Anda di halaman 1dari 9

NAMA : YUYUN WAHYUNI

NIM : 858064798
KODE/MATA KULIAH : PDGK 4105/STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
SEMESTER/KELAS : 5/A
TUGAS :3

1. Delapan keterampilan dasar mengajar adalah


a. Keterampilan bertanya
Dengan pertanyaan dosen dapat mengaktifkan mahasiswa sehingga terlibat
optimal dalam pembelajaran, di samping dapat mengecek pemahaman mahasiswa
terhadap materi yang sedang dibahas. keterlibatan ini akan mampu meningkatkan
motivasi mahasiswa untuk belajar karena ia merasa ikut berperan dalam
pembelajaran. perlu dikatakan, bahwa dalam konteks ini, yang dimaksud dengan
pertanyaan adalah semua pertanyaan dosen yang meminta respon dari mahasiswa.
dengan demikian, kalimat perintah dan kalimat tanya, dalam konteks ini, termasuk
ke dalam jenis pertanyaan.

b. Keterampilan memberi penguatan


Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. keterampilan
memberikan penguatan sangat diperlukan karena merupakan dorongan bagi
mahasiswa untuk penampilannya serta dapat meningkatkan perhatian.

c. Keterampilan Mengadakan Variasi


Variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para mahasiswa serta mengurangi
kejenuhan dan kebosanan. variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak
menonton. variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-
perbedaan yang sengaja diciptakan/dibuat.

d. Keterampilan Menjelaskan
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar, menjelaskan berarti
mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana secara
sistematis, sehingga dapat dengan mudah dipahami mahasiswa.
Dari segi etimologis, kata menjelaskan mengandung makna “membuat sesuatu
menjadi jelas”. dalam kegiatan makna pengkajian makna secara sistematis
sehingga yang menerima penjelasan memiliki gambaran yang jelas tentang
hubungan informasi yang satu dengan informasi lainnya. Misalnya hubungan
informasi baru dengan lama, hubungan sebab akibat, hubungan antara teori dan
praktik, atau hubungan antara dalil-dalil dengan contoh.
e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Kegiatan ini dilakukan dosen untuk menciptakan suasana siap mental dan penuh
perhatian pada diri mahasiswa. dan menutup pelajaran adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran.

f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil


Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar-mengajar
yang penggunaanya sering diperlakukan. ciri-ciri kelompok kecil adalah :
a) Melibatkan 3-9 orang peserta
b) Berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal, artinya setiap anggota
dapat berkomunikasi langsung dengan anggota lainnya,
c) Mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerja sama antar anggota lainnya,
d) Berlangsung menurut proses yang sistematis.

g. Keterampilan mengelola kelas


Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses belajar-
mengajar yang serasi dan efektif.

h. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan


Kelompok kecil atau perorangan secara fisik merupakan bentuk pengajaran yang
dihadapi oleh guru dengan terbatas, antara 3 sampai 8 siswa dan dibagi
berdasarkan kelompok tertentu. Dalam hal ini, guru harus mampu membimbing
proses diskusi dengan teratur yang melibatkan kelompok kecil di dalam satu kelas
dan tetap melakukan interaksi tatap muka yang kooperatif.
Hal tersebut dilakukan dengan tujuan memberikan informasi atau pengalaman
dalam mengambil keputusan.
Maka diperlukan beberapa komponen dalam mengelola keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan, yaitu: memusatkan perhatian peserta didik pada
tujuan dan topik diskusi, menjelaskan gagasan peserta didik dengan memberikan
informasi yang jelas, menganalisis pendapat peserta didik dengan dasar yang kuat,
meluruskan alur peserta didik dengan memberi contoh verbal dan memberi waktu
berpikir, memberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi, dan menutup
diskusi, membuat rangkuman, dan menindaklanjuti diskusi serta menilai hasil
diskusi.
2. Komponen dan prinsip-prinsip dari delapan dasar mengajar
a. - Komponen Keterampilan bertanya
1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
2) Pemberian acuan
3) Pemusatan
4) Pemindahan giliran
5) Penyebaran
6) Pemberian waktu berpikir
7) Pemberian tuntutan

