Anda di halaman 1dari 12

DOSEN PENGAMPU: YENI SULAEMAN, M.

Pd

A. KETERAMPILAN MENGAJAR YANG WAJIB DIMILIKI GURU

Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradisional dan
mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar ini. Padahal 8 (delapan)
keterampilan dasar bagi seorang guru sangatlah penting, karena menyangkut efektifitas
pencapaian tujuan pembelajaran, berikut ini penulis menyajikan 8 (delapan) keterampilan
dasar bagi seorang guru dalam pengelolaan kelas di kegiatan belajar dan mengajar.

1.         Keterampilan Bertanya

Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang
apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan
bertanya jawab antara guru dan siswa, atara siswa ini menunjukan adanya ineraksi dikelas
yang di dinamis dan multi arah. Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila pertanyaan yang
diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan.
Tujuan guru mengajukan pertanyaan anatra lain adalah :

1. Menimbulkan rasa keingintahuan

2. Merangsang fungsi berpikir

3. Mengembangkan keterampilan berpikir

4. Memfokuskan perhatian siswa

5. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa

6. Menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya

7. Merangsang terjadinya diskusi dan memperlihatkan perhatian terhadap gagasan dan


terapan siswa sebagai subjek didik.

Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula maupun
yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa akan
mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau
peserta didik.  Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam ketrampilan bertanya:
Bertanya Dasar dan Bertanya Lanjut, Teknik Bertanya, Jenis pertanyaan.
2.         Keterampilan Memberikan Penguatan

Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali perilaku itu. Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran
dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal. Penguatan verbal merupakan penghargaan yang
dinyatakan dengan lisan, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan mimik, gerakan
tubuh, pemberian sesuatu, dan lain-lainnya. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal
penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan
dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku
dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan. Manfaat
penguatan bagi siswa untuk meningkatnya perhatian dalam belajar, membangkitkan dan
memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri. Komponen dan Prinsip-prinsip
Keterampilan Memberi Penguatan Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal,
diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan
sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan
badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan
dengan kegiatan yang menyenangkan.

3.         Keterampilan Mengadakan Variasi

Dalam kegiatan pembelajaran, pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru,
yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat
perhatian siswa selama pelajaran berlangsung. Tujuan utama guru mengadakan variasi dalam
kegiatan pembelajaran untuk mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian mereka
terpusat pada pelajaran. Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi
Keterampilan mengadakan variasi terdiri dari tiga kelompok pokok, yaitu ; Variasi dalam
cara/gaya mengajar guru, Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran, Variasi pola
interaksi dan kegiatan siswa.

4.         Keterampilan Menjelaskan

Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan
yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu
dengan yang lainnya. Komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi dua,
yaitu :Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan,
penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan
hukum, rumus yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu
penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh
dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan. Pentingnya penguasaan
keterampilan menjelaskan bagi guru adalah dengan penguasaan ini memungkinkan guru
dapat meningkatkan efektivitas penggunaan waktu dan penyajian penjelasannya, merangsang
tingkat pemahaman siswa, membantu siswa memperluas cakrawala pengetahuannya, serta
mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar. Kegiatan menjelaskan dalam
kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum,
prosedur, dan sebagainya secara objektif, membimbing siswa memahami pertanyaan,
meningkatkan keterlibatan siswa, memberi siswa kesempatan untuk menghayati proses
penalaran serta memperoleh balikan tentang pemahaman siswa.

5.         Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran

1.         Membuka Pelajaran

Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh
pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal
pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika
guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip
dalam membuka pelajaran: Hubungan dengan Kelas. Ada banyak hal yang masih

