Anda di halaman 1dari 37

฀ugas Individu

฀HITTAH PERJUANGAN MUHAMMADIYAH

DISUSUN OLEH:

A฀HSRULLAH
105031 0013 14

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLI฀

PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MA฀ASSAR

2015
฀ATA PENGANTAR

฀฀฀฀฀฀฀฀฀
฀engan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

฀ssalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji hanya milik ฀llah SWT. Shalawat dan salam

selalu tercurahkan kepada Rasulullah S฀W. Berkat limpahan dan rahmat-

Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi

tugas mata kuliah Filsafat dan Kemuhammadiyahan.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang

penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam

penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan

bimbingan orang tua, dan teman-teman kelompok sehingga kendala-

kendala yang penulis hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu

tentang Filsafat dan Kemuhammadiyahan, yang penulis sajikan

berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan

berita. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik

itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun

dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari ฀llah akhirnya

makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas

dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para

mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Makasssar.


Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh

dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampuh mata kuliah penulis

meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah penulis di

masa-masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari

para pembaca.

฀khirnya penulis mengucapkan jazakumullahu khaeran katsiran,

billahi fii sabilil haq fastabiqul khaerat.

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Makassar, 31 Desember 2014 M

9 Shafar 1436 H

Penulis
DAFTAR ISI

฀ata Pengantar ....................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

฀. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Batasan Masalah ............................................................... 3

C. Rumusan Masalah ............................................................. 4

D. Tujuan Penulisan ............................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 5

฀. Pengertian Khittah Perjuangan Muhammadiyah ............... 5

B. Fungsi Khittah Muhammadiyah ......................................... 6

1. Urgensi Strategi Perjuangan Muhammadiyah .............. 6

2. Khittah Perjuangan Sebagai Pola Dasar dan Teori

Strategi ......................................................................... 7

C. Ciri-ciri Perjuangan Muhammadiyah .................................. 12

D. ฀spek-aspek Program Penerapan Khittah Perjuangan

Muhammadiyah ................................................................. 15

E. Enam Khittah Perjuangan Muhammadiyah ....................... 17

BAB III PENUTUP ............................................................................... 31

฀. Kesimpulan ........................................................................ 31

DAFTAR PUSTA฀A ................................................................................ 32


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesinambungan sebuah organisasi selain didukung oleh banyak

faktor seperti sumber daya manusia yang selalu siap (regenerasi) untuk

meneruskan langkah dan segala seluruh visi dan misi yang telah ada

beserta anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya (฀D/฀RT)

sebuah organisasi, perhatian terhadap kemampuan finansial, kemampuan

beradaptasi dengan dinamisasi zaman dan segala problematika yang ada

di dalamnya atau yang sedang berlangsung serta yang tak kalah

pentingnya adalah kepercayaan dari calon anggota terlebih lagi loyalitas

serta dedikasi dari anggota serta jajaran pengurus yang sudah lama

berada adalah bukti konkrit dari hal ini.

Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi yang keberadaannya

sudah sejak lama bahkan ikut berperan serta dalam perjuangan juga

sebagai sebuah gerakan yang dahulunya hanya memfokuskan pada

penyebaran agama hal ini tidak dapat disepelekan begitu saja. Dalam

penyebaran agama yang dilakukan oleh KH. ฀hmad Dahlan sebagai

pendiri Muhammadiyah tidak hanya menyuruh kepada kebaikan dan

mencegah kemungkaran semata. ฀kan tetapi, disamping itu

Muhammadiyah sebagai gerakan sekaligus organisasi juga turut

membantu bangsa ini agar bisa terlepas dari cengkeraman penjajah.


Perjuangan Muhammadiyah adalah perjuangan menegakkan dan

menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang

sebenar-benarnya. Perjuangan Muhammadiyah tersebut dilaksankan

melalui gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar di seluruh lapangan

kehidupan dengan sasaran umat dakwah dan umat ijabah baik pada level

perseorangan maupun masyarakat, sebagaimana yang menjadi misi

persyarikatan sesuai firman ฀llah dalam surat ฀li Imran ayat 104 sebagai

berikut:

฀฀฀฀ ฀  ฀฀   ฀฀  ฀ ฀฀   ฀฀    ฀

 
Artinya: dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah
orang-orang yang beruntung.

Identitas Muhammadiyah adalah gerakan Islam amar ma’ruf nahi

munkar. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa setiap perjuangan,

gerakan dan langkah Muhammadiyah harus sesuai dengan prinsip-prinsip

yang terkandung dalam ajaran Islam dan ฀l-Qur’an. Pedoman hidup islami

warga Muhammadiyah merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan

dalam setiap aspek kehidupan termasuk diantaranya adalah kehidupan

pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha,

berbisnis, mengembangkan profresi, berbangsa dan bernegara,

melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta mengembangkan seni dan budaya. Pedoman hidup yang

mengarah pada satu tujuan yaitu tujuan positif dan manfaat.


Ditinjau dari stuktur konsepsinya, pada hakekatnya perjuangan

Muhammadiyah merupakan operasionalisasi strategis dari Khittah

perjuangan Muhammadiyah. Karena itu Khittah Perjuangan

Muhammadiyah dapat dikatakan dengan sebagai pola dasar dari strategi

perjuangan Muhammadiyah. Sedangkan dilihat dari substansinya, Khittah

Perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai teori perjuangan,

yakni sebagai kerangka berfikir untuk memahami dan memecahkan

persoalan yang dihadapi Muhammadiyah sesuai dengan gerakannya

dalam konteks situasi dan kondisi yang dihadapi.

