PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Peraturan menteri kesehatan No. 75 Tahun 2014 disebutkan prinsip
penyelenggaraan, tugas dan fungsi Puskesmas meliputi : Paradigma Sehat, Pertanggung
Jawaban Wilayah, Kemandirian Masyarakat, Pemerataan, Pemanfaatan Teknologi Tepat
Guna, Keterpaduan dan Kesinambungan program dengan tujuan tercapaianya Kecamatan
Sehat di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berwenang menyelenggarakan Pelayanan
kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu, Puskesmas
mengutamakan upaya Promotif dan Preventif, berorientasi pada keamanan dan keselamatan
baik untuk pasien, petugas dan pengunjung. Menjalankan prinsip koordinasi dan kerjasama
lintas program dan lintas sektoral, melakukan pencatatan baik rekam medik dan kegiatan,
melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan dan
senantiasa meningkatkan kompetensi petugas. Puskesmas juga berfungsi sebagai wahana
pendidikan tenaga kesehatan dan tenaga lain baik administrasi maupun fungsional terkait.
Sehingga penerapan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas yang tertuang dalam manual mutu
puskesmas menjadi rujukan untuk mewujudkan pelayanan puskesmas yang bermutu sesuai
dengan harapan.Manual ini menjelaskan garis besar sistem manajemen mutu Puskesmas
Tigarunggu. Semua ketentuan/persyaratan serta kebijakan yang tertuang dalam manual ini
merupakan acuan untuk menjalankan kegiatan operasional Puskesmas. Sistem Manajemen
Mutu ini mulai berlaku tanggal 08 Januari 2018. Penyusunan Manual Mutu ini digunakan
sebagai panduan dalam proses pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Tigarunggu. Manual ini
juga sebagai basis mutu semua kegiatan dan pelaksanaan program di Puskesmas Tigarunggu.
PROFIL PUSKESMAS
Gambaran umum
Nama Puskesmas : PUSKESMAS TIGARUNGGU
Alamat : JL. Raya Seribudolok, Kelurahan Tigarunggu
Kecamatan Purba, Kab. Simalungun
Produk : Segala macam jenis pelayanan jasa dibidang kesehatan dengan
kegiatan pokok meliputi promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif
melalui UKM dan UKP.
46
1. Kondisi Wilayah
Geografis
Luas Wilayah kerja Puskesmas Tigarunggu adalah 172 Km²
Data Demografi
Jumlah Penduduk Kecamatan Purba sejumlah : 24.626 Jiwa (Dalam Angka Januari s/d
Desember 2017)
Jumlah KK : 5.890KK
Laki-laki : 11.948 Jiwa
Perempuan : 12.742Jiwa
46
Dusun Puskesmas Roda 2 Roda 4
1. Tigarunggu 7 3 km √ √
2. Nagori Tongah 4 9 km √ √
3. Urung Pane 3 10 km √ √
4. Purba Tongah 3 5 km √ √
5. Purba Dolok 5 12 km √ √
6. Pematang Purba 5 15 km √ √
7. Huta Raja 4 18 km √ √
8. Purba Sipinggan 4 14 km √ √
9. Bunga Sampang 4 11 km √ √
10. Urung Purba 4 14 km √ √
11. Bandar Sauhur 4 21 km √ √
12. Saribu Jandi 2 25 km √ √
13. Hinalang 4 15 km √ √
14. Tano Tinggir 4 13 km √ √
Gambaran Khusus
Puskesmas Tigarunggu yang merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Kesehatan
Kab, tepatnya di Tigarunggu, Kelurahan Tigarunggu, Kecamatan Purba, Kabupaten
Simalungun. Dalam upaya memperluas jangkauan pelayanan kepada masyarakat, Puskesmas
Tigarunggu dibantu sub-sub pelayanan yang tersebar antara lain 6 poskesdes dan 7 pustu.
1. Keadaan Sarana Prasarana
Puskesmas Tigarunggu memiliki fasilitas fisik berupa bangunan permanen.
GEDUNG I GEDUNG
46
Gudang Farmasi Ruang Tindakan
46
Ruangan Kapus Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut
46
Puskesmas Tigarunggu memiliki jaringan layanan 7 Puskesmas Pembantu, 6 Pos
kesehatan Desa, 39 posyandu dengan jenis pelayanan berupa promotif, prefentif dan kuratif.
46
½ Sim 1 Baik
Lampu Sorot 1 Baik
II. LABORATORIUM SET
Cek KGD 1 Baik
Test Kehamilan 20 Baik
III. POLIKLINIK SET
Tensi Meter 1 Baik
Sterillisator 1 Baik
Com Besar 1 Baik
Com Kecil 2 Baik
Jarum Jahit ½ Lingkaran 5 Baik
Tromel 2 Baik
Bak Instrumen 2 Baik
Korentang 1 Baik
Koher 1 Baik
Troli 1 Baik
Thermometer Air Raksa 1 Baik
Manual Resuscitator 1 Baik
Perkusi Hamer 4 Baik
Klem Arteri Lurus dengan gigi 1 x 2 1 Baik
Klem Pemegang Jarum 1 Baik
Mata Periksa 2 Baik
Pinset Anatomis 1 Baik
Pinset Chilurgish 2 Baik
Standar Infus 1 Baik
Meja 1 Baik
Lemari Kaca 1 Baik
Stetoscop 1 Baik
Tongspatel 4 Baik
Tromol Kasa 1 Baik
Tabung Oksigen 1 Baik
Waskom Cuci 1 Baik
Senter Kepala 1
Suction Dewasa 1 Baik
3. Sarana Transportasi
Sarana transportasi yang dimiliki Puskesmas Tigarunggu terdiri dari 1 unit kendaraan roda
empat dan 3 roda dua.
46
N0. Pendidikan Jumlah (Orang)
1. Dokter Umum 2
2. Dokter Gigi 1
3. Ilmu Kesehatan Masyarakat 1
4. DIV Kebidanan 2
5. DIII Kebidanan 35
6. D I Kebidanan 4
7. S1 Keperawatan 1
6. DIII Keperawatan 10
8. SPK 2
9. DIII Keperawatan Gigi 1
10. DI Gizi 2
12. DIII Farmasi -
13. DIII Kesling 1
14. LCPK 1
Jumlah 63 Orang
Visi
“Menjadikan Puskesmas Tigarunggu sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan yang
Berkualitas Menuju Kecamatan Sehat”
Misi
1. Memberikan pelayanan sepenuh hati dan bermutu dengan sumber daya yang
dimiliki.
2. Menjadikan Puskesmas Tigarunggu sebagai pusat informasi kesehatan bagi
masyarakat.
3. Menciptakan suasana kerja yang kondusif, membina rasa kebersamaan dan
meningkatkan kinerja seluruh staf Puskesmas Tigarunggu.