memikat perhatian murid di luar ruangan kelasnya. Hal tersebut dapat membuat murid tidak
memerhatikan pelajaran yang disampaikan. Untuk mengatasi hal ini, guru dapat menetapkan
titik hubungan antara murid dan pelajaran yang disampaikan. Pembukaan pelajaran harus
sesuai dengan minat dan kebutuhan murid. Guru juga harus dapat membangkitkan minat
belajar sampai murid dapat memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran. Pembukaan
pelajaran dengan metode yang terbaik pun tidak akan ada manfaatnya jika tidak mampu
membawa murid untuk memusatkan perhatian mereka. Menghubungkan Pelajaran.
Hubungkan pelajaran dengan pelajaran-pelajaran sebelumnya. Setiap pelajaran baru yang
diajarkan merupakan bagian dari kurikulum yang sudah ditetapkan. Pelajaran itu harus
dihubungkan dengan pelajaran-pelajaran lain agar menarik perhatian murid dan menajamkan
pengertian mereka terhadap rangkaian pelajaran tersebut. Dan kita dapat menyajikannya
dengan lebih menarik, tetapi penuh dengan keterangan. Penyampaian pokok pelajaran harus
menarik minat murid seperti halnya penyampaian pokok berita dalam sebuah surat kabar.
Menguraikan Pelajaran. Setelah memperkenalkan pelajaran, guru harus mengajarkan
pelajaran sesuai dengan rencana yang telah disiapkan. Mutu persiapan dapat terlihat pada
waktu pengajaran itu disampaikan. Satu hal yang perlu diingat, jika tidak ada murid yang
belajar dari pengajaran tersebut, itu berarti guru belum mengajarkan pelajaran itu.

1.         Menutup Pelajaran

Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan sebaik
mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan suatu penutup yang tidak tergesa-gesa dan
juga dengan doa sekitar tiga sampai lima menit. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip
dalam menutup pelajaran: Merangkum Pelajaran. Sebagai penutup, hendaknya guru
memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah
tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan
dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar
pelajaran tersebut. Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya. Waktu menutup pelajaran
merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana pelajaran berikutnya. Guru dapat
memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan berikutnya. Diharapkan hal ini dapat
merangsang keinginan belajar mereka. Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran
yang akan disampaikan minggu depan dan kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat
mengambil bagian dalam pelajaran mendatang. Bangkitkan minat. Guru tentu ingin murid-
muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh semangat. Oleh karena itu, biarkan
murid pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan,
yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu mereka. Sama seperti seorang penulis
yang mengakhiri sebuah bab dalam cerita bersambung, yang membuat pembaca ingin segera
tahu bab berikutnya. Dengan cara yang sama, guru dapat mengakhiri pelajarannya dengan
penutup yang “berklimaks” sehingga seluruh kelas menantikan pelajaran berikutnya dengan
tidak sabar. Memberikan tugas. Tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama. Perlu
diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam memberikan tugas akan mempengaruhi
minat dan semangat para anggota kelas.(Benson : 80-85).

6.         Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam
interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang
memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu
proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap
positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.

7.         Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip Ketrampilan mengelola kelas yaitu,
prefentip adalah yang berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan
mengendalikan pelajaran dan  represif, yaitu berkaitan dengan respons guru terhadap
gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan
remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

8.         Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan

Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai 8
orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil
dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta
terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa. Format mengajar
ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru
dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat,
cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam
merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan
berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran. Setiap guru dapat menciptakan format
pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai
dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia.
Komponen-komponen dan prinsip-prinsip ketrampilan ini adalah: Ketrampilan mengadakan
pendekatan secara pribadi, Ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan
memudahkan belajar, Ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
B. Pengertian Imajinasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, imajinasi ialah daya pikir untuk
membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar-gambar (lukisan, karangan,
dsb) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Imajinasi juga merupakan
kekuatan atau proses menghasilkan ide. Jadi imajinasi hanya terdapat dalam pikiran manusia
yang membayangkan gambar-gambar atau kata-kata. Imajinasi bersifat khayal dan hanya
terdapat dalam angan-angan, bukan yang sebenarnya. Sedangkan hal atau sesuatu yang
dibayangkan dalam pikiran disebut dengan imaji.

Imajinasi terkadang muncul tiba-tiba, tanpa disengaja terlintas di pikiran manusia.


Namun tak jarang pula imajinasi dengan sengaja dimunculkan dengan memikirkan suatu hal
atau masalah, sehingga imajinasi pun dapat digunakan untuk menemukan pemecahan suatu
masalah. Terkadang jika tidak terkontrol, imajinasi bisa berubah menjadi liar dan tidak
terkendali. Oleh karena itu, dibutuhkan media penyaluran yang tepat agar imajinasi menjadi
lebih terarah dan menghasilkan hal-hal yang positif dan berguna serta tidak merugikan pihak
lain.