Berangkat dari hal ini maka Muhammadiyah sebagai bagian dari

komponen bangsa sekaligus sebagai warna dalam kemajemukan bangsa

tercinta ini. Kita akui sebagai bangsa yang majemuk baik dari terdapatnya

berbagai macam suku, bahasa dan kebudayaan serta organisasi-

organisasi kemasyarakatan (ORM฀S) adalah warna yang masing-masing

mempunyai keunikan tersendiri.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka penulis

membatasi pokok permasalahan pada ฀hittah Perjuangan

Muhammadiyah sebagai cara dalam membentuk perilaku individu

sebagai bagian dari warga Muhammadiyah agar menunjukkan

keteladanan yang baik dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan

bernegara.
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian singkat dari latar belakang dan batasan

masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. ฀pa yang dimaksud dengan Khittah Perjuangan Muhammadiyah?

2. Bagaimanakah strategi perjuangan Muhammadiyah?

D. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka adapun tujuan

dalam penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian dari Khittah Perjuangan Muhammadiyah

2. Untuk mengetahui strategi perjuangan Muhammadiyah


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian ฀hittah Perjuangan Muhammadiyah

Secara etimologis, kata khittah berasal dari derivasi bahasa ฀rab

yang berarti rencana, jalan, langkah atau garis (Kamus ฀l-Munawwir,

1997). Sedangkan secara terminologis yaitu suatu pikiran untuk

melaksanakan perjuangan ideologi atau keyakinan hidup. (PP

Muhammadiyah, 1968). Dalam dunia gerakan Muhammadiyah, Khittah

dipakai untuk menyebut panduan langkah-langkah dalam berjuang.

Khittah adalah pedoman yang dipegang oleh Muhammadiyah yang sangat

berguna ketika menghadapi kenyataan yang sebenarnya di masyarakat.

Singkatnya khittah adalah garis-garis haluan perjuangan Muhammadiyah.

Khittah itu mengandung konsepsi (pemikiran) perjuangan yang

merupakan tuntunan, pedoman, dan arah perjuangan. Hal tersebut

mempunyai arti penting karena menjadi landasan berpikir dan amal usaha

bagi semua pimpinan dan anggota muhammadiyah. Garis-garis besar

perjuangan Muhammadiyah tersebut tidak boleh bertentangan dengan

asas dan program yang telah disusun. Isi khittah harus sesuai dengan

tujuan Muhammadiyah, khittah disusun sesuai dengan perkembangan

zaman.

Substansi khitthah perjuangan Muhammadiyah apat dikatakan

sebagai teori perjuangan persyarikatan, yakni sebagai kerangka berfikir

untuk memahami dan memecahkan persoalan yang dihadapi


Muhammadiyah sesuai dengan gerakannya dalam konteks situasi dan

kondisi yang dihadapi. ฀tas teori perjuangan sebagaimana dikandung

dalam khittah itu kemudian disusun strategi perjuangan sebagai rangkaian

kebijakan dan pelaksanaannya.

B. Fungsi ฀hittah Muhammadiyah

฀dapun fungsi khittah Muhammadiyah berdasarkan penyusunan

Khittah yang berkembang sejak 1956 hingga 2002 itu terkandung isyarat

yang penting, bahwa Muhammadiyah sebenarnya jauh lebih antisipatif

dalam menyikapi dunia politik dan menyadari betapa banyak kemusykilan

soal politik kekuasaan itu, sehingga menggariskan Khitah Perjuangannya

agar tetap istiqomah dalam mengemban fungsi dakwah dan tajdidnya

sebagai gerakkan Islam yang berkiprah dalam lapangan kemasyarakatan

dan tidak dalam lapangan politik praktis. (Kurniawati, 2014). Sedangkan

menurut Zuriati (2012) fungsi khittah perjuangan Muhammadiyah adalah

sebagai landasan berpikir bagi semua pimpinan dan anggota juga menjadi

landasan setiap amal usaha Muhammadiyah.

1. Urgensi Strategi Perjuangan Muhammadiyah

Perumusan dan pelaksanaan strategi perjuangan Muhammadiyah

merupakan faktor penting dalam menggerakkan Muhammadiyah

mengingat:

a) Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam dengan kepribadiannya yang

khas mempunyai misi dakwah amar ma’ruf nahi munkar di seluruh

lapangan kehidupan dan lapisan masyarakat yang harus


direncanakan, dilaksanakan, dan dikembangkan terus menerus

sepanjang waktu dan keadaan.

b) Muhamadiyah dalam mencapai misi, maksud dan tujuannya, maka

harus melalui perjuangan yang terencana, terarah, dan diperhitungkan

sedemikian rupa melalui langkah-langkah kebijakan dan operasional

yang tepat.

c) Gerakan Muhammadiyah meskipun memiliki landasan yang kokoh

yang benar (฀l-Qur’an dan Sunnah), prinsip yang kuat, identitas yang

jelas, fungsi dan misi yang pasti, serta maksud dan tujuan yang jelas;

hal-hal tersebut hanya akan menjadi idealisme semata jika tanpa

disertai dengan usaha-usaha konkret yang disusun secara teratur,

terencana, dan penuh perhitungan.

Berdasarkan dari tiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa

strategi perjuangan Muhammadiyah merupakan faktor penting untuk

menjembatani idealisme dengan perwujudannya dalam kenyataan, antara

yang normatif dengan empirik, antara cita-cita subjektif dangan dunia

objektif, serta menyambung gerakan antara masa lalu, sekarang, dan

yang akan datang.

2. ฀hittah Perjuangan Sebagai Pola Dasar dan Teori Strategi

Sebagaimana diketahui bahwa dalam dunia dakwah Islam istilah

strategi dikaitkan dengan siasat dakwah berdasar beberapa prinsip dan

pola pelaksanaannya. Di lingkungan Muhammadiyah istilah “strategi

perjuangan” sering dikaitkan dengan “Khittah Perjuangan” Muhammadiyah


yang menyangkut pola dasar dan strategi program persyarikatan. Bahkan

dalam kaitan program, istilah strategi dikaitkan sebagai garis

kebijaksanaan yang menyangkut kristalisasi, konsolidasi, dan kaderisasi.