MOTTO
Melayani Dengan Sepenuh Hati
46
Struktur Organisasi
Tugas pokok Puskesmas Tigarunggu adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas yang
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembanguanan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Puskesmas menyelenggarakan fungsi
:
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama diwilayah kerjanya.
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama diwilayah kerjanya. Dalam menyelenggarakan
fungsi penyelenggara UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang
untuk :
Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan
analisa kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan;
Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaiakan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait;
Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat;
Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas;
Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan pelayanan kesehatan;
Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat termasuk dukungan
terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggara UKP tingkat pertama di wilayah
kerjanya, Puskesmas berwenang untuk :
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif;
3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada kesehatan
perorangan.
4) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas, dan pengunjung;
5) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerjasama
inter dan antar profesi
6) Melaksanakan rekam medis;
46
7) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan;
8) Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
9) Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya;
10) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan
KEPALA PUSKESMAS
dr. Anita R Simarmata
KaSubBag TU
Hempi Wanty Saragih
KEPALA PUSKESMAS
dr. AnitaMANUAL
R Simarmata
MUTU PUSKESMAS TIGARUNGGU
46
Penanggung Jawab
Sarintan Purba
Bidan Desa
KEPALA PUSKESMAS
dr. Anita R Smarmata
Penanggung Jawab
Mariani Sitanggang
KEPALA PUSKESMAS
dr. Anita R Simarmata
Penanggung Jawab
Junita Purba
Sekretaris
Melva Delona Silalahi
46
Bagan 6. Struktur Organisasi Gizi Masyarakat
KEPALA PUSKESMAS
dr. Anita R Simarmata
Penanggung Jawab
Rosmaelpi Tanjung
Sekretaris
Helly R.Sipayung
KEPALA PUSKESMAS
dr. Anita R Simarmata
Penanggung Jawab
Junita Purba
KEPALA PUSKESMAS
dr. Anita R.Simarmata
Penanggung Jawab
dr. Irene Theresia Sembirirng
46
Pemeriksaan Umum Kesehatan dan KIA/KB Persalinan
Ernida T. Manik Mulut Junita Purba Melva Delona Silalahi
Masrita Saragih
KEBIJAKAN MUTU
Seluruh karyawan Puskesmas Tigarunggu bertekad/berjanji menjalankan sistem
manajemen mutu secara konsisten dan konsekuen untuk mendukung pencapaian sasaran yang
diharapkan, baik program maupun pelayanan Puskesmas.
46
o Upaya Kesehatan Lingkunan
o Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
o Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
o Upaya Gizi
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penerapan sistem manajemen mutu di puskesmas Tigarunggu, lingkup
pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar persyaratan akreditasi puskesmas yang
meliputi persyaratan umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen
sumberdaya, proses pelayanan yang terdiri atas :
1. Pelayanan Dalam Gedung
- Pelayanan Rujukan
- Ruangan Tindakan
- Ruangan persalinan
- Ruangan pemeriksaan Umum
- Ruangan KIA
- Ruangan KB
- Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut
- Ruangan Promosi Kesehatan
- Ruangan Kesehatan Lingkungan
- Ruangan Gizi
- Ruangan Imunisasi
- Ruangan TB.PARU
- Laboratorium Sederhana
- Ruangan Farmasi
- Prolanis
2. Pelayanan Luar Gedung
Upaya Promosi Kesehatan
Upaya Kesehatan Lingkungan
S Upaya Gizi A
R
I
KEBIJAKAN MUTU A
E
P
N ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
A
/ N
P
P D
E O
K P
E N U
POLI UMUM M
E
L D LABORAT APOTIK
E
N
ORIUM T L
A A A
POLI GIGI S A
N F I
N
T
G G
A
G MANUAL MUTU PUSKESMAS TIGARUNGGU
G
R
A A
A
N N 46
N
DALAM GEDUNG
PENGOBATAN
KIA GIZ P2P KESLING PROMKES
I
SUPPLIER
C. TUJUAN
Pedoman mutu ini disususn sebagai acuan bagi Puskesmas Tigarunggu dalam membangun
system manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
maupun Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
46
segi harapannya.
6. Koreksi Pembetulan atau perbaikan
7. Pasien Orang atau individu yang mencari atau menerima perawatan medis
8. Pedoman mutu Dokumen yang merincikan system manajemen mutu sesuai standar.
9. Pelanggan Orang yang menggunakan atau memanfaatkan layanan puskesmas.
10. Perencanaan Perencanaan program manajemen untu penerapan system manajemen
mutu mutu.
11. Prasarana Barang/benda tidak bergerak yang dapat menunjang atau mendukung
pelaksanaan tugas dan fungi unit kerja.
12. Proses Serangkaian langkah sistematis atau tahapan yang jelas yang dapat
ditempuh berulangkali untuk mencapai hasil yang diharapkan.
13. Rekaman Bagian dari dokumen yang merupakan bukti bahwa suatu kegiatan sudah
dilakukan.
14. Sarana Barang/benda bergerak yang dapat dipakai sebagai alat dalam
pelaksanaan tugas atau fungsi unit kerja.
15. Sasaran mutu Tujuan yang akan dicapai dalam melakukan proses.
16. Tindakan korektif Tindakan yang dilakukan setelah terjadi suatu kegiatan.
17. Tindakan Tindakan yang dilakukan sebelum munculnya suatu kegiatan.
preventif
BAB II
A. PERSYARATAN UMUM
Puskesmas Tigarunggu Kabupaten Simalungun menetapkan, mendokumentasikan,
mengimplementasikan dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus menerus
memperbaiki keefektifannya sebagai alat untuk menjamin bahwa proses yang berkaitan
dengan kesehatan dapat memenuhi persyaratan akreditasi sesuai Permenkes Nomor 75 tahun
2014 dan harapan masyarakat.
Seluruh penyelenggaraan kegiatan Puskesmas Tigarunggu dilakukan secara sistematis dan
efektif melalui prosedur yang menetapkan proses dan urutan proses yang diperlukan untuk
sistem manajemen mutu, dikendalikan, dimonitor, dianalisa dan dilakukan tindakan yang
diperlukan, sesuai prinsip PDCA/PDSA(Plan, Do, Cek/Study, Action).
Puskesmas Tigarunggu memastikan tersedianya sumberdayadan informasi yang
diperlukan untuk menjalankan sistem manajemen mutu, termasuk sumberdaya untuk
mendukung pencapaian sasaran-sasaran mutu yang ingin dicapai dan juga senantiasa
memantau, mengukur, menganalisa kinerja proses dan mengimplementasikan tindakan yang
diperlukan untuk dikembangkan dalam mencapai peningkatan mutu pelayanan yang
berkesinambungan.
Puskesmas menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara dan memperbaiki
secara berkesinambungan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas:
1. Mengidentifikasi proses yang diperlukan untuk Sistem Manajemen Mutu dan
aplikasinya,
2. Menetapkan urutan dan interaksi antar proses tersebut didalam proses pelayanan
46
3. Menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa baik
operasi maupun pengendalian proses - proses berjalan efektif.
4. Memastikan tersedianya Sumber Daya dan informasi yang diperlukan untuk
mendukung operasi dan pemantauan proses pelayanan dan hasilnya,
5. Memantau, mengukur dan menganalisa proses–proses dan hasilnya.
6. Menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil sesuai dengan yang
direncanakan serta perbaikan berkesinambungan.
7. Menerapkan seluruh persyaratan sistim Manajemen Mutu Puskesmas,
Dokumen Terkait:
Seluruh dokumen yang berlaku sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi Akreditasi Puskesmas.
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
1. Secara umum dokumen-dokumen dalam sistim manajemen mutu yang disusun
meliputi :
a. Dokumen level 1 : Kebijakan
b. Dokumen level 2 : Pedoman
c. Dokumen level 3 : Standar operasional
d. Dokumen level 4 : Rekaman-rekaman sebagai catatan akibat pelaksanaan
kebijakan, pedoman dan prosedur.
2. Dokumen meliputi :
a. Dokumen eksternal yang merupakan regulasi-regulasi atau kebijakan-kebijakan
yang terkait, maupun input atau masukan dari masyarakat yang berupa harapn-
harapan terhadap produk atau output penyelenggaraan puskesmas.
b. Dokumen internal, berupa dokumen perencanaan, surat keputusan pimpinan,
pedoman kerja, kerangka acuan, SOP, instruksi kerja, rekaman, dokumen hasil
audit dan upaya perbaikan.
c. Semua dokumen ini harus terkendali.
3. Cara Pengendalian :
a. Kode klasifikasi Surat Keputusan (SK)
- Kesehatan : 440
b. Pengkodean dokumen
- Administrasi Manajemen dengan kode : A
Bab I, (A)
Bab II, (A)
Bab III, (A)
46
SK : 440.02/001/A/PUSK-SPA/II/2016
Keterangan :440 : Kode kesehatan, 02 : SK, 001 : No. Urut penomoran, A:
Kode admen, II/2016 : Bulan dan tahun mulai berlaku.
Contoh :
SPO : 440.05/001/B/PUSK-SPA/I/2016
SK : 440.02/001/B/PUSK-SPA/II/2016
Contoh :
SPO : 440.05/001/C/PUSK-SPA/I/2016
SK : 440.02/001/C/PUSK-SPA/II/2016
- Standar Prosedur Operasional, disingkat SPO.
- Daftar tilik disingkat DT. Penomeran seperti SPO hanya mengganti SPO
menjadi DT
- Surat Keputusan disingkat SK.
C. PENGENDALIAN REKAMAN/ARSIP
46
2. Rekam medis pasien dimasukkan ke dalam family folder dan disimpan ke dalam rak
penyimpanan di loket pendaftaran. Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani
di Puskesmas harus dipelihara dan disimpan minimal tiga tahun.
3. Dokumen akreditasi dibuat rangkap 2, yang asli disimpan di secretariat akreditasi
dibawah kendali administrasi manajemen, yang fotocopy dengan cap terkendali
didistribusikan di unit-unit yang memerlukan.
4. Penyimpanan dokumen akreditasi disimpan di masing- masing kelompok
pelayanan, sedangkan di administrasi dan manajemen (admen) menyimpan master
dokumen semua kelompok pelayanan dan upaya.
b. Sistem penomoran surat masuk/keluar Surat masuk dan keluar sesuai dengan daftar
relatif indeks klasifikasi kearsipan pemerintah daerah Kabupaten Simalungun.
c. Pengendalian rekam implementasi Semua rekam implementasi (dokumen hasil audit,
upaya perbaikan dll) yang merupakan rekaman ada dimasing-masing upaya.
d. Penataan Dokumen Untuk memudahkan didalam pencarian dokumen akreditasi
Puskesmas dikelompokkan masing-masing bab/ kelompok pelayanan dan upaya
dengan diurutkan setiap urutan kriteria dengan dipilah-pilah dalam bentuk tata
dokumen. Apabila dokumen tersebut direkam dalam buku, maka urutan dokumen
tersebut diberi lembar penjelasan bahwa dokumen tersebut didalam buku. Dokumen
Sistem Manajemen Mutu Puskesmas Tigarunggu Kabupaten Simalungun berlaku bagi
semua personil yang mempengaruhi mutu kinerja proses yang berkaitan dengan
kesehatan. Semua personil bertanggungjawab untuk melaksanakan dan meninjau
dokumen yang terkait dengan tugasnya masing-masing.
Dokumen Terkait :
SPO Pengendalian dokumen
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. KOMITMEN MANAJEMEN
Manajemen bertekad untuk menjalankan Sistem Manajemen Mutu secara konsisten dan
konsekuen untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran yang diinginkan. Untuk itu maka
diwajibkan kepada semua Pejabat Struktural dan semua karyawan Puskesmas Tigarunggu
Kabupaten Simalungun untuk :
a. Memahami konsep sistem manajemen mutu sebagai landasan dalam merubah pola pikir
dan pola kerja yang terfokus pada mutu;
46
b. Menetapkan kebijakan mutu dan memastikan bahwa sasaran mutu Puskesmas
Tigarunggu, sasaran mutu pelayanan klinis dan program upaya akan dicapai;
c. Menjalankan kegiatan Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing sesuai dengan komitmen
manajemen mutu secara konsisten dengan cara mentaati pedoman manajemen mutu,
Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja yang ada, serta sesuai peraturan perundang undangan
yang berlaku;
d. Memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan telah diupayakan dipenuhi;
e. Melakukan evaluasi pelaksanaan dan pencapaian sasaran manajemen mutu secara
konsisten;
f. Memastikan perbaikan terus menerus dilakukan pada semua aspek kegiatan.
Dokumen Terkait
Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja Puskesmas,
MANUAL MUTU PUSKESMAS TIGARUNGGU
46
SPO Rapat Tinjauan Manajemen
Dokumen Terkait
Prosedur Kepuasan Pelanggan
Prosedur Penanganan Pengaduan
C. KEBIJAKAN MUTU
Kebijakan Mutu Puskesmas Tigarunggu Kabupaten Simalungun adalah seluruh jajaran
Puskesmas Tigarunggu Kabupaten Simalungun berkomitmen untuk menjalankan sistem
manajemen mutu secara berkesinambungan kepada masyarakat Dolok Pardamean yang
maksimalsesuai peraturan dan perundangngan dan mencapai standar pelayanan minimal di
bidang Kesehatan dalam upaya meningkat -undangan yang berlaku. Kebijakan Mutu
digunakan sebagai kerangka kerja dalam menetapkan dan meninjau sasaran mutu Puskesmas
Tigarunggu yang dikomunikasikan dan diterapkan oleh semua unit kerja danditinjau
kesesuaian pencapaiannya secara berkala.
Kebijakan Mutu Puskesmas Tigarunggu Kabupaten Simalungun dilaksanakan dengan :
a) Menjalankan tugas berfokus pada pelanggan serta menjaga hubungan kerja yang baik
dengan mitra lintas program dan lintas sektoral;
b) Menerapkan kepemimpinan yang efektif dan dalam pengambilan keputusan berdasarkan
fakta;
c) Menjalankan tugas dengan mengedepankan pendekatan proses dan melibatkan personil;
d) Menerapkan sistem managemen mutu dalam menjalankan tugas menuju peningkatan
secara berkesinambungan.
Dokumen Terkait
Kebijakan Mutu Puskesmas
46
Manajemen puskesmas menjamin bahwa Sasaran Mutu ditetapkan berdasarkan standar
kinerja/ standar pelayanan minimal yang meliputi indikator pelayanan klinis, indikator
penyelenggaraan upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan
dan harapan pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran
kinerja yang ditetapkan. Dalam mencapai Sasaran Mutu tersebut seluruh kegiatan Puskesmas
Tigarunggu dibuat dalam bentuk rencana kerja yang berupaRencana Kerja,
WaktuPelaksanaan, dan Anggarannya,yang ditetapkan secara tahunan yang bersifat dinamis
dan senantiasa dikembangkan untuk mempercepat pencapaian sasaran mutu. Rencana Kerja
tersebut dilaksanakan dengan Kerangka Acuan yang jelas, dimonitor, dianalisa dan dilakukan
tindakan penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa kinerja proses sesuai dengan
Rencana yang telah ditetapkan.
Perencanaan mutu puskesmas dan keselamatan pasien berisi program- program kegiatan
peningkatan mutu yang meliputi:
a. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKP maupun UKM
b. Upaya pencapaian enam (6) sasaran keselamatan pasien
c. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas
d. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga
e. Pelaporan dan tindak lanjutinsiden keselamatan pasien
f. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
g. Peningkatan mutu pelayanan obat
h. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien
Ruang lingkup
Pedoman ini menjelaskan perencanaan program manajemen untuk penerapan Sistem
Manajemen Mutu.
46
Kebijakan
a. Kepala Puskesmas menetapkan, melaksanakan dan memelihara Rencana Manajemen
Mutu untuk mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan kebijakanPuskesmas.
b. Rencana Manajemen Mutu yang ada di setiap unit kerja meliputi :
1. Perencanaan tanggung jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pada setiap fungsi
yang berhubungan dalam Puskesmas.
2. Langkah kegiatan dan batas waktu yang dicapai.
3. Kepala Puskesmas mengadakan tinjauan rencana manajemen jika ada perubahan
pada aktivitas pelayanan, terjadi ketidaksesuaian, pelayanan baru, atau adanya
aktivitas Pengembangan Pelayanan Puskesmas.
Dokumen Terkait
Rencana Strategi
Rencana Usulan Kegiatan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Ruang Lingkup
Pedoman ini menjelaskan tanggung jawab dan proses komunikasi dalam penerapan
Sistem Manajemen Mutu di Puskesmas.
Wewenang dan Tanggung Jawab
a. Kepala Puskesmas
46
1. Mengesahkan Struktur Organisasi, mengangkat Ketua Tim Mutu dan menyediakan
sumber daya yang diperlukan,
2. Memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang dikomunikasikan ke pelaksana
terkait di dalam Puskesmas,
3. Memeriksa dan meninjau struktur organisasi, tanggung jawab dan wewenang
4. Menetapkan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas,
5. Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap keputusan strategis untuk
pelaksanaan Sistem kinerja setiap proses yang ada didalam proses bisnis
Puskesmas mencapai tujuan organisasi,
6. Memastikan ketersediaan sumber daya baik manusia, alat serta bangunan dan
informasi yang dibutuhkan untuk mendukung semua proses.
b. Ketua Tim Mutu.
Melaksanakan tugas dan tanggung jawab berdasarkan persyaratan yang ditetapkan.
c. Koordinator Administrasi, Koordinator Upaya, Koordinator Pelayanan Klinis
1. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan yang ditetapkan
2. Memastikan bahwa personil yang berada di bawahnya melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang telah ditetapkan.
Kebijakan
a. Kepala Puskesmas menetapkan peranan, tanggung jawab dan wewenang dari sumber daya
untuk melaksanakan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas yang efektif.
b. Kepala Puskesmas menyediakan sumber daya untuk penerapan dan Sistem Manajemen
Mutu Puskesmas.
c. Kepala Puskesmas menunjuk dan menetapkan Ketua Tim Mutu Puskesmas, yang
memiliki dan tanggung jawab dan wewenang :
1. Memastikan proses yang diperlukan untuk system manajemen mutu Puskesmas
ditetapkan, diterapkan dan dipelihara.
2. Melaporkan kepada Kepala Puskesmas tentang efektifitas penerapan Sistem
Manajemen Mutu Perusahaan dan perbaikan yang diperlukannya.
3. Memastikan persyaratan pelanggan dipahami Puskesmas
4. Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan dengan Sistem
Manajemen Mutu Puskesmas.
d. Kepala Puskesmas menetapkan dan memastikan proses komunikasi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam Puskesmas dan dijalankan untuk mengefektifkan Sistem Manajemen
Mutu Puskesmas, sesuai matriks internal komunikasi yang ditetapkan.
Dokumen Terkait
SK Ketua Tim Mutu Puskesmas,
Uraian tugas dan wewenang,
Struktur Organisasi
46
F. WAKIL MANAJEMEN MUTUPUSKESMAS/PENANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
MUTU PUSKESMAS
Wakil manajemen ditunjuk oleh kepala puskesmas untuk mengkoordinir seluruh kegiatan
mutu di puskesmas.
Dokumen Terkait
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Wakil Manajemen
G. KOMUNIKASI INTERNAL
Komunikasi internal antar pimpinan dengan karyawan merupakan kegiatan yang sangat
penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya sistem komunikasi dipastikan diatur
dengan baik dan menekankan hal-hal sbb:
46
a. Kepala Puskesmas Tigarunggu Kabupaten Simalungun mengupayakan agar komunikasi
dengan bawahannya dipastikan berjalan lancar.
b. Komunikasi diarahkan untuk peningkatan pemahaman bawahannya mengenai sistem
manajemen mutu.
c. Komunikasi diarahkan agar karyawan memahami target-target pekerjaan yang ingin
dicapai.
d. Komunikasi diarahkan untuk memastikan persyaratan yang telah ditetapkan dipenuhi.
e. Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi.
f. Komunikasi internal membangun kesadaran mutu demi kepuasan pelanggan
g. Komunikasi internal dilakukan dengan cara: minilokakarya yang dilaksanakan setiap
bulan, pertemuan,diskusi, email, sms, memo, telepon, laporan, pengumuman di dinding
dan media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi.
Dokumen Terkait
Prosedur Komunikasi Internal
46
BAB IV
TUNJAUAN MANAJEMEN
A. UMUM
Evaluasi merupakan kegiatan manajemen yang sangat penting dalam rangka pengendalian
suatu proses dan kinerja termasuk evaluasi dalam implementasi Sistem Manajemen Mutu.
a. Input tinjauan manajemen
1. Wakil manajemen melaksanakan rapat tinjauan manajemen minimal 6 bulan sekali.
2. Tinjauan manajemen dipastikan terdokumentasi atau dinotulenkan.
3. Agenda tinjauan manajemen ditentukan jauh hari sebelum evaluasi dilaksanakan.
4. Agenda tinjauan manajemen mencakup antara lain hal-hal sbb:
o Hasil audit internal
o Umpan balik / keluhan pelanggan
o Kinerja proses/ hasil pelayanan
o Pembahasan kebijakan dan sasaran mutu
o Hasil tindakan perbaikan dan pencegahan
o Tindak lanjut dari hasil tinjauan sebelumnya
o Rencana perubahan/perbaikan Sistem manajemen Mutu
b. Review out put
1. Hasil tinjauan manajemen dibagikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
2. Hasil tinjauan manajemen memuat keputusan-keputusan / kesimpulan mengenai
tindakan tindakan yang perlu diambil.
3. Tata cara melaksanakan tinjauan manajemen diuraikan dalam prosedur tinjauan
manajemen.
Dokumen Terkait
Prosedur Tinjauan Manajemen
46
Kepala Puskesmas berkewajiban menyedikan sumber daya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan di puskesmas. Penyediaan sumber daya meliputi :
a. Kegiatan UKM essensial dan keperawatan kesehatan masyarakat yang membawahi
(Permenkes 75/2014) :
Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk (UKS/UKGS/UKGMD)
Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Pelayanan KIA KB bersifat UKM
Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian penyakit
b. Kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
c. Pelayanan Rujukan
d. Ruangan Tindakan
e. Ruangan persalinan
f. Ruangan pemeriksaan Umum
g. Ruangan KIA
h. Ruangan KB
i. Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut
j. Ruangan Promosi Kesehatan
k. Ruangan Kesehatan Lingkungan
l. Ruangan Gizi
m. Ruangan Imunisasi
n. Ruangan TB.PARU
o. Laboratorium Sederhana
p. Ruangan Farmasi
q. Prolanis
c. Kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Penunjang
Apotik
Laboratorium
d. Kegiatan Jejaring pelayanan Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Bidan Desa/PKD
Jajaring fasilitas playanan kesehatan di wilayah kerjanya
2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
a. Ruang Lingkup Pedoman ini menerangkan penyediaan sumber daya manusia,
proses rekrutmen, proses kredensial (kompetensi pekerjaan), pelatihan dan
peningkatan kompetensi yang kompeten dalam menerapkan Sistem Manajemen
Mutu di Puskesmas.
b. Penyediaan sumber daya manusia
Pengajuan usulan kebutuhan pegawai ke Dinas Kesehatan Kabupaten
berdasarkan pola ketenagaan.
Proses rekrutmen dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah.
46
Proses Kredensial untuk jenis kompetensi yang dibutuhkan oleh puskesmas
dilakukan oleh Dinas Kesehatan kemudian diverifikasi administrasinya oleh
Kepala Tata Usaha Puskesmas.
Proses Pelatihan dan Peningkatan Kopetensi
Pengajuan Pengusulan jenis pelatihan yang dibutuhkan oleh puskesmas
Mengirimkan peserta sesuai criteria yang disebutkan dalam undangan dari
pihak terkai
e. INFRASTRUKTUR
a. Belanja Modal
1. Merencanakan kebutuhan puskesmas baik fisik maupun alkes.
2. Mengusulkan RUK ke Dinas Kesehatan
3. Menyusun RPK.
4. Proses Pengadaan
5. Evaluasi Pengadaan.
b. Pemeliharaan
1. Pembuatan daftar jenis pemeliharaan selama 1 tahun
2. Pelaksanaan Pemeliharaan sesuai jadwal
3. Monitoring fungsi alat medis dan non medis
4. Kalibrasi Alat
5. Tindaklanjut hasil monitoring
c. Lingkungan Kerja
1. Ventilasi Ventilasi alami di semua ruangan tidak kurang dari 15% terhadap luas lantai
ruangan
2. Pencahayaan Terdistribusikan rata dalam ruangan sesuai lampiran standar permeskes
75/2014
3. Sistem Sanitasi Sistem Sanitasi terdiri system air bersih, system pembuangan air kotor
dan/air limbah, kotoran dan sampah serta penyaluran air hujan sesuai lampiran
permenkes 75/ 2014
4. Sistem Kelistrikan Sistem kelistrikan dirancang tidak membahayakan, mudah
dioperasikan dan tidak mengganggu lingkungan
5. Sistem Komunikasi Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan dilingkup dan keluar
puskesmas untuk mendukung layanan
6. Sistem Gas Gas medis yang digunakan adalah O2, direncanakan dan diletakan dengan
mempertimbangkan keselamatan pengguna
7. Sistem Proteksi Kebakaran Puskesmas menyediakan apar (alat pemadam kebakaran)
f. LINGKUNGAN KERJA
46
1. Ruanglingkup
Pedoman ini menjelaskan lingkungan kerja yangberpengaruh dalam Sistem
Manajemen mutu Puskesmas
2. Wewenang dan TanggungJawab
a. Kepala Puskesmas
Menetapkan dan menyediakan lingkungan kerja yang diperlukan dan
mempengaruhi Kepuasan Pelayananan Puskesmas.
b. Koordinator Administrasi, koordinator upaya, koordinator pelayanan klinis
1) Memastikan pemeliharaan lingkungan kerja dilaksanakan untuk mendukung
Pelayanan Puskesmas
2) Memelihara lingkungan kerja untuk mencapai kesesuaian pelayanan.
3) Menjaga kebersihan, kerapian dan kenyamanan lingkungan kerja di unit kerja.
3. Kebijakan
a. Puskesmas menetapkann menyediakan lingkungan kerja yang diperlukan
untuk mencapai kesesuaian pelayanan,
b. Puskesmas mengidentifikasi dan mengatur unsur-unsur lingkungan kerja yang
dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian pelayanan dengan cara menjaga
kebersihanlingkungan tempat kerja dan menjaga kondisi ruang kerja.
Dokumen terkait
SPO Pemeliharaan lingkungan Kerja , SPO Pemeliharaan Sarana dan Prasaran
BAB VI
46
Kesehatan Ibu K-1
dan Anak serta Cakupan kunjungan ibu hamil
2 97 % 97
Keluarga K-4
Cakupan komplikasi kebidanan
Berencana 3 1 % 1
yang ditangani
4 Cakupan pelayanan nifas 90 % 90
Ibu hamil resiko tinggi yang
5 100 % 100
dirujuk
Cakupan neonatus dengan
6 100 % 100
komplikasi yang ditangani
Cakupan balita yang sudah
Stimulasi Deteksi Intervensi
7 ≥98 % ≥98
Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK)
Cakupan anak pra sekolah yang
sudah Stimulasi Deteksi
8 100 % 100
Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK)
9 Cakupan kunjungan neonatus 90 % 90
Cakupan pertolongan persalinan
10 oleh tenaga kesehatan yang 96 % 96
memiliki kompetensi kebidanan
Cakupan kunjungan neonatal
11 94 % 94
(KN Lengkap)
Cakupan peserta Keluarga
13 84 % 84
Berencana (KB) aktif
Cakupan pelayanan anak balita
14 91 % 91
(12-59 bln)
II Upaya 1 Tingkat partisipasi balita datang 84 % 84
Perbaikan Gizi menimbang ke posyandu satu
Masyarakat bulan sekali (D/S)
2 Cakupan balita gizi buruk 100 % 100
mendapat perawatan
3 Cakupan bayi yang dapat Air 80 % 80
Susu Ibu (ASI) eksklusif 6 bulan
4 Cakupan bayi (6-11 bln) yang ≥95 % ≥95
diberi kapsul Vitamin A dosis
tinggi 1 kali
5 Cakupan balita gizi kurang 100 % 100
mendapat perawatan
6 Cakupan anak balita( 12 - 59 98 % 98
bulan) yang diberi kapsul
Vitamin A 2 kali per tahun
7 Cakupan keluarga sadar gizi 65 % 65
(kadarzi)
8 Ibu nifas mendapat Vitamin A ≥95 % ≥95
46
10 Cakupan pemberian makanan 90 % 90
pendamping Air Susu Ibu (ASI)
pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin
III Upaya 1 Cakupan desa/kelurahan 100 % 100
Pencegahan Universal Child Immunization
Penyakit (UCI)
2 Cakupan Bulan Imunisasi Anak 95 % 95
Sekolah (BIAS) campak kelas 1
Sekolah Dasar (SD)
IV Upaya 1 Cakupan desa/kelurahan 100 % 100
pemberantasan Mengalami Kejadian Luar Biasa
penyakit (KLB) yang dilakukan
penyelidikan < 24 jam
2 Cakupan penemuan dan ≥2 % ≥2
penanganan Acute Flacid
Paralysis (AFP) rate per
100.000 penduduk < 15 tahun
3 Angka penemuan pasien baru 70 % 70
tuberculosis (TB) Baksil Tahan
Asam (BTA) (+) (Case
Detection Rate/CDR)
4 Angka kesembuhan (cure rate) 87 % 87
penderita tuberculosis (TB) Paru
Baksil Tahan Asam (BTA) (+)
5 Cakupan diare ditemukan dan 100 % 100
ditangani
6 Cakupan penderita pneumoni 100 % 100
balita yang ditemukan dan
ditangani
7 Cakupan penanganan kasus 100 % 100
pneumonia pada balita
8 Cakupan penemuan dan 100 % 100
penanganan penderita Demam
Berdarah Dengue (DBD)
9 Angka kesakitan Demam 50 per 50
100.000
Berdarah Dengue (DBD) per
pendudu
100.000 penduduk k
10 Cakupan penemuan dan 100 % 100
penanganan Kasus infeksi
menular seksual (IMS)
11 Angka Kejadian Ikutan Pasca 100 % 100
Imunisasi (KIPI) yang ditangani
V Upaya 1 Cakupan rumah/bangunan bebas 95 % 95
Penyehatan jentik nyamuk aedes aegypti
Lingkungan 2 Cakupan Tempat-Tempat Umum 90 % 90
(TTU) yang memenuhi syarat
sanitasi
3 Cakupan rumah tangga ≥95 % ≥95
pengguna air bersih
46
4 Cakupan Tempat Pengolahan 75 % 75
dan Penjualan Makanan yang
memenuhi syarat sanitasi
5 Cakupan rumah tangga yang 85 % 85
menggunakan jamban sehat
6 Cakupan rumah yang 95 % 95
mempunyai Sarana Pembuangan
Air Limbah (SPAL)
7 Proporsi rumah tangga dengan 80 % 80
akses air minum layak
8 Tata kelola limbah medis dan %
non medis
1. TPS limbah medis padat 100 % 100
dengan tempat khusus dan
strategis
2. Tempat limbah medis cair 100 % 100
dengan septic tank/bak
penampung yang sehat
3. Mobilisasi/packing dari 100 % 100
masing-masing ruang
pelayanan ke TPS khusus
tiap hari
4. Mobilisasi ke tempat 100 % 100
pemusnahan (incenerator)
minimal 1 kali per bulan
5. Pembakaran limbah medis di 100 % 100
incenerator oleh pihak
ketiga
VI Upaya Promosi 1 Cakupan rumah tangga ber Pola 65 % 65
Kesehatan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2 Cakupan Posyandu Purnama 70 % 70
3 Cakupan Posyandu Mandiri 30 % 30
4 Cakupan penyuluhan narkotika 15 % 15
psikotropika dan zat adiktif
(Napza) dan Human
Immunodeficiency Virus
(HIV)/Acquired
Immunodeficiency Syndrome
(AIDS) untuk masyarakat
5 Cakupan pelayanan kesehatan 80 % 80
dasar pasien masyarakat miskin
6 Cakupan pelayanan kesehatan 100 % 100
rujukan pasien masyarakat
miskin
7 Cakupan desa siaga aktif 80 % 80
VII Upaya 1 Cakupan rawat jalan 35 % 35
2 Survey kepuasan pelanggan 80 % 80
Pengobatan
eksternal
Rawat Jalan
3 Survey kepuasan pelanggan 80 % 80
internal
4 Tanggapan terhadap keluhan 100 % 100
46
pelanggan
d. Laporan kegiatan
pencegahan dan
pemberantasan penyakit
e. Laporan kegiatan promosi bulan
kesehatan berikut
f. Laporan kegiatan kesling
nya
g. Laporan Sistem Pencatatan
dan Pelaporan Tingkat
Puskesmas (SP2TP)
h. Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat
(LPLPO)
i. Laporan kegiatan lansia
j. Laporan kegiatan jiwa
k. Laporan kegiatan perkesmas
l. Laporan surveilans Hari Senin minggu Hari Senin
berikut
nya
m. Laporan kegiatan Minggu IV triwula Minggu IV
Gigi/Usaha Kesehatan Gigi n
Sekolah (UKGS) berikut
n. Laporan kegiatan Usaha
nya
Kesehatan Keluarga (UKK)
46
Penyelenggaraan UKM Penyelenggaraan semua kegiatan UKM sudah terinci mulai
dari kegiatan, tujuan, sasaran, target, rincian kegiatan, jadwal pelaksanaan, penanggung jawab
dan sumber dana (Lampiran....)
46
Dokumen Terkait
Prosedur Audit Internal Prosedur Penanganan Ketidaksesuaian dan Tindakan Koreksi
Prosedur Pemantauan Kinerja dan Tindakan Pencegahan Prosedur Kepuasan Pelanggan
Prosedur Komunikasi Internal Prosedur Penanganan Pengaduan Pelanggan Prosedur
Pengelolaan Kegiatan dan Anggaran
c. Pengendalian Ketidaksesuaian
Puskesmas Tigarunggu Kabupaten Simalungun menjamin bahwa semua ketidaksesuaian
diidentifikasi serta dikendalikan untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Semua
temuan ketidaksesuaian segera ditindaklanjuti dengan tindakan koreksi untuk
menghilangkan ketidaksesuaian dan dipisahkan untuk mencegah berlarut-larutnya
ketidaksesuaian tersebut. Pengendalian Hasil Pelayanan yang Tidak Sesuai adalah sebagai
berikut :
a. Hasil yang tidak sesuai dikendalikan serta dicegah agar tidak terjadi lagi.
b. Pengendalian dan tanggung jawab serta wewenang untuk menangani hasil pelayanan
tidak sesuai harus ditetapkan dalam prosedur .
c. Hasil yang tidak sesuai harus dilakukan tindakan koreksi.
d. Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi yang diambil harus dicatat
e. Bila mana pelayanan tidak sesuai dan telah terlanjur diterima oleh pelanggan, maka
Puskesmas Moswaren harus mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk
menanggulangi akibat /potensi akibatnya.
Dokumen Terkait
Prosedur Penanganan Produk Tidak Sesuai dan Tindakan Koreksi
Prosedur Pemantauan Kinerja dan Tindakan Pencegahan
d. Analisa Data
Puskesmas Tigarunggu Kabupaten Simalungun menjamin bahwa semua data
dikumpulkan, dievaluasi dan dianalisa untuk mengukur keefektifan dan keefisienan
penerapan sistem manajemen mutu dan kemungkinan pelaksanaan peningkatan
berkesinambungan. Analisa data mencakup aspek kesesuaian terhadap persyaratan produk
dan proses, kecenderungan operasional kegiatan termasuk tindakan pencegahan dan
kinerja pemasok serta peraturan perundangan yang relevan dengan sasaran mutu. Analisa
Data Meliputi :
a. Data-data proses atau implementasi sistem manajemen mutu harus dikelola dengan
baik
b. Data dianalisis dengan menggunakan metode atau cara yang sesuai, misalkan
menggunakan metode statistik.
c. Analisis data dilakukan oleh Sekretariat, semua Bidang, semua Seksi dan Sub Bagian,
kegunaannya untuk mengetahui tingkat kinerja masing-masing proses dan melihat
kesenjangan-kesenjangan yang ada sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.
46
d. Prosedur analisis data ditentukan oleh MR dan menjadi acuan bagi semua fungsi
lainnya.
e. Hasil analisis data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidak-sesuaian, ketidak-
efektifan dan ketidakefisienan serta tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
f. Data dianalisis antara lain untuk memantau :
Kepuasan pelanggan
Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan
Karakteristik dan kecenderungan proses serta pelayanan
Kinerja Pemasok
Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
Dokumen Terkait :
Prosedur Audit Internal
Prosedur Tinjauan Manajemen
Prosedur Penanganan Produk Tidak Sesuai dan Tindakan Koreksi
Prosedur Pemantauan Kinerja dan Tindakan Pencegahan
46
f. Agar proses tindakan koreksi dan pencegahan berjalan lancar dan hasilnya efektif,
dipastikan prosedur tindakan koreksi dan pencegahan telah disediakan yang mencakup
hal-hal sebagai berikut:
Meninjau ketidak-sesuaian termasuk keluhan pelanggan.
Menentukan penyebab-penyebab masalah
Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan
Menyimpan arsip tindakan koreksi dan pencegahan
Meninjau efektivitas tindakan koreksi dan pencegahan
g. MR bertanggung-jawab memastikan tindakan koreksi dan pencegahan yang telah
dilaksanakan menjadi lebih efektif dan efisien.
h. Tindakan koreksi harus sesuai dengan dampak dari masalah.
i. Prosedur tindakan koreksi dipastikan dibuat.
Dokumen Terkait:
Prosedur Audit Internal
Prosedur Tinjauan Manajemen
B. PELAYANAN KLINIS
a. Pelayanan Klinis yang berorientasi pasien
b. Penunjang pelayanan klinis
c. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
Penilaian indicator kinerja klinis
Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
Pelaporan insiden keselamatan pasien
Analisis dan tindak lanjut
Penerapan manajemen risiko
d. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Klinis
Upaya Kesehatan Masyarakat
C. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan pengukuran kinerja.
D. Penyelenggaraan UKM.
E. Sasaran Kinerja dan MDG’s
Pemantauan dan pengukuran:
F. Kepuasaan pelanggan
G. Audit internal
H. Pemantauan dan pengukuran proses
I. Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
Analisis data
Peningkatan berkelanjutan
Tindakan korektif
Tindakan preventif
MANUAL MUTU PUSKESMAS TIGARUNGGU
46
e. Pelayanan Klinis
Pelayanan Klinis yang berorientasi pasien.
Penunjang pelayanan klinis.
Peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien.
Penilaian indicator kinerja klinis.
Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien.
Pelaporan insiden keselamatan pasien.
Analisis dan tindak lanjut.
Penerapan manajemen risiko
No
Jenis Pelayanan Indikator Standar
.
Pelayanan Pengobatandan Pemberi pelayanan adalah dokter 100%
UGD
1. KepatuhanMenggunakanAlatPelindungDiri 100%
Kejadianinfeksilukapaskatindakanjahitluka ≤ 18%
Kepuasan pelanggan ≥ 90%
Penatalaksanaan exo (pencabutan gigi) sesuai SPO 100%
2. Ruanggigi
Kepuasan pelanggan ≥ 90%
KepatuhanPenggunaan APD 100%
PelayananibuHamildenganResikoTinggi 33%
3. Ruang KIA KB
PertolonganPersalinan di FasilitasKesehatan 100%
KepuasanPelanggan 100%
Waktu tunggu pelayanan
46
a. Ruang lingkup
Pedoman ini menjelaskan pengendalian peralatan yang digunakan untuk pemantauandan
pengukuran di Puskesmas.
2. Wewenang dan tanggung jawab
a. Pengelola barang dan koordinator terkait
Menetapkan dan memelihara SPO pengendalian sarana pemantauan dan pengukuran.
b. Koordinator Ruangan
i. Memelihara dan menggunakan peralatan ukur dan pantau sesuai petunjuk yang
ditetapkan
ii. Memastikan peralatan ukur dan pantau yang digunakan dalam kondisi baik.
3. Kebijakan
a. Menetapkan SPO pengendalian sarana pemantauan dan pengukuran untuk memberikan
bukti kesesuaian layanan terhadap persyaratan pelanggan.
b. Memastikan keabsahan hasil dengan melaksanakan :
1) Kalibrasi terhadap peralatan ukur pada periode tertentu sebelum digunakan.
2) Peralatan ukur diidentifikasi status kalibrasinya.
3) Mencatat validasi dari hasil pengukuran sebelumnya bila peralatan tidak sesuai
dengan persyaratannya.
4) Mengambil tindakan yang diperlukan terhadap peralatan yang rusak.
5) Mengambil tindakan yang diperlukan terhadap semua pelayanan yang telah
diverifikasi dengan menggunakan peralatan yang rusak.
Dokumen terkait
SPO Kalibrasi
46
Puskesmas merencanakan dan menerapkan pemantauan, pengukuran, analisis, dan
proses perbaikan berkesinambungan yang dibutuhkan untuk :
a. Memperlihatkan kesesuaian layanan
b. Memastikan Kesesuaian Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
c. Mencapai peningkatan dari efektivitas Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
Dokumen Terkait
SPO Analisis data
Dokumen Terkait
SPO Audit Internal.
SPO Pengukuran Kepuasan Pelanggan
MANUAL MUTU PUSKESMAS TIGARUNGGU
46
Analisis Data
1. Ruang lingkup
Pedoman ini menjelaskan analisis data untuk penerapan Sistem Manajemen mutu dan
pelayanan Puskesmas
2. Wewenang dan tanggung jawab
a. Kepala Puskesmas
Melakukan perbaikan dan peningkatan Sistem Manajemen Mutu di Puskesmas.
b. Ketua Tim Mutu Puskesmas
1) Mengkoordinir untuk melakukan analisis data dan hasil audit mutu internal,
kinerja Puskesmas dan hasil pengukuran kepuasan pelanggan
2) Mengkoordinir melakukan pengumpulan, pengukuran dan analisis data serta
melaporkan kepada kepala Puskesmas
c. Koordinator, dministrasi, koordinator upaya, koordinator pelayanan klinis
Menetapkan dan memelihara tindakan yang diperlukan untuk menganalisis data yang
berhubungan dentan aktivitas untuk memelihara Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
dan hasil kinerja Puskesmas,
3. Kebijakan
a. Menetapkan, mengumpulkan dan menganalisa data untuk menunjukkan kesesuaian
dan keefektifan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas serta untuk mengevaluasi dimana
peningkatan berkesinambungan terhadap Sistem Manajemen Mutu Puskesmas.
b. Melaksanakan analisis data berkaitan dengan :
1) Kepuasan Pelanggan
2) Kesesuaian pada persyaratan layanan
3) Sifat dan kecenderungan proses dan layanan termasuk peluang untuk tindakan
pencegahan
4) Pemasok/supplier bila ada
Dokumen Terkait
SPO Analisis Data
Perbaikan Berkesinambungan
2. Ruang Lingkup
Pedoman ini menjelaskan sistem perbaikan berkesinambungan, tindakan koreksi dan
tindakan pencegahan untuk penerapan Sistim Manajemen Mutu Puskesmas dan kinerja
Puskesmas
3. Tanggung Jawab
a. Kepala Puskesmas
Menetapkan dan memelihara sistem perbaikan berkesinambungan yang berhubungan
dengan aktivitasnya untuk memelihara Sistem Manajemen Mutu Puskesmas.
b. Ketua Tim Mutu Puskesmas
MANUAL MUTU PUSKESMAS TIGARUNGGU
46
1) Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur tindakan Perbaikan
dan pencegahan.
2) Memastikan peningkatan terus menerus Sistem Manajemen Mutu
3) Melaporkan hasil tindakan dan pencegahan dalam tinjauan manajemen
c. Koordinator pelayanan Klinis, Administrasi Manajemen/Ka.SubBag TU dan
koordnator upaya Puskesmas
1) Melaporkan permasalahan dan atau pencegahan di unit kerja masing-masing
sesuai SPO tindakan perbaikan dan pencegahan.
2) Melakukan peningkatan terus menerus Sistem Manajemen Mutu dan kinerja di
unit kerja masing-masing
4. Kebijakan Puskesmas
a. Melakukan perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan keefektivan sistem
melalui penerapan kebijakan, tujuan dan sasaran, hasil audit, analisis, tindakan
perbaikan dan pencegahan serta tinjauan manajemen.
b. Melakukan tindakan koreksi untuk meghilangkan penyebab ketidaksesuaian untuk
mencegah terulang kembali. Tindakan koreksi harus sesuai dengan pengaruh
ketidaksesuaian yang terjadi.
c. Menetapkan SPO terdokumentasi untuk pengendalian tindakan koreksi dengan:
1) Meninjau ketidaksesuaian (termasuk keluhan pelanggan)
2) Menetapkan penyebab ketidaksesuaian
3) Menetapkan dan menerapkan tindakan yang diperlukan
4) Menyelidiki akar penyebab ketidaksesuaian untuk memastikan ketidaksesuaian
terulang kembali
5) Mencatat hasil tindakan yang dilakukan
6) Meninjau tindakan koreksi yang dilakukand.
d. Menetapkan tindakan pencegahan untuk menghilangkan penyebab ketidak (sesuaian
yang potensial).
e. Menetapkan SPO terdokumentasi untuk pengendalian tindakan pencegahan dengan:
1) Menetapkan ketidaksesuaian potensial dan penyebabnya
2) Mengevaluasi kebutuhan akan tindakan untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian
3) Menetapkan dan menerapkan tindakan pencegahan yang diperlukan
4) Mencatat hasil tindakan pencegahan yang dilakukan
5) Meninjau tindakan pencegahan yang dilakukan
Dokumen Terkait
SPO Tindakan (korektif)
SPO Pencegahan (preventif)
SPO Keluhan Pelanggan
46
BAB VII
PENUTUP
46
yang digunakan. Demikian Pedoman Manajemen mutu ini dibuat dan disahkan oleh Kepala
Puskesmas Tigarunggu Kabupaten Simalungun untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan sistem manajemen mutu serta tugas dan
tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.
Kepala Puskesmas Tigarunggu Kabupaten Simalungun dan seluruh karyawan mendukung
sepenuhnya pelaksanaan sistem manajemen mutu ini sebagai komitmen yang tidak dapat
ditawar-tawar.
46