2. Jenis-jenis Imajinasi

Imajinasi terbagi menjadi dua, yaitu imajinasi verbal dan imajinasi visual. Imajinasi verbal
adalah imajinasi yang terbentuk oleh kata-kata dalam pikiran manusia dan diproses di dalam
otak kiri. Sedangkan imajinasi visual adalah imajinasi yang berbentuk gambar-gambar dalam
mata pikiran manusia dan diproses oleh otak kanan. Orang dewasa yang telah mengetahui
banyak kosa kata cenderung lebih menggunakan kata-kata dalam berimajinasi, sehingga
banyak orang dewasa yang justru mengalami ketumpulan dalam berimajinasi dengan gambar.
Namun tak sedikit pula yang imajinasi visualnya tetap tajam dan berkembang baik.
Sedangkan pada anak-anak yang belum banyak mengenal kosa kata akan memvisualisasikan
apa yang ia lihat dan pikirkan dalam bentuk gambar dalam pikiran mereka. “Anak-anak
adalah makhluk yang terbiasa berpikir dengan menggunakan imaji. Mereka melakukan hal
tersebut jauh sebelum mereka memiliki kemampuan bahasa” (I.Robertson,2009:20). Jadi
dapat disimpulkan bahwa kemampuan imajinasi visual kita sedikit demi sedikit menurun
ketika kita semakin beranjak dewasa. Hal ini disebabkan oleh pengaruh bahasa, semakin
banyak kita mengetahui kosa kata semakin menurun kemampuan kita dalam berimajinasi
secara visual.
Seperti yang dialami oleh ilmuwan terkenal, Albert Einstein. Einstein diajarkan untuk
berpikir dengan imaji visual saat ia masih duduk di bangku sekolah. Pada usia 16 tahun, ia
menggunakan imaji visual untuk melakukan terobosan eksperimen otak yang mendasari ilmu
pemecahan atom. Ucapannya yang terkenal yaitu, “Kata-kata atau bahasa tidak berperan
penting dalam mekanisme pikiran saya … elemen pikiran saya adalah imajinasi.”

3. Manfaat Imajinasi

Walau tidak dapat dilihat secara kasat mata, imajinasi ternyata memiliki manfaat-manfaat
yang berguna dalam kehidupan manusia. Dengan mengasah kemampuan pikiran kita untuk
bebas berimajinasi, kita dapat membayangkan dan membuat sesuatu yang belum pernah ada
sebelumnya. Dimulai dari hal-hal kecil yang terkesan remeh seperti membuat mainan dari
barang-barang bekas. Dibutuhkan kreativitas, imajinasi, pikiran, dan pertimbangan untuk
menciptakan sesuatu menggunakan bahan-bahan yang tidak terpakai.

Untuk membuat hal-hal kecil saja dibutuhkan imajinasi, apalagi dengan hal-hal besar yang
dapat merubah dunia seperti Wright bersaudara yang pertama kali menciptakan pesawat
terbang. Keinginan mereka agar manusia dapat terbang di angkasa membuat mereka berpikir
untuk menciptakan alat yang dapat menerbangkan manusia. Mereka melakukan berbagai
percobaan hingga dapat menciptakan alat yang dapat membawa mereka terbang. Walau
belum secanggih pesawat terbang di masa sekarang, namun penemuan mereka dapat merubah
dunia menjadi lebih baik.

