluas wawasan
2 Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain
3 Mengasah kreativitas anak didik dalam membentuk ide, gagasan dan hal baru
dalam pemecahan masalah
4 Membiasakan anak didik untuk bermusyawarah dalam memecahkan suatu
masalah
b) Kekurangan Metode Diskusi
1 Biasanya dalam kelompok akan dikuasai oleh orang yang suka berbicara atau
ingin menonjolkan diri
2 Membutuhkan waktu yang panjang
3 Informasi yang didapat terbatas
2. Metode Ceramah
Metode ini diartikan bahwa guru akan menerangkan atau menyampaikan informasi
secara lisan kepada siswa. Metode ini sangat sering digunakan karena metode
ceramah merupakan metode yang paling praktis dan tidak membutuhkan banyak alat
bantu.
a) Kelebihan Metode Ceramah
1 Mudah dilaksanakan
2 Guru dapat menyampaikan pelajaran secara luas
3 Pengendalian kelas secara penuh ada di tangan guru
b) Kekurangan Metode Ceramah
1 Proses belajar yang membosankan dan mengakibatkan kantuk
2 Siswa menjadi pasif
3 Proses belajar hanya fokus pada pengertian kata-kata saja
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode yang dimana proses dalam pembelajaran
siswa akan diperlihatkan proses terjadinya sesuatu dan dari situlah siswa bisa mencari
jawaban dengan usaha sendiri. Metode ini sangat efektif karena jika siswa ingin
memperoleh jawaban, mereka harus melakukan pengamatan terlebih dahulu.
a) Kelebihan Metode Demonstrasi
1 Proses pengajaran lebih menarik
2 Menghindari verbalisme (hanya penjelasan)
3 Siswa diharuskan aktif mengamati, lalu menyesuaikan antara teori dan
kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri
b) Kekurangan Metode Demonstrasi
1 Membutuhkan banyak waktu
2 Jika fasilitasnya kurang, pengamatan tersebut tidak bisa dilakukan
3 Memerlukan keterampilan guru secara khusus
4. Metode Tanya Jawab
Dalam metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi two way traffic dimana pada
saat yang sama dapat terjadi proses tanya jawab diantara guru dan siswa. Dalam
kondisi ini ada hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa.
a) Kelebihan Metode Tanya Jawab
1 Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat
2 Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa
3 Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir
b) Kekurangan Metode Tanya Jawab
1 Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak memungkinkan waktu untuk memberi
petanyaan ke setiap siswa
2 Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan
mudah dipahami siswa
3 Waktu sering terbuang banyak, terutama apabila siswa tidka dapat menjawab
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan timbal balik antara guru dan siswa
dalam suatu kondisi yang edukatif guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Menurut Asyar (2011) pembelajaran merupakan segala sesuatu
yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung
antara pendidik dengan peserta didik. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi
dan motivasi peserta didik untuk semangat dalam belajar akan menghasilkan kegiatan
pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Ditambah dengan kreatifitas dan fasilitas
yang diberikan guru kepada peserta didik untuk memudahkan memahami materi yang
diberikan akan lebih menunjang tercapainya target belajar yang telah ditetapkan.
1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan (planning) merupakan penyusunan langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam mencapai suatu tujuan yang disusun dalam jangka waktu tertentu.
Dengan menyusun perencanaan yang tepat, beberapa kesalahan yang mungkin akan
terjadi dapat diminimalisir dengan baik. Dari pengertian perencanaan tersebut dapat
diartikan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan
hasil berfikir secara rasional tentang sasaran dan yujuan tertentu, yaitu perubahan
perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian
tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.
2. Manfaat Perencanaan Pembelajaran
a. Guru dapat memprediksi seberapa besar keberhasilan dalam pembelajaran yang
akan dicapai atau diperoleh. Perencanaan (planning) yang matang akan selalu
mengantarkan pembelajaran pada tujuan yang telah ditentukan, yaitu tujuan akhir
dari pembelajaran. Tujuan akhir terus diupayakan guru untuk mencapai
keberhasilanya.
b. Dengan perencanaan pembelajaran yang matang, guru akan lebih mudah
mengantisipasi masalah yang muncul pada proses pembelajaran. Guru harus
pandai membaca setiap masalah yang akan muncul. Dalam menghadapi setiap
masalah yang muncul, guru sudah mempersiapkan strategi untuk mengatasi
masalah tersebut.
c. Dengan adanya perencanaan (planning), guru akan mampu membuat
pembelajaran berjalan secara sistematis, terarah dan terorganisasi. Dengan
demikian, guru dapat menggunakan waktu seefektif mungkin untuk keberhasilan
proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran membuat semuanya tepat waktu.
Tidak ada yang terbengkalai, tertinggal atau terlewatkan.
3. Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Fungsi dari perencanaan yang telah dibuat oleh guru adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Inovatif
Fungsi inovatif bertujuan agar guru selalu mengadakan inovasi setiap menyusun
perencanaan pada pembelajarannya. Dengan adanya inovasi tersebut
menunjukkan bahwa guru terus melakukan permbaruan yang bervariasi secara
teus menerus.
b. Fungsi Kreatif
Fungsi ini bertujuan agar guru mengetahui kelemahan dan kekurangan yang
terjadi pada pembelajaran yang kemudian dijadikan umpan balik dalam
meningkatkan dan memperbaiki program pembelajaran yang ada. Fungsi kreatif
ini mengajak guru untuk lebih kreatif dalam membenahi perencanaan agar
menjadi sebuah perencanaan yang tepat sasaran.
c. Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang
yang terlibat, baik kepada guru, peserta didik maupun kepala sekolah. Adanya
fungsi komunikatif yang dihadirkan oleh guru pada perencanaan pembelajaran ini
tentu akan membuat dan memberi efek pada lancarnya kegiatan perencanaan.
Perencanaan pembelajaran merupakan langkah awal dari serangakaian kegiatan
pembelajaran. Untuk itu komukikasi harus selalu dilakukan dan dilaksanakan oleh
guru demi kesuksesan yang hendak dilakukan tadi. Komunikasi yang dilakukan
oleh guru haruslah komunikasi yang mudah dipahami.
d. Fungsi Selektif
Guru memilih materi-materi yang dianggap menarik untuk dibahas dalam
pembelajaran. Pada fungsi selektif ini, guru harus membuat peta konsep anggar
penyampaiannya kepada peserta didik lebih dipahami dan dimengerti sehingga
lebih efisien.
e. Fungsi Akurasi
Kriteria keberhasilan diukur dari sejumlah materi pelajaran yang telah
disampaiakan dan dipahami oleh peserta didik. Melalui proses guru dapat
menakar waktu yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran. Setiap
guru pasti menginginkan adanya alokasi waktu yang singkat atau sedikit, sejumlah
materi yang disampaikan guru pada hari itu juga diimbangi dengan pemahaman
dan penguasaan dari peserta didik.
f. Fungsi Pencapaian Tujuan
Apabila fungsi pencapaian tujuan diterapkan secara tepat, akan dicapai proses
belajar dan hasil belajar yang maksimal. Pada prospek inilah kemampuan guru
dikerahkan demi kesuksesan yang ingin dicapai, yaitu hasil belajar yang
memuaskan. Hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah proses pembuatan
ketepatan rencana secara matang agar berhasil guna, serta berguna bagi sisi-sisi
hasil belajar setelah dilakukan proses belajar secara maksimal.
g. Fungsi Kontrol
Pada fungsi kontrol ini, setelah guru mengetahui mana materi yang sudah
dipahami dan mana yang belum dipahami oleh peserta didik, maka guru
melakukan feedback kepada peserta didik serta melakukan analisis mengapa
materi tersebut sulit untuk dipahami. Setelah guru mengetahui penyebabnya, maka
guru akan lebih mudah dalam menganalisisnya, sehingga keberadaan fungsi
kontrol ini akan bisa berjalan dengan baik.
Simpulan

Perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan


dilaksanakan dalam suatu proses belajar mengajar yaitu dengan mengkoordinasikan
komponen-komponen pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, cara
penyampaian kegiatan, serta bagaimana mengukurnya menjadi jelas dan sistematis sehingga
nantinya proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien. Jenis-jenis materi pembelajaran
dapat diklasifikasikan menjadi fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan sikap atau nilai. Prinsip-
prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian
(relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy). Pengembangan materi tujuan
umum adalah agar pembelajaran yang akan dicapai peserta didik lebih efektif dan efisien
dalam pelaksanaannya. Sedangkan pengembangan materi pembelajaran khusus adalah untuk
menghasilkan kinerja guru yang lebih terarah dan sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar dari program studi. Pengembangan pengalaman belajar terbagi menjadi dua
yaitu pengembangan pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dan pengembangan
pembelajaran pengalaman guru.
DAFTAR RUJUKAN

maglearning.id. (2022, 5 12). Dipetik 3 3, 2023, dari https://maglearning.id/2022/05/12/pengertian-


materi-pembelajaran-dan-prinsip-pengembangannya/?amp

Akhiruddin, S. M., Sujarwo, S. M., Atmowardoyo, H., & Dr. Nurhikmah H, S. M. (2019). Dalam
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. CV. CAHAYA BINTANG CEMERLANG.

Arif, S. (2023). Pengertian Pembelajaran. Dipetik 3 3, 2023, dari


https://www.gurusiana.id/read/solehanarif/article/pengertian-pembelajaran-2027256

Dr. Ahdar Djamaluddin, S. S., & Dr. Wardana, M. (2019). Dalam BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. CV.
KAAFFAH LEARNING CENTER.

Dr. Sri Hayati, M. (2017). Dalam BELAJAR & PEMBELAJARAN BERBASIS COOPERATIVE LEARNING.
GRAHA CENDEKIA.

Kurniasih, W. (t.thn.). Gramedia Blog. Dipetik 3 5, 2023, dari


https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kurikulum-dan-fungsinya/

Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M. (2006). Dalam STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI STANDAR
PROSES PENDIDIKAN. Jefry.

Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M. (2008). Dalam KURIKULUM DAN PEMBEAJARAN; TEORI DAN PRAKTIK
PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP). Kencana.

Anda mungkin juga menyukai