Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Dalam Pembelajaran Tematik


1. Keterampilan Membuka Pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran (set induction) merupakan upaya guru dalam


memberikan pengantar atau pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari peserta
didik sehingga peserta didik siap mental dan tertarik mengikutinya.

Tujuan umum membuka pelajaran adalah agar proses dan hasil belajar dapat
tercapai secara efektif dan efisien. Tujuan khusus membuka pelajaran (Hasibuan, dkk.,
1991:120) adalah sebagai berikut:

a. Timbulnya perhatian dan motivasi peserta didik untuk menghadapi tugas-tugas


pembelajaran yang akan dikerjakan
b. Peserta didik mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan
c. Peserta didik mempunyai gambar yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang
mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari mata pelajaran
d. Peserta didik mengetahui hubungan antara pengalaman yang telah dikuasai dengan
hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya
e. Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau
konsep-konsep yang tercantum dalam suatu peristiwa
f. Peserta didik dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran
itu sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam mengajar.

Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi:

a. Menarik perhatian siswa


b. Menimbulkan motivasi
c. Memberi acuan melalui berbagai usaha
d. Membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari
e. Menanggapi situasi kelas

Prinsip-prinsip membuka pelajaran terdiri dari:

a. Prinsip bermakna. Artinya, cara guru dalam memilih dan menerapkan komponen
keterampilan membuka pelajaran mempunyai nilai yang sangat tepat bagi peserta
didik dalam mengkondisikan kesiapan dan ketertarikan peserta didik untuk mengikuti
pelajaran.
b. Kontinu (berkesinambungan). Artinya antara gagasan pembukaan dengan pokok
bahasan tidak terjadi garis pemisah.
c. Fleksibel (Penggunaan secara luwes). Fleksibel dalam kaitan ini berarti
penggunaannya tidak kaku dalam arti tidak terputus-putus. Dalam konteks fleksibel
membuka pelajaran, membuka pelajaran tidak selalu harus dengan mengungkapkan
gagasan namun bisa dengan bertanya, membawa benda model, menunjuk peserta
didik untuk menjadi model, memberikan teka-teki dan sejenisnya yang relevan
dengan pokok bahasan.
d. Antusiasme dan kehangatan dalam mengkomunikasikan gagasan. Antusiasme dan
kehangatan dapat ditunjukkan misalnya bertanya kabar peserta didik, menanyakan
mengapa teman mereka tidak bisa masuk atau bercerita sedikit yang dapat menyentuh
perasaan atau kegiatan lain yang menunjukkan rasa simpati dan empati dalam rangka
menciptakan antusiasme dan kehangatan.
2. Keterampilan Menutup Pelajaran

Keterampilan menutup pelajaran (closure) merupakan keterampilan membantu


peserta didik dalam menemukan konsep, prinsip, dalil, hukum atau prosedur dari inti
pokok bahasan yang telah dipelajari.

Inti kegiatan menutup pelajaran yaitu:

a. Merangkum atau meringkas inti pokok pelajaran


b. Mengonsolidasikan perhatian peserta didik pada masalah pokok pembahasan agar
informasi yang diterimanya dapat membangkitkan minat dan kemampuannya
terhadap pelajaran selanjutnya
c. Mengorganisasikan semua pelajaran yang telah dipelajari sehingga memerlukan
kebutuhan yang berarti dalam memahami materi pelajaran
d. Memberikan tindak lanjut berupa saran-saran serta ajakan terhadap materi yang baru
dipelajari

Cara-cara yang dilakukan dalam menutup pelajaran:

a. Meninjau kembali (reviewing). Reviewing terdiri dari dua aspek, yaitu merangkum
inti pokok pelajaran dan konsolidasikan perhatian siswa pada masalah pokok
pembahasan agar informasi yang diterimanya dapat membagikan minat dan
kemampuan terhadap pelajaran selanjutnya.
b. Mengevaluasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk seperti
mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru, mengekspresikan
pendapat dan memberi soal-soal.
B. Keterampilan Menjelaskan dan Bertanya Dalam Pembelajaran Tematik
1. Keterangan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang


diorganisasikan secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan
yang lainnya. Secara garis besar keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu:

a. Merencanakan. Hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan,


penentuan jenis hubungan yang ada di antara unsur-unsur yang dikaitkan dengan
penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah
ditentukan.
b. Penyajian suatu penjelasan. Dengan memperhatikan kejelasan, penggunaan contoh
dan ilustrasi, pemberian tekanan dan penggunaan balikan.

Tujuan keterampilan menjelaskan adalah:

a. Membimbing peserta didik memahami materi yang dipelajari


b. Melibatkan peserta didik untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah
c. Memberi balikan kepada peserta didik mengenai tingkat pemahamannya dan untuk
mengatasi kesalahpahaman mereka
d. Membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat proses penalaran serta
menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah
e. Menolong peserta didik untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil dan prinsip-
prinsip umum secara objektif dan bernalar

Prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan suatu penjelasan yaitu:

a. Penjelasan dapat diberikan selama proses pembelajaran baik di awal, tengah maupun
akhir pelajaran.
b. Penjelasan harus menarik perhatian siswa
c. Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan sesuai atau materi yang telah
direncanakan
d. Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan bermakna bagi
siswa
e. Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan siswa

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan:

a. Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas
b. Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu
c. Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan dalam menjelaskan serta dengan
contoh dan ilustrasi
d. Mengadakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui
pertanyaan-pertanyaan
2. Keterampilan Bertanya

Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang
dikenal. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab
pertanyaannya tersusun dengan baik dan teknik pelontar yang tepat akan memberikan
dampak positif.

Keterampilan bertanya dibedakan atas keterampilan bertanya dasar dan


keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa
komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan.
Komponen yang dimaksud adalah pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat,
pemberian acuan atau patokan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran, pemberian
waktu berpikir dan pemberian tuntunan. Sedangkan keterampilan bertanya lanjut
merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha
mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong
siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut dibentuk di atas
landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen
bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun
komponen-komponen yang bertanya lanjut adalah pengubahan susunan tingkat kognitif
dalam menjawab pertanyaan, pengaturan urutan pertanyaan, penggunaan pertanyaan
pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

Tujuan keterampilan bertanya:

a. Memotivasi peserta didik agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran


b. Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
c. Merangsang dan meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik
d. Menumbuhkan kebiasaan menghargai pendapat orang lain
e. Menumbuhkan sikap kreatif pada peserta didik
f. Mencapai tujuan pembelajaran

Jenis-jenis pertanyaan:

a. Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan ditujukan kepada salah satu peserta didik
b. Pertanyaan umum dan terbuka, ya itu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas
c. Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
d. Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi
e. Pertanyaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada
peserta Didi atas pertanyaan peserta didik
f. Pertanyaan memimpin (leading question) yaitu pertanyaan yang jawabannya
tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri

Prinsip-prinsip bertanya:

a. Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja


b. Pertanyaan hendaknya singkat jelas dan disusun dengan kata-kata yang sederhana
c. Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random
d. Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik
e. Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik
f. Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question

Teknik-teknik dalam bertanya:

a. Teknik menunggu
b. Teknik menguatkan kembali
c. Teknik menuntun dan menggali
d. Teknik mengacak
C. Keterampilan Memberi Penguatan dan Variasi Dalam Pembelajaran Tematik
1. Keterampilan Memberi Penguatan

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon apakah bersifat verbal


ataupun nonverbal yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap
tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik bagi si
penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.

Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh


sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian
silat terhadap pelajaran, dapat merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan
meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif.
Keterampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu
dipahami dan dikuasai penggunaannya agar dapat memberikan penguatan secara
bijaksana dan sistematis. Komponen-komponen itu adalah:

a. Penguatan verbal. Diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan,


persetujuan, dan sebagainya.
b. Penguatan non-verbal. Terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerak badan,
penguatan dengan cara mendekati, pendekatan dengan sentuhan (contact), penguatan
dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan
penguatan tak penuh.

Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan:

a. Menimbulkan perhatian peserta didik


b. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
c. Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
d. Merangsang peserta didik berpikir yang baik
e. Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah perilaku
yang mendukung belajar

Jenis-jenis penguatan:

a. Penguatan verbal
b. Penguatan gestural
c. Penguatan dengan cara mendekatinya
d. Penguatan dengan cara sambutan
e. Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan
f. Penguatan berupa tanda atau benda

Prinsip-prinsip penguatan:
a. Dilakukan dengan hangat dan semangat
b. Memberikan kesan positif kepada peserta didik
c. Berdampak terhadap perilaku positif
d. Dapat bersifat pribadi atau kelompok
e. Hindari penggunaan respon negatif

Penggunaan penguatan secara efektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu


kehangatan dan efektivitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang
negatif.

2. Keterampilan Mengadakan Variasi

Variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar
mengajar dan ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam situasi belajar
mengajar siswa senantiasa menunjukkan ketekunan serta penuh partisipasi. Variasi dan
kegiatan belajar mengajar dimasukkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran yang
dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu:

a. Variasi dalam cara mengajar guru. Meliputi penggunaan variasi suara (teacher voice),
pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher
silence), mengadakan kotak pandang dan gerak (eye contact and movement), variasi
gerakan badan mimik : variasi dalam ekspresi wajah guru dan pergantian posisi guru
dalam kelas dan gerak guru (teacher movement).
b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Variasi penggunaan alat antara
lain: Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan
yang dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik)
dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio visual
aids).
c. Variasi pola ke interaksi dan kegiatan siswa. pola interaksi guru dengan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola
interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan serta untuk
menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.

Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar:

a. Menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar


b. Mempertahankan kondisi optimal belajar
c. Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
d. Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran

Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran:

a. Gunakan variasi dengan wajar jangan dibuat-buat


b. Perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif
c. Penggunaan variasi harus direncanakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan
karakteristik peserta didik

DAFTAR PUSTAKA

Damanik Rabuki, Wahyudin Sagala Rakhmat, dkk. 2021. KETERAMPILAN DASAR


MENGAJAR GURU. Medan: UMSU PRESS

Diah Wahyulestari Roro. 2018. KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DI SEKOLAH


DASAR. Jakarta: UMJ

Helmiati. 2013. MICRO TEACHING : Melatih Keterampilan Dasar Mengajar. Yogyakarta:


Aswaja Pressindo

Kuntum Khoiru Ummah Nabila, Niswatul Fauziah Hanin. 2020. Penerapan Kompetensi
Profesional Guru (Keterampilan Dasar Mengajar) pada Pembelajaran Tematik
Kelas III di MI Al-Azhar Madiun. Madiun: PGMI, IAIN Ponorogo

Siti Sundari Fitri, Sukmanasa Elly, dkk. 2020. KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR. Jawa
Barat: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pakuan

Anda mungkin juga menyukai