Selain itu, imajinasi juga dapat membantu menyelesaikan permasalahan. Ketika seseorang
memiliki suatu masalah dan membutuhkan penyelesaian yang tepat, imajinasi dapat
membantu menemukan penyelesaian dengan membiarkan mata pikiran mengolah masalah
yang dihadapi tersebut untuk menemukan penyelesaian yang tepat. Pemecahan yang didapat
tergantung dari bagaimana orang tersebut berpikir. Jika seseorang berpikir secara cerdas,
pemecahan yang didapatkan bisa lebih dari satu pemecahan melalui pemikiran divergen.
Namun dalam sistem pendidikan, siswa biasanya hanya dididik untuk menemukan satu
pemecahan saja dengan pemikiran konvergen dan harus patuh pada aturan yang
menyebabkan kreativitasnya justru dibatasi. Dengan menemukan pemecahan yang tepat,
permasalahan yang sedang dihadapi dapat segera teratasi, karena cara terbaik untuk
melarikan diri dari masalah adalah dengan menyelesaikannya.
Imajinasi ternyata dapat pula digunakan sebagai alat untuk memerangi penyakit. Kekebalan
dan penyakit kita ternyata sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kejiwaan. Keadaan pikiran
kita dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh kita dengan memerangi virus, bakteri, serta
sel-sel berbahaya yang menggerogoti sistem kekebalan tubuh kita.

Seperti kisah berikut ini, tentang seseorang yang menderita herpes genital selama 10 tahun
dan mengakibatkan sistem kekebalan tubuhnya menurun. Selama 10 tahun tersebut ia harus
minum obat-obat antivirus yang hanya menyembuhkan penyakitnya sementara saja, karena
jika ia berhenti meminum oba-obat tersebut penyakit itu datang lagi. Kemudian ia dilatih oleh
seseorang untuk menciptakan imaji dalam mata pikirannya untuk memerangi penyakit
tersebut. Ia dilatih untuk memvisualisasikan ikan paus dan lumba-lumba yang memburu
virus-virus herpes yang ada di dalam tubuhnya. Setelah beberapa minggu, dokter mengukur
sistem kekebalan tubuhnya. Sistem kekebalan tubuhnya kembali membaik dan penyakitnya
tak lagi sering muncul, bahkan saat ia tidak minum obat.

Imajinasi juga dapat kita manfaatkan ketika menghadapi operasi. Dengan imajinasi ini kita
tidak hanya dapat memvisualisasikan pemandangan yang menyenangkan untuk relaksasi dan
mengurangi kepanikan menjelang operasi, tetapi kita bahkan dapat mengimajinasikan respon-
respon terhadap rasa sakit dan tertekan tersebut dan berpikir kita dapat mengatasinya dengan
bersikap tenang dan rileks.

Manfaat imajinasi lainnya yaitu dalam hal menghafalkan dan menirukan rangkaian gerakan
seperti yang dilakukan oleh para atlet senam. Semakin baik kemampuan imajinasi mereka,
semakin baik pula kemampuan mereka untuk menirukan sebuah gerakan setelah pengamatan
yang singkat. Sehingga, biasanya para atlet terbaik tidak hanya mahir dalam dunia fisik,
melainkan juga juara dalam simulasi mata pikiran.

Tidak hanya itu, imajinasi ternyata bermanfaat juga untuk meningkatkan daya ingat. Orang
yang mempunyai daya imajinasi tinggi, biasanya dapat mengingat peristiwa yang telah terjadi
bertahun-tahun lalu dengan lebih jelas. Seperti Presiden Amerika Serikat saat ini, Barack
Obama yang mampu mengingat masa kecilnya ketika masih tinggal di Indonesia dengan jelas
sangat jelas, seolah-olah baru kemarin saja terjadi. Manfaat-manfaat imajinasi seperti yang
telah disebutkan di atas dapat digunakan oleh orang yang benar-benar mengasah kemampuan
imajinasinya. Sehingga diharapkan setiap orang dapat mengambil manfaat-manfaat tersebut
dengan terus belajar meningkatkan daya imajinasi mereka menjadi semakin baik dari waktu
ke waktu.