Istilah “strategi perjuangan Muhammadiyah” menunjuk pada

pengertian yang bersifat umum dan operasional, yaitu rangkaian garis

kebijakan dan langkah-langkah gerakan berdasarkan perhitungan untuk

melaksanakan misi dan mewujudkan tujuan persyarikatan. Menurut Sibigo

(2012), adapun Khittah Perjuangan Muhammadiyah itu berisi pernyataan

tentang:

a) Hakikat Muhammadiyah

Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh

daya dinamik dari dalam ataupun karena persentuhan dengan

kebudayaan dari luar, telah menyebabkan perubahan tertentu. Perubahan

itu menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat, diantaranya bidang

sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, yang menyangkut perubahan

strukturil dan perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan

antar manusia.

Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan, dalam mengikuti

perkembangan dan perubahan itu, senantiasa mempunyai kepentingan

untuk melaksanakan amar ma'ruf nahi mungkar, serta menyelenggarakan

gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya

ialah masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai

tujuannya: "menegakkan dan menjunjung tinggi ฀gama Islam sehingga


terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai ฀llah SWT.

Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas

prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan

Cita-cita Hidup Muhammadiyah.

Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa

menjadi landasan gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal

usaha dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat dan ketata

negaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam lainnya.

b) Muhammadiyah dan masyarakat

Sesuai dengan khittahnya, Muhammadiyah sebagai Persyarikatan

memilih dan menempatkan diri sebagai Gerakan Islam amar-ma'ruf nahi

mungkar dalam masyarakat, dengan maksud yang terutama ialah

membentuk keluarga dan masyarakat sejahtera sesuai dengan Dakwah

Jamaah. Di samping itu Muhammadiyah menyelenggarakan amal-usaha

seperti tersebut pada ฀nggaran Dasar Pasal 4, dan senantiasa berikhtiar

untuk meningkatkan mutunya.

Penyelenggaraan amal usaha tersebut, merupakan sebagian

ikhtiar Muhammadiyah untuk mencapai Keyakinan dan Cita-Cita Hidup

yang bersumberkan ajaran Islam dan bagi usaha untuk terwujudnya

masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai ฀llah SWT.

c) Muhammadiyah dan politik

Dalam bidang politik Muhammadiyah berusaha sesuai dengan

khittahnya dengan dakwah amar ma ma'ruf nahi mungkar dalam arti dan
proporsi yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah harus dapat

membuktikan secara teoritis konsepsionil, secara operasionil dan secara

kongkrit riil, bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat dalam

Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera,

bahagia, materiil dan spirituil yang diridlai ฀llah SWT. Dalam

melaksanakan usaha itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada

kepribadiannya.

Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakan

bagian gerakannya dalam masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan

landasan dan peraturan yang berlaku dalam Muhammadiyah. Dalam

hubungan ini Muktamar Muhammadiyah ke-38 telah menegaskan bahwa:

1. Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal

dalam segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak

mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan

afiliasi dari sesuatu Partai Politik atau Organisasi apapun.

2. Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya

dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang

tidak menyimpang dari ฀nggaran Dasar (฀D), ฀nggaran Rumah

Tangga (฀RT) dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam

Persyarikatan Muhammadiyah.
d) Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah

Sesuai dengan kepribadiannya tersebut, Muhammadiyah akan

bekerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha

menyiarkan dan mengamalkan ajaran ฀gama Islam serta membela

kepentingannya. Dalam melakukan kerjasama tersebut, Muhammadiyah

tidak bermaksud menggabungkan dan mensubordinasikan organisasinya

dengan organisasi atau institusi lainnya.

e) Dasar Program Muhammadiyah

Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut di atas dan

dengan memperhatikan kemampuan dan potensi Muhammadiyah dan

bagiannya, perlu ditetapkan langkah kebijaksanaan sebagai berikut:

1. Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang

menghimpun sebagian anggota masyarakat, terdiri dari muslimin

dan muslimat yang beriman teguh, taat beribadah, berakhlaq

mulia, dan menjadi teladan yang baik di tengah-tengah

masyarakat;

2. Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota-anggota

Muhammadiyah tentang hak dan kewajibannya sebagai warga

negara, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan

meningkatkan kepekaan sosialnya terhadap persoalan-persoalan

dan kesulitan hidup yang dialami oleh masyarakat;

3. Menepatkan kedudukan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai

gerakan untuk melaksanakan dakwah amar ma'ruf nahi mungkar


kesegenap penjuru dan lapisan masyarakat serta di segala bidang

kehidupan di Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945.

C. Ciri-ciri Perjuangan Muhammadiyah

Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan

persyarikatan Muhammadiyah sejak kelahirannya, memperhatikan faktor-

faktor yang melatarbelakangi berdirinya, aspirasi, motif, dan cita-citanya

serta amal usaha dan gerakannya, nyata sekali bahwa di dalammya

terdapat ciri-ciri khusus yang menjadi identitas dari hakikat atau jati diri

Persyarikatan Muhammadiyah. Secara jelas dapat diamati dengan mudah

oleh siapapun yang secara sepintas mencoba memperhatikan ciri-ciri

perjuangan Muhammdiyah itu adalah sebagai berikut:

1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam

Persyarikatan Muhammadiyah dibangun oleh KH. ฀hmad Dahlan

sebagi hasil kongkrit dari telaah dan pendalaman (tadabbur) terhadap

฀lquranul Karim. Faktor inilah yang sebenarnya paling utama yang

mendorong berdirinya Muhammadiyah, sedang faktor-faktor lainnya dapat

dikatakan sebagai faktor penunjang atau faktor perangsang semata.

