1. Memiliki Impian
Apakah anda memiliki impian? Impian yang benar-benar ingin anda capai, alami dan harapkan
sejak dulu. Impian yang akan mengubah kehidupan anda menjadi lebih baik di masa depan.
Pastinya setelah menyelesaikan tugas wajib anda di bangku sekolah
Pelajar yang memiliki impian akan lebih termotivasi untuk belajar daripada pelajar yang tidak
memiliki impian. Pastinya karena ada pendorong untuk mereka terus bertindak. Jadikanlah
impian menjadi sumber motivasi anda untuk belajar. Meskipun terkadang yang dipelajari di
sekolah tidak akan selamanya bisa membantu seseorang untuk mencapai impian mereka.
Tolong, kondisi seperti ini jangan anda permasalahkan. Karena kita tidak bisa mengubah sistem
pendidikan yang telah ada sejak dulu. Lebih baik memfokuskan energi dan perhatian untuk
mengembangkan diri dengan belajar skill-skill tertentu yang akan membantu anda mencapai
tujuan anda di masa depan. Dengan fokus pada impian anda, maka dengan sendirinya anda
akan lebih termotivasi saat belajar di sekolah.
Jika ia, motivasi belajar bukanlah satu masalah berarti untuk anda. Bahkan sebaliknya, orang
yang motivasinya naik turun karena tidak memiliki cara belajar yang tepat. Mengumpulkan
beberapa pengalaman yang tidak menyenangkan di sekolah yang membuat mereka malah
malas belajar dan sekolah.
Cara atau strategi belajar yang sangat saya sarankan untuk anda kuasai adalah bacakilat for
student. Cara kerja bacakilat yang unik membuat seorang belajar lebih cepat, memahami
pelajaran dengan lebih mudah dan menghemat waktu mereka dalam belajar.
Apa yang mereka dapatkan saat bisa memahami materi dengan lebih mudah, prestasi belajar
mereka pasti akan meningkat. Ada alumni bacakilat for student yang tadinya selalu mendapat
peringkat terakhir di kelasnya.
Dengan menggunakan teknik belajar bacakilat for student, peringkatnya malah bergerak maju
ke depan dengan lebih cepat dan sering kali di luar dugaan. Bahkan banyak dari mereka
memiliki waktu bermain yang lebih banyak.
Jika jawaban yang anda dapatkan terasa tidak nyaman, apapun jawaban anda, maka yang
anda yakini harus segera diatasi. Jika tidak, anda akan tetap menilai negatif belajar dan
sekolah. Ini akan menghambat anda untuk lebih berprestasi.
4. Relevansi Pelajaran dengan Kehidupan
Poin ini akan menjadi tugas wajib anda. Motivasi belajar akan meningkat secara drastis ketika
mengetahui relevansi antara meteri pelajaran dengan kehidupan nyata. Semakin relevan materi
pelajaran dengan diri sendiri dan kehidupan nyata, motivasi belajar akan meningkat dengan
sendirinya.
Masalahnya, banyak pelajar tidak mengetahui hubungan antara materi pelajaran dengan
kehidupan sendiri dan kehidupan nyata. Akibatnya, mereka menjadi malas belajar. Karena
merasa yang dipelajari tidak begitu penting.
Perasaan penting inilah yang membuat seseorang ingin mengetahui lebih dalam tentang apa
yang mereka pelajari. Jadi, apa relevansi atau hubungan yang anda pelajari di sekolah dengan
kehidupan anda?
Tanyakan terus pertanyaan ini. Lihat seberapa besar motivasi belajar anda meningkat saat
belajar. Inilah 4 cara yang perlu anda lakukan untuk menumbuhkan motivasi anda setiap
harinya. Selamat mencoba dan saya sangat ingin mendengar masukan dan cerita anda dari
penerapan tulisan di atas.
18 Cara Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa merupakan hal yang amat penting bagi pencapaian kinerja atau prestasi belajar siswa.
Dalam hal ini, tentu saja menjadi tugas dan kewajiban guru untuk senantiasa dapat memelihara dan
meningkatkan motivasi belajar siswanya. Meminjam pemikiran dari USAID DBE3 Life Skills for Youth,
berikut ini beberapa ide yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Jangan hanya berorientasi pada nilai dan coba penekanan pada penguasaan materi. Segala tugas di kelas dan
pekerjaan rumah tidak selalu bisa disetarakan dengan nilai. Hal tersebut dapat menurunkan semangat siswa
yang kurang mampu memenuhi standar dan berakibat siswa yang bersangkutan merasa dirinya gagal. Gunakan
mekanisme nilai sepelunya, dan cobalah untuk memberikan komentar atas hasil kerja siswa mulai dari
kelebihan mereka dan kekurangan mereka serta apa yang bisa mereka tingkatkan. Berikan komentar Anda
secara jelas. Berkan kesempatan bagi siswa untuk memperbaiki tugas mereka apabila mereka merasa belum
cukup. Jangan mengandalkan nilai untuk merombak sesuatu yang tidak sesuai dengan Anda.
9. Berikan Masukan
Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-kata yang positif dalam
memberikan komentar. Para siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif dibanding ungkapan
negatife. Komentar positif akan membangun kepercayaan diri. Ciptakan situasi dimana Anda percaya bahwa
seorang siswa bisa maju dan sukses di masa datang.
12. Tentukan standar yang tinggi (namun realisitis) bagi seluruh siswa
Standar yang diharapkan oleh para guru terhadap siswanya memiliki dampak yang signifikan terhadap
performa dan kepercayaan diri mereka. Bila Anda mengharapkan seluruh siswa untuk termotivasi, giat belajar
dan memiliki minat yang tinggi, mereka cenderung akan bertindak mengikuti kehendak Anda. Anda harus
yakin bahwa Anda mampu memberikan motivasi tinggi pada siswa. Pada awal tahun ajaran baru Anda harus
menggunakan kesempatan agar seluruh siswa memiliki motivasi yang tinggi.
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan
seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau
perbuatan.
Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu
yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Dengan ’’motif’’ dimaksud segala daya yang mendorong seorang anak tidak berbuat seperti seharusnya,
maka harus diselidiki apa sebabnya. Sebab-sebab ini sering bermacam-macam, mungkin ia tak sanggup,
sakit, lapar, benci, kepada pekerjaan atau kepada guru, tak pandai belajar, sibuk dengan pekerjaan lain,
dan sebagainya.
Dengan motivasi dimaksud usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi sehingga anak itu mau, ingin
melakukannya. Bila ia tidak suka, ia akan berusaha untuk mengelakkannya. Anak-anak akan giat
mengangkat batu untuk mendirikan benteng dalam permainan perang-perangan, tetapi mereka tidak sudi
menggeser sebuah batu pun kalau pekerjaan itu tak menarik, kecuali dengan paksaan dan pengawasan.
Anak yang mempunyai inteligensi tinggi mungkin gagal dalam pelajaran karena kekurangan motivasi.
Hasil yang baik tercapai dengan motivasi yang kuat. Anak yang gagal tak begitu saja dapat dipersalahkan.
Mungkin gurulah yang tak berhasil memberi motivasi yang membangkitkan kegiatan pada anak.
Memberi motivasi bukan pekerjaan yang mudah. Motivasi yang berhasil bagi seorang anak atau suatu
kelompok mungkin tak berhasil bagi anak atau kelompok lain.
Menurut seorang ahli ilmu jiwa dalam motivasi ada suatu hierarki, yaitu motivasi itu mempunyai
tingkatan-tingkatan dari bawah sampai ke atas yakni:
Suatu hal yang penting ialah, bahwa motivasi pada setiap tingkat yang di atas hanya dapat dibangkitkan
apabila telah dipenuhi tingkat motivasi di bawahnya. Bila kita ingin anak belajar dengan baik ( tingkat 5 ),
maka haruslah terpenuhi tingkat (1) s/d (4). Anak yang lapar, merasa tak aman, yang tak dikasihi, yang
tak diterima sebagai anggota masyarakat kelas, yang guncang harga dirinya, tidak akan dapat belajar
dengan baik.
Motivasi dapat timbul dari dalam individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh, dari dalam dan dari
luar dirinya. Hal ini akan di uraikan sebagai berikut:
a. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari
orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu
pengetahuan dan ingin menjadi orang berguna bagi nusa, bangsa, dan negara. Oleh krena itu, ia rajin
belajar tanpa ada suruhan dari orang lain. Cara membangkitkan motivasi intrinsik:
b. Menggairahkan siswa
Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari pengajar harus berusaha menghindari hal-hal yang mononton
dan membosankan
c. Mengarahkan
Pengajar harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara menunjukkan pada siswa hal-hal yang di
lakukan secara tidak benar dan meminta pada mereka melakukan sebaik-baiknya.
f. Agar siswa lebih mudah memahami bahan pengajaran, pergunakan materi-materi yang sudah di kenal
sebagai contoh.
g. Pengajar perlu memahami dan mengawasi suasana sosial di lingkungan sekolah, karena hal ini besar
pengaruhnya atas diri siswa.
h. Pengajar perlu memahami hubungan kekuasaan antara guru dan siswa; seseorang akan dapat
mempengaruhi motivasi orang lain bila ia memiliki suatu bentuk kekuasaan sosial.
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan,
suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan
sesuatu atau belajar. Misalnya anak mau belajar karena di suruh oleh orang tuanya agar mendapat
peringkat pertama di kelasnya.
Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi
intrinsik, Tapi tak semua motivasi itu sama baiknya, malahan ada pula yang dapat merusak, yaitu:
1. Memberi angka.
Banyak murid belajar untuk mencapai angka baik dan untuk itu berusaha dengan segenap tenaga. Angka
itu bagi mereka merupakan motivasi yang kuat. Akan tetapi ada pula yang belajar untuk naik kelas saja.
Angka itu harus benar-benar menggambarkan hasil belajar anak. Namun belajar semata-mata untuk
mencapai angka tidak akan membari hasil-hasil belajar yang sejati, dan tidak mendorong seseorang
belajar sepanjang umur.
2. Hadiah.
Juga hadiah tidak selalu merupakan motivasi. Hadiah untuk gambar yang terbaik, tidak menarik bagi
mereka yang tak mempunyai bakat menggambar. Tak banyak orang berusaha untuk menjadi walikota,
walaupun jabatan itu terbuka bagi semua orang. Kalau hadiah itu rasanya tak tercapai, maka tak akan
membangkitkan motivasi. Hadiah memang dapat membangkitkan motivasi bila setiap orang mempunyai
harapan untuk memperolehnya. Bagi pelajar, hadiah juga dapat merusak oleh sebab menyimpangankan
pikiran anak dari tujuan belajar yang sebenarnya.
3. Saingan.
Saingan sering digunakan sebagai alat untuk mencapai prestasinya yang lebih tinggi di lapangan industri,
perdagangan, dan lain-lain. Persaingan sering mempertinggi hasil belajar, baik persaingan individual
maupun persaingan antar-kelompok. Sikap anak-anak berlainan terhadap persaingan.
a. Ada yang ingin mempertinggi harga diri bila menang dalam persaingan
b. Ada yang tak suka, tak berani bersaing.
c. Ada yang tak acuh, karena tak ada harapan menang.
5. Ego-involvelment.
Seorang merasa ego involvelment atau keterlibatan diri bila ia merasa pentingnya suatu tugas, dan
menerimanya sebagai suatu tantangan dengan mempertaruhkan harga dirinya. Kegagalan akan berarti
berkurangnya harga dirinya. Itu sebabnya ia akan berusaha dengan segenapnya tenaganya untuk mencapai
hasil baik untuk menjaga harga dirinya. Ego-Involved artinya bahwa kegagalan akan menimbulkan
’’sense of failure’’ pada anak. Harga dirinya rusak dan timbul rasa berdosa.
Tidak dalam segala tugas terdapat ego-involvelment. Regu dosen tidak akan merasa malu atau rendah,
apabila kalah dalam pertandingan sepakbola dengan mahasiswa. Kekalahan itu tidak menyinggung harga
diri.
8. Kerja sama.
Bersama-sama melakukan suatu tugas, bantu-membantu dalam menunaikan suatu tugas, mempertinggi
kegiatan belajar. Kerja sama dilakukan dalam metode proyek akan tetapi dalam mata pelajaran biasa pun
dapat kita cari pokok-pokok yang dapat memupuk hubungan sosial yang sehat.
10. Pujian.
Pujian sebagai akibat pekerjaan yang diselesaikan dengan baik merupakan motivasi yang baik. Pujian
yang tak beralasan dan tak karuan serta terlampau sering diberikan, hilang artinya. Dalam percobaan-
percobaan ternyata bahwa pujian lebih bermanfaat daripada hukuman atau celaan. Guru hendaknya
mencari hal-hal pada setiap anak yang dapat dipuji, seperti tulisannya, ketelitian, tingkah laku, dan
sebagainya. Pujian memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi harga diri anak.
13. Hukuman.
Diberikan dalam bentuk hukuman badan, pengasingan, celaan, kecaman, sarkasme, dan sebagainya. Soal
ini di bicarakan dalam bab mengenai disiplin.
14. Standar atau Taraf Aspirasi ( Level of Aspiration ).
Tingkat aspirasi ditentukan oleh tingkat sosial orang tua dalam masyarakat. Taraf itu menentukan tingkat
tujuan yang harus dicapai oleh anak. Adakalanya keadaaan ini efektif tetapi kadang – kadang dapat pula
merusak.
15. Minat.
Pelajaran berjalan lancar bila ada minat. Anak – anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak adanya
minat. Minat antara lain dapat dibangkitkan dengan cara – cara berikut :
a. Bangkitkan suatu kebutuhan ( Kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapat penghargaan,
dan sebagainya ).
b. Hubungkan dengan pengalaman yang lampau
c. Beri kesempatan untuk mendapat hasil yang baik, “Nothing succeeds like succes”. Tak ada yang lebih
memberi hasil yang baik daripada hasil yang baik. Untuk itu bahan pelajaran disesuaikan dengan
kesanggupan individu.
d. Gunakan pelbagai bentuk mengajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca, demonstrasi, dan
sebagainya.
16. Suasana yang menyenangkan.
Anak – anak harus merasa aman dan senang dalam kelas sebagai anggota yang dihargai dan dihormati.
Bila seorang belajar untuk mencari penghargaan berupakan angka, hadiah, diploma, sarjana dan
sebagainya, ia didorong oleh motivasi eksintrik, oleh sebab itu tujuan – tujuan itu terletak di luar
perbuatan itu, yakni tidak terkandung di dalam perbuatan itu sendiri. “The goal is artificially introduced”.
Tujuan itu bukan sesuatu yang wajar dalam kegiatan. Anak – anak didorong oleh motivasi intrinsik, bila
mereka belajar agar lebih sanggup mengatasi kesulitan – kesulitan hidup, agar memperoleh pengertian,
pengetahuan, sikap baik, penguasaan kecakapan. Hasil – hasil itu sendiri telah merupakan hadiah.
“The reward of a thing well done is to have done it” (Emerson). Ganjaran bagi sesuatu yang dilakukan
dengan baik ialah telah melakukannya. Jadi motivasi ekstrinsik disini tidak perlu.
Akan tetapi di sekolah sering digunakan motivasi ekstrinsik seperti angka – angka, pujian, ijazah,
kenaikan tingkat, celaan, hukuman, dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik dipakai oleh sebab pelajaran –
pelajaran sering tidak dengan sendirinya menarik dan guru sering kurang mampu untuk membangkitkan
minat anak.
Manfaat Motivasi
Tensing dan Hillary rela menderita susah payah untuk mencapai puncak Mount Everest. Tukang becak
mendayung becak di panas terik atau hujan lebat membawa muatannya melalui jalan yang mendaki.
Pemain bulu tangkis berlatih berjam-jam lamanya setiap hari untuk menghadapi pertandingan
internasional. Pelajar mengurung dirinya dalam kamar untuk menyiapkan dirinya menempuh ujian. Di
belakang setiap perbuatan kita terdapat suatu motivasi yang mendorong kita melakukannya.
Juga untuk belajar di perlukan motivasi ’’Motivasion is an essential condition of learning’’. Hasil belajar
pun banyak di tentukan oleh motivasi. Makin tepat motivasi yang kita berikan, makin berhasil pelajaran
itu. Motivasi menentukan intensitas usaha anak belajar.
Motivasi melepaskan energi atau tenaga yang ada pada seseorang.
Setiap motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan. Tensing dan Hillary mungkin ingin membuktikan
kesanggupan manusia untuk menaklukan puncak tertinngi itu. Tukang becak menahankan panas dan
hujan untuk mencari nafkah bagi anak isterinya.
Dalam bahasa sehari-hari motivasi dinyatakan dengan: hasrat, keinginan, maksud, tekad, kehendak, cita-
cita, keharusan, kesediaan, dan sebagainya.
Pengetahuan tentang timbulnya motivasi belajar serta hambatan belajar memperoleh makna pedagogis
yang istimewa, apabila dipertimbangkan dua hal berikut ini:
1. Penyebab utama timbulnya pengukuhan positif maupun negatif, atau dengan
perkataan lain pengalaman berhasil atau gagal bukanlah pada suatu fenomena alam yang misterius,
melainkan pada pengajar.
2. Perkiraan akan gagal dan hambatan belajar di peroleh dalam proses interaksi sosial yang buruk
kondisinya. Karena itu umumnya dapat dilenyapkan lagi dengan mengadakan kondisi belajar yang baik.
Dengan lain perkataan, pengajar dapat sangat mempengaruhi perkembangan motivasi dengan jalan
membentuk corak pengajarannya secara selaras serta melalui bentuk-bentuk perilaku tertentu dalam
interaksi yang berlangsung antara dirinya dan pengajar. Dengan begitu timbul pertanyaan, Bagaimanakah
seharusnya sikap pengajar agar mendorong timbulnya motivasi belajar. Untuk menjawabnya, di
perhatikan berbagai aspek:
Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:
Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran
diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk
menjalani kehidupan.
Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau
lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan
Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau
menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita
atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.
B. Belajar Efektif
Langkah-langkah belajar efektif adalah mengetahui:
diri sendiri
kemampuan belajar anda
proces yang berhasil anda gunakan, dan dibutuhkan
minat, dan pengetahuan atas mata pelajaran anda inginkan
INGAT…!!!!! Supaya belajar yang kita lakukan menjadi lebih efektif maka perlu dilakukan pengaturan
waktu dalam kegiatan sehari-hari, terutama waktu untuk belajar.
Pengaturan Waktu adalah membuat dan melakukan jadwal belajar agar dapat mengatur dan
memprioritaskan belajarmu dalam konteks membagi waktu dengan aktivitas, keluarga, dan lain-lain.
Perhatikan waktumu.
Refleksikan bagaimana kamu menghabiskan waktumu.
Sadarilah kapan kamu menghabiskan waktumu dengan sia-sia.
Ketahuilah kapan kamu produktif.
Membuat daftar “Kerjaan”. Tulislah hal-hal yang harus kamu kerjakan, kemudian putuskan
apa yang dikerjakan sekarang, apa yang dikerjakan nanti, apa yang dikerjakan orang lain, dan
apa yang bisa ditunda dulu pengerjaannya.
Membuat jadwal harian/mingguan. Catat janji temu, kelas dan pertemuan pada buku/tabel
kronologis. Selalu mengetahui jadwal selama sehari, dan selalu pergi tidur dengan mengetahui
kamu sudah siap untuk menyambut besok.
Merencanakan jadwal yang lebih panjang. Gunakan jadwal bulanan sehingga kamu selalu
bisa merencanakan kegiatanmu lebih dulu. Jadwal ini juga bisa mengingatkanmu untuk
membuat waktu luangmu dengan lebih nyaman.
Rencana Jadwal Belajar Efektif:
Beri waktu yang cukup untuk tidur, makan dan kegiatan hiburan.
Prioritaskan tugas-tugas.
Luangkan waktu untuk diskusi atau mengulang bahan sebelum kelas.
Atur waktu untuk mengulang langsung bahan pelajaran setelah kelas. Ingatlah bahwa
kemungkinan terbesar untuk lupa terjadi dalam waktu 24 jam tanpa review.
Jadwalkan waktu 50 menit untuk setiap sesi belajar.
Pilih tempat yang nyaman (tidak mengganggu konsentrasi) untuk belajar.
Rencanakan juga “deadline”.
Jadwalkan waktu belajarmu sebanyak mungkin pada pagi/siang/sore hari.
Jadwalkan review bahan pelajaran mingguan.
Hati-hati, jangan sampai diperbudak oleh jadwalmu sendiri!
Ingin sukses dalam belajar? Ingin mendapatkan suatu cara efektif untuk belajar dengan menyenangkan?
Berikut ini adalah 7 (tujuh) langkah yang dapat kamu lakukan dan kembangkan sendiri yang diadaptasi
dari buku Seven Habits of Highly effective People karangan Steven Covey.
Anggap dirimu berada dalam situasi “co-opetition” (bukan situasi “win-win” lagi).
“Co-opetition” merupakan gabungan dari kata “cooperation” (kerja sama) dan “competition”
(persaingan). Jadi, selain sebagai teman yang membantu dalam belajar bersama dan banyak memberikan
masukkan /ide baru dalam mengerjakan tugas, anggaplah dia sebagai sainganmu juga dalam kelas.
Dengan begini, kamu akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik (do your best) di dalam kelas.
Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu.
Ketika kamu ingin membicarakan suatu masalah akademis dengan guru/dosenmu, misalnya
mempertanyakan nilai matematika atau meminta dispensasi tambahan waktu untuk mengumpulkan tugas,
tempatkan dirimu sebagai guru/dosen tersebut. Nah, sekarang coba tanyakan pada dirimu, kira-kira
argumen apa yang paling pas untuk diberikan ketika berada dalam posisi guru/dosen tersebut.
Ada salah satu tip dalam mengembangkan sistem belajar yang efektif dan efisien.
Sistem belajar ini dikenal dengan “ASPIRE” (English), yang terdiri dari
Suasana Hati: Ciptakan selalu mood yang positif untuk belajar. Ini bisa dilakukan dengan menentukan
waktu, lingkungan dan sikap belajar yang sesuai dengan pribadimu.
Pemahaman: Tandai informasi bahan pelajaran yang TIDAK kamu mengerti dalam satu unit.
Fokuskan pada unit tersebut atau melakukan beberapa kelompok latihan untuk unit itu.
Ulang: Setelah belajar satu unit, berhentilah dan ulang bahan dari unit tersebut dengan kata-kata yang
kamu buat SENDIRI.
Telaah: Kembalilah pada unit yang tidak kamu mengerti dan PELAJARI KEMBALI keterangan yang
ada. Lihatlah informasi yang terkait pada artikel, buku teks atau sumber lainnya, atau diskusikan dengan
teman atau guru/dosen.
Kembangkan: Pada langkah ini, tanyakan tiga persoalan berikut terhadap materi yang telah kamu
pelajari:
Andaikan saya bertemu dengan penulis materi tersebut, pertanyaan atau kritik apa yang hendak
saya ajukan?
Bagaimana saya bisa mengaplikasikan materi tersebut ke dalam hal yang saya sukai?
Bagaimana saya bisa membuat informasi ini menjadi menarik dan mudah dipahami oleh siswa
lainnya?
Pelajari Kembali: Pelajari kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari. Ingatlah strategi yang telah
membantu kamu mengerti dan/atau mengingat informasi. Jadi, terapkan strategi tersebut untuk cara
belajarmu berikutnya.
“Resep sukses: Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalasan, dan bermimpi
ketika orang lain berharap.” –William A. Ward