4. Cara Otak Menciptakan Imaji

Hal pertama yang kita lakukan untuk menciptakan imaji dalam pikiran kita adalah dengan
melihat. Ketika melihat suatu obyek tertentu, otak kita secara otomatis akan mengolah
informasi tersebut. Dengan begitu otak akan memvisualisasikan obyek yang kita lihat
tersebut dalam mata pikiran kita. Saat kita menciptakan imaji visual dalam pikiran kita, kita
tidak hanya sekedar menciptakan gambar mental yang statis dalam pikiran kita. Tetapi kita
juga memindahkan imaji secara mental dalam mata pikiran kita (I. Robertson, 2009: 64).
Setelah otak mencerna dan mengolah obyek yang kita lihat tadi, pikiran kita akan mulai
bertanya-tanya tentang obyek yang kita lihat tersebut. Kemudian, setelah pikiran kita dapat
menyimpulkan obyek tersebut, maka saat itulah imajinasi mulai bekerja. Kita akan mulai
memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan obyek yang kita lihat tersebut. Dan pikiran-
pikiran tersebut hanya terdapat dalam angan-angan kita saja dan tidak sungguh-sungguh
terjadi pada obyek tersebut. Begitulah cara otak kita menciptakan imaji dalam pikiran kita.

5. Pengertian Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan mencipta atau daya cipta. Banyak orang beranggapan bahwa
kreativitas tidak dapat dipelajari dan merupakan sifat bawaan yang tidak dapat diolah dengan
dua kemungkinan: anda kreatif atau tidak. Sangat sedikit orang yang mengerti bahwa mereka
bisa belajar agar menjadi kreatif. Orang sering frustasi ketika menemui jalan buntu dan tidak
mampu menyelesaikan masalah mendesak. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya
kepercayaan diri dan semangat kerja. Bahkan, jika mendapat ide cemerlang sekalipun, orang
lebih cemas akan kritikan orang lain, bukannya terus maju untuk mewujudkannya.
Kini, banyak orang yang mulai menyadari bahwa kreativitas berperan dalam meraih
kebahagiaan pribadi dan keunggulan profesional. “Orang-orang kreatif menjadi pemimpin
dalam bisnis dan masyarakat, mengerti cara memecahkan masalah ataupun menghilhami
orang lain untuk meningkatkan peran dalam kehidupan” (Jordan E. Ayan, 2002: 26).
Perlu diketahui pula bahwa tidak ada kepribadian tertentu yang menjadi prasyarat kreativitas.
Seperti apapun kepribadian kita, kita memiliki kapasitas kreatif yang sama dengan orang lain.
Para manusia kreatif terdiri dari berbagai ukuran dan bentuk, serta dapat ditemukan pada
profesi manapun. Sehingga kita tidak boleh berkecil hati serta rendah diri dan menganggap
kita tidak memiliki kreativitas seperti yang dimiliki oleh orang lain.

6. Cara-cara untuk Meningkatkan Kreativitas

Ada berbagai macam cara yang dapat kita tempuh untuk belajar menjadi orang kreatif. Yang
pertama adalah menyatu dengan masyarakat luas. Dengan berkomunikasi dengan orang lain
kita bisa mendapatkan informasi apa pun yang mungkin dapat bermanfaat bagi kita. Sehingga
kemungkinan kita bisa mendapatkan ide-ide kreatif ketika kita sedang berkomunikasi dengan
orang lain. Strategi kedua untuk memupuk kreativitas adalah mendapatkan ruangan dan
lingkungan yang mampu menjadikan pikiran dan energi mengalir deras. Pengaruh lingkungan
terhadap kreativitas ternyata lebih besar daripada yang diketahui orang. Lingkungan
mempengaruhi suasana hati dan keseluruhan cara memandang hidup. Lingkungan juga
memberi rangsangan kuat pada perasaan, ide, dan wawasan terhadap orang yang kita temui,
atau kejadian yang kita alami. Oleh karena itu kenalilah lingkungan kita untuk
membangkitkan ide-ide cemerlang dalam pikiran kita. Cara ketiga adalah dengan bepergian.
Bepergian selain bisa menyegarkan kembali pikiran yang suntuk, juga dapat memberi kita
inspirasi dan memunculkan ide-ide yang sama sekali belum pernah terpikirkan oleh kita
karena terbelenggu oleh rutinitas. Yang keempat yaitu melalui permainan. Kreativitas tidak
hanya berurusan dengan hal-hal yang bersifat serius. Bermain mencakup semua bentuk hal-
hal yang bersifat bersenang-senang, namun bermain juga merupakan komponen penting
dalam proses mengembangkan kreativitas. “Lewat permainan, jiwa kreatif berhubungan
dengan proses mental penuh daya khayal sehingga kita mampu membuat kaitan baru, melihat
gambaran baru, dan mendapat wawasan baru” (Jordan E. Ayan, 2002: 145). Strategi kelima
adalah melalui imajinasi. Dengan membiarkan pikiran kita berkelana mencari hal-hal baru,
kita bisa menemukan hal-hal yang sama sekali belum pernah terpikirkan oleh siapa pun.
Dengan begitu kita dapat mengasah kreativitas kita yang semula tumpul agar dapat
menciptakan ide dan gagasan cemerlang. Dan masih ada banyak cara lain yang bisa
digunakan untuk meningkatkan kreativitas kita. Tergantung dari kita yang lebih merasa
nyaman menggunakan metode yang mana dalam menghidupkan ide-ide kreatif. Dengan terus
menggali potensi kreatif kita, kita bisa membangun dunia yang jauh lebih baik lagi.
7. Tujuh Jenis Kecerdasan yang Berhubungan dengan Kreativitas Menurut Dr. Howard
Gardner dari Universitas Harvard dalam bukunya Erames of Mind, dan dipopulerkan oleh
Thomas Amstrong dalam bukunya Seven Kinds of Smart, kita tidak hanya diberkahi satu
jenis kecerdasan, namun tujuh, yaitu:

1) Verbal / linguistik : kemampuan memanipulasi kata secara lisan atau tertulis.


2) Matematis / logis : kemampuan memanipulasi sistem nomor dan konsep logis.
3) Spasial : kemampuan melihat dan memanipulasi pola dan desain.
4) Musikal : kemampuan mengerti dan memanipulasi konsep musik, seperti nada, irama, dan
keselarasan.
5) Kinestetis-tubuh : kemampuan memanfaatkan tubuh dan gerakan, seperti dalam olahraga
atau tari.
6) Intrapersonal : kemampuan memahami perasaan diri sendiri, gemar merenung serta
berfilsafat.
7) Interpersonal : kemampuan memahami orang lain, pikiran, serta perasaan mereka.
Dengan tujuh jenis kecerdasan tersebut di atas, setiap orang jelas mempunyai potensi kreatif
masing-masing yang bisa dikembangkan. Jadi, tidak ada lagi alasan untuk menganggap
bahwa kreativitas sejati adalah hak khusus orang-orang yang dikaruniai bakat, karena setiap
orang mempunyai bakat sendiri-sendiri yang sedang menunggu untuk diolah lebih lanjut.

8. Hubungan Daya Imajinasi dengan Kreativitas

Seperti yang telah dijelaskan di depan, bahwa imajinasi dapat memunculkan ide-ide kreatif
yang mungkin selama ini hanya terpendam dalam tanpa ada upaya lebih lanjut untuk
menggalinya. Sehingga kita dapat melihat bahwa daya imajinasi seseorang jelas akan
mempengaruhi kreativitas yang ia miliki. Seperti kutipan kata-kata seorang ilmuwan jenius
terkemuka, Albert Einstein, “Untuk mengajukan berbagai pertanyaan baru, kemungkinan
baru, untuk menilai masalah lama dari sudut pandang baru, dibutuhkan daya khayal kreatif.
Daya khayal kreatif menjadikan ilmu pengetahuan maju pesat.”

Oleh sebab itu, untuk mensyukuri karunia yang telah diberikan oleh Tuhan sudah semestinya
kita memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan cara berkarya. Dengan berkarya dari hasil
imajinasi dan kreativitas kita, kita dapat memajukan dunia. Kita tidak perlu malu mendengar
olok-olok dan cercaan dari orang lain, karena siapa tahu suatu saat ide kreatif kita justru akan
membuat orang lain kagum. Jangan takut untuk melangkah lebih maju dengan potensi kreatif
kita, walaupun orang-orang yang memiliki imajinasi dan kreativitas tinggi sering dianggap
remeh bahkan sinting oleh orang lain. Jadi sudah seharusnya pula kita menghargai karya
orang lain seperti kita menghargai karya kita. Karena setiap manusia pasti akan merasa
senang apabila hasil karyanya dihargai oleh orang lain (Syamsuri, 2006: 124).

Anda mungkin juga menyukai