Dengan ketelitiannya yang sangat memadai pada setiap mengkaji ayat-

ayat ฀lquran, khususnya ketika menelaah surat ฀li Imran, ayat 104, maka

akhirnya dilahirkan amalan kongkret, yaitu lahirnya Persyarikatan

Muhammadiyah. Kajian serupa ini telah dikembangkan sehingga dari hasil

kajian ayat-ayat tersebut oleh KH. R Hadjid dinamakan “฀jaran KH.


฀hmad Dahlan dengan kelompok 17, kelompok ayat-ayat ฀lquran”, yang

di dalammya tergambar secara jelas asal-usul ruh, jiwa, nafas, semangat

Muhammadiyah dalam pengabdiannya kepada ฀llah SWT.

Dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah seperti di atas,

jelaslah bahwa sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah itu tidak lain

karena diilhami, dimotivasi, dan disemangati oleh ajaran-ajaran ฀l-Qur’an

karena itu pula seluruh gerakannya tidak ada motif lain kecuali semata-

mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam. Segala yang

dilakukan Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran,

kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian, dan sebagainya tidak

dapat dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan dan melaksankan ajaran

Islam. Tegasnya gerakan Muhammadiyah hendak berusaha untuk

menampilkan wajah Islam dalam wujud yang riil, kongkret, dan nyata,

yang dapat dihayati, dirasakan, dan dinikmati oleh umat sebagai rahmatan

lil’alamin.

2. Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi

munkar

Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan

dakwah Islamiyah. Ciri yang kedua ini muncul sejak dari kelahirannya dan

tetap melekat tidak terpisahkan dalam jati diri Muahammadiyah.

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa faktor utama yang

mendorong berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah berasal dari

pendalaman KH. ฀hmad Dahlan terdapat ayat-ayat ฀lquran ฀lkarim,


terutama sekali surat ฀li Imran, ฀yat 104. Berdasarkan Surat ฀li Imran,

ayat 104 inilah Muhammadiyah meletakkan khittah atau strategi dasar

perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak) Islam, amar ma’ruf

nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan juangnya.

Gerakan Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat

bangsa Indonesia dengan membangun berbagai ragam amal usaha yang

benar-benar dapat menyentuh hajat orang banyak seperti berbagai ragam

lembaga pendidikan sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi,

membangun sekian banyak rumah sakit, panti-panti asuhan dan

sebagainya. Semua amal usaha Muhammadiyah seperti itu tidak lain

merupakan suatu manifestasi dakwah islamiyah. Semua amal usaha

diadakan dengan niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan

wahana dakwah Islamiyah.

3. Muhammadiyah adalah gerakan tajdid

Ciri ke tiga yang melekat pada Persyarikatan Muhammadiyah

adalah sebagai Gerakan Tajdid atau Gerakan Reformasi. Muhammadiyah

sejak semula menempatkan diri sebagai salah satu organisasi yang

berkhidmat menyebarluaskan ajaran ฀gama Islam sebagaimana yang

tercantum dalam ฀lquran dan ฀ssunah, sekaligus memebersihkan

berbagai amalan umat yang terang-terangan menyimpang dari ajaran

Islam, baik berupa khurafat, syirik, maupun bid’ah lewat gerakan dakwah.

Muhammadiyah sebagai salah satu mata rantai dari gerakan tajdid yang

diawali oleh ulama besar Ibnu Taimiyah sudah barang tentu ada
kesamaaan nafas, yaitu memerangi secara total berbagai penyimpangan

ajaran Islam seperti syirik, khurafat, bid’ah dan tajdid, sbab semua itu

merupakan benalu yang dapat merusak akidah dan ibadah seseorang.

Sifat Tajdid yang dikenakan pada gerakan Muhammadiyah

sebenarnya tidak hanya sebatas pengertian upaya memurnikan ajaran

Islam dari berbagai kotoran yang menempel pada tubuhnya, melainkan

juga termasuk upaya Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan

cara-cara pelaksanaan Islam dalam kehidupan bermasyarakat, semacam

memperbaharui cara penyelenggaraan pendidikan, cara penyantunan

terhadap fakir miskin dan anak yatim, cara pengelolaan zakat fitrah dan

zakat harta benda, cara pengelolaan rumah sakit, pelaksanaan sholat Id

dan pelaksanaan kurban dan sebagainya.

Oleh karena itu, untuk membedakan antara keduanya maka tajdid

dalam pengertian pemurnian dapat disebut purifikasi (purification) dan

tajdid dalam pembaharuan dapat disebut reformasi (reformation). Dalam

hubungan dengan salah satu ciri Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid,

maka Muhammadiyah dapat dinyatakan sebagai Gerakan Purifikasi dan

Gerakan Reformasi.

D. Aspek-aspek Program Penerapan ฀hittah Muhammadiyah

1. ฀spek etos tajdid

Mobilisasi lembaga-lembaga kajian dan riset keilmuan , Mencetak dan

identifikasi kader-kader yang cerdas (ulil albab).


2. ฀spek silaturahmi dan solidaritas kejamaahan serta menggembirakan

฀mal saleh sosial dan keteladanan

a) Mentradisikan kembali pengajian-pengajian yang telah menjadi

character building (watak) Muhammadiyah;

b) Memikirkan kembali gagasan the new mustadh'afin sebagai

semangat pembaruan, sekaligus sebagai common enemy (musuh

bersama) dalam tajdid gerakan Muhammadiyah;

c) Mengaktifkan penasehat/memberi wadah untuk mereka yang

pernah berjasa untuk melanjutkan jasanya.

