Anda di halaman 1dari 20

ASSALAMUALAIKUM

WARAHMATULLAHI
WABARAKATUH
DASAR—DASAR
KETERAMPILAN
MENGAJAR

KELOMPOK 4
NAMA – NAMA KELOMPOK

NASRULLAH AZIZ AJIJAH VERYAMAN AGUNG FEBRIAN ERLY NURAFNI


SINAGA BANGUN GULTOM

SITI NURHALIZAH CINDY TIARA MELATI ADERINA FITRI KHOIRIYAH SHARFINA


NATSER RAMADANI

DWI CAHYANI YAUMI AJENG NADIA SYAHPUTRI MAYSI IMELDA


PUTRI MAGHFIRA KENVANYSAH PURBA DAMANIK
PURBA
Pengertian Keterampilan Dasar
Mengajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan kecakapan untuk
menyelesaikan tugas. Sedangkan mengajar adalah melatih. DeQueliy dan Gazali mendefinisikan
mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan
tepat. Definisi yang modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance
of learning”, mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Alvin W.Howard
berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing
seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita),
appreciations (penghargaan) dan knowledge.
Jadi dapat disimpulkan keterampilan dasar mengajar  (teaching skills) adalah kemampuan
atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus
dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar
secara efektif, efisien dan profesional. Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan
dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh
tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Macam-Macam Keterampilan Dasar
Mengajar
Menurut Turney terdapat 8 keterampilan mengajar/membelajarkan yang sangat berperan
dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya :
– a.       Keterampilan Bertanya
– b.      Ketrampilan Memberikan Penguatan
– c.       Ketrampilan Mengadakan Variasi
– d.      Ketrampilan Menjelaskan
– e.       Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
– f.       Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
– g.      Ketrampilan Mengelola Kelas
– h.      Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
a. Keterampilan Bertanya

– Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses


komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Dalam proses
belajar mengajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas
dari guru memberikan pertanyaan dan murid memberikan jawaban
yang diajukan.
– Macam-macam Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya dibedakan menjadi 2 yaitu:
– Keterampilan Bertanya Dasar
– Keterampilan Bertanya Lanjut
Tujuan-Tujuan Dalam Memberikan Pertanyaan
1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok
bahasan.
2. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
3. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
4. Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6. Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
7. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
8. Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.
b. Keterampilan Memberikan Penguatan

– Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal


ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru
terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan
balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau
koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
– Jenis-jenis Penguatan
1)  Penguatan verbal
2)  Penguatan nonverbal
Tujuan Pemberian Penguatan

Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap


positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan
sebagai berikut:

a.  Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.


b.  Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
c.   Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah
laku siswa yang produktif.
c. Keterampilan Mengadakan Variasi

– Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi stimulus
adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang di
tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar,
siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi.
– Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam
pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen,
yaitu :
1)   Variasi dalam cara mengajar guru,
2)  Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran.
3)    Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
Tujuan dan Manfaat mengadakan Variasi

1. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-


aspek belajar mengajar yang relevan.
2. Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin
mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah
dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar
yang lebih baik.
4. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara
menerima pelajaran yang disenanginya.
d. Keterampilan Menjelaskan

– Menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan


secara sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, antara sebab
akibat, yang diketahui dan yang belum diketahui.

– Dari segi etimologis, kata menjelaskan mengandung makna “membuat sesuatu


menjadi jelas”. Dalam kegiatan terkandung makna pengkajian makna secara
sistematis sehingga yang menerima penjelasan memiliki gambaran yang jelas
tentang hubungan informasi yang satu dengan informasi lainnya. Misal
hubungan informasi baru dengan lama, hubungan sebab akibat, hubungan antara
teori dan praktik, atau hubungan antara dalil-dalil dengan contoh.
Komponen-Komponen Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan memberi penjelasan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar,


yaitu:
1)   Keterampilan merencanakan penjelasan
2)      Keterampilan menyajikan penjelasan

Tujuan keterampilan menjelaskan

Kegiatan menjelaskan mempunyai beberapa tujuan. Tujuan-tujuan tersebut


antara lain ialah:
1. Membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, dalil, dan sebagainya
secara objektif dan bernalar.
2. Membimbing siswa menjawab pertanyaan “mengapa” yang muncul dalam proses
pembelajaran.
3. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah melalui
cara berpikir yang lebih sistematis.
4. Mendapatkan balikan dari siswa tentang tingkat pemahamannya terhadap konsep
yang dijelaskan dan untuk mengatasi salah pengertian.
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penalaran dalam
penyelesaian ketidakpastian.
e. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

– Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan
oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondusi bagi
siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya
sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan
belajar.
– Adapun tujuan membuka pelajaran antara lain, yaitu :
1)   Menarik perhatian siswa
2)   Menumbuhkan motivasi belajar siswa
3)   Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan
dilakukan.
Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Tujuan kegiatan menutup
pelajaran yaitu untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai hasil belajar
yang telah dikuasainya. Kegiatan-kegiatan dalam menutup pelajaran misalnya :
Merangkum atau membuat garis besar permasalahan yang dibahas, memberikan
tindak lanjut, dan lain-lain.

Agar kegiatan menutup pelajaran dapat berlangsung secara efektif,guru


diharapkan menguasai cara menutup pelajaran sebagai bahan sebagai berikut :
1. Meninjau kembali (mereview)
2. Merangkum inti pelajaran
3. Membuat ringkasan
4. Menilai (mengevaluasi)
5. Memberi tindak lanjut
f. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok
Kecil

– Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi,
pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
– Diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Melibatkan kelompok orang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-9 orang).
2. Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan) dan
langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling beradu
pandang dan saling mendengarkan serta saling berkomunikasi dengan yang lain.
3. Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota
kelompok.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju suatu kesimpulan.
Tahap-Tahap Kegiatan diskusi

1)   Memusatkan perhatian
2) Memperjelas masalah atau urunan pendapat
3)   Menganilisis pandangan siswa
4)   Meningkatkan urunan siswa
5)   Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6)   Menutup diskusi
g. Keterampilan Mengelola Kelas

– Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara


kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan
dalam proses belajar mengajar.
– Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan
komponen – komponen keterampilan
1. Komponen keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentif).
2. Keterampilan yang berhubungam dengan pengembalian kondisi belajar yang
optimal.
h. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan

– Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3-8 orang untuk
kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang
lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
– Berbagai hal yang harus dihindari guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil adalah:
1. Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topic
pembicaraan.
2. Membiarkan diskusi dikuasai/dimonopoli oleh peserta didik tertentu.
3. Membiarkan peserta didik tidak aktif.
4. Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
5. Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan pemecahan
masalah.
6. Tidak merumuskan hasil diskusi dan tidak membentuk tindak lanjut.
WASSALAMUALAIKUM
WARAHMATULLAHI
WABARAKATUH

Anda mungkin juga menyukai