Kelompok 4
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Hasil dari penelitian ini diharapkan materi yang akan diajarkan pendidik kepada siswa
sudah memenuhi standar proses dan mendukung peningkatan hasil atau prestasi siswa.
Karena, jika materi ajar dikembangkan sesuai kebutuhan, memenuhi standar proses, dan
berorientasi pada peningkatan kognitif, efektif, dan psikomotorik siswa tentu akan mudah
mencapai tujuan yang telah direncanakan.
A. PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN
Materi pembelajaran adalah bahan pembelajaran yang digunakan untuk membantu
pendidik/guru dalam kegiatan belajar mengajar yang telah disusun secara sistematis
untuk memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan. Bahan pembelajaran disini
dapat diartikan sebagai sebuah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki
oleh peserta didik agar memenuhi standar yang telah ditentukan. Materi pembelajaran
merupakan komponen yang sangat penting yang harus dipersiapkan agar kegiatan
pembelajaran dapat berjalan sesuai sebagaimana yang diinginkan dan dapat mencapai
tujuan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Biasanya, respon siswa ketika kegiatan pembelajaran berlangsung akan berkurang jika
materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru kurang menarik perhatiannya. Hal
tersebut bisa saja terjadi karena tenaga pendidik/guru kurang memperhatikan atau bahkan
mengabaikan prinsip-prinsip mengajar yang ada. Guru akan mengalami kegagalan dalam
penyampaian materi jika dirinya merasa sudah menguasai materi yang akan disampaikan
dengan tidak mengindahkan prinsip-prinsip yang ada dan dibarengi dengan bahasa yang
kurang sesuai dengan perkembangan peserta didik. Selaras dengan kegagalan guru
tersebut, maka siswa juga akan mengalami kegagalan dalam menerima materi yang
disampaikan.
1. Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Jenis-jenis materi pembelajaran dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a) Materi Konsep; Merupakan semua hal yang berupa pengertian baru sebagai hasil
dari sebuah pemikiran, yaitu definisi, ciri khusus, hakikat, dan lain sebagainya.
Contoh : Peraturan yang harus ditaati dan jika dilanggar akan dikenakan sanksi
merupakan pengertian dari hukum.
b) Materi Prinsip; Berupa hal-hal pokok dan mempunyai posisi penting yaitu rumus,
paradigma, teori dan hubungan antar konsep yang menjelaskan sebab akibat.
Contoh : Hukum penawaran dan permintaan.
c) Materi Fakta; Adalah semua hal yang berupa kenyataan dan kebenaran. Contoh :
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Negara RI mengumumkan kemerdekaannya.
d) Materi Nilai atau sikap; Merupakan hasil belajar aspek sikap yaitu nilai
kebenaran, saling tolong menolong, kasih sayang, dan lainnya. Contoh :
Hubungan sosial dan sosialisasi.
e) Materi Prosedur; Adalah langkah-langkah berurutan dalam melakukan aktivitas
dan kronologi suatu sistem. Contoh : Dalam pelajaran akuntansi, mengerjakan
siklus keuangan harus berurutan dimulai dari jurnal sampai neraca.
2. Prinsp-Prinsip Pengembangan Materi Pembelajaran
a) Konsistensi atau keajegan
Arti dari konsistensi disini adalah jika kompetensi dasar yang harus dipahami
siswa ada tiga macam, maka materi yang diajarkan harus meliputi tiga macam.
Contohnya dalam materi Operasi Bilangan, siswa diharapkan menguasai tentang
penjumlahan, pengurangan, dan pembagian, maka pendidik harus mengajarkan
materi sesuai dengan kompetensi dasar tersebut berupa teknik penjumlahan,
pengurangan, dan perkalian.
b) Relevansi atau kesesuaian
Jika peserta didik diharapkan mampu menguasai materi berupa menghafal fakta,
maka guru harus memberikan cakupan materi yang berupa fakta juga, bukan
prinsip ataupun perhitungan dan materi lain. Karena materi pembelajaran yang
disampaikan hendaknya sesuai dengan pencapaian standar kompetensi dan
pencapaian kompetensi dasar yang ada. Contohnya, dalam pelajaran akuntansi,
siswa diharapkan mengetahui atau menghafal apa saja yang termasuk dalam aktiva
tetap dan aktiva lancar. Maka, materi yang diberikan adalah apa saja yang
termasuk ke dalam aktiva tetap dan aktiva lancar, bukan materi tentang
menghitung penyusutan aktiva.
c) Adequacy atau kecukupan
Kecukupan yang dimaksud adalah kecukupan dalam materi yang disampaikan.
Karena, jika materi yang disampaikan tidak mencukupi, siswa akan kesusahan
dalam mencapai standar kompetensi dasar, dan jika materi yang disampaikan
terlalu banyak akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target
kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD)
B. CAKUPAN MATERI PEMBELAJARAN
Materi pembelajaran dapat berupa tertulis dan tidak tertulis yang berisikan informasi
yang digunakan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Dalam menentukan cakupan materi apa saja yang akan diberikan kepada siswa, ada
beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Kecakupan materi; Salah satu hal yang penting dalam pencapaian penguasaan
kompetensi dasar adalah adanya cakupan materi yang memadai. Ketika cakupan
materi yang disampaikan tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak (sudah
memadai), maka akan lebih mudah untuk mencapai kompetensi dasar yang
diinginkan.
2. Aspek Kognitif (fakta, prinsip, konsep, prosedur); Aspek afektif ataukah aspek
psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran, tiap-
tiap uraian materi tersebut perlu strategi dan media pembelajaran yang berbeda. Selain
itu, untuk menentukan cakupan materi yang menyangkut keleluasaan dan kedalaman
materi harus memperhatikan prinsip apa saja yang akan digunakan.
3. Keluasan cakupan materi; Maksudnya adalah seberapa banyak materi yang
dimasukkan kedalam suatu konsep pembelajaran yang harus dipelajari oleh siswa.
Karena, dalam setiap jenjang pendidikan mempunyai cakupan materi yang berbeda.
Semakin tinggi jenjang pendidikannya, maka semakin dalam juga cakupan materi
yang didapatkan.
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan sejumlah pelajaran yang harus dilaksanakan oleh peserta
didik. Adanya kurikulum ini membantu peserta didik untuk memperoleh target
pembelajaran yang sesuai. Kurikulum yang ada dari dulu hingga sekarang selalu
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zamannya dan diharapkan
dengan penyesuaian tersebut dapat membantu memudahkan penyesuaian peserta
didik dengan masyarakat kelak. Menurut Prof. Dr. S. Nasution dalam bukunya,
kurikulum merupakan serangkaian penyusunan rencana untuk melancarkan proses
belajar mengajar. Ketentuan dalam proses perencanaan kurikulum adalah :
1. Perencanaan dan implementasi kurikulum diarahkan pada penggunaan strategi
dan metode pembelajaran agar peserta didik mampu menguasai materi
pembelajaran, semacam menggunakan pendekatan ekspositori
2. Perencanaan kurikulum menggunakan judgment ahli bidang studi. Dengan
pertimbangan faktor sosial dan faktor pendidikan, ahli bidang tersebut
menentukan pelajaran apa yang harus diajarkan
3. Dalam menyeleksi kurikulum harus mempertimbangkan tingkat kesulitan, urutan
bahan pelajaran, minat siswa, dan lainnya.
Manfaat dari pengembangan materi tujuan pembelajaran khusus ini antara lain :
1. Sebagai bahan penyusunan data untuk keseimbangan kerja agar menghemat waktu,
tenaga, dan biaya
2. Sebagai pedoman kerja baik guru ataupun siswa
3. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang
terlibat dalam kegiatan pembelajaran
4. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan
Akhiruddin, S. M., Sujarwo, S. M., Atmowardoyo, H., & Dr. Nurhikmah H, S. M. (2019). Dalam
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. CV. CAHAYA BINTANG CEMERLANG.
Dr. Ahdar Djamaluddin, S. S., & Dr. Wardana, M. (2019). Dalam BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. CV.
KAAFFAH LEARNING CENTER.
Dr. Sri Hayati, M. (2017). Dalam BELAJAR & PEMBELAJARAN BERBASIS COOPERATIVE LEARNING.
GRAHA CENDEKIA.
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M. (2006). Dalam STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI STANDAR
PROSES PENDIDIKAN. Jefry.
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M. (2008). Dalam KURIKULUM DAN PEMBEAJARAN; TEORI DAN PRAKTIK
PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP). Kencana.