3. ฀spek ruh keislaman, keikhlasan, dan al-akhlaq al-karimah

a) Pengembangan sumberdaya manusia (kader) yang ber-akhlaq

"Shidiq, ฀manah, Fathonah, dan Tabligh (S฀FT)".

b) Pengajian/halaqah transformatif;

c) Menghidupkan kembali training-training

4. ฀spek Kaderisasi dan Regenerasi

a) Kepemimpinan

b) Menghidupkan kembali perkaderan-perkaderan.

5. ฀spek Silaturahmi dengan instansi Pemerintah, Non Pemerintah dan

Ormas Islam

Pengembangan Joint program dengan Instansi Pemerintah, non

Pemerintah dan Ormas-ormas Islam lainnya dalam advokasi dan

pemberdayaan masyarakat, terutama ummat di tingkat Ranting.


6. ฀spek Penataan dan Pemberdayaan ฀mal Usaha Muhammadiyah

(Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi)

a) Penataan manajemen ฀UM secara sistemik dan menyeluruh;

b) Kaderisasi (mencetak kader yang memiliki keikhlasan, komitmen,

dan dedikasi dalam pengembangan ฀UM.

E. Enam ฀hittah Perjuangan Muhammadiyah

Isi khittah harus sesuai dengan tujuan Muhammadiyah, khittah itu

disusun sesuai dengan perkembangan zaman. ฀dapun enam khittah

Perjuangan Muhammadiyah adalah sebagai berikut:

1. Periode KH. Mas Mansyur (Langkah 12 Muhammadiyah 1938-1940)

a) Memperdalam Masuknya Iman

Hendaklah iman itu ditablighkan, disiarkan dengan selebar-lebarnya,

yakni diberi riwayatnya dan diberi dalil buktinya, dipengaruhkan dan

digembirakan, sampai iman itu mendarah daging, masuk di tulang

sumsum dan mendalam di hati kita, sekutu-sekutu Muhammadiyah

seumumnya.

b) Memperluas Faham ฀gama

Hendaklah faham agama yang sesungguhnya itu dibentangkan

dengan arti yang seluas-luasnya, boleh diujikan dan diperbandingkan,

sehingga kita sekutu-sekutu Muhammadiyah mengerti perluasan

฀gama Islam, itulah yang paling benar, ringan dan berguna, maka

dahulukanlah pekerjaan keagamaan itu.


c) Memperbuahkan Budi Pekerti

Hendaklah diterangkan dengan jelas tentang akhlaq yang terpuji dan

akhlaq yang tercela serta membahas tentang memiliki akhlaq yang

mahmudah dan menjauhi akhlaq yang madzmumah itu, sehingga

menjadi amalan kita sebagai seorang Muhammadiyah, kita berbudi

pekerti yang baik juga berjasa.

d) Menuntun ฀malan Intiqad (self correctie)

Hendaklah senantiasa melakukan perbaikan diri kita sendiri (self

correctie), segala usaha dan pekerjaan kita supaya diperbaiki lagi.

Buah penyelidikan perbaikan itu dimusyawarahkan di tempat yang

tentu, dengan dasar mendatangkan maslahat dan menjauhkan

madlarat, sedang yang kedua ini didahulukan dari yang pertama.

e) Menguatkan Persatuan

Hendaklah menjadikan tujuan kita juga, akan menguatkan persatuan

organisasi dan mengokohkan pergaulan persaudaraan kita serta

menyamakan hak-hak dan memerdekakan lahirnya pikiran-pikiran

kita.

f) Menegakkan Keadilan

Hendaklah keadilan itu dijalankan semestinya, walaupun akan

mengenai badan sendiri, dan ketetapan yang sudah seadil-adilnya itu

dibela dan dipertahankan di manapun.


g) Melakukan Kebijaksanaan

Dalam gerak kita tidaklah melupakan hikmah, hikmah hendaklah

disendikan kepada Kitabullah dan Sunnaturrasulillah. Kebijaksanaan

yang menyalahi kedua pegangan kita itu, harus kita buang, karena itu

bukan kebijaksanaan yang sesungguhnya, dengan tidak mengurangi

segala gerakan kemuhammadiyahan.

h) Menguatkan Majlis Tanwir

Sebab majlis ini nyata-nyata berpengaruh besar dalam kalangan kita

Muhammadiyah dan sudah menjadi tangan kanan yang bertenaga

disisi Hoofdbestuur (PP) Muhammadiyah, maka wajib kita

perteguhkan dengan diatur sebaik-baiknya.

i) Mengadakan Konperensi Bagian

Untuk mengadakan garis yang tentu dalam langkah-langkah bagian

kita, maka hendaklah kita berikhtiar mengadakan Konperensi bagian,

contoh Konperensi Bagian Penyiaran ฀gama seluruh Indonesia dan

lain-lain sebagainya.

j) Memusyawarahkan Putusan

฀gar dapat keringanan dan dipermudahkan pekerjaan, maka

hendaklah setiap ada keputusan yang mengenai kepala Majlis

(Bagian), dimusyawarahkanlah dengan yang bersangkutan itu lebih

dahulu, sehingga dapat mentanfidzkan dengan cara menghasilkannya

dengan segera.
k) Mengawaskan Gerak Langkah

Pemandangan kita hendaklah kita tajamkan agar mengawasi gerak

kita yang ada di dalam Muhammadiyah, yang sudah berlalu, yang

masih langsung dan yang bertambah (yang akan datang atau

berkembang).

l) Mempersambungkan Gerakan Luar

Kita berdaya-upaya akan memperhubungkan diri kepada iuran

(ekstern), lain-lain persyarikatan dan pergerakan di Indonesia, dengan

dasar Silaturahim, tolong-menolong dalam segala kebaikan, yang

tidak mengubah asasnya masing-masing, terutama hubungan kepada

persyarikatan dan pemimpin Islam.

2. Periode ฀.R Sutan Mansyur (Khittah Palembang 1956-1959)

a. Menjiwai pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah dengan

memperdalam dan mempertebal tauhid, menyempurnakan ibadah

dengan khusyu’ dan tawadlu’, mempertinggi akhlak, memperluas ilmu

pengetahuan, dan menggerakkan Muhammadiyah dengan penuh

keyakinan dan rasa tanggung jawab;

b. Melaksanakan uswatun hasanah;

c. Mengutuhkan organisasi dan merapikan administrasi;

d. Memperbanyak dan mempertinggi mutu amal;

e. Mempertinggi mutu anggota dan membentuk kader;

f. Memperoleh ukhuwah sesama muslim;

g. Menuntun penghidupan anggota.


฀dapun programnya adalah:

1) Menempatkan ฀qidah, membersihkan pokok dan alam pikiran serta

penyiaran pengetahuan agama Islam;

2) Dan segala usaha itu tidaklah boleh mundur melainkan harus maju,

dan dikerjakan dengan penuh gembira dan semangat. Maka ajaran

Islam itu tidaklah hanya semata-mata diajarkan serta dipelajari

melainkan harus diamalkan. Bukan orang lain yang terlebih dahulu

harus diajak dan disuruh mengerjakannya, tetapi hendaklah dimulai

dari anggota Muhammadiyah sendiri. Mereka harus berusaha

memajukan dan menggembirakan kehidupannya menurut kemauan

agama Islam.

3. Periode KH. ฀R Fakhrudin (Khittah Ponorogo 1968-1971)

Kelahiran Parmusi merupakan buah dari Khittah Ponorogo (1968).

Dalam rumusan Khittah tahun 1968 ini disebutkan bahwa dakwah Islam

amar ma'ruf nahi munkar dilakukan melalui dua saluran: politik

kenegaraan dan kemasyarakatan. Muhammadiyah sendiri memposisikan

diri sebagai gerakan Islam amar ma'ruf nahi munkar dalam bidang

kemasyarakatan. Sayangnya, partai parmusi ini gagal sehingga khittah

ponorogo kemudian "dinasakh" meminjam istilah Haedar nashir lewat

khittah ujung pandang.

a. Pola Dasar Perjuangan

1) Muhammadiyah berjuang untuk mewujudkan cita-cita dan keyakinan

hidup yang bersumber ajaran islam;


2) Dakwah islam dan amar ma’ruf nahi mungkar dalam arti dan proporsi

yang sebenar-benarnya sebagaimana yang telah dituntutkan oleh

Muhammad saw adalah satu-satunya jalan untuk mencapai cita-cita

dan keyakinan hidup tersebut;

3) Dakwah islam dan amar ma’ruf nahi mungkar seperti dimaksud harus

melalui dua saluran/bidang secara simultan, yaitu:

a. Saluran politik kenegaraan (Politik praktis);

b. Saluran masyarakat.

4) Untuk melaksanakan perjuangan dakwah islam dan amar ma’ruf nahi

mungkar seperti dimaksud di atas dibuat alatnya masing-masing yang

berupa organisasi:

a. Untuk saluran/bidang politik kenegaraan (politik) praktis dengan

organisasi politik (partai);

b. Untuk saluran/bidang masyarakat dengan organisasi non partai.

5) Muhammadiyah sebagai organisasi memilih dan menempatkan diri

sebagai gerakan islam amar makruf nahi munkar dalam bidang

masyakarat. Sedang untuk alat perjuangan dalam bidang kenegaraan

(politik praktis), Muhammadiyah menyerahkan kepada partai politik di

luar organisasi Muhammadiyah;

6) Muhammadiyah harus menyadari bahwa partai tersebut adalah

merupakan sasaran amar ma’ruf nahi munkar;

7) ฀ntara Muhammadiyah dan partai tidak ada hubungan organisatoris

tetapi tetap mempunyai hubungan kemasyarakatan;


8) Masing-masing berdiri dan berjalan sendiri menurut caranya sendiri-

sendiri;

9) Pada prinsipnya tidak dibenarkan ada perangkapan jabatan, terutama

jabatan pimpinan antara keduanya demi tertibnya pembagian

pekerjaan (spesialisasi).

b. Program Dasar Perjuangan

Dengan dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar dalam arti

proporsi yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah harus mampu

membuktikan bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat dalam

NKRI yang berpancasila dan ber UUD 1945 menjadi masyarakat yang adil

dan makmur serta sejahtera, bahagia materil, dan spritual yang diridhoi

฀llah SWT.

4. Periode KH. ฀bdur Razak Fakhruddin (Khittah Ujung Pandang 1971-

1990)

a. Muhammadiyah adalah Gerakan Da’wah Islam yang beramal dalam

segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat;

b. Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat

tidak memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak

menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam

Persyarikatan Muhammadiyah;

c. Untuk lebih memantapkan Muhammadiyah sebagai gerakan da’wah

Islam setelah pemilu tahun 1971, Muhammadiyah melakukan amar


ma’ruf nahi munkar secara konstruktif dan positif terhadap Partai

Muslimin Indonesia;

d. Untuk lebih meningkatkan partisipasi Muhammadiyah dalam

pelaksanaan pembangunan nasional.

5. Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1978 (Khittah Surabaya)

Dirumuskan pada periode kepemimpinan K.H. ฀.R. (฀bdul Razaq)

Fahruddin pada tahun 1978.

Dasar Program Muhammadiyah, sebagai berikut:

a. Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang

menghimpun sebagian anggota masyarakat, terdiri dari muslimin dan

muslimat yang beriman teguh, ta‘at beribadah, berakhlaq mulia, dan

menjadi teladan yang baik di tengah-tengah masyarakat.

b. Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah

tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan meningkatkan kepekaan sosialnya

terhadap persoalan dan kesulitan hidup masyarakat.

c. Menepatkan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan untuk

melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar ke segenap penjuru

dan lapisan masyarakat serta di segala bidang kehidupan di Negara

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945.
6. Khittah Perjuangan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

(Khittah Denpasar Tahun 2002). Dirumuskan pada era kepemimpinan

Prof. Dr. H. ฀hmad Syafi’i Ma’arif pada tahun 2002.

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan

da’wah amar ma’ruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan

dan menjunjung tinggi ฀gama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam

yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa ฀gama

Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah,

akhlaq, dan mu’amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang

utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun

kolektif. Dengan mengemban misi gerakan tersebut Muhammadiyah dapat

mewujudkan atau mengaktualisasikan ฀gama Islam menjadi rahmatan lil-

’alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.

Muhammadiyah berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupan

bangsa dan negara merupakan salah satu perwujudan dari misi dan

fungsi melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana telah

menjadi panggilan sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga masa awal

dan setelah kemerdekaan Indonesia. Peran dalam kehidupan bangsa dan

negara tersebut diwujudkan dalam langkah-langkah strategis dan taktis

sesuai kepribadian, keyakinan dan cita-cita hidup, serta khittah

perjuangannya sebagai acuan gerakan sebagai wujud komitmen dan

tanggungjawab dalam mewujudkan “Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun

Ghafur”.
Bahwa peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat

dilakukan melalui dua strategi dan lapangan perjuangan. Pertama, melalui

kegiatan-kegiatan politik yang berorientasi pada perjuangan kekuasaan

atau kenegaraan (real politics, politik praktis) sebagaimana dilakukan oleh

partai-partai politik atau kekuatan-kekuatan politik formal di tingkat

kelembagaan negara. Kedua, melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan

yang bersifat pembinaan atau pemberdayaan masyarakat maupun

kegiatan-kegiatan politik tidak langsung (high politics) yang bersifat

mempengaruhi kebijakan negara dengan perjuangan moral (moral force)

untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di tingkat masyarakat dan

negara sebagaimana dilakukan oleh kelompok-kelompok kepentingan

(interest groups).

Muhammadiyah secara khusus mengambil peran dalam lapangan

kemasyarakatan dengan pandangan bahwa aspek kemasyarakatan yang

mengarah kepada pemberdayaan masyarakat tidak kalah penting dan

strategis daripada aspek perjuangan politik kekuasaan. Perjuangan di

lapangan kemasyarakatan diarahkan untuk terbentuknya masyarakat

utama atau masyarakat madani (civil society) sebagai pilar utama

terbentuknya negara yang berkedaulatan rakyat. Peran kemasyarakatan

tersebut dilakukan oleh organisasi-organisasi kemasyarakatan seperti

halnya Muhammadiyah. Sedangkan perjuangan untuk meraih kekuasaaan

(power struggle) ditujukan untuk membentuk pemerintahan dalam

mewujudkan tujuan negara, yang peranannya secara formal dan langsung


dilakukan oleh partai politik dan institusi-institusi politik negara melalui

sistem politik yang berlaku. Kedua peranan tersebut dapat dijalankan

secara objektif dan saling terkait melalui bekerjanya sistem politik yang

sehat oleh seluruh kekuatan nasional menuju terwujudnya tujuan negara.

Muhammadiyah sebagai organisasi sosial-keagamaan (organisasi

kemasyarakatan) yang mengemban misi da’wah amar ma’ruf nahi munkar

senantiasa bersikap aktif dan konstruktif dalam usaha-usaha

pembangunan dan reformasi nasional sesuai dengan khittah (garis)

perjuangannya serta tidak akan tinggal diam dalam menghadapi kondisi-

kondisi kritis yang dialami oleh bangsa dan negara. Karena itu,

Muhammadiyah senantiasa terpanggil untuk berkiprah dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara dengan berdasarkan pada khittah perjuangan

sebagai berikut:

a. Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangsa dan

negara merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam dalam urusan

keduniawian (al-umur ad-dunyawiyat) yang harus selalu dimotivasi,

dijiwai, dan dibingkai oleh nilai-nilai luhur agama dan moral yang

utama. Karena itu diperlukan sikap dan moral yang positif dari seluruh

warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan politik untuk

tegaknya kehidupan berbangsa dan bernegara;

b. Muhammadiyah meyakini bahwa negara dan usaha-usaha

membangun kehidupan berbangsa dan bernegara, baik melalui

perjuangan politik maupun melalui pengembangan masyarakat, pada


dasarnya merupakan wahana yang mutlak diperlukan untuk

membangun kehidupan di mana nilai-nilai Ilahiah melandasi dan

tumbuh subur bersamaan dengan tegaknya nilai-nilai kemanusiaan,

keadilan, perdamaian, ketertiban, kebersamaan, dan keadaban untuk

terwujudnya “Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur”;

c. Muhammadiyah memilih perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara melalui usaha-usaha pembinaan atau pemberdayaan

masyarakat guna terwujudnya masyarakat madani (civil society) yang

kuat sebagaimana tujuan Muhammadiyah untuk mewujudkan

masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sedangkan hal-hal yang

berkaitan dengan kebijakan-kebijakan kenegaraan sebagai proses

dan hasil dari fungsi politik pemerintahan akan ditempuh melalui

pendekatan-pendekatan secara tepat dan bijaksana sesuai prinsip-

prinsip perjuangan kelompok kepentingan yang efektif dalam

kehidupan negara yang demokratis;

d. Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang

bersifat praktis atau berorientasi pada kekuasaan (real politics) untuk

dijalankan oleh partai-partai politik dan lembaga-lembaga formal

kenegaraan dengan sebaik-baiknya menuju terciptanya sistem politik

yang demokratis dan berkeadaban sesuai dengan cita-cita luhur

bangsa dan negara. Dalam hal ini perjuangan politik yang dilakukan

oleh kekuatan politik hendaknya benar-benar mengedepankan

kepentingan rakyat dan tegaknya nilai-nilai utama sebagaimana yang


menjadi semangat dasar dan tujuan didirikannya negara Republik

Indonesia yang diproklamasikan tahun 1945;