- Prinsip-prinsip keterampilan bertanya


1) Kehangatan dan keantusiasan
2) Menghindari kebiasaan-kebiasaan sebagai berikut: mengulangi pertanyaan sendiri,
menjawab pertanyaan sendiri, mangajukan pertanyaan yang memancing jawaban
serentak, mengajukan pertanyaan ganda, menentukan siswa yang akan menjawab
pertanyaan.
3) Memberikan waktu berpikir
4) Mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan
5) Menilai pernyataan yang telah diajukan

b. komponen keterampilan memberi penguatan terdiri dari penguatan verbal


dan nonverbal.
Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian,
penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari
penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati,
penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang
menyenangkan. Prinsip-prinsipnya adalah;
Kehangatan dan Keantusiasan, Kebermaknaan, menghindari penggunaan respon
negatif.
c. Komponen keterampilan mengadakan variasi
1) variasi dalam gaya mengajar terdiri dari variasi suara, pemusatan perhatian,
kesenyapan, mengadakan kontak pandang, gerakan badan dan mimik,
perubahan dalam posisi guru.
2) Variasi pola interaksi dan kegiatan yang terdiri dari kegiatan klasikal, kegiatan
kelompok kecil, kegiatan berpasangan, kegiatan perorangan.
3) Variasi penggunaan alat bantu pembelajaran yang terdiri dari variasi alat bantu
pembelajaran yang dapat dilihat, didengar, diraba dan dimanipulasi.

- Prinsip-prinsipnya adalah
1. Variasi yang dibuat harus mengandung maksud tertentu serta sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai, karakteristik kemampuan siswa, latar belakang sosial budaya,
materi yang sedang disajikan, dan kemampuan guru menciptakan variasi tersebut.
2. Variasi harus terjadi secara wajar, tidak berlebihan sehingga tidak mengganggu
terjadinya proses belajar.
3. Variasi harus berlangsung secara lancar dan berkesinambungan, hingga tidak
merusak suasana kelas, dan tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar.
4. Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan perencanaan
yang baik perlu dirancang secara cermat dan dicantumkan dalam rencana
pembelajaran. Selain itu, perubahan komponen keterampilan mengadakan variasi
dapat dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan balikan
yang diterima guru dari siswa selama pembelajaran berlangsung.
d. Komponen keterampilan menjelaskan
1). Keterampilan merencanakan penjelasan
2). Keterampilan menyajikan penjelasan

- Prinsip-prinsipnya adalah
1. Dalam memberikan penjelasan, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut.
Memperhatikan kaitan antara yang menjelaskan (guru), yang mendengarkan, dan
bahan yang dijelaskan. Ketiga komponen ini harus mempunyai kaitan yang jelas
sehingga bahan yang dijelaskan guru sesuai dengan khazanah pengalaman dan latar
belakang kehidupan siswa.
2. Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran, tergantung dari
munculnya kebutuhan akan penjelasan.
3. Penjelasan yang diberikan harus bermakna dan sesuai dengan tujuan pelajaran.
4. Penjelasan dapat disajikan sesuai dengan rencana guru atau bila kebutuhan akan
suatu penjelasan muncul dari siswa, misalnya siswa mengajukan suatu pertanyaan
yang memerlukan penjelasan.

e. - Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran


1. Membuka Pelajaran
a. Menarik perhatian siswa
b. Menimbulkan motivasi
c. Memberi Acuan
d. Membuka kaitan

2. Menutup Pelajaran
a. Meninjau kembali (mereviu)
b. Menilai (mengevaluasi)
c. Memberi tindak lanjut

- Prinsip-prinsipnya adalah
1. Bermakna
Kegiatan yang dilakukan dalam membuka dan menutup pelajaran haruslah bermakna,
artinya relevan dengan materi yang akan dibahas dan sesuai dengan karakteristik
siswa sehingga mampu mencapai tujuan yang diinginkan, seperti menarik perhatian,
meningkatkan motivasi, memberi acuan, membuat kaitan, mereviu atau menilai.
2. Berurutan dan Berkesinambungan
Guru hendaknya selalu menjaga agar prinsip berurutan dan berkesinambungan ini
terwujud di dalam kelas. Dalam hal ini, guru hendaknya berusaha membuat susunan
kegiatan yang tepat, yang sesuai dengan minat, pengalaman, dan kemampuan siswa.
serta jelas kaitannya antara yang satu dengan yang lain.

f. - Komponen Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


1. Memusatkan perhatian
Kegiatan memusatkan perhatian harus dilakukan guru sejak awal sampai akhir diskusi
agar siswa tidak menyimpang dari topik yang dibahas tujuan yang ingin dicapai.
Kegiatan memusatkan perhatian.
2. Memperjelas Masalah atau Uraian Pendapat
Jika kemampuan berbahasa para siswa belum memadai, memperjelas uraian pendapat
siswa menjadi tugas utama guru, sebagai pembimbing diskusi. Tujuan utama
memperjelas pendapat siswa adalah agar semua anggota kelompok mempunyai
persepsi/gambaran yang sama terhadap gagasan yang diajukan.
3. Menganalisa pandangan
4. Meningkatkan urunan
Salah satu manfaat yang dapat dipetik dari diskusi adalah melatih siswa untuk berpikir
kritis dan berpartisipasi secara aktif. Agar tujuan ini dapat tercapai, dalam arti bahwa
uraian yang diberikan siswa lebih meningkat kualitasnya, guru sebagai pembimbing
diskusi harus mampu mendorong siswa mempertajam uraian pendapatnya.
5. Menyebarkan Kesempatan Berpartisipasi
6. Menutup Diskusi

- Prinsip-prinsipnya adalah
1. Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi di jenjang kelas
yang siswanya sudah mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan.
2. Topik atau masalah yang didiskusikan haruslah topik/masalah yang memerlukan
informasi pendapat dari banyak orang untuk membahasnya atau memecahkannya.
3. Diskusi kelompok di sekolah dasar masih memerlukan bantuan guru untuk
membimbingnya. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat memodelkan fungsi
pimpinan diskusi kelompok sehingga secara berangsur-angsur siswa dapat memimpin
diskusi.
3. Diskusi harus berlangsung dalam iklim terbuka yang penuh persahabatan sehingga
memungkinkan terjadinya sikap saling menghargai.
g. Komponen Keterampilan Mengelola Kelas

1. Keterampilan yang bersifat Preventif

Sesuai dengan sifatnya, keterampilan ini mencakup guru untuk mencegah terjadinya
gangguan sehingga kondisi belajar yang optimal dapat diciptakan dan dipelihara. Untuk
mewujudkan kemampuan ini, guru harus mampu mengambil prakarsa dalam mengendalikan
kegiatan pembelajaran sehingga gangguan-gangguan yang dapat menurunkan atau merusak
kondisi belajar tidak sempat muncul.

2. Keterampilan yang bersifat Represif

Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru untuk mengatasi gangguan yang muncul
secara berkelanjutan sehingga kondisi kelas yang terganggu dapat dikembalikan menjadi
kondisi yang optimal. Ada 3 pendekatan yang dapat diterapkan oleh guru dalam mengatasi
gangguan berkelanjutan, yaitu modifikasi tingkah laku, pengelolaan kelompok, dan
menemukan serta mengatasi tingkah laku yang menimbulkan masalah.

- Prinsip-prinsipnya adalah

Agar mampu mengelola kelas secara efektif, guru harus memperhatikan berbagai hal berikut :

1. Kehangatan dan keantusiasan guru sangat berperan dalam menciptakan iklim kelas yang
menyenangkan.

2. Kata-kata dan tindakan guru yang dapat menggugah siswa untuk belajar dan berperilaku
baik akan mengurangi kemungkinan munculnya perilaku yang menyimpang.

3. Penggunaan variasi dalam mengajar dapat mengurangi terjadinya gangguan.

4. Keluwesan guru dalam kegiatan pembelajaran dapat mencegah munculnyagangguan.

5. Guru harus selalu menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian
pada hal-hal yang negatif

6. Guru hendaknya mampu menjadi contoh dalam menanamkan disiplin diri sendiri.

h. Komponen Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

1. Keterampilan Mengadakan Pendekatan secara Pribadi

salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kelompok kecil dan
perorangan adalah terjadinya hubungan yang sehat dan akrab antara guru - siswa dan siswa-
siswa, Situasi seperti ini hanya mungkin diciptakan jika guru memiliki keterampilan
mengadakan pendekatan secara pribadi yang memungkinkan terciptanya suasana terbuka.
Situasi semacam ini memungkinkan siswa merasa bebas mengungkapkan pikiran dan
perasaannya tanpa dihantui oleh rasa takut atau cemas akan ditolak atau dicemoohkan oleh
guru atau temannya.
2. Keterampilan Mengorganisasikan Kegiatan Pembelajaran

Salah satu peran yang harus dimainkan oleh guru dalam mengajar kelompok kecil dan
perorangan adalah sebagai organisator kegiatan pembelajaran Agar dapat melaksanakan
peran tersebut dengan baik.

3. Keterampilan Membimbing dan Memudahkan Belajar

Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru diharapkan dapat membantu para
siswa hingga dapat menyelesaikan tugasnya tanpa mengalami frustrasi.

4. Keterampilan Merencanakan dan Melakukan Kegiatan Pembelajaran

Sejalan dengan tuntutan ini, guru barus mampu membuat perencanaan kegiatan belajar dan
mampu melaksanakannya. Perencanaan yang mantap dapat dibuat berdasarkan hasil
diagnosis guru terhadap kemampuan akademik siswa, kemampuan memahami, gaya belajar,
kecenderungan minat, serta tingkat kedisiplinan siswa. Berdasarkan hasil diagnosis tersebut,
guru menetapkan kondisi dan tuntunan belajar yang memungkinkan siswa memikul tanggung
jawab belajar secara mandiri.

- Prinsip-prinsipnya adalah

1. Guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya mulai dengan pengajaran
kelompok kecil, kemudian perorangan. Sementara itu, guru yang belum memiliki cukup
pengalaman mengajar sebaiknya mulai dengan pengajaran perorangan, kemudian bertahap ke
pengajaran kelompok kecil.

2. Topik-topik yang bersifat umum, seperti pengarahan, informasi umum sebaiknya diberikan
secara klasikal, sedangkan pembahasan lebih lanjut dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
kelompok kecil atau perorangan.

3. Sebelum pengajaran kelompok kecil/perorangan dimulai, guru harus melakukan


pengorganisasian siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan.

i. Pengelolaan kelas (classroom management) menurut Weber (1977) berdasarkan


pendekatannya dapat diklasifikasikan kedalam dua pengertian, yaitu 1) berdasarkan
pendekatan otoriter (authority approach) dan 2) pendekatan permisif (permissive
approach). Setiap pendekatan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga
penerapan dan pengembangan pengelolaan kelas yang dilakukan tergantung dari
pendekatan pengelolaan mana yang menjadi rujukan atau dasar teori yang dipakai
oleh guru dalam mengembangkan sistem pengelolaannya.
1) Pendekatan otoriter (authority approach)memandang pengelolaan kelas sebagai
kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa. Menurut pendekatan ini,
tugas guru adalah menciptakan dan memelihara aturan di dalam kelas melalui
penerapan disiplin (Weber, 1977). Guru yang menganut pendekatan otoriter akan
menghukum setiap siswa yang melanggar disiplin kelas.
Kebalikan dari pendekatan otoriter ialah pendekatan permisif (permissive
approach). Pendekatan permisif menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah
kegiatan guru dalam memaksimalkan kebebasan siswa. Peran guru adalah
membantu siswa merasakan kebebasan untuk melakukan apa yang mereka
inginkan kapan pun mereka mau (Weber, 1977).
2) Pengelolaan kelas diatur oleh guru, sedangkan pembelajaran oleh siswa.
Pembelajaran adalah suatu aktivitas belajar-mengajar. Didalamnya ada dua
subjek yaitu guru dan peserta didik. Tugas dan tanggung jawab utama seorang
guru adalah mengelola pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien,
dan positif yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif
diantara dua subjek pembelajaran yaitu guru sebagai penginisiatif awal dan
pengarah serta pembimbing, sedangkan peserta didik sebagai yang mengalami
dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.
Pengelolaan pembelajaran yang baik harus dikembangkan berdasarkan pada
prinsip-prinsip pengajaran. Ia harus mempertimbangkan segi dan strategi
pengajaran, dirancang secara sistematis, bersifat konseptual tetapi praktis
relistik dan fleksibel, baik yang menyangkut masalah interaksi pengajaran,
pengelolaan kelas, pengajaran, maupun penilaian pengajaran.
Pengertian pengelolaan pembelajaran adalah mengacu pada suatu upaya untuk
mengatur aktivitas pengajaran berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip
pengajaran untuk menyukseskan tujuan pembelajaran agar tecapai secara lebih
efektif, efisien, dan produktif yang diawali dengan penentuan strategi dan
perencanaan, dan diakhiri dengan penilaian.
Pengelolaan kelas dan pengelolaan pembelajaran adalah dua kegiatan yang
sangat erat hubungannya namun dapat dan harus dibedakan satu sama lain
karena tujuannya berbeda. Kalau pengajaran mencakup semua kegiatan yang
secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus
pengajaran (menentukan entry behavior peserta didik, menyusun rencana
pembelajaran, member inpormasi, bertanya, menilai, dan sebagainya), maka
pengelolaan kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar
(pembinaan “raport”, penghentian tingkah laku peserta didik yang
menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran dan sebagainya).
3) Karena Pertama, pengelolaan kelas merupakan komponen atau faktor yang
dapat membuat dan menjaga suasana serta kondisi kelas agar selalu terlihat
efektif sehingga secara umum terlihat menarik. Terciptanya suasana dan
kondisi kelas yang menarik berdampak pada keberhasilan proses pendidikan
dan pembelajaran yang berkelanjutan. Dengan pengelolaan kelas yang bagus,
maka tidak ada waktu yang terbuang sia-sia hanya karena keadaan kelas yang
tidak diperhatikan, jika keadaan kelas menguntungkan, siswa dapat
mengetahui caranya tanpa batas.
Kedua, dengan pengelolaan kelas yang bagus, maka interaksi antara pendidik
dan siswa dapat terjalin dengan baik pula. Kita menyadari bahwa ruang belajar
atau kelas adalah tempat para pendidik dan siswa bertemu dan berproses
bersama didalamnya. Pendidik dengan semua kemampuannya dan
keterampilannya, siswa dengan latar belakang dan sifat individunya mereka
masing-masing, keduanya bercampur menjadi satu, sehingga terciptalah suatu
dialektika di dalamnya.
Ketiga, ruang belajar atau kelas juga menjadi tempat dimana kurikulum
pendidikan dengan setiap bagiannya, materi dengan sumbernya, serta semua
mata pelajaran yang berkaitan dengan materi dididik dan dinilai di dalam
kelas. Nyatanya, hasil pengajaran dan pendidikan masih sangat ditentukan
dengan apa yang terjadi di dalam kelas. Jika kelas dapat diawasi dengan baik
oleh pendidik, maka siswa pasti dapat memahami materi yang diajarkan. Lain
halnya, dengan pendidik gagal dalam mengelola kelas, maka disini siswa tidak
dapat menguasai pelajaran dengan baik, sehingga proses belajar mengajar
menjadi percuma atau sia-sia. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bahwa kelas
dikelola dengan tepat, ahli, berhasil, mahir, efektif dan efesien.
Pengelolaan kelas sangat penting dalam pelaksanaan sistem pembelajaran,
karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu sesekali perilaku siswa
selalu berubah-ubah. Siswa hari ini dapat berkonsentrasi dengan baik dan
tenang, tetapi besok tidak dijamin seperti hari sebelumnya. Kelas umumnya
unik sebagai cara siswa berperilaku, kegiatan, mentalitas, mental dan antusias.
Oleh karena itu, pengelolaan kelas secara umum dikoordinasikan untuk
menciptakan suasana pengajaran dan pembelajaran yang kuat dan
menyenangkan serta dapat membujuk siswa untuk berkonsentrasi dengan baik
yang ditunjukkan oleh kemampuan mereka sehingga kegiatan pembelajaran
dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai