Anda di halaman 1dari 17

3 Cara Menumbuhkan Motivasi

Belajar Untuk Pelajar


Yang semakin hari akan semakin menguatkan motivasi belajar. Mari kita bahas 3 cara
menumbuhkan motivasi belajar untuk pelajar ;

1. Memiliki Impian
Apakah anda memiliki impian? Impian yang benar-benar ingin anda capai, alami dan harapkan
sejak dulu. Impian yang akan mengubah kehidupan anda menjadi lebih baik di masa depan.
Pastinya setelah menyelesaikan tugas wajib anda di bangku sekolah

Pelajar yang memiliki impian akan lebih termotivasi untuk belajar daripada pelajar yang tidak
memiliki impian. Pastinya karena ada pendorong untuk mereka terus bertindak. Jadikanlah
impian menjadi sumber motivasi anda untuk belajar. Meskipun terkadang yang dipelajari di
sekolah tidak akan selamanya bisa membantu seseorang untuk mencapai impian mereka.

Tolong, kondisi seperti ini jangan anda permasalahkan. Karena kita tidak bisa mengubah sistem
pendidikan yang telah ada sejak dulu. Lebih baik memfokuskan energi dan perhatian untuk
mengembangkan diri dengan belajar skill-skill tertentu yang akan membantu anda mencapai
tujuan anda di masa depan. Dengan fokus pada impian anda, maka dengan sendirinya anda
akan lebih termotivasi saat belajar di sekolah.

2. Menguasai Skill Belajar


Ingin memiliki waktu bermain yang lebih panjang dari biasanya tanpa harus
pusing mikirin pelajaran sekolah dan prestasi belajar anda terus meningakat?
Pastinya semua pelajar akan berkata “YA.” Siapa sih yang tidak mau bermain. Apalagi pelajar.
Usia mereka yang masih muda membuat mereka lebih tertarik untuk bermain daripada belajar
atau bekerja.Tidak terkecuali juga degan mereka yang telah bekerja dan para orangtua. Hanya
saja bentuk permainanya yang berbeda. Tapi, tetap saja, setiap orang mau bermain
dan have fun. “Emang bisa?”
Pastinya bisa, jika anda memiliki cara atau strategi belajar yang tepat. Untuk sukses dibidang
apapun, pasti ada cara atau strategi yang tepat untuk mewujudkannya. Begitu juga dengan
belajar. Apakah anda memiliki strategi atau cara belajar yang tepat?

Jika ia, motivasi belajar bukanlah satu masalah berarti untuk anda. Bahkan sebaliknya, orang
yang motivasinya naik turun karena tidak memiliki cara belajar yang tepat. Mengumpulkan
beberapa pengalaman yang tidak menyenangkan di sekolah yang membuat mereka malah
malas belajar dan sekolah.

Cara atau strategi belajar yang sangat saya sarankan untuk anda kuasai adalah bacakilat for
student. Cara kerja bacakilat yang unik membuat seorang belajar lebih cepat, memahami
pelajaran dengan lebih mudah dan menghemat waktu mereka dalam belajar.
Apa yang mereka dapatkan saat bisa memahami materi dengan lebih mudah, prestasi belajar
mereka pasti akan meningkat. Ada alumni bacakilat for student yang tadinya selalu mendapat
peringkat terakhir di kelasnya.

Dengan menggunakan teknik belajar bacakilat for student, peringkatnya malah bergerak maju
ke depan dengan lebih cepat dan sering kali di luar dugaan. Bahkan banyak dari mereka
memiliki waktu bermain yang lebih banyak.

3. Cara Pandang yang Benar akan Sekolah


Banyak pelajar yang malas karena cara pandang mereka yang salah tentang belajar dan
sekolah itu sendiri. Pelajar yang memandang sekolah sebagai satu tempat yang membosankan
pasti akan malas untuk belajar.
Lain halnya jika mereka merasa sekolah atau belajar sebagai tempat untuk mengelurakan dan
mengembangkan potensi diri yang mereka miliki. Tempat yang akan menghantaran mereka ke
impian mereka di masa depan. Coba lihat ke dalam diri anda sendiri. Menurut anda sekolah dan
belajar itu seperti apa? Apakah temat atau sesuatu yang membosankan atau media yang akan
menghantarkan anda ke impian anda.

Jika jawaban yang anda dapatkan terasa tidak nyaman, apapun jawaban anda, maka yang
anda yakini harus segera diatasi. Jika tidak, anda akan tetap menilai negatif belajar dan
sekolah. Ini akan menghambat anda untuk lebih berprestasi.
4. Relevansi Pelajaran dengan Kehidupan
Poin ini akan menjadi tugas wajib anda. Motivasi belajar akan meningkat secara drastis ketika
mengetahui relevansi antara meteri pelajaran dengan kehidupan nyata. Semakin relevan materi
pelajaran dengan diri sendiri dan kehidupan nyata, motivasi belajar akan meningkat dengan
sendirinya.

Masalahnya, banyak pelajar tidak mengetahui hubungan antara materi pelajaran dengan
kehidupan sendiri dan kehidupan nyata. Akibatnya, mereka menjadi malas belajar. Karena
merasa yang dipelajari tidak begitu penting.
Perasaan penting inilah yang membuat seseorang ingin mengetahui lebih dalam tentang apa
yang mereka pelajari. Jadi, apa relevansi atau hubungan yang anda pelajari di sekolah dengan
kehidupan anda?

Tanyakan terus pertanyaan ini. Lihat seberapa besar motivasi belajar anda meningkat saat
belajar. Inilah 4 cara yang perlu anda lakukan untuk menumbuhkan motivasi anda setiap
harinya. Selamat mencoba dan saya sangat ingin mendengar masukan dan cerita anda dari
penerapan tulisan di atas.
18 Cara Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa merupakan hal yang amat penting bagi pencapaian kinerja atau prestasi belajar siswa.
Dalam hal ini, tentu saja menjadi tugas dan kewajiban guru untuk senantiasa dapat memelihara dan
meningkatkan motivasi belajar siswanya. Meminjam pemikiran dari USAID DBE3 Life Skills for Youth,
berikut ini beberapa ide yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

1. Gunakan metode dan kegiatan yang beragam


Melakukan hal yang sama secara terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan menurunkan semangat
belajar. Siswa yang bosan cenderung akan mengganggu proses belajar. Variasi akan membuat siswa tetap
konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba sesuatu yang berbeda dengan menggunakan metode belajar
yang bervariasi di dalam kelas. Cobalah untuk membuat pembagian peran, debat, transfer pengetahuan secara
singkat, diskusi, simulasi, studi kasus, presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil

2. Jadikan siswa peserta aktif


Pada usia muda sebaiknya diisi dengan melakukan kegiatan, berkreasi, menulis, berpetualang, mendesain,
menciptakan sesuatu dan menyelesaikan suatu masalah. Jangan jadikan siswa peserta pasif di kelas karena
dapat menurunkan minat dan mengurangi rasa keingintahuannya. Gunakanlah metode belajar yang aktif
dengan memberikan siswa tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi
dalam belajar. Jangan berikan jawaban apabila tugas tersebut dirasa sanggup dilakukan oleh siswa

3. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai


Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat mereka sehingga menarik karena mereka
dapat melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas yang menantang namun realistis. Realistis dalam pengertian
bahwa standar tugas cukup berbobot untuk memotivasi siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin,
namun tidak terlalu sulit agar jangan banyak siswa yang gagal dan berakibat turunnya semangat untuk belajar.

4. Ciptakan suasana kelas yang kondusif


Kelas yang aman, tidak mendikte dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha dan belajar sesuai minatnya
akan menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apabila siswa belajar di suatu kelas yang menghargai dan
menghormati mereka dan tidak hanya memandang kemampuan akademis mereka maka mereka cenderung
terdorong untuk terus mengikuti proses belajar.
5. Berikan tugas secara proporsional

Jangan hanya berorientasi pada nilai dan coba penekanan pada penguasaan materi. Segala tugas di kelas dan
pekerjaan rumah tidak selalu bisa disetarakan dengan nilai. Hal tersebut dapat menurunkan semangat siswa
yang kurang mampu memenuhi standar dan berakibat siswa yang bersangkutan merasa dirinya gagal. Gunakan
mekanisme nilai sepelunya, dan cobalah untuk memberikan komentar atas hasil kerja siswa mulai dari
kelebihan mereka dan kekurangan mereka serta apa yang bisa mereka tingkatkan. Berikan komentar Anda
secara jelas. Berkan kesempatan bagi siswa untuk memperbaiki tugas mereka apabila mereka merasa belum
cukup. Jangan mengandalkan nilai untuk merombak sesuatu yang tidak sesuai dengan Anda.

6. Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai hasil


Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar, jangan hanya terpaku pada
hasil ujian atau tugas. Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus pantau perkembangan
mereka.

7. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar


Jangan biarkan siswa berjuang sendiri dalam belajar. Sampaikan pada mereka apa yang perlu dilakukan.
Buatlah mereka yakin bahwa mereka bisa sukses dan bagaimana cara mencapainya.

8. Hindari kompetisi antarpribadi


Kompetisi bisa menimbulkan kekhawatiran, yang bisa berdampak buruk bagi proses belajar dan sebagian
siswa akan cenderung bertindak curang. Kurangi peluang dan kecendrungan untuk membanding-bandingan
antara siswa satu dengan yang lain dan membuat perpecahan diantara para siswa. Ciptakanlah metode
mengajar dimana para siswa bisa saling bekerja sama.

9. Berikan Masukan
Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-kata yang positif dalam
memberikan komentar. Para siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif dibanding ungkapan
negatife. Komentar positif akan membangun kepercayaan diri. Ciptakan situasi dimana Anda percaya bahwa
seorang siswa bisa maju dan sukses di masa datang.

10. Hargai kesuksesan dan keteladanan


Hindari komentar negatif terhadap kelakuan buruk dan performa rendah yang ditunjukan siswa Anda, akan
lebih baik bila Anda memberikan apresiasi bagi siswayang menunjukan kelakuan dan kinerja yang baik.
Ungkapan positif dan dorongan sukses bagi siswa Anda merupakan penggerak yang sangat berpengaruh dan
memberikan aspirasi bagi siswa yang lain untuk berprestasi.
11. Antusias dalam mengajar
Antusiasme seorang guru dalam mengajar merupakan faktor yang penting untuk menumbuhkan motivasi
dalam diri siswa. Bila Anda terlihat bosan dan kurang antusias maka para siswa akan menunjukkan hal serupa.
Upayakan untuk selalu tampil baik, percaya diri dan antusias di depan kelas.

12. Tentukan standar yang tinggi (namun realisitis) bagi seluruh siswa
Standar yang diharapkan oleh para guru terhadap siswanya memiliki dampak yang signifikan terhadap
performa dan kepercayaan diri mereka. Bila Anda mengharapkan seluruh siswa untuk termotivasi, giat belajar
dan memiliki minat yang tinggi, mereka cenderung akan bertindak mengikuti kehendak Anda. Anda harus
yakin bahwa Anda mampu memberikan motivasi tinggi pada siswa. Pada awal tahun ajaran baru Anda harus
menggunakan kesempatan agar seluruh siswa memiliki motivasi yang tinggi.

13. Pemberian penghargaan untuk memotivasi


Pemberian penghargaan seperti nilai, hadiah dsb, mungkin efektif bagi sebagian siswa (biasanya bagi anak
kecil) namun metode ini harus digunakan secara hati-hati karena berpotensi menciptakan kompetisi. Namun
demikian, penggunaan metode ini dapat melahirkan motivasi internal.

14. Ciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas


Buatlah aktifitas yang melibatkan siswa dengan kawan-kawan mereka dalam satu kelas. Hal ini akan membagi
pengetahuan, gagasan dan penyelesaian tugas-tugas individu siswa dengan seluruh siswa di kelas tersebut.

15. Hindari penggunaan ancaman


Jangan mengancam siswa Anda dengan kekerasan, hukuman ataupun nilai rendah. Bagi sebagian siswa
ancaman untuk memberi nilai rendah mungkin efektif, namun hal tersebut bisa memicu mereka mengambil
jalan pintas (mencontek).

16. Hindarilah komentar buruk


Gunakanlah komentar yang positif dan perilaku yang baik. Banyak siswa yang percaya diri akan performa dan
kemampuan mereka. Jangan membuat pernyataan yang negatif kepada para siswa di kelas Anda berkaitan
dengan prilaku dan kemampuan mereka. Anda harus selektif dalam menggunakan kata-kata dan berbicara
dalam kelas. Apabila tidak hati-hati, kepercayaan diri siswa Anda akan mudah jatuh.

17. Kenali minat siswa-siswa Anda


Para siswa mungkin berada dalam satu kelas, namun mereka memiliki kepribadian yang berbeda-beda.
Pahamilah siswa Anda, bagaimana tanggapan mereka terhadap materi dan apa minat,cita-cita, harapan dan
kekhawatiran mereka. Pergunakanlah berbagai contoh dalam pembelajaran Anda yang ada kaitannya dengan
minat mereka untuk membuat mereka tetap termotivasi dalam belajar.
18. Peduli dengan siswa-siswa Anda
Para siswa akan menunjukkan minat dan motivasi pada para guru yang memiliki perhatian. Perlihatkan bahwa
Anda memandang para siswa sebagai layaknya manusia normal dan perhatikan bahwa mereka mendapatkan
proses pembelajaran dan bukan hanya sekedar nilai karena hal tersebut tercermin pada kemampuan Anda
sebagai seorang guru. Cobalah membangun hubungan yang positif dengan para siswa dan coba kenali mereka
sebagaimana Anda memperkrnalkan diri Anda pada mereka. Sebagai contoh, ceritakanlah kisah anda ketika
anda masih menjadi siswa
MENUMBUHKAN MOTIVASI PADA SISWA
Oleh Sri Wahyuni, S.Pd.I. dan Hamdani, S.Pd.

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan
seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau
perbuatan.

Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu
yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

Dengan ’’motif’’ dimaksud segala daya yang mendorong seorang anak tidak berbuat seperti seharusnya,
maka harus diselidiki apa sebabnya. Sebab-sebab ini sering bermacam-macam, mungkin ia tak sanggup,
sakit, lapar, benci, kepada pekerjaan atau kepada guru, tak pandai belajar, sibuk dengan pekerjaan lain,
dan sebagainya.

Dengan motivasi dimaksud usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi sehingga anak itu mau, ingin
melakukannya. Bila ia tidak suka, ia akan berusaha untuk mengelakkannya. Anak-anak akan giat
mengangkat batu untuk mendirikan benteng dalam permainan perang-perangan, tetapi mereka tidak sudi
menggeser sebuah batu pun kalau pekerjaan itu tak menarik, kecuali dengan paksaan dan pengawasan.
Anak yang mempunyai inteligensi tinggi mungkin gagal dalam pelajaran karena kekurangan motivasi.
Hasil yang baik tercapai dengan motivasi yang kuat. Anak yang gagal tak begitu saja dapat dipersalahkan.
Mungkin gurulah yang tak berhasil memberi motivasi yang membangkitkan kegiatan pada anak.

Memberi motivasi bukan pekerjaan yang mudah. Motivasi yang berhasil bagi seorang anak atau suatu
kelompok mungkin tak berhasil bagi anak atau kelompok lain.

SUATU TEORI TENTANG MOTIVASI

Menurut seorang ahli ilmu jiwa dalam motivasi ada suatu hierarki, yaitu motivasi itu mempunyai
tingkatan-tingkatan dari bawah sampai ke atas yakni:

1. Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat, dan


sebagainya.
2. Kebutuhan akan keamanan, (security), yakni rasa terlindung, bebas dari takut dan kecemasan.
3. Kebutuhan akan cinta dan kasih: rasa diterima dan dihargai dalam suatu kelompok ( keluarga, sekolah,
teman sebaya ).
4. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil
dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.

Suatu hal yang penting ialah, bahwa motivasi pada setiap tingkat yang di atas hanya dapat dibangkitkan
apabila telah dipenuhi tingkat motivasi di bawahnya. Bila kita ingin anak belajar dengan baik ( tingkat 5 ),
maka haruslah terpenuhi tingkat (1) s/d (4). Anak yang lapar, merasa tak aman, yang tak dikasihi, yang
tak diterima sebagai anggota masyarakat kelas, yang guncang harga dirinya, tidak akan dapat belajar
dengan baik.

Motivasi dapat timbul dari dalam individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh, dari dalam dan dari
luar dirinya. Hal ini akan di uraikan sebagai berikut:
a. Motivasi Intrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari
orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu
pengetahuan dan ingin menjadi orang berguna bagi nusa, bangsa, dan negara. Oleh krena itu, ia rajin
belajar tanpa ada suruhan dari orang lain. Cara membangkitkan motivasi intrinsik:

a. Menciptakan suasana yang menyenangkan.


Anak-anak harus merasa aman dan senang dalam kelas sebagai anggota yang dihargai dan dihormati.

b. Menggairahkan siswa
Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari pengajar harus berusaha menghindari hal-hal yang mononton
dan membosankan

c. Mengarahkan
Pengajar harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara menunjukkan pada siswa hal-hal yang di
lakukan secara tidak benar dan meminta pada mereka melakukan sebaik-baiknya.

d. Pergunakan pujian verbal


Penerimaan sosial yang mengikuti suatu tingkah laku yang diinginkan dapat menjadi alat yang cukup
dapat di parcaya untuk mengubah prestasi dan tingkah laku akademis ke arah yang diinginkan. Kata-kata
seperti ’bagus’, ’baik’, ’pekerjaan yang baik’, yang di ucapkan segera setelah siswa melakukan tingkah
laku yang diinginkan atau mendekati tingkah laku yang diinginkan, merupakan pembangkit motivasi yang
besar. Penerimaan sosial merupakan suatu penguat atau insetif yang relatif konsisten.

e. Pergunakan simulasi dan permainan.


kedua hal ini akan memotivasi siswa, meningkatkan interaksi, menyajikan gambaran yang jelas mengenai
situasi kehidupan sebenarnya, dan melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar.

f. Agar siswa lebih mudah memahami bahan pengajaran, pergunakan materi-materi yang sudah di kenal
sebagai contoh.
g. Pengajar perlu memahami dan mengawasi suasana sosial di lingkungan sekolah, karena hal ini besar
pengaruhnya atas diri siswa.

h. Pengajar perlu memahami hubungan kekuasaan antara guru dan siswa; seseorang akan dapat
mempengaruhi motivasi orang lain bila ia memiliki suatu bentuk kekuasaan sosial.

i. Memberikan insentif (penghargaan / rewards).


Bila siswa mengalami keberhasilan, pengajar di harapkan memberikan hadiah pada siswa (dapat berupa
pujian, angka yang baik, dan lain sebagainya ) atas keberhasilannya, sehingga siswa terdorong untuk
melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Sehubungan dengan hal ini umpan
balik merupakan hal yang sangat berguna untuk meningkatkan usaha siswa.

b. Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan,
suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan
sesuatu atau belajar. Misalnya anak mau belajar karena di suruh oleh orang tuanya agar mendapat
peringkat pertama di kelasnya.
Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi
intrinsik, Tapi tak semua motivasi itu sama baiknya, malahan ada pula yang dapat merusak, yaitu:
1. Memberi angka.
Banyak murid belajar untuk mencapai angka baik dan untuk itu berusaha dengan segenap tenaga. Angka
itu bagi mereka merupakan motivasi yang kuat. Akan tetapi ada pula yang belajar untuk naik kelas saja.
Angka itu harus benar-benar menggambarkan hasil belajar anak. Namun belajar semata-mata untuk
mencapai angka tidak akan membari hasil-hasil belajar yang sejati, dan tidak mendorong seseorang
belajar sepanjang umur.

2. Hadiah.
Juga hadiah tidak selalu merupakan motivasi. Hadiah untuk gambar yang terbaik, tidak menarik bagi
mereka yang tak mempunyai bakat menggambar. Tak banyak orang berusaha untuk menjadi walikota,
walaupun jabatan itu terbuka bagi semua orang. Kalau hadiah itu rasanya tak tercapai, maka tak akan
membangkitkan motivasi. Hadiah memang dapat membangkitkan motivasi bila setiap orang mempunyai
harapan untuk memperolehnya. Bagi pelajar, hadiah juga dapat merusak oleh sebab menyimpangankan
pikiran anak dari tujuan belajar yang sebenarnya.

3. Saingan.
Saingan sering digunakan sebagai alat untuk mencapai prestasinya yang lebih tinggi di lapangan industri,
perdagangan, dan lain-lain. Persaingan sering mempertinggi hasil belajar, baik persaingan individual
maupun persaingan antar-kelompok. Sikap anak-anak berlainan terhadap persaingan.
a. Ada yang ingin mempertinggi harga diri bila menang dalam persaingan
b. Ada yang tak suka, tak berani bersaing.
c. Ada yang tak acuh, karena tak ada harapan menang.

Persaingan dapat merusak:


Yang tampil hanya anak-anak yang baik saja dengan merendahkan harga diri anak-anak lain. Dalam
persaingan setiap peserta diancam oleh rasa takut akan kegagalan. Dalam dunia sekarang ini hendaknya
diutamakan kerja sama dan bukan persaingan.

4. Hasrat untuk belajar.


Tanpa suatu hasrat atau maksud ada juga kita pelajari hal-hal tertentu. Kita mengingat nama-nama,
warna-warna, situasi-situasi tertentu tanpa suatu maksud yang disengaja untuk menghafalnya (incidental
learning atau belajar secara kebetulan). Akan tetapi hasil belajar akan lebih baik, apabila pada anak ada
hasrat atau tekad untuk mempelajari sesuatu. Tentu kuatnya tekad tergantung pada macam-macam faktor,
antara lain tujuan pelajaran itu bagi anak.

5. Ego-involvelment.
Seorang merasa ego involvelment atau keterlibatan diri bila ia merasa pentingnya suatu tugas, dan
menerimanya sebagai suatu tantangan dengan mempertaruhkan harga dirinya. Kegagalan akan berarti
berkurangnya harga dirinya. Itu sebabnya ia akan berusaha dengan segenapnya tenaganya untuk mencapai
hasil baik untuk menjaga harga dirinya. Ego-Involved artinya bahwa kegagalan akan menimbulkan
’’sense of failure’’ pada anak. Harga dirinya rusak dan timbul rasa berdosa.
Tidak dalam segala tugas terdapat ego-involvelment. Regu dosen tidak akan merasa malu atau rendah,
apabila kalah dalam pertandingan sepakbola dengan mahasiswa. Kekalahan itu tidak menyinggung harga
diri.

6. Sering memberi ulangan.


Murid-murid lebih giat belajar, apabila tahu akan diadakan ulangan atau tes dalam waktu singkat. Akan
tetapi bila ulangan terlampau sering di lakukan, misalnya setiap hari, maka pengaruhnya tidak berarti lagi.
Agaknya ulangan sekali dua minggu lebih merangsang murid-murid untuk belajar dengan giat daripada
ulangan tiap hari. Tentu saja harus diberitahukan terlebih dahulu akan diadakannya ulangan itu. Tes tiba-
tiba (surprise test) dalam hal ini tidak berfaedah.
7. Mengetahui hasil.
Melihat grafik kemajuan, mengetahui hasil baik pekerjaan memperbesar kegiatan belajar. Sukses
mempertinggi usaha dan memperbesar minat. Orang suka melakukan pekerjaan dalam hal mana
diharapkannya memperoleh sukses. Karena itu bawalah anak dari sukses yang satu kepada sukses yang
satu lagi.

8. Kerja sama.
Bersama-sama melakukan suatu tugas, bantu-membantu dalam menunaikan suatu tugas, mempertinggi
kegiatan belajar. Kerja sama dilakukan dalam metode proyek akan tetapi dalam mata pelajaran biasa pun
dapat kita cari pokok-pokok yang dapat memupuk hubungan sosial yang sehat.

9. Tugas yang ’’ challenging’’.


Memberi anak-anak kesempatan memperoleh sukses dalam pelajaran, tidak berarti bahwa mereka harus
di beri pekerjaan yang mudah saja. Tugas yang sulit yang mengandung tantangan bagi kesanggupan anak,
akan merangsangnya untuk mengeluarkan segenap tenaganya. Tentu saja tugas itu selalu dalam batas
kesanggupan anak. Menghadapkan anak dengan problem-problem merupakan motivasi yang baik.

10. Pujian.
Pujian sebagai akibat pekerjaan yang diselesaikan dengan baik merupakan motivasi yang baik. Pujian
yang tak beralasan dan tak karuan serta terlampau sering diberikan, hilang artinya. Dalam percobaan-
percobaan ternyata bahwa pujian lebih bermanfaat daripada hukuman atau celaan. Guru hendaknya
mencari hal-hal pada setiap anak yang dapat dipuji, seperti tulisannya, ketelitian, tingkah laku, dan
sebagainya. Pujian memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi harga diri anak.

11. Teguran dan kecaman.


Digunakan untuk memperbaiki anak yang membuat kesalahan, yang malas dan berlakuan baik, namun
harus digunakan dengan hati-hati dan bijaksana agar tidak merusak harga diri anak.

12. Sarkasme ( sindiran kasar ) dan celaan.


Hanya merusak anak. Sering dilakukan oleh guru yang tak layak disebut pendidik yang menjadikan anak-
anak korban dari frustrated personality-nya.

13. Hukuman.
Diberikan dalam bentuk hukuman badan, pengasingan, celaan, kecaman, sarkasme, dan sebagainya. Soal
ini di bicarakan dalam bab mengenai disiplin.
14. Standar atau Taraf Aspirasi ( Level of Aspiration ).
Tingkat aspirasi ditentukan oleh tingkat sosial orang tua dalam masyarakat. Taraf itu menentukan tingkat
tujuan yang harus dicapai oleh anak. Adakalanya keadaaan ini efektif tetapi kadang – kadang dapat pula
merusak.

15. Minat.
Pelajaran berjalan lancar bila ada minat. Anak – anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak adanya
minat. Minat antara lain dapat dibangkitkan dengan cara – cara berikut :
a. Bangkitkan suatu kebutuhan ( Kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapat penghargaan,
dan sebagainya ).
b. Hubungkan dengan pengalaman yang lampau
c. Beri kesempatan untuk mendapat hasil yang baik, “Nothing succeeds like succes”. Tak ada yang lebih
memberi hasil yang baik daripada hasil yang baik. Untuk itu bahan pelajaran disesuaikan dengan
kesanggupan individu.
d. Gunakan pelbagai bentuk mengajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca, demonstrasi, dan
sebagainya.
16. Suasana yang menyenangkan.
Anak – anak harus merasa aman dan senang dalam kelas sebagai anggota yang dihargai dan dihormati.

17. Tujuan yang diakui dan diterima baik oleh murid.


Motivasi selalu mempunyai tujuan. Kalau tujuan itu berarti dan berharga bagi anak, ia akan berusaha
untuk mencapainya. Guru harus berusaha, agar anak – anak jelas mengetahui tujuan setiap pelajaran.
Tujuan yang menarik bagi anak merupakan motivasi yang terbaik.

18. Beberapa petunjuk singkat


1. Usahakan agar tujuan jelas dan menarik. Motif mempunyai tujuan. Makin jelas tujuan makin kuat
motivasi.
2. Guru sendiri harus antusias mengenai pelajaran yang diberikannya.
3. Ciptakan suasana yang menyenangkan. Senyum yang menggembirakan suasana.
4. Usahakan agar anak – anak turut serta dalam pelajaran. Anak – anak ingin aktif.
5. Hubungkan pelajaran dengan kebutuhan anak.
6. Pujian dan hadiah lebih berhasil dari hukuman dan celaan. Sebaiknya biarlah hasil baik dalam
pekerjaan merupakan hadiah bagi anak.
7. Pekerjaan dan tugas harus sesuai dengan kematangan dan kesanggupan anak.
8. Mengetahui hasil baik menggiatkan usaha murid.
9. Hasil buruk, apalagi bila terjadi berulang – ulang mematahkan semangat.
10. Hargailah pekerjaan murid.
11. Berilah kritik dengan senyuman. Janganlah anak mendapatkan kesan, bahwa guru marah padanya.
Tetapi hanya kecewa atas hasil pekerjaannya atau perbuatannya. “To motivate a chield is to arrange
conditions so that he wants to do what he is capable of doing”. Memotivasi anak berarti mengatur kondisi
– kondisi sehingga ia ingin melakukan apa yang dapat dikerjakannya.

Bila seorang belajar untuk mencari penghargaan berupakan angka, hadiah, diploma, sarjana dan
sebagainya, ia didorong oleh motivasi eksintrik, oleh sebab itu tujuan – tujuan itu terletak di luar
perbuatan itu, yakni tidak terkandung di dalam perbuatan itu sendiri. “The goal is artificially introduced”.
Tujuan itu bukan sesuatu yang wajar dalam kegiatan. Anak – anak didorong oleh motivasi intrinsik, bila
mereka belajar agar lebih sanggup mengatasi kesulitan – kesulitan hidup, agar memperoleh pengertian,
pengetahuan, sikap baik, penguasaan kecakapan. Hasil – hasil itu sendiri telah merupakan hadiah.

“The reward of a thing well done is to have done it” (Emerson). Ganjaran bagi sesuatu yang dilakukan
dengan baik ialah telah melakukannya. Jadi motivasi ekstrinsik disini tidak perlu.

Akan tetapi di sekolah sering digunakan motivasi ekstrinsik seperti angka – angka, pujian, ijazah,
kenaikan tingkat, celaan, hukuman, dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik dipakai oleh sebab pelajaran –
pelajaran sering tidak dengan sendirinya menarik dan guru sering kurang mampu untuk membangkitkan
minat anak.

Manfaat Motivasi

Tensing dan Hillary rela menderita susah payah untuk mencapai puncak Mount Everest. Tukang becak
mendayung becak di panas terik atau hujan lebat membawa muatannya melalui jalan yang mendaki.
Pemain bulu tangkis berlatih berjam-jam lamanya setiap hari untuk menghadapi pertandingan
internasional. Pelajar mengurung dirinya dalam kamar untuk menyiapkan dirinya menempuh ujian. Di
belakang setiap perbuatan kita terdapat suatu motivasi yang mendorong kita melakukannya.
Juga untuk belajar di perlukan motivasi ’’Motivasion is an essential condition of learning’’. Hasil belajar
pun banyak di tentukan oleh motivasi. Makin tepat motivasi yang kita berikan, makin berhasil pelajaran
itu. Motivasi menentukan intensitas usaha anak belajar.
Motivasi melepaskan energi atau tenaga yang ada pada seseorang.

Setiap motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan. Tensing dan Hillary mungkin ingin membuktikan
kesanggupan manusia untuk menaklukan puncak tertinngi itu. Tukang becak menahankan panas dan
hujan untuk mencari nafkah bagi anak isterinya.

Motivasi mempunyai tiga fungsi:


a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai
c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus di jalankan yang serasi
guna mencapai tujuan itu, dengan menyampingkan perbuatan-perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan
itu. Seorang yang betul-betul bertekad menang dalam pertandingan, tak akan menghabiskan waktunya
bermain kartu, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Dalam bahasa sehari-hari motivasi dinyatakan dengan: hasrat, keinginan, maksud, tekad, kehendak, cita-
cita, keharusan, kesediaan, dan sebagainya.

Hubungan antara guru dan motivasi

Pengetahuan tentang timbulnya motivasi belajar serta hambatan belajar memperoleh makna pedagogis
yang istimewa, apabila dipertimbangkan dua hal berikut ini:
1. Penyebab utama timbulnya pengukuhan positif maupun negatif, atau dengan
perkataan lain pengalaman berhasil atau gagal bukanlah pada suatu fenomena alam yang misterius,
melainkan pada pengajar.
2. Perkiraan akan gagal dan hambatan belajar di peroleh dalam proses interaksi sosial yang buruk
kondisinya. Karena itu umumnya dapat dilenyapkan lagi dengan mengadakan kondisi belajar yang baik.

Dengan lain perkataan, pengajar dapat sangat mempengaruhi perkembangan motivasi dengan jalan
membentuk corak pengajarannya secara selaras serta melalui bentuk-bentuk perilaku tertentu dalam
interaksi yang berlangsung antara dirinya dan pengajar. Dengan begitu timbul pertanyaan, Bagaimanakah
seharusnya sikap pengajar agar mendorong timbulnya motivasi belajar. Untuk menjawabnya, di
perhatikan berbagai aspek:

- Perilaku yang memperkukuh perilaku belajar,


- ’’ Teknik-teknik motivasi’’ khusus untuk pengajar,
- Gaya interaksi sosial dalam proses mengajar dan belajar pada umumnya.

Pengaruh motivasi terhadap keberhasilan siswa :

1) Mendorong pengukuhan positif pada diri siswa.


2) Merangsang aktivitas belajar secara mandiri
3) Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar pula motivasi
dalam melakukan suatu perbuatan.
4) Membantu murid untuk menyadari kelebihan dan kelemahan diri sendiri.
5) Mendorong siswa menumbuhkan kepercayaan pada diri sendi
MOTIVASI BELAJAR DAN BELAJAR EFEKTIF
A. Motivasi Belajar

Pengertian Motivasi Belajar


 Motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan,
keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam
rangka mencapai suatu tujuan.
 Motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme
psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu
sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu
bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak mau belajar dan
mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya.
Contoh lainnya, seorang siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus dengan predikat cum
laude. Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan
orangtuanya.

Stimulus Motivasi Belajar

Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:

 Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran
diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk
menjalani kehidupan.
 Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau
lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan

Tips-tips Meningkatkan Motivasi Belajar

Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau
menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita
atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.

Yuk, ikuti tips-tips berikut untuk meningkatkan motivasi belajar kita:


 Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun
gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik
dalam belajar. Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita.
 Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa
belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat
film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
 Belajar dari internet
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang
belajar.
 Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan
tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau
berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
 Cari motivator
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup.
Misalnya: guru, sahabat, teman sebaya, ataupun pacar. Anda pun bisa melakukan hal serupa
dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi
Anda belajar dan meraih prestasi.

Bagaimana anda bisa memotivasi diri sendiri?

Dengan latihan ini, coba untuk

 mengakui rasa penemuan anda


 bertanggung jawab pada pelajaranmu
 menerima resiko dari belajar dengan kepercayaan, kemampuan, dan otonomi
 mengakui bahwa “kegagalan” adalah kunci dari kesuksesan
 merayakan prestasi, jika anda dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

B. Belajar Efektif
Langkah-langkah belajar efektif adalah mengetahui:

 diri sendiri
 kemampuan belajar anda
 proces yang berhasil anda gunakan, dan dibutuhkan
 minat, dan pengetahuan atas mata pelajaran anda inginkan
INGAT…!!!!! Supaya belajar yang kita lakukan menjadi lebih efektif maka perlu dilakukan pengaturan
waktu dalam kegiatan sehari-hari, terutama waktu untuk belajar.

Pengaturan Waktu adalah membuat dan melakukan jadwal belajar agar dapat mengatur dan
memprioritaskan belajarmu dalam konteks membagi waktu dengan aktivitas, keluarga, dan lain-lain.

Pedoman: (Untuk membuat Jadwal Belajar)

 Perhatikan waktumu.
 Refleksikan bagaimana kamu menghabiskan waktumu.
 Sadarilah kapan kamu menghabiskan waktumu dengan sia-sia.
 Ketahuilah kapan kamu produktif.

Dengan mengetahui bagaimana kamu menghabiskan waktu dapat membantu untuk:

 Membuat daftar “Kerjaan”. Tulislah hal-hal yang harus kamu kerjakan, kemudian putuskan
apa yang dikerjakan sekarang, apa yang dikerjakan nanti, apa yang dikerjakan orang lain, dan
apa yang bisa ditunda dulu pengerjaannya.
 Membuat jadwal harian/mingguan. Catat janji temu, kelas dan pertemuan pada buku/tabel
kronologis. Selalu mengetahui jadwal selama sehari, dan selalu pergi tidur dengan mengetahui
kamu sudah siap untuk menyambut besok.
 Merencanakan jadwal yang lebih panjang. Gunakan jadwal bulanan sehingga kamu selalu
bisa merencanakan kegiatanmu lebih dulu. Jadwal ini juga bisa mengingatkanmu untuk
membuat waktu luangmu dengan lebih nyaman.
Rencana Jadwal Belajar Efektif:

 Beri waktu yang cukup untuk tidur, makan dan kegiatan hiburan.
 Prioritaskan tugas-tugas.
 Luangkan waktu untuk diskusi atau mengulang bahan sebelum kelas.
 Atur waktu untuk mengulang langsung bahan pelajaran setelah kelas. Ingatlah bahwa
kemungkinan terbesar untuk lupa terjadi dalam waktu 24 jam tanpa review.
 Jadwalkan waktu 50 menit untuk setiap sesi belajar.
 Pilih tempat yang nyaman (tidak mengganggu konsentrasi) untuk belajar.
 Rencanakan juga “deadline”.
 Jadwalkan waktu belajarmu sebanyak mungkin pada pagi/siang/sore hari.
 Jadwalkan review bahan pelajaran mingguan.
 Hati-hati, jangan sampai diperbudak oleh jadwalmu sendiri!

CARA BELAJAR EFEKTIF

Ingin sukses dalam belajar? Ingin mendapatkan suatu cara efektif untuk belajar dengan menyenangkan?
Berikut ini adalah 7 (tujuh) langkah yang dapat kamu lakukan dan kembangkan sendiri yang diadaptasi
dari buku Seven Habits of Highly effective People karangan Steven Covey.

Bertanggung jawab atas dirimu sendiri.


Tanggung jawab merupakan tolok ukur sederhana di mana kamu sudah mulai berusaha menentukan
sendiri prioritas, waktu dan sumber-sumber terpercaya dalam mencapai kesuksesan belajar.

Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kamu percaya.


Tentukan sendiri mana yang penting bagi dirimu. Jangan biarkan teman atau orang lain mendikte kamu
apa yang penting.

Kerjakan dulu mana yang penting.


Kerjakanlah dulu prioritas-prioritas yang telah kamu tentukan sendiri. Jangan biarkan orang lain atau hal
lain memecahkan perhatianmu dari tujuanmu.

Anggap dirimu berada dalam situasi “co-opetition” (bukan situasi “win-win” lagi).
“Co-opetition” merupakan gabungan dari kata “cooperation” (kerja sama) dan “competition”
(persaingan). Jadi, selain sebagai teman yang membantu dalam belajar bersama dan banyak memberikan
masukkan /ide baru dalam mengerjakan tugas, anggaplah dia sebagai sainganmu juga dalam kelas.
Dengan begini, kamu akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik (do your best) di dalam kelas.
Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu.
Ketika kamu ingin membicarakan suatu masalah akademis dengan guru/dosenmu, misalnya
mempertanyakan nilai matematika atau meminta dispensasi tambahan waktu untuk mengumpulkan tugas,
tempatkan dirimu sebagai guru/dosen tersebut. Nah, sekarang coba tanyakan pada dirimu, kira-kira
argumen apa yang paling pas untuk diberikan ketika berada dalam posisi guru/dosen tersebut.

Cari solusi yang lebih baik.


Bila kamu tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan hanya membaca ulang bahan
tersebut. Coba cara lainnya. Misalnya, diskusikan bahan tersebut dengan guru/dosen pengajar, teman,
kelompok belajar atau dengan pembimbing akademismu. Mereka akan membantumu untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik.

Tantang dirimu sendiri secara berkesinambungan.


Dengan cara ini, belajar akan terasa mengasyikkan, dan mungkin kamu mendapatkan ide-ide yang
cemerlang.

CARA BELAJAR ASPIRE

Ada salah satu tip dalam mengembangkan sistem belajar yang efektif dan efisien.
Sistem belajar ini dikenal dengan “ASPIRE” (English), yang terdiri dari

Suasana Hati: Ciptakan selalu mood yang positif untuk belajar. Ini bisa dilakukan dengan menentukan
waktu, lingkungan dan sikap belajar yang sesuai dengan pribadimu.

Pemahaman: Tandai informasi bahan pelajaran yang TIDAK kamu mengerti dalam satu unit.
Fokuskan pada unit tersebut atau melakukan beberapa kelompok latihan untuk unit itu.

Ulang: Setelah belajar satu unit, berhentilah dan ulang bahan dari unit tersebut dengan kata-kata yang
kamu buat SENDIRI.

Telaah: Kembalilah pada unit yang tidak kamu mengerti dan PELAJARI KEMBALI keterangan yang
ada. Lihatlah informasi yang terkait pada artikel, buku teks atau sumber lainnya, atau diskusikan dengan
teman atau guru/dosen.

Kembangkan: Pada langkah ini, tanyakan tiga persoalan berikut terhadap materi yang telah kamu
pelajari:
 Andaikan saya bertemu dengan penulis materi tersebut, pertanyaan atau kritik apa yang hendak
saya ajukan?
 Bagaimana saya bisa mengaplikasikan materi tersebut ke dalam hal yang saya sukai?
 Bagaimana saya bisa membuat informasi ini menjadi menarik dan mudah dipahami oleh siswa
lainnya?
Pelajari Kembali: Pelajari kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari. Ingatlah strategi yang telah
membantu kamu mengerti dan/atau mengingat informasi. Jadi, terapkan strategi tersebut untuk cara
belajarmu berikutnya.
“Resep sukses: Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalasan, dan bermimpi
ketika orang lain berharap.” –William A. Ward

Anda mungkin juga menyukai