e. Muhammadiyah senantiasa memainkan peranan politiknya sebagai

wujud dari dakwah amar ma’ruf nahi munkar dengan jalan

mempengaruhi proses dan kebijakan negara agar tetap berjalan

sesuai dengan konstitusi dan cita-cita luhur bangsa. Muhammadiyah

secara aktif menjadi kekuatan perekat bangsa dan berfungsi sebagai

wahana pendidikan politik yang sehat menuju kehidupan nasional

yang damai dan berkeadaban;

f. Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan

organisatoris dengan kekuatan-kekuatan politik atau organisasi

manapun. Muhammadiyah senantiasa mengembangkan sikap positif

dalam memandang perjuangan politik dan menjalankan fungsi kritik

sesuai dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar demi tegaknya sistem

politik kenegaraan yang demokratis dan berkeadaban;

g. Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota

Persyarikatan untuk menggunakan hak pilihnya dalam kehidupan

politik sesuai hati nurani masing-masing. Penggunaan hak pilih

tersebut harus merupakan tanggungjawab sebagai warga negara

yang dilaksanakan secara rasional dan kritis, sejalan dengan misi dan

kepentingan Muhammadiyah, demi kemaslahatan bangsa dan

Negara;
h. Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif

dalam politik untuk benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan

politik secara sungguh-sungguh dengan mengedepankan tanggung

jawab (amanah), akhlak mulia (akhlaq al-karimah), keteladanan

(uswah hasanah), dan perdamaian (ishlah). ฀ktifitas politik tersebut

harus sejalan dengan upaya memperjuangkan misi Persyarikatan

dalam melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar;

i. Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak atau golongan

mana pun berdasarkan prinsip kebajikan dan kemaslahatan, menjauhi

kemudharatan, dan bertujuan untuk membangun kehidupan

berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik, maju, demokratis

dan berkeadaban.
BAB III

PENUTUP

A. ฀esimpulan

Berdasarkan hasil pemaparan di atas, terkait pembahasan khittah

perjuangan Muhammadiyah, maka penulis menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Secara garis besar Khittah perjuangan Muhammadiyah ini harus dapat

mencerminkan pemudah muhammadiyah dalam menjalankan

fungsinya organisasi modern yang berorientasi masa depan. Selain

itu, Khittah perjuangan harus menjadi variabel pengubah kultural

dalam berorganisasi kader-kader Muhammadiyah ke arah yang lebih

baik.

2. Strategi perjuangan Muhammadiyah merupakan faktor penting untuk

menjembatani idealisme dengan perwujudannya dalam kenyataan,

antara yang normatif dengan empirik, antara cita-cita subjektif dangan

dunia objektif, serta menyambung gerakan antara masa lalu,

sekarang, dan yang akan datang.


DAFTAR PUSTA฀A

฀dmin. 2014. Makalah Kemuhammadiyahan. Sumber:


http://www.slideshare.net/, di akses pada tanggal 31 Desember
2014 pada pukul 19.00 Wita.

, 2013. Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Sumber:


http://emodjeh.blogspot.com/, di akses pada tanggal 31 Desember
2014 pada pukul 11.20 Wita.

฀rifin, Zaenal. 2011. Kumpulan Khittah Perjuangan Muhammadiyah.


Sumber: https://guruilmu.wordpress.com/, di akses pada tanggal
29 Desember 2014 pada pukul 11.15 Wita.

฀zzam, Rohman. 2013. Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Sumber:


https://www.academia.edu/, di akses pada tanggal 29 Desember
2014 pada pukul 10.00 Wita.

Ekawati, Yuniar. 2013. Strategi Perjuangan Muhammadiyah. Sumber:


http://ekhayuniarphysic10.blogspot.com/, di akses pada tanggal 28
Desember 2014 pada pukul 21.00 Wita.

Ismail, Taufiq. 2014. Macam- Macam Khittah Muhammadiyah. Sumber:


http://taufiqismail93.blogspot.com/, di akses pada tanggal 31
Desember 2014 pada pukul 10.07 Wita.

Kambaton, Harto. 2011. Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Sumber:


http://hartokambaton.blogspot.com/, di akses pada tanggal 31
Desember 2014 pada pukul 10.05 Wita.

Kurniawati, Sri. 2014. Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Sumber:


http://srikurnia27.blogspot.com/, di akses pada tanggal 28
Desember 2014 pada pukul 20.30 Wita.

Munawwir, ฀bidin Zainal. 1997. Kamus ฀l Munawwir. Pustaka Progressif:


Surabaya.

Nirmalasari. 2013. Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Sumber:


http://nirmalasarimala.blogspot.com/, di akses pada tanggal 30
Desember 2014 pada pukul 22.45 Wita.

Sari, Pina Yunita. 2013. Makalah Kemuhammadiyahan. Sumber:


http://vinazyunita.blogspot.com/, di akses pada tanggal 30
Desember 2014 pada pukul 15.00 Wita.

Sibigo, Riko. 2012. Strategi (Khittah) Perjuangan Muhammadiyah.


Sumber: http://rikosibigo.blogspot.com/, di akses pada tanggal 29
Desember 2014 pada pukul 17.00 Wita.
Zuriati. 2012. Khittah Perjuangan ฀alam Kehidupan Berbangsa ฀an
Bernegara (Khittah ฀enpasar Tahun 2002). Sumber:
http://zuriatigm.wordpress.com/, di akses pada tanggal 28
Desember 2014 pada pukul 21.00 Wita.

Anda mungkin